Chapter 3 - The Amazing Lunch Box
Sudah empat hari sejak Touka-san datang ke rumah kami. Mendiang kakekku seringkali berkata bahwa hidup akan berubah drastis ketika anggota keluargamu bertambah meski hanya satu orang saja. Seperti yang dia katakan, kehidupan kami berubah drastis ketika datang seseorang yang bergabung ke dalam anggota keluarga. Perubahan yang paling mencolok adalah pada makanannya. Frekuensi ibuku untuk berada di dapur pun menjadi berkurang. Sebagai penggantinya, ada calon istri masa depanku yang lebih sering menggunakan dapur.
Menurut ibuku, apa yang dilakukan calon istriku itu sangat membantunya, apalagi ibu sedang mengalami morning sickness. Sedangkan dari sudut pandangku, sejujurnya aku merasa bahagia karena punya menu baru yang disediakan di atas meja. Memang aku merasa senang, tetapi—
(TLN: Morning sickness, adalah hal yang lumrah terjadi bagi ibu hamil yang sering mengalami mual saat di pagi hari.)
"Ini! Ahn~n!" Touka-san menyodorkan sendok yang berisi yoghurt ke arahku sambil tersenyum.
"T-Tolong jangan memulai pagi ini dengan tingkah itu."
"Ha-kun, Aahn~n!"
Dia sama sekali tidak mau mendengarkan permintaanku! Maksudku, bagaimana dia bisa melakukan hal bodoh seperti itu di depan orang tuaku?
"Ayolah, Aahn~n!"
"Oii, Nak, ketika istrimu memintamu untuk menerima suapannya, maka sudah menjadi tugas suami untuk menerimanya."
"Tidak seperti kalian, aku ini adalah orang yang keras kepala. Karena itu, aku tidak akan pernah melakukan sesuatu yang begitu mesra seperti itu!"
"Eh? Tapi kemarin pagi kamu mau melakukannya, kan?"
"............"
"Hei, hei, Bund, apakah kamu mendengarnya? Anak kita yang sedang cemberut ini kelihatannya dimanjakan oleh Touka-san ketika kita tidak ada!"
"Ya, aku mendengarmu, Ayah. Putra sialan kalian ini dimanjakan seperti bayi ketika kalian tidak ada!"
"............"!
Sejak pagi, orang tuaku ini menyebalkan sekali, dah!
"Hei, jangan berdebat dengan orang tuamu," Touka memperingatkanku.
Walaupun kata-katanya bagus, tetapi dia tidak pernah menarik kembali sendok yoghurtnya. Oh, aku sudah tidak tahan lagi. Aku sungguh tidak tahan, tetapi aku tidak punya pilihan lagi. Aku sangat marah karena para idiot itu menatapku dengan seringai di wajah mereka, tetapi untuk menunjukkan rasa terima kasihku kepada Touka-san yang sudah membuatkan kami sarapan yang lezat pagi ini, maka aku akan menerima suapan darinya, meskipun sejujurnya aku keberatan. Atas dasar itu, aku dengan cepat menerima suapan yoghurt-nya.
"Eeeeeee! Anak laki-lakiku baru saja menerima suapan di depan ayahnya sendiri!"
"Oh, ya! Anakku baru saja menerima ahn~n di depan ibunya!"
Orang bodoh yang bersorak-sorai di pagi hari. Sial! Serius, itu sangat menjengkelkan! Karena tidak ingin di-bully lagi, aku memutuskan untuk menonton acara berita pagi ini. Di layar TV, tempat yang baru saja kami kunjungi sebelumnya, ditampilkan.
"Hah? Bukankah ini pusat perbelanjaan yang kita kunjungi kemarin lusa?" aku berkata dan menunjuk ke arah TV.
"Ah! Itu benar!" Touka-san sama terkejutnya denganku.
Sebenarnya perilah apa yang diberitakan, sih? Kami berempat pun menonton TV bersama-sama. Pada pesan yang berjalan, diberitakan bahwa, "Seorang Kriminal Pelaku Tail-gating Ugal-ugalan … Ditangkap oleh Gadis Pesulap Cantik yang Misterius!”
(TLN: Tail-gating, istilah berkendara di mana para pengemudi yang sengaja mengekor atau berkendara dengan rapat di belakang pengemudi lainnya. Selain berbahaya karena dapat menimbulkan kecelakaan beruntun, bisa menyebabkan was-was bagi pengemudi lainnya.)
"Ah! Orang ini!" aku berdiri dari kursiku dengan terkejut. Di layar TV, terlihat seorang pria yang pernah kulihat, diborgol dan dibawa pergi oleh seorang petugas polisi dengan wajah tertunduk.
Ternyata, pria yang ditangkap itu adalah berandalan yang menggoda Himegi-san saat itu. Penyiar TV menjelaskan dengan tenang latar belakang kejadian penangkapan pria tersebut. Dari apa yang disampaikan, pria itu sudah lama ditandai oleh polisi sebagai pengemudi tail-gating ugal-ugalan jalan raya.
"Oioi, bukan hanya tail-gating ugal-ugalan, tetapi sialan ini juga mencuri mobil? Serius, bajingan, dah."
Ayahku sangat marah terhadap pengemudi ugal-ugalan itu. Meskipun ada perbedaan antara sepeda motor dan mobil, aku merasa dia memiliki pandangan yang mendalam tentang kasus ini karena dia sering berurusan dengan kendaraan orang lain. Mungkin, mobil yang dibanggakan oleh pria itu sebelumnya juga merupakan hasil curian.
"Sepertinya, ada banyak kejahatan lainnya."
Yah, bagaimanapun juga, aku senang mereka menangkap kriminal itu.
"Oh, hei! Bukannya pria kecil yang ada di TV itu, Hakuma?"
"Tidak, tidak, aku tidak sekecil ini, tahu?"
"Tidak, si kecil ini adalah anakku!"
Hei! Jangan panggil anakmu sendiri dengan panggilan si Kecil!
Selain itu, video pernikahan menegaskan bahwa enam tahun dari sekarang, aku akan sedikit lebih tinggi daripada sekarang! Aku pun kembali menatap sisa berita, sampil berpikir betapa teganya orang tuaku.
"Oh! Itu aku!"
Seperti yang dikatakan orang tuaku, aku masuk TV. Wajahku memang diberi efek mozaik, tetapi jelas aku yang mengenakan pakaian ini. Video di dalam layar menunjukkan sebuah lorong di pusat perbelanjaan, tempat di mana aku pernah berkelahi dengan pria pengganggu itu. Siaran TV juga menampilkan saat-saat aku memborgol si pengganggu. Dari rekaman, bisa dikatakan ada seseorang di sekitaran kerumunan yang merekam kejadian dengan menggunakan smartphone atau semacamnya. Tanpa disangka, dia memberikan rekaman video itu kepada stasiun TV.
Menurut penjelasan presenter, setelah kami pergi, petugas polisi bergegas ke pusat perbelanjaan. Kemudian, ketika mereka sedang menyelidiki si pria pengganggu itu, mereka menemukan fakta bahwa dia adalah seorang tersangka dalam kasus ugal-ugalan di jalan raya. Dengan kata lain, jika aku tidak memborgol dan meninggalkannya di sana, dia mungkin masih melakukan tindak kriminal secara bebas tanpa tertangkap. Berdasarkan sudut pandang ini, mungkin bisa dianggap bahwa aku telah melakukan aksi yang bagus.
"............"
Mengesampingkan hal itu, aku akhirnya melakukan debut nasional. Secara umum, hal itu seharusnya bisa membuatku cukup senang, tetapi aku merasa sebaliknya. Karena—
"Tapi sejak kapan anakku menjadi seorang gadis pesulap cantik yang misterius?"
"Ah! Itu benar! Judul di layar mengatakan ‘gadis pesulap cantik yang misterius'!"
"............"
Bagaimanapun, aku akan menelepon stasiun TV siang hari ini untuk mengajukan keluhan. Mereka telah menyiarkannya secara nasional tanpa mengonfirmasinya dengan benar! Mereka sama sekali bukan jurnalis!
Dengan mengingat hal ini, aku menonton berita lainnya. Adegan berubah secara drastis, dan cuplikan di mana si pengganggu itu sedang berkendara dengan ugal-ugalan. Suatu adegan yang sangat berbahaya, berkendara dengan sangat ganas sampai-sampai aku merasa heran bahwa tidak ada yang terluka sejauh ini. Nah, setelah melihat tayangan ini, aku merasa lega bahwa dia sudah tertangkap. Baiklah, setidaknya mari kita berbahagia karena tidak ada orang lain yang akan terluka karena pria ini.
"Oh, aku harus memperbaiki motor pagi ini."
"Ah! Mama juga ada urusan saat awal pagi ini."
Ayah dan ibu buru-buru bersiap-siap untuk pergi. Astaga, mereka sama sekali bukan orang tua yang tenang. Lalu, mereka meninggalkan rumah dengan tergesa-gesa sambil membawa kotak makan siang yang dibuat Touka-san.
"Sekarang, sebaiknya aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Terima kasih atas makan siangnya, Touka-san."
"Ya, itu bukan apa-apa, kok."
"Apa yang akan kamu lakukan hari ini, Touka-san?"
"Sama seperti kemarin, aku akan berdiam di rumah hari ini."
"Begitu, ya."
Dia pernah mengatakan kalau dia datang ke masa ini untuk melakukan suatu tujuan … tetapi kenyataannya dia sangat santai. Apakah Anda yakin bahwa Apakah tidak apa-apa jika cuma berleha-leha?
"Tidak apa-apa. Masih ada banyak waktu yang tersisa sampai batas waktunya," dia berkata tiba-tiba.
Mungkin dia bisa memahaminya karena raut wajahku, tetapi dia membalas dengan mengatakan untuk tidak merasa khawatir.
"Umm, masih ada banyak waktu yang tersisa untuk tinggal di masa ini." Touka-san menarik-narik leher pakaiannya dan memeriksa nomor yang terukir di dadanya.
"Baiklah kalau begitu, Touka-san, aku berangkat ke sekolah, ya."
Aku mengambil tas sekolahku dan langsung menuju pintu masuk.
"Tunggu, Ha-kun. kamu melupakan kotak makan siangmu," Touka-san bergegas menghampiriku sampai-sampai sandalnya mengeluarkan suara yang keras, dan menyerahkan kotak makan siangku ketika aku sedang mengenakan sepatu.
"Oh, terima kasih."
"Aku sudah memasukkan banyak makanan yang kamu sukai, Ha-kun."
Dari apa yang aku rasakan, kotak makan siangnya memang lebih berat daripada biasanya.
Kotak makan siang yang dibuat oleh Touka-san, ya? Sejujurnya aku sangat menantikannya.
"Sekarang yang harus aku lakukan adalah ciuman—eh aku diabaikan~"
Dia menuntut sesuatu yang konyol, jadi aku berpura-pura tidak mendengarnya dan menarik pintu depan hingga tertutup.
***
Ketika aku sampai di ruang kelas dan duduk di kursiku, aku didekati oleh orang yang tidak biasanya.
"Selamat pagi, Ouji-kun," bersama senyumnya yang menyegarkan, Harukawa Takashi dengan jelas menyapaku. Dia merupakan pacar tercintanya Kanako sekaligus teman sekelas kami.
"Selamat pagi, Takaki-kyun tersayang," balasku.
"Ha-ha-ha-ha. Maaf, kalau bisa hentikan panggilan Takaki-kyun itu."
Tidak aneh jika ada orang yang marah karena diprovokasi seperti itu, tetapi dia hanya tersenyum dan membiarkanku. Takaki-kyun ini adalah orang yang sangat dewasa, karena tetap bisa menjalin hubungan dengan Kanako yang memiliki kepribadian yang aneh.
"Jadi, apa yang Takaki-kyun inginkan dariku?"
"Apa cuma perasaanku saja? Entah mengapa, aku merasa Ouji-kun memperlakukanku dengan cuek."
"Itu bukan imajinasimu. Mungkin kamu adalah musuh yang harus aku kalahkan."
Lagipula, Himegi-san memanggilnya dengan nama depannya ‘Takashi’. B-Bagaimana jika ... pria yang kelihatan menyegarkan di hadapanku ini adalah mantan pacarnya Himegi-san, maafkan aku Kanako, tapi aku harus mengirim pria ini ke dimensi lain dengan trik jituku.
"Padahal, aku ingin berteman dengan Ouji-kun …."
O-Oi, jangan menatapku dengan pandangan sedih seperti itu. Seolah-olah akulah yang jahat di sini.
Dia adalah musuhku! Dia adalah musuh yang harus aku kalahkan!
"Pokoknya, terima kasih karena telah mengikuti keegoisan Kanako. Ini adalah hadiah dariku untukmu," mengatakan itu, Takaki-kyun dengan pelan action figure yang masih segel di atas mejaku.
Aku ingat sebenarnya Kanako berjanji padaku bahwa dia akan memberiku action figure yang masih segel sebagai hadiah atas permintaan investigasinya terhadap peramal. Karena banyak hal yang terjadi setelahnya, aku benar-benar dibuat lupa tentang hal itu.
"Aku tidak bisa menerima itu …," aku menolaknya.
"Mengapa?"
"Penyelidikan itu adalah janji yang Kanako dan aku buat berdua, jadi tidak masuk akal jika aku menerima hadiah darimu, yang notabenenya bukan klien."
Aku begitu gembira saat itu dan tidak memikirkannya dengan matang, tetapi dia bukanlah orang yang memintaku untuk melakukan pekerjaan tersebut. Bagaimanapun aku melihatnya, jelas hal yang salah jika aku mengambil sesuatu darinya.
"Aku tidak mempedulikannya, kok."
"Kamu yang tidak peduli, tetapi aku sendiri peduli. Aku akan meminta Kanako menebusnya dengan sesuatu yang lain, jadi tolong tarik kembali action figure ini."
"Kalau begitu, aku akan memohon kepada Ouji-kun ... bukan, ini adalah permintaanku. Dengan begitu, kamu tidak akan memiliki keluhan apapun, kan?
"Ya? Meminta sesuatu? Takaki-kyun, maafkan aku, tapi sayangnya aku ini bukan detektif atau pengacara."
"Tentu saja, aku sangat menyadari hal itu. Seperti yang diketahui, kamu adalah wakil ketua klub trik sulap. Itulah sebabnya aku ingin meminta nasihatmu," ungkapnya.
Dari cara dia mengatakannya, terdengar seperti konsultasi tentang trik sulap.
"Ouji-kun, bisakah kamu mengajariku sebuah trik?"
Seperti yang diduga, permintaannya adalah tentang trik sulap.
"Mengapa kamu ingin aku mengajarimu trik sulap?"
"Aku ingin menunjukkan trik sulap kepada seorang gadis," katanya.
Dia sudah punya pacar, tetapi masih ingin menunjukkan trik sulap kepada gadis-gadis lain. Perlu diketahui, ada banyak orang bodoh di luar sana yang mencoba belajar sulap dengan motif tersembunyi. Kalau memang bisa sepopuler itu, maka sudah sejak lama aku membuat harem yang tak terhitung jumlahnya! Jujur, aku ingin meminta maaf dengan tulus kepada orang-orang yang menganggap serius sulap. Ngomong-ngomong, alasan mengapa Ouji Hakuma ini mempelajari trik sulap adalah karena dia ingin menarik perhatian para gadis. Tidak ada alasan lain.
"Seberapa level yang ingin kamu capai?"
Namun, jika dia menatapku dengan tatapan yang begitu serius, maka sulit untuk mengabaikannya.
"Apakah kamu mau mengajari aku?"
"Sejujurnya, jika kamu ingin melakukan beberapa trik sederhana, lebih cepat memahaminya dari buku atau menyaksikan video pesulap profesional ketimbang mempelajarinya dariku, sih."
Malahan, terkadang aku mendapatkan tipsnya dari pesulap profesional.
"Aku ingin melakukan trik sulap yang akan memukau orang jika memungkinkan …."
"Dengan kata lain, kamu tidak menginginkan trik sulap yang biasa?"
Harukawa Takashi pun mengangguk.
"Namun, kelas pagi akan segera dimulai. Bagaimana kalau kita lanjutkan pada siang hari nanti?"
"Terima kasih. Maafkan aku, tapi tolong tetaplah bersamaku untuk sementara waktu."
Kemudian bel berbunyi. Bersamaan dengan deringnya, Kanako berlari masuk ke dalam kelas sambil berteriak "Selamat, dah". Seperti biasa, teman masa kecilku adalah orang yang berisik di pagi hari. Tidak seperti aku, pacarnya yakni Takaki-kyun menatap Kanako sambil tersenyum. Yah, menurutku, mereka adalah pasangan yang sempurna. Namun, entah mengapa aku punya firasat bahwa akan mendapatkan masalah. Sambil memikirkan hal ini, aku menunggu sensei-ku tiba.
***
Kemudian, ketika waktu makan siang, aku dan si "Takaki-kyun tersayang" berduaan di ruang klub sulap. Melihat dia yang berada dalam situasi yang rumit, akan lebih baik jika mengundangnya ke ruang klub di mana tidak ada orang di sekitarnya.
"Pertama-tama, duduklah di mana pun tempat yang kamu suka."
"Terima kasih."
"Aku rasa terlalu dini untuk berterima kasih."
Harukawa Takashi mengamati sekeliling dengan ekspresi penasaran.
"Apakah tempat ini asing bagimu yang merupakan seorang anggota klub sepak bola?"
"Tidak, kurasa tidak, sih. Sebagaimana yang aku bayangkan dari ruangan klub sulap, terdapat banyak sekali barang, ya."
"Ya, begitulah. Tapi, jangan menyentuhnya, oke. Karena aku bukan satu-satunya yang memiliki barang di sini."
"Ya, aku mengerti."
Selanjutnya, kami duduk saling berhadapan.
"Ini adalah pertama kalinya aku berbicara dengan Ouji-kun berdua."
Dia benar, ini pertama kalinya kami berbicara tatap muka seperti ini.
"Kamu rukun-rukun saja dengan Kanako, kan?"
"Ya, dia terlalu baik untukku."
Tanpa sadar, aku mendapati diriku terpesona oleh senyumnya yang sempurna itu. Aku mengerti sekarang, jadi Kanako diluluhkan oleh senyuman ini.
"Aku ingin mengambil kesempatan ini untuk berteman dengan Ouji-kun. Karena kamu adalah teman masa kecil Kanako yang berharga."
"Sebenarnya hubungan pertemanan kami buruk. Ya, kami hanyalah teman yang buruk. Namun, walau begitu kenyataannya, kami sudah saling mengenal sejak lama, dan seandainya kamu dan Kanako bertengkar, aku mungkin akan berpihak pada Kanako apapun alasannya. Tentu saja, tidak peduli seberapa salahnya keadaan Kanako terlihat."
Meski sangat menjengkelkan, aku merasa tidak akan bisa menilai sesuatu dari sudut pandang netral ketika menyangkut Kanako. Karena hal itu, aku sengaja menghindarinya.
"Aku berterima kasih karena kamu telah mengungkapkan pikiranmu dengan begitu jujur. Ouji-kun, tetaplah berada di pihaknya Kanako."
Dia punya cara yang dengan kata-katanya bisa membuatmu tersanjung malu. Nah, mungkin itulah alasan kenapa Kanako bisa jatuh cinta padanya. Aku penasaran hubungan seperti apa yang akan dia dan Kanako miliki enam tahun kemudian. Apakah mereka masih akan menjadi sepasang kekasih? Atau menikah seperti yang aku dan Himegi-san lakukan? Apapun keadaannya, aku berharap mereka tetap sedekat sekarang.
"Sekarang, mari kita bicara tentang trik sulap. Nah, kamu ingin mempelajari beberapa trik sulap yang mengejutkan banyak orang, kan?"
"Tentang itu, setelah memikirkannya lebih jauh lagi, aku menyadari bahwa aku sama sekali tidak perlu melakukannya. Maukah kamu melakukan trik sulap untukku, Ouji-kun?"
"Aku?"
Dari sana dia mulai menceritakan kronologisnya. Dia memiliki seorang gadis yang sudah seperti adik perempuan baginya, karena ulang tahunnya akan diadakan dalam enam hari lagi, dia ingin melakukan beberapa trik sulap di pesta ulang tahunnya.
"Aku mengerti. Jadi itu alasan kamu meminta aku untuk melakukan sesuatu."
"Tolong. Banyak teman-temannya yang diundang kali ini, dan dia juga sangat menantikan itu," Harukawa-kun menyatukan kedua tangannya dan memohon kepadaku.
Aku bingung bagaimana harus menanggapi permintaannya. Belum lagi, ini adalah permintaan dari pacarnya Kanako. Biasanya, aku akan menyetujuinya dengan senang hati. Namun sekarang ini, aku sedang sibuk dengan Touka-san yang datang dari masa depan. Terus terang, aku tidak punya waktu untuk mengurusi hal lain. Meskipun aku percaya Touka-san tidak memiliki niat buruk, tetapi dia telah menyebabkan berbagai masalah sebelumnya, dan aku harus berjuang keras demi bisa mengatasinya. Aku juga tidak ingin diingatkan lagi tentang masalah dengan tetangga kemarin—Tidak, jangan diingat lagi.
Selain itu, dari apa yang aku lihat Touka-san memiliki semacam tujuan di masa sekarang, dan meskipun dia cukup percaya diri, aku ingin fokus membantunya memenuhi tujuan itu jika memungkinkan. Entah apakah aku mampu membantunya atau tidak, tetapi apabila saat itu tiba sedangkan aku disibukkan dengan masalah lain, maka aku akan sangat menyesal nantinya. Jadi, maafkan aku, aku tidak bisa memenuhi permintaan Harukawa-kun.
"Maafkan aku. Aku ingin sekali membantumu, tetapi aku memiliki sesuatu yang harus dikerjakan. Jadi aku tidak bisa melakukan apa yang kamu minta."
"Begitu ya. Maaf, karena membuat permintaan yang tidak masuk akal …."
Harukawa Takashi hanya bisa menerima dan membungkuk sopan kepadaku.
"Maaf, aku tidak bisa memenuhi harapanmu. Seandainya kamu mengadakan pesta ulang tahunnya saat tahun depan—Tidak, pesta Natal atau Halloween, aku harap bisa mendengar kabar darimu lagi."
"Terima kasih. Aku pasti akan memberitahumu lagi."
"Ketika saatnya tiba, aku berjanji akan melakukan yang terbaik untuk menunjukkan trik sulapku."
"Sungguh, terima kasih banyak. Ouji-kun, jika kamu tidak keberatan, bolehkah aku tinggal di sini untuk makan siang?"
"Tentu saja. Jika kamu tidak keberatan, kita bisa makan siang bersama ...."
Sambil memikirkan itu, seketika Kanako dan Himegi-san muncul dari lorong dengan membawa kotak makan siang mereka, bersamaan saat aku baru mau mengeluarkan makan siangku dari tas. Sungguh kombinasi yang langka untuk melihat mereka muncul bersamaan.
"Lihat, aku tahu dia ada di sini."
"Chikada-san benar."
Kemudian, mereka berdua diam-diam memasuki ruang klub, Himegi-san duduk di sebelahku, sedangkan Kanako duduk di sebelah Harukawa-kun. Aku pun melihat Harukawa-kun dan bertanya kepadanya apa yang sedang terjadi. Dia mengangkat bahu dan menekankan bahwa dia tidak ada hubungannya dengan itu.
"Touka, aku minta maaf. Permintaanku kepada Ouji-kun ditolak."
Harukawa-kun menyatukan kedua tangannya dan meminta maaf dengan ringan kepada Himegi-san. Hmm? Mengapa Harukawa-kun meminta maaf kepada Himegi-san? Pada saat ini, 530.000 kecerdasanku sepenuhnya aktif. Mungkinkah gadis yang seperti adik perempuan yang dia bicarakan tadi ... adalah adik perempuannya Himegi-san? Kalau dipikir-pikir lagi, Himegi-san memang mengatakan bahwa ulang tahun saudara perempuannya akan segera tiba. Jika memang benar, maka aku baru sajak menolak permintaan yang luar biasa.
"Serius, begitu? Kalau begitu apa boleh buat, kan ...." balas Himegi-san.
"Sekarang, trik seperti apa yang adik perempuanmu suka?"
"Hah?"
"Ada apa?"
"B-Bukankah tadi kamu menolaknya?"
"Itu hanya untuk menguji dirimu. Aku hanya ingin memastikan apakah itu benar-benar harus aku."
Harukawa Takashi ternganga dan kelihatan termenung. Di sampingnya, Kanako, yang telah menebak segalanya, menatapku dengan ekspresi kecewa, tetapi itu bukan masalah sekarang.
"Mungkinkah adik perempuan yang dibicarakan Harukawa-kun adalah adik perempuannya Himegi-san?"
"Ya, dia adalah adik perempuanku."
Tampaknya prediksiku tepat.
"Begitu. Aku mengerti. Himegi-san, jangan khawatir. Aku, Ouji Hakuma, akan memberikan pertunjukan sulap terbaik."
"Y-ya. Aku menghargainya, tetapi apakah kamu yakin tidak keberatan?"
"Tentu, bahkan jika orang tuaku meninggal pada hari itu, aku pasti akan berada di sana demi ulang tahun adikmu."
"Tidak, kamu harus menjadi pemimpin pelayat untuk ayah dan ibumu …."
"Yah, aku hanya bercanda, tapi aku akan melakukan yang terbaik dengan perasaan yang sama seperti itu!"
Aaw~ Aku sangat menantikannya sekarang~. Dengan semangat yang menggebu-gebu, aku meletakkan kotak makan siangku di atas meja, lalu berkata, "Ngomong-ngomong, hubungan seperti apa antara Takaki-kyun tersayang dengan Himegi-san?"
"Kami? Seperti Ouji-kun dengan Kanako, bisa dibilang kami adalah teman masa kecil?" ucap Harukawa-kun.
"Bagiku, dia seperti adik laki-laki dengan temperamen yang buruk."
"Aku mengerti."
Dugaanku mereka adalah mantan kekasih, tetapi sepertinya aku keliru. Syukurlah, syukurlah. Sekarang aku tidak perlu menghilangkan pacar Kanako ini ke dalam kegelapan.
"Ah! Aku punya satu permintaan untukmu, Himegi-san?" ucapku.
"Permintaan?"
"Jika kamu tidak keberatan, maukah kamu membantuku untuk pertunjukan trik sulap?"
"Aku menjadi asistennya Ouji-kun?" dia mengklarifikasi.
"Jika Himegi-san berada di sisiku dan membantuku, aku merasa bisa melakukan menunjukkan yang lebih baik dari biasanya," aku menyatukan tanganku dan memohon kepada Himegi-san. "Kumohon!" kataku lagi.
Meskipun dia kelihatan sedikit keberatan dengan permintaanku, dia tetap berkata, "Oke, baiklah. Aku akan menjadi asistenmu."
"Yatta~!"
Sekarang aku merasa semakin termotivasi.
"Ayo, mari kita semua makan siang bersama."
"Ayo."
Dengan demikian, masing-masing dari kami menyebarkan kotak makan siang di atas meja. Makan siang Kanako terdiri dari sandwich dan buah, menunjukkan sebagaimana makanan utama para gadis. Di sisi lain, Harukawa-kun yang merupakan anggota klub olahraga, kotak makan siangnya diisi dengan makanan yang mengenyangkan seperti Karage dan Tonkatsu yang mana menggunakan daging sebagai bahan utamanya. Adapun makan siangnya Himegi-san, benar-benar mengejutkan karena disusun membentuk karakter tertentu. Meskipun begitu, makan siangnya penuh warna dan seimbang gizinya. Sungguh tidak disangka. Karena dia merupakan gadis muda dari keluarga kaya-raya, aku sudah membayangkan kalau dia akan mengeluarkan kotak makan bertumpuk. Sekali lagi, itu benar-benar mengejutkan aku.
"Wow! Makan siangnya Touka-san sangat lucu!"
"Ini sedikit memalukan, tahu."
"Tidak begitu, kok! Apakah Touka-san yang membuat ini sendiri?"
"Tidak, pelayanku-lah yang membuatnya. Akhir-akhir ini, dia terobsesi untuk membuat bento karakter."
"Eeeh? Pelayanmu, yaa. Ngomong-ngomong, tidak biasanya kamu membawa makan siang," tiba-tiba Kanako beralih menanyaiku.
"Iya juga, ya."
Seperti yang Kanako katakan, pada dasarnya makan siangku hanyalah dengan membeli roti dari kafetaria atau toko, lalu menghabiskannya dalam kesendirian. Itulah sebabnya, dia sedikit tertarik pada fakta bahwa aku membawa kotak makan siangku sendiri.
"Buatan Bibi sendiri?"
(TLN: Kanako memanggil Ibunya MC dengan panggilan Bibi)
Sayangnya, jawaban itu salah.
"Um, semacam itulah."
Namun begitu, aku tidak bisa memberitahu dia jawaban yang sesungguhnya. Oleh karenanya, untuk saat ini, aku memutuskan untuk menjawab bahwa ibuku-lah yang membuat kotak makan siang ini. Sejujurnya, aku sangat bangga akan hal itu. Aku ingin berteriak begitu keras sehingga seluruh sekolah akan tahu bahwa makan siang ini dibuat oleh calon istriku. Akan tetapi, jelas itu tidak mungkin. Aku akan dikira sebagai siswa gila jika aku memberitahukan mereka hal itu. Karenanya, aku akan menahan diri untuk saat ini. Sampai suatu hari, di mana aku bisa dengan bangga menunjukkan kotak makan siang ini.
Sambil memikirkannya, aku membuka kotak makan siang—
"────!"
Kemudian, aku lagsung menutup tutupnya dengan keras, memastikannya tertutup sempurna. Ini adalah kotak makan siang yang tidak boleh ditunjukkan di depan umum.
"Hei, kenapa tiba-tiba kamu membuat suara gaduh, itu mengagetkanku!"
"Maaf, tanganku tergelincir."
Selanjutnya, aku memasukkan kotak makan siang ini kembali ke dalam tas—"Hakuma, mengapa kamu memasukkannya kembali ke dalam tas?"
"A-Aku baru ingat kalau sedang diet."
"Hmm. Sekurus kamu itu, bilang sedang diet? Kamu sedang melantur."
"Maaf, aku baru ingat ada sesuatu yang harus dilakukan."
Mencoba untuk tetap setenang mungkin, aku memasukkan kembali kotak makan siangku ke dalam tas dan bangkit dari tempat dudukku.
"Eh, ada urusan, ya."
"Ya, seperti itulah. Kalian bertiga bisa bersantai, kok."
Sambil mengatakan itu dan hendak meninggalkan ruang klub, tiba-tiba—
"Takaki-kyun, tangkap Haruma!"
"Eh?"
"Tangkap saja, jangan biarkan Pangeran yang Malang itu lolos!"
"O-Oke!"
Takaki-kyun mematuhi perintah gadis kecil itu dan berdiri untuk menangkapku. Karena dia gagal menangkapku, aku membuka pintu dengan keras dan berlari menyusuri lorong secepat yang aku bisa. Meski sudah berlari sekencang mungkin, tetapi sebagaimana yang dibayangkan dari striker andalan klub sepak bola, dia mampu menangkap aku dalam beberapa detik, dan menyeret aku.
"Lepaskan aku! Dasar pengkhianat!"
"Maafkan aku. Tetapi aku tidak bisa menentang Kanako."
Dasar pria yang menyedihkan. Aku tidak akan pernah menjadi lelaki yang pengecut seperti itu!
"Tidak mungkin kamu bisa mengalahkan Takaki-kyun dalam kejar-kejaran."
Dengan ekspresi kesal, Kanako mengeluarkan kotak makan siang dari tasku yang sudah direbutnya.
"Rupanya, dia tidak ingin kita melihat apa yang ada di dalam kotak makan siang ini. Aku penasaran apa isi di dalamnya."
"Hentikan! Itu adalah sesuatu yang tidak seharusnya dibuka! Jika kamu membuka kotak itu, kamu akan menyesal!"
"Nah, apa isi makan siang Pangeran yang Malang ini?"
Permohonanku tidak diindahkan oleh Kanako, dan dia membukanya dengan senyuman yang tanpa rasa takut di wajahnya.
"I-Ini …."
"Ouji-kun, bento ini …."
"J-Jangan lihat! K-Kumohon, jangan lihat!"
Makan siang yang diberikan Touka-san kepadaku adalah sesuatu yang biasa disebut sebagai bento "love-wife (buatan istri tercinta)". Simbol hati yang berwarna merah, dibuat dari serpihan salmon yang ditata di atas nasi putih, dan kalimat, 'Ha-kun, aku mencintaimu,' ditulis di bawahnya menggunakan rumput laut.
"Uwaaa, sangat mengejutkan! Ini sungguh mengejutkan! Bento yang sangat memalukan!"
Rasanya ingin menangis, jujur aku sangat ingin menangis. Sayangnya, bukan hanya Kanako saja yang terkejut tetapi juga Takaki-kyun. Sialan. Aku tidak menyangka ada bom seperti itu yang ditanam. Aku sudah tidak tahan lagi. Kalau sudah begini, aku akan memakannya saja. Dengan begitu, aku memutuskan untuk duduk dan menyantap makan siang yang dibuat khusus oleh Touka-san, istri tercintaku.
"Itadakimasu!"
Aku menyatukan kedua tanganku dan berterima kasih kepada Touka-san karena telah membuatkannya untukku sejak dini hari.
"Chikada-san. Mengolok-olok makan siang seseorang yang sudah dibuat dengan susah payah adalah tindakan yang memalukan, tahu?" Himegi-san menyela.
"Um, tentu saja," balasnya
"Kamu juga tidak perlu khawatir tentang hal itu, Ouji-kun. Kamu harusnya bersyukur atas makan siang yang dibuatkan ibumu," Himegi-san melanjutkannya dengan mengatakan itu padaku.
Ngomong-ngomong, kamulah yang akan membuat kotak makan siang ini saat enam tahun kemudian ….
"Jika tidak keberatan, maukah kamu makan telur dadar yang berbentuk hati ini?"
Sebagai imbalan karena telah melindungiku, aku menawarkan Himegi-san lauk dari kotak makan siangku.
"Kalau begitu, dengan senang hati aku menerima telur dadarnya …."
Himegi-san mengambil sepotong tamagoyaki dengan sumpit merah mudanya dan menyuapkannya ke dalam mulutnya yang indah itu.
"Ara~,lezat, dah. Persis seperti yang aku suka," ungkapnya.
Benar sekali. Di satu sisi, kamu seperti memakan telur dadar buatanmu sendiri. Tidak perlu untukku katakan lagi bahwa selera kalian pun serupa.
Begitulah yang aku pikirkan dan menurutku, apa yang dia katakan itu benar-benar memuji dirinya sendiri. Oh benar juga, rasa bekal makan siang yang dibuatkan istri tercintaku begitu sempurna, sampai-sampai tidak alasan bagiku untuk mengeluh.
***
"Jadi, kamu diundang ke pesta ulang tahunnya Harune, ya?"
"Ya, aku dan Kanako bergabung secara mendadak dalam pesta itu," jawabku.
Sepulang dari sekolah, aku mengunjungi Touka-san yang sedang bantu-bantu di bengkel motor ayahku, untuk melaporkan kejadian hari ini kepadanya. Bengkel Motor Ouji Ltd., sebuah nama yang tidak memiliki sedikitpun gairah itu, adalah nama bengkel motor ini.
Yah, entah bagaimana mengatakannya, tetapi aku senang nama keluarga kami bukanlah '王/Ou'. Seandainya nama keluargaku adalah ‘Ou (Raja/Penguasa), maka nama toko sepedanya—pokoknya hentikan! Hanya memikirkannya saja sudah terdengar seperti tuntutan hukum. Ngomong-ngomong, tidak ada pelanggan hari ini, dan hanya terdengar suara-suara siulan di dalamnya. Meskipun toko dalam keadaan seperti itu, ayahku dengan santainya menyenandungkan sebuah lagu sambil membersihkan sepeda motor kesayangannya.
Aku pun mendekati ayah aku, yang sedang asyik mengobrol dengan sepeda motornya (jika dari sudut pandang orang awam, dia hanya terlihat seperti seorang pria yang berbahaya).
"Hnn? Apa?" Ayahku memperbaiki posisi tubuhnya saat aku tersenyum padanya.
Benar-benar seseorang yang sudah menjadi sosok ayahku selama enam belas tahun, dan karena itu pula dia selalu waspada.
"Ayah, kelihatannya kamu sedang bahagia, ya?"
"Yaa, begitulah. Di saat sebentar lagi akan punya sepasang putra dan putri, kami diberi tahu bahwa si anak tertua, yang dikira akan menjomblo sepanjang hidupnya, rupanya memiliki istri yang begitu cantik. Siapapun jelas akan merasa bahagia."
Mendengar perkataan ayahku, Touka-san tertawa, "Fufufu" begitu anggun dan terlihat sangat senang.
"Ada yang ingin kuminta dari ayah yang sedang bahagia ini—"
"Jika yang kamu minta itu uang, aku tidak akan memberikannya kepadamu."
"Meski mintanya pada bos yang sedang berbahagia ini?—"
"Seperti yang kubilang, masalah uang sudah selesai!" dan dia dengan tegas menolak permintaanku. "Selain itu, kamu bahkan belum mengembalikan 5,000 yen yang kupinjamkan padamu sebelumnya!"
"Sudah kubilang itu akan dibayar setelah aku sukses!"
"Touka-chan, apakah pria menyedihkan ini akan sukses nantinya?" Ayahku bertanya padanya.
"Ketika aku mengira dia telah mendapatkan ratusan juta yen, justru dia akan kehilangan dua kali lipat dari jumlah itu nantinya ... Yah, itu adalah kehidupan bak roller-coaster ..."
"Serius kamu ini baik-baik saja?" tanya ayahku padaku.
"A-Aku baik-baik saja, kok!"
Wahai diriku di masa depan, kamu telah menjalani hidup yang penuh pasang-surut …
"Oh iya, dia pernah hampir dikubur hidup-hidup di gunung karena kemarahan ayahku, pernah terlibat dalam kasus pembunuhan saat perjalanan pariwisata di masa kuliah, menyerang sekte sesat dan melawan guru palsu, dia juga ditangkap oleh bajak laut, dikejar oleh mobil polisi karena mereka mengira dia adalah seorang yakuza. "
W-Waduh. Aku akan memiliki beberapa pengalaman yang sangat sulit mulai sekarang.
"Jujur, apakah kamu waras?"
"Tolong, jangan tanya aku sekarang!"
"Ah, benar! Dan dia pernah secara ajaib berubah menjadi katak."
"Grr, kamu bercanda, kan?"
"Mm-hmm. Ya, itu hanya lelucon. Ya, setengah bohong, sih."
"Hah! Apa, setengah … bohong?"
Eh? Artinyah, setengah lainnya itu benar? Dan aku berharap tentang katak itu bohong. Aku tidak ingin menjadi katak!
"Wah, begitu, ya … artinya, kamu membutuhkan asuransi jiwa, kan?"
"Benar. Aku berharap aku memiliki asuransi untuk tidak berubah menjadi katak."
Itu sudah menjadi persoalan sekarang.
"Ayah, aku akan langsung ke intinya, pinjamkan aku uang!"
"Aku juga akan jujur padamu, aku tidak bisa."
"Memangnya, kenapa?"
"Sebentar lagi, kami akan punya dua anak! Mana mungkin aku bisa berinvestasi dengan cara membuang-buang uang!"
"Buang-buang uang?" Bos, apakah Anda mau menolak hak untuk menjadi yang pertama dalam berinvestasi pada pesulap jenius Hakuma Ouji, orang yang akan disambut dengan sorak-sorai di Las Vegas di masa depan? Nanti, Anda akan menyesal karena membuang kesempatan ini, menderita di dalam neraka."
"Kamu mulai terdengar seperti pebisnis penipu. Haaaaah? Kalau begitu, buat aku terkejut. Jika kamu bisa …. Oh hei, berapa banyak yang kamu mau?"
Aku memberi ayahku tanda perdamaian, "Dua Yukichi."
"20,000, ya? Oke, aku akan memberimu 20.000 yen jika kamu bisa mengejutkan aku dengan trik sulap!"
Itulah yang dia katakan. Kalau begitu, aku akan dengan senang hati mengejutkan ayah aku dengan trik sulap. Kemudian aku mengambil penutup sepeda di toko dan berdiri di depan sepeda motor ayah aku.
"Sekarang, ini ... um, eh, apa nama sepeda ini?" kataku.
"Hei, kamu itu kan anak pemilik toko sepeda motor, setidaknya harus tahu nama sepeda motor ini. Ini adalah Kawasaki—"
"Sekarang, aku akan memasang penutup motor besar pada motor Kawasaki ini."
Ocehan ayahku akan memakan waktu lama, jadi aku mengabaikannya dan memulai trik sulap aku.
"O, Oi! P-Perlakukan itu dengan hati-hati! Sepeda motor itu harganya bernilai lebih dari 5 juta yen, lebih berharga daripada anak aku."
"Sepeda itu, yang lebih berharga daripada anak laki-lakimu, akan menghilang dari sini."
"Heee!?"
"Mulai musiknya!"
Aku menjentikkan tanganku sedangkan mulutku menirukan suara drum. Dan kemudian aku berteriak keras, "ba-ba-bam!" lalu menarik penutupnya dengan kuat. Sepeda motor Kawasaki yang ada di sana telah lenyap, seperti yang telah aku nyatakan.
"──── Haaaa??"
Ayahku, bukannya terkejut, malah terdiam membeku.
"Apa? Motorku hilang? Hei, hei, di mana sepeda motorku?"
Aku tersenyum pada ayahku yang panik lalu mengatakan, "20,000."
"Eh?"
"Beri aku 20.000 yen dan aku akan mengembalikannya."
Begitulah caraku mendapatkan uang. Kemudian ayah aku pergi ke minimarket untuk membeli sekaleng kopi, sambil menggerutu bahwa ibuku akan mengusirnya jika dia tahu.
"Ha-kun, aku ingin meminta bantuanmu di pesta ulang tahun Harune," Touka-san menatapku dengan ekspresi yang penuh makna. Rupanya, dia akan memberitahukan sesuatu yang penting kepadaku.
"Mau minta apa?"
"Spoiler alert, pesta ulang tahun adikku akan dibatalkan."
"Apa? Dibatalkan?
"Ya, banyak masalah yang terjadi sehari sebelumnya, dan tidak akan diadakan sesuai rencana."
"Begitu, ya …."
"Dan sebagai tambahan, setauku baik Kanako maupun Ha-kun tidak diundang ke pesta ulang tahun enam tahun yang lalu."
"Maksudmu, segala sesuatunya menjadi berbeda dari enam tahun yang lalu, sejauh yang kamu ketahui?"
"Itu benar. Tetapi jika keadaan terus berlanjut seperti sekarang, pesta ulang tahun akan dibatalkan."
"Jadi, kamu ingin aku membantumu menghindari hal itu?"
"Mungkin aku harus melakukan ini sendiri, tetapi setelah kupertimbangkan bahwa kamu adalah orang yang tepat untuk masalah ini."
"Apa sebenarnya yang kamu ingin aku lakukan?"
"Maukah kamu membantu aku?"
"Tentu saja. Aku mungkin tidak bisa diandalkan seperti enam tahun di masa depan tetapi aku akan melakukan yang terbaik untuk membantu."
"Terima kasih. Kalau begitu, aku akan menceritakannya────────"
Touka-san kemudian mulai meceritakan apa yang akan terjadi sehari sebelum pesta ulang tahun. Memang, Touka-san benar, aku mungkin lebih cocok untuk kasus ini daripada dirinya sendiri. Namun, itu berarti aku telah dipercayakan suatu misi yang sangat besar dan jika itu alasannya, maka aku harus merenungkan bagaimana bisa membuat semuanya berjalan lancar.
***
Sehari sebelum pesta ulang tahun diadakan, aku berada di taman. Tujuan berada di sana adalah untuk memastikan bahwa pesta ulang tahun besok akan berjalan lancar.
"Jadi gadis yang mengenakan seragam itu adalah Harune-chan …."
Touka-san menjelaskan karakteristik penampilan Harune-chan kepadaku, tetapi penjelasan seperti itu sama sekali tidak diperlukan. Sederhananya, penampilan Harune-chan begitu mirip dengan Himegi Touka. Dia memiliki rambut hitam mengkilap dan kulit putih bersih yang sama seperti Himegi-san. Dengan parasnya yang mirip bak boneka, aku bisa membayangkan kalau di masa depan nanti dia akan menjadi cantik kakak perempuannya. Jelas saja, dia akan membuat semua orang di sekolah dasarnya merasa iri. Sementara duduk di ayunan, dia menatap kosong ke arah kejauhan dengan ekspresi melankolis di wajahnya.
"Memang, itu adalah beban yang berat …," gumamnya.
Sebuah tas Boston besar terletak di dekat kaki Harune. Menurut cerita yang terjadi di masa Touka-san, dia akan melarikan diri dari rumah. Adapun alasan dia melarikan diri dari rumah karena dia tidak ingin memainkan biola yang akan dimainkannya di pesta ulang tahunnya besok. Dari apa yang aku lihat, dia memiliki niat yang sama, seperti yang dia lakukan di masa Touka-san.
Kali ini aku memiliki dua pekerjaan yang harus dilakukan. Mencegah Harune-chan agar tidak kabur dari rumah, dan meyakinkan dia untuk bermain biola sebelum tiba pesta ulang tahunnya besok. Aku harus menyelesaikan kedua misi ini sekarang. Mencegahnya melarikan diri dari rumah tidaklah begitu sulit. Itu bisa dilakukan dengan menghubungi Himegi-san. Namun, yang menjadi masalah adalah meyakinkan dia untuk memainkan biola di pesta ulang tahunnya besok.
"Pertama-tama, aku harus menyapa calon adik iparku …," ucapku.
Sembari berpura-pura hanya kebetulan, aku duduk di ayunan yang kosong di sebelahnya. Bersama dengan senyuman di wajahku, aku mencoba melakukan kontak pertama dengan calon adik iparku.
"Halo, cuaca hari ini sangat bagus ya ──── woohooo! Mari kita kembalikan personal alarm itu ke dalam sakumu!"
A-Anak yang luar biasa! Dia tanpa ragu-ragu menarik kabel alarm! Kalau boleh dikatakan, aku ini tidak terlihat mencurigakan."
"Aku diberitahu untuk membunyikan alarm jika aku didekati oleh orang asing!"
"I-Itu benar. Teori pendidikan yang bagus, ya …."
"Siapakah Onee-c—, bukan siapakah Onii-san?" tanya dia ragu.
Oioi, kamu baru saja melihat celana seragamku dan memutuskan jenis kelaminku, kan? Aku tersakiti tahu? Namun, kupikir inilah saatnya untuk menunjukkan padanya bahwa aku bukanlah seseorang yang mencurigakan.
"Ngomong-ngomong, aku ini bukan orang yang mencurigakan, oke? Coba lihat, seragam ini terlihat familiar, kan?"
"Itu adalah seragam sekolah yang sama dengan seragamnya Touka-nee."
"Ya, aku teman sekelasnya Onee-san-mu."
"Jangan-jangan, kamu adalah anak laki-laki favoritnya Touka-nee, yang juga sering dia ceritakan akhir-akhir ini?"
"Eh? Himegi-san sering membicarakan tentang aku?!"
Apa, ya? Aku penasaran! Aku ingin tahu apa saja yang dia bicarakan!
"Onii-san, bolehkah aku tahu namamu?"
"Ouji."
"Maksudku nama lengkapmu ketika memberitahu orang-orang."
"Ouji … Hakuma …."
"Lama sekali menyebutnya!"
"Aku inginnya sih kamu menebak namaku …."
"Jadi, Onii-san adalah teman yang akan menampilkan trik sulap di pesta ulang tahunku besok?"
"Senang rasanya kamu mempercayai aku."
"Sebaliknya, kamu di sini untuk menemui Haru—bukan, menemui aku, kan?"
"Tidak, aku hanya kebetulan melihatmu dan ingin menyapa saja, sih."
Mustahil aku memberitahukan tujuanku yang sebenarnya, karena itu aku menjawab dengan alasan yang masih masuk akal.
"Oh, begitu …," dengan mengatakan itu, Harune-chan menghela napas.
"Itu adalah desahan yang sangat berat ya~."
"Bahkan, anak SD pun punya kekhawatiran yang besar."
"Aku mengerti. Apakah itu sebabnya kamu lari dari rumah?"
"Eh?"
"Hal itu kelihatan jelas sih dari barang bawaanmu."
"Seperti yang dibayangkan dari seorang pesulap, ya? Kamu sangat jeli."
Tidak ada tanda-tanda dia akan kabur meskipun aku tahu dia melarikan diri dari rumah. Menurutku, dia sadar bahwa tidak akan bisa melarikan diri dari rumah.
"Apakah kamu mau menelepon Touka-nee?" lanjutnya.
"Belum sih, lagipula ini masih sore dan kukira hanya aku yang tahu bahwa Harune-chan kabur dari rumah. Itulah sebabnya, aku menyarankan jalan yang terbaik dan paling aman adalah kamu pulang secara sukarela."
"Apa kamu akan tetap tutup mulut tentang Harune yang melarikan diri dari rumah?"
(TLN: Dari dialog di atas, Harune yang awalnya menyebut dirinya dengan kata ganti ‘Aku’ berubah dengan menyebut namanya sendiri. Sebagian orang Jepang sering memanggil dirinya sendiri dengan namanya.)
"Tentu saja."
"Terima kasih …."
"Sebelum itu, bisakah kamu beritahu aku alasanmu melarikan diri dari rumah?"
"Itu tentang Resital biola akhir-akhir ini, sih. Untuk pertama kalinya Harune membuat kesalahan besar."
"............"
"Sejak itu, apapun yang aku mainkan, aku tidak bisa memainkannya dengan baik lagi," Harune mulai berbicara dengan ekspresi sedih di wajahnya.
Tampaknya, kegagalan ini merupakan pengalaman pertamanya yang membuatnya frustasi dan ketakutan. Belum lagi, dia berada dalam rasa pesimis yang besar, sekarang.
"Jika aku harus melalui itu, aku tidak ingin bermain biola lagi," katanya.
"Oh, gitu."
"Pernahkah Onii-san merasa ingin melarikan diri dari tekanan?"
"Sayangnya, aku tidak terbiasa tertekan karena kepribadianku yang seperti ini."
Selain itu aku hampir tidak pernah gagal dalam trik sulap. Kuharap, aku bisa mengatakan sesuatu yang akan membantunya.
"Ah! Bukan tentang trik sulap, tetapi aku mengalami beberapa kegagalan besar baru-baru ini," aku teringat.
"Sebuah kegagalan?"
"Ya, aku menyatakan cintaku kepada Onee-san-mu, tetapi dia menolakku yang membuatku begitu terguncang."
"K-Kepada kakak, ya. Aku minta maaf."
"Kamu tidak perlu merasa bersalah, oke. Nah, pada saat itu, jika aku bisa kembali ke masa lalu, aku mau melakukannya."
Sejujurnya, aku tidak ingin mengingat lagi saat-saat itu.
"Tapi aku senang bisa menyampaikan perasaan jujurku, dan ada banyak hal yang bisa kupelajari"
"Banyak hal?"
"Ironis, sih. Tapi orang-orang akan lebih banyak belajar dari kesalahan mereka. Yang terpenting adalah kita mau merenungi dan memanfaatkannya sebaik mungkin di lain waktu."
"Onii-chan belum menyerah, kan?"
"Ya. Supaya tidak menyesalinya, aku pasti akan menyatakan perasaanku kepada Himegi-san lagi."
"Agar tidak menyesalinya, ya …."
Mata Harune goyah mendengar kata-kataku. Saat itu juga, aku yakin bahwa pikirannya pasti sedang kacau. Alasan terkuat dia tidak bisa tampil adalah karena dia takut akan kegagalan. Maka, satu-satunya cara adalah menyingkirkan rasa takut atau menghadapinya. Sayangnya, aku tidak memiliki sarana untuk menghilangkan rasa takut yang dimilikinya sekarang. Oleh karena itu, hal yang paling bisa kukatakan pada Harune-chan adalah—
"Kalau begitu, besok, jika aku gagal dalam trik sulapku, aku akan mengakui perasaanku pada Himegi-san saat itu juga."
"Hah?"
"Bahkan aku, yang seperti ini pun, mungkin akan sangat tertekan saat menampilkan trik sulap di bawah kondisi itu."
Bukan untuk meminta pujian, tetapi setidaknya, serangkaian kata itulah hal yang paling mampu untuk kulakukan demi dirinya.
"Entahlah, tapi aku akan menghadapi ketakutanku. Oleh karena itu, Harune-chan, maukah kamu mencobanya lagi?"
Mendengar kata-kataku, Harune melipat tangannya dan mulai meronta.
"Aku ingin membuat satu syarat lagi."
"Satu lagi?"
"Ya. Jika kami bisa memenuhi syarat itu, maka Harune akan melakukan yang terbaik."
"Apa syaratnya?"
"Besok, Onii-chan akan mendengarkan Harune sepanjang waktu."
"Kalau begitu, aku juga mau menambahkan satu syarat lagi."
Aku menjelaskan syarat itu kepada Harune.
"Aku mengerti. Kamu akan membuat Touka-nee melakukan itu?"
"Aku yakin dia tidak akan menyukainya, jadi tolong bantu aku."
"Aku mengerti. Harune akan menerima syarat itu."
"Jadi, jangan lari dari rumah, ya."
"Aku akan berhenti melarikan diri. Jika trik sulap Onii-san berhasil besok, Harune pasti akan memainkan biola."
Maka, tanpa sepengetahuan orang lain, kami membuat perjanjian rahasia. Setidaknya aku berhasil menghentikannya melarikan diri dari rumah. Harune-chan kemudian menelepon sopirnya dengan menggunakan smartphone-nya dan dia tiba dalam kurun waktu lima menit. Harune pun membungkuk kepadaku dan pulang ke rumah.
"Nah, kamu bisa keluar sekarang," aku memanggil istriku yang bersembunyi di dalam bayang-bayang.
"Ketahuan, ya?" Touka-san menjulurkan lidahnya, dan dengan ekspresi malu di wajahnya dia mendekati aku, lalu duduk di ayunan tempat Harune baru saja duduk sebelumnya.
"Terima kasih. Aku telah mencapai salah satu tujuanku sekarang."
"Itu akan tergantung pada hasilnya besok."
Apabila aku gagal dalam trik sulapku, bisa saja dia tidak akan memainkan biolanya. Itu adalah tanggung jawab yang besar.
"Itu tidak akan menjadi masalah. Lagipula, trik sulapnya suamiku adalah yang terbaik di dunia."
"Aku tersanjung, lho."
"Aku tidak bermaksud membuatmu tersanjung. Tapi, trik sulapmu benar-benar membuat orang lain bahagia."
Tidak ada sedikitpun keraguan dalam ekspresinya, dan aku bisa melihat betapa dia mempercayai aku di masa depan. Aku ingin tahu apakah suatu hari nanti, aku juga akan dipercaya oleh Himegi-san.
"Aku akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi harapan Touka-san juga."
"Fufufu. Semoga berhasil, Suamiku."
Suami, ya? Sejujurnya, itu tidak terdengar buruk.
"Tetapi, aku berharap bisa melihat Harune bermain dengan mata kepalaku sendiri."
"Begitu ya. Besok akan menjadi hari yang bahkan kamu sendiri tidak mengetahuinya, kan?"
"Ya, mulai dari sini, ini akan menjadi rentang waktu yang tidak kuketahui."
"Apakah kamu tidak takut?"
"Aku baik-baik saja, kok. Bagaimana denganmu, Ha-kun?"
"Aku hanya sedikit khawatir. Menurutmu, apakah aku bisa membantu Harune-chan?"
"Tidak perlu khawatir. Bahkan, di masa yang aku tahu, kamu menyelamatkan Harune."
Begitu, ya. Apakah diriku di masa depan menyelamatkan gadis yang bermasalah itu? Jika itu benar, maka aku tidak boleh kalah dengannya.
"Jadi, apakah kita akan pulang?"
"Ya, mari kita pulang."
Mungkin aku menganggapnya sepele saat itu. Namun, tidak pernah kubayangkan bahwa pesta ulang tahun itu akan berubah menjadi peristiwa yang begitu penting.
TL: Zho (YouthTL)
Editor Note:
Sebenarnya kalau updatenya dipotong disini jahat juga sih bakal bikin penasaran wkwkwkwk
Tapi tenang, aku baik kok :)
Prev Chapter || ToC || Next Chapter
Post a Comment