Chapter 1 – Divine Authority and Divine Power
Part 1
“Woof…”
Ketika Yuuya dan yang lainnya sedang mendengarkan cerita tentang Shu.
Night dan yang lainnya sedang kebingungan.
Kekuatan dari topeng misterius yang ada didalam gudang rumah Yuuya tiba-tiba memindahkan mereka ke sebuah Dunia misterius.
Tidak ada tand-tanda kehidupan disekeliling mereka, bahkan tidak ada keberadaan manusia.
Namun, bangunan-bangunan itu jelas merupakan sisa-sisa peradaban yang terkubur di dalam hamparan tanah berpasir dalam keadaan runtuh.
Sudah beberapa waktu sejak mereka tiba di Dunia misterius ini, tapi tidak ada petunjuk khusus bahwa mereka bisa kembali ke Dunia asal mereka.
Memutuskan bahwa tidak ada gunanya memikirkannya terlalu jauh, Night meminta Akatsuki dan Ciel untuk mengeksplorasi bangunan sekitar untuk sementara waktu.
“Woof! Woof!”
“Fugo!”
“Pi!”
“Woof…”
Tapi Akatsuki menyerah memikirkannya dari awal dan mengiyakan pada kata-kata Night.
Ciel juga sama dan tidak pernah menyangkal apa yang Night, seniornya, katakan adalah mutlak.
Meskipun dia tidak nyaman dengan situasi ini, Night menuju ke bangunan terdekat.
Itu memiliki struktur yang sama dengan bangunan yang ada di Bumi, yang juga diketahui Night.
Setelah memberi tahu mereka untuk berpencar dan mencari di area tersebut, mereka mulai bergerak sendiri-sendiri.
“Woof.”
Night tertarik dengan bangunan itu sendiri pada awalnya.
Dia berhati-hati dan mencoba menyentuh dinding bangunan tersebut, tapi tidak terjadi apa-apa.
“Woof!”
Lalu, dengan sedikit lebih banyak kekuatan, Night menyerang dinding bangunan di depannya dengan menggunakan cakarnya.
Dindingnya mudah sekali terkoyak karena serangannya.
“Woof!”
Melihat dari hasilnya, Night memutuskan saat itu bahwa bangunan itu sendiri tidak terbuat dari bahan material yang khusus.
Dia juga memeriksa interiornya, tidak seperti bangunan itu sendiri, itu sudah hancur, dan tidak meninggalkan sisa apapun.
Saat pencarian berakhir, dan dia kembali ke tempat semula, dia menemukan Akatsuki yang tidur dengan nyenyak.
“Woof!”
“Buhi?”
“Woof…”
Saat Night bertanya jika ada sesuatu yang salah, Akatsuki sepertinya tidak bergerak sama sekali dari awal dan hanya menjawab dengan datar, dan tidak peduli.
Ciel kembali saat Night terkejut dengan cara Akatsuki
“Woof!”
“Pii!”
“Woof?”
Dia bertanya pada Ciel jika ada sesuatu yang salah setelah dia kembali, tetapi tidak ada yang berubah
Tidak, faktanya bahwa tidak ada yang berubah adalah hal yang paling tidak biasa tentang tempat ini.
Alasannya adalah meskipun berada di tempat yang khusus, bahan material dan gaya arsitektur bangunan ini tidak ada perbedaan dengan bangunan yang berasal dari Bumi.
Dalam kata lain, Dunia ini pasti ada hubungannya dengan Bumi?
Maksudnya, mungkin benda yang berasal dari Bumi entah bagaimana melayang ke Dunia ini, seperti Night dan yang lainnya.
Atau mungkin saja ada Dunia lain yang mirip dengan Bumi...
Dengan sedikit informasi yang dia peroleh, Night membuat banyak anggapan.
Saat dia akan bergerak, dia tiba-tiba merasakan hawa kehadiran sesuatu yang muncul didekatnya
“Woof!”
Night terkejut oleh kehadiran tersebut.
Untuk Night yang tidak pernah menurunkan penjagaannya selagi bergerak.
Namun, hawa kehadiran itu muncul dan menembus kewaspadaan Night
“Woof, woof!”
“Pii!”
“Buhi!”
Night segera memanggil yang lainnya untuk waspada, dan Ciel dan Akatsuki mengambil posisi siap bertarung.
Lalu ──.
“──Guooooooooooooooo!”
── seekor monster aneh muncul di depan Night dan yang lainnya.
***
Setelah mendengarkan cerita Iris-san lebih detail sejak saat itu, kita segera kembali ke rumah yang ada di Bumi.
Iris-san sudah siap untuk berangkat, tapi kekuatannya belum pulih, jadi kita memutuskan untuk membiarkan dia beristirahat sehari lagi.
Tapi aku bisa mengerti ketidaksabaran Iris-san.
Karena sepertinya Master Usagi dan Odis-san sudah tertangkap oleh Katana Saint.... Shu agar Iris-san bisa melarikan diri.
Aku tidak pernah mengira bahwa Master Usagi dan yang lain akan menantang mereka dan kalah...
Sekali lagi, aku memberi tahu Kuuya-san dan yang lainnya tentang situasi yang berkaitan dengan Iris-san dan yang lain.
"Begitu ya... "
"Hmph, kedengarannya seperti sesuatu yang akan dipikirkan oleh orang bodoh. "
Setelah mendengar penjelasanku, Kuuya-san berpikir keras, dan Ouma-san mencibir.
"Sepertinya banyak hal yang sudah terjadi dalam waktu sesingkat ini... Jadi? Apa yang akan kamu lakukan, Yuuya? "
"... Aku akan menolong mereka. "
Saat aku mendengar Master Usagi dan yang lain telah tertangkap, tidak mungkin aku akan diam saja.
Tentu saja, ada banyak hal yang perlu dikhawatirkan, seperti wanita misterius itu dan keberadaan Night dan yang lainnya.
Tapi aku tidak bisa meniggalkan Iris-san dan seluruh Dunia lain sendirian.
Kuuya-san mengangguk pada kata-kataku dan melanjutkannya seakan dia baru saja mengingat sesuatu.
"Omong-ngomong… Aku tidak benar-benar mendengarnya karena aku terlalu terganggu untuk mendengarkannya dengan baik, tapi disamping Yuuya adalah... "
“Nya.”
Seakan memperkenalkan diri lagi, Stella mengeong lagi dan mengangkat kakinya.
"Anak ini bernama Stella, yang aku temui di Between World. Kudengar dia adalah Dimensional Cat, tapi... "
"Hmm, aku belum pernah mendengarnya"
"Aku juga belum pernah mendengarnya. "
Bahkan Ouma-san belum pernah mendengarnya.
Tetapi Ouma-san melihat Stella dan melanjutkan seakan tertegun.
"Tapi itu tidak mengejutkan bahwa aku tidak pernah mendengarnya. Pertama-tama, biasanya kamu bahkan tidak bisa pergi ke Between World. Jadi aku bahkan tidak tahu tempat macam apa itu, apalagi apa ada bentuk kehidupan di sana.”
" Benar sekali... "
Jika aku tidak bertemu dengan "diriku" di Dunia Pararel dan mengetahui eksistensi Yin, aku tidak akan tahu tentang Between World.
Bagaimanapun, kita harus menerima kekuatan baru itu. Lagipula, Night dan yang lainnya tengah menghilang sekarang ini.
"... Aku rasa begitu. "
Apa aku benar-benar bisa menolong Iris-san dan yang lainnya hanya dengan diriku saja…?
Saat aku memikirkan itu, aku merasakan sentuhan lembut di kakiku.
“Nya, nya.”
"Terima kasih. "
Kemudian Stella meletakkan kakinya di kakiku seakan memberi tahuku untuk menyerahkan hal ini padanya.
Yah, aku tidak bisa terus-menerus terpuruk.
Kuuya-san mengatakan bahwa dia dan Ouma-san akan melihat situasi Night dan yang lainnya, dan aku harus fokus pada Iris-san dan yang lain.
Saat aku merasa lebih tenang, berkat Stella, Ouma-san melihatku dan Stella lagi.
"Meskipun kamu mungkin tidak perlu terlalu khawatir…”
“Eh?”
" Aku tidak tahu seberapa besar Divine Power yang diperoleh Shu dan yang lain. Tapi aku yakin itu lebih sedikit dari Sage. "
"Tidak, itu... "
Aku tidak bisa mengatakannya dengan pasti karena aku belum melawan mereka, tapi... Jika Iris-san berkata begitu, aku juga berpikir, begitu.
Faktanya, jika itu melebihi dari Sage-san, aku tidak akan bisa melakukan apapun tentang itu.
"Lebih penting lagi, Master menerima kekuatan yang sama dengan Stella di Between World, benarkan? Kalau begitu seharusnya tidak ada masalah. "
Aku memberi tahu mereka bahwa aku bertarung dan menang melawan Yin dan yang lain di Between World, tapi aku tidak memberi tahu mereka secara pasti bagaimana aku mengalahkan Yin dan yang lain.
Namun, Ouma-san sepertinya menyadari kekuatan baru yang berputar di dalam diriku pada pandangan pertama.
... Yah, aku tidak yakin kekuatan macam apa “Power of Existence” ini...
Lalu Luna, yang mendengarkan kami dari tadi dalam diam, membuka matanya.
“Yuuya… kamu bertambah kuat lagi...? "
"Huh? Y-yah.... Kupikir begitu? "
"Seperti yang diharapkan dari Yuuya-sama! Tapi kalau terus seperti ini, kita tidak akan pernah bisa mengejarnya!”
“H-huh?”
"... Abaikan saja gadis itu. "
"Kenapa? "
Seperti biasa, Luna dan Lexia-san mulai berdebat lagi... Tapi apa yang mereka maksud dengan "mengejar"?
Saat aku merasa bingung terhadap ucapan Lexia-san, Kuuya-san memejamkan matanya sebentar dan membukanya secara perlahan.
"... Umu. Aku melaporkannya kepada Reimei-sama tentang apa yang telah terjadi di Between World. "
"Te-terima kasih banyak! Segera setelah masalah disini diselesaikan, aku akan mengunjunginya untuk berterimakasih padanya! "
Kali ini, Reimei-sama sangat membantuku. Jadi aku harus menemuinya dan berterimakasih padanya dengan benar...
"Aku juga bertanya pada Reimei-sama tentang Night dan yang lain dan juga tentang Divine Power... Maaf, tapi Reimei-sama tidak tahu detail apapun tentang dimana Night dan yang lain. Mungkin akan berbeda jika Reimei-sama bisa melihat topeng itu secara langsung, tapi tidak akan lucu jika kita langsung dikirim ke tempat lain saat kita menyentuhnya lagi.”
"Itu... Memang benar. "
Memang membuat frustrasi, tapi untuk menghindari kerusakan lebih lanjut, itu mungkin yang terbaik untuk tidak menyentuh topeng itu secara sembarangan.
Faktanya, jika itu memang benar, aku ingin menyimpannya ditempat lain yang aman dan terlindungi sekarang ini.
"Bagaimanapun... Aku mempelajari sedikit tentang Divine Power. "
"Sungguh? "
Meskipun aku sudah sedikit mendengarnya dari Iris-san, aku sepertinya tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang dasar dari kekuatan ini.
Aku akan bersyukur jika bisa menemukannya disini.
Kupikir begitu, tetapi setelah mendengarkan penjelasan dari Kuuya-san, aku menyadari betapa kuatnya keberadaan Shu sebenarnya.
“Pertama-tama, Divine Power pada dasarnya sama dengan Divine Authority yang dapat ditangani oleh Yuuya dan yang lain. Itu sebenarnya kekuatan Dewa, dan itu bisa melakukan apapun. Itu sungguh bisa menciptakan atau menghancurkan Dunia. "
"Ya."
Aku tahu hal ini karena aku pernah melihat kekuatan ini pada tindakan yang dilakukan para Pengamat.
Satu-satunya hal itu, aku tidak yakin jika itu benar-benar menciptakan Dunia... Tapi itu tetap saja kekuatan yang kuat.
"Tetapi Divine Authority milikku dan Iris-san tidak sempurna. Apa mungkin Divine Power milik Shu dan kelompoknya sempurna? "
"Bahkan akupun tidak tahu. Tapi mengingat fakta bahwa Iris-dono sampai menuju rumah Yuuya dan kenyataannya bahwa dunia masih tidak terkendali, Divine Power Shu mungkin belumlah sempurna. "
“Huh?”
"Memikirkan hal itu. Jika dia bisa menangani Divine Power secara sempurna, kenapa dia tidak menggunakannya untuk menguasai Dunia tanpa harus berurusan dengan hal merepotkan seperti deklarasi perang? "
"Kuuya benar. Mereka tidak punya kekuatan untuk melakukan itu, jadi mereka mengambil jalan lain untuk menyelesaikannya. "
"Tapi disinilah masalahnya. Divine Power Yuuya dan yang lain mungkin tidak akan menjadi sangat kuat. Itu karena makhluk tingkat atas, para Pengamat, pada awalnya dilahirkan dengan kualitas-kualitas ini, dan mereka menanamkannya ke tubuh Yuuya dan yang lain saat masih menjadi manusia dengan cara paksa. Kenyataannya, kamu menyerah menjadi manusia untuk mendapatkan Divine Authority, bukan? "
"Y-yah... "
"... Itu adalah cerita yang luar biasa saat aku mendengarkannya lagi, kan? "
"Aku tidak melihat sesuatu yang spesial tentang penampilannya. "
Lexia-san dan Luna, yang sudah berhenti berdebat sebelum aku mengetahuinya, menggumamkan ini dengan tatapan agak jauh.
Y-yah, dalam masalahku, bahkan sebelum aku mendapatkan Divine Authority, aku sudah menyimpang jauh dari manusia normal dengan manfaat naik level...
"Bagaimanapun, Divine Authority Yuuya dan yang lainnya tidak dapat meningkat dengan segera, ketika Divine Power Shu dan kelompoknya meningkatkan kekuatan mereka dengan mengumpulkan keyakinan, seperti Dewa. "
"Keyakinan? "
"Itu benar. Kekuatan dari orang yang berdoa kepada Dewa menjadi Divine Power sebagaimana adanya. Shu mungkin bersandiwara sekarang untuk mengumpulkan keyakinan. "
"Aku mengerti... Apakah artinya kita harus mengalahkan Shu sebelum dia bisa mendapatkan Divine Power yang cukup untuk mengubah Dunia dengan mudah? "
"Itu benar. Aku tidak tahu sudah berapa lama pria bernama Shu ini melakukan perbuatannya tersebut... Tapi dia sungguh pembuat masalah. "
Itu berarti kita harus bergerak lebih cepat lagi.
Satu-satunya hal yaitu, jika Iris-san tidak pulih, itu akan menyulitkan kita untuk bergerak.
Alasannya adalah untuk bergerak dengan Divine Authority ke sekitar tempat persembunyian Shu dan kelompoknya berada, kita perlu kekuatan Iris-san.
Itu akan susah bergerak secara langsung dengan Divine Authority kecuali kamu pernah pergi ke sana sebelumnya, sama seperti sihir teleportasi.
Aku sendiri, yang tidak tahu tempatnya, tidak bisa berpindah ke sana.
Saat aku memikirkannya, aku tiba-tiba mengingat hal yang diberi tahu Iris-san hal yang menggangguku.
"Berbicara tentang hal itu... Aku dengar Iris-san mencoba memakai Divine Authority saat dia melarikan diri dari tempat persembunyian Shu dan Kelompoknya, tapi dia mengatakan itu tidak aktif dengan baik... "
"Ada sebuah alasan untuk itu, juga. Mungkin saja akan berbeda jika kamu awalnya memiliki Divine Authority yang kuat, tapi selama kamu mempunyai Divine Authority yang tidak sempurna, itu tidak akan aktif dengan baik saat dilahap Divine Power yang menjadi semakin kuat dengan kekuatan keyakinan. "
"Ti-tidak mungkin... Lalu bagaimana cara kita melawannya? "
Jika Divine Authority kami tidak bekerja, itu akan menjadi pertarungan yang sangat sulit.
Lagipula, saat kita tidak bisa menggunakan Divine Power dengan baik, musuh kita tidak hanya bisa menggunakan Divine Power tapi kekuatan Holy juga.
Dan saat kamu menambahkan Magic Power juga, tidak ada yang bisa kami lakukan.
Dalam kasusku, kurasa aku bisa menggunakan Magic, Sorcery, Spiritual Power, dan Power of Existence dalam Holy Evil Creation...
"Apa yang kamu khawatirkan? Memang benar bahwa kekuatan Dewa yang sudah sempurna akan sangat dahsyat, tetapi selama itu tidak sempurna, kekuatanmu harusnya cukup untuk melawan mereka. Kamu tidak perlu khawatir tentang itu. "
"A-apakah begitu? "
"Ya. Itu benar. Lagipula, kamu tidak akan tahu sampai kamu benar-benar bertarung. "
Itu memang benar; tidak ada gunanya mengkhawatirkannya di sini.
Pada akhirnya, aku harus bertarung.
Aku hanya perlu melakukan yang terbaik, itu saja.
"Oh, ngomong-ngomong... Bagaimana dengan wanita itu? "
Setelah kita berbicara tentang Shu dan kelompoknya, aku bertanya tentang wanita yang keluar dari peti mati tersebut.
Lalu...
"U-umu... Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan... Aku yaki dia sedang tidak sadarkan diri sekarang. Aku hanya tidak tahu kapan dia akan bangun.”
“Huh?”
"Aku rasa kamu bisa katakan dia tertidur... Tapi dia sepertinya kehilangan semacam kekuatan, dan dia tidak akan bangun sampai dia mendapatkannya kembali. "
"Kekuatan... Seperti Magic Power? "
"Benar. Tapi alih-alih Magic Power, harus kukatakan itu Star Power? Bagaimanapun, itu akan perlu waktu untuk dia bangun. "
"Jadi begitu... "
Untuk sesaat, aku harap dia baik-baik saja karena tidak makan, tapi kemudian aku memikirkan itu dan menyadari bahwa aku tidak tahu sudah berapa lama dia berada dalam peti mati itu.
Tentu saja, tidak ada cara untuk dia bisa makan sementara dia berada dalam peti mati, jadi mungkin dia tidak perlu makan.
Itu lebih seperti bahwa dia bukan manusia, meskipun dia terlihat seperti manusia... Atau kalau tidak, akan ada banyak hal yang salah dengannya.
... Sebelum, aku merasa akan pingsan, tidak hanya karena dia bukan manusia, tapi sekarang setelah aku tahu tentang dunia lain dan pernah berinteraksi dengan Alien, para Pengamat, dan makhluk non-manusia lainnya, aku tidak begitu terkejut.
"Apakah itu hal yang bagus? "
Setelah itu, kami berdiskusi banyak hal, dan aku beristirahat untuk mempersiapkan diri untuk hari esok.
Part 2
Saat Yuuya dan yang lainnya beristirahat──.
"── Bisakah aku mendengar jawabanmu, Raja Arcelia? "
Sosok penting Kerajaan Arcelia, termasuk sang Raja, Arnold, Pengawalnya, Owen, dan sang Pangeran, Rhaegar, sedang berkumpul di Aula audiensi.
Sebelum Arnold melihatnya, sosok Shu Zakuren melayang di udara.
Arnold membentak Shu, yang bersikap tidak sopan hingga ke titik kurang ajar.
"Sebuah jawaban? Itu sudah diputuskan! Aku tidak ada niatan menerima kendalimu! "
Mendengar jawaban Arnold, Shu tidak senang.
"Itu jawaban yang bodoh dari Raja Arnold, yang dikenal karena kebijaksanaannya. "
"Jika jawaban kami dianggap bodoh, begitulah. Kami tidak ada niatan untuk menerima idealismemu. "
"Bisakah kau benar-benar mengatakan hal sama kepada rakyatmu? "
"... Apa? "
Arnold marah terhadap perkataan Shu.
"Kau sudah memiliki kedudukan yang tinggi. Kau sudah dikelilingi hal-hal yang baik sejak kau lahir, dan kau memiliki kehidupan tanpa adanya ketidaknyamanan. Bisakah pemikiranmu dan pemikiran rakyatmu bisa sejalan? "
"Itu... "
"Mereka yang selalu hidup dalam ambang hidup dan mati akan setuju dengan kami. "
“…..”
"Yang Mulia! Jangan dengarkan dia! "
"Itu benar! Pemerintahan Ayah sudah membawa Kebahagiaan untuk rakyat! "
Arnold hanya terdiam pada ucapan Shu.
Lalu Owen dan Rhaegar segera berbicara.
Owen kemudian mengalihkan tatapan tajamnya pada Shu.
"Katana Saint. Saat kau mengatakan, jika umat manusia dikendalikan, Evil akan lenyap, dan tidak akan ada lagi perseteruan yang sia-sia. Tetapi bisakah kita menyebut Dunia yang emosinya dikendalikan dikatakan sebagai Dunia yang bahagia? Aku rasa tidak . "
"Itu juga merupakan cara berpikir dari orang yang sudah kuat sejak lahir. "
"Itulah mengapa Ayah dan kita mengmbil langkah untuk maju dan sangat peduli agar rakyat bisa hidup dalam damai dan aman. "
Arnold, yang mendengarkan perkataan Owen dan Rhaegar, mulai berbicara lagi.
"... Ya, itu benar. Kita seharusnya tidak mengendalikan rakyat, tapi saling bahu membahu, berbicara satu sama lain, dan bekerja sama untuk mendapatkan Dunia yang ideal bagi kita."
Shu tidak senang saat dia melihat tatapan Arnold yang kuat.
"Hmph.... Apapun itu. Kita lihat saja. Tidak peduli pilihan apa yang kau buat, Dewa itu mutlak──”
Dengan kata-kata terakhir itu, sosok Shu Menghilang.
Arnold yang melihat kejadian itu dan menghela nafas.
"Hah... Apakah ini sungguh hal yang benar untuk dilakukan? "
"Tentu saja, Yang Mulia. "
"Seperti yang dikatakan Ayah, itu hanya akan berguna jika kita bekerja sama untuk mencapai Dunia yang ideal. Mengendalikan Dunia itu tidak lebih baik dari ternak atau perbudakan. "
"Aku setuju... "
Arnold terdiam menatap keatas langit-langit.
Apa yang sebenarnya mendorongnya melakukan hal itu…?”
Arnold bergumam agak sedih.
***
Hari berikutnya.
Aku sudah siap dan pergi untuk menemui Iris-san.
"Iris-san, apa kamu baik-baik saja? "
"Ya, aku baik saja. Yuuya-kun menyembuhkan lukaku, dan aku punya cukup tenaga setelah tidur semalaman! "
Iris-san tersenyum lebar saat mengatakannya.
Itu mungkin tidak sempurna sekarang, tapi... Itu sepertinya baik-baki saja untuk sekarang.
"Ah, dan kali ini, aku membawa Meiko dan Stella bersama dengan kita. "
“Nya.”
"Aku berharap dapat bekerja sama denganmu.”
Seperti biasa Stella mengangkat kakinya, dan Meiko membungkuk dengan sopan.
"Aku tidak bisa mengecek kemarin karena situasi itu, tapi ini adalah pertama kalinya aku bertemu dengan mereka, kan? "
"Yah, ada banyak hal yang terjadi... "
Untuk menjelaskan tentang Meiko, aku harus memberi tahu tentang apa yang terjadi di Underworld, dan untuk Stella, aku harus menjelaskan tentang Between World, yang dimana itu situasi rumit yang lain.
"Seperti yang kamu tahu, mereka berdua sama-sama kuat. "
"Kamu bisa mengandalkanku! "
“Nya, nya!”
Saat mereka sama-sama mengatakannya dengan sungguh, Iris-san mengangguk.
"Baiklah. Untuk sekarang, aku hanya ingin mendapatkan kekuatan bertarung... Dan lebih penting lagi, Yuuya-kun mengatakan bahwa mereka kuat. Aku percaya padamu. "
"Terima kasih banyak! Baiklah kalau begitu, ayo makan sesuatu sebelum kita pergi──”
Itu terjadi pada saat itu.
Tiba-tiba, terdengar suara benturan yang keras.
" Ap-apa itu? "
Kami bergegas keluar menuju taman rumah Sage-san.
Kami melihat sejumlah sosok asing berbentuk manusia berdiri di sekitar taman.
Mereka semua berkulit putih dan berpakaian seperti ksatria abad pertengahan, dengan perisai besar di satu tangan dan tombak besar di tangan lainnya.
Para ksatria putih misterius itu sedang berdiri disekitar rumah.
"Siapa mereka sebenarnya──?”
“── Apa-apaan dengan penghalang ini...? "
“!”
Aku menoleh ke arah suara yang tiba-tiba kudengar dan melihat sesosok orang diatas udara sedang melihat ke arah rumah.
Itu adalah wanita berambut ungu yang rambutnya diikat menjadi dua sanggul dan memakai pakaian yang agak mencolok.
Ketika aku kebingungan saat melihat sosok misterius itu, Iris-san, yang mengikutiki keluar, juga melihat keatas langit dan berteriak.
“Whips…!” (nama orang)
"Ara, disitu kau rupanya! "
Wanita berambut ungu lalu melihat Iris-san dan tersenyum sedikit muram.
"Aku sungguh muak dengan tempat ini. Mungkin itu karena Star Power disini itu sangat kuat sehingga Divine Power tidak berfungsi dengan baik, dan karena itu, sangat susah menemukan Iris... Itu yang terburuk. "
Wanita itu mengatakannya dengan ekspresi yang sangat menjengkelkan di wajahnya.
"Iris-san, orang itu adalah... "
"... Dia Whips, sang Saint Whip. "
"Sang Saint Whip..."
Ketika aku melihat wanita itu... Sosok Whips lagi; aku melihat dia memang sedang memegang cambuk panjang di tangannya.
“Whips! Apa yang kau lakukan disini? dan siapa para Ksatria itu? "
Iris-san segera bertanya, dan Whips tertawa seperti orang bodoh.
"Huh? Tidak bisakah kau melihatnya? Tentu saja, kami disini untuk menangkapmu. "
"Apa-? "
"Apakah kau mengerti? Aku salah satu rekan Shu. Kenyataannya, kecuali Claw Saint, Kicking Saint, dan Magic Saint, kami semua adalah rekan... "
"Tidak mungkin...! "
... Kelihatannya situasinya menjadi lebih serius dari yang aku duga.
Aku tidak tahu ada berapa banyak jumlah Holy yang ada disana, tapi dari apa yang dikatakan Iris-san, tampaknya itu situasi yang sangat berbahaya.
Lagipula, aku bahkan tidak tahu apa yang salah dengan Master Usagi dan Odis-san.
Ketika kami melihat mereka dengan ekspresi muram, ksatria putih, yang tidak bergerak sama sekali, tiba-tiba mulai bergerak.
Masing-masing ksatria putih mengambil tombak dan mengayunkannya ke taman, tapi mereka tidak bisa menembus penghalang yang dipasang oleh Sage-san.
Muka Whips menjadi tidak senang saat melihat melihat pemandangan itu.
"Apa? Penghalang ini. Sungguh sangat menggangguku. "
Para ksatria putih menyerang dengan sangat ganas, tapi penghalang Sage-san bahkan tidak bergeming sedikitpun.
Dalam situasi ini, bukankah Sage-san sangat luar biasa?
"Apa sebenarnya ksatria putih itu...? "
"Bukankah itu bagus? Mereka adalah 'Prajurit Dewa' yang bisa kami ciptakan sekarang setelah kami menjadi Dewa. "
"Dewa? Tidak mungkin kau bisa seperti itu! "
Ketika Iris-san membalasnya, Whips memandang rendah kami seakan kami benar-benar bodoh.
"Hah... Kau masih tidak mengerti, kan? Tidak peduli berapa banyak kita para Holy mengalahkan Evil, tidak akan ada yang berubah kecuali kita memperbaiki akar masalahnya. Itulah kenapa Shu... dan kami akan memimpin umat manusia. "
"Jangan konyol. Kau tidak punya kualifikasi untuk melakukan hal semacam itu. "
"Tentu saja punya. Karena kami kuat. Orang lemah tidak bisa melakukan apapun tanpa kami... Lalu, kita harus membuat aturan dunia, bukan? Sebaliknya, kita membiarkan mereka terlalu banyak melakukan hal-hal sendiri. Jika kita memikirkannya sedikit lebih dalam, kita bisa menemukan cara mudah untuk melakukannya.”
“…..”
Orang ini... Tidak, aku bertanya-tanya jika semua Holy yang mengikuti keberadaan Shu berpikir seperti itu.
Sementara aku terdiam terhadap ucapan Whips, dia memalingkan wajahnya.
"... Sialan, kau menghalangiku, dasar penghalang sialan! "
Whips mengayunkan cambuk di tangannya, dan bertubrukan dengan penghalangnya, suara yang sangat keras menggelegar di udara.
"Aaaaahhhh! Jengkel, Jengkel, Jengkel! "
Dia mengayunkannya lagi dan lagi, tetapi tidak tanda-tanda penghalang akan hancur.
Tetapi, aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku membiarkannya seperti ini.
“Haaaaaaaaaaaaah!”
Aku mengeluarkan Absolute Spear dan melemparnya ke arah Whips dengan kekuatan penuh.
Tetapi...
“Hmph!”
Whips segera bereaksi dan memblokir serangan Spear ku dengan cambuknya.
"Huh? Apa kau bercanda bahwa seranganmu bisa lewat, tetapi serangan kita tidak bisa? "
Tidak, um... Jika aku berada diposisi lawan, aku akan memikirkan hal yang sama juga, tapi kali ini, aku sangat bersyukur.
Itu mungkin tidak adil, tapi jika aku terus melanjutkan menyerang mereka dari dalam penghalang, aku tidak harus khawatir tentang mendapat luka.
Ketika aku sedang memikirkannya, Whips melotot ke arahku.
"Siapa kau sebenarnya? kau pikir kau siapa, melemparkan Spear ke arahku secara tiba-tiba? Inilah mengapa aku tidak suka dengan rakyat jelata yang kurang ajar. "
"Bagaimana Whips bisa tahu betapa baiknya Yuuya-kun?”
“Huh?”
“Um, Iris-san?”
Aku tidak terlalu peduli dengan diriku...
Sementara kedua orang itu melanjutkan pertukaran yang tak terlukiskan, serangan dari para ksatria putih dan Whips tidak berhenti.
Namun, saat menyadari bahwa penghalang itu tidak bisa hancur tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, dia tiba-tiba menghentikan serangannya seolah-olah dia memikirkan sesuatu.
"Serius, apa-apaan ini? apa-apaan penghalang ini? "
"Kenapa kau tidak menyerah saja dan pulang ke rumah? "
Whips mengejek Iris-san, yang tersenyum provokatif.
"Bukan berarti aku keberatan, ok? Aku hanya akan──memusnahkan kota terdekat. "
"Apa...? "
"Apa yang kau bicarakan... ? "
"Kenapa kau begitu terkejut? Apa hubungannya jika beberapa orang biasa menghilang? "
"Jangan konyol! Apa kau serius? "
"Aku serius. Jika kau tidak suka, kenapa tidak menghentikanku? Tetapi jika kau terlalu takut dan berdiam dalam penghalang, tidak ada yang bisa kau lakukan! Hahahaha! "
Whips tertawa terbahak-bahal, dan semua ksatria putih yang mengelilingi taman naik dan berkumpul di sekitar Whips.
"Lalu selamat tinggal! "
Whips tersenyum ceria dan serius mencoba untuk terbang menjauh.
"Aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu! "
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi! Spiritual Chain!”
Aku bergegas melompat keluar dari penghalang dan melemparkan Absolute Spear.
Meiko melakukan hal yang sama, melompat keluar dari penghalang dan melepaskan rantai Spiritual Power untuk menangkap Whips.
Lalu...
“Ahahahahaha! Apa kau bodoh! "
Whips menangkis Absolute Spear dan Spiritual Chain yang terbang ke arahnya, lalu berbalik ke arah kami dan mengarahkan para ksatria putih ke arah kami.
"Itulah kenapa sangat membantu jika kau orang rendahan dengan memiliki kelemahan! Hey jadi cepatlah mati! "
Para ksatria putih menyerbu seperti longsoran salju.
Aku segera mencoba mengeluarkan Omni-Sword ku, sejak aku tidak memegang Absolute Spear di tangan kananku setelah serangan itu.
"Tidak akan kubiarkan kau! "
Tapi sebelum aku bisa mengeluarkan senjataku, Iris-san melangkah maju diantara aku dan para ksatria putih dan menebas serangan para ksatria putih.
"Apa...? "
Whips sepertinya tidak menyangka bahwa para prajurit dewa akan dikalahkan, dan dia terkejut saat melihat Iris-san menebas para ksatria putih.
"Bagaimana kau bisa, yang bukan seorang Dewa, membunuh ksatriaku? "
"Yah? Bukankah itu karena mereka lemah? "
Saat Iris-san dengan berani memberi tahu Whips yang tercengang, urat biru muncul di dahi Whips.
"Kau hanyalah orang rendahan, jangan kau berani mencoba mengejekku! "
“!”
Pada saat itu, ketika Magic Power meluap dari tubuh Whips, sejumlah besar prajurit Dewa muncul.
"Maju, tertelanlah oleh kekuatan para Dewa! "
Part 3
"Maju, tertelanlah oleh kekuatan para Dewa! "
“!”
Sejumlah besar prajurit Dewa menyerbu seperti gelombang.
Disaat kami akan menghadang mereka, sebuah bayangan putih melompat di depan kami.
“Nya!”
“Stella!”
Setelah bergegas melompat keluar, Stella langsung menyerang menuju ke kerumunan prajurit Dewa, menyelinap di antara mereka dan menghancurkan apa pun yang ada di jalannya.
"Apa...? "
Whips yang tengah terkejut, tetapi Stella sudah sampai dibawahnya dan melompat ke Whips.
“Fushaaaaaah!”
"Tu-tunggu? Beast apa ini... ? "
Whips mengayunkan cambuknya ke Stella seolah-olah untuk mengusir Stella, tapi Stella menghindarinya dengan mulus seakan dia adalah air dan Stella mengayunkan cakarnya ke Whips.
“Kyaaaah!”
Serangan itu menggores tubuh Whips, tapi dia dengan cepat memutar tubuhnya dan menghindar.
Namun, Serangan itu meninggalkan goresan luka di wajah Whips, dan darah mengalir keluar.
Lalu Whips yang menyentuh darah itu, dengan gemetar.
"Darah? Diwajahku, sebuah goresan luka...! ... Persetan denganmu, kau Beast! "
Whips mengayunkan cambuknya dengan marah.
Namun, seolah-olah ingin mengambil kesempatan dari kelemahan Whips, Spiritual Chain Meiko mengikat tubuh Whips.
"Aku mendapatkannya! "
"A-apa-apaan ini? "
Whips mencoba mati-matian untuk melepaskan diri, tetapi rantai Meiko sangat kuat sehingga Whips kelihatannya tidak bisa melepaskan diri.
"Hey, apa yang kalian lakukan? Cepatlah dan hentikan wanita itu! "
Whips berteriak pada prajurit Dewa yang ada di sekelilingnya, dan mereka menuju Meiko.
“Haaah!”
“Nya!”
Namun, Stella dan Iris-san menghentikan mereka semua.
“Haaaaah!”
Aku merasa sekarang ini kesempatanku, jadi aku memanfaatkan kesempatan itu dan mendekati Whips.
Tetapi seakan sudah mengantisipasi pergerakanku, prajurit Dewa mengelilingiku.
"Apa...? "
“Ahahahahaha! Kau pasti bodoh karena mengisolasi dirimu sendiri dalam situasi ini! "
Whips mengejek ketidaksabaranku.
“Nya!”
Stella bergerak dengan cepat untuk menyelamatkanku. Tetapi prajurit Dewa yang baru muncul disampingnya, dan dia tidak bisa mendekat kepadaku.
“Kuh!”
Aku ingin menggunakan Heavenly Whip jika memungkinkan, tapi aku tidak punya waktu untuk mengganti senjata, jadi aku melawan balik dengan Omni-Sword.
Absolute Spear juga sudah kembali ke tanganku, tetapi aku tidak punya waktu untuk menggunakannya.
“Master!”
“Yuuya-kun!”
Melihatku seperti ini, Iris-san dan yang lain segera mulai bergerak.
Kemudian, senyuman Whips semakin dalam seakan dia telah menunggunya.
"Dasar bodoh! Targetku adalah kau! "
"Apa... ? "
Saat Iris-san mengalihkan perhatiannya ke Prajurit Dewa yang berkerumun disekitarku, Whips menghancurkan rantai Meiko.
Lalu dia segera mengayunkan cambuknya, dan mencoba melilit tubuh Iris-san.
“Kuh!”
Dia dengan cepat menghindar, tetapi cambuknya bergerak seperti memiliki pikirannya sendiri, tanpa henti mengejar Iris-san.
“Hahahaha! Kau menurunkan kewaspadaanmu, bukan? Divine Authority yang kau sebutkan itu tidak menyenangkan sehingga aku akan membuatmu menghilang disini! "
“Iris-sama!”
“Nya, nya!”
"Kalian berdua lihat saja dari sana! "
Melihat situasi tersebut, Meiko dan Stella segera mencoba untuk bergerak, tetapi Prajurit Dewa menghalangi jalan mereka dan tidak bisa menolong Iris-san.
Lalu cambuk itu akhirnya mencapai Iris-san, yang sedang berlari saat berhadapan dengan Prajurit Dewa.
"Ini bur──”
“Ahahahahahahahaha! Aku menangkapmu! "
Jika ini terus berlanjut, tubuh Iris-san akan berada dalam bahaya.
Aku berpikir begitu dan tanpa sadar menggerakkan tubuhku
“Ooooooooh!”
Aku mengayunkan pedangku dengan semua kekuatanku dan memusnahkan kumpulan Prajurit Dewa.
Bagaimanapun, ini hanya solusi sementara, karena Prajurit Dewa baru akan tercipta segera setelah mereka dikalahkan.
Namun, aku tidak melewatkan kesempatan sesaat ini dan segera menggantinya dengan Absolute Spear, menargetkan Whips.
Kemudian...
“Haaaaaaaaah!”
Aku melemparkan Absolute Spear ke arah Whips lagi dengan seluruh kekuatanku.
"Apa...? "
Whips melihat ke arahku.
"Merepotkan──”
" Tidak akan kubiarkan kau lepas kali ini! "
Dia bergerak untuk mempertahankan diri sendiri dari seranganku, tapi saat perhatiannya tertuju padaku, Meiko melilitkan rantai dengan kencang disekeliling tubuh Whips lagi.
Rantai itu mengikat lebih kencang dari sebelumnya, dan Whips tidak dapat melepaskan diri.
"Huh? Hey, kau pasti bercanda! Hentikan, hentikan sekarang juga! "
Whips berteriak saat dia berusaha keras dalam kondisi terkekang, dan para Prajurit Dewa berdiri di depannya seakan mereka perisai yang melindungi Whips.
Para Prajurit Dewa juga mengangkat perisai mereka, dan perisai seperti membran tembus pandang muncul pada mereka, mengambil posisi menahan.
Namun... Dihadapan senjata Sage-san, hal seperti itu sama sekali tidak ada artinya.
Absolute Spear tidak hanya menghancurkan perisai para Prajurit Dewa dengan mudah tapi juga menembus perisai bersamaan dengan para Prajurit Dewa.
"Apa... H-hey, tidak, berhenti... Jangan kemari, jangan kemariiiiiiii! "
Whips berjuang mati-matian untuk menghindari serangan itu.
Tapi akhirnya, dia tidak bisa menghindarinya, dan.... Absolute Spear menembus dadanya.
Saat itu, Iris-san, yang ditahan olehnya, juga terlepas, dan Absolute Spear kembali ke tanganku.
Aku tidak senang saat aku mengambil kembali Absolute Spear.
Untuk pertama kalinya, aku telah membunuh manusia.
Kamu mungkin bertanya apa yang sedang ku bicarakan setelah membunuh banyak monster di Dunia Lain ini dan Alien Dragonia di Luar Angkasa, tapi ini adalah pertama kalinya aku membunuh... Manusia, seseorang yang sama denganku.
Tapi yang lebih mengejutkan saya adalah… meskipun aku sudah membunuh seseorang, aku tidak merasa begitu kesal.
Saat pertama kali bertemu Lexia-san, ada mayat manusia yang tergeletak disekitar.
Bahkan saat aku melihat mereka, aku tetap tenang.
Aku bertanya-tanya apakah mentalitasku telah berubah setelah naik ke level yang lebih tinggi di Dunia ini.
Melihat ekspresi tidak senang di wajahku, Iris-san menyadari sesuatu dan mendekatiku.
"Mungkinkah, Yuuya-kun? Itu... "
“…..”
"Ya. Tapi jangan terlalu khawatir. Dia bersungguh-sungguh ingin membunuh orang yang sedang menjalani kehidupan normal. Dan tidak peduli seberapa keras kita mencoba, dia tidak akan pernah merubah pemikirannya. Jadi tidak ada pilihan lain selain membunuhnya. "
"Ya."
Dalam pikiranku, aku mengerti.
Jika kami tidak mengalahkannya disini, banyak orang akan mengalami kemalangan.
Aku menarik nafas dalam-dalam untuk memfokuskan pikiranku.
"... semua baik-baik saja sekarang. "
Iris-san, merasakan pikiranku sudah tenang, dia tersenyum lembut.
Baguslah. Lebih penting lagi, fakta bahwa para pengejar sudah sampai sejauh ini berarti kita harus bergerak cepat──”
“──Fufufu… Hahaha…. Hahahahahahahahaha!”
“!?”
Kami semua tiba-tiba tercengang mendengar suara tawa yang bergema di udara.
Bagaimana──.
"Sungguh, selamat, ok? "
"Mengapa... Mengapa kau masih tetap hidup...! "
Whips, yang seharusnya sudah terbunuh, mulai bergerak seperti tidak terjadi apa-apa.
Dia masih terkekang oleh Spiritual Chain, dan disana ada lubang besar di dadanya dimana Absolute Spear menembusnya.
Meskipun itu adalah luka yang fatal, tidak peduli bagaimana kau melihatnya, tidak ada darah yang keluar dari mulut Whips atau dari luka tersebut; malah, tidak ada yang kelihatan berubah, dan dia sedang tertawa.
Lalu...
"Rantai ini menghalangi."
"Ti-tidak mungkin... "
Dia dengan mudah melepas Spiritual Chain Meiko, yang sudah menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Whips tertawa dengan meremehkan atas keheranan kami.
"Itu sangat lucu. Kau hanya kroco, apa kau sungguh berpikir kau bisa mengalahkan Dewa? "
Saat dia mengatakan hal ini, Whips memutar bahunya seolah-olah hendak mengencangkan tubuhnya, dan yang membuatku terkejut… lubang di dadanya yang terbuka tertutup secara alami.
"A-apa...? "
"Ah, ekspresi yang ditunjukkan Iris, itu sangat menakjubkan! Aku hanya ingin melihat ekspresi itu! "
Whips tersenyum dengan mesum Iris-san yang tertegun, tetapi wajahnya langsung berubah jijik.
"... Aku selalu membencimu. Kau bahkan tidak lebih imut dariku, tetapi kamu lebih menonjol dariku, dan kamu lebih dikagumi dariku!”
Saat Whips berteriak dan merentangkan tangannya, Prajurit Dewa yang tak terhitung jumlahnya tiba-tiba muncul dari kehampaan.
"Lihatlah ini! Inilah perbedaan antara kau dan aku... Antara Dewa dan Manusia! "
“Kuh…!”
Disaat berikutnya, aura berwarna pelangi yang mirip dengan Divine Authority keluar dari tubuh Whips.
Tapi apa yang membuat itu berbeda dari milik kami adalah aura berwarna pelangi itu mempunyai kilau keemasan dan sinar keperakan.
Inilah... Divine Power!
"Kalau begitu, sekali lagi... "
Meiko menggunakan lagi Spiritual Chain untuk mencoba mengikat tubuh Whips.
Selain itu, dia juga melepaskan Spirit Ball untuk menyamai serangan di sana
Rantai dan massa Spiritual Energy semuanya segera mengarah ke Whips pada saat yang bersamaan.
Namun, Whips bahkan tidak mencoba untuk menghindar dari serangan tersebut.
"Sia-sia, sia-sia, sia-sia! "
"Ti-tidak mungkin... "
Saat serangan itu menyentuh Whips, rantai dan orb itu menghilang.
"Tidak mungkin seorang manusia bisa melukai tubuh seorang Dewa! Itu semua tidak ada gunanya! Aku telah menjadi Dewa! Kau manusia tidak bisa menghentikanku sekarang! "
"Hal semacam itu... Kau tidak akan pernah tahu sampai kau mencobanya...! "
Iris-san berteriak sambil melompat ke arah Whips.
Lalu, para Prajurit Dewa menyerang sekaligus.
“Hahahahaha! Aku tidak perlu melakukan apa-apa! Biarkan para Prajurit Dewa yang membunuhmu seperti ini!”
“Haaaaah!”
Aku dengan cepat mengeluarkan Omni-Sword dan menebas para Prajurit Dewa untuk melindungi Iris-san.
“Hmph!”
Para Prajurit Dewa bergegas mengangkat perisai mereka untuk bertahan melawan seranganku, tetapi pertahanan biasa tidak ada artinya dalam menghadapi Omni-Sword.
Aku menebas mereka bersama dengan perisai mereka.
"Huh? Siapa sebenarnya orang ini... Dengan penghalang dan pedangnya! "
Whips, yang sedang melihat pertarunganku, mengubah wajahnya menjadi tidak senang.
"Mengalahkan para Prajurit Dewa adalah tindakan yang sangat kurang ajar! "
"Kau bukanlah seorang Dewa; kau hanyalah seorang manusia...! "
Iris-san melewati serangan para Prajurit Dewa dan mencapai Whips, lalu menebasnya.
Tapi saat dia tidak menghindari serangan Meiko, Whips tersenyum lagi dan tidak bergerak.
"Kau bodoh! Aku tidak percaya kau meyerang──”
“Haaaaah!”
" Apa… gyaaaaahh!”
Whipps tersenyum penuh kemenangan, namun pedang Iris-san mengiris tubuhnya.
Mungkin tidak menduga akan terluka, Whips berteriak saat dia mengirim Prajurit Dewa baru ke Iris-san dan meninggalkan tempat.
"K-k-kenapa? Kenapa serangan Iris...! "
"Ara, sepertinya aku bisa memberikan luka jika aku menggunakan Divine Authority milikku, huh? "
“Huh! Divine Authority?”
Setelah diperiksa lebih dekat, aura berwarna pelangi yang mirip dengan Divine Power terpancar dari pedang Iris-san di tangannya.
Aku mengerti;jika serangan ditambahkan dengan Divine Authority; itu bisa untuk menyerang Whips...
Jika memang begitu, maka Iris-san dan aku adalah satu-satunya yang bisa menggunakan Divine Authority di tempat ini sekarang.
"Meiko, Stella! bantu aku dan Iris-san! "
"Dimengerti! "
“Nya!”
Mereka berdua sepertinya mengerti pemikiranku dengan cepat, dan mereka mengubah tindakan mereka untuk menolongku saat aku berlari di bawah Whips dan Iris-san, yang menyerang lagi.
Para Prajurit Dewa yang mendekati Iris-san telah dihancurkan oleh Meiko dan Stella.
Dan kelihatannya Prajurit Dewa dapat dengan mudah dikalahkan bahkan tanpa Divine Authority.
Namun... Whips yang sudah terluka, tetapi lukanya perlahan memudar.
... Serangan biasa tidak akan berpengaruh atau sembuh secara langsung, tapi jika ditambah dengan Divine Authority, akankah memperlambat penyembuhan luka?
"Sial... Sial, sial, sial! Jangan sombong padaku, kau impostor sialan! "
“Kuh!”
Whips berteriak, sambil mengayunkan cambuknya.
"Matilah, Whip Rebellion!”
Cambuknya bergerak lebih cepat dari kecepatan, mendatangi kami dari segala arah.
"Aku tidak akan membiarkannya! "
“Fushaaaah!”
Tapi Meiko dan Stella menahan serangan itu.
Aku melakukan hal yang sama, menebas para Prajurit Dewa saat mendekati Whips.
“Ah!”
Namun sebelum aku bisa mendekati Whips, dia langsung menjauh dari kami dengan Divine Power miliknya, seperti Instant Movement yang kami gunakan dengan Divine Authority.
"Jangan mendekat lagi, kau kroco! "
Dan begitu jaraknya mendekat, dia menciptakan Prajurit Dewa baru satu per satu.
"Berapa banyak lagi kau akan memanggilnya...! "
Jumlah dari mereka pasti melebihi dari seratus sekarang.
Tidak peduli berapa banyak yang dikalahkan, semakin banyak Prajurit Dewa yang tercipta.
Jangan bilang padaku kalau dia bisa memanggil Prajurit Dewa dalam jumlah tak terbatas?
Selain itu, bahkan jika Iris-san memberikan kerusakan dengan serangan menggunakan Divine Authority dia akan pulih setelah beberapa waktu.
Semakin banyak waktu berlalu, semakin tidak menguntungkan bagi kita…
Part 4
Semakin banyak waktu berlalu, semakin tidak menguntungkan bagi kita…
Whips tersenyum dengan senyum mesum, seakan dia bisa merasakan pikiran kami.
“Hahahahaha! Apa? Tidak peduli seberapa keras kau mencoba, kau tidak ada apa-apanya di hadapan kekuatan Dewa! Matilah dengan tenang! "
“Nyaa!”
"Apa...? "
Lalu, mengambil kesempatan dari tertawa Whips yang keras, Stella mendekatinya lagi dan menyerangnya.
Tetapi Whips menghindari serangan itu dalam sepersekian detik.
"Tch... Tahu tempatmu, kau Beast sialan; kau mengganggu sampai akhir! "
“Stella!”
“Nyaa!”
Serangan para Prajurit Dewa berfokus pada Stella.
Namun, Stella mengeluarkan sebuah teriakan meyakinkan dan terus menghindari serangan para Prajurit Dewa dengan lancar.
Melihat Stella seperti itu, aku tiba-tiba menyadari sesuatu.
Mengapa dia menghindari serangan Stella? "
Aku pikir dari kita semua di sini, satu-satunya yang bisa menggunakan Divine Authority yamg diketahui Whips adalah Iris-san.
Itu sebabnya dia mewaspadai serangan dari manusia lain, tapi serangan Meiko kadang-kadang mencapai Whips.
Namun, tidak ada kebohongan bahwa Whips menghindari serangan itu.
Yah, Divine Authority memancarkan aura berwarna pelangi, selama dia berhati-hati dengan itu, mungkin tidak akan terlalu sulit untuk melacak siapa saja yang bisa menggunakannya…
Lagipula, bisa dibilang itu secara refleks untuk menghindarinya… Tapi aku punya perasaan tidak enak yang aneh.
Saat aku mencoba mencari tahu perasaan aneh apa itu, pengelihatanku tertuju pada suatu titik di wajah Whips.
Itu adalah bekas luka yang diberikan Stella pada Whips.
Lubang di dadanya yang telah kutusuk telah tertutup, tapi kenapa luka yang ada di wajahnya belum sembuh? "
Setelah memikirkannya dengan matang, aku mendapat sebuah ide.
Mungkinkah untuk bisa mengalahkannya dengan menggunakan Power of Existence?
Serangan dengan Divine Authority juga efektif, tapi itu hanya memperlambat penyembuhan luka, dan itu tidak meninggalkan bekas seperti luka di wajahnya.
Jika memang begitu, lalu satu-satunya alasan yang mungkin agar luka itu tetap ada yaitu Power of Existence.
Ouma-san dan Kuuya-san juga mengatakannya jika aku bisa menggunakan Power of Existence, aku akan baik-baik saja, tapi bagaimana mereka mengetahui itu?
... Tidak, bukan itu masalahnya sekarang.
Jik memang seperti itu...!
“Haaaaaaaaaaaaaaaahhhh!”
Aku mengeluarkan Absolute Spear lagi dan melemparkannya ke Whips dengan Power of Existence.
Ekspresi Whips berubah saat Absolute Spear terbang dengan kecepatan yang luar biasa.
"Spear itu lagi? Bagaimana bisa itu melakukan gerakan yang sama berulang-ulang?”
" Apa... "
Whips mengayunkan cambuknya, dan melilit Absolute Spear, yang membuatnya melambat.
"Terimalah, aku kembalikan lagi padamu! "
Dia melemparkannya kembali padaku.
“Kuh!”
Aku menangkapnya dan memasukkannya kembali ke Item Box.
Tidak, dia sudah melihat Absolute Spear dan Omni-Sword...
Lalu...!
“Formless Bow!”
Aku mengeluarkan Busur tak terlihat milikku dan diam-dian membidik Whips.
"Apa? Tidak peduli apa yang kau lakukan, seranganmu tidak akan berpengaruh lagi! "
Whips tersenyum dengan penuh kemenangan.
Mengabaikannys, aku menembakkan anak panah tak terlihat.
Anak panah yang kutembakkan menembus langsung para Prajurit Dewa dan menancap di tubuh Whips.
“Gyaaaaaahh! A-apa ini...! "
Whips menjerit saat anak panah tak terlihat menancap di tubuhnya.
Juga...
"Apa-apaan ini.... Kenapa lukaku tidak bisa sembuh! Apa yang sudah kau lakukan padaku! "
Luka dari tembakan itu, yang ditambah dengan Power of Existence, tetap saja tidak sembuh.
Tetapi Whips, yang sangat khawatir akan hal ini, mengerahkan seluruh Prajurit Dewa miliknya kepadaku.
"Aku tidak akan pernah memaafkanmu! Kalian semua, bunuh dia secepatnya! "
Para Prajurit Dewa datang seperti gelombang pasang.
Kalau aku berhadapan mereka secara langsung, aku tidak akan bisa melarikan diri.
Kalau begitu...!
“Heavenly Whip!”
Aku juga mengeluarkan cambukku dan mengayunkannya sekuat tenaga.
Pada saat itu, ekor cambuk itu bertambah berkali-kali lipat dan melilit tubuh semua prajurit dewa yang menyerang, menghancurkan dan merusak mereka saat melakukannya.
Dalam sekejao, semua Prajurit Dewa sudah dikalahkan, dan Whips yang tertegun seakan tidak mempercayainya.
"A-apa ini... Apa ini... Oh, t-tidak, aku harus kabur... "
Dan Whips, menyadari bahwa dia tidak mempunyai kesempatan untuk menang, mencoba melarikan diri dari tempat itu.
Tetapi...
"Aku tidak akan membiarkanmu kabur. "
"Apa... Irissssss! "
“───!”
Iris-san, yang telah berkeliling sebelum Whips menggunakan Divine Power, menebas Whips menjadi dua bagian dengan satu ayunan.
Itu adalah pedang yang sangat tajam… mengingatkanku pada serangan Sage-san.
Itu adalah... Idle Strike!
Meski aku terkejut, Whips, yang sudah dipotong menjadi beberapa bagian, lenyap seperti pasir.
***
Sekitar waktu Yuuya tengah melawan Whips
Di Akademi Ousei──.
"Kaori! Tolong── menikahlah denganku! "
Heran, Kaori sedang dilamar.
Situasi yang tiba-tiba membuat Kaori kebingungan, dan dia dengan cepat melepaskan tangan yang telah dipegang darinya.
“Jo-Joshua-sama?”
Pria yang melamar Kaori secara tiba-tiba... Joshua adalah Pangeran Mahkota dari suatu negara, yang berhubungan dengan sekolah tempat saudara perempuan Kaori yaitu Kasumi, bersekolah.
Kemunculan tiba-tiba pria seperti itu memang mengejutkan, tetapi fakta bahwa dia juga meminta Kaori untuk menikah dengannya membuatnya bingung.
Lalu James, pelayan yang berdiri di belakang Joshua untuk beberapa waktu, berbicara dengan pelan.
"Yang Mulia. Kurasa Yang Mulia terburu-buru dalam hal ini. Kaori-sama juga terkejut. "
"Apakah begitu? Pernikahan diantara kami sudah diputuskan, jadi mengapa dia harus terkejut? "
“Huh?”
Pernikahan sudah diputuskan?
Kaori bahkan semakin bingung dengan situasi yang benar-benar baru ini.
Lalu James datang menolongnya dengan ekspresi terkejut di wajahnya.
"Hah... Yang Mulia. Pernikahan belum diputuskan. Kaori-sama memiliki pemikiran dan perasaannya sendiri. "
"Apa yang kau katakan? Kaori akan setuju menikah denganku, tentu saja, benarkan? "
"T-tidak, aku tidak ada keinginan untuk menikah, tapi... "
"Kenapa? "
Joshua terkejut karena dia tidak menyangka dia akan ditolak.
Dia segera memegangi James.
"K-kenapa begitu? Kaori tidak mau menerimanya! "
"Itu terlalu tiba-tiba, dan Kaori-sama tidak tahu banyak tentang Yang Mulia. Jadi itu wajar saja. "
"Tidak mungkin! "
"Selain itu, dia mungkin sudah memiliki seseorang yang ada di pikirannya, tahukan? "
" ... Apa? "
Joshua tidak percaya saat mendengar ucapan James.
"Siapa pria itu? "
"Itu hanya dugaan. Jika ada, Yang Mulia tidak bisa memaksanya... "
"Aku tidak akan menerimanya, Aku tidak akan menerimanya! "
Joshua memotong perkataan James dan menggelengkan kepalanya, lalu berbalik ke arah Kaori.
"Kaori! Apa kamu memiliki perasaan terhadap seseorang? "
“Huh!?”
Kaori, yang sama sekali tidak dilibatkan dalam pembicaraan, membuka matanya saat tiba-tiba mendengar seseorang yang dia sukai.
Pada saat yang sama, gambaran Yuuya muncul di pikiran Kaori.
"Itu... "
Terlihat pipi Kaori memerah dan suara yang pelan, Joshua tahu persis apa yang dipikirkannya.
T-tidak mungkin... Kamu meninggalkanku disini demi pria lain? "
"Yang Mulia, tolong menyerah saja. Yang Mulia harus disini ditempat tinggalnya──.”
“── Siapa pria itu? "
“Huh?”
"Siapa pria itu? "
Joshua berteriak dan berbalik ke Kaori.
"Kaori. Aku serius. Aku datang kemari untuk menikah denganmu. "
"M-meskipun kamu mengatakan itu... "
"Kamu lihat? Aku seorang pangeran. Aku akan berhasil naik tahta dan menjadi Raja. Aku mengatakan itu karena aku ingin menjadikanmu sebagai istriku. Apakah kamu mengatakan kamu lebih suka dengan pria acak yang entah darimana asalnya daripada menjadi istri Raja? "
"Yu-Yuuya-san bukanlah orang yang tidak berguna! "
Saat Kaori berteriak, Joshua sangat terkejut.
"Jadi begitu. Kekasih Kaori bernama Yuuya, huh? "
“Ah…”
"James, aku ingin kamu mencari tahu lebih banyak tentang orang bernama Yuuya ini segera.”
"... Dimengerti. "
James nampak sedikit terkejut, tapi perintah Joshua adalah mutlak, dan dia membungkukkan kepalanya dengan hormat.
Lalu Joshua berbalik ke Kaori.
"Kaori. Aku akan undur diri hari ini. Tapi aku akan menujukan kepadamu bahwa aku lebih baik dari pria ini. Dan saat itu terjadi... Kamu akan menjadi milikku. "
Dengan itu, dia kembali ke dalam mobil mewahnya dan pergi dari sana.
Kaori menyaksikan dengan bingung.
"A-apa yang harus aku lakukan...? "
Ketika Kaori memutuskan bahwa ini terlalu berat untuknya, dia bergegas memanggil ayahnya, Tsukasa.
***
Ada juga pergerakan lain di Bumi──.
“── seperti yang diduga, wanita itu sudah tebangun. "
Diatas langit Jepang, seseorang dengan jubah putih berbicara dengan pelan.
Manusia berjubah ini adalah para dewa yang pernah menguasai bumi, dan mereka mencari keberadaan Saara, yang disegel di dalam peti mati.
Kemudian, manusia lain dengan penampilan yang sama mengikutinya.
"Apa yang sedang kau lakukan? Jika segelnya rusak, kita harus mengalami hal yang sama lagi. "
"Tidak, kurasa kita akan baik-baik saja. "
"Apa? "
Salah satu temannya, yang terkejut dengan kata-kata tak terduganya, melanjutkan.
"Kurasa semua orang merasakannya, tetapi tanda kebangkitan wanita ini sangat lemah. Kita bisa berasumsi bahwa pengaruh segel tidak bisa dihindari. Kita sudah mempersiapkannya sejak lama. Itu bukan hal yang mudah untuk menghadapi lawan yang lemah setelah sekian lama.”
"Hmm... Aku rasa itu benar. "
"Tapi kita tidak bisa membiarkannya begitu saja. Mari kirim para Prajurit Dewa untuk menangani dia. "
"Dan bagaimana dengan kita? "
"Kita akan kembali ke Divine Beast. Jika kita menlanjutkannya dengan rencana kita, planet ini akan menjadi milik kita──”
Manusia berjubah putih kemudian perlahan menghilang dari langit Jepang.
Post a Comment