NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

OmiAi [LN] Volume 4 Cerita Tambahan

 EXTRA EDITION ARISA YUKISHIRO'S DESIRE

(KEINGINAN ARISA YUKISHIRO)

Tanaka Note: Moga ae kalian tetep bisa baca di web yang nerjemah aslinya, gak web copasan sana yang ngambil terjemahan nya dari sini.


Di siang hari yang cerah.


"Aku suka kamu, Yukishiro-san! Maukah kamu jadi pacarku!!"


"......Maaf ya."


Putri keluarga Amagi, Arisa Yukishiro...


Seperti biasa, dia mendapat pengakuan cinta dan menolaknya.


"Be, begitu ya... Ma, maaf ya. Aku emang gak pantas..."


"Bukan, bukan begitu..."


"Enggak, gak apa-apa kok!!"


Sambil mencoba menghibur, Arisa ditinggal cowok itu lari sambil nangis.


Arisa merasa sedikit bersalah dan menggaruk rambutnya.


"Masih sama ya... selalu laris manis, Arisa."


Tiba-tiba ada yang ngomong gitu.


Pas dia liat ke arah suara...


"...... Yuzuru-san ya?"


Cowok berambut hitam dan mata biru, Yuzuru Takasegawa, berdiri di sana.


Dia adalah cinta pertama Arisa, dan juga teman masa kecilnya.


"Ini yang ke-13 kalinya ya... Kamu ini pilih-pilih banget sih."


Dengan senyum nakal, Yuzuru berkata begitu.


Arisa langsung cemberut.


Yuzuru emang teman masa kecil, tapi bukan berarti mereka akrab.


Malahan, sebaliknya...


Dia selalu bilang hal-hal jahil ke Arisa.


"......Bukan pilih-pilih. Aku cuma gak merasa mau jadi pacarnya, makanya aku tolak."


"Oh, jadi kamu nolak karena merasa dia gak pantas buat kamu?"


"Bukan gitu juga..."


Arisa langsung mengalihkan pandangan.


Lalu Yuzuru pelan-pelan mendekati Arisa.


"Atau mungkin......"


Dia menyentuh rambut Arisa.


"Kamu suka sama aku?"


"Berhenti dong!"


Arisa mendorong dada Yuzuru dengan keras.


Yuzuru terhuyung ke belakang.


...Tapi ekspresinya masih santai.


"Kenapa, benar ya?"


"......Itu bukan urusanmu."


Arisa bilang begitu dan berbalik pergi.


Tapi suara yang terdengar dari belakang... seperti menempel erat dan gak mau lepas.


"Jangan lari, Arisa. Kamu ini egois, sombong, arrogant, tapi kalau gak ada yang melindungi kamu, kamu gak bisa buka mulut dengan benar... kan?”


“A,aku”


Entah kenapa suaranya berubah jadi suara Arisa sendiri.


"Oi, Arisa."


"Hya!"


Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya, Arisa langsung teriak kaget.


Pas dia liat ke belakang... Yuzuru dengan ekspresi terkejut berdiri di sana.


"Jangan tiba-tiba teriak gitu dong."


"......Ma, maaf."


Arisa minta maaf kecil... dan melihat sekeliling.


Itu adalah kelas setelah sekolah.


Suara murid-murid yang sibuk dengan kegiatan ekskul terdengar dari luar jendela.


"......Ada apa?"


"Aku mau ngomong. Ayo."


Arisa dengan patuh mengangguk.


...Entah kenapa, dia merasa gak boleh melawan kata-kata Yuzuru. 


“Apakah area ini baik-baik saja?”


"Eh?"


Mereka berada di belakang gedung olahraga.


Apa ini, pikir Arisa sambil miringin kepala.


"Arisa."


"Ya?"


Dipanggil oleh Yuzuru, Arisa menoleh ke arahnya.


Yuzuru berkata,


"Aku cinta kamu."


"Eh?"


Kata-kata tiba-tiba itu membuat Arisa bengong.


Dan setelah dia mengerti... dia merasa wajahnya panas banget.


"Apa-apaan tiba-tiba..."


"Bukan tiba-tiba!"


Dengan keras,


Yuzuru mengepalkan tangannya ke dinding.


Tanpa sadar, Arisa terpojok ke dinding.


"Dulu, kita janji untuk menikah."

"Ta-tapi, aku ga ingat..."


"Ga peduli kamu ingat atau tidak, itu ga penting."


Sambil berkata begitu, Yuzuru mendekat dan menatap wajah Arisa. 


Kening mereka bersentuhan, hampir hidung mereka juga.


"Menikahlah denganku, Arisa."


"Ka...kalau aku bilang enggak gimana?"


Ditanya gitu, Yuzuru cuma nyengir.


"Akan aku buat kamu bilang mau menikah dengan aku, mau gak mau, siap gak siap."


Yuzuru bisikin itu lembut di telinga Arisa.


Arisa merasa seluruh tenaganya menghilang.


"Oops,"


Dengan cepat, dia merasa diangkat dari bawah.


Yuzuru dengan lututnya buat nahan badan Arisa dengan paksa.


"Sto...stop, please..."


"Mau stop apa?"


"Itu...lututmu...menyentuh...auh..."


Yuzuru gerakin lututnya dan Arisa nggak kuat sampe keluar suara.


Dengan dinding di belakang dan badan Yuzuru di depan, Arisa nggak punya jalan untuk kabur.


"Lututku menyentuh apa?"


"To...tolonglah..."


"Kalau gitu, berdiri yang bener."


Arisa, dengan kaki yang gemetar seperti anak rusa, mencoba keras buat berdiri.


Yuzuru semakin mendekat.


Dada lembut Arisa ditekan oleh dada tebal Yuzuru.


"Rambut Arisa...cantik banget."


Rambutnya dielus dengan lembut.


Cuma itu aja, Arisa merasa pinggangnya mau patah.


"Jangan..."


Tanpa sadar, Arisa memalingkan mukanya.


Tapi itu sama aja dengan memberikan pipi dan telinga yang tak terlindungi kepada Yuzuru.


"Fuuh..."


"Aah..."


Nafas di telinga membuat Arisa tak bisa menahan suaranya.


Berturut-turut dia dicium di telinga dan pipinya.


Tanpa sadar, Arisa sudah menyerahkan seluruh berat badannya pada Yuzuru.


"Ayo, lihat ke sini."


Dengan paksa, Yuzuru menarik dagunya agar Arisa menghadap kepadanya.


Dengan kekuatan yang sangat besar... tidak mungkin untuk dilawan.


"Yu...Yuzuru...san?"


"Bersumpahlah, Arisa."


Dengan nada keras, Yuzuru berkata pada Arisa.


"Bersumpah kamu akan menikah denganku... Kalau begitu, aku akan memaafkanmu."


"Aku...bersumpah..."


"Jadi milikku, baik badan maupun hatimu?"


"Iya. Baik badan maupun hatiku semuanya... milik Yuzuru-san."


Setelah Arisa bilang gitu... Yuzuru tersenyum dengan lembut.


Wajah jahatnya tadi seakan hanya ilusi.


"Kamu pintar, Arisa."


Dia mengelus kepalanya.


"Yuk, Arisa. Kita ciuman."


Begitu Yuzuru bilang, Arisa terkejut.


"Ka...kamu bilang tadi akan memaafkanku..."


"Kamu sudah bersumpah, kan? Semua milik Arisa adalah milikku. Jadi, apa pun yang aku lakukan pada Arisa... kamu nggak boleh melawan, kan?"


"Ta...tapi..."


Arisa merasa diperlakukan dengan sangat sewenang-wenang.


"Ayo, Arisa. Angkat mukamu..."


"A...ah..."


Tanpa bisa melawan, Arisa mengangkat mukanya. 


Jadi, gini...


"Arisaa, Arisaa..."


"Ng, nggak bisa. Yu, Yuzuru-san... jangan, jangan kasar gitu..."


"Hoi, Arisaa!"


Digoyangkan badannya kuat-kuat, Arisa terbangun.


Melihat sekitar, ternyata dia ada di dalem shinkansen.


"Selamat pagi, Arisa."


"Se, selamat pagi..."


Pelan-pelan kesadarannya kembali, Arisa akhirnya inget.


Sekarang dia lagi di perjalanan pulang dari liburan ke pemandian air panas.


"Kayaknya kamu lagi mimpi buruk deh, kamu baik-baik aja?"


"Eh? I, iya. Ba, baik-baik aja kok!"


Arisa, mukanya merah banget, sambil ngangguk-ngangguk.


(A, aneh banget, kenapa aku bisa mimpi gitu ya...)


Arisa inget mimpi yang baru saja dia alami.


Kayaknya dia pengen dijahilin Yuzuru deh.


"E, eh... Yuzuru-san. Aku, ngomong aneh-aneh nggak?"


"Ngomong aneh? Mmm, sepertinya nggak deh..."


"Be, begitu ya. Kalau begitu..."


"Tubuh dan hati kamu milik aku kan?"


Denger kata-kata Yuzuru, Arisa mukanya merah sampe telinga.


"E, eh, itu, maksudnya..."


"Kalau tubuh dan hati kamu milik aku... aku boleh ngapain aja dong? Arisa."


Yuzuru bilang gitu sambil ngintip muka Arisaa.


Arisa... nggak bisa gerak.


Yuzuru taruh tangannya di dagu Arisaa, terus dengan paksa... cium...


"Hah!"


Dan di situ, Arisa terbangun.


Ngeliat sekitar, ternyata dia ada di kamarnya sendiri.


Hari ini hari pertama sekolah setelah liburan panjang.


"...Mimpi apa tadi ya?"


Arisaa miringin kepalanya.

Kayaknya dia baru aja mimpi yang seru deh.


Seperti fantasinya jadi kenyataan gitu...


(TL/N : Ngakak lah, mimpi didalam mimpi)


"...Ah, sudahlah."


Arisa segera siap-siap. 


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment



close