Penerjemah: Eina
Proffreader: Eina
Interlude 2: Naik Punggung dan Menggendong
Hari pertama festival olahraga berakhir tanpa insiden, dan sekarang adalah hari kedua.
Kemarin sangat menyenangkan, bersorak untuk Youshin, makan siang bersama, dan bahkan yang lain juga bersorak untukku. Mungkin ini adalah festival olahraga yang paling menyenangkan yang pernah kualami.
Aku senang melihat Youshin menikmatinya, meskipun sebelumnya dia sangat tidak ingin untuk ikut berpartisipasi.
Aku bertanya-tanya apakah semangat dari cheerleader efektif... Aku tidak tahu apakah cocok untuk menyebutnya semangat... Tapi apakah itu efektif?
Meskipun… Aku tidak menyangka kalau semua orang sedang melihat kami.
Ketika aku memikirkan hal itu, sedikit... tidak, banyak rasa malu dan marah muncul dalam diriku. Maksudku, kembalikan semua perasaanku yang telah kucurahkan waktu itu.
(Tln: Maksudnya disini, Nanami cuma lakuin itu buat Youshin aja dan ga mau diliat orang lain tapi semuanya malah lihat mereka wkkw apes amat)
Tapi tidak apa-apa karena Youshin telah bersorak untukku selama pertandingan voli. Aku tidak pernah berpikir dia akan bersorak untukku dengan suara yang begitu keras.
Aku telah bersorak untuk Youshin berkali-kali, tetapi untuk disoraki sendiri cukup jarang.
Itu karena Youshin harus bekerja keras di tempat lain... seperti pertandingan dengan senpainya, les tambahan, dan pekerjaan paruh waktunya...
Oh, apakah aku juga pernah diberitahu seperti itu di kerja paruh waktuku?
Pertama kali aku mengatakan "Lakukan yang terbaik" adalah selama pertandingannya dengan senpai. Itu juga pertama kalinya aku berteriak "Aku mencintaimu!" kepada Youshin. Ah, nostalgia sekali.
Tidak, mungkin itu belum terlalu lama.
Seperti yang aku katakan kemarin, rasanya aku sudah bersama Youshin jauh lebih lama. Ketika kami masih kelas satu, kami berada di kelas yang berbeda, jadi kami tidak benar-benar melakukan hal seperti itu dulunya.
Jika kami berada di kelas yang sama saat kelas satu, aku bertanya-tanya apakah dia juga akan bersorak untukku di festival olahraga. Yah, aku sudah puas dengan sorakan yang aku dapatkan kemarin.
Ketika dia bersorak untukku, rasanya seperti ada aliran energi tambahan yang mengalir dalam tubuhku. Seolah semua kelelahanku lenyap, dan aku bisa terus bergerak selamanya…
Perasaan bahagia atau euforia—mungkin ada berbagai cara untuk menggambarkannya, tetapi itu benar-benar cara yang sempurna untuk menggambarkan bagaimana perasaanku saat itu.
Menurut Hatsumi dan yang lainnya, itu karena aku sangat ingin menunjukkan sisi terbaikku sehingga aku merasa seperti itu.
Yah, berkat itu, kami berhasil memenangkan pertandingan pertama. Lawan-lawan kami kuat, tetapi aku pikir tim kami juga cukup kuat.
Aku tidak tampil luar biasa atau apa pun... meskipun Youshin sudah bersorak untukku.
Sangat membantu bahwa kami memiliki seseorang dari klub voli di tim kami, dan Hatsumi, yang memiliki kemampuan atletik yang hebat, juga ada di sana. Aku hanya melakukan yang terbaik dari apa yang bisa aku lakukan.
Aku bisa bekerja lebih keras dari biasanya berkat sorakan Youshin, jadi itu sudah cukup.
Sayangnya, kami memenangkan babak pertama tetapi kalah di babak kedua. Pertandingannya sangat ketat. Seandainya aku memiliki sedikit lebih banyak kekuatan untuk loncat...
Setelah kami kalah, aku mendapat sedikit hiburan, dan kemudian Youshin banyak memujiku. Dia berkata "Nanami, kamu hebat" dan itu membuatku sangat bahagia.
Dipuji itu memang menyenangkan.
Youshin selalu memuji masakanku dan bahkan hal-hal kecil. Dia bilang aku terlihat imut atau bahwa pakaianku cocok untukku setiap kali aku mengenakan sesuatu yang baru.
Bahkan hal-hal yang seharusnya sudah jelas, dia tetap selalu mengatakannya dengan lantang.
Ketika aku bertanya "Mengapa kamu sering mengatakan hal-hal itu?" dia menjawab "Karena jika aku tidak mengatakannya, kamu tidak akan tahu."
(Tln: Komunikasi adalah koentji ya ges)
Aku pikir itu hanya untuk kebaikanku, tetapi dia bilang itu juga untuk dirinya sendiri. Dia bilang jika dia tidak mengungkapkannya, dia tidak akan tahu apakah itu akan tersampaikan dengan baik padaku.
Jadi, aku memutuskan untuk terus memuji Youshin juga, dengan memberitahunya bahwa dia keren dan bahwa aku mencintainya. Aku bertekad untuk mengekspresikan segalanya, dan bahkan di depan orang lain, aku tidak akan menjauhinya hanya untuk menyembunyikan rasa maluku.
Hari pertama festival olahraga berakhir seperti itu, tetapi... Youshin terlihat sangat kelelahan. Kamu bisa tahu betapa lelahnya dia hanya dengan melihatnya.
Dia berusaha bersikap kuat, dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja, tetapi agak menyebalkan bagaimana dia tidak mudah mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya.
Yah, begitu kami sampai di rumah, dia langsung tertidur seolah baterainya habis. Dia seperti anak kecil, dan itu sangat lucu.
Aku menutupi Youshin yang sedang tidur dengan selimut dan pulang sedikit lebih awal dari biasanya.
Jika dia tidak tidur, sebenarnya aku berpikir untuk menunjukkan kostum cheerleaderku lagi di kamarnya... tetapi, yah, mungkin lain kali.
(Tln: )
Sambil mengingat kembali apa yang terjadi kemarin, sekarang aku berdiri di tepi lapangan bersama Youshin.
Akhirnya, saatnya untuk acara utama kami... lomba piggyback.
"Ayo berusaha sebaik mungkin! Kita akan menargetkan yang pertama!!"
"Ya, ayo berusaha sebaik mungkin... Tunggu, apa? Kita menargetkan untuk jadi yang pertama?"
Yah, aku hanya mengatakan itu secara spontan. Tetapi, melihat ekspresi bingung Youshin terhadap kata-kataku hanya membuatku semakin termotivasi.
Aku tidak keberatan jika kami tidak benar-benar mendapatkan tempat pertama. Aku pikir hanya dengan menyelesaikan perlombaannya saja sudah menjadi pencapaian bagi kami. Bagaimanapun, menggendong seluruh berat badan satu orang...
Berat... aku tidak... berat, kan?
Tidak, aku sudah menjaga berat badanku dengan baik. Aku telah berolahraga dengan Youshin dari waktu ke waktu dan tetap menjalani rutinitas olahragaku dengan latihan.
Untuk saat latihan lomba piggyback... aku merasa sedikit malu saat aku digendong sambil berlari dan dilihat oleh orang lain, jadi kami hanya berlatih di kamar Youshin saja. Kami tidak benar-benar berlari...
Tapi, aku sudah melakukan apa yang harus dilakukan. Jadi sekarang, jika Youshin masih mengatakan kalau aku berat, aku mungkin akan menangis.
Aku mungkin akan menangis brutal. Benar, aku mungkin akan menangis begitu banyak sehingga Youshin akan terkejut. Aku tidak berpikir akan ada pria di luar sana yang tidak akan terkejut melihat seorang gadis SMA menangis begitu keras.
Aku berpikir jika itu terjadi, aku tidak akan pernah berpartisipasi dalam acara ini lagi... dan kemudian aku teringat.
Aku teringat bagaimana perasaanku saat lomba piggyback tahun lalu.
Lomba piggyback.
Seperti namanya, ini adalah kompetisi sederhana di mana dua orang berpasangan dan satu orang akan menggendong yang lain di punggungnya—atau dengan cara lain—sampai mereka mencapai garis finish.
Meskipun disebut lomba piggyback, tidak ada cara yang wajib untuk menggendong orang tersebut. Dalam arti tertentu, ini mirip dengan lomba buru harta karun, dengan satu-satunya perbedaan adalah bahwa "objek" yang harus digendong adalah seorang manusia.
Aku... tidak suka lomba ini.
Bahkan sekarang, sulit untuk percaya bahwa aku berpartisipasi dalam lomba ini lagi pada tahun ini, mengingat bagaimana perasaanku setelah lomba tahun lalu.
Ketika aku di tahun pertama, Hatsumi dan Ayumi menonton lomba ini dan berpikir akan menyenangkan untuk mencobanya dengan Oto dan yang lainnya... tetapi aku sama sekali tidak merasakannya hal yang sama.
Maaf untuk mereka berdua, tetapi aku sangat tidak suka lomba ini sehingga aku bahkan berharap lomba ini dihapus dari festival olahraga.
Orang-orang yang berpartisipasi terlihat bersenang-senang, dan itu tidak berlaku hanya untuk para pasangan saja, ada juga tim dua laki-laki atau dua perempuan.
Jadi, aku tahu kalau akan mustahil untuk menghapus lomba ini, dan aku tidak akan pernah benar-benar mengatakannya. Itu akan merusak kesenangan bagi mereka yang menikmati perlombaan ini.
Tapi, untuk menegaskannya, aku membenci lomba ini. Atau lebih tepatnya, mungkin lebih cocok kalau kubilang aku mulai membencinya.
Bukan karena alasan yang rumit, hanya alasan yang sederhana.
Selama festival olahraga tahun lalu, banyak anak laki-laki mengajakku untuk mengikuti lomba ini bersama mereka. Jumlahnya yang cukup banyak. Bahkan, sampai hari di mana kami memilih siswa-siswa yang mengikuti lomba-lomba festival olahraga, ada sekitar tiga anak laki-laki yang mendekatiku setiap harinya untuk menanyakan hal itu.
Aku diajak di berbagai tempat, menggunakan kata-kata yang berbeda, baik secara langsung maupun melalui orang lain.
Ada orang yang pernah mengungkapkan perasaannya padaku sebelumnya, beberapa orang bahkan belum pernah berbicara denganku sebelumnya, dan beberapa yang mengatakannya dengan bercanda... ada berbagai macam orang.
Mereka menggodaku, dan mengatakan bahwa aku sangat populer, tetapi aku merasa itu tidak tahan akan semua itu dan itu terasa menyakitkan. Aku tahu tidak ada baik atau buruk dalam menjadi populer, dan aku tahu aku harusnya bersyukur, tapi...
Tapi tetap saja, ketika kamu mendapatkan begitu banyak ajakan, adalah hal yang wajar untuk merasa jenuh.
Saat itu—dan bahkan sekarang—aku pada dasarnya membenci memiliki kontak dekat seperti itu dengan orang asing, jadi aku dengan sopan menolak semua undangan mereka.
Saat terus menolak, aku mulai merasa sedikit bersalah, seolah aku melakukan sesuatu yang salah. Tapi meskipun begitu, aku terus menolak karena aku benar-benar tidak mau.
Saat itu, aku tidak tahu kalau tidak semua undangan itu tulus dari mereka.
Itu murni kebetulan bahwa aku mendengarnya. Benar-benar hanya kebetulan.
"Jika kamu menggendongnya, kamu bisa menikmati dada Barato."
Satu komentar itu. Yah, ada hal-hal lain juga yang dikatakan, tetapi aku benar-benar tidak ingin mengingatnya. Beberapa dari mereka hampir traumatis bagiku.
Sebagian besar dari mereka... hanya tertarik pada tubuhku.
Aku ingin percaya bahwa tidak semua orang seperti itu, tetapi setelah mendengar kata-kata itu, aku mulai berpikir bahwa semua orang seperti itu.
Dan kemudian, aku mulai membenci lomba itu sendiri.
Itu terjadi tahun lalu.
Bahkan aku terkejut ketika aku menyarankan kepada Youshin untuk mengikuti lomba ini bersama-sama. Aku cukup yakin ada lomba lain yang bisa kami lakukan bersama.
Kurasa aku memilih acara ini untuk menghilangkan perasaan tidak menyenangkanku dari tahun lalu. Melihat kembali, mungkin itu sebabnya.
Aku yakin bahwa tidak semua orang yang kutolak tahun lalu memiliki niat seperti itu, mungkin ada beberapa yang hanya ingin menikmati lomba tersebut dengan tulus.
...Oh, sekarang aku ingat, Kenbuchi-kun juga mengundangku, bukan? Yah, dia jelas hanya bercanda, jadi kurasa dia tidak dihitung.
Bagaimanapun, aku merasa kalau membenci lomba itu karena alasan seperti itu agak tidak tepat.
Aku sebenarnya sudah membicarakan ini dengan Youshin. Ketika dia bertanya mengapa aku ingin mengikuti lomba ini, aku langsung mengingat hal itu seolah mempertanyakan diriku sendiri.
"Kalau begitu, kamu harus berusaha sebaik mungkin untuk menghapus kenangan buruk itu."
Youshin tidak menolak atau mengkonfirmasi ulang perasaanku, dia hanya mengatakan satu kalimat sederhana itu. Aku sangat senang mendengarnya... sehingga aku memeluknya.
Itulah sebabnya hari ini, aku dipenuhi dengan motivasi. Seolah-olah perasaan tidak menyenangkan tahun lalu hanyalah kebohongan.
"Jadi, apakah kita akan lakukan dengan gaya piggyback? Atau haruskah aku menggendongmu?"
"Piggyback!"
Aku mengangkat tanganku dan menjawabnya dengan antusias. Youshin yang melihatku pun tersenyum kecil, alisnya sedikit berkerut seolah dia sedikit khawatir.
Aku benar-benar menyukai senyuman itu.
Dia mungkin berpikir tentang bagaimana rasanya saat aku menempel di punggungnya. Tapi, yah, tidak perlu khawatir tentang itu sekarang. Karena...
"Kamu sudah merasakannya hari itu... jadi tidak apa-apa, kan?"
(Tln: )
Sebelum dia bisa menggendongku, aku membisikkan ini ke telinganya. Youshin sedikit terkejut, kemudian menatapku dengan bingung.
Campuran kebingungan, kejutan, dan rasa malu.
Kenapa? Kami sudah melatih piggyback berkali-kali... Apakah dia hanya malu melakukannya di depan orang-orang?
"Baiklah, Nanami... jika terasa sakit, aku akan mengganti posisi, jadi beri tahu aku kapan saja, oke?"
"? Tentu. Aku baik-baik saja. Youshin, kamu juga bisa..."
Aku hampir berkata "Beri tahu aku jika aku terlalu berat" tetapi aku menghentikan diriku. Entah kenapa, rasanya canggung untuk mengatakannya secara langsung.
Aku tidak berat... yah, mungkin sedikit berat, tetapi tidak benar-benar seberat itu. Mungkin terdengar agak berlawanan, tapi aku tidak berat.
"...Karena aku sudah berolahraga secara teratur, ini tidak ada apa-apanya."
Seolah untuk memperkuat kata-kataku, Youshin mengencangkan ototnya dan mengangkat tangannya. Dia terlihat sangat bisa diandalkan... tetapi tetap saja...
"Aku tahu itu bukan maksudmu, tetapi itu terdengar seolah-olah kamu mengatakan aku akan berat jika kamu tidak berolahraga... Tidak, aku tahu, aku tahu itu bukan maksudmu."
"Ma-maaf."
"Tidak, itu bukan salahmu, Youshin..."
Ini lebih tentang bagaimana perasaanku... Kamu bisa menganggapnya seperti hati seorang gadis yang rumit... Bahkan aku merasa itu sedikit merepotkan. Tidak, Itu terlalu merepotkan...
Saat aku dalam hati pasrah pada sifatku yang merepotkan ini, aku merasakan seseorang berdiri di samping kami.
"Nanami-chan... Kami tidak akan kalah"
"Master, mari kita lakukan yang terbaik!"
Ketika aku melihat ke arah mereka, aku melihat Kotoha-chan dan Teshikaga-kun sudah dalam posisi piggyback. Mereka datang ke sini seperti itu, meskipun lombanya belum dimulai?
Teshikaga-kun masih bersikeras memanggil Youshin 'Master'. Youshin terus memberitahunya untuk berhenti karena itu memalukan, tetapi sepertinya dia sering meminta saran dari Youshin tentang Kotoha-chan.
Aku rasa ini adalah jenis persahabatan yang unik... Siapa yang menyangka Teshikaga-kun akan menjadi teman Youshin?
"Teshikaga-kun... jangan terlalu keras pada kami, oke?"
"Aku di sini untuk belajar!"
"Tunggu, pelajaran apa yang bisa kamu dapatkan dalam lomba piggyback?"
Youshin terlihat sedikit khawatir tetapi masih tetap menikmati situasinya, dan itu membuatku senang juga. Meskipun, melihat senyumnya ditujukan kepada orang lain selain aku...
Tidak, tidak, aku tidak boleh begitu. Aku tidak seharusnya cemburu pada teman-temanku. Terutama teman laki-laki.
Kurasa aku harus lebih berpikiran terbuka... tetapi tidak terlalu terbuka. Aku harus melatih diriku untuk ini.
"Ini adalah pertama kalinya kamu menggendongku sejak kita kecil, Taku-chan."
"Ya, sudah lama sekali. Kotoha, kamu sudah jauh lebih berat dibandingkan dulu... Maksudku, kamu dulu—oof?!"
Pukulan Kotoha-chan mendarat tepat di Teshikaga-kun sebelum dia bisa menyelesaikan komentarnya yang penuh nostalgia. Sangat mengesankan bagaimana Kotoha-chan berhasil melakukannya bahkan saat masih digendong.
Kotoha-chan biasanya tidak terlihat seperti tipe yang peduli dengan hal-hal seperti itu, tetapi sepertinya dia peduli ketika disebut berat secara langsung. Meskipun, Kotoha-chan sangat ramping. Dia sama sekali tidak mungkin berat.
Atau mungkin dia hanya marah karena Teshikaga-kun yang mengatakannya.
"K-Kotoha...? Kenapa kamu tiba-tiba memukulku?"
"Siapa yang kamu sebut berat...?"
"T-tidak...!! Maksudku kamu sudah tumbuh banyak sejak saat itu...!!"
"Taku-chan... kamu seharusnya pikirkan pilihan kata-katamu, oke?"
Dengan tampang lesu, Teshikaga-kun dengan tulus minta maaf dengan "Maaf." Kotohan-chan terlihat seperti penjinak binatang buas karena membuat Teshikaga-kun yang nakal berada di bawah perintahnya.
Tidak heran mereka memanggilnya "Ane-san"
(Tln: Ane-san itu biasa panggilan buat cewek yang ditakuti / disegani cowok. Biasanya Yakuza/berandalan klo takut ke cewek pasti manggil gitu)
"Ngomong-ngomong, kalian berdua bukannya dari kelas yang berbeda? Kenapa kalian bisa berpasangan?"
"Kami satu tim dengan kelas Taku-chan... Tunggu, bagaimana bisa kamu tidak mengetahuinya?"
Aku tidak bisa tidak tersenyum pahit mendengar pertanyaan Youshin. Karena dia tidak menyukai festival olahraga, aku rasa dia tidak benar-benar tertarik mendengar informasinya... Setelah aku memberitahunya, dia mengangguk seolah akhirnya mengerti.
Jika Youshin bisa mengatasi ketidaksukaannya kali ini, aku akan sangat senang. Sama seperti bagaimana aku mengatasi perasaan negatifku tentang kompetisi ini.
"Oh, sepertinya akan segera dimulai... Nah, Nanami."
"Yep!"
Saat Youshin jongkok, aku naik ke punggungnya. Aku penasaran sudah berapa lama sejak aku digendong di depan semua orang seperti ini.
Perasaan aman yang sama dengan yang kurasakan selama latihan kembali menyelimuti diriku.
Digendong oleh Youshin membuatku sedikit mengingat saat-saat ketika dulu digendong oleh ayahku saat aku masih kecil.
Aku dulu merasa punggung ayahku sangat lebar, dan sekarang setelah aku tumbuh dewasa, anehnya rasanya jadi berbeda.
Mungkin karena aku sedikit berotot.
"Baiklah, Nanami, pastikan untuk pegangan dengan erat... dan beri tahu aku jika terasa sakit, oke?"
"Oh, baiklah."
Memang masuk akal untuk pegangan, tetapi bukankah seharusnya Youshin yang merasakan sakit dan bukan aku? Saat aku mulai memeluknya dengan erat padanya, sinyal mulai pun berbunyi dan perlombaan dimulai.
Semua orang berlari bersamaan, dan Youshin mulai sedikit lebih lambat, dia sengaja menunda start(telat lari)-nya.
Aku bertanya-tanya mengapa dia melakukan itu, tetapi alasannya segera menjadi jelas.
Ini... sakit...!! Hah? Ini menyakitkan?!
(Tln: What, kok bisa bjir)
Meskipun Youshin berlari dengan pelan sambil menggendongku, dadaku masih terasa sakit. Padahal tidak sakit saat digendong... tetapi sekarang ini sakit!!
Tapi karena ini adalah perlombaan, aku harus bersabar dan menahannya... aku harus bertahan... Selagi aku memikirkan itu, Youshin secara perlahan mulai menurunkan kecepatannya.
Bersamaan dengan itu... rasa sakit di dadaku juga berkurang.
Aku bisa mendengar komentar langsung dari tim penyiaran. Ada candaan tentang apakah Youshin mulai kehilangan semangat juangnya atau apakah aku terlalu berat, dan orang-orang disekitar mulai ribut.
Ketika Youshin benar-benar berhenti, dia dengan lembut menurunkanku dari punggungnya. Aku merasa sedikit cemas, dan bertanya-tanya apakah aku benar-benar berat, ketika tiba-tiba...
Aku merasa diriku melayang.
Aku tidak bisa memahami situasinya saat komentar terus berlanjut, dan kerumunan penonton merespon dengan sorakan dan seruan bersemangat mereka. Youshin... menggendongku dalam posisi miring.
Ini adalah apa yang mereka sebut... gendong ala pengantin.
Saat aku akhirnya memahami situasinya, aku melingkarkan tanganku di leher Youshin. Dia menatapku dan berkata dengan lembut.
"Nanami, ayo pergi!"
"Hah... Ya...!!"
Melihat wajahnya yang diterangi cahaya dari belakang membuat jantungku berdebar. Meskipun dia tidak mengatakan sesuatu yang keren, dadaku tetap berdegup kencang.
Tepat setelah aku berbicara, aku merasakan seluruh tubuhku seolah ditarik ke belakang.
Youshin mulai berlari dengan kecepatan yang jauh lebih cepat daripada sebelumnya. Mungkin karena kami mulai dengan pelan, angin sejuk kurasakan di sekujur tubuhku.
Meskipun beberapa orang yang sudah mulai lebih dulu sudah sampai di garis finish, semua orang tetap memperhatikan kami. Suasana di sekitar kami sangat meriah.
"Wow, ini luar biasa! Sangat menyenangkan!"
Aku juga merasa bersemangat seperti anak kecil di pelukan Youshin. Ini adalah sesuatu yang belum pernah aku alami bahkan dengan ayahku.
Sambil tertawa, aku mempererat pelukanku padanya.
Dan begitu saja... Youshin dan aku melintasi garis finish.
◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇
Sebagai catatan, atau lebih tepatnya, sebagai informasi...
Setelah kami melintasi garis finish, Youshin, setelah menurunkanku, akhirnya duduk di tanah dengan lengannya yang gemetaran. Sepertinya dia mengerahkan semua tenaganya untuk menggendongku dalam posisi gendongan pengantin dan telah terlalu memaksakan diri.
Aku memberitahunya kalau seharusnya dia menggendongku di punggungnya saja daripada memaksakan dirinya, dan Youshin, dengan lengan yang masih gemetaran, tertawa dengan sedikit rasa marah.
"Nanami... kamu mencoba menahan rasa sakit di dadamu, kan?"
Kata-katanya membuat jantungku berhenti sejenak, tapi pada saat yang sama, aku senang dia bisa menyadari rasa sakitku. Meskipun aku hanya digendong pada punggungnya.
"Kekuatan peganganmu terasa sedikit aneh, dan..."
"Benarkah?"
"…Aku pikir dadamu mungkin sakit karena besar. Agak... canggung untuk membahasnya, membicarakan tentang dadamu..."
(Tln: Sad buat yang besar ga bisa digendong)
Jadi itu sebabnya dia memberitahuku untuk memberi tahunya jika aku merasa kesakitan, dan ketika dia menyadari kalau itu sedang terjadi, dia mengubah posisinya untuk membantuku. Meskipun pasti sangat berat baginya...
Meskipun kami tidak menang di posisi pertama, tetapi bagiku, itu sudah menjadi kemenangan di posisi pertama.
Saat ini, sepertinya pemenang posisi pertama sedang diinterview. Karena kami harus menunggu giliran, kami perlu pindah tempat.
"Youshin, biar aku membantumu."
"Ya, terima kasih."
Aku meraih tangannya untuk membantunya berdiri. Aku menarik tangannya dengan ekstra tenaga. Karena momentum dan kelelahannya, membuat dia bersandar padaku sesuai rencana.
Saat itu, aku diam-diam mencium pipi Youshin, seolah itu adalah hadiah kemenangan.
Semua orang fokus pada tim pemenang yang sedang diinterview, jadi tidak akan ada yang memperhatikan kami. Youshin, yang terkejut, menutupi pipinya dengan tangannya.
Dia sudah tidak gemetar lagi.
Ini hanya antara Youshin dan aku...
"…Master, itu luar biasa… untuk berciuman di lapangan seperti ini…"
"Apakah kamu ingin aku menciummu juga, Taku-chan?"
Oh, sepertinya Kotoha-chan dan yang lainnya melihat kami. Yah, kedua orang ini mungkin tidak apa-apa...
Kompetisi yang dulu kubenci kini telah berubah menjadi kompetisi favoritku hari ini, semua berkat Youshin.
Untuk menyembunyikan bahwa aku terlihat, aku melompat ke Youshin seolah-olah terjun ke dalam pelukannya... Youshin, yang masih dalam keadaan bingung, tidak bisa menahanku, dan kami berdua akhirnya terjatuh lagi.
(Tln: Terlihat ciuman)
Post a Comment