NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Inkya no Boku ni Batsu Game V10 Prolog

 


Penerjemah: Eina
Proffreader: Eina

Prolog: Aroma yang berbeda, aroma yang menenangkan

 

Aku pernah mendengar bahwa hal pertama yang mengejutkan kita saat pergi ke luar negeri adalah perbedaan aroma saat turun dari pesawat. Namun, pada saat yang sama, aku juga mendengar bahwa itu hanyalah khayalan kita.

 

Jadi yang mana yang benar?

 

Aku punya pertanyaan seperti itu juga, tapi aku tidak punya cara untuk memastikannya...Aku pikir yang terakhir kemungkinan besar adalah yang benar.

 

Itu karena dalam keseharianku, aku tidak ingat pernah mengenali aroma Jepang . Aku cukup yakin...Jepang mempunyai aroma seperti acar dan kecap atau sesuatu seperti itu.

 

Bahkan jika kamu ingin makan sesuatu yang enak , biasanya kamu tidak mencium aroma seperti itu. Jadi kesimpulanku saat itu adalah... mungkin aromanya tidak akan berbeda.

 

Sekarang, beberapa tahun telah berlalu sejak itu. Aku tidak pernah berpikir aku akan mendapat kesempatan untuk mengetahuinya. Dan itu terjadi pada perjalanan sekolahku.

 

Sebenarnya, aku sudah benar-benar melupakan cerita itu sampai sekarang.

 

Aku baru mengingatnya lagi setelah turun dari pesawat. Lebih tepatnya, aku rasa saat aku merasakan perbedaan udara ketika aku keluar dari pesawat.

 

Aromanya berbeda.

 

Dan jika aku merasa aromanya berbeda, maka yang lainnya juga pasti berbeda. Angin yang membelai pipiku, udara panas di sekelilingku, sinar matahari yang menyinari kulitku … semuanya terasa berbeda dari Jepang.

 

Saat itu, aku teringat dengan apa yang pernah kukatakan tentang aroma di masa lalu.

 

Fakta bahwa segala sesuatunya terasa berbeda, apalagi soal aroma, mungkin hanyalah ilusi. Jika kamu menutup matamu, rasa makanan juga akan bergantung pada aromanya.

 

Tapi ternyata benar seperti itu... aromanya berbeda. Dulu, aku pikir aromanya tidak akan berbeda, tapi ternyata benar-benar sebaliknya.

 

Tidak, bukankah sebaliknya malah kurang tepat?

 

Bagaimanapun, aku berhasil menghilangkan keraguanku saat itu melalui pengalaman. Pengalaman seperti ini tentunya merupakan kenikmatan dari perjalanan sekolah yang sesungguhnya .

 

Aku menghirup udara secara perlahan hingga penuh. Udaranya panas, dan panasnya meresap ke dalam tubuhku. Rasanya seperti aku sedang dipanaskan dari dalam tubuh...

 

Aku merasa seolah panasnya menyambut kami dengan hangat.

 

Di saat itu juga, Aku merasa telah berada di luar negeri.

 

"Yah, kita akhirnya tiba disini."

 

Seolah bertepatan dengan pikiranku, Nanami juga bergumam.

 

“Aku pikir waktu terbangnya akan lama tapi itu berlalu dengan cepat”

 

“Yah, mungkin karena kita berdua bersama? Malahan aku ingin waktunya lebih lama.”

 

"Yah... Aku berharap kamu membiarkanku istirahat... Tubuhku sudah sakit... "

 

"Begitukah? Kalau begitu... bagaimana kalau aku memijatmu saat kita sampai di hotel?"

 

Pijatan dari Nanami. Itu saran yang sangat menarik. Namun, aku bertanya-tanya apakah kita punya waktu luang untuk melakukan hal seperti itu saat perjalanan sekolah ?

 

Jika kuingat dengan benar, menurut panduan perjalanan sekolah... Aku yakin kita akan berhenti di sana-sini hari ini. Ini adalah hari keberangkatan, tapi juga merupakan hari pertama perjalanan sekolah. Pasti ada banyak rencana telah yang disiapkan.

 

Tapi aku ingin tahu apakah aku punya waktu luang di hotel... Ya, kurasa aku akan menggunakan kesempatan ini untuk meminta bantuannya... Saat aku ingin menanggapi tawaran Nanami.

 

Nanami berkedip sejenak, lalu mendekatkan dirinya, dan berbisik di telingaku, sedikit bersandar ke belakang .

 

"Tentu saja, pijat aku juga, oke?"

 

Dia lalu menjauh dari pendengaranku dan mengalihkan pandangannya dariku. Wajahnya sedikit memerah, tapi itu bukan karena suhu yang tinggi.

 

Jika kamu akan merasa malu maka jangan mengatakannya.

 

Aku tidak akan mengatakan itu. Saat ini, hal seperti itu sudah menjadi spesialisasi Nanami, dan Nanami jelas menikmatinya. Aku juga menikmatinya.

 

Apakah dia malu atau tidak, itu persoalan lain.

 

Dengan satu kata itu, saat tiba di hotel, kata “pijat” itu terus terulang di pikiranku, tapi kurasa itu hanya hal sepele.

 

...Tidak, ini adalah perjalanan sekolah, jadi aku harus menantikan aktivitas rekreasi area setempat.

 

"Yahh... Hawaii benar-benar panas bukan. Di Jepang begitu dingin, jadi aku harus memastikan aku tidak sakit karena perbedaan suhunya."

(Tln: JP dingin atau emang Hawaii sepanas itu sampai JP dianggap dingin?)

 

Untuk menghilangkan pikiran jahat yang terus muncul di pikiranku, aku sengaja mengutarakan soal panas cuaca. Meskipun, mungkin sudah telat karena kami sudah turun dari pesawat dan sedang bergerak ke tempat lain.

 

"Benar juga. Suhunya sangat berbeda dengan Jepang. Tapi karena masih cukup kering, itu tidak buruk bukan?"

 

Nanami juga mendengarkan kata-kataku. Dalam upaya yang disengaja untuk menipunya, dia mengatakan cuacanya panas dan mengepakkan pakaiannya.

 

Karena dia berada tepat di sebelahku, aku bisa melihat dadanya selagi dia mengepaknya, yang membuat pipiku semakin terasa panas . Dia terlalu polos.

 

Aku ingin tahu apakah ini tidak akan terjadi jika dia memakai jaketnya... Tapi karena cuacanya panas, jadi Nanami melepas jakaetnya dan mengikatnya di pinggangnya .

 

Aku khawatir untuk kedepannya, jadi mungkin aku harus mengatakannya diam-diam...

 

"Kalian, kalau memang panas, jangan saling menempel seperti itu..."

 

"Huh?"

 

"Eh?"

 

Mendengar sebuah Tsukkomi, Aku dan Nanami berbalik .

 

Ada sosok Hitoshi yang tercengang menatap kami dengan mata yang seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Hah? Kenapa dia sendirian?

 

 

Aku akan turun dari kereta bersama Nanami, jadi aku tidak memanggilnya karena kupikir aku akan menggodanya nanti. Jadi mengapa?

 

" ...Gadis-gadis itu pergi ke pacar atau teman mereka. "

 

Mungkin merasakan apa yang kupikirkan dari caraku memandangnya, Hitoshi merosotkan bahunya dan terlihat depresi. Oh... itu...maaf kalau begitu...

 

Mungkin karena itu, Hitoshi memandang kami dengan sedikit rasa iri . Di depan garis pandang itu... ada tangan kami.

 

Benar juga, kami telah berpegangan tangan sejak turun dari pesawat. Cukup dekat... begitu dekat hingga kami saling bersentuhan .

 

"...Itu karena... dia benar-benar menjadi orang yang berbeda ketika berinteraksi dengan wanita."

 

"Apa maksudmu dengan itu?"

 

Tiba-tiba aku mengatakan sesuatu yang aneh. Baiklah, aku yakin perasaanku telah tersampaikan. Oh, Nanami juga sedang membicarakan sesuatu . Sepertinya aku sedikit teralihkan.

 

"Benar, itu berbeda. Makanya tidak panas...panas..."

 

Nanami yang sedang menempel padaku dengan bahagia, kata-katanya perlahan menghilang … dan pada akhirnya, suaranya menghilang.

 

Dan hanya sedikit... hanya sedikit, dia memberikan jarak di antara kami.

 

Sebuah celah muncul dari kedua tangan yang tadinya bersentuhan dan berkeringat, dan udara hangat pun berhembus. Udaranya memang panas tapi masih terasa sejuk.

 

Ya, itu beneran panas... Hitoshi juga mengatakan untuk tidak memaksakan diri terlalu keras jika cuacanya panas.

 

Kenapa kami begitu dekat padahal panas begini... Kurasa mungkin karena kami mencium aroma Hawaii ini.

 

Aku mungkin mencium aromanya dan secara tidak sadar merasakan semacam kecemasan atau kesepian, berpikir bahwa aku berada di negeri asing .

 

Oleh karena itu, Nanami dan aku sama-sama berpegangan tangan. Aku ingin merasakan perasaan nyata dimana kami tidak akan terpisah satu sama lain.

 

Mungkin begitu? Entahlah, tapi menurutku seperti itu jika aku harus mengungkapkannya dengan kata-kata.

 

"Tapi tahukah kamu, saat kamu tiba di Hawaii seperti ini... Aromanya berbeda."

 

"Eh?"

 

"Aku merasa itu...manis dan panas... penuh semangat, mungkin?"

 

Aku terkejut dengan perkataan Nanami dan menarik napas dalam-dalam. Sampai saat ini, menurutku baunya juga berbeda, tapi aku belum terlalu memikirkannya sejauh itu.

 

Penuh semangat, Itu cara pandang yang lebih positif dariku . Jadi seperti ini... Ini adalah ide yang tidak terpikirkan olehku karena aku tidak sebegitu penuh semangat.

 

Aku senang karena memikirkan hal yang sama dengan Nanami kalau aromanya berbeda.

 

Yah, menurutku semua orang pasti merasakan hal yang sama.

 

“Aku memikirkan hal yang sama juga. Inilah aroma Hawaii.”

 

"Ah, Youshin juga ya. Aromanya enak bukan? Bagaimana perasaanmu mengenai itu?"

 

“Aku… Aku merasa seperti disambut.”

 

“Ah, rasanya panas sekali namun bersahabat! Kuharap aku dan Youshin diterima di Hawaii .

 

Aku tidak ingin mengatakannya tapi aku senang bisa merasa seperti itu karena aku belum pernah merasa sangat disambut dalam hidupku...mungkin.

 

Kurasa ini juga hasil pertemuanku dengan Nanami.

 

Aku bisa berdiri di Hawaii seperti ini sekarang berkat Nanami.

 

"Terima kasih, Nanami."

 

“…Ada apa tiba tiba?”

 

“Aku ingin mengucapkan terima kasih karena telah berada di sini saat ini.”

 

Nanami menurunkan alisnya sedikit dan membuat ekspresi terheran, tapi tak lama kemudian ekspresinya menjadi lebih cerah.

 

Sinar matahari yang menyinari jendela juga menyinari dirinya, yang membuatnya terlihat semakin berkilau.

 

Nanami terlihat bahagia, dan dia mulai semakin melekat padaku. Agak sulit untuk berjalan dan aku agak terhuyung-huyung, tetapi ini terasa menyenangkan juga.

 

Meskipun begitu...panas. Tidak lembab jadi aku tidak merasa tidak nyaman, tapi meski hanya berjalan saja, aku sudah mulai berkeringat.

 

Aku banyak berkeringat bahkan saat berada di samping Nanami, jadi rasanya kulit kami saling menempel.

 

Rasanya sedikit... aneh.

 

“Tadi kubilang kalau Hawaii beraroma berbeda kan.”

 

Segera setelah dia mengatakan itu , Nanami mendekatkan wajahnya sedikit ke arahku dan mencium sedikit aromaku...

 

Tunggu ?! Apa yang dia lakukan ?!

 

Terkejut dengan tindakannya tiba-tiba itu, aku menjauh dari Nanami. Namun, Nanami sepertinya sudah mengantisipasi hal ini juga, dan meraih lenganku dengat erat.

 

Itu sebabnya aku tidak bisa meninggalkan Nanami... dan dia terus mencium aromaku.

 

"...Nanami?"

 

"Hehe, aroma Yoshin sama seperti biasanya di Hawaii juga, jadi aku lega."

 

Apakah kamu benar -benar harus memastikannya?!

 

Aku terkejut karena tiba-tiba dia bisa mencium aromaku, tapi aku bisa mengerti kenapa kamu merasa lega mengetahui kalau orang di sebelahmu aromanya sama seperti biasanya .

Aku mengerti, tapi...

 

Aku mengangkat tanganku, lalu mendekatkannya ke hidungku, dan menciumnya. Yah, betapa positif pun aku memikirkannya , aku akan tetap khawatir apakah aromanya bau atau tidak bukan ?

 

Tapi aku tidak begitu tahu seperti apa aromaku...

 

"...Bukankah aku bau? Aku sedikit berkeringat..."

 

"Nn? Itu tidak benar tahu? Baunya enak dan menenangkan."

 

Itu baik-baik saja. Jika Nanami memberitahuku kalau itu bau...Aku akan sangat terkejut. Aku tidak terlalu mengkhawatirkannya, tapi kurasa aku harus mengkhawatirkannya mulai sekarang...?

 

Jadi, Nanami mendekatkan tubuhnya ke arahku.

 

"...Ada apa?"

 

"Tidak, aku bertanya-tanya apakah aromaku juga bau. Youshin, apakah kamu lega sekarang?"

 

...Apakah kamu menyuruhku untuk menciumnya?

 

Tidak, menurutku begitu. Tapi... dimana? Lehernya...? Tidak, bukankah itu terlihat seperti orang mesum? ...Kan?

 

Tubuh Nanami sedikit berkeringat, dan keringatnya berkilau dengan seksi yang tak terlukiskan.

 

Karena bingung, aku dengan lembut meraih tangan Nanami dan diam-diam mendekatkan wajahku ke lengan atasnya.

(Tln: Yok yang fetish lengan kumpul kumpul)

 

Saat turun dari pesawat, kupikir udaranya agak manis panas, tapi aroma Nanami malah terasa lebih manis. Aku merasa seperti mulai pusing.

 

Saat aku menghirup aroma manis dan sensual Nanami, aku dipenuhi dengan rasa bahagia. Aku selalu mencium aroma Nanami, tapi kali ini terasa lebih menenangkan dari biasanya .

 

...Yah, apakah sungguh menjijikkan untuk memberi komentar? Walau sekarang sudah terlambat.

 

"...Bagaimana menurutmu? Apakah mungkin..."

 

Mungkin karena aku terus diam, Nanami terlihat sedikit khawatir. Benar juga, sulit bagi seorang gadis untuk mendengar kalau dia bau...

 

Nah, ini bukan waktunya menganalisis berbagai hal dengan tenang. Aku harus bergegas.

 

"Baunya enak. Aroma Nanami membuatku merasa aman."

 

"Ehehe...kita sama."

 

Ketika dia memegangku, aroma Nanami kembali menggelitik hidungku. Itu benar-benar membuatku merasa nyaman...dan aku semakin merasa kalau aku bisa bersenang-senang di mana saja bersama Nanami.

Apakah ini berarti kami kompatibel?

 

Aku mendengar suara iri Hitoshi dari belakangku yang berkata “Mereka bermesraan...”. Aku merasa sedikit kasihan akan hal itu, tapi aku akan mengabaikannya untuk saat ini.

 

Aku membusungkan dadaku sedikit, dan mencoba mengubah moodku. Dan selagi ekspektasiku untuk perjalanan ini yang semakin bertambah, kukeraskan suaraku.

 

"Baiklah, Nanami. Ayo nikmati perjalanan sekolah semaksimal mungkin!"

 

"Ya, ayo bersenang-senang! Ini perjalanan pra-bulan madu kita!"

 

Ah, benar, itulah yang diberitahukan padaku. Uwah, agak gimana jika mengatakannya... tidak, tunggu. Ini bagian dari semangat perjalanan, ayo kita ikuti.

 

Katanya, kita harus membuang rasa malu kita jika sedang dalam perjalanan. Tidak ada yang dirasa memalukan, jadi kami akan melakukan perjalanan pra-bulan madu yang disebut perjalanan sekolah.

 

"Ya! Ayo nikmati perjalanan pra-bulan madu!"

 

Aku sedikit malu jadi pengucapan bulan maduku suaranya kecil, tapi aku yakin Nanami masih bisa mendengarku. Wajahnya menjadi lebih bahagia.

 

Aku mengangkat tanganku seolah ingin memukul drum, dan Nanami juga mengangkat tangannya.

 

Aku merasa aku bisa menikmati apa pun sekarang. Ayo, bawakan berikan aku panah atau pistol.

 

Konteksnya mungkin berbeda tapi.

 

Sekarang perjalanan sekolah dimulai!!


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

Post a Comment
close