NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Isekai Cheat Jinsei wo Kaeta V15 Prolog

 Prolog


Aku memiliki mimpi yang sama lagi. 

 “──Saara-sama, tolong larilah! "

Penduduk Moatra mengatakan itu kepadaku

── Bumi yang menghabiskan waktu bertahun-tahun menciptakan para manusia ini. 

Tapi para Dewa memperlakukan manusia seperti mainan dan memerintah mereka. 

Oleh sebab itu, Bumi menciptakanku untuk menyelamatkan anak tercintanya, yaitu para manusia. 

Untuk menjalankan misi yang diberikan Bumi kepadaku, aku membebaskan Manusia dari Dewa dan mendirikan negara besar bernama Moatra. 

Moatra mengembangkan berbagai macam teknologi melalui tangan para manusia dan tumbuh hingga menjadi negara yang indah. 

Tapi── tidak ada jejak yang tersisa lagi. 

Para Dewa memanggil Divine Beast, dan Divine Beast itu menghancurkannya. 

Beast itu mempunyai tubuh yang sangat besar, hampir separuh ukuran Moatra, dan masih membantai para penduduk. 

"Bagaimana aku bisa pergi melarikan diri dan meninggalkan kalian semua? "

Aku, yang diciptakan untuk menjadi pelindung umat Manusia, tidak mungkin untuk melarikan diri dan meninggalkan para penduduk

Tapi para penduduk tidak ingin menyerah. 

"Tidak. Mereka tidak mengejar kami; mereka mengejar... Saara-sama. "

“!!!”

"Kamu pasti sudah mengetahuinya. Mereka mencoba untuk menyerap Star Power untuk menguasai kendali penuh atas Bumi! "

Ya, seperti yang dikatakan para manusia, para Dewa bukan mengincar aku... Tapi Bumi yang mempunyai "Star Power."

Meski dalam kondisi hancur, alasan kita masih bisa melawan Divine Beast itu sebagian besar karena Star Power yang kita dapat dari Bumi. 

Namun, Star Power ini tidak terbatas. 

Makin banyak orang, termasuk diriku sendiri, melawan para Dewa, semakin banyak Star Power yang terkuras. 

Jika Star Power terus terkuras pada tingkat ini, Bumi akan menghadapi kepunahan. 

Saat itu terjadi, tempat ini akan menjadi milik para Dewa. 

Aku harus mencegah hal itu. 

Tetapi──.

"Meski begitu, aku, yang diciptakan untuk menjadi pelindung umat Manusia, tidak bisa meninggalkan kalian. "

“Saara-sama…!”

"Disamping itu! Sama seperti kekuatan kita yang terbatas, bahkan para Dewa pun tidak Absolut."

Memang benar Divine Power para Dewa sangat mengerikan dan sangat kuat. 

Kau bisa mengatakan mereka Maha Kuasa. 

Dengan kekuatan itu, mereka bisa menciptakan tidak hanya Manusia tetapi juga bentuk kehidupan yang lain yang jumlahnya tak terbatas dan bahkan menulis ulang hukum Dunia. 

Tapi ini adalah Bumi dan Star Power memblokir kekuatan sekuat itu. 

Tempat ini bukan milik para Dewa. Melainkan milik Bumi. 

Tidak mungkin aku membiarkan kekejaman seperti itu terjadi di Bumi. 

"Jadi aku tidak akan pernah menyerah. Kalian, juga, harus meminjamkanku kekuatan kalian."

“Saara-sama…”

Walaupun begitu, para Dewa mengumpulkan Divine Power dan menciptakan sebuah bencana yang dipanggil Divine Beast. 

Tidak seperti para Dewa, Divine Beast tidak bisa menciptakan kehidupan, juga tidak bisa menulis ulang hukum Dunia. 

Tapi sebagai inkarnasi dari kehancuran, itu menghancurkan semua kehidupan di planet ini. 

Kami melawan monster semacam itu. 

Penduduk gugur satu per satu. 

Namun, aku tidak akan menyerah dan terus bertarung. 

Tapi kemudian──.

"Apa...? "

Tiba-tiba, tubuhku terdorong kebawah. 

Itu mencoba menarikku, yang mempunyai Star Power, ke bawah tanpa perlawanan sedikitpun. 

Bingung dengan situasi yang tiba-tiba terjadi, aku mengalihkan mataku untuk melihat apa itu. 

Disana, dengan tutup terbuka, adalah sebuah peti mati berwarna emas. 

Peti mati itu menghisapku tanpa henti dan mengurung ku didalamnya. 

"Apa ini? Buka! "

Aku memukul peti mati itu dari dalam dengan panik, tapi peti mati itu tidak bergerak. 

Bahkan dengan menggunakan Star Power, yang setara dengan Divine Power, peti mati itu tetap tidak bergerak. 

Aku tak pernah melihat hal semacam ini sebelumnya. 

Tetapi hal itu tidak bisa dihindari. 

Karena peti mati ini dibuat oleh── Bumi. 

"Kami minta maaf, Saara-sama. Kami tidak punya pilihan selain melakukan ini...! "

"Apa yang kalian bicarakan? Keluarkan aku dari sini! "

Aku berteriak mati-matian, tapi para penduduk tidak membiarkanku keluar dari peti mati. 

Peti mati tersebut adalah hasil permintaan para penduduk pada Bumi untuk membiarkan aku melarikan diri. 

Dan Bumi merespon permintaan itu. 

Itulah kenapa aku tidak bisa keluar dari peti mati. 

Karena aku mahluk yang diciptakan oleh Bumi──.

"Saara-sama. Kamu adalah harapan terakhir planet ini. "

Suara ini dipenuhi dengan tekad yang tidak bisa diukur. 

"Apa yang kalian pikirkan...? Jangan bodoh...! "

 “Saara-sama. Tolong── hiduplah. Untuk kami, untuk kebanggaan kami──.”

Saat berikutnya, aku merasa kesadaranku memudar. 

Aku mencoba mati-matian untuk mempertahankan kesadaranku, tapi aku tidak bisa mempertahankannya. 

"Berhenti... Berhennnntttttiiiiiii! "

Kemudian── kesadaranku menghilang. 

Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah itu. 

Kemudian, aku bermimpi tentang kejadian itu. 

Lagi dan lagi, mengalami mimpi yang sama. 

Setiap saat aku memimpikannya, aku menggapainya lagi dan lagi, tapi karena itu mimpi tapi nyata, aku tidak bisa berbuat apa-apa. 

Jadi aku berdoa. 

Aku harap para penduduk Moatra... Bumi selamat. 

Dan tolong── tolong bangunkan aku. 


***


Kami kembali dari pertempuran melawan Yin dan yang lain di Between World. 

Tetapi segera setelah kami kembali, Iris-san yang terluka datang kepadaku. 

 “I-Iris-san! Apa kamu baik-baik saja? "

Aku mengeluarkan botol berisi jus Complete Recovery Herb dan memberikannya ke Iris-san, yang aku cepat-cepat pegang dalam pelukanku. 

Luka yang ada di tubuh Iris-san menghilang dalam sekejap... 

"Te-terima kasih──”

“Iris-san!”

" Sepertinya dia pingsan. "

“Nya.”

Complete Recovery Herb Juice bisa menyembuhkan segala macam luka tapi tidak bisa mengembalikan tenaga yang hilang. 

"Mari masuk ke rumah Sage-san terlebih dahulu. "

Aku membawa Iris-san yang ada dalam pelukanku dan segera masuk ke dalam rumah Sage-san. 

Lalu aku membaringkannya di tempat tidur dan beristirahat. 

"Bagaimana bisa Iris-san yang seorang Sword Saint dalam keadaan seperti itu... Apa yang mungkin sudah terjadi padanya...? "

Mungkinkah itu sesuatu yang berhubungan dengan Evil terjadi lagi? 

Selain itu, aku harus memberi tahu Reimei-sama tentang apa yang terjadi di Between World dan...

Sementara aku memikirkan hal itu, Meiko berbicara. 

"Aku akan menjaga Iris-sama, jadi mengapa Master tidak pergi kembali ke rumah yang ada di Bumi? "

"Bisakah aku memintamu untuk melakukan itu? "

"Ya! "

"Terima kasih. Kalau begitu, Stella, biarkan aku memperkenalkan kamu pada keluargaku."

“Nyaa!”

Mendengarkan perkataan Meiko, aku membawa Stella denganku dan kembali ke rumahku yang ada di Bumi. 

Kemudian, untuk alasan tertentu, semua orang, termasuk Lexia-san, berkumpul di ruangan dimana Door to Another World berada... Itu adalah, didalam gudang. 

“Yuuya-sama!”

Sementara, Lexia-san yang menyadariku pertama kali, dan segera berlari ke arahku, dia memelukku dengan sekuat tenaga. 

“Le-Lexia-san!”

"Yuuya-sama, apa kamu baik-baik saja? "

"Y-ya. Aku baik-baik saja, tetapi... "

Aku tengah kebingungan karena aku tidak menyangka akan dipeluk oleh Lexia-san. 

Kemudian Luna segera menghampiri dan memegang kerah baju Lexia-san. 


"Apa yang kamu lakukan? Menjauhlah dari Yuuya! "

"Aku tidak akan menjauh dari Yuuya-sama! "

"Kamu harus menjauh dari Yuuya! "

Setelah Luna menarik paksa Lexia-san agar menjauh, Lexia-san dan Luna mulai berdebat seperti biasa. Tapi segera perdebatan itu selesai, Luna mengalihkan perhatiannya ke arahku. 

"Lebih penting lagi... Selamat datang kembali, Yuuya. "

"Te-terima kasih. "

Apa yang bisa kukatakan? Aku senang mendengar seseorang menyambut aku pulang. 

Saat aku tersenyum pada Luna, dia melihat Lexia-san dengan ekspresi penuh kemenangan di wajahnya karena alasan tertentu. 

"Bagaimana? Ini yang disebut hubungan yang benar dengan Yuuya. "

“Mukiiii! Apa?... Tapi tidak apa! Tidak seperti Luna, aku sudah memeluk Yuuya-sama! "

"Apa yang kamu katakan? "

... Entah bagaimana, mereka berdebat lagi. 

Sementara aku tersenyum melihat mereka berdua, Kuuya-san dan Ouma-san datang kepadaku. 

"Kamu sudah kembali."

“Ouma-san, Kuuya-san!”

"Bagaimana keadaanmu? Bagaimana dengan Between World? "

"Ada banyak hal yang terjadi, tapi kami berhasil melakukannya. "

Sekali lagi, aku menjelaskan secara singkat apa yang terjadi di Between World. 

Setelah mendengarkan ceritaku, Kuuya-san mengeluh. 

"Aku paham... Karena mereka telah ditolak oleh Dunia mereka... Mereka menginvasi Dunia yang berbeda untuk mendapatkan tempat ideal mereka sendiri... "

"Hmm. Itu cerita yang luar biasa. Tapi aku lebih terkejut lagi bahwa orang yang tertolak oleh Dunia ada disini dari pada orang-orang itu... "

“Nya~”

Ouma-san melihat kearah Stella saat mengatakan itu. 

Orang yang dimaksud, Stella tidak memperhatikan Ouma-san dan tanpa sadar hanya duduk saja. 

Sambil melihat Stella, aku bertanya tentang sesuatu yang ada di pikiranku. 

"Ngomong-omong... Apa yang sedang terjadi dengan semua orang berkumpul disini? "

"Oh, benar itu! Yuuya-sama, ada masalah besar! "

“Eh?”

Aku kebingungan pada Lexia-san yang gelisah, dan Kuuya-san mulai berbicara dengan ekspresi bingung di wajahnya. 

"Aku tidak tahu dari mana harus memulainya... "

"Kurasa kita harus memulai dengan wanita itu, benar? "

"Seorang wanita? "

"Lihat disana. "

Diarah yang ditunjuk Luna, ada seorang wanita asing dengan rambut berwarna merah. 

Wanita itu sepertinya tidak sadarkan diri dan tertidur. 

"Si-siapa dia? "

Saat aku bertanya, semua orang melihat satu sama lain, terkejut melihat orang asing di ruangan itu. 

Kemudian Ouma-san berbicara mewakili semua orang. 

"... Wanita itu keluar dari peti mati yang terbaring disana. "

"Sebuah peti mati? "

Saat aku menolehkan kepalaku, Ouma-san menunjuk ke arah tertentu. 

Disana, aku melihat sesuatu seperti peti mati Fir'aun, yang telah kulihat berkali-kali sebelumnya, tergeletak terbuka sepenuhnya. 

"Eh... Eeehhhhhh! Ad-ada orang di dalam sana? "

"Aku mengerti jadi kamu tidak tahu tentang itu juga... "

Itu wajar saja. 

Lagi pula, semua benda yang ada di gudang adalah benda yang dikumpulkan oleh kakekku, dan aku tidak ada hubungannya dengan semua itu. 

Tapi dari yang kulihat dari peti mati tersebut, aku pikir ada mumi sungguhan di dalam sana... 

"Ma-maksudku, aku tidak mengira ada orang hidup yang berada di dalam sana... "

"Aku setuju. Semua orang terkejut. "

Hanya Yuti saja yang bersemangat seperti biasa, tapi dari wajah semua orang, bahkan Ouma-san pun tidak menyadarinya. 

Lebih tepatnya, sudah berapa lama dia didalam peti mati? Bagaimana dia masih bisa tetap hidup? 

Aku bingung dengan situasi ini. Dan aku tidak bisa berhenti memikirkannya. 

Tapi kemudian bom lain jatuh menghantamku. 

"Yah, Yuuya. Ada hal lain yang harus kukatakan kepadamu. "

"Y-ya? "

"Ini tentang Night dan yang lain... "

 “Night? Huh? Omong-omong kemana Night dan yang lainnya? "

Jika semua orang disini, tidak mengejutkan bahwa Night dan yang lain ada disini juga, tapi untuk alasan tertentu, tidak hanya Night tetapi bahkan mereka yang selalu seenaknya, seperti Akatsuki dan Ciel, tidak ada disini didalam gudang. 

Sementara aku melihat sekeliling, Kuuya-san meneruskan sepertinya dia cukup kesulitan untuk menjelaskannya. 

"Night dan yang lainnya... Menghilang. "

“…..Huh?”

Aku tidak mengerti apa maksud Kuuya-san, jadi aku bertanya kembali. 

"Apa yang Kuuya-san maksud menghilang...?"

"Artinya persis yang kukatakan. Night dan yang lain berada di ruangan ini bersama kami. Tapi sepotong topeng yang tergantung disana jatuh didepan mereka, dan saat mereka menyentuhnya, mereka menghilang. "

“Eh.”

Memang benar ada beberapa topeng yang mengerikan tergantung didinding ditempat yang ditunjuk Kuuya-san. 

Namun, jumlah topeng itu berkurang. 

"Menghilang, katamu? Kemana? "

Aku tidak merasakan perasaan yang kuat seperti itu, tapi Ouma-san dan yang lain mengatakan bahwa ruangan ini adalah tempat yang sangat berbahaya dimana bermacam-macam kekuatan berputar-putar. 

Dan salah satu, topeng itu, tentu saja, tidak bisa dikatakan normal. 

Jika terjadi sesuatu pada Night dan yang lain...! 

Aku panik, tapi Ouma-san berbicara. 

"Aku mengerti kekhawatiranmu, tapi aku yakin mereka baik-baik saja. "

"Ba-bagaimana Ouma-san bisa sangat yakin? "

"Night adalah Black Fenrir, yang setara denganku, kamu tahu kan. Disamping itu, Akatsuki juga makhluk yang spesial, dan bahkan Ciel yang merupakan seekor Luan bersama mereka, tidak peduli apa yang terjadi, aku yakin mereka baik-baik saja. "

"Mu-mungkin, tapi... "

Aku tahu Night dan yang lainnya juga kuat. 

Tapi ada kekhawatiran lain selain itu dan perasaanku. 

"Lebih penting lagi, kamu punya banyak hal yang harus kamu lakukan sekarang, kan? Hal yang sama berlaku untuk gadis kecil yang tertidur disana, tapi bukankah ada sesuatu yang terjadi di Dunia lain juga? "

“…..”

Ouma-san benar, dan Iris-san meminta pertolonganku. 

Tapi aku tidak tahu apa maksudnya. 

Kemudian Kuuya-san meletakkan tangannya di bahuku. 

"Untuk sekarang, lakukan apa yang kamu bisa, satu hal dalam suatu waktu. Aku akan melihat topeng itu dengan Ouma. Jangan khawatir;Night dan yang lain pasti baik-baik saja. "

"Aku setuju. Night dan yang lain sangat kuat. Selain itu, jika Yuuya juga menghilang, kita akan kehilangan kendali dalam keadaan ini. "

Jika aku menyentuh topeng yang ada didinding dan sesuatu terjadi kepadaku, aku akan berakhir dengan mengabaikan Iris-san, yang datang kepadaku untuk meminta pertolongan. 

Selain itu, kita masih tidak tahu apapun tentang wanita yang tertidur disana. 

... Baiklah. 

Tentu, ada banyak barang yang ada di ruangan ini. 

Tapi tidak ada satupun barang yang ada disini yang memberikan keberuntungan yang buruk bagiku. 

Ada saat aku menemukan barang-barang yang luar biasa tergeletak disekitar, seperti blueprints senjata planet asal Merl yaitu Amel, tapi semua baik-baik saja, seperti pertemuanku dengan Kuuya-san. 

Paling penting, aku berpikir bahwa tidak peduli sebesar apa seorang kolektor kakek... Dia tidak akan mengoleksi benda yang berbahaya. 

"Aku mengerti. Aku akan menghargainya jika kamu bisa melakukan penyelidikan pada topeng itu. "

"Umu, kau bisa menyerahkannya kepadaku! Aku akan bertanya kepada Reimei-sama tentang hal itu. "

"Itu juga karena kelalaianku. Akan kuusahakan yang terbaik. "

Kuuya-san dan Ouma-san mengatakan mereka akan menyelidiki topeng itu. 

Disaat aku sudah lega, Lexia-san memanggilku. 

“Hey, Ouma-sama menyebutkan sebelumnya bahwa sesuatu sedang terjadi di Dunia lain... Itu Dunia kita, kan? Apa yang terjadi? "

"Yah, sebenarnya... "

“──Master! Iris-sama sudah bangun! "

Saat aku hendak mengatakan tentang Iris-san, Meiko datang memanggilku; sepertinya Iris-san baru saja bangun. 

Stella dan aku ingin segera melihat Iris-san, dan Lexia-san, Luna, juga Yuti mengikuti kami. 

Ouma-san dan Kuuya-san sepertinya mengawasi wanita misterius itu. 

Kemudian Lexia-san menyadari Stella ada didekat kakiku. 

"Kalau dipikir-pikir... Kamu sungguh belum memperkenalkanku pada anak itu. "

"Yah... Aku akan memperkenalkannya padamu nanti. "

“Nyaa.”

"Sa-sangat imut... "

Setelah mendengar sapaan salam Stella, pipi Luna memerah, dan dia bergumam pelan. 

Saat aku menemui Iris-san seperti itu, dia mencoba menggerakkan tubuhnya dengan sekuat tenaga segera setelah dia melihatku. 

“Yuuya-kun! Ugh…”

“Iris-san!”

Tapi sepertinya dia belum memulihkan semua tenaganya, jadi aku buru-buru menggendongnya dan membaringkannya lagi di tempat tidur. 

"Tolong santai saja. "

"Aku minta maaf. Aku sedang terburu-buru dan... "

"Iris-sama dalam keadaan seperti itu... Apa yang sebenarnya terjadi? "

Meskipun lukanya sudah sembuh, baju dan barang yang lainnya sudah rusak, dan sekilas terlihat dengan jelas bahwa Iris-san telah terlibat dalam pertempuran yang sengit. 

Jadi Luna yang sangat mengetahui kekuatan Iris-san, bertanya dengan heran. 

Kemudian...

"Ada deklarasi perang. "

"Sebuah deklarasi perang? "

Saat aku memiringkan kepalaku, tidak mengerti maksudnya, Lexia-san berbicara. 

"Apakah suatu negara memulai perang? "

“Jika begitu, aku agak kurang paham kenapa Iris-san berada dalam kondisi itu..."

"Kuat. Iris kuat. Dan sejak dia seorang Holy, dia tidak ada hubungannya dengan perang. "

Iris-san mengangguk ketika mereka masing-masing mengatakan ini. 

"Yuti benar; musuhnya bukan suatu negara. "

"Bukan suatu negara... Lalu apa yang sedang kita hadapi? Kupikir kita sudah mengalahkan Evil sebelumnya... Tapi jangan katakan Evil kembali lagi dengan kekuatan dari sekte Evil? "

 “── itu para Holy! "

“”””!?””””

Kami terkejut atas ucapan Iris-san. 

Kupikir mungkin saja sisa anggota sekte Evil yang membangkitkan Evil yang lain dari waktu yang berbeda, tapi ternyata tidak. 

Mengejutkannya, musuhnya adalah para Holy yang sama seperti Iris-san. 

"Me-mengapa sesama, Holy... Mungkinkah mereka menerima Evil Power seperti sebelumnya? "

"Tidak. Itu bukanlah Evil Power... Itu adalah kekuatan yang mirip dengan Divine Authority yang kita peroleh. "

“Huh?”

Divine Authority adalah kekuatan yang kami peroleh untuk mengalahkan Dewa palsu di bawah bimbingan Pengamat. 

Sesuai dengan namanya, itu adalah seperti kekuatan Dewa, tapi sementara Pengamat bisa melakukan apapun dengan itu, Divine Authority kami hanya bisa melakukan hal biasa seperti pergerakan cepat dan peningkatan tubuh. 

Namun, untuk memperoleh kekuatan ini, kami harus menyerah menjadi manusia, dan meskipun itu tidak sempurna, itu adalah kekuatan yang pantas disebut Divine Authority. 

"Musuh menggunakan Divine Power... Dan sedangkan milik kita tidak sempurna, milik mereka seperti kekuatan Dewa yang sempurna. "

"Se-sempurna... Itu artinya mereka sama dengan Pengamat? "

"Tidak, kupikir itu lebih misterius... Dan itu seperti 'Dewa' yang sesungguhnya. "

Tentu saja, para Pengamat hanyalah penghuni dimensi atas, dan meskipun kekuatan mereka sangat besar, mereka berbeda dari Dewa. 

Namun, Holy yang memiliki Divine Power, yang dideskripsikan Iris-san, adalah makhluk yang mirip dengan Dewa yang kita ketahui. 

"Holy yang memiliki Divine Power ini telah mendeklarasikan perang terhadap Dunia. Mereka ingin orang-orang menyerah pada kendali mereka. Dan jika siapapun yang menolak... Mereka akan membunuhnya. "

“…..”

Kami merasa ngeri. 

"B-bagaimana bisa mereka melakukan hal semacam itu...? "

"... Mereka hanya menginginkan satu hal. Mereka ingin mengendalikan Dunia dan menciptakan sebuah Dunia dimana tidak ada lagi Evil yang lahir. "

“Huh?”

Itu sungguh sangat tidak masuk akal sampai-sampai aku tidak bisa mengikuti apa yang sedang terjadi. 

"Bagaimana pengelolaan Dunia terkait dengan Dunia dimana Evil tidak akan pernah lahir? "

"Seperti yang sudah kamu ketahui, Yuuya-kun, Evil adalah entitas yang mengumpulkan emosi negatif dari semua makhluk hidup yang ada di Dunia ini. Itulah kenapa, untuk menghilangkan emosi negatif dari semua makhluk hidup... Mereka ingin mengendalikan emosi seluruh umat manusia. "

"Tidak mungkin! Itu sangat tidak masuk akal! "

Lexia-san berteriak terhadap kata-kata Iris-san. 

"Tentu, apa yang Lexia-chan katakan memang benar;itu adalah ide yang gila. Memang benar kami, para Holy, mendapatkan kekuatan dari planet ini untuk melawan Evil. Tapi mengendalikan semua makhluk hidup di planet ini untuk menghancurkan Evil adalah hal yang tidak bisa diterima. "

"Aku punya pertanyaan: Bagaimana mereka bertindak sangat kejam dan tidak kehilangan Holy Power mereka? "

Saat Luna menyebutkan pertanyaan yang ada dalam pikirannya, Iris-san menggelengkan kepalanya. 

"Biasanya, mereka akan kehilangan kekuatan yang mereka miliki. Tapi orang-orang ini... Mungkin saja karena pengaruh Divine Power, Holy Power masih ada. "

Dari planet ini... Argena-san, aku juga menerima kekuatan Holy Evil Creation. 

Seperti namanya, kekuatan ini bisa mengendalikan dua kekuatan yaitu Holy dan Evil. 

Memang benar Evil adalah ancaman bagi makhluk hidup yang ada di Dunia ini, tetapi aspek Evil itu sendiri diperlukan oleh Dunia. 

Mencoba menghapus sepenuhnya,apalagi mengendalikan orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan ini, itu... 

"Jadi, kamu menyebutkan deklarasi perang. Apa itu melawan suatu negara? "

"Tidak, seluruh Dunia. Ini pasti kekuatan Divine Power... Mereka menampilkan diri mereka sendiri diatas langit seluruh Dunia dan memberi tahu Dunia lewat itu. "

"Jadi apa yang terjadi? "

Saat Lexia-san bertanya tentang hal ini, Iris-san mempunyai ekspresi yang sulit di wajahnya. 

“Terlepas dari apa mereka bagian dari para Holy, tidak ada negara yang menerima ide gila seperti itu dalam mengendalikan umat manusia. Jadi saat ini, situasinya mulai terbagi menjadi dua kelompok: mereka yang diam dan melihat situasi tersebut dan mereka yang mengorganisir pasukan penyerangan. Seingatku kerajaan Arcelia tidak banyak bicara tentang ini... "

"Ayahanda... "

Kerajaan Arcelia, yang dipimpin oleh ayah Lexia-san, Arnold-sama, sepertinya sedang melihat situasi saat ini. 

Mereka tidak menuruti Holy; mereka hanya berusaha memahami situasinya. 

"Iris-san. Siapa Holy yang mencoba mengendalikan umat manusia? "

"Saint Katana... Shu Zakuren. "

Dengan ekspresi muak di wajahnya, Iris-san mengatakan namanya.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

Post a Comment

Post a Comment

close