Penerjemah: Sena
Proffreader: Sena
HARI KE-5
Kira-Kira Kota Seperti Apa Yang Tertarik Membeli Tumpukan Gada Goblin?
GUA
HALO DI SANA, Goblin, senang bertemu denganmu di hutan penuh jamur ini! Aku membunuhnya. Selamat tinggal, Tuan Goblin! Begitulah kurang lebih setiap kali aku berjalan di hutan. Jamur, jamur, goblin, jamur, jamur, goblin, jamur, jamur, goblin, goblin.
Sialan! Bahkan ketika aku menggunakan Appraisal untuk memeriksa sekeliling, tidak ada yang bisa dimakan selain jamur dan beberapa herba, lalu sekelompok goblin—tapi tidak, aku bahkan tak mau makan goblin! Kelincinya enak, tapi aku tak punya senjata jarak jauh atau sihir untuk memudahkan berburu.
Aku bisa menyembunyikan diriku dengan Stealth, mendekati, dan menerkam. Presence Concealment dan Stealth sangat berguna. Mereka jauh lebih baik daripada keterampilan yang dipaksakan si kakek padaku, jadi kenapa aku harus repot-repot dengan ruangan putih itu? Apakah ada gunanya? Lain kali aku bertemu dengannya, dia harus menjawab banyak pertanyaanku. “Jamur, jamur, oh, goblin.” Aku jadi terbiasa dengan goblin sampai khawatir aku akan mulai menyukai mereka. Aku tidak ingin hal itu mengganggu niatku untuk memukul mereka sampai mati demi pengalaman.
Mereka bodoh dan hampir tidak menyadari ketika aku mendekat menggunakan Presence Concealment dan Stealth. Mereka bahkan tak bisa bereaksi terhadap seranganku yang tiba-tiba. Mereka hanya memegang gada mereka seperti orang bodoh. Serangan mendadak, pukulan brutal, lanjut ke berikutnya. Aku terus bergerak tanpa henti agar tidak terjebak dalam pertempuran yang lama. Aku terus mengulangi strategi serangan cepatku, sambil mengumpulkan lebih banyak jamur dan sesekali herba. Ya, aku benar-benar tidak perlu terlibat dengan anak-anak nakal itu, pikirku.
Tidak banyak goblin di dekat gua, tetapi yang ada cukup kuat, dengan level antara 10 dan 15. Aku tidak bisa membunuh yang level 15 dalam sekali pukul kecuali aku menumpahkan semua kekuatan ke ayunanku. Di hutan, banyak goblin yang lebih lemah, kebanyakan di bawah level 10. Oh, dan lebih banyak jamur. Yay. Sesekali aku mendengar suara burung di atas kepala. Aku benar-benar ingin menyantap sate ayam panggang. Sayangnya, aku tidak punya cara untuk menyerang dari jarak jauh. Ketika aku serakah melihat ke arah calon kebab terbang itu, aku baru menyadari untuk pertama kalinya bahwa pepohonan di hutan ini berbuah. Buah bisa dimakan.
Akhirnya, aku bebas dari kutukan jamur! Syukurlah aku pakai kontak lensa ini, pikirku. Bahkan dalam kegelapan di bawah pepohonan, aku bisa melihat benda-benda kecil. Penglihatan yang bagus benar-benar anugerah. Jika ada kontak lensa seperti ini di dunia nyata, aku pasti akan memakainya. Mereka tidak memperbaiki wajahku, tapi ya sudahlah. Aku memanjat pohon, mengambil buah, dan mencicipinya.
Rasanya manis. Agak asam, tapi ini adalah rasa manis pertama yang aku cicipi dalam waktu yang terasa sangat lama. Aku bukan penggemar makanan manis, tapi mengingat betapa terbatasnya pilihan makananku di dunia ini, rasanya enak.
Membuatku merasa nostalgia. Buahnya kecil dan tidak terlalu mengenyangkan, tapi aku memutuskan untuk memetik sebanyak mungkin. Buah ini tidak akan merusak tubuh langsingku, kan? Selain itu, aku terus menemui lebih banyak jamur dan goblin, goblin dan jamur, dan terakhir tapi tak kalah pentingnya, jamur dan jamur dan goblin. Cukup!
Pikirkan semua penderitaan yang mereka bawa ke dunia ini—penderitaanku! Aku tidak bisa menemukan goblin kuat lagi di mana pun, dan aku sudah punya terlalu banyak gada di dalam tas. Mungkin aku bisa menjualnya di kota? Kira-kira kota seperti apa yang tertarik membeli tumpukan gada goblin?
Fokusku mulai hilang. Kalau terus begini, aku akan membuat kesalahan. Satu pukulan di wajah tetap akan berarti kematian. Aku semakin baik menggunakan Movement, tapi kalau aku tidak bisa fokus, aku akan terbang begitu saja.
Menabrak gada goblin dengan wajahku bukan ide bagus jika aku ingin tetap hidup. “Baiklah, saatnya pulang,” kataku keras-keras. “Tunggu, apa aku sekarang menganggap gua itu sebagai rumah?”
Bagaimanapun juga, aku kembali ke gua. Lebih banyak goblin dan jamur, jamur dan goblin. Jika hidup memberimu lemon, buatlah limun.
Nah, hidup memberiku jamur, jadi aku akan membuat jamur paling lezat yang pernah ada di dunia! Masalahnya, bahan lainnya hanya garam. Begitu aku kembali ke “rumah,” semua ketegangan di tubuhku hilang. Efek samping dari jadi penyendiri, mungkin? Kalau begini terus, aku tidak akan bisa meninggalkan gua sama sekali. Dalam kebanyakan novel ringan, jika kamu menghabiskan seluruh sihirmu, MP dan keterampilan sihirmu meningkat.
Itulah kenapa aku menggunakan sihir untuk memanaskan makan malamku.
“Sekarang aku punya lebih banyak jamur kering daripada yang kubutuhkan. Selanjutnya, aku harus menggunakan Sihir Bumi untuk membuat panggangan batu.”
Aku terus memperbaiki guaku dan berlatih sihir, dan akhirnya merasa cukup lelah untuk tidur. Aku selalu tertidur setelah menghabiskan MP-ku, jadi tidurku sangat nyenyak di dunia ini.
Kenapa aku dibawa ke dunia tanpa tempat tidur? Aku dipanggil ke hutan penuh jamur, goblin, dan tidak ada yang lain. Apa aku dipanggil untuk melindungi dunia dari ancaman jamur dan goblin? Apa ini semua yang dunia ini tawarkan padaku? Jamur, goblin, tamat? Bukankah seharusnya hutan penuh dengan bahan makanan berharga? Kenapa hanya ada jamur di sini? Aku tidak tahu apakah ada yang aneh dengan vegetasi atau hutan ini memang aneh. Aku mulai merasa nyaman di sini, tapi mungkin tempat lain punya pilihan makanan yang lebih baik. Dengan merinding, aku sadar bahwa kalau aku tetap di sini, aku harus menghabiskan sisa hidupku hanya dengan makan jamur. Apa yang harus dilakukan? Tanpa perlu keluar ke hutan lagi, aku sudah punya cukup jamur untuk seumur hidup.
Keluar hanya berarti lebih banyak jamur. Aku sedang menuju kehidupan sebagai penyendiri ekstrem. Jika ini terus berlanjut, aku akan jadi penyendiri yang sempurna.
Previous Chapter | ToC |
Post a Comment