NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Isekai Cheat Jinsei wo Kaeta V16 Chapter 4

 Chapter 4: Syuting Film


Part 1

── beberapa hari setelah penyerangan teroris. 

Faktanya, program Studiku di Luar Negeri seharusnya dimulai sehari setelah pesta penyambutan, tapi karena serangan teroris terhadap Keluarga Kerajaan, sekolah yang seharusnya kuhadiri ditutup untuk sementara waktu. 

Terlebih lagi sebagai seorang yang hadir disana, aku juga ditanyai tentang situasi tersebut. 

Alasannya adalah aku telah menaklukkan sejumlah teroris sendirian. 

Bagaimanapun, seorang murid biasa bertarung melawan teroris bersenjatakan senjata api dan menyelamatkan banyak sandera yang ada disana. Jika kau memikirkan itu dengan normal, itu benar-benar sulit dipercaya. 

Tapi faktanya orang-orang yang ada di pesta bersaksi dan Joshua-sama diselamatkan olehku menyebabkan kehebohan. 

Untungnya, kejadian pada saat aku menghancurkan senjata dengan mengayunkan Heavenly Whip tak terlihat oleh publik karena aku menguatkan tubuhku dengan semua kekuatan yang kupunya. 

Namun, mustahil semua senjata dihancurkan dalam sekejap, jadi mereka masih curiga bahwa aku telah melakukan sesuatu. 

Satu-satunya bukti yang tersisa adalah aku mengalahkan teroris dengan tangan kosong. 

Yahh, itu juga tidak mungkin. 

Bagaimanapun, aku tidak menyesal menggunakan kekuatanku dalam situasi itu. 

Hasilnya, Kaori dan semua orang aman. 

Satu-satunya masalah sekarang adalah melalui berbagai investigasi dari berbagai sisi…

Meskipun seharusnya aku mendapat hari libur, aku menjalani kehidupan yang sangat sibuk.

Jadi, aku bahkan tidak punya waktu untuk menemani Saara-san dan menelusuri kota. 

Ditengah semua ini, untuk alasan tertentu, aku menemukan diriku mengenakan jas lagi. 

"K-kenapa...? "

"Ahaha... Tidak ada yang bisa kulakukan tentang itu. Yuuya-san menyelamatkan semua orang. "

Kaori mengatakannya dengan tersenyum masam. 

Ya, untuk alasan tertentu, aku telah dipanggil ke Istana tempat tinggal Joshua-sama dan yang lain. 

Tampaknya, Keluarga Kerajaan ingin berterimakasih kepadaku untuk apa yang sudah kulakukan. 

"Tidak perlu sejauh itu... Aku akan senang jika semua orang aman... "

"Itu tidak akan terjadi. Ada citra tertentu yang harus dipertahankan sebagai sebuah Negara.”

Aku tahu Kaori benar, tapi sebagai orang biasa, ini terlalu berlebihan bagiku! 

Aku punya pengalaman yang mirip di Dunia lain, tapi meski begitu, aku tidak pernah terbiasa dengan hal itu.

Faktanya, aku tidak percaya bahwa aku ada didalam situasi dimana aku diterima oleh Raja di Dunia ini, bukan di Dunia lain. 

Namun, karena sudah diputuskan, tidak ada yang bisa kulakukan selain berusaha berhati-hati agar tidak membuat kesalahan apapun. 

Setelah menunggu beberapa saat di pintu masuk Istana, akhirnya tiba waktuku untuk bertemu dengan Raja. 

Aku masuk ke ruang audiensi saat aku dipanggil dan berjalan menuju Raja dan Keluarganya. Untuk sekarang, aku mencoba berperilaku seperti yang kulakukan di Dunia lain. 

Tapi... 

"Tidak perlu terlalu formal. "

"Eh? T-tapi... "

"Kamu menyelamatkan nyawa putraku, kan? Dan aku memanggilmu kesini kali ini untuk menunjukkan rasa terima kasihku. Tolong santai saja. "

"Di-dimengerti."

Meskipun dia mengatakan itu, aku benar-benar tidak bisa menurunkan kewaspadaanku. 

Aku melihat ke arah Raja yang ada dihadapanku lagi selagi merasa gugup. 

Yang Mulia Raja seperti Joshua-sama, dan dia penuh martabat.

Suasananya mungkin mirip dengan Tsukasa-san. 

Joshua-sama berdiri disamping Raja, namun anehnya, aku tidak merasakan permusuhan padaku yang kurasakan sebelumnya. 

Saat aku memperhatikan mereka berdua, Raja berbicara. 

"Sekali lagi, berkatmu, Joshua bisa keluar dengan selamat. Terima kasih banyak. "

"T-tidak! Itu wajar saja! "

Aku panik saat Raja menundukkan kepalanya. 

Raja kemudian bertanya kepadaku apa yang terjadi. 

"Dari apa yang kudengar, kamu sanggup mengalahkan semua teroris sendirian... Apakah kamu memiliki semacam kekuatan khusus? "

"A-aku tahu sedikit tentang Martial Arts... "

“Martial arts?”

Raja terkejut ketika dia mendengar alasanku yang tidak biasa, dan dia tertawa terbahak-bahak.

 “Hahahaha! Jadi begitu, Martial Arts! Memang benar kalau Jepang dikatakan mempunyai Martial Arts yang beragam! Jika benar-benar mungkin untuk menjadi sepertimu, maka aku harus meminta prajuritku mempelajari Martial Arts itu juga!”

Ketika Raja menyadari bahwa aku tidak akan menjawabnya, dia tidak melanjutkan masalah itu lebih jauh.

Kemudian Joshua, yang selama ini diam saja, melangkah ke depan. 

"U-um... Yuuya, kan? "

"Y-ya."

Setelah menerima begitu banyak permusuhan sejauh ini, aku mempersiapkan diri untuk apa pun yang akan dikatakan Joshua-sama selanjutnya, tetapi setelah bergumam sebentar, dia menundukkan kepalanya dengan penuh semangat.

"Aku minta maaf! "

“Eh?”

"Karena ketidakdewasaanku, aku telah menyebabkan banyak masalah padamu! Tapi kamu menyelamatkanku dalam situasi itu... Aku benar-benar berterimakasih. Terima kasih... "

Yang mengejutkanku, Joshua-sama berterimakasih padaku. 

"T-tolong angkat kepalamu! Aku hanya melakukan apa yang wajar saja! "

Saat aku menjawabnya seperti itu, Joshua-sama terlihat terkejut untuk sesaat dan kemudian segera tersenyum masam. 

"Begitu... Ini adalah pria yang diakui oleh Kaori, tidak mungkin aku bisa mengikutimu... "

“Eh?”

"Tidak, itu hanya suatu hal yang kukatakan. Jangan khawatirkan itu. "

"Y-ya... "

Yah, kalau Joshua-sama berkata begitu... 

"Juga, aku minta maaf atas perbuatanku pada Kaori. Aku sungguh minta maaf. "

"T-tidak, tidak apa. "

Joshua-sama membungkuk pada Kaori, yang berdiri di sampingku. 

Kaori buru-buru menjawab Joshua-sama. 

Lalu, Raja, yang telah memperhatikan percakapan kami, berbicara lagi. 

"Kelihatannya kalian berdua telah menyelesaikan masalah kalian. "

"Ya, aku sadar betapa tidak dewasanya aku. "

Raja mengangguk menanggapi kata-kata Joshua-sama. 

"Hmm. Kamu belum pernah mengalami kegagalan sebelumnya. Ini kesempatan bagus untukmu. Dalam hal ini, aku hanya bisa mengungkapkan rasa terima kasihku kepadamu. "

"T-tidak... Aku juga mendapat kesempatan untuk Studi di Luar Negeri... "

"Benar, tentang Studi Luar Negeri itu. Kamu datang ke sini karena putraku... Apa yang akan kamu lakukan setelah ini? "

"Uh, a-apa yang akan kulakukan? "

Aku terkejut dengan kata-kata tak terduga itu. 

"Karena serangan teroris, sekolah masih ditutup, kan? Jika kamu ingin melakukan perjalanan Studi di Luar Negeri selama sebulan sesuai rencana, tolong jangan ragu untuk memberi tahuku. Jika kamu mau, kamu bahkan bisa tinggal lebih dari sebulan.”

Dalam kata lain, mereka menawarkan untuk menebus periode Studi di Luar Negeri yang diperpendek karena insiden ini.

Namun, aku tidak bisa memutuskannya sendiri. 

"Terima kasih banyak! Aku akan berbicara dengan Kaori tentang hal itu. "

"Oh, silahkan. Sekali lagi terima kasih. Sebagai seorang Raja Negara ini dan seorang Ayah, aku berterimakasih. "

Dengan itu, Raja dan Joshua-sama membungkuk lagi. 

Dengan cara ini, insiden serangan teroris dapat diakhiri. 


***


Mari kita kembali ke waktu yang ada di Jepang…

"Ini adalah rumah Yuuya-san. "

"Ini... "

Pemuda yang berasal dari Dunia masa depan dituntun ke rumah Yuuya oleh Merl. 

Pemuda itu melihat rumah itu dengan emosi yang dalam, tetapi kemudian, seolah-olah dia sudah mengambil keputusan, dia membunyikan bel pintu.

Kemudian... 

"Pengunjung. Siapa? "

Yuti muncul dari dalam rumah. 

Yuti menatap pemuda itu, dan dia terkejut. 

" Pertanyaan. Bukan Yuuya... Tapi mirip seperti Yuuya. Apa sebenarnya itu... "

"Halo, Yuti-san. Apa Yuuya masih disini? "

Merl memanggil Yuti yang kebingungan.

Kemudian Yuti kembali sadar. 

"Keberangkatan. Yuuya baru saja pergi untuk pergi Studi di Luar Negeri atau semacamnya. Dia tidak disini lagi. "

"T-tidak mungkin... "

Pemuda itu merosotkan bahunya ketika mengetahui bahwa Yuuya telah pergi.

Yuti semakin bingung saat dia melihat pemuda itu. 

"Pertanyaan. Siapa orang ini? Apa dia kerabat Yuuya? "

"Yah... Aku benar-benar tidak tahu juga... "

Merl juga tidak tahu siapa pemuda itu, jadi dia memiringkan kepalanya dengan cara yang sama. 

Lalu, dari dalam rumah, terdengar suara senang. 

"Yuti! Ada apa? "

"Pengunjung, Ada tamu yang mencari Yuuya.”

" Eh, tamu? "

"Itu masalahnya... Yu-Yuuya tidak ada disini sekarang... "

Kemudian Lexia dan Luna muncul dari dalam rumah. 

Sambil mendengarkan cerita Yuti, mereka mengalihkan perhatian ke pemuda yang datang berkunjung, mereka kaget. 

“Eh? Yuuya-sama?”

"Ada beberapa kemiripan dalam penampilan dan wajahnya, tapi gaya rambutnya sangat berbeda, bukan?”

" Oh, kamu benar! Tapi aku terkejut karena mereka terlihat sangat mirip! "

Pemuda itu terkejut melihat mereka berdua melanjutkan pembicaraan yang sudah berkali-kali dia dengar sebelumnya.

"Lu-Luar biasa... Aku hanya melihatnya di dokumen, tapi itu adalah Ratu dari kakek buyutku…”

Pemuda itu terkejut tetapi dengan cepat sadar kembali dan membungkuk penuh semangat.

"Aku minta maaf atas hal yang tiba-tiba ini. Mohon permisi! "

"Eh? Ah, tunggu! "

Dan kemudian dia pergi dengan tergesa-gesa. 

Kejadian yang tiba-tiba itu membuat Lexia dan yang lainnya terdiam, dan Luna memanggil Merl.

"Tentang apa semua itu…?”

"... A-aku juga tidak tahu. Tapi dia sepertinya mencari Yuuya-san, jadi aku membawanya kemari... "

"Sayangnya, Yuuya sudah pergi untuk Program Studinya di Luar Negeri. "

"Itu benar. Tapi sepertinya dia sedang dalam masalah… aku harap dia baik-baik saja…”

Terlepas dari kekhawatiran Merl, pemuda itu sudah menghilang.


Part 2

"Yuuya-kun, apakah kamu tertarik dengan tenis? "

Beberapa hari setelah insiden teroris. 

Meskipun insiden itu sendiri telah ditangani dengan aman, sekolah tempat aku seharusnya belajar selama di Luar Negeri masih dalam keadaan kacau, sehingga kami tidak bisa hadir. 

Sementara kami memiliki banyak waktu luang, tiba-tiba Kaya-san bertanya hal ini padaku. 

"Tenis, katamu? "

"Ya, aku banyak bermain tenis akhir-akhir ini sebagai hobi. Menurutku itu akan menjadi ide yang bagus untuk memanfaatkan waktu luang yang ada. "

"Kalau itu masalahnya, tentu saja... "

Saat aku menjawabnya seperti itu, Kaya-san tersenyum. 

"Benarkah? Kalau begitu ayo ajak semua orang dan bermain tenis bersama-sama! "

... Dan, berkat perkataan Kaya-san, kita memutuskan untuk bermain tenis. 


***


Seperti yang kau harapkan dari apartemen super mewah, apartemen tempat Kaya-san dan Kasumi tinggali memiliki lapangan tenis yang indah, dan kita memutuskan untuk bermain tenis disana. 

Kemudian Kaori dan Kasumi tiba, telah berganti ke pakaian yang lebih nyaman. 

"Aku tidak sabar untuk bermain tenis bersama Yuuya-niichan!”

" Sudah lama sejak turnamen permainan bola, tapi kali ini aku akan memperlihatkan padamu apa yang bisa kulakukan! "

Kasumi tersenyum bahagia, tapi Kaori punya ekspresi yang sangat serius di mukanya. 

I-itu benar, Kaori tidak bagus dalam olahraga... Aku benar-benar lupa. 

Ketika aku memikirkannya, Kaori terlihat sedikit cemberut seolah dia memperhatikan ekspresiku. 

"Itu benar! Aku sudah berlatih sedikit sejak saat itu! "

“B-begitu. "

Saat Kaori mengatakan itu, berarti bencana yang terjadi saat itu mungkin tidak akan terjadi lagi. 

"Baiklah, karena kami empat orang, mari bentuk tim. "

Saat Kaya-san mengatakannya, kami membentuk tim. 

Hasilnya...

"Ara, Yuuya-kun. Kita akan bekerja sama, kan? "

"Y-ya, aku menantikannya. "

Aku akhirnya berpasangan dengan Kaya-san. 

"Ayo lakukan yang terbaik, Nee-chan! "

"Ya! "

Kasumi dan Kaori terlihat sangat antusias dan saling mengangguk.

Dengan pasangan yang sudah ditetapkan, pertandingan segera dimulai.

Pertandingan dimulai dengan servis dari Kaya-san. 

... Jika aku memikirkannya, Kaori tidak bagus dalam olahraga... Mungkinkah Kaya-san juga...? 

Pikiran ini muncul di kepalaku, dan aku baru saja akan waspada terhadap bola yang datang dari belakangku…

“Hah!”


Kaya-san melakukan servis, dan bola langsung menuju ke lapangan Kasumi dan Kaori!

Kasumi secepatnya bereaksi dan mengembalikan bolanya. 

“Hyah!”

Bolanya cukup kuat dan akurat. 

Dan saat Kasumi menerima bola, dia maju ke depan. 

Sepertinya Kasumi bermain di bagian depan lapangan, dan Kaori bermain di bagian belakang. 

Aku juga mengembalikan bolanya dan bergerak ke depan. 

Pada saat itu... 

“Yah!”

“Whoa!?”

Mendadak, Kasumi berteriak dengan keras dan melompat menjauh dari tempatnya. 

Itu karena Kaori memukul bola yang aku kembalikan. 

Namun, bola benar-benar mengabaikan lapangan kami dan terbang melewati Kasumi dengan kekuatan besar, mengguncang jaring di belakangku.

"Huh? anehnya... "

Kaori memiringkan kepalanya seolah mengatakan ini tidak seharusnya terjadi. 

Kemudian Kasumi menoleh ke Kaori. 

“Hey, Nee-chan?”

"Aku minta maaf! Aku yakin selanjutnya akan lebih baik! "

Kaori mengatakannya ke Kasumi, yang mengeluarkan keringat dingin. 

Y-yah, ini baru saja dimulai. 

Kurasa kita akan melihat hasil latihan Kaori. 

Sementara aku memikirkan ini, Kaya-san melepaskan servis lagi. 

Kali ini, Kaori akan ada dibagian penerima. 

Tapi... 

“Ei!”

“Eekk!”

Bola yang Kaori kirim melayang melewatiku dengan kecepatan yang luar biasa, tanpa ada tanda mendekati lapangan. 

Aku secara naluriah memeriksa arah bola dan melihat bahwa bola itu telah tertanam di pagar yang mengelilingi lapangan, berputar dengan kecepatan luar biasa.

Jika bola itu mengenai wajahku... 

Kali ini, saat aku berkeringat dingin, Kaori memiringkan kepalanya lagi. 

"Ini aneh... Kupikir aku berhasil kali ini... "

Mungkinkah berhasil atau tidak tembakan bergantung pada apakah tembakan itu mengenai seseorang…?

Saat aku memikirkan ini, Kasumi bertanya ke Kaori dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan di wajahnya. 

"Um… Nee-chan? Mungkinkah kamu tidak bagus dalam olahraga...? "

"Eh? B-begitukah?Aku tidak pernah dengan olahraga sejak awal, tapi... "

Kalau diungkapkan seperti itu, sepertinya Kasumi tidak tahu kalau Kaori buruk dalam olahraga karena dia bersekolah di sekolah ini secara terpisah dari Kaori sejak dia masih kecil.

Dan sepertinya Kaya-san juga sama... 

"Ara ara... Benar-benar masalah! Aku tidak pernah mengira Kaori akan sangat buruk dalam olahraga... "

"Ibu?! "

Kaori nampaknya kaget diberitahu hal ini dengan jelas.

"Ugh... Aku berlatih sebanyak itu... "

"K-kamu tahu, beberapa orang tidak pandai dalam hal itu... "

Ketika aku mengatakan ini, Kaori mendongak. 

"I-itu benar, kan? Dan jika kamu berlatih, kamu akan menjadi lebih baik, bukan? "

"Ah... M-mungkin? "

Apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa mengatakan bahwa dia akan menjadi lebih baik! 

Namun, meski dengan sikap ragu-raguku, wajah Kaori bersinar seolah mengatakan bahwa dia senang.

"Itu benar! Kalau begitu ayo lanjutkan pertandingannya! "

"Huh? Mungkinkah aku akan menjadi pasangan bersama Nee-chan sepanjang permainan? "

"Kasumi, lakukan yang terbaik! "

"T-tidak mungkin! "

Kasumi menyadari situasinya saat dia menyadari ketidakmampuan atletik Kaori dan meratap.

... Dan setelah itu. Tidak ada tanda peningkatan dari Kaori, dan Kasumi sangat sibuk menghindari bola tenis sehingga Kaori, yang seharusnya menjadi rekannya, terbang ke arahnya dengan kecepatan luar biasa hingga dia bahkan tidak bisa memikirkan tentang permainan itu.


***


Sementara Yuuya memiliki pertemuan dengan Raja. 

"Akhirnya... Aku akhirnya berhasil membangkitkannya...! "

Di tengah Samudera Pasifik, telah muncul suatu bentuk kehidupan yang sangat besar.

Makhluk itu warnanya abu-abu dan memiliki dua gading besar.

Ciri yang paling menonjol adalah hidungnya yang panjang.

Sekilas terlihat seperti gajah, tetapi ukurannya benar-benar berada pada level yang berbeda.

Makhluk itu, tubuhnya sebesar pulau besar, mengangkat belalainya tinggi-tinggi ke udara.

“Puooooooon!”

Makhluk itu mengeluarkan raungan.

Pada saat itu, Divine Beast melepaskan Divine Power miliknya. 

Dampaknya sangat mengerikan, dan menyebar ke laut sekitarnya sebagai gelombang besar.

Semua pulau kecil tak berpenghuni di sekitarnya hancur dalam sekejap. 

Divine Beast adalah senjata pamungkas para Dewa── Behemoth. 

Meskipun menunjukkan kekuatan semacam itu, ekspresi para Dewa terasa tak enak. 

"Kuh... Seperti yang kuduga, dia telah menyusut... "

"Dan mengingat martabatnya yang dulu, itu menjadi sangat buruk…”

Memang benar, para Dewa telah membangkitkan Behemoth untuk melawan Saara, tapi kondisinya tidaklah sempurna. 

Itu masih belum sempurna, dan ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan dulu yang berukuran setengah dari benua Moatra. 

Terlebih lagi, Divine Beast pada masa jayanya dulu mempunyai sisi karnivora yang sangat kuat. 

Namun, saat para Dewa memutuskan bahwa mereka tidak bisa membangkitkannya sepenuhnya, mereka membangun kembali Divine Beast menjadi tubuh yang lebih kuat. 

Hasilnya, Divine Beast diciptakan menjadi seperti seekor gajah, dan mendapatkan kulit luar yang kuat dan tubuh yang begitu kuat. 

"Tapi kita tidak bisa mengembangkannya lebih jauh lagi. "

"Ya. Untuk alasan tertentu, mendapatkan kembali kekuatannya. Maka kita harus menyingkirkannya selagi kita masih bisa.”

"Untungnya, yang satu ini menerima Divine Power kita, dan kita bisa mengendalikannya sesuka hati. Dan dengan keadaan Saara saat ini, aku pikir ini akan cukup untuk berurusan dengannya. "

"Dan setelah kita menyingkirkan Saara... Kita akhirnya bisa mengambil alih planet ini! "

Para Dewa saling menatap satu sama lain. 

"Sekarang waktunya bagi para Dewa untuk kembali──!”

── dan perjalanan para Dewa akhirnya dimulai. 


Part 3

Beberapa hari telah lewat sejak pertemuan kami dengan Raja. 

Pada akhirnya, kami memutuskan untuk menyelesaikan program Studi di Luar Negeri kami dan kembali ke Jepang sesuai jadwal semula. 

Alasan untuk ini adalah Joshua-sama awalnya merencanakan program Studi di Luar Negeri ini, dan tujuan aslinya adalah untuk memenangkan hati Kaori. 

Namun, setelah merenungkan kejadian pada waktu itu, Joshua-sama memutuskan untuk menyerah pada Kaori. 

Karena itu, baik Kaori maupun aku tidak punya alasan khusus untuk tinggal, jadi kami memutuskan untuk pulang sesuai rencana.

Namun, karena masih ada beberapa hari tersisa dari jadwal kami, kami memutuskan untuk berkunjung ke sekolah yang kami rencakan untuk hadir

Dan kemudian... 

“Yuuya-sama!”

"Ah, pahlawan kita telah tiba! "

“Eh, um…”

Yang mengejutkan, semua teman sekelasku yang menghadiri pesta kemarin tiba-tiba bergegas mendekat. 

Selagi aku bingung dengan situasinya, salah satu dari mereka berbicara. 

"Terima kasih berkatmu, kita selamat! Terima kasih banyak! "

"Aku melihatnya di sosial media, tapi kamu benar-benar mirip seperti pahlawan yang ada di film! "

"Hei, latihan macam apa yang kamu lakukan untuk bisa bergerak seperti itu? "

"Mungkinkah Yuuya itu Ninja? "

Saat satu orang mulai berbicara, semakin banyak pertanyaan menyusul. 

Lalu Kaori berbisik ke telingaku. 

"I-itu luar biasa... "

"Y-yeah. Tapi apa yang harus kukatakan... "

Itu benar, tidak peduli berapa banyak pertanyaan yang mereka tanyakan, aku tidak bisa membicarakan tentang Dunia lain. 

Saat aku tidak bisa menjawab, salah satu laki-laki berbicara. 

"Bisakah kalian berhenti disitu? Yuuya-kun kerepotan, kalian tahu? "

"Eh? Tapi bukankah kamu juga penasaran? "

"Tentu aku juga! Tapi aku mendengar sebuah rumor seperti itu. "

"Rumor? "

Apa? Apakah ada rumor yang beredar yang tidak  aku ketahui? 

Karena aku juga tertarik dengan ceritanya, laki-laki tersebut meneruskan. 

"Ya, sepertinya Yuuya-kun adalah anggota unit khusus yang secara rahasia diorganisir oleh Keluarga Kerajaan.”

“Eehhh?!”

“Eehhh?!”

Bahkan akupun terkejut dengan rumor yang tak terduga itu. 

Apa, unit khusus? Bagaimana bisa rumor semacam itu menyebar? 

Kaori tersenyum masam kepadaku. 

"Hahaha... tapi meskipun kamu mengatakannya seperti itu, kedengarannya tidak aneh, bukan?”

Tidak, tidak, tidak, kupikir kedengarannya sangat aneh. 

Saat aku tidak bisa berkata-kata karena cerita yang benar-benar aneh ini, laki-laki itu melanjutkan.

"Dipikir-pikir lagi, tidak banyak pengawal yang melindungi Joshua-sama di pesta itu, kan? "

"Betul juga... "

"Itu karena Yuuya-kun ada di sana. Selama Yuuya-kun di sana, tidak diperlukan penjaga lain, jadi aku yakin penjaga lain ditugaskan untuk melindungi Bangsawan lainnya. Benar?"

Laki-laki itu bertanya padaku dengan tatapan yang menunjukkan bahwa dia sudah yakin.

Apa yang harus kulakukan? Itu adalah sesuatu yang lain sama sekali! 

"Yah, menurutku itu teori yang menarik, tapi aku sungguh tidak──”

" Tidak, kamu tidak perlu mengatakannya lagi! Kamu tidak bisa memberi tahu kami banyak tentang menjadi anggota unit khusus, bukan? Serahkan padaku, aku tidak akan bertanya lagi.”

Laki-laki itu memberi tahuku hal itu dan berkedip padaku. 

Tidak bagus, tidak ada tanda bahwa dia akan mendengarkanku... ! 

Apakah kamu pikir ada orang yang akan percaya dengan cerita semacam itu? "

"Jadi begitu... Memungkinkan jika dia anggota unit khusus, itu benar. "

"Aku minta maaf, aku seharusnya tidak bertanya padamu tentang sesuatu yang tidak bisa kamu bicarakan... "

Mereka mempercayai itu! 

Menurutku apa yang baru saja mereka dengar sama konyolnya dengan ketika aku emberi tahu mereka bahwa aku adalah seorang Martial Arts dan mengalahkan teroris!

Tapi sebelum aku bisa mengatakan apa pun, murid lain kelihatannya sudah menerima bahwa aku adalah anggota unit khusus, dan mereka tidak berbicara denganku setelah itu.

Malahan, mereka semua memberiku sebuah tatapan yang mengatakan "tidak apa-apa, kami mengerti. "

... Pada akhirnya, aku memutuskan untuk pergi dengan fakta bahwa aku adalah anggota unit khusus. 

Karena aku tidak bisa berbicara tentang Dunia lain, aku tidak memperbaiki kesalahpahaman semua orang, dan percakapan dengan teman sekelaa berakhir. 

Terlepas dari kejadian ini, aku menghabiskan sisa waktuku sebagai siswa pertukaran…

"Yuuya-kun! Kamu punya tamu. "

“Huh?”

Aku tiba-tiba dipanggil oleh teman sekelas. 

Seorang tamu untukku...? 

Satu-satunya orang yang kutemui sejak datang ke sini adalah Joshua-sama dan teman sekelas yang lain. 

Aku melihat ke arah Kaori, tapi dia juga terlihat bingung dan memiringkan kepalanya.

Karena aku tidak bisa membuat orang lain menunggu lebih lama, aku pergi menemui tamu tersebut... 

"Oh, aku akhirnya menemukanmu! "

"Ah, ya! "

Yang mengejutkanku, itu adalah sutradara dari lokasi syuting film! 

Saat aku terkejut dengan kemunculan tak terduga sutradara tersebut, dia mendadak meraih tanganku. 

"Yuuya-kun, kan? Aku tengah mencarimu! "

"Aku? Yah, bagaimana bisa kamu... "

Direktur hanya memberitahuku meskipun aku kebingungan.

"Kamu tahu bahwa video yang kamu menolong Olivia itu menjadi viral di sosial media? Seorang murid sekolah ini yang melihatnya menghubungiku tentangmu. "

"M-mengapa mereka menghubungimu? "

"Yah, karena aku tengah mencarimu! Saat aku mem-postingnya di sosial media, mereka segera menghubungiku . "

Aku tidak percaya itu bisa terjadi hanya karena sebuah video. 

Sosial media memang menakutkan. 

Ketika aku mendapati diriku memikirkan hal ini, Sutradara melanjutkan.

"Jadi, aku sungguh ingin kamu ada di filmku, Yuuya-kun! "

"Aku? Itu mustahil! Aku belum pernah berakting sebelumnya! "

"Tidak, kamu punya sesuatu yang spesial! Kamu akan baik-baik saja! "

"Dari mana kamu mendapatkan kepercayaan diri itu?! "

"Datang saja ke lokasi syutingku dan kamu akan melihatnya! "

Sutradara mengatakan itu, dan kemudian dia mulai menarik lenganku dengan paksa.

"Tunggu sebentar! Aku masih bersekolah hari ini... "

"Tidak apa-apa! Aku sudah memberi tahu sekolahmu bahwa kamu pulang lebih awal! "

"Kamu sudah membuat pengaturannya? "

"Lihat, sekarang kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun, kan? Sekarang ayo pergi! "

──Jadi, tanpa memahami apa yang sedang terjadi, aku diseret ke suatu tempat oleh Sutradara.


***


── dimana aku? 

Behemoth, yang segelnya dihancurkan oleh para Dewa, berpikir pada dirinya sendiri dengan ekspresi kosong. 

"Sekarang, kembalinya para Dewa──!”

Para Dewa yang telah membangkitkan kembali Behemoth berteriak dengan penuh kemenangan. 

Behemoth melihat pemandangan itu dan mengerutkan keningnya. 

── apakah aku akan dikendalikan oleh orang-orang ini lagi? 

Meskipun Behemoth diciptakan oleh para Dewa, perasaannya yang sebenarnya jauh dari rencana para Dewa.

Hebatnya, Behemoth yang diciptakan para Dewa sebenarnya mampu merasakan dan berpikir.

Jika mereka hanya ingin membuat senjata, hal itu tidak memerlukan emosi atau alasan.

Namun, karena Divine Beast diciptakan dengan unsur 'permainan' untuk para Dewa yang sombong pada saat itu, ia diciptakan dengan 'hati' yang tidak diperlukan untuk senjata.

Dari sudut pandang para Dewa saat itu, membunuh manusia hanya sebuah bentuk permainan, dan karena tidak menarik untuk dibunuh begitu saja, bahkan Divine Beast yang merupakan senjata diubah menjadi mainan.

Para Dewa gembira melihat Behemoth menderita dari rasa bersalah setelah membunuh manusia dan manusia berlarian dalam ketakutan dan sekarat. 

Behemoth telah dipaksa untuk bertarung sejak dia lahir. 

Tanpa memahami alasannya, dia telah dikendalikan dengan Divine Power para Dewa dan membunuh orang-orang. 

── aku tidak ingin kesakitan lagi... 

Hati Behemoth menjadi lelah saat dia menyaksikan banyak orang yang mati setiap hari karena dirinya. 

Melihat Behemoth dalam keadaan ini, para dewa dipenuhi dengan kegembiraan.

Ini adalah kehidupan sehari-hari Behemoth.

Hanya ada kesedihan dan rasa sakit. 

Namun, sebagai makhluk yang diciptakan oleh para Dewa, Behemoth tidak bisa menentang mereka. 

Itu sebabnya Behemoth melakukan apa yang dia lakukan ketika dia disegel sebelumnya.

Sekarang, tidak ada lagi rasa sakit. 

Dia berpikir bahwa tidak ada seorang pun yang perlu merasa sedih lagi.

Tapi sekarang segelnya sudah hancur lagi karena para Dewa. 

Dia hampir putus asa, bertanya-tanya apakah dia akan dikendalikan oleh para Dewa lagi dan harus melalui masa yang mengerikan itu.

──Huh? Apa penampilanku berbeda? 

Tiba-tiba, dia memperhatikan bahwa penampilannya berbeda dari yang dia ingat. 

Behemoth yang dulu ditutupi dengan bulu diseluruh tubuhnya, mempunyai cakar yang tajam di tangan dan kakinya, dan taring yang tajam di mulutnya. 

Namun, Behemoth yang sekarang ditutupi kulit tebal di sekujur tubuhnya, tidak memiliki cakar, dan memiliki dua gading besar yang tumbuh di mulutnya.

Yang paling menonjol adalah hidungnya yang panjang.

Meski awalnya terasa aneh, Behemoth, yang awalnya diciptakan oleh para Dewa, menerima perubahan itu tanpa keberatan. 

Jadi sekarang mereka akan mempermainkanku seperti ini?

Aku tidak tahu alasan para Dewa mengubah penampilanku. 

Aku tidak ingin tahu apa yang dipikirkan para Dewa. 

Namun, Behemoth merasakan sebuah perubahan tidak hanya penampilannya sendiri tapi juga penampilan para Dewa. 

── apa ini? Divine Power mereka... Lemah? 

Ya, Divine Power yang mengikat Behemoth sangat lemah. 

Tapi bahkan sampai sekarang, masih mustahil untuk melarikan diri dari para Dewa. 

Namun, jika kekuatan para Dewa telah melemah sejauh ini, ada kemungkinan dia bisa lolos dari kutukan ini.

── mungkin... Aku bisa terbebas, juga...? 

Namun, Behemoth segera sadar bahwa ini mustahil. 

Tetap saja… dia tidak bisa apa-apa tapi dia berharap seseorang akan datang untuk menyelamatkannya.


Part 4

"Oke, inilah lokasinya! "

Aku terpaksa untuk datang ke sebuah pabrik terbengkalai tempat para kru bersiap untuk syuting, dan para aktor sudah berkumpul.

"T-tidak, bahkan jika kamu mengatakan itu lokasi syuting film... Aku tidak punya pengalaman akting apapun... "

"Tidak perlu khawatir,Tidak perlu khawatir! Ada orang lain di film ini juga juga berakting untuk pertama kalinya, dan lebih penting lagi, peran yang kamu mainkan adalah sebagai Silent Assassin. Jadi tidak ada dialog, dan kamu bahkan tidak perlu bertindak! Yang harus kamu lakukan hanyalah melakukan adegan aksi saat aku mengarahkanmu!”

"Me-meskipun kamu bilang begitu... "

Bahkan jika aku diberi tahu bahwa aku tidak perlu khawatir dengan dialog atau akting, aku yakin kami masih harus berdiskusi secara mendetail tentang adegan aksi sebelumnya, dan itu bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dengan mudah oleh orang seperti aku. 

Pokoknya, aku harus menolaknya bagaimanapun caranya! 

Saat aku memikirkan hal ini... 

“Huh? Yuuya-san?!”

“Huh? Miu-san?!”



Aku melihat ke arah suara tersebut, dan yang mengejutkanku, adalah Model top Miu-san! 

Saat aku terkejut dengan kemunculannya yang tidak terduga, Miu-san berlari ke arahku.

"Kenapa kamu ada disini, Yuuya-san?”

" Y-yah, aku... Aku dipaksa datang ke sini... "

“Eh?”

Selagi Miu-san bingung dengan perkataanku, Sutradara berbicara. 

"Apa, kamu kenal Miu? "

"Y-ya."

"Yah, itu membuat segalanya lebih mudah. Kali ini, kami ingin membuat adegan di mana kamu menyelamatkan Miu. Lagipula, Miu sama sepertimu──ini adalah pengalaman pertamanya dalam berakting, tahu?”

"Begitukah? "

Tentu saja, Miu-san adalah seorang Model, bukan seorang Aktris. 

Saat aku memikirkan ini, Miu-san terlihat malu. 

"Ya, itu benar. Namun, Presiden memberi tahuku untuk mempertimbangkan akting daripada hanya menjadi Model... "

“Huh?”

Presiden itu tampaknya tetap memaksa seperti biasanya. 

Selagi aku memikirkannya, Miu-san melanjutkannya. 

"Sejujurnya, aku khawatir tentang berakting untuk pertama kalinya, tapi selama Yuuya-san bersamaku, aki akan baik-baik saja! "

“Eh?”

Untuk alasan tertentu, Miu-san melihatku dengan tatapan penuh percaya. 

Ini sama sekali bukan perkembangan yang bagus!

"P-pertama-tama, apakah tidak apa bagiku untuk muncul di film secara tiba-tiba? "

Ya, karena ini film, pasti ada naskah dan hal-hal yang sudah difilmkan. 

Meski begitu, apakah film tersebut akan berhasil jika aku, yang keberadaannya yang benar-benar tidak diketahui, tiba-tiba muncul?

Saat aku mengatakan ini, Sutradara menyeringai. 

“Jangan khawatirkan tentang itu. Kita sudah menyesuaikan naskah untukmu dan menyelesaikan syuting filmnya. "

“Eh?”

"Jadi setelah memfilmkan adegan itu bersamamu, filmnya akan selesai. Di sisi lain... Kalau kamu tidak muncul dalam film, semua pembuatan film yang kita lakukan sejauh ini akan percuma. "

"J-jadi itu saja... "

Aku menyadari bahwa jalan keluar bagiku telah hilang. 

Setelah dia mengatakan hal itu, tidak mungkin aku bisa menolak. 

"Aku mengerti. Tapi aku belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya, jadi maafkan aku jika aku tidak bisa melakukannya. "

"Itu bukan masalah! Selama kamu mengikuti instruksiku, semuanya akan sempurna. Sekarang kita telah menyelesaikan semuanya, ayo segera mulai syuting filmnya! Dan Miu, aku mengandalkanmu juga! "

"Oke...! Sampai jumpa lagi, Yuuya-san! "

Sutradara mengangguk puas dan pergi, dan Miu-san juga akan pergi menyiapkan diri untuk syuting film. 

Aku melihat dia pergi dan menghela nafas. 

"Hah... Bagaimana bisa jadi begini...? "

"Permisi... "

“Hmm?”

Lalu aku tiba-tiba dipanggil. 

Aku menolehkan kepalaku ke arah suara tersebut, dan disana ada Olivia-san. 

"Kamu... "

"Aku Olivia, orang yang kamu tolong tempo hari. Terima kasih atas bantuanmu. "

"T-tidak! Aku senang kamu tidak apa-apa. "

"Berkatmu, aku baik-baik saja. Um... Bolehkah aku menanyakan namamu? "

"Ah, a-aku Yuuya. "

"Yuuya-san... Namaku Olivia. Pada waktu itu, aku siap untuk mati. Tapi berkatmu, aku selamat dan bisa melanjutkan pekerjaanku sebagai seorang Aktris. Terima kasih banyak. "

Aku benar-benar kewalahan oleh Olivia-san, yang tetap membungkuk kepadaku. 

Kemudian Olivia-san menatapku dengan ekspresi aneh di wajahnya. 

"Omong-omong, kenapa kamu ada disini kali ini? "

"Yah, Sutradara memaksaku untuk datang... Sepertinya aku harus muncul di adegan aksi setelah ini. "

"Jadi begitu. Itu sebabnya Sutradara tiba-tiba mengubah naskah dan adegan syuting... "

Saat aku dengar apa yang Olivia-san katakan, aku merasa bersalah. 

"Aku minta maaf, ini salahku... "

"Oh tidak! Jangan khawatirkan itu! Jika dia melihat gerakan Yuuya-san, tidak heran Sutradara melakukan hal tersebut! "

Aku ingin tahu apa itu masalahnya. 

"Disamping itu, semua orang menantikan untuk melihat aksi Yuuya-san. Lihat. "

“Eh?”

Saat Olivia-san memintaku, aku menatap sekitar dan melihat kru film menatapku dan berbicara dengan berbisik. 

"Orang itu... "

"Aku melihat videonya;itu benar-benar luar biasa, bukan? "

"Bukannya itu CG? "

"Tentu saja bukan! Aku ada di lokasi syuting! "

"Wow, aku tidak percaya aku bisa melihat gerakan itu lagi... "

"Sutradara selalu mencarinya. "

Apakah itu... Tanda selamat datang? 

Aku tidak yakin, tapi untuk sesaat, suasananya tidak tegang. 

Disaat aku melanjutkan percakapanku dengan Olivia-san, aku akhirnya dipanggil oleh Sutradara. 

"Ah, baiklah, aku pergi dulu. "

"Ya, aku menantikannya juga! "

Ugh... Aku tidak ingin kamu menantikannya juga...

Tidak ada lagi yang bisa kulakukan, dan aku berjalan ke Sutradara, dengan penuh rasa takut.

"Yah, seperti yang kukatakan sebelumnya... Di adegan ini, aku ingin kamu menyelamatkan Miu. "

"Y-ya."

"Adapun bagaimana kamu menyelamatkannya... Lakukan apapun yang kamu inginkan. "

“…..Eehh?!”

Apa yang baru saja kamu katakan? Lakukan apapun yang kuinginkan? 

Sutradara tersenyum padaku, yang sudah berhenti berpikir.

"Dengar, yang harus kamu lakukan adalah menyelamatkan Miu. Selama kamu melakukan hal itu, tidak masalah bagaimana kamu melakukan sisanya. "

"Eh, apa? Kamu tidak akan memberiku instruksi...? "

"Inilah instruksinya. "

Benarkan? 

Sutradara terus berbicara selagi aku terdiam. 

"Yah, aku sudah banyak memikirkannya. Menurutku akan lebih menarik jika kamu bergerak bebas dalam adegan itu…”

" Tidak mungkin! Untuk adegan aksikamu perlu mengadakan pertemuan dengan orang lain sebelumnya dan berlatih, kan? "

"Oh jangan khawatir tentang itu. Kali ini, kamu tidak akan bekerja bersama orang lain kecuali dengan Miu. "

“Eh?”

Saat aku terkejut dengan kata-kata yang tidak aku duga sama sekali, Sutradara terus menjelaskan. 

"Di adegan ini, kamu akan menyelamatkan Miu yang ada di pabrik yang terbengkalai. Namun pabrik itu diliputi api dan akan runtuh kapan saja. Dalam kata lain, aku ingin kamu menyelamatkan Miu dari gedung yang runtuh. "

"Aku mengerti... "

Jadi aku tidak perlu berlatih adegan tersebut dengan orang lain...? 

"Jadi aku hanya menyelamatkan Miu-san, yang ditawan di pabrik, dengan cara biasa?”

"Itu versi sederhananya, tapi tentu, itu tidak terlalu menarik. Jadi, aku ingin kamu menyelamatkan Miu dengan cara yang spektakuler, persis seperti yang kamu lakukan pada Olivia, dengan terampil menghindari atau menendang benda-benda seperti bahan bangunan yang jatuh dari langit-langit.”

“Huh?”

Aku ingin tahu bahan bangunan macam apa dan puing palsu apa yang akan mereka gunakan?

Yah, aku yakin mereka sudah mempertimbangkan keselamatan... 

Pokoknya, aku lega karena ini terlihat seperti adegan yang lebih mudah untuk diambil gambarnya daripada adegan aksi dengan orang lain.

Kemudian sutradara memasang ekspresi serius di wajahnya.

"Namun, karena ini adalah adegan besar, kami tidak dapat memfilmkannya lebih dari satu kali. Mohon mengerti.”

" A-aku mengerti. "

Ugh... Aku tidak bisa menangani tekanan semacam ini... 

Bagaimanapun, tidak ada gunanya mengeluh, jadi aku menguatkan diriku.


Part 5

Setelah semuanya diputuskan, aku bersiap-siap dengan mengenakan kostum yang sudah mereka pilih untukku dan merias wajahku, dan akhirnya, syuting film dimulai. 

Kostum yang aku pakai seperti pakaian ninja dengan sentuhan modern, dan bagian bawah wajahku ditutupi dengan semacam syal.

Cerita macam apa ini? 

Ninja muncul tiba-tiba… bukankah itu sedikit aneh?

Yah, jika Sutradara dan kru memberiku izin mereka, kalau begitu mungkin baik-baik saja. 

Bagaimanapun, dalam adegan dimana aku menyelamatkan Miu-san, ada adegan di mana sesuatu meledak di luar pabrik yang terbengkalai, sehingga terjadi ledakan keras sepanjang waktu.

Apakah semuanya baik-baik saja? Aku tdak ingin mengalami kecelakaan seperti Olivia-san…

"Oke, mari kita mulai! Ready… action!”

Sementara aku memikirkan semua hal ini, Sutradara akhirnya memberi perintah. 

Dalam menanggapi suara Sutradara, aku mendobrak pintu pabrik yang terbengkalai dan bergegas masuk. 

“Wow!”

"Me-menakjubkan... Dia mendobrak pintu besi yang berat itu sekaligus... "

Ada keributan singkat di sekitarku, tapi aku berkonsentrasi pada apa yang ada di depanku dan bergegas menuju Miu-san. 

Lalu, aku melihat Miu-san yang terikat pada pilar baja yang ada di pabrik terbengkalai. 

Aku berlari ke arah pintu dengan momentum yang aku peroleh dari mendobraknya, tapi kemudian aku tiba-tiba merasakan firasat dari sisi kananku. 

Lalu, sebuah batu besar yang terlihat seperti berasal dari lokasi syuting film terbang ke arahku.

Sebuah batu? Ini pabrik terbengkalai, kan? Darimana batu itu datang? 

Sementara bingung dengan situasi yang gila ini, aki meninju batu itu dengan tangan kananku. 

Seperti yang diharapkan dari peralatan syuting film, batunya sangat keras dan mudah hancur. 

"Hei, hei... Itu semua berubah menjadi berkeping-keping, bukan? "

"Hei, bukankah batu itu cukup keras? "

"Tidak, tidak, kamu tidak bisa menggunakan sesuatu yang keras seperti itu dalam film!... Eh, apakah kamu menggunakannya?! "

"... Y-yah, jika kamu melihatnya seperti itu, sepertinya tidak ada masalah dengan menggunakannya... "

Tidak sadar bahwa pembicaraan seperti itu terjadi diantara para kru film, aku sedang sibuk menghindari dan membelokkan puing-puing yang datang ke arahku satu demi satu. 

H-huh, bukannya ini banyak? Apakah ini wajar? 

Pokoknya... Ayo secepatnya selamatkan Miu-san dan selesaikan syuting film ini. 

“Huh…?”

Setelah tiba dengan selamat di sisi Miu-san, aku memperhatikan pada sesuatu yang menahannya. 

... Ini adalah borgol dan rantai, kan? Di-dimana kuncinya? 

Aku secara spontan melihat ke arah Sutradara dan para Kru film, tapi mereka semua melihatku, dan Sutradara melihatku dengan tersenyum. 

Ap-apakah kamu mengatakan padaku untuk menghancurkan ini? 

Aku memikirkan hal ini dan itu, tapi Sutradara sepertinya tidak ingin menghentikanku, jadi kurasa aku tidak punya pilihan lain selain menghancurkannya. 

Aku menghela nafas pasrah dan meraih borgol dan rantai Miu-san.

Dan kemudian──.

“Huf!”

"Lu-Luar biasa... "

Ketika aku memutuskan borgol dan rantai tersebut, Miu-san bergumam kaget. 

"S-sungguh? "

"Aku pikir itu hanya prank dari Sutradara... "

"Apakah borgol dan rantai itu palsu? "

"T-tidak, itu sungguhan, terbuat dari besi... "

"Memutuskannya... Apa yang sebenarnya terjadi di sini? "

Aku bisa melepaskan Miu-san yang terkekang dan mengangkatnya ke dalam pelukanku.

Dalam ceritanya, Miu-san lemah secara fisik, dan rencananya aku akan membawanya keluar dari pabrik terbengkalai. 

Saat itulah aku mulai bergerak untuk menyelamatkan Miu-san.



“!”

Yang mengejutkanku, batangan baja yang menopang atap runtuh dar langit-langit pabrik! 

"Apakah ini bagian dari syuting film? "

"Tidak, bukan! Itu runtuh dari getaran ledakan yang ada di luar! "

"Apa? Kalau begitu kita harus keluar dari sini sekarang! "

Aki merasa anggota kru film mulai bergerak dengan panik, dan aku menghindari batangan baja yang jatuh. 

Namun, semakin banyak batangan yang berjatuhan, aku menendang batangan itu. 

“?”

A-apa ini? Tidak seperti properti sebelumnya, perasaan menendang ini sama seperti menendang batangan baja asli. 

Tidak, itu tidak mungkin. 

Lagi pula, jika kau berdiri di sini, properti tersebut akan terus berjatuhan, jadi aki belari sampai ke pintu keluar pabrik, menggendong Miu-san. 

Lalu aku menyadari bahwa anggota kru film telah keluar, juga, tanpa menyadariku. 

Huh? Syuting filmnya seharusnya selesai di dalam pabrik…

Selagi aku memikirkan hal itu, suara yang keras tiba-tiba terdengar dari belakangku. 

Aku secepatnya menoleh ke belakangku, dan yang mengejutkanku, pabrik terbengkalai itu langsung runtuh! 

Akibatnya, puing-puing beterbangan menuju ke arahku dan Miu-san. 

Aku dengan santainya menendang sebagian darinya dan entah bagaimana berhasil menghindari sejumlah besar puing yang menimpa kami.

"A-apa-apaan itu...? "

“Whooaaaa!”

“!?”

Aku kebingungan, dan kemudian aku tiba-tiba mendengar suara sorakan dan membeku. 

Kemudian Sutradara datang berlari. 

"Apa kalian berdua baik-baik saja? "

"Y-ya, kami tidak apa, tapi pabrik terbengkalai itu... "

"Oh, aki minta maaf. Sepertinya ledakan yang dipasang diluar menyebabkan pabrik terbengkalai itu runtuh. "

“Eeehhh?!”

J-jadi batangan baja yang berjatuhan dari langit-langit itu sungguhan? 

Aku tidak bisa berkata-kata karena Olivia-san terlibat dalam dua kecelakaan berturut-turut, tapi Sutradara terus berbicara dengan senyuman di wajahnya seolah dia tidak khawatir tentang itu semua. 

“Ya, meski begitu! Sudah kuduga, mataku tidak salah! Ada insiden, tapi berkat itu, kita bisa mendapatkan beberapa gambar yang bagus! "

"Tidak, bukan itu maksudku...! "

"Kalau begitu, aku perlu memeriksa rekaman yang kita dapatkan! "

Sutradara mengatakan hal ini dan meninggalkan tempat kejadian. 

Sementara aku tercengang dengan kejadian yang tidak masuk akal itu, Miu-san memanggilku. 

“Yuuya-san.”

 “Ah, Miu-san! Apakah kamu baik-baik saja? "

"Ya, aku sedikit terkejut, tapi berkat Yuuya-san, aku baik-baik saja. "

Sejauh ini, Miu-san sepertinya tidak terluka, jadi aku merasa sedikit lega.

Tapi tetap saja... Apakah normal untuk sebuah syuting film mendapat banyak masalah? Atau apa ini kesalahanku? 

Dari sudut pandang para kru, sepertinya mereka menyiapkannya dengan sangat hati-hati... 

"Aku tidak pernah menyangka akan menjadi seperti ini... "

"Sutradara masih terlalu ceroboh seperti biasanya. "

"Tapi bukankah kamu mengatur jumlah bubuk mesiu dengan tepat?”

" Ya, itu sebabnya aku tidak menyangka pabriknya tiba-tiba runtuh... "

"Maksudku, bagaimana dia bisa menghindarinya jika benda itu menimpanya?”

" Tidak hanya dia bisa menghindarinya, dia juga menendangnya. "

"Lagi pula, untuk bertahan dalam situasi yang gila seperti itu, dia akan menjadi seorang Aktor aksi yang hebat... "

... Huh? Apa para kru melihatnya? 

Aku merasakan tatapan para kru di sekitarku. 

Pokoknya, peranku sudah berakhir, aku tidak akan terlibat dalam syuting film lagi. 

Dengan mengingat itu, aku pergi untuk mengucapkan selamat tinggal pada Sutradara... 

"Yuuya-kun! Aku benar-benar ingin kamu ada di film selanjutnya juga! "

“Huh?”

Yang mengejutkanku, Sutradara menawariku sebuah peran dalam film selanjutnya. 

"Tidak, tidak, tidak, itu mustahil! Aneh kalau aku muncul tiba-tiba kali ini juga!”

"Sudah kubilang tidak ada masalah dengan hal itu, kan? Kami sudah membuat pengaturan yang diperlukan! Selain itu, aku yakin film ini akan menjadi sukses besar setelah dibuat. Dan aku yakin akan ada sekuelnya! Itu sebabnya aku ingin kamu bermain sebagai pemeran utama! "

"Tidak, bahkan jika Sutradara berkata begitu! "

Awalnya, aku merasa bersalah, tapi bahkan jika dia mengatakan akan menjadi sukses besar, aku tidak mengerti. 

Dari sudut pandangku, aku baru saja menyelamatkan Miu-san dari pabrik terbengkalai ditengah serangkaian masalah dalam situasi yang tidak aku pahami.

Aku bahkan tidak tahu ceritanya seperti apa atau adegannya seperti apa.

Jadi, aku tidak tahu apakah film yang mereka buat akan menarik atau tidak... 

Juga, meskipun aku hanya muncul dalam satu scene kai ini, jika aki mengambil peran pemeran utama dalam syuting film, aku akan terikat untuk waktu yang cukup lama. 

Karena aku masih seorang murid, aku tidak mampu mengambil waktu sebanyak itu untuk belajar.

"Aku menghargai kepercayaanmu padaku, tapi aku masih seorang murid... Tolong mengertilah. "

"Tapi! "

"Sutradara, mari berhenti disitu. "

“O-Olivia-san!”

Saat aku tidak bisa menjawabnya, Olivia-san tiba-tiba muncul. 

"Kamu tidak bisa terus memaksa Yuuya-san seperti ini. "

"Tidak, tapi Olivia! Apakah kamu tidak melihat aksinya? Tidak ada aktor dimanapun yang bisa melakukan aksi mencolok tanpa menggunakan CG! Dan wajah tampannya... tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa dia dilahirkan untuk menjadi seorang Aktor!”

"Itu memang benar, tapi aku yakin dia memiliki hal yang lain yang ingin dia lakukan. Disamping itu, ada berbagai macam masalah saat ini, jadi menurutku bukan ide yang baik untuk membuatnya merasa lebih buruk daripada yang sudah dia rasakan.”

" Um... Itu... "

Sutradara tidak bisa berkata-kata seolah dia terkena di titik lemah. 

"Tapi... Kenapa? Kami melakukan semua perhitungan dan pengujian serta berhati-hati dengan keamanan…”

" Tidak ada yang bisa kita lakukan tentang apa yang sudah terjadi bukan? Aku kecewa bahwa aku tidak bisa bekerja bersamamu, Yuuya-san, tapi... Ini. "

"Huh? Apa ini? "

Kemudian Olivia-san memberiku kartu nama. 



"Jika kamu tertarik dengan akting, jangan ragu untuk menghubungiku. Tentu saja, kamu juga dapat menghubungiku secara pribadi jika kamu mau.”

" Ah, tidak! Terima kasih banyak! "

Sejujurnya, aku benar-benar belum memikirkan tentang apa yang ingin aku lakukan di masa depan. 

Tapi jika aku tertarik pada akting karena suatu alasan, aku pasti akan meminta bantuan Olivia-san.

Sementara aku memikirkan hal ini, Olivia-san tersenyum. 

"Yah, ada juga kemungkinan itu... Aku mungkin akan bertemu denganmu. Benarkan, Sutradara?”

" Eh? Oh, itu benar! "

“?”

Wajah sutradara sekilas bersinar dengan senyuman seolah dia menyadari sesuatu.

Bagaimanapun, terlepas dari berbagai masalah yang muncul, aku dapat menyelesaikan syuting film tersebut dengan aman.


Previous Chhapter | Next Chapter

Post a Comment

Post a Comment

close