Penerjemah: Randika Rabbani
Proffreader: Randika Rabbani
BAB 9
“SETELAH UPACARA KELULUSAN”
Bagian 1
Setelah mencari-cari Deirdre-senpai, kami menemukannya di toko langganannya di ibu kota.
Sepertinya dia sedang menyiapkan gaun untuk pesta keluluasan.
Meskipun dia bisa saja memanggil kami ke mansion keluarga Roseblade di ibu kota, tapi dia datang ke toko karena suasana hatinya.
Dia bilang, "Hari ini aku ingin berbelanja."
Sepertinya dia sedang menentukan ukuran, memilih kain, dan memutudkan desain, jadi dia menutup tirai di ruangan itu agar kami tidak bisa melihatnya.
Karena cahaya, kami bisa melihat siluet Deirdre-senpai, dan dia memiliki tubuh yang indah seperti kakak ipar Dorothea.
"Rumor tentang Clarice? Aku tidak tertarik, jadi aku tidak menyelidikinya. Lagipula, orang-orang terkenal seperti kami selalu memiliki banyak rumor yang tidak berdasar."
Deirdre-senpai mungkin berbaik hati menemani kami meskipun dia sedang sibuk.
Aku menatap siluet Deirdre-senpai melalui tirai.
"Kalau begitu, bisakah kamu memberi tahu kami tentang kepribadian Clarice-senpai? Ada rumor yang saling bertentangan, dan aku penasaran mana yang benar—aduh!?"
Begitu aku selesai berbicara, Marie menginjak kakiku dengan keras.
Saat aku terdiam karena kesakitan, Marie memalingkan wajahnya dariku.
"Hmph!" Marie cemberut.
Deirdre-senpai, yang berada di balik tirai, menjawab pertanyaan kami tanpa tahu apa yang sedang kami lakukan.
"Kami saling mengenal, jadi aku tahu seperti apa kepribadiannya. Tapi, aku tidak berpikir kalian akan puas jika aku menceritakannya di sini."
Sepertinya dia tidak akan mudah memberi tahu kami.
Saat aku berpikir begitu, tirai tiba-tiba terbuka.
Deirdre-senpai, yang hanya mengenakan pakaian dalam, muncul di depan kami tanpa rasa malu dan mengibaskan rambutnya yang digulung ke belakang.
"Akan lebih cepat jika kalian bertemu langsung daripada aku bicara sendiri. Aku akan segera bersiap-siap, jadi tunggulah. Aku akan memperkenalkanmu pada Clarice."
"Wah!? Terima kasih!!"
Tanpa kusadari, aku membuka mataku lebar-lebar dan mengabadikan sosok Deirdre-senpai di otakku.
Karena itu, aku terlambat menyadarinya, tetapi Marie sudah mengangkat tinjunya dan hendak memukul perutku.
Aku langsung teringat pemandangan di mana dia memukul monster beruang di Dungeon dan wajahku menjadi pucat.
Aku mencoba untuk segera meminta maaf, tapi sudah terlambat.
.
Bagian 2
Aku, yang wajahnya pucat dan memegangi perutku, datang ke rumah keluarga Atlee.
Karena Deirdre-senpai ada di sana, semuanya berjalan lancar, dan kami diantar ke ruang tamu.
Clarice-senpai segera muncul, dan dia terkejut melihatku yang sedang menderita.
"Deirdre-senpai, apakah temanmu baik-baik saja? Haruskah aku mengantarnya ke toilet?"
Deirdre-senpai, yang melihatku gemetar kesakitan dari sudut matanya, tampak sedikit senang.
Dia meletakkan lengannya di sandaran sofa, menyilangkan kakinya, dan menutupi mulutnya dengan kipas favoritnya.
"Alasan dia kesakitan itu berbeda, jadi jangan khawatir. Yang lebih penting, mereka berdua tampaknya tertarik pada rumor tentangmu. Aku membawa mereka ke sini karena aku ingin mereka berbicara langsung denganmu karena itu merepotkan."
Ketika dia menjelaskan alasannya membawa kami ke sini tanpa menyembunyikan apa pun, para siswa laki-laki yang tampaknya adalah pengikut Clarice-senpai menatap kami dengan tajam.
Marie memalingkan wajahnya dariku dan tidak mencoba untuk bergabung dalam percakapan.
Karena tidak punya pilihan, aku memprotes Deirdre-senpai sambil gemetar.
"Deirdre-senpai... Tolong... pilih kata-katamu..."
"Itu merepotkan, jadi aku tidak mau. Selain itu, aku tidak suka ketika orang-orang menyelidiki berbagai hal secara diam-diam. Clarice berasal dari keluarga bangsawan istana, jadi jika kita terlalu banyak berpikir, pembicaraan tidak akan berjalan."
Clarice-senpai tampak kesal dengan Deirdre-senpai yang menghela nafas kecil.
"Apakah karena kamu berasal dari keluarga bangsawan feodal sehingga kamu begitu ceroboh? Setidaknya berusahalah untuk memilih kata-katamu."
Aku pikir mereka akan bertengkar lagi karena masalah bangsawan feodal dan bangsawan istana, tapi setelah mengatakan apa yang ingin mereka katakan, mereka langsung membahas masalah utama tanpa berlama-lama.
Deirdre-senpai menatapku.
"Seperti yang kamu lihat, Clarice memang sedikit merepotkan, tapi dia anggun dan sopan saat dia bersikap normal."
Clarice-senpai tampak tidak puas dengan pendapat itu.
"Kamu membuatnya terdengar seperti aku terkadang tidak normal."
"Ara? Siapa yang menerobos ke dalam pesta dengan Airbike dan membuat kekacauan saat kita masih kecil?"
"...Jahat sekali mengungkit masa lalu."
"Kamu tidak banyak berubah sekarang. Aku sudah sering menasihatimu untuk berhenti bersikap merepotkan ketika menyangkut cinta."
"Dua kali. Hanya dua kali! Aku tidak dinasihati sebanyak itu."
"Dua kali sudah cukup."
Clarice-senpai cemberut dan memalingkan wajahnya dari Deirdre-senpai yang tampak kesal.
Ternyata, dia senpai yang cukup imut.
Para pengikut siswa laki-laki yang berdiri di belakang juga menatap Clarice-senpai dengan senyum.
Marie, yang diam sampai sekarang, berbicara kepadaku dengan suara pelan.
"Dia tidak terlihat seperti orang yang akan melakukan hal-hal licik."
"...Benar juga."
Dia tidak terlihat seperti orang yang digambarkan oleh Brita dan yang lainnya, dan saat aku berpikir bahwa rumor buruk itu mungkin bohong, Clarice-senpai tersenyum kepada kami.
"Bolehkah aku bertanya mengapa kalian menyelidiki rumor tentangku?"
"...Yah, ada berbagai rumor yang membuat kami penasaran."
Saat aku mengatakan itu sambil memegangi perutku, Marie menjelaskan untukku.
"Ada perbedaan antara rumor yang beredar dan kepribadian aslimu. Terus terang, ada rumor bahwa kamu melakukan intimidasi licik terhadap siswa beasiswa itu di belakang layar. Dan juga... ada perbedaan pendapat tentang asal-usulmu, dan itu terasa aneh, jadi kami penasaran "
Ketika Marie mengatakan itu dengan tegas, para pengikut siswa laki-laki yang berdiri di belakang menunjukkan ekspresi serius.
Mereka mungkin marah pada sumber rumor itu, bukan pada kami.
Jika mereka marah demi Clarice-senpai, dia pasti sangat disayangi.
Namun, baik Clarice-senpai maupun Deirdre-senpai mendengarkan cerita kami dengan penuh minat.
Deirdre-senpai bertanya.
"Apa pendapatmu?"
Clarice-senpai, yang sedang berpikir, juga tampaknya penasaran.
"Ada semakin banyak siswa dari keluarga bangsawan istana yang mengatakan hal-hal buruk tentang siswa dari keluarga bangsawan feodal. Meskipun ada konflik sampai sekarang, itu tidak pernah seterus terang ini."
Deirdre-senpai tampaknya memiliki pendapat yang sama.
"Apakah kamu punya petunjuk?"
Tanpa kusadari, dia telah menutup kipasnya dan menunjukkan ekspresi serius.
"Sepertinya anak-anak dari keluarga bangsawan feodal sengaja menyebarkannya. Dan, sumbernya tampaknya adalah siswa kelas satu."
Clarice-senpai tampaknya telah menyelidikinya, tetapi dia tidak yakin.
Deirdre-senpai tampak tidak senang.
"Aku tidak suka ini. Aku tidak berpikir Angelica adalah dalangnya, tapi aku merasa seseorang sedang menghasutnya. Bagaimana kalau kita mengatur pertemuan dengan Angelica juga dalam waktu dekat? Aku ingin menyelesaikan ini sebelum aku lulus."
Ketika Deirdre-senpai membuat usulan itu, Clarice-senpai menangkupkan tangannya di samping wajahnya.
Dia meminta maaf sambil tersenyum bahagia.
"Maafkan aku ya. Aku berencana untuk melakukan perjalanan dengan kapal bersama Jilk setelah upacara kelulusan, dan aku akan sibuk untuk sementara waktu karena persiapannya. Bisakah kamu menyerahkan pertemuan itu padaku dan kita lakukan tahun depan? Aku ingin menyiapkan tidak hanya teh favorit Jilk, tetapi juga makanan lainnya, jadi aku akan sibuk mengatur orang-orang."
Deirdre-senpai tampak kesal dengan Clarice-senpai yang tampak bahagia karena dia punya rencana perjalanan.
"Jilk selalu menjadi prioritas utamamu. Apakah kamu tidak terlalu terobsesi dengannya sehingga pandanganmu menyempit? Selain itu, laki-laki itu tidak punya selera. Apakah kamu benar-benar akan repot-repot menyiapkan makanan yang tidak enak?"
"Ara? Aku ingin kamu mengatakan dia unik. Aku tidak punya masalah karena aku menerima selera Jilk. Dan juga, aku akan berbicara dengan Angelica secara langsung. Dia menyebarkan rumor aneh dan menyebabkan masalah, jadi aku harus memberinya sedikit ceramah."
Meskipun dia mengatakan dia akan memberi ceramah dengan senyum, dia tidak terlihat menakutkan bahkan ketika dia marah.
Lebih dari itu, dari percakapan mereka berdua, Clarice-senpai tampaknya sangat menyayangi Jilk.
Aku terkesan dan bertanya pada Marie.
"Dia orang yang setia dan imut. ...Marie?"
Marie menatap Clarice-senpai dengan tatapan yang rumit.
.
Bagian 3
Dalam perjalanan kembali ke akademi setelah pertemuan itu.
Marie memberikan pendapatnya tentang Clarice-senpai.
"Dia orang yang berat dalam banyak hal."
"Eh, dia hanya setia kan?."
"Dia terlalu menyesuaikan diri dengan selera pasangannya, tapi apakah dia harus melakukan semua itu untuk perjalanan? Tidak normal untuk menyiapkan banyak juru masak hanya demi Jilk."
"Bagiku, dia hanya terlihat polos."
"Kamu benar-benar bodoh ya. Kalau kamu pacaran sama orang lain selain aku, kamu sudah pasti akan menderita."
"Tidak, berkat pacaran denganmu, aku sudah banyak menderita secara fisik."
Melihatku memegangi perutku yang masih sakit, Marie tampak terkejut.
"Bukan itu maksudku tahu."
Aku mengusap perutku dan memutuskan untuk menyimpulkan pembicaraan.
"Pokoknya, dia tidak terlihat seperti orang yang akan melakukan intimidasi licik di belakang layar. Jika dia melakukannya, aku tidak akan bisa mempercayai siapa pun lagi. Aku yakin aku akan kehilangan kepercayaanku pada manusia."
"Kemungkinannya tidak nol kan?. Tapi, aku juga pikir dia tidak melakukannya. Kalau begitu, aku ingin tahu kenapa ada rumor aneh yang beredar? Sepertinya sudah dipastikan kalau itu berasal dari siswa kelas satu dari keluarga bangsawan feodal, tapi..."
Meskipun ada beberapa hal yang membuat kami penasaran, tidak ada gunanya bagi kami untuk menyelidikinya lebih lanjut.
"Tidak ada gunanya kita mengkhawatirkannya. Lebih dari itu, akan ada pesta untuk ketiga kelas setelah upacara kelulusan. Skalanya lebih besar daripada pesta kelas di akhir semester. Bagaimana kalau kita fokus pada itu saja?"
Mata Marie berbinar ketika dia mendengar tentang pesta itu.
"Ah iya, pesta! Kali ini aku akan ikut dan bersenang-senang. Ah, aku harus menyiapkan gaun."
Melihat langkah Marie yang menjadi ringan, aku berpikir bahwa dia adalah orang yang mudah berubah pikiran.
.
Bagian 4
Jilk, yang mengunjungi kamar Julius di asrama laki-laki, sedang berkonsultasi dengannya dengan ekspresi serius.
Julius, yang dimintai nasihat, menyilangkan tangannya.
"Apakah Clarice memaksamu untuk membuat jadwal?"
".….Benar. Sepertinya dia berencana untuk pergi berlibur denganku setelah pesta kelulusan. Aku memintanya untuk menunda keberangkatan karena aku sudah punya rencana, tapi dia tahu bahwa Olivia-san terlibat."
Meskipun ada liburan sekitar dua minggu sebelum naik kelas, Clarice telah mengisi seluruh dua minggu itu dengan rencana perjalanan.
Jilk menghela nafas panjang.
"Aku mencoba memintanya untuk memberiku waktu luang setidaknya satu hari, tapi dia mendesakku untuk memilih antara ‘aku atau siswi beasiswa’ itu."
Julius, yang tidak tahan melihat Jilk yang berkonsultasi dengannya dengan serius, sedikit marah pada Clarice.
"Cukup. Aku akan membawamu keluar selama satu hari. Aku berencana untuk pergi keluar dengan Olivia, tapi kau ikut juga sebagai pengawal."
"Apakah tidak apa-apa?"
"Tidak masalah. Aku tidak akan membiarkan Clarice mengeluh. Kau adalah saudara angkatku. Dia harus menyerah meskipun jadwal perjalanannya ditunda satu hari."
Jilk merasa lega dari lubuk hatinya ketika Julius mengatakan itu.
"Terima kasih banyak, Yang Mulia."
Meskipun Jilk menundukkan kepalanya dalam-dalam, dia senang dalam hati bahwa rencananya berhasil.
Memang benar Clarice telah memaksanya untuk memilih, tapi itu tidak dipaksakan seperti yang dikatakan Jilk.
Dia hanya curiga tentang rencana dengan Olivia.
Jilk berbohong untuk memanfaatkan Julius.
(Ini agak licik, tapi aku akan meminta maaf pada Clarice nanti. Tapi, sepertinya akan merepotkan jika aku memberitahunya sebelumnya.)
Jilk kemudian meminta sesuatu kepada Julius.
"Dan juga, aku punya satu permintaan lagi."
"Apa?"
"Tolong jangan beri tahu Clarice tentang rencana hari itu. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan jika dia tahu."
Jilk menunjukkan ekspresi kesulitan.
Ini juga bukan kebohongan yang menguntungkan Jilk ── tidak juga..
Jika Clarice tahu sebelumnya, ada kemungkinan dia akan memaksa Jilk untuk pergi bersamanya.
Julius memiringkan kepalanya, tetapi karena dia adalah tunangan Jilk, dia tidak menyelidikinya lebih lanjut.
"Jika kau mengatakannya, itu pasti benar. Baiklah, aku tidak akan memberi tahu Clarice apa pun."
"Terima kasih, Yang Mulia."
(Ini melegakan. Aku senang Clarice menyukaiku, tapi aku tidak merasa bisa menerima cintanya.)
Melihat Jilk yang benar-benar lega, Julius bertanya.
"Apakah kau tidak menyukai Clarice?"
Jilk mengalihkan pandangannya, lalu, karena dia sedang berbicara dengan Julius, dia mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya seolah-olah dia telah menyerah.
"Clarice memiliki cara yang unik untuk mengekspresikan cintanya. Sepertinya dia tidak akan puas sampai dia menyelidiki semuanya tentangku."
"Bukankah itu lucu darinya?"
Jilk, yang merasa bahwa Julius terlalu naif, meninggikan suaranya dan dengan panik mencoba untuk menyampaikan betapa anehnya Clarice.
"Lucu!? Yang Mulia tidak tahu betapa menakutkannya Clarice. Clarice tidak hanya menemukan toko yang diam-diam kukunjungi sendirian, tetapi dia juga mencari tahu kapan aku mengunjunginya! Selain itu, dia juga menyiapkan barang-barang yang kuinginkan tanpa aku pernah memberi tahu siapa pun, itu sangat menakutkan!"
Alasan Jilk ingin menjaga jarak adalah karena Clarice juga bermasalah.
Julius, yang mengira dia berlebihan, tertawa meskipun telah mendengarkan cerita Jilk.
"Aku terkejut bahwa ada wanita yang tidak kau sukai."
"Aku ingin kamu menganggapku lebih serius. Aku sudah sering berkeringat dingin."
Julius merasa terhibur melihat Jilk yang panik.
"Sudah lama sejak terakhir kali aku melihatmu panik."
".…Tolong jangan menggodaku."
.
Bagian 5
Pada saat itu, Olivia sedang membaca surat di kamarnya.
Setelah membacanya, dia meremasnya dengan tangannya, membakarnya dengan api, dan mengubahnya menjadi abu.
Setelah menepuk tangannya untuk menghilangkan abu, Olivia mengambil kain dan menyeka noda di tangannya.
"Mereka ternyata sangat rapuh. Sepertinya semuanya akan berjalan lebih mudah dari yang kukira."
Dia bergumam dengan ekspresi kosong, dan setelah selesai melap tangannya, dia duduk di kursi.
Saat dia hendak menulis balasan di meja, pintu diketuk.
“.….Goshujin-sama, ini aku.”
Mendengar suara yang dipenuhi dengan ketakutan, Olivia tersenyum sinis dan menjawab.
"Kamu boleh masuk."
"Permisi."
Kyle, yang sebelumnya kurang ajar, memasuki ruangan dengan gugup di depan Olivia.
Olivia tersenyum kepada Kyle.
"Bagaimana hasilnya?"
"Aku telah menyebarkan rumor ke rumah pedagang budak seperti yang diperintahkan. Meskipun pemilik rumah itu meragukannya."
"Tidak apa-apa."
Olivia senang bahwa rencananya berhasil, tetapi Kyle tidak mengerti apa yang dia lakukan.
Jadi, dia mungkin penasaran.
"Pemilik rumah itu tidak menganggapnya serius. Aku tidak berpikir itu akan berhasil, dan yang terpenting, apa yang kamu suruh aku lakukan?"
Di depan Kyle yang bingung, Olivia meletakkan jari telunjuknya di bibirnya.
"Lebih baik kamu tidak tahu."
.
Bagian 6
Upacara kelulusan diadakan di akademi.
Karena pesta setelah upacara diadakan untuk ketiga kelas, aku datang ke tempat Nicks bersama Marie.
Nicks, yang mengenakan seragam, terus-menerus menyentuh lehernya dengan cemas.
Apakah dia gelisah karena tidak mengenakan kalung? Sebagai adiknya, aku hanya bisa berharap tidak.
"Aniki akan menjadi Viscount setelah lulus, itu promosi besar."
Ketika aku memberi selamat kepadanya sambil tertawa, Nicks juga tertawa.
"Karena aku terseret oleh seseorang."
"Kurasa kau harus berterima kasih kepada seseorang itu. Sebenarnya, dari sudut pandang orang lain, kau adalah orang yang menjanjikan, atau orang yang sedang naik daun, kan?"
Pernikahannya dengan kakak ipar Dorothea telah diputuskan, dan dia telah menjadi Viscount dengan dukungan keluarga Roseblade.
Tatapan orang-orang di sekitar Nicks dipenuhi dengan rasa iri dan dengki.
Dia sendiri tampaknya menyadarinya dan tampak tidak nyaman.
"Berkat itu, orang-orang yang belum pernah kuajak bicara sebelumnya sering menyapaku. Dan jika kau bertanya padaku, sebenarnya itu mengganggu."
Sepertinya ada orang-orang yang mencoba mendekati Nicks yang telah dipromosikan.
Pestanya berbentuk prasmanan.
Marie meletakkan banyak makanan di piringnya dan mulai makan.
"Kakak ipar juga pasti kesulitan. Ah! Sampaikan salamku pada kakak ipar. Dia bilang aku boleh datang lagi, jadi aku akan mengunjunginya lain kali."
Kakak ipar Dorothea mungkin merasa kasihan pada Marie, karena dia mengajaknya lagi.
Marie tampaknya menyukai masakan keluarga Roseblade dan memang ingin datang lagi.
Nicks menangis sambil tersenyum.
"Silakan datang kapan saja."
Setelah mendengar cerita masa lalu Marie, aku merasa Nicks dan kakak ipar Dorothea menjadi lebih baik.
Yah, itu wajar.
Bahkan aku bersimpati padanya.
Aku pun melihat sekeliling.
"Eh? Marie, di mana Cynthia dan yang lainnya?"
Marie melihat ke arah Cynthia dan yang lainnya sambil memasukkan makanan ke mulutnya.
"Mereka di sana, dikelilingi oleh para laki-laki. Jadi, hari ini aku bebas."
"Ah, begitu. Di mana Brita dan yang lainnya?"
"Mereka juga dikelilingi oleh para laki-laki."
Cynthia, Ellie, dan Betty, mereka bertiga dikelilingi oleh para siswa laki-laki dari kelompok miskin.
Apakah mereka dikelilingi, atau lebih tepatnya, dilindungi?
Mereka mencegah laki-laki dari kelompok lain untuk mendekati mereka.
"Semuanya tampak bahagia."
Saat aku bergumam sambil melihat teman-temanku yang mati-matian melindungi ketiga gadis itu, Deirdre-senpai datang mengenakan gaun cantik yang pantas disebut cool and beauty, sambil tertawa.
"Ohohoho! Kalian boleh merasa sedih karena aku akan lulus."
Dia memang narsis, tapi dia orang yang cukup baik.
"Aku sedih karena akan kehilangan senpai yang bisa diandalkan."
"Aku akan mengurangi poinmu karena berkata seolah aku ini hanya demi keuntungan. Bagaimanapun, kalian harus mengurus diri sendiri mulai sekarang."
Deirdre-senpai telah banyak membantu kami.
Marie juga meletakkan piringnya dan mengucapkan terima kasih.
"Deirdre-senpai, terima kasih banyak atas bantuanmu! Awalnya kupikir kamu orang yang aneh, tapi kamu ternyata orang yang baik."
Deirdre-senpai menerima sikap santai Marie dengan tawa.
"Jika kamu bukan adik kesayangan kakakku, aku akan menamparmu di sini."
"Bohong. Kamu akan memaafkanku sambil tertawa, kan?"
"Meskipun aku terlihat seperti ini, aku adalah wanita yang penuh gairah. Kamu tidak akan tahu apa yang akan kulakukan jika kamu membuatku marah—"
Sebelum Deirdre-senpai selesai berbicara, suara "Plak!" bergema di seluruh ruangan.
Aula menjadi gaduh.
Ketika aku melihat ke tempat keributan itu, aku melihat Angelica yang telah ditampar.
Dan, orang yang menamparnya adalah—Clarice-senpai.
Tidak seperti saat kami bertemu sebelumnya, dia mengerutkan kening dan tampak seperti iblis.
"Beraninya kau menyebarkan rumor seperti itu! Kau bilang aku mencoba membeli pelayan pribadi!?"
Apakah dia marah karena telah disebarkan rumor aneh?
Karena dia sebelumnya tampak tidak peduli, aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku dengan perubahannya yang tiba-tiba.
Marie juga merasakan hal yang sama.
"Dia seperti orang yang berbeda dari sebelumnya."
"Ah, ya, kamu benar."
Aku tidak bisa mempercayai pemandangan di depanku.
Kenapa Clarice-senpai yang begitu baik tiba-tiba—Saat aku berpikir begitu, Nicks juga tampak penasaran.
"Pelayan pribadi? Bukankah semua gadis memilikinya?"
Dia bingung karena tidak mengerti mengapa Clarice-senpai begitu marah.
Namun, hanya Deirdre-senpai yang menatap mereka berdua dengan dingin.
Angelica yang sedang tercengang, dan Clarice-senpai yang marah.
Deirdre-senpai berkata dengan dingin.
"Kalian berdua mempermalukan diri sendiri. Yah, meskipun aku bisa mengerti mengapa Clarice marah."
"Eh? Apa alasannya untuk marah?"
Karena gadis mana pun biasanya memiliki pelayan pribadi, aku tidak percaya bahwa dia berubah seperti itu hanya karena dirumorkan seperti itu.
Deirdre-senpai tidak menjawab dengan jelas.
"Aku dan kakakku tidak memiliki pelayan pribadi."
"Apakah itu karena Deirdre-senpai dan yang lainnya adalah pengecualian?"
"Angelica dan Clarice juga tidak memilikinya."
"...Sekarang kamu menyebutkannya."
Ada beberapa siswi yang tidak mempekerjakan pelayan pribadi.
Teman-teman Marie, Brita dan yang lainnya, menyerah karena mereka tidak punya cukup uang untuk mempekerjakannya.
Aku pikir para gadis yang tidak memilikinya hanya tidak mampu untuk mempekerjakannya.
Deirdre-senpai dan beberapa nona muda lainnya juga tidak mempekerjakannya, tapi aku pikir itu karena mereka memiliki pengikut, jadi mereka tidak membutuhkan pelayan pribadi untuk mengurus mereka.
Deirdre-senpai melihat Angelica yang tercengang dan berkata dengan dingin.
"Dengan situasi seperti itu, sepertinya akan sulit untuk berdamai. Aku akan lulus, dan akan sulit bagi orang lain untuk menengahi, jadi mereka akan berpisah seperti ini."
Marie meminta bantuan kepada Deirdre-senpai, yang telah menyerah untuk memperbaiki hubungan mereka berdua.
"Deirdre-senpai pasti bisa menyelesaikannya, kan?"
"Tentu saja. Tapi, itu akan memakan waktu."
Karena Deirdre-senpai akan lulus, dia mungkin berpikir bahwa itu hanya buang-buang waktu untuk terlibat karena dia tidak punya waktu untuk menengahi.
Aku melihat Clarice-senpai yang sedang memarahi Angelica dengan tatapan tajam.
Saat kami bertemu sebelumnya, dia seharusnya tidak berpikir bahwa Angelica-lah yang menyebarkan rumor itu.
Dia juga mengabaikan rumor itu dan mengatakan bahwa dia hanya akan menegurnya.
Dia seperti orang yang berbeda.
Dan juga, reaksi Angelica membuatku penasaran.
Di otome game itu, dia seharusnya memiliki kepribadian yang mudah marah sehingga dia disebut sebagai teko yang cepat panas.
Bukankah dia akan membalas jika ditampar oleh Clarice-senpai?
Angelica saat ini hanya berdiri diam sambil menundukkan kepalanya di depan Clarice-senpai yang sedang memarahi.
Marie memegang lengan bajuku dan menariknya.
"Leon, lihat sekelilingmu."
"Apakah ada sesuatu?"
"Lihat saja."
Ketika aku melihat sekeliling seperti yang disuruh Marie, sebagian besar siswa telah terbagi menjadi dua kelompok.
Beberapa siswa saling memelototi.
Deirdre-senpai tersenyum melihat pemandangan di mana para siswa tampaknya telah terbagi menjadi dua.
Dia menutupi mulutnya dengan kipas favoritnya.
"Sepertinya akan ada keributan. Kalian berdua juga harus berhati-hati. Baik kalian ingin terlibat atau hanya menonton, kalian akan terluka jika bertindak gegabah."
Acara seperti ini tidak terjadi di otome game itu.
Saat aku dan Marie bingung, seseorang datang di antara kami berdua.
—Jilk.
"Hentikan itu. Kalian berdua merusak suasana pesta ini."
Clarice-senpai tampak gelisah dengan kemunculan Jilk.
"Tidak seperti itu, Jilk! Aku tidak menginginkan pelayan pribadi!"
Jilk menunjukkan ekspresi serius kepada Clarice-senpai yang memohon dengan putus asa.
"Kita tidak sedang membicarakan itu sekarang. Tolong hentikan pertengkaran ini."
"Ini masalah penting!"
Clarice-senpai, yang tampak gelisah, hanya terlihat seperti bereaksi berlebihan terhadap topik pelayan pribadi.
Aku berbicara kepada Marie dengan suara pelan yang hanya bisa dia dengar.
"Bukankah masalah pelayan pribadi ini lebih rumit dari yang kita kira?"
"Memang, sepertinya dia menyembunyikan sesuatu. Apakah kita akan menyelidikinya?"
"Tidak, aku lebih penasaran dengan Clarice-senpai. Aku ingin berbicara dengannya tentang berbagai hal, tapi... bukankah dia akan pergi besok?"
Aku teringat saat dia dengan gembira berbicara tentang bepergian dengan Jilk, dan aku bertanya-tanya apakah kita akan punya waktu untuk berbicara dengannya untuk sementara waktu.
Marie berkata kepadaku.
"Kalau begitu, kita bisa mengunjunginya di pelabuhan dengan alasan untuk mengucapkan selamat tinggal sebelum dia pergi."
"Bukankah itu terlalu maksa? Lagian, kita cuma kenalan dan belum sedekat itu."
"Apa kamu mau menghabiskan beberapa minggu dengan perasaan tidak nyaman ini? Aku sih gak mau."
Aku dibujuk oleh Marie dan memutuskan untuk mengunjungi Clarice-senpai sebelum dia pergi untuk mendengar ceritanya.
"Aku khawatir aku tidak bisa bersikap kurang ajar sepertimu. Kamu tahu, aku memiliki kepribadian yang pendiam dan sensitif."
"Aku akan berkelahi denganmu kalau begitu."
Ketika Marie mengepalkan tinjunya, aku memalingkan wajahku.
"Aku lancang, maafkan aku."
.
Bagian 7
Pada saat keributan antara Angelica dan Clarice terjadi, Julius dan yang lainnya telah meninggalkan ruang pesta.
"Apakah Jilk-san baik-baik saja?"
Kepada Olivia yang mengkhawatirkan Jilk, yang telah menawarkan diri untuk menengahi mereka berdua, Greg mencoba menenangkannya.
"Clarice dan Jilk adalah tunangan, dan mereka sudah berteman sejak lama. Tidak akan ada hasil yang buruk."
Chris tampaknya lebih mengkhawatirkan suasana di aula daripada Clarice dan yang lainnya.
Dia mungkin membawa Olivia keluar karena dia menyadari ada yang tidak beres.
Karena dia merasa ada yang aneh, dia memprioritaskan keselamatan Olivia dan membawanya keluar.
Setelah itu, Jilk kembali ke aula untuk menyelesaikan keributan.
Mereka menjadi terlalu protektif terhadap Olivia sejak insiden percobaan pembunuhan di Dungeon.
"Lebih dari itu, suasana di aula itu aneh. Ada ketegangan yang aneh."
Chris tampaknya telah merasakan bahwa para siswa terbagi menjadi dua kelompok.
Brad tampaknya mengerti tentang suasana di aula.
"Para siswa dari keluarga bangsawan feodal dan bangsawan istana terbagi menjadi dua. Bukankah itu karena rumor aneh yang menyebar?"
Chris menegur Brad yang tampak tidak peduli.
"Itu masalah besar. Bisakah kau menganggapinya lebih serius?"
"Akan merepotkan jika kau terlalu terlibat dalam hal seperti ini. Aku takut akan ada faksi aneh yang lahir di akademi. Chris, kau juga tidak boleh ikut campur."
Para siswa terpecah berdasarkan apakah mereka berasal dari keluarga bangsawan feodal atau istana.
Olivia menunjukkan ekspresi kesulitan.
"Etto... Apakah ada konflik di antara para bangsawan? Kupikir akan lebih baik jika mereka saling akur."
Mendengar kata-kata Olivia, Brad tertawa.
Dia tampaknya merasa nyaman dengan jawaban lugas yang menunjukkan kenaifan.
"Itu jawaban yang sangat Olivia. Aku tidak membencinya, tapi dunia ini rumit. Yah, kurasa ini hanya sementara. Kupikir mereka akan tenang pada akhirnya."
Greg memegangi perutnya.
"Ayo kita kembali ke dalam setelah keributannya mereda. Aku lapar."
Chris tampak terkejut dengan kata-kata Greg, dan Brad tertawa.
Namun, hanya Julius yang berbeda dari mereka bertiga.
"Mereka menemukan alasan untuk bertengkar, bangsawan istana atau bangsawan feodal... Aku sudah benar-benar muak."
Olivia meraih tangan Julius yang sendirian memancarkan suasana gelap.
"Julius sangat serius dan baik."
"Aku? Tidak, aku hanya tidak suka pertengkaran yang tidak masuk akal di antara para bangsawan."
"Aku pikir itu adalah tindakan yang baik untuk menghindari konflik. Dan juga, kamu serius memikirkan masa depan negara ini, kan? Kalau begitu, Julius adalah orang yang serius dan baik."
Olivia tersenyum dan menatap Julius.
Julius menatap tangan yang digenggamnya.
"Aku senang mendengarmu mengatakan itu. Aku pikir kamu akan menolak ideku."
"Aku tidak akan menolak idemu, Julius. Karena aku pikir itu ide yang bagus."
".….Terima kasih, Olivia."
Ketika Julius tersenyum, Olivia mencacinya dalam hati.
(Ah... Aku merasa mual melihat orang sepertimu.)
Olivia berpura-pura malu dan menundukkan kepalanya, menyembunyikan emosinya.
(Aku ingin membunuhmu sekarang juga. Tapi, aku harus sabar. Aku pasti akan membuatmu dan negara ini melihat neraka. Sampai saat itu, aku akan terus bermain sebagai badut.)





Post a Comment