NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kasshoku Musume no Latina-san ni Ore no Karada ga Nerawa re te Iru V1 Chapter 2

 Penerjemah: Tanaka Hinagizawa

Proffreader: Tanaka Hinagizawa


Chapter 2 - Perkembangannya Cepat Sekali Seperti Yang Terjadi di Manga-manga Porno


"Aku tidak menyangka, bahwa aku akan mendapat masalah dengan polisi karena alasan seperti itu..."

Setelah itu, aku menjelaskan situasinya kepada petugas polisi, dengan mengatakan, "Itu karena, orang Amerika Latin masih belum terbiasa dengan budaya orang Jepang dan tidak berpikir bahwa ngemtot di luar ruangan itu buruk," dan petugas tersebut memasang ekspresi rumit di wajahnya, tapi dia hanya memberiku peringatan keras dan membiarkanku pergi.

Setelah itu, karena kepala ku terbentur, aku harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kepalaku ada cedera atau tidak, dan karena tidak ada cedera atau apa, aku bisa berangkat ke sekolah keesokan paginya.

Aku berharap aku bisa mengambil libur sekolah. Bahkan kalo aku masuk sekolah, aku hanya perlu mendengarkan pelajaran yang tidak aku mengerti. Aku membenci tubuh ku, yang terlalu kuat.

"Ah, merepotkan sekali. Benar-benar merepotkan."

Sebelum pelajaran dimulai, aku duduk di mejaku dan melihat jadwalku, sambil bergumam pada diriku sendiri.

Kemarin, aku mengalami situasi yang terlihat seperti di manga erotis, dimana aku membantu seorang murid pindahan cantik, lalu dia menyatakan cintanya padaku dan kemudian mendorongku ke bawah dan langsung mengajakku ngentot di ruangan terbuka, tapi aku dihadapkan pada kenyataan bahwa situasiku saat ini, yang sedang menuju ke arah yang lurus, jika gagal, aku tidak akan berubah.

Selagi aku memikirkan hal ini...

"Ito-kun, apa PR matematikamu sudah kau serahkan?"

Orang yang berteriak adalah Katagiri Fumiko.

Tingginya hanya berkisar 160cm. Rambut hitamnya diikat menjadi gaya ekor kuda sederhana, rapi, dengan diikat menggunakan karet gelang merah, dia memakai kacamata berbingkai hitam, dan dia mengenakan seragam sekolah sesuai peraturan sekolah.

Pada pandangan pertama, dia memberikan kesan sebagai perwakilan kelas yang ketat, dan memang itulah dia, perwakilan kelasku. 

Tapi ada satu hal didalam dirinya yang membuatnya terlihat sangat lemah sebagai perwakilan kelas.

(Eh, kalo diliat-liat lagi, bukannya payudara Katagiri sudah membesar lagi, kan?)

Seragam musim panasnya, yang dikancingkan sepenuhnya sesuai peraturan sekolah, didorong hingga ke payudaranya yang ketat dan besar. 

Tentu saja, payudaranya tidak sebesar milik Latina, tapi yang pasti dia yang terbesar kedua di kelas ini setelah Latina.

Kami sudah berteman sejak SMP, tapi sejak musim panas tahun pertama kami, payudaranya semakin besar dan besar, dan sulit untuk mengetahui ke mana aku harus melihatnya.

Aku tidak akan memberi tahu dia kalo semua orang berkata di belakangnya: "Dengan payudara itu, kau tidak bisa menjadi perwakilan kelas yang ketat." 

Katagiri yang mengatakan hal seperti itu. Ekspresinya juga sedikit cemberut dan terlihat kaku. Seharusnya jika dia menunjukkan ekspresi yang lebih manis, wajahnya yang cantik pasti akan membuatnya lebih menarik… pikirku dengan sedikit menggurui.  

“Ah… ya, kalau dipikir-pikir memang begitu.”  

Aduh, sial.  

Sebenarnya aku berniat mengerjakannya kemarin, tetapi karena berbagai hal telah terjadi, aku jadi lupa.


"Kalau dipikir-pikir... , kau harus mengerjakannya dengan baik. Nilaimu adalah yang terburuk di kelas, jadi jika kau tidak menyerahkan pekerjaan rumahmu, kau akan benar-benar gagal di kelas."

"Eh, itu benar...ya..."

"Kau benar-benar bekerja sangat keras di SMP. Kenapa kau berakhir dalam keadaan yang menyedihkan seperti ini saat di SMA?" 

Perwakilan kelas bergumam pada dirinya sendiri. Aku berpikir bahwa dia akan mulai memarahi ku untuk waktu yang lama.

"Selamat pagi, Makoto! Terima kasih untuk yang kemarin!!" 

Latina menerobos pintu kelas dan tiba-tiba memelukku dari belakang.

"Wow?"

"Ayo, ayolah~"

Dia tidak hanya memelukku, dia juga menempelkan payudaranya ke punggungku. 

Rasa payudaranya Latina saat dia menyerang punggungku, dan aroma gadis yang kucium kemarin membuatku menjerit aneh.

Wow, seluruh kelas menatapku.

"Hei, tunggu sebentar! Apa yang kau lakukan, Latina-san?"

Wajah Katagiri memerah dan mendorong Latina menjauh dariku.

Cih, padahal itu tindakan yang tidak perlu... Tidak, bukan itu, betapa baiknya ketua.

"Itu hanya sapaan pagi biasa, kan?"

Latina memiringkan kepalanya, tidak mengerti kenapa ketua mendorongnya menjauh. 

"Sapaan yang normal tidak melibatkan saling mendorong payudaramu atau semacamnya!!"

"Ku pikir anak laki-laki akan senang jika aku melakukan itu kapan saja dan di mana saja."

"Sama sekali gak gitu konsepnya!!"

Maaf ketua... ada banyak alasan untuk itu.

"Hmm, tapi, ketua, bukankah menurutmu, kau menimbulkan masalah?"

"Hah?"

"Aku bisa mengerti jika Makoto menyuruh ku berhenti, tapi kenapa ketua malah memarahiku?"

Latina memiringkan kepalanya dengan ekspresi bingung.

"I-itu..." 

...Latina ternyata pandai menjawab.

"Tidak baik bagi pria dan wanita yang bahkan belum berkencan untuk melakukan kontak fisik berlebihan seperti itu!! Itu cabullll!!"

Entah bagaimana, Katagiri berhasil menemukan sesuatu untuk dikatakan sebagai tanggapan dan mengarahkan jari telunjuknya ke arah Latina.

"Ah, jadi itu masalahnya!!"

Ah, ini tidak berjalan dengan baik...

"Makoto dan aku sekarang sudah berkencan."

"Hah?!" 

—Hei. Apa kau mendengarnya?

—Latina baru saja dipindahkan ke sini kemarin.

—Kerja bagus, Ito.

Aku dapat mendengar bisikan-bisikan itu di kelas.

"Hei, Latina. Sudah kubilang biarkan aku memikirkan apa yang terjadi kemarin."

"Tidak mungkin, tidak perlu malu."

"Ahhh." 

Saat aku mengatakan ini, Latina menyentuh sisi tubuhku. Itu adalah titik lemahku, jadi ketika seorang gadis cantik menyentuhnya, itu akan mengeluarkan suara yang aneh.

"A-Apa benar kalian berpacaran? Latina-san kan baru saja pindah ke sini kemarin."

Katagiri menatapku dengan rasa tidak percaya.

"Tidak, aku hanya mengira itu salah paham."

"Kami sudah saling menunjukkan alat kelamin kami!!" 

Latina berkata dan mengacungkan jempolnya (sip).

"Bukankah itu deskripsi yang terlalu langsung!?"

"Maksudku, alat kelaminnya..."

"Yang ku maksud itu komtol dan memek!"

"Kau harusnya sedikit lebih ragu untuk mengatakannya!"

—Oh, hei, apa kalian sudah mendengarnya? Bahkan alat kelamin mereka sudah saling diperlihatkan...

—Oh, jadi Iyo sudah melakukan apapun yang dia inginkan dengan tubuh kecokelatan, seksi, dan semok itu?

—Mulai sekarang, aku akan memanggil Ito dengan akhiran 'sama'.

Lihat! Kesalahpahaman yang aneh menyebar ke seluruh kelas!

"Lakukan sesukamu... eh, payudara dan me, mem, memek..." 

Argh, Katagiri tidak terbiasa dengan percakapan seperti ini, jadi wajahnya memerah dan gemetar.

"Ha... Ha... itu menjijikkan!!" 

Katagiri lalu memukul meja.

Kami sudah berteman sejak SMP, tapi dia sering marah dan kesal pada laki-laki yang melihat foto-foto cabul di Hp-mereka di kelas.

Aku harap dia tidak berselisih dengan Latina segera setelah Latina baru pindah kesini kemarin.

"Kau cabul, Ito-kun !!"

"Apa? Aku?"

"Mustahil bagi seseorang seperti Ito-kun, yang tidak memiliki motivasi, kemampuan atau energi dan hidup setiap hari dalam keadaan linglung, untuk menyenangkan wanita cantik dalam satu hari !!"

Sejujurnya, menurutku juga begitu, tapi aku merasa seperti baru saja di hina. Katagiri berdiri di depanku.

"Tunjukkan padaku Hp_mu!! Aku yakin Hp itu memiliki aplikasi hipnotis!!"

"Tidak mungkin!! Manga erotis apa itu!?"

"Aku yakin kau memanggil Latina-san ke ruang kelas yang kosong sepulang sekolah kemarin dan menghipnotisnya!!"

Katagiri mulai membiarkan khayalan Doujin bokepnya tumbuh.

"Pertama, kau merampas kebebasan bergeraknya, memaksanya melepas pakaiannya sendiri, lalu memaksanya meletakkan tangannya ke dinding. Lalu, kau mengabaikan permintaan Latina-san yang berkata agar kau berhenti karena dia punya tunangan di rumah, dan kamu mengentotnya dari belakang sambil berkata: 'Hahaha. Aku menghipnotismu sehingga jika komtolku masuk ke dalam memekmu, perasaanmu terhadap tunanganmu akan tergantikan dengan perasaanku' dan kemudian kau masuk ke dalam memeknya tanpa ampun dan menjadikannya milikmu... sungguh menjijikkan!"

"Situasi spesifik macam apa itu!?"

Itu sangat erotis sehingga aku agak sulit mendengarnya.

"Itu tidak bisa dimaafkan... Menghipnotis murid pindahan lugu yang baru saja tiba di Jepang dan belum mengetahui apa pun..."

Aku tidak berpikir orang yang tidak bersalah akan mengucapkan kata-kata tabu dengan lantang dan sambil tersenyum.

"Jika kau memiliki begitu banyak... begitu banyak hasrat seksual..." 

Katagiri melepas bagian atas seragamnya dan dengan hanya kancing kedua yang terbuka.

Kemudian.

"Remas saja ini payudaraku!!"

"Hah, apa-apaan ini bangsatttttt?!"

Dia mulai mengatakan hal-hal gila seperti itu.

"Apa yang tiba-tiba kau katakan?!"

"Hah!"

Tapi, Katagiri sepertinya tidak tertarik mendengarkan apa yang kukatakan, lalu dia meraih tanganku dan memaksanya masuk ke lubang tempat dia membuka kancingnya.

(A-Aku bisa merasakan bra-nya di balik kemejanya...!)

Terlebih lagi, payudara Katagiri, yang ku sentuh, sangatlah besar, jika dilihat dari luar.

Dia tahu jika dia memegang tanganku seperti ini, rasanya akan sangat menyenangkan. 

"Oke, aku sudah siap!! Silahkan remas payudara ku!! Seperti di manga erotis!! Tapi sebagai gantinya, aku akan memintamu menghapus hipnotis yang kau berikan pada Latina-san, dasar cabul!!”

"Aku tidak akan meremas payudaramu!! Dan aku juga tidak menghipnotisnya!!"

Lagipula, aku benar-benar tidak senang kau memperlakukanku seperti orang cabul sekarang!!

"Hee!" 

Katagiri mengeluarkan suara seperti simpanse. 

"Kenapa kau tidak menyentuhnya saja? Kau telah menatap payudaraku selama tiga tahun di SMP!"

"Aku tidak akan menyentuhnya!"

Mataku bergerak ke empat arah dengan kekuatan luar biasa. Tapi itu tidak bohong.

Aku mungkin sudah melihat payudara Katagiri lebih dari 10 kali sehari setiap kali dia datang ke sekolah.

Maksudku, awalnya mereka begitu datar sehingga aku bertanya-tanya apakah dia laki-laki, tapi payudaranya tumbuh dengan kecepatan yang luar biasa. 

Jika ada bangunan yang sedang dibangun begitu cepat di dekat rumah ku, aku ditakdirkan untuk selalu melihatnya, itu bukan salah ku.

"Pokoknya! Menerapkan hipnotis dan memperlihatkan alat kelamin hanya salah paham! Tenanglah dulu. Akan aneh kalau dipikir-pikir secara rasional, kan?"

"Sekarang setelah kau menyebutkannya, kau benar."

Katagiri akhirnya sadar setelah mendengar seolah-olah dia sedang berbicara denganku.

Pada saat itu... "Baiklah, mari kita mulai pelajarannya." Dengan itu, wali kelas memasuki kelas saat bel berbunyi.

"...Aku akan memintamu untuk menjelaskan situasinya dengan baik kepadaku nanti."

"Ya, aku akan melakukannya."

Tapi, tunggu sebentar? Kenapa sepertinya aku punya kewajiban untuk menjelaskan semuanya pada Katagiri? Yah, tidak apa-apa untuk menjelaskannya.

Dan pada saat itu, ku perhatikan bahwa guru kelas sedang menatap ku.

"Ah...." 

Tanganku masih berada di dalam kemeja Katagiri.

"...Ito, datanglah ke kantor BK nanti."

"Jangan lagi!! Sensei, ini tidak seperti yang kau pikirkan!!" 

Setelah jam pelajaran, aku dipanggil ke kantor BK, di mana aku menjelaskan situasinya dan, untungnya, mereka membebaskan ku tanpa ditahan terlalu lama.

Ngomong-ngomong, ketika aku menjelaskan keseluruhan ceritanya, "Katagiri salah paham kalo aku mencoba memaksa Latina dan mengatakan dia harus menjadi penggantinya, dan memasukkan tanganku ke dalam kemejanya," guru itu menjadi sangat prihatin dan bertanya, "Ito ... haruskah aku membawamu ke rumah sakit?"

Tapi, teman sekelasku Satou, yang telah melihat semuanya, maju dan bersaksi, "Memang kejadiannya seperti itu, pak." jadi semuanya baik-baik saja.

Aku aman. Lain kali aku akan membelikan Satou jus. Berkat dia, aku bisa aman.

Tapi, ketika aku meninggalkan kantor BK... 

"..."

Katagiri berdiri di sana dengan ekspresi cemberut di wajahnya dan lengannya disilangkan, menungguku.

...Daripada menakutkan, posturnya yang menekankan payudaranya di lengannya, menjadikannya terlihat sangat erotis. 

Aku ingin tahu apakah dia menyadarinya.

Ngomong-ngomong, Latina berdiri di sampingnya dengan senyuman di wajahnya.

"Jadi, biar kujelaskan... Cerita sederhananya itu....." 

Aku menjelaskan kepadanya dengan jujur dan tanpa ragu apa yang terjadi kemarin.

Aku menyelamatkan Latina dari beberapa gangster yang mirip Yakuza. Lalu tiba-tiba dia menyatakan perasaannya padaku dan aku mengiyakannya, tapi dalam budaya sukunya, pacaran juga berarti memikirkan masa depan, seperti menikah dan punya anak, jadi dia tiba-tiba mendorongku, menurunkan celanaku dan hampir membuatku mengambil tanggung jawab, yah, Latina pengen ngentot denganku di tempat umum lah intinya.

"..." 

Katagiri mendengarkan dengan ekspresi curiga di wajahnya, tapi setelah aku selesai menceritakannya....

"Jangan bohong padaku! Aku tidak percaya pada ceritamu. Perkembangan macam apa ini, seperti sesuatu yang terjadi dari manga bokep?" 

Dia tidak percaya padaku sama sekali.

Seperti yang sudah kujelaskan, menurutku juga itu seperti sesuatu yang terjadi didalam manga bokep.

"Aku tidak berbohong...kan, Latina?"

"Benar. Makoto dan aku sudah membuat janji tentang masa depan kita bersama kemarin!!" 

Dengan itu, Latina menempel di lenganku.

Aku mencondongkan tubuhku ke depan sedikit untuk menerima sentuhan payudara gadis itu. Melihat ini, ekspresi Katagiri menjadi semakin muram.

"Tenanglah, Latina-san! Apa yang kau sukai dari pria seperti itu yang membuatmu berpikir dia punya masa depan yang cerah?"

Kata Katagiri sambil menunjuk ke arahku.

Seperti yang aku katakan sebelumnya, Katagiri pasti mempunyai opini rendah terhadapku. Mungkinkah itu sudah buruk karena aku telah menatap payudaranya sejak SMP?

Jika itu masalahnya... Aku minta maaf. Tapi mataku masih cenderung tertuju ke sana...

Tapi, Latina... 

"Makoto adalah pria yang keren dan dapat dipercaya. Dia calon suamiku yang paling menjanjikan!" 

Dia menyatakan hal itu tanpa ragu-ragu.

Berbeda sekali dengan Katagiri, Latina memberiku begitu banyak pujian, tapi dengan caranya sendiri, itu terasa sedikit berlebihan dan membuatku merasa tidak nyaman...

"...Sepertinya itu adalah efek dari aplikasi hipnotis." 

"Lalu, kenapa itu bisa terjadi!"

"Kalo kau sekarang ada aplikasi hipnosis yang berperingkat tinggi, aku akan tetap percaya pada aplikasi hipnotis!"

"Kenapa sih, pendapatmu tentang ku serendah itu? Ngomong-ngomong, apa Katagiri benar-benar menyukai manga bokep?"

"Hah? Ah, itu..."

Nah, sekarang peluangnya muncul secara otomatis, Katagiri yang serius dan pendiam mungkin punya kesempatan untuk melihatnya.

Aku berpikir seperti itu.

"Nnnn, aku tidak tahu banyak tentang itu. Tidak mungkin aku sudah membaca sekitar 10 manga bokep setiap hari di akun kakakku!!!"

"Kau hanya seorang pecandu bokep." 

Dia mulai mengakuinya sendiri, wanita cabul ini.

"Bagaimanapun juga, sebagai perwakilan kelas, aku tidak akan mentolerir perilaku cabul apapun!!"

Bang!!

Dan Katagiri mengarahkan jarinya ke arahku dan meninggalkan tempat itu.

"Dia orang yang kolot dan menyenangkan, kan?"  

"Gambaranku tentang ketua kelas telah hilang..."

Bagaimana aku harus melihat perwakilan kelas berpayudara besar mulai besok?

Bahkan ketika dia memarahiku, aku akan berpikir, "Oh, dia mengatakan ini, tapi dia mungkin menghabiskan setiap hari menonton film bokep dan sejenisnya," dan itu mungkin akan terlihat di wajahku.

(...Baiklah, kesampingkan hal itu untuk saat ini.) 

Aku melihat ke arah Latina yang berdiri di sampingku.

"Hei, Latina, bukankah hal tentang bagaimana kalau kita pacaran, kita pasti akan menikah dan punya setidaknya 8 anak, tidak bisa dianggap terpisah?"

Aku akan senang untuk berkencan dengan Latina, dan bukan berarti aku ingin bermain dengannya secara tidak bertanggung jawab tanpa menanggung konsekuensinya, namun dengan usiaku saat ini, aku tidak memiliki tekad untuk memutuskan banyak hal tentang masa depan.

"Itu tidak mungkin!" 

Latina berkata sambil tersenyum dan mengacungkan jempolnya (sip).

"Jadi begitu ya." 

Yah, mengingat dia tumbuh dalam budaya itu, aku juga tidak bisa memintanya untuk berubah.

"Yah, Latina memang cantik sih, dan aku menghargai tawaranmu, tapi untuk saat ini aku harus menolaknya."

"Aku menolak penolakanmu!"

"Kau menolakku!?"

"Apa ada sesuatu dalam diriku yang tidak kau sukai? Aku itu tipe orang yang berusaha keras, jadi aku bisa mengubah apa pun yang kau mau." 

Latina lalu mendekatiku lagi dan menempelkan payudaranya ke wajahku.

Dengan tekanan yang sangat besar itu, dia mendorongku ke dinding, membuat kepalaku terjebak di antara dinding dan payudara besar berwarna coklatnya.

Apa-apaan jenis kabedon yang aneh ini? Dengan dicepit 'payudara besar'? Apakah ini surga?

"Oh, cukup-cukup! Aku mengerti, aku mengerti! Tapi biarkan aku memikirkannya sebentar! Aku juga tidak bisa memutuskan sesuatu yang akan menentukan sisa hidupku secepat ini."

"Hmm, benarkah?" 

Latina melepaskanku dan meletakkan tangannya di dagunya sambil berpikir. 

"Kalo kita pacaran, kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan dengan tubuhku sekarang."

Dengan itu, dia mengangkat payudaranya dan menyentuh pantatnya dengan tangannya. Terdengar efek suara seperti "boing", "barun", "muchi", dagingnya terbentuk dengan lembut di tangannya, terlihat seakan-akan mudah diuleni, ini menunjukkan perasaan lembut dan berat sekaligus erotis.

...Aku menelan ludah.

"Aku mengerti. Aku pernah mendengar bahwa pria Jepang itu rendah hati. Jadi, agar Makoto lebih jujur dan mengambil langkah pertama, aku akan mulai merayumu." 

Latina mendengus melalui hidungnya, bertekad.

"Yah, sepertinya ini akan segera diputuskan." 

Latina berkata dengan tersenyum lebar sambil menatap komtolku.

Di sana, seragamku membentuk tenda yang kokoh. 

"Tidak, aku tidak akan menyerah pada godaan apa pun!" 

Kataku sambil menutupi komtolku dengan tanganku, sambil melontarkan kata-kata yang terdengar seperti aku akan segera jatuh.

Previous Chapter | ToC | 

0

Post a Comment



close