NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Isekai Cheat Jinsei wo Kaeta V16 Chapter 5

 


Chapter 5: Dewa dari Bumi


Part 1

Mungkin karena kecenderunganku untuk terlibat dalam berbagai hal. Aku berakhir memiliki pengalaman yang mengejutkan saat ada di sebuah film, tapi setelah itu, tidak ada kejadian yang luar biasa, dan aku menikmati waktuku sebagai murid pertukaran sepenuhnya. 

Insiden teroris yang baru-baru ini dilaporkan sebagai berita yang cukup besar, jadi ada kemungkinan informasi tentangku mungkin beredar lagi di sosial media... Tapi anehnya, sepertinya tidak ada topik apapun tentangku. 

Mungkin Keluarga Kerajaan, termasuk Joshua-sama, menghentikan beritanya. 

Bagaimanapun juga, kehidupan damaiku di Luar Negeri akhirnya dimulai... 

Namun demikian... 

"Pada akhirnya, para Dewa tidak menyerang, kan... "

"Benar. Mereka pasti sudah menyadari kehadiranku... "

Ya, tidak ada tanda serangan para Dewa, yang mana sangat aneh. 

Namun, akan sempurna jika tidak terjadi sesuatu. 

Baru saja aku memikirkan tentang itu, aku mendengar suara ketukan di pintu. 

"Ya? "

"Yuuya-san, apakah kamu siap untuk pulang? "

Itu adalah Kaori yang telah selesai bersiap-siap untuk pulang. 

Pada saat Kaori masuk ke kamar, Saara-san sudah menghilang. 

"Ya, aku siap. "

"Begitu... Yah, jika itu Yuuya-san, kamu mungkin bisa pulang dengan Magic tanpa perlu menggunakan pesawat terbang... "

"Haha... "

Kaori benar; tentu, itu mungkin saja untuk pulang ke rumah menggunakan spell teleportasi. 

Namun, Karena aku datang ke sini dengan pesawat, akan aneh jika aku tidak menggunakan pesawat untuk pulang juga. 

"Bagaimanapun, Ibuku akan segera mengantar kita ke bandara, jadi santai saja. "

"Yeah, terima kasih. "

Kaori meninggalkan kamar saat dia mengatakan itu. 

"Phew... Aku benar-benar melalui banyak hal. "

Itu bukanlah pengalaman Studi Luar Negeri yang aku bayangkan pada awalnya, tetapi ada begitu banyak kejadian intens yang tidak akan kuharapkan dalam pengalaman Studi luar Negeri yang normal, seperti pesta penyambutan, serangan teroris, pertemuan dengan Raja, dan bahkan ikut menolong pembuatan film. 

Mungkin itu bukanlah hasil yang Saara-san harapkan, tapi menurutku ada sesuatu yang lebih dari itu... 

"Yah, sudahlah. Yang lebih penting, Saara-san..."

"Mereka disini! "

"Eh? "

Saara-san mendadak melihat ke luar jendela. 

Tak tahu apa yang dia bicarakan, aku melihat ke luar jendela juga. 

Kemudian───.

"Apa!? "

Apa? Gerombolan Divine Soldiers menutupi seluruh langit dan datang menuju kami! 

Terlebih lagi, tidak seperti serangan yang sebelumnya, tidak ada tanda bahwa kita diisolasi. 

Akibatnya, ada keributan besar di luar gedung apartemen karena banyak orang melihat Divine Soldiers. 

"A-apa-apaaan itu? "

"Burung...? "

"Tidak, itu manusia! "

"T-tapi itu memiliki sayap! "

Orang-orang, terkejut dengan kemunculan yang tiba-tiba itu, mencoba mengarahkan kamera mereka ke langit untuk mengambil gambar yang pas. 

Tetapi, tidak ada waktu lagi. 

"Ini gawat! "

Divine Soldiers tiba-tiba mengangkat senjata mereka dan mulai menyerang orang-orang! 

"Aku tidak akan membiarkan kalian melakukan itu! "

Disaat selanjutnya, Saara-san mengeluarkan ledakan 'Star Power' dan langsung terbang ke luar jendela. 

"Saara-san"

Aku juga secepatnya berlari mengejarnya. 

Dalam sekejap, Saara-san tiba dihadapan para Manusia dan para Divine Soldiers dan dia meledakkan semua 'Star Power' yang tersisa untuk menyelimuti seluruh area. 

Lalu, seolah-olah hanya kami dan para Divine Soldiers yang diisolasi, kami dipindahkan ke ruang yang asing.

Tetapi... 

"Hah... Hah... "

"Saara-san! "

Alu bergegas menuju Saara-san, yang mencoba mengatur nafasnya. 

Kemudian, sebuah suara terdengar di atas kami. 

"Betapa menyedihkannya, Saar. "

"Kau...! "

Saat kami melihat ke atas, kami melihat seorang pria dengan jubah putih melayang di atas kami, dilindungi oleh Divine Soldiers. 

Pria ini memandang remeh Saara-san sambil mengejek. 

"Seperti yang kuduga, kau memang bodoh. Berkatmu, kami bisa mengambil kekuatanmu. "

"Maksudmu kau dengan sengaja mencoba menyerang manusia... "

Tanggapan para Dewa terhadap Saara-san yang marah sekali lagi adalah ejekan. 

"Benar sekali. Kami tahu bahwa kamu, dengan bodohnya, akan menggunakan kekuatanmu jika kita menyerang manusia. "

"Faktanya, kau menggunakan semua kekuatanmu untuk mengisolasi kami dari manusia. "

"Kamu benar-benar bodoh. "

"Tapi itu bekerja. Hanya mencoba menyerang para manusia rendahan itu menghabiskan kekuatanmu. "

"Kuh...! "

Jadi pria itu... Dewa... Sedang mencoba untuk menguras kekuatan Saara-san dengan menyerang orang yang tidak ada hubungannya... 

Para Dewa terlihat tidak senang. 

"Karena kau, kami menyusut menjadi tubuh manusia jelek ini. Namun, berkat tubuh manusia ini, kami bisa lolos dari kemampuan deteksimu... "

"Tapi ini semua akan berakhir hari ini. Kami akan membunuhmu disini dan kembali ke planet ini sebagai Dewa. "

... Jadi begitu. 

Jadi itu sebabnya Saara-san dan yang lainnya tidak bisa merasakan kehadiran para Dewa ── karena mereka menggunakan tubuh manusia. 

Selagi aku menganalisa situasi ini, para Dewa tersenyum lagi. 

"Omong-omong... Kami mempunyai kartu truf yang siap untuk membunuhmu, tapi sepertinya kami tidak perlu memakainya. "

"Baiklah, pembicaraan selesai. Matilah secepatnya. "

Dan saat para Dewa berbicara, semua Divine Soldiers menyerang kami sekaligus. 

Aku secepatnya mengeluarkan Heavenly Whip dan mengayunkannya sekuat yang kubisa pada kelompok Divine Soldiers yang sedang bergegas. 

"Haa! "

Ujung cambuk segera bercabang dan melilit tubuh Divine Soldiers, menghancurkan mereka semua dalam sekejap.

Kehilangan begitu banyak Divine Soldiers yang tiba-tiba membuat para Dewa mengalihkan perhatian mereka padaku untuk pertama kalinya. 

 “── apa-apaan yang kau lakukan? "

Para Dewa menatapku seolah aku adalah kerikil di pinggir jalan. 

Berhadapan dengan para Dewa, aku berdiri seolah-olah untuk melindungi Saara-san. 

"Akulah yang harus kalian hadapi."

"Apa? "

Ketika aku mengatakan itu, para Dewa melihatku dengan tatapan terkejut untuk sesaat, dan kemudian mereka mulai tertawa. 

 “Pfft…ahahahahaha! Kau, seorang manusia biasa, kau pikir bisa melawan kami para Dewa? "

“…..”

 “── Ini... Menjengkelkan. "

Lalu aku melepaskan Divine Power milikku. 

Saat itu, Saara-san berusaha keras untuk berbicara yang berada belakangku. 

" Yuuya-san... Tolong pergilah... Bahkan jika mereka Dewa yang lemah... Yuuya-san bukanlah──”

"Tidak apa. Aku akan menghadapi mereka. "

Ngomong-ngomong soal Dewa... Bayangan Shu muncul di pikiranku, yang kulawan sebelumya. 

Meskipun Shu berada di jalan yang salah, tujuannya adalah untuk menuntun umat manusia ke arah yang lebih baik. 

Sebaliknya, para Dewa dibelakangku... Yang mereka pikirkan hanyalah mengendalikan umat manusia. 

Bagi para Dewa ini, umat manusia hanyalah sebuah mainan untuk mengisi waktu luang mereka. 

Aku tidak bisa membiarkan mereka menang! 

Saat aku menatap ke arah para Dewa, mereka tampak jengkel. 

"Beraninya kau, manusia biasa, menentang kami... "

"Aku tidak tahu bagaimana kau melakukan itu sebelumnya, tapi kau akan mati dalam putus asa  dengan kekuatanmu sendiri! "

Dan sekali lagi, Divine Soldiers dalam jumlah tak terbatas telah dipanggil dalam sekejap. 

Tetapi... 

"Tidak peduli berapa kali kau memanggil mereka, hasilnya masih sama! "

Saat aku mengayunkan Heavenly Whip sekali lagi, Divine Soldiers yang terpanggil hancur satu demi satu. 

Terlebih lagi, ujung cambuknya tidak hanya mendekati Divine Soldiers... Tapi juga para Dewa. 

"Senjata apa itu? "

"Kuh... Menjauh dariku! "

Para Dewa mencoba untuk melarikan diri, tapi senjata Sage Heavenly Whip, tidak akan membiarkan mereka kabur. 

Jika terus mengejar mereka, dan akhirnya, cambuknya menahan para Dewa. 

Tapi... 

"Jangan berani-beraninya, manusia! "

Para Dewa meledakkan Divine Power mereka dan mengirim Heavenly Whip terbang. 

Kemudian, melayang di udara lagi, mereka berbicara dengan marah. 

"Apa-apaan kau... Senjata apa itu...!"

"Senjata ini diciptakan oleh seseorang yang lebih hebat dari kalian. "

"Lebih hebat dari kami?! "

Para Dewa sangat marah dengan jawabanku. 

"Tidak mungkin hal semacam itu ada! "

"Kami tidak berencana untuk memakai kartu truf  itu, tapi... Kami akan membunuhmu dan Saara pada saat yang bersamaan. "

"Lawanlag dengan senjata lemah yang kau percayai itu! " 

"! "

Disaat para Dewa masing-masing mengangkat tangan mereka ke atas kepala mereka, lingkaran sihir yang kelihatan besar muncul di langit. 

Ukurannya yang besar membuatku terbelalak. 

Apa yang mereka coba lakukan? 

Saat Saara-san melihat lingkaran sihir itu, wajahnya menjadi pucat. 

"Tidak mungkin... "

Apapun itu, Aku tidak bisa membiarkannya begitu saja.

Aku secepatnya mengayunkan Heavenly Whip dan mencoba untuk menghentikan tindakan para Dewa. 

Tapi sebelum Heavenly Whip bisa mencapai para Dewa, Divine Soldiers menghalanginya. 

Dan kemudian... 

"Muncullah, Behemoth! "

" Apa──”

Sesosok makhluk berwarna abu-abu jatuh dari atas. 

Aku tak bisa berkata-kata karena ukurannya yang besar, tapi aku secepatnya menggendong Saara-san dan berlari menjauh dari tempat tersebut. 

"A-apa itu...! "

Dan ketika kami berhasil lolos dari langit abu-abu yang jatuh, gambar keseluruhannya menjadi jelas. 

Apa yang kuperhatikan di langit sebenarnya seekor gajah super raksasa. 

Itu bukanlah ukuran dari bangunan yang besar atau semacamnya. 

Makhluk Itu seukuran seluruh pulau. 

Dan aku berdiri terdiam disana di hadapan makhluk hidup yang tampak mustahil, Saara-san, yang ku gendong, berbicara. 

" Makhluk itu adalah... Seekor Divine Beast... Behemoth. "

" Behemoth?"

"Ya... Itu mungkin terlihat berbeda, tapi tidak ada kesalahan. Divine Beast itu pernah menghancurkan banyak Negara dan Benua, penduduk Moatra membayar harga yang besar untuk menyegelnya. 

"Tidak mungkin... "

Para Dewa tertawa terbahak-bahak saat kami berjuang mati-matian. 

"Hahahahaha! Bagaimana rasanya, Saara, berhadapan dengan Divine Beast yang pernah meneror kalian semua? "

"Sekarang, bunuh mereka! "

“Puooooooooon!”

“!”

Pada saat para Dewa memberikan perintah mereka, Behemoth mengeluarkan raungan yang sangat besar. 

Pada saat kejadian itu, tempat ini terisolasi berkat Saara-san, tapi jika raungan itu bergema di luar sana, semua bangunan yang ada di kota akan runtuh karena guncangannya saja. 

Raungan Behemoth dipenuhi dengan kekuatan semacam itu. 

"Saara-san, bagaimana caranya kalian menyegelnya di masa lalu? "

"Di masa lalu, aku menggunakan Star Power. Tapi saat ini..."

Sepertinya Saara-san, telah menggunakan semua kekuatannya untuk menciptakan ruang ini, tidak bisa untuk menyegel monster tersebut. 

Apa yang harus kulakukan...? 

Kemudian Saara-san menyadari sesuatu. 

"Namun... Sepertinya mereka tidak bisa membangkitkan Behemoth sepenuhnya. "

"Eh...? "

"Divine Beast yang asli tidak sebesar ini, itu bahkan lebih besar dari Behemoth ini, dan jika itu telah dipanggil di sini dalam bentuk penuhnya... Ruang isolasi ini akan langsung hancur. "

"Apa... "

Bahkan lebih besar dari ini? "

Aku mendapatkan kejutan besar. 

"Ya. Bagaimanapun, sebuah eksistensi yang diciptakan dengan menggabungkan kekuatan para Dewa. Tapi jika itu dalam keadaan tidak sempurna sekarang... Kita mungkin bisa mengalahkannya. "

"Begitu... "

Bagaimanapun, kita tidak akan tahu sampai kita mencobanya. 

Lalu...! 

"Aku akan mengalahkannya. "

"Yuuya-san... Tapi mereka semua adalah Dewa, sebagai seorang manusia biasa, Yuuya-san... "

Aku mengeluarkan semua kemampuan yang aku tahan seolah untuk meyakinkan Saara-san, yang tampak khawatir. 

Melihat hal ini, Saara-san kaget. 

"A-aku belum pernah melihat aliran kekuatan sebesar ini! Siapa sebenarnya kamu, Yuuya-san? "

"Yah... Aku juga benar-benar tidak tahu. "

Aki hanya ingin menjalani kehidupan yang normal. 

Sebelum aku mengetahuinya, aku bisa melakukan segala macam hal. 

Tapi, jika aku bisa menggunakan kekuatan ini untuk menyelamatkan seseorang, maka itu akan menjadi keinginanku yang sesungguhnya. 

Aku dengan hati-hati menurunkan Saara-san dari gendonganku dan menggunakan Omni-Sword alih-alih Heavenly Whip. 

Dan kemudian... 

"Kemari, Divine Beast! Datang padaku! "

Aku mengarahkan ujung senjataku ke Behemoth. 

Para Dewa meninggikan suara mereka. 

"Apa yang kau lakukan? Hancurkan mereka segera! "

"... "

Serangan macam apa yang akan dikeluarkan oleh Divine Beast? 

Aku bersiap-siap untuk serangan Behemoth. 

Tetapi... 

"Hmm? "

Tidak peduli berapa lama aku menunggu, Behemoth tidak menyerang. 

Mungkinkah sesuatu telah terjadi? "

Saat aku meningkatkan kewaspadaanku, para Dewa entah bagaimana mulai menonjol.

"A-ada apa? Kenapa kau tidak bergerak? "

"Bunuh mereka secepatnya! "

Melihat ke arah para Dewa, tampaknya situasi ini tidak terduga bahkan bagi mereka.

"A-apa yang sebenarnya sedang terjadi...? "

Saara-san juga tampak terkejut dengan situasi ini, tapi aku tiba-tiba melihat wajah Behemoth. 

Lalu, mata Behemoth mulai terlihat. 

Aku sudah dengar bahwa dia sebuah makhluk yang diciptakan dengan menggabungkan kekuatan para Dewa, jadi kupikir dia akan memiliki ekspresi yang sangat jahat, tapi matanya sangat jernih, dan untuk alasan tertentu, ada sebuah rasa kasih sayang yang ditujukan padaku. 

Meskipun aku ragu, aku memanggil Behemoth. 

"Kamu... Bukankah kamu salah satu dari mereka? "

“Puo!”

Menanggapi pertanyaanku, Behemoth menggelengkan kepalanya seolah mengatakan, "Tidak sama sekali! "

Para Dewa, memperhatikan percakapan antara diriku dan Behemoth, terkesiap heran. 

"K-konyol sekali? Kenapa kau berbicara kepadanya? "

"Dia itu musuh! "

“Pwoon.”

Tidak peduli berapa kali para Dewa berteriak, untuk alasan tertentu, Behemoth tidak mau bergerak. 

Aku tidak tahu alasannya, tapi kelihatannya Behemoth tak ada niatan untuk mendengarkan para Dewa. 

Anehnya... Saat dipanggil ke ruang ini, itu terasa seperti sedang mendengarkan para Dewa. 

Namun, karena ini kesempatan yang langka, aku akan mencoba meminta sebuah permintaan. 

"Hey... Bisakah kamu mengalahkan mereka? "

Bahkan jika Behemoth tidak mendengarkan perintah, dia tidak akan berani untuk menentang para Dewa, yang merupakan penciptanya, kan? 

Bahkan jika aku memikirkannya, saat aku memintanya... 

“Pwo!”



“Huh?”

Behemoth mengangguk seolah mengatakan, "aku bisa melakukannya! "

Dan kemudian──

"Baiklah kalau begitu, bisakah aku memintamu───”

“Puooooooooooooonn!”

" Ap-!? Kenapa kau menuju kemari───Kuhahh?!”

"Kau bodoh! Musuhnya disana───Guhh!?”

“Gugyaaaaaaaaaaaa!?”

Selagi aku terkejut dengan akhir yang tiba-tiba, para Dewa, yang baru saja hidup, berhasil mengeluarkan suara. 

"K-kenapa... Kau seharusnya menjadi pelayan kami... "

“Puoo.”

Tapi Behemoth menggelengkan kepalanya seolah menolak kata-kata para Dewa dan kemudian menginjak-injak Dewa terakhir yang tersisa. 

Dan pertempuran dengan para Dewa Bumi tiba-tiba berakhir.


Part 2

Sementara Yuuya sedang bertarung dengan para Dewa. 

Di Akademi Ousei. 

"Aku sangat bosan... "

Ryo menggumamkan hal seperti itu, terlihat bosan. 

Shingo menatap dia dengan aneh. 

"B-Begitukag? "

"Itu benar. Seperti tidak puas, atau sesuatu seperti itu... "

"Mungkinkah kamu mencariku, 'Sang Pangeran Akademi? "

Akira muncul entah dari mana. 

"Tidak, apalagi kamu... "

"J-jahatnya! "

"Itu benar. Kamu sama seperti biasanya, Akira... "

"Bahkan kamu, Shingo-kun? "

Akira bertekuk jatuh ke tanah saat dia menerima reaksi yang sama dari Ryo dan Shingo. 

Saat mereka bertiga melanjutkan pertukaran komentar yang tidak berguna itu, Rin dan Kaede datang. 

"Ada apa dengan kalian bertiga? "

"Hmm? Oh tidak ada, Aku hanya berpikir akhir-akhir ini agak membosankan. "

"Benarkah? Yah, sekarang setelah kamu menyebutkannya... "

Kaede menunjukkan ekspresi terkejut sesaat, kemudian dia terlihat yakin. 

Kemudian Rin menyeringai. 

"Mungkin karena Yuuya tidak ada disini, kan? "

"Eh? "

"Yeah! Mungkin itu. "

Wajah Kaede berubah memerah pada kata-kata Rin, tapi Ryo mengangguk seolah bilang itu penyebabnya. 

"Sama seperti yang Rin katakan, terasa kurang pas tanpa Yuuya! "

"Omong-omong, Yuuya-kun akan segera kembali, kan? "

"Huh... Aku ingin tahu seberapa banyak dia berubah di Luar Negeri... Sebagai Rivalnya, aku benar-benar menantikannya! "

"Yah, kamu belum berubah sama sekali. "

"Guhahh! "

Akira tumbang, selagi memegang dadanya sebagai jawaban atas komentar Rin. 

"Ngomong-ngomong, aku bertanya-tanya jika Yuuya sedang murung disana? "

"Aku pikir Yuuya akan baik-baik saja, kan? "

" Yeah, aku pikir kita tidak perlu khawatir tentang dia . "

"Tapi aku ingin tahu apa dia bisa berbicara bahasa Inggris? "

Mata Kaede berbinar mendengar pertanyaan polos Ryo.

"Aku ingin tahu juga? Tapi sepertinya dia bisa berbicara! "

"Itu benar... Aku tidak akan terkejut jika Yuuya bisa berbicara bahasa Inggris dengan lancar. Aku bertanya-tanya kalau dia populer disana, juga? "

“Eehh?!”

"Haha, aku cuma bercanda! Apalagi, Kaori menemaninya dalam perjalanan Studi di Luar Negerinya, jadi akan baik-baik saja. "

"Itu benar! Aku bertaruh mereka melakukan banyak hal disana dan bersenang-senang, bukan? "

Ryo menjawab dengan ekspresi bersemangat di wajahnya, dan Rin mendadak mengingat sesuatu dan mengeluarkan smartphone miliknya. 

"Oh, itu mengingatkanku, beberapa waktu lalu ada sebuah video di sosial media yang menjadi trending di Luar Negeri... Bukankah itu Yuuya? "

“Eh?”

Rin dan yang lainnya melihat ke Smartphone yang dia pegang. 

Di Smartphone nya, mereka melihat video Yuuya menyelamatkan Olivia dengan cara yang brilian. 

"H-Hei itu... "

"Bukankah dia itu Aktris Dunia yang terkenal, Olivia-san...? "

"Bagaimana itu bisa terjadi? "

Akira tak bisa apa-apa selain menunjuk-nunjuk, dan Rin tertawa terbahak-bahak. 

"Hahaha! Tidak peduli kemana dia pergi, dia masih Yuuya yang sama! Seperti yang Ryo katakan, dia benar-benar aktif di Luar Negeri juga! "

"Tidak, tidak, itu bukan suatu hal yang harus ditertawakan! Apa yang terjadi disini? "

"Rupanya, Yuuya sedang ada di tempat lokasi syuting film dan dia menyelamatkan Olivia yang terjatuh dari atap setelah terpeleset. "

"Ada apa dengan perkembangan seperti film itu..."

"Yeah, itu lebih sinematik dari syuting film... "

"... Jadi maksudnya video ini bukan CG, bukan? "

"Y-Yeah aku rasa. Tapi itu tidak mengejutkan bahwa Yuuya bisa melakukan sesuatu seperti itu. "

"Yeah, kamu benar... "

Semua orang melihat ke kejauhan dan mengingat aktivitas Yuuya selama ini. 

Kemudian Ryou menyeringai. 

"Yah, kalau tidak ada Yuuya yang begitu aktif, maka sekolah juga akan terasa kurang!”

"I-itu benar. Yah, kamu tahu, Yuuya-kun sendiri tidak ingin menonjol, tapi... "

"Ah... Yah, kurasa. Dia agak pendiam... "

"Sedangkan untukku, aku cuma iri. "

"Memang benar. Kalau kepribadian Yuuya dan Akira berlawanan... Tidak, itu akan menjadi mengerikan. "

"Apa maksudmu? "

Seperti biasa, Akira dijahili, dan semua orang tertawa. Tiba-tiba, Ryo punya ide. 

"Hei,bukankah ini tepat saat Natal ketika Yuuya kembali? "

"Ah, sekarang kamu menyebutkannya, ini adalah waktunya tahun ini. "

"Jadi apa masalahnya dengan itu? "

"Karena ini kesempatan yang bagus, kenapa kita tidak mengadakan pesta Natal untuk merayakan kembalinya Yuuya dan Kaori ke Jepang? "

Mata Kaede dan yang lainnya berbinar atas saran Ryo.

"Yeah, itu ide yang bagus, ayo lakukan itu! "

"Yeah, aku tidak ada acara... "

"Y-Yeah, aku juga oke dengan itu. "

Saat Kaede, Rin, dan Shingo masing-masing menyatakan persetujuan mereka, wajah Akira menunjukkan ekspresi meminta maaf.

"Aku minta maaf, tapi aku punya kerja part-time pada hari itu... "

"Oh, benarkah? "

"Tapi jangan khawatirkan aku, dan bersenang-senanglah! "

Akira mengatakan itu dan kemudian melihat jam tangannya ini. 

"Oops, jika aku terus berbicara seperti ini, ini waktunya untuk pekerjaan part-time ku hari ini! Maaf, tapi mulai sekarang, aku adalah 'Pangeran pekerja part-time'! Aku akan pergi dulu! "

Dengan itu, dia segera bersiap-siap untuk pulang ke rumah dan pergi. 

Sambil melihat Akira pergi, Ryo berbicara. 

"Dipikir-pikir lagi, kita tidak bisa bermain dengannya sepanjang waktu. "

"Se-Sekarang kamu mengatakannya, itu benar. "

"Tidak cuma saat Natal, tapi dia bekerja setelah itu juga... "

"Ada apa? Apa dia tidak punya uang? "

"Dipikir-pikir lagi, kita benar-benar tidak begitu tahu Akira, bukan? "

Shingo dan yang lainnya terdiam mendengar perkataan Ryo

Itu benar, tidak ada seorangpun disini yang benar-benar tahu banyak tentang Akira. 

"Yah, bahkan jika tahun ini sulit, mari tetap adakan pesta Natal dengan Akira tahun depan. "

"Yeah, itu benar! "

Semua orang mulai berdiskusi pesta Natal bersama Yuuya dan yang lainnya yang telah kembali dari Luar Negeri.


Previous Chapter | Next Chapter

0

Post a Comment

close