-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Inkya no Boku ni Batsu Game Volume 1 Chapter 1 Part 1

Chapter 1 - Pengakuan dari permainan hukuman


[Bagian 1]

Teman-teman sekelasku pergi ke Karaoke, meninggalkan ketiga gadis itu. 

Suara mereka bergema di ruang kelas yang kosong.

'Ya, Nanami kalah. Dan oleh karena itu kamu harus menerima hukuman sesuai dengan aturan.'

'Permainan Bats! Permainan memyebalkan! Hore, aku senang itu bukan aku.'

'Err, aku?'

Di puncak hierarki kelas adalah pemenang dalam hidup, aura matahari, gadis-gadis manis dan cantik; di ruang kelas yang kosong, tiga gadis sedang bermain kartu bersama sepulang sekolah.

Melihat sekilas, aku memperhatikan mereka tidak mempertaruhkan uang, tetapi tampaknya memainkan beberapa jenis permainan hukuman.

Bertentangan dengan penampilan mencolok mereka, aku cukup terkesan dengan betapa polosnya mereka.

Aku….Misumai Youshin adalah teman sekelas mereka yang kebetulan berada di tempat kejadian.

Karena kami berasal dari dua dunia yang berbeda, aku tidak pernah berinteraksi atau berbicara dengan mereka sebelumnya.

Aku kembali ke kelas bukan maksud untuk menguping pembicaraan mereka. Hanya saja, aku melupakan sesuatu di kelas. Jadi, aku kembali untuk mengambilnya dan bertemu dengan mereka. Yah, sejak awal sekolah, aku selalu bersembunyi di balik bayangan. Jadi, aku ragu ketiganya akan memperhatikanku.

Menjadi pria suram yang selalu bersembunyi di balik bayang-bayang meskipun memiliki karakter 'matahari' dalam namaku, aku benar-benar gagal untuk menghayati namaku.

Yah, aku juga tidak peduli dengan itu..

Aku bertanya-tanya mengapa mereka tidak ingin pergi ke Karaoke, tetapi hanya mengetahui bahwa mereka melewatkannya untuk bermain kartu dengan hukuman mengejutkanku.

Maksudku, kalau itu yang mereka inginkan. Bukankah mereka bisa menggunakan skor di karaoke untuk memutuskan siapa yang mendapatkan permainan hukuman?

Yah, itu tidak penting bagiku sih...

Yang terpenting sekarang, aku harus mengambil kotak pensilku dan pulang.

Aku mengambilnya dari mejaku, meletakkannya di tasku dan mulai meninggalkan kelas.

Bahkan sekarang, tidak ada satupun dari mereka yang memperhatikanku saat mereka melanjutkan percakapan mereka.

Tempat dudukku berada di ujung belakang kelas, dekat pintu kelas yang terbuka. Jadi, aku meninggalkan kelas tanpa membuat banyak suara.

Tetapi, mengingat betapa kerasnya mereka, bahkan jika pintunya tertutup, aku ragu mereka bisa mendengarku membuka pintu karena suara mereka mungkin akan menenggelamkan semuanya.

'Hmm…mari kita lihat…apa yang harus kita buat menjadi isi dari game hukuman….ah, aku tahu! Sebuah pengakuan! Besok sepulang sekolah, kamu akan mengaku pada anak laki-laki yang biasanya tidak kamu ajak bergaul!'

'Ah, aku suka itu! Itu adalah pengakuan game hukuman standar!'

'Eh….? Pengakuan game hukuman~…?'

Gadis yang kalah dalam permainan hukuman, aku yakin namanya adalah Nanami…kalau tidak salah, ya, Nanami Barato. 

Barato-san dengan enggan menjawab dan duduk bersila di atas meja, meski memiliki rok yang sangat pendek.

Kalau kau menatapnya dari depan, kau mungkin bisa melihat bagian 'rahasianya'.

Meskipun aku tergoda untuk melakukannya, aku tetap pada pendirianku.

Itu tidak bisa dihindari.

Karena bahkan seseorang sepertiku memiliki keinginan nafsu.

Aku tidak akan melakukannya.

'Mengaku pada seseorang dan mempermainkan perasaan mereka hanya karena permainan hukuman, itu yang terburuk! Pengakuan adalah sesuatu yang penting, sesuatu yang hanya boleh kamu lakukan dengan perasaan serius…! Dan hanya terhadap orang yang benar-benar kamu sukai…!'

'Kamu sepertinya sering mengatakan itu, tapi bukankah kamu satu-satunya di antara kita yang tidak punya pacar?'

Barato-san tidak punya pacar?

Itu mengejutkanku, kupikir mereka bertiga punya pacar. 

Meski begitu, aku mengharapkan Barato-san untuk mengikuti permainan hukuman karena dia adalah seorang gadis. Tapi, dia secara mengejutkan masuk akal dan mengatakan hal yang benar.

'Ya, meskipun kamu yang paling imut di antara kami, kamu selalu menolak pengakuan dari orang yang mengaku kepadamu, kan?'

'Itu…karena…pria…menakutkan…setiap kali mereka mengaku padaku, mereka akan selalu melihat tubuhku terlebih dahulu…bukan wajahku….'

Jadi menurutmu laki-laki itu menakutkan, ya.

Itu tidak terduga.

Tapi apakah itu bisa menjadi penyebab kelegaannya sebelumnya, ketika mereka menolak undangan karaoke?

Barato-san kehilangan kata-kata ketika dua temannya yang lain...yang namanya aku lupa, mengungkapkan kekhawatiran mereka padanya dengan nada prihatin.

Tidak, jangan berhenti di situ!

Kau benar, Barato-san. 

Jangan menyerah, lakukan yang terbaik. 

Evaluasiku terhadapnya sedikit berubah. Jadi, aku memutuskan untuk menyemangatinya.

Itu hanya ada dalam pikiranku, jadi aku tidak bisa mengatakannya dengan keras.

'Kamu benar-benar tidak terbiasa dengan laki-laki, Nanami-chan. Jadi, untuk saat ini, nyatakan perasaanmu kepada seorang anak laki-laki yang tampaknya tidak berbahaya dan pacari dia selama sebulan! Itu hukumanmu.'

'Huh….? Sebulan….?'

'Kesempatan itu tidak penting. Kami hanya ingin kamu membiasakan diri dengan anak laki-laki terlebih dahulu. Kami mengkhawatirkanmu… kalau kamu tidak segera mengubah dirimu, beberapa pria aneh mungkin akan menyerangmu suatu hari nanti. Aku sangat khawatir….'

Mereka tampaknya khawatir tentang Barato-san.

Tapi, kupikir cara mereka melakukan itu salah.

'Pada dasarnya, ini hanya permainan hukuman. Jadi, kamu tidak harus terus berpacaran dengannya. Tapi, kalau kamu benar-benar menyukainya, kurasa kamu bisa terus berpacaran dengannya, tahu? Dan bahkan jika kalian putus, dia tidak memiliki cara untuk mengetahui bahwa semua ini adalah permainan hukuman. Jadi, dia tidak akan begitu terluka, kan? Bahkan, kupikir dia akan senang hanya mengetahui bahwa kamu mengaku padanya dan bahwa kalian berdua pacaran, bahkan jika itu hanya untuk sebulan. Kami juga tidak akan pernah memberitahunya bahwa ini adalah permainan hukuman. Jadi, ini adalah win-win!!'

Mereka berdua mencoba yang terbaik untuk menyalakan api di dalam diri Nanami.

Tentu saja, kalau kau bisa berpacaran dengan seseorang selama sebulan tanpa memberi tahu mereka bahwa itu adalah permainan hukuman, mereka tidak akan mengalami trauma emosional. Bahkan, itu mungkin menjadi pengalaman yang berharga bagi mereka.

Namun, aku bertanya-tanya apakah gadis-gadis itu menyadari hal ini?

Bagaimana reaksi para bajingan yang begitu putus asa kepada Barato-san di masa lalu? Apa yang akan terjadi pada anak laki-laki yang menerima pengakuan Barato-san?

Nanami Barato.

Kupikir nama itu terdengar familier. Jadi, aku menarik ingatanku dan mengingat rumor cepat tentang dia.

Itu adalah nama wanita legendaris yang dikenal menghancurkan harapan dan impian banyak pria tampan yang berani mendekatnya ...

Nama itu sangat terkenal bahkan aku tahu tentang itu…dan aku tidak ragu bahwa orang lain akan melihat orang yang mengencaninya dengan campuran rasa cemburu, iri dan emosi lainnya.

Jika itu aku, aku yakin sekali tidak akan bisa mengatasinya.

Tatapan mereka kemungkinan besar akan melubangi perutku sampai menyerupai sarang lebah dan bukannya berkeringat, cairan pencernaan akan mengalir ke seluruh tubuhku. Mencairkanku pada akhirnya.

Aku bercanda, tapi itu adalah seberapa tinggi standar yang ditetapkan.

Aku tidak tahu siapa pria itu, tetapi hanya ada satu hal yang bisa kukatakan kepadamu, “Aku iri denganmu bro dan aku minta maaf atas kehilanganmu”, saat kau merasakan surga dan neraka pada saat yang bersamaan….tapi itu bukan urusanku.

Paling tidak, cobalah yang terbaik di tempat yang tidak kau ketahui.

Aku harus benar-benar berhenti menguping pembicaraan mereka sekarang. 

Tepat ketika aku hendak memutuskan untuk berhenti menguping dan pergi tanpa ada yang memperhatikan, aku mendengar sesuatu yang membuatku membeku di jalurku.

'Besok…kamu akan mengaku pada cowok paling pendiam di kelas, Misumai Youshin!!'

Apakah itu imajinasiku? Aku bersumpah aku pernah mendengar nama itu sebelumnya.

'Misumai….pasti bisa….yeah…..akan kucoba….!'

Jadi, anak laki-laki yang patut ditiru dan menyedihkan itu bernama Misumai Youshin. Nama itu pasti terdengar familiar. Ya, itu nama yang sangat akrab dan ramah keluarga. Aku yakin kita akan cocok jika segera bertemu.

Tunggu, tunggu….apakah ada orang lain di kelas atau sekolah yang memiliki nama yang sama denganku? Tidak, tidak ada. Y-yah….ini bukan saatnya lari dari kenyataan.

O-oi…gw di sini, oke…?

Aku sudah mendengar semua yang kalian katakan ... termasuk pengakuan permainan hukuman.

Haruskah aku mempersiapkan hatiku untuk besok ……..?

'T-tapi…bagaimana aku…harus mengaku padanya…?'

'Hmm? Tidak bisakah kamu memanggilnya di belakang gedung sekolah dan mengatakan padanya bahwa kamu menyukainya atau semacamnya?'

'Oh! Oh! apakah akan berakhir seperti adegan manga shoujo itu? Semangat, Nanami-chan!'

'…Ngomong-ngomong, bagaimana kalian berdua mengaku pada pacar kalian?'

Setelah itu, aku pulang dengan tenang, tanpa diketahui oleh ketiganya yang baru saja memulai percakapan mereka. Pikiranku berputar-putar dari apa yang baru saja kudengar; tubuhku gelisah; ini sangat tidak sepertiku.

Untungnya, pada saat aku kembali ke rumah, tidak ada orang lain yang melihat keadaan ngeri tertulis di wajahku.

◇◇◇◇◇◇◇◇◇

“Itulah yang terjadi padaku, Baron-san. Menurutmu apa yang harus aku lakukan?”

[Hahaha. Permainan hukuman, ya? Enaknya jadi anak SMA. Bagaimanapun, kau harus menikmati masa mudamu]

Saat aku kembali ke rumah, aku segera masuk ke aplikasi obrolanku untuk berbicara dengan Baron-san, anggota tim dalam permainan jejaring sosial tertentu tentang apa yang terjadi hari ini.

Namun, hari ini juga hari babak kualifikasi penting tim kami. Jadi, aku merasa bersalah menanyakannya di tengah pertandingan kami. Tapi untungnya, dia menanggapi permintaanku.

Aku tidak punya banyak teman di sekolah, tetapi ada banyak orang yang bisa kau ajak bicara di internet.

Di hari ini dan usia, teman tidak hanya terbatas pada batas-batas sekolah. Kau bahkan bisa menemukannya di internet. Aku, misalnya, tidak repot-repot mencari teman di sekolah.

Btw, aku mengobrol di smartphone dan bermain game di komputer. Aku sendiri tidak pandai mengobrol dengan suara. Jadi, aku mengambil jalan keluar yang mudah.

“Ini bukan bahan tertawaan, Baron-san. Bagiamana jika kau berada di posisiku."

[Aku bisa tertawa karena itu bukan masalahku. Lagipula, apa kau memperhatikannya? Meskipun kau terlihat sangat murung di kelas, mereka mengenalimu sebagai anak yang pendiam. Aku cukup lega]

Itu tentu saja mengejutkanku juga.

Namun, yang lebih mengejutkan bagiku adalah fakta bahwa mereka tahu namaku, daripada keterlibatanku dalam permainan hukuman.

Karena itu, mungkin mereka bahkan tidak mengenali siapa aku sejak awal. Itu sebabnya aku bisa menyelinap keluar dari kelas.

Kemungkinan besar, pengakuan itu terjadi besok.

“Jadi apa yang harus aku lakukan, Baron-san? Mengenai pengakuan game hukuman, aku benar-benar bingung.”

[Tenang saja. Kenapa kau tidak jadian saja dengannya? Kau tidak punya pacar, kan? Dan ditambah lagi, bukankah ini kesempatan bagus untuk kalian berdua? Kau bisa mulai membiasakan diri dengan anak perempuan dan dia juga bisa mulai terbiasa dengan anak laki-laki]

Mau tak mau aku menghela nafas pada isi jawaban Baron-san yang dia katakan dengan sangat nyaman. Betapa lebih mudahnya kalau aku bisa membuat pilihan itu …

[Aku menentangnya! Kamu harus menolaknya, Canyon-san!]

"Aku bisa mengerti kemarahanmu, Peach-san, tapi tolong tenang dulu."

Canyon adalah nama karakterku dalam game. Dan orang yang menyelaku adalah seorang pemain wanita di timku, Peach-san yang berteman baik denganku.

Aku belum pernah bertemu Baron-san atau Peach-san bahkan sekali seumur hidupku. Jadi, aku benar-benar tidak mengetahui identitas asli mereka. Tapi, menurutku Peach-san itu perempuan, mungkin.

[Kenapa? Kalau dia mau mengaku padamu karena sebuah permainan. Kenapa Canyon-san tidak menolaknya saja?]

[Whoa whoa whoa, tenanglah, Peachy..]

Baron-san menenangkan Peach-san yang marah. Kami bertiga adalah satu-satunya yang ada dalam obrolan saat ini dan yang lainnya berada di tengah pertempuran, dengan panik berjuang untuk babak kualifikasi. Jadi, mereka tidak bisa memasuki percakapan kami.

Ini adalah obrolan seluruh tim. Jadi, aku yakin mereka akan melihatnya nanti. Agak menyedihkan untuk memikirkannya, tetapi untuk saat ini, hanya kami bertiga.

Peach-san bilang aku harus menolak pengakuannya, tapi itu tidak mudah. Kalau aku, orang yang muram menolak pengakuannya.

Berapa banyak orang yang akan menjadikanku musuh?

Ini mungkin permainan hukuman, yang berarti kesalahan ada pada mereka. Tapi, itu adalah sesuatu yang hanya bisa dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat dan lebih dari segalanya, Barato-san memiliki keuntungan. Dalam hal posisinya juga.

Menerimanya atau menolalnya keduanya sama-sama neraka bagiku. Itu sebabnya aku berkonsultasi dengan Baron-san.

[Canyon-san, apa kau baru saja memikirkan betapa merepotkannya menerimanya atau menolaknya?]

Seolah dia bisa melihat melalui pikiranku, komentar Baron-san membuat jantungku berdebar kencang. Aku bertanya-tanya bagaimana dia bisa memahami pemikiranku tentang aplikasi obrolan teks saja. Tidak, itu sebabnya aku berkonsultasi dengannya.

[Terima pengakuannya. Kupikir itu akan lebih bermanfaat bagimu]

"Bagaimana kau bisa mengatakan itu akan bermanfaat bagiku?"

[Yah, itu karena kau bisa terbiasa dengan perempuan. Lagipula, dia populer, kan?]

"Ya, dia sangat populer."

Barato-san sangat populer. 

Aku teringat cerita lain tentang dia.

Seorang gadis dengan kepribadian imut dan ceria yang memperlakukan semua teman sekelasnya dengan tangan terbuka. Karena hal ini, beberapa anak laki-laki bahkan mungkin berpikir sendiri secara keliru, "Hei, mungkin dia menyukaiku?" Anak laki-laki dengan pola pikir seperti ini terus meningkat setiap hari.

Kau bisa menggambarkan fashionnya seperti Gyaru. Aku hanya pernah melihatnya memakai seragam sekolahnya. Tapi, dia selalu mendandani dirinya sendiri sehingga dia bisa terlihat semanis mungkin dan roknya sangat pendek memperlihatkan paha mulusnya.

Kerah seragamnya juga tidak dikancing dengan benar, memperlihatkan belahan dadanya yang mewah...Aku mendapat kesan dia bermain-main karena dia selalu berpakaian seperti itu, tapi....

Mengetahui bahwa dia tidak terbiasa dengan pria, itu benar-benar mengejutkanku ……

Karena dia tidak terbiasa dengan pria, dia menolak semua pria tampan yang mengaku padanya, termasuk kapten tim atletik, pria Yankee dan pria yang belajar dengan serius.

Kupikir dia berada dalam posisi untuk memilih dari berbagai macam pria. Tapi, karena dia tidak terbiasa dengan pria, dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk menerima pengakuan mereka.

Jangan melihat orang dari penampilannya saja. Aku harus merenungkan itu.

Dan aku cukup yakin aku bukan satu-satunya yang menganggap celah itu menggemaskan…….tapi tetap saja tidak terduga bahwa dia akan mengaku padaku, bahkan jika itu adalah permainan hukuman.

Seorang pria yang dicampakkan sebulan setelah pacar populernya menyatakan perasaannya padanya harus tetap membuat kesan yang jauh lebih baik daripada pria yang menolak pacar populernya.

[Selain itu ... kau harus menganggap ini sebagai kesempatan]

"…Sebuah kesempatan..?"

Dengan kesempatan, apakah yang dia maksudkan sebelumnya? Tidak, kurasa bukan itu yang dimaksud Baron-san dengan 'kesempatan'.

Kalau kau menerima pengakuannya, kau akan berpacaran dengannya setidaknya selama sebulan, kan? Kemudian selama satu bulan itu…..cobalah membuatnya jatuh cinta padamu][

'B-Baron-san!? A-Apa maksudmu!?'

[Eh?]

Bahkan Peach-san terkejut sampai dia mengeluarkan suara.

[Ini agak kuno bagiku untuk menyebutnya 'over heels,' bukan? Apa aku datang sebagai paman bagimu?]

[Bukan itu yang membuatku terkejut, Baron-san]

Saat itulah Baron-san menjawab dengan sesuatu yang membuatku dan Peach-san terdiam.

[Apa kau masih belum mengerti? Kau memiliki keuntungan yang signifikan dalam semua ini. kau tahu bahwa ini adalah permainan hukuman]

“Ya, aku tahu…..Dan bagaimana tepatnya itu memberiku keuntungan?”

[Kalau begitu, biarkan aku menjelaskannya. Kalau kau tidak tahu bahwa ini adalah permainan hukuman, kau akan berpikir bahwa dia menyukaimu, bukan?]

Dia ada benarnya.

Jika aku tidak tahu bahwa ini adalah permainan hukuman, aku yakin perasaan superioritas ketika dipilih oleh gadis populer di sekolah akan membawa perubahan signifikan dalam pikiran batinku.

“Yah….. perasaan yang menyenangkan dipilih oleh gadis populer dan terbawa suasana karenanya.”

[Itulah sebabnya aku yakin bahwa ketika dia putus denganmu dalam sebulan, kau akan bisa menerimanya dengan tenang karena kau tahu bahwa itu adalah permainan hukuman selama ini]

Tenang……bagaimana aku bisa tenang? Aku tidak akan berkonsultasi dengan Baron-san jika itu masalahnya.

Terlepas dari perasaanku, Baron-san terus mengobrol.

[Kau bisa bekerja keras selama sebulan untuk membuatnya menyukaimu dan kemudian kau bisa mengucapkan selamat tinggal padanya sebagai balasannya atau kau bisa meneruskan hubunganmu dengannya. Aku akan menyerahkannya kepadamu untuk memutuskan apa yang ingin kau lakukan ...... Tapi, kupikir kau akan memiliki pengalaman sekolah menengah yang lebih menyenangkan kalau kau terus berpacaran dengannya]

"Baron-san, bukankah kau menikmati ini?"

[Oh, tentu, aku bersenang-senang. Tapi, kau harus melaporkan kembali kepadaku. Sangat menyenangkan mendengar cerita siswa sekolah SMA saat ini]

Aku menyesal meminta nasihat untuk beberapa saat, tetapi semakin aku mendengarkan pikiran Baron-san, semakin aku menyimpulkan bahwa aku harus menerima pengakuannya.

Mungkin dia memimpin percakapan agar aku setuju, saat aku menerima saran Baron-san, saat aku menyimpulkan bahwa aku harus menerima pengakuan dalam permainan hukuman.

[Ah, tapi ingat, dia masih SMA dan gadis itu tidak terbiasa dengan laki-laki, kan? Jadi, jangan langsung ngajak ngeskuy]

"Aku tidak akan melakukan hal semacam itu!"

Apa menurutmu seseorang yang muram sepertiku punya nyali untuk melakukan itu!!

Aku dipilih karena aku tidak punya nyali atau keberanian seperti itu. Itulah salah satu alasan mereka memilihku untuk permainan hukuman.

Setelah itu, aku melanjutkan mabar sambil menerima catatan dan saran dari Baron-san tentang apa yang harus  kulakukan ketika aku menerima pengakuan. Peach-san menentang gagasan itu sejak awal, tetapi pada akhirnya, dia menyerah dan tidak menulis apa pun lagi di obrolan.

.... Apakah aku membuatnya marah?

Aku yakin dia mengkhawatirkanku. Aku harus meminta maaf padanya lain kali.

Kebetulan, kami mampu memenangkan babak kualifikasi kompetisi tim, setelah itu aku diejek dengan berbagai cara oleh rekan timku yang lain dari log obrolan.

Tapi, itu cerita di lain waktu ……




|| Previous || Next Chapter ||
8 comments

8 comments

  • Unknown
    Unknown
    19/3/22 17:20
    Lagi fokus kurasu de 2banme ya? Wkkwkwkwk Mangat minn!!
    Reply
  • Zae
    Zae
    22/2/22 20:56
    Sudah kutabung 2 bulan
    Gk ada update kah??
    Reply
  • Tear
    Tear
    3/2/22 13:10
    Mirip mirip ....
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    12/12/21 05:56
    👍
    Reply
  • Kang rebahan
    Kang rebahan
    8/12/21 21:53
    Lanjut min,gw tunggu momen manisnya
    Reply
  • Oniscorn
    Oniscorn
    8/12/21 05:39
    Nice, lanjut min
    Reply
  • Lana
    Lana
    7/12/21 22:29
    Ntr ga awokawok
    Reply
  • Nutscracker
    Nutscracker
    7/12/21 21:42
    Gass ngenskuy
    Reply
close