NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Billionaire Program: Nanji, Kai to Ougon wo Motomeyo Volume 1 Introduction

 Penerjemah: Tanaka Hinagizawa 

Proffreader: Eina


Introduction: Tuan-Nyonya yang terhormat dari taman miniatur Crown Jewel.

Tanaka Note: Moga ae kalian tetep bisa baca di web yang nerjemah aslinya, gak web copasan sana yang ngambil terjemahan nya dari sini.


“Untuk semuanya yang telah mempertimbangkan untuk masuk di sekolah kami—senang bertemu dengan kalian. “

“Namaku Chojabara Mao, Kepala Sekolah Akademi Swasta Chojabara”

“Sekarang, Aku ingin bertanya kepada kalian semua—Apa itu uang bagi kalian?”

“Apakah itu sesuatu yang diperoleh untuk mendapatkan apa yang kalian inginkan? Ataukah itu sesuatu yang diinvestasikan untuk diri kalian sendiri dan untuk meningkatkan keterampilan kalian?“

“Pandangan – pandangan seperti itu juga termasuk benar.“

“Namun, lebih dari itu, aku… ku pikir uang adalah penemuan terburuk dan juga terbaik dalam sejarah manusia.”

“Seandainya sistem moneter tidak pernah ada, Yudas mungkin tidak akan mengkhianati Yesus hanya untuk 30 keping perak. Demikian juga jika organisasi besar dan kaya tidak ada, senjata pemusnah massal seperti bom nuklir tidak akan dikembangkan. Itu karena negara yang mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih mereka tidak akan makmur sejak awal. Itu karena tidak ada yang akan berjuang untuk kekayaan ekonomi.“

“Bagaimanapun juga, modal finansial dan ekonomi selalu menjadi bagian dari akar keburukan dan kejahatan manusia—walaupun ini teori ekstrem dan mungkin semuanya hanyalah peristiwa yang terjadi secara alami.”

“Di sisi lain, meskipun uang telah membawa ketidakbahagiaan dimana-mana, tetapi uang juga telah memberikan kebahagiaan yang sebanding dan telah berdampak besar pada evolusi dan perkembangan manusia. Putarlah keran maka air akan keluar darinya. Kita bisa bersemangat menonton sepak bola, mengirim satelit tak berawak ke luar angkasa yang belum kita jelajahi, dan bahkan aktivitas yang tidak kita lihat secara langsung, selalu ada modal dibalik semua itu. Kenyamanan, hiburan, ataupun rasa haus akan pengetahuan, semua itu ada dan berkembang karena uang dan orang yang mengelolanya.”


(TLN: Mungkin kiasan luar dan maksudnya itu setiap tindakan ada sebab akibatnya, jadi karena uang ditemukan, inilah hasil / akibatnya)


“Baik itu menguntungkan maupun merugikan, uang, dalam hal baik ataupun buruk, menyimpan potensi kemungkinan yang jauh melampaui imajinasi kita. “

“Karena kemungkinan dari masa depan yang tidak diketahui itu juga sehingga kita bisa menemukan hal yang spesial dari yang hanya sekumpulan kertas, potongan logam, atau sekumpulan angka dalam rekening bank—tidaklah salah bagi kita untuk menerima ini, bukan? Bagaimanapun juga, sejak zaman kuno hingga sekarang ini, uang tetaplah menjadi wadah yang bisa diubah menjadi segala macam hal.”

“Oleh karena itu, semua orang menginginkannya. Untuk meraih kemungkinan yang tak terbatas darinya.”

“Untuk mendapat hasil baik maupun buruk yang mengarah dan terhubung pada ambisi dan keinginan mereka…” 

“...Yah, tentu saja, kalian semua juga termasuk yang seperti itu, benar bukan?”

“Seperti yang mungkin sudah kalian ketahui, sekolah kami berbeda dari SMA biasanya.”

“Tidak ada niat untuk menghasilkan sekelompok siswa elite hanya untuk memenangkan perang ujian.“

“Kami juga tidak meminta kalian untuk meningkatkan reputasi sekolah dengan meraih prestasi melalui kegiatan klub.“

“Apa yang kami tuntut dari siswa yang berkumpul di akademi ini hanyalah satu—“ 

“Kami ingin kalian menjadi individu yang dapat secara aktif menghasilkan sejumlah besar modal dan bisa mengelolanya dengan terampil.”

“Kalian dapat memonetisasi individualitas dan keunikan kalian. Kalian juga dapat bekerja sama dengan orang lain untuk menghasilkan hasil. Dalam beberapa kasus tertentu, metode yang tidak konvensional juga dapat kami terima—mereka yang tidak terikat dan tidak memiliki batasan adalah sebuah harta karun. Alasan mengapa kami terus berinvestasi dengan mudah adalah untuk membentuk dan mengembangkan pemikiran yang bebas dan fleksibel.“

“...Kalian harusnya mengerti bahwa ini bukan hanya impian belaka.”  

“Sejumlah uang yang tidak bisa dikumpulkan oleh siswa SMA. Sebuah jalan untuk menjadi miliarder. Akademi ini memiliki program yang dapat mewujudkan hal tersebut.”


(TLN: Jika kalian tanya "kok miliader padahal judulnya billionaire?", skala mata uang di Indo dengan luar beda ya. Di Indo billiion itu miliar, million itu juta)


“Semoga di antara siswa tahun ini akan muncul individu yang luar biasa yang sebanding dengan para pendahulunya—kalau begitu..“

“Apakah kalian sudah siap? Apakah kalian siap untuk berjuang di tempat yang penuh dengan kekayaan yang melimpah?“

“...Jika kalian memiliki ambisi yang sangat besar dan tak tergoyahkan, lalu buktikanlah di sini dengan hasil.”

“Kami benar-benar menantikan untuk melihat seseorang seperti kalian—seseorang yang tidak akan hancur oleh tantangan apa pun.”  


    $  


"—Aku sudah mendengar desas-desusnya sejak lama tapi tetap saja, ini masih cukup intens."  

Sambil tetap memegang kemudi mobil SUV merahnya, dia bergumam pada dirinya sendiri.

"Untuk kesenangan dan keinginan miliarder saja, ini adalah pesan yang cukup provokatif."  

"Ini sudah lebih dari 'cukup' provokatif saja tahu. Para wali siswa juga menontonnya, bukan? Jika ini ditaruh pada web pendaftaran yang ditujukan kepada para calon siswa, akan lebih baik jika mereka sedikit lebih lembut tahu.” 

Dia terus memberikan pendapatnya tentang video yang sedang diputar di mobil yang terhubung dari ponselku. Aku telah menyimpan video ini sebelumnya sebagai pembuka percakapan dan melihat dia tertarik akan ini, tampaknya ini akan menjadi topik yang bagus untuk dibicarakan.

"Seharusnya mereka sedikit lebih lembut, huh... begitu ya. Setelah lebih kuperhatikan lagi, benar juga.”  

"Benarkan?" 

"Ya. Penampilan kepala sekolah yang dewasa dan cantik dalam gaun hitam pekat itu... terlalu seksi untuk ditunjukkan kepada para murid baru.”

"…Tunggu, apakah kamu bahkan mendengarkanku? Itu bukan yang kumaksud dengan 'provokatif'."

"Tapi tetap saja—ada kecantikan tertentu yang datang seiring bertambahnya usia, bukan? Dan itu tidak berlaku hanya untuk kepala sekolah saja, tetapi juga berlaku untukmu..."

"Umm..”

...Rambut pirangnya yang panjang, suasananya yang kasar namun cerdas, dan ekspresi cerianya yang tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan sama sekali. Dia adalah perwujudan dari wanita dewasa yang ideal.  

Sambil tersenyum masam, dia melihat ke arahku yang duduk di kursi penumpang.  

"Aku juga berpikir ini saat di pesawat... tapi kamu benar-benar aneh, bukan?"  

"Aku tidak yakin dengan apa yang kamu maksud, tetapi aku akan menganggapnya sebagai pujian untuk saat ini."  

"Itu bukan pujian, hanya pengamatan yang jujur. Misalnya, cukup jarang bagi seseorang seusiamu untuk belajar di luar negeri, dan juga kamu pergi sendirian tanpa keluargamu. Lalu yang terpenting... seorang siswa SMA normal tidak akan tiba-tiba menggodaku di tengah-tengah percakapan, kan?"  

"Setidaknya aku ingin kamu tahu bahwa aku belum menyerah. Begitu juga dengan tukaran kontak."  

"Sudah kukatakan, jika aku menerimanya, aku akan ditangkap karena perbedaan usia kita. Oh, aku juga belum menyebutkan ini sebelumnya, tapi aku sudah menikah."  

"...What?" (Apa)


 (TLN: Memang dari rawnya pakai Inggris)


"Karena pekerjaanku, biasanya aku harus melepas cincinku."  

Tiba-tiba, dia mendengar informasi yang mengejutkan. Dari apa yang dia dengar, Chloe bekerja sebagai peneliti medis dan dia memiliki beberapa urusan di akademi juga, tetapi sepertinya dia sudah menikah. 

"Yah, begitulah. Tapi jangan khawatir, tenang saja. Seorang pria yang tampan dan proaktif sepertimu pasti akan menemukan gadis yang baik suatu hari nanti—mungkin, siapa tahu?"  

"...Itu akan bagus. Tapi aku harus minta maaf atas semua perilaku ku."  

Meskipun ada sedikit rasa penyesalan, tapi mengejar seseorang yang sudah berkomitmen tidaklah bijaksana, kan?  

Saat aku dengan cepat memberi jarak, dia—Chloe—membuka jendela bagian pengemudi hingga cukup untuk menaruh tangannya. Selagi angin segar masuk dengan perlahan, di luar, sinar matahari pagi menerangi distrik Shibuya yang ramai.  


Aku bertemu dengan Chloe Lawrence dalam penerbangan dari Los Angeles ke Jepang.  

Setelah menonton film pertama di pesawat, dia yang duduk di sebelahku mengajakku berbicara. Kami menjadi akrab setelah kami berdua tahu kalau kami adalah sesama orang Jepang-Amerika. Bahkan, setelah kami tiba ternyata kami memiliki tujuan yang sama. Pada akhirnya, aku menumpang di mobil sewaannya setelah dia menawariku untuk ikut dengannya.

...Kebetulan yang luar biasa. Itu membuatku berpikir bahwa mungkin kebetulan ini adalah rencana seseorang.

Tapi daripada diantar oleh supir taksi sekitar bandara, lebih baik jika seorang wanita cantik seperti Chloe yang mengantarku. Untuk bisa sebahagia ini, aku tidak peduli jika pertemuan kami memiliki peluang yang di luar nalar. Terkadang, hal-hal seperti ini memang bisa terjadi.  

Yah, seolah-olah untuk menyeimbangkan kebetulan itu, aku tidak diberikan kesempatan untuk melangkah lebih jauh dari seorang teman... begitulah adanya. Bisa mundur ketika saatnya juga adalah salah satu kelebihan dari pria yang menarik. 

"Ngomong-ngomong, Shido."  

Saat aku sedang mencoba memperbaiki mentalku selagi melihat pemandangan kota. 

"Kenapa kamu memutuskan untuk mendaftar di akademi itu?"  

Chloe, yang belum menyinggung urusan pribadiku hingga sekarang, tiba-tiba mulai membicarakannya.  

...Mungkin karena perpisahan kami sudah dekat.

Tujuan kami, Akademi Chojabara, hanya sekitar lima belas menit lagi. 

"Ada terlalu banyak alasan untuk menjelaskannya dalam satu kalimat... tapi jika harus kukatakan, yah, mungkin untuk mencapai keinginanku sendiri.”

"Oh. Jadi, kamu berusaha untuk mencapai mimpi Jepangmu di sana?"

"Itu... tidak juga. Sejujurnya, aku sangat membenci uang."  

"...Eh? Kalau begitu... kenapa?"  

Selagi menunggu lampu merah, Chloe mengangkat kedua tangannya dengan dramatis sebagai tanda kebingungan.  

Kemungkinan dia bingung karena dia memiliki pemahaman tentang akademi itu hingga tingkat tertentu.  

Namun, meskipun begitu, aku tetap menjawab tanpa ragu.  

Tujuan dari keberadaan akademi itu bertentangan dengan keinginanku.

Keinginan itu adalah alasan dari setiap tindakan dan motivasi dariku, Shiguma Shido.


"Aku sangat ingin sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang. Hanya itu saja."





Previous Chapter | ToC | Next Chapter

Post a Comment

Post a Comment

close