NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

KanoUwa: after story Volume 1 Chapter 4

 


Penerjemah: Tensa

Proffreader: Tensa


Shinohara dan Media Sosial


Malam tahun baru.

Lima menit sebelum pergantian tahun, aku mengalihkan pandangan dari TV dan meraih ponselku.

Saat kubuka LINE, chat yang belum kubaca muncul di bagian atas.

"Semuanya semangat ya."

Aku tanpa sadar bergumam melihat grup LINE teman-teman SMA yang ramai.

Padahal sebentar lagi pukul 12, tapi notifikasi terus bermunculan.

Di TV, acara komedi khas malam tahun baru sudah hampir selesai, dan aku pun membuka media sosial untuk menulis ucapan tahun baru.

Waktu kecil aku rajin menulis kartu tahun baru, tapi sekarang dengan adanya ponsel pintar sebagai alat peradaban modern, semua ucapan tahun baru cukup lewat media sosial.

Rasanya agak sepi, tapi berkat itu jadi lebih mudah menjaga hubungan dengan teman-teman.

Saat aku berpikir apakah kemudahan dan budaya tradisional memang tidak bisa berjalan beriringan, notifikasi berdatangan dari bagian atas layar. Semuanya berisi empat huruf "met taun", menandakan tahun baru telah tiba.

Saat aku hendak mengecek ucapan tahun baru teman-teman di media sosial, tiba-tiba layarnya menggelap.

Panggilan masuk di awal tahun baru.

Setelah ragu sejenak, aku mengangkatnya dan disambut sapaan riang yang tidak cocok dengan tengah malam.

『Selamat tahun baru!』

"Berisik!"

『Kok gitu!?』

Shinohara Mayu. Kouhai baru yang baru kukenal kurang dari dua minggu.

Siapa yang menyangka aku akan jadi sedekat ini sampai telefonan dengan gadis manis yang waktu itu pakai kostum Santa?

Tapi sekarang aku lebih ingin mengecek ucapan tahun baru daripada merasa senang.

『Senpai, tahun baru gini baik dikit dong. Ya? Ayo senpai ucapin...』

"Met tahun baru, udah ya."

『Tunggu tunggu tunggu dulu!』

Suara keras terdengar dari telepon.

Aku refleks menjauhkan ponsel dari telinga sambil mengernyitkan dahi.

"Pasti nggak ada urusan penting kan."

『Memang nggak ada. Aku juga nggak berniat telepon lama-lama di tahun baru kok. Cuma mau ngucapin selamat tahun baru aja.』

Nada merajuk Shinohara membuatku sedikit merasa bersalah.

Aku menyesali sikapku yang kurang dewasa pada kouhai yang hanya ingin memberi ucapan.

"Oh, gitu ya. Maaf deh. Bukan berarti aku nggak suka telefonan sama Shinohara sih—"

『Tapi aku berubah pikiran. Senpai, kita telefonan satu jam ya.』

"Kok gitu!"

『Soalnya kalau digituin, aku jadi pengen ngejar senpai lebih lagi!』

Meski baru kenal sebentar, aku bisa membayangkan wajah cemberut Shinohara.

Membayangkan wajah manisnya itu malah membuatku kesal.

"Oke deh, tengah-tengahnya aja, lima menit."

『Senpai tau tengah-tengah? Berarti permintaan aku tadi sepuluh menit lho.』

"Ya udah sepuluh menit."

『...Yah, segitu aja deh kukasih ampun.』

Mendengar jawaban Shinohara, aku tersenyum.

"Ini yang namanya door-in-the-face ya."

『Door... Ah! Senpai menjebakku!』

Teknik negosiasi di mana setelah permintaan besar ditolak, permintaan kecil jadi lebih mudah diterima.

Baru dua hari lalu aku kena trik ini dari Shinohara, jadi aku nyengir puas karena berhasil membalas.

『Curang...』

"'Curang'? Udah lama nggak denger kata itu di kehidupan sehari-hari. Tuh, tinggal lima menit lagi."

『Kalau dikejar-kejar waktu gitu mana bisa ngobrol... Senpai ngapain aja pas malam tahun baru?』

"Biasa aja. Baru mau ngucapin selamat tahun baru ke semua orang di media sosial."

Mendengar itu, Shinohara mengeluarkan suara seolah mendengar sesuatu yang tidak terduga.

『Eh, senpai juga bikin postingan gitu toh. Padahal waktu Natal kemarin kayaknya senpai nggak terlalu suka media sosial.』

Natal ya... hari di mana Shinohara dan Motosaka putus. Sepertinya waktu itu kami memang membahas media sosial lewat telepon.

"Nggak, tapi tahun baru beda. Di momen tahun baru gini, banyak kenalan lama yang cuma muncul di media sosial kan."

Sebenarnya aku juga termasuk yang hanya muncul di momen-momen tertentu seperti ini. Shinohara sepertinya juga kenal orang-orang seperti itu, dia menjawab 『Yah, kalau dipikir-pikir mungkin bener juga sih.』dengan nada tidak pasti.

『Kalau gitu follow media sosial senpai dong.』

"Kok jadi gitu. Aku juga nggak posting yang aneh-aneh kok."

『Soalnya soalnya, aneh kan kalau kita telefonan gini tapi belum follow-followan? Biasanya kebalik lho.』

"Yah... bener juga sih."

『Emang ada postingan yang nggak mau dilihat orang?』

"Nggak ada lah. Ya udah deh."

Setelah berkata begitu, aku langsung mengirim ID-ku.

Seperti kata Shinohara, tidak ada postingan yang tidak boleh dilihat, jadi tidak masalah memberi tahunya. Lagipula akunku juga tidak ada yang perlu disembunyikan.

『Hehe, makasih ya.』

Shinohara tertawa di telepon.

Begitulah, tak lama setelah pergantian tahun, aku dan Shinohara terhubung juga di media sosial.

Notifikasi "Like!" dari Shinohara muncul beberapa detik kemudian.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

Post a Comment

Post a Comment

close