-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Inkya no Boku ni Batsu Game V1 Chapter 2 Part 2

Chapter 2 - Bagian 2
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯

Setelah kami tiba di sekolah, aku dan Nanami langsung pergi ke kelas. Dan, seperti biasa suasana kelas sangat berisik. Satu-satunya kelompok yang tidak membuat keributan adalah dua teman Nanami. ...Ngomong-ngomong, mereka berdua juga datang lebih awal.

Di tengah kelas yang bising, mereka berdua adalah orang pertama yang mendekati kami dengan senyum di wajah mereka.

Nah, sekarang.. Siapa yah nama mereka berdua? 

Aku benar-benar lupa dengan nama mereka..

"Aku tidak menyangka kalau Nanami sangat berani. Berangkat ke sekolah sambil bergandengan tangan seperti itu."

"Muu, Hatsumi! Berhenti menggodaku!"

Gadis yang mendekatiku dan Nanami, dia adalah Hatsumi-san, dia memiliki penampilan dengan rambut hitam panjang agak kemerahan dan mata merah. Dia juga memiliki kepribadian yang lembut dan ramah, kurasa ....

Namun, sorot matanya sangat tajam mengingatkanku pada binatang karnivora yang sedang memburu mangsanya, yang memancarkan keindahan ofensif tertentu untuk itu.

Sama seperti Nanami, dia juga memakai rok yang agak pendek.

“Selamat, Nanami~.”

“Ah, Ayumi, terima kasih.”

Satu lagi, Ayumi-san. Dia adalah gadis tipe seperti Kouhai yang imut dengan rambut pendek pirangnya dan payudara yang cukup besar untuk gadis dengan tinggi rata-rata. Dengan senyum polos di wajahnya dia mengucapkan selamat kepada kami.

Entah mengapa melihat mereka bertiga bersama, membuatku agak gelisah.


Meski begitu, aku tidak percaya bahwa kedua gadis ini datang untuk mengucapkan selamat. Mengetahui kepribadian merekaa, kupikir mereka akan mengejekku atau semacamnya. 

Sebaliknya, mereka benar-benar memberikan ucapan selamat kepadaku dan Nanami atas hubungan kami. 

…Jika senyum mereka ini adalah akting, aku khawatir aku akan mulai kehilangan kepercayaan pada semua wanita.

“Misumai-kun, bolehkah aku meminjamnya sebentar? Aku ingin mendengar lebih banyak tentang detail menarik Nanami…Oh dan kalau kamu mau, kamu juga bisaa bergabung dengan kami kok."

“Tidak, tidak apa-apa. Aku tidak ingin mengganggu pembicaraan kalian .... Sampai jumpa lagi, Nanami.”

Saat aku melepaskan tangannya, dia tampak sedikit kecewa tetapi dengan cepat berjalan keluar kelas bersama kedua temannya.

Nah, karena kita berbicara tentang pengakuan hukuman di sini, mereka hampir tidak bisa membicarakannya ketika aku di hadapan mereka. Dan sepertinya dia sudah tahu bahwa aku akan menolak ajakannya tadi.

Aku melihat tanganku yang kosong setelah dia pergi, menutup dan membukanya, dengan kehangatan tangannya yang masih menempel di sana, seolah menyerap sisa-sisa cahaya.

“Ini ya, rasanya punya pacar ……”

Untuk saat ini, aku meminta Nanami untuk ikut bersama dua temannya sedangkan aku kembali ke tempat dudukku.

Aku meletakkan tasku.

Nah, sekarang apa yang harus kulakukan?

Aku dengan santai melihat sekelilingku yang bising.

Aku bisa melihat beberapa orang di kelas yang tadinya melihat kami dengan rasa ingin tahu sedang gelisah dengan canggung seolah-olah mereka ingin menanyakan sesuatu kepada kami. ...Mungkin tidak akan memakan waktu lebih dari beberapa menit bagi mereka untuk mengerumuniku.

Aku sudah bisa membayangkan pertanyaan yang akan mereka ajukan kepadaku.

Atau lebih tepatnya, apa lagi yang bisa terjadi. …Bagaimana aku harus menanggapi pertanyaan mereka? Pertama-tama, apakah aku bisa bertahan sampai Nanami dan dua temannya kembali? Itu mungkin pertanyaan yang lebih penting.

Dan kemudian, orang pertama datang ke tempat dudukku..diikuti oleh yang kedua...dan sebelum aku menyadarinya, teman sekelas yang nama dan wajahnya tidak kukenal berkerumun ke arahku, melontarkan pertanyaan ke arahku seperti anak panah.

Ini pertama kalinya dalam hidupku, aku dikelilingi oleh begitu banyak orang.

Mereka menanyaiku pertanyaan:

"Kenapa kau berpegangan tangan dengan Nanami-san di kelas?"

Semua orang berbondong-bondong ke arahku, ingin tahu jawabannya.

Sebenarnya, jawaban dari pertanyaan itu juga sesuatu yang ingin aku ketahui… Tapi untuk saat ini, aku akan jujur ​​pada mereka.

“Yah, itu karena kami berpacaran..."

"Mustahil!!"

Menyela ketika aku sedang berbicara ... Aku tidak bisa mempercayainya.

Tidak, ini lebih mirip dengan tangisan sepenuh hati, seolah-olah mereka tidak percaya apa yang baru saja mereka dengar. Tapi sekali lagi, orang biasanya tidak akan percaya bahwa penyendiri sepertiku berpacaran dengan gadis seperti dia.

Ah, aku menambahkan 'seseorang sepertiku' lagi…meskipun Nanami memperingatkanku untuk tidak melakukannya. Yah, aku tidak bisa melakukannya sekaligus. Tapi…aku akan mencoba meningkatkannya secara bertahap mulai sekarang.

Dan kemudian aku menerima rentetan pertanyaan sampai Nanami dan yang lainnya kembali. Jumlah orang di dalam kelas berangsur-angsur meningkat, begitu pula jumlah orang di sekitarku... Pertanyaan yang diajukan kepadaku masih sama.

Saat aku berjuang untuk menjawab rentetan pertanyaan yang dilontarkan ke arahku, kerumunan tiba-tiba terbelah menjadi dua.

Itu seperti adegan dari Sepuluh Perintah Musa. Kerumunan itu pecah dan yang keluar adalah Nanami, Hatsumi, dan Ayumi.

Seperti adegan dalam film, mereka bertiga menerobos kerumunan dan aku hanya bisa mengagumi mereka. Saat mereka bertiga berdiri di depanku, pertanyaan mereka berangsur-angsur beralih dariku ke Nanami.

“Hei, hei, kenapa kau datang bergandengan tangan dengan Misumai? Apa kau memainkan semacam permainan? Kalau begitu, aku juga ingin bermain denganmu, Nanami-san…”

"Hmm, kami 'kan pacaran. Jadi, kalau cuma berpegangan tangan itu normal 'kan?"

Mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Nanami, orang-orang disekitarku langsung menatapku tidak percaya. Ruang kelas, yang tadinya sangat bising, sekarang diselimuti keheningan.

Mata anak laki-laki itu ternoda oleh keputusasaan dan beberapa bahkan jatuh berlutut. Gadis-gadis itu memandang Nanami dan aku secara bergantian dan saling memandang dengan tak percaya.

…Beberapa saat yang lalu, mereka tidak akan percaya apapun yang aku katakan. Tapi, setelah Nanami mengatakannya, mereka dengan mudah mempercayainya……Pengaruh kasta atas sangat mencengangkan.

"Nah, sekarang kalian semua. Tolong jangan ganggu mereka, oke?"

"Itu benar. Ayo, tinggalkan saja mereka.”

“Ah, uhm, terima kasih…Hatsumi dan Ayumi…kan?”

Semua orang dengan enggan kembali ke tempat duduk mereka setelah komentar gadis-gadis itu. Aku berterima kasih pada mereka. Tapi saat Nanami mendengar kata-kataku, pipinya langsung menggembung.

Itu adalah tanda yang sangat jelas bahwa dia marah.

Imut sekali. Tidak, imut tidak cocok dalam situasi ini.

Apa aku melakukan sesuatu yang menyinggung perasaannya?

“...K-Kenapa kamu memanggil Hatsumi dan Ayumi dengan nama depan mereka? P-padahal kamu sebelumnya terus memanggilku dengan nama belakangku.." 

“Ah… itu toh.”

...Kau ngambek ya, Nanami ....

Yah, itu karena aku tidak tahu nama mereka. Aku hanya menyebutkan nama yang kudengar darimu. Aku tidak punya niat lain. Sekarang, bagaimana aku harus bereaksi terhadap cemberutnya yang imut itu…

“Ahahaha, mau bagaimana lagi, Nanami-chan. Soalnya, dia tidak pernah bebicara dengan kita. Namaku Otofuke Hatsumi. Senang bertemu denganmu, Misumai-san.”

“Aku Kamiechi Ayumi. Senang bertemu denganmu, pacar Nanami.”

“Ah ya, juga. Nah 'kan, Nanami. Aku tidak punya niat lain. Terima kasih, Otofuke-san, Kamiechi-san.”

Aku berbalik untuk berterima kasih kepada kedua orang itu sekali lagi, kali ini memanggil mereka dengan nama belakang mereka.

Kemudian, pipi cemberut yang dimiliki Nanami sebelumnya menghilang bersama dengan suasana hatinya yang buruk, meninggalkan senyum cerah.

Hmm…sepertinya aku kurang memperhatikan sekelilingku… Mulai sekarang aku harus lebih berhati-hati. Mungkin setidaknya aku harus mengingat wajah teman sekelasku dengan nama mereka.

Saat aku diam-diam memutuskan untuk melakukannya, Nanami menarik napas dalam-dalam dan mencondongkan tubuh ke depan untuk menghadapku.

Aroma manis yang tiba-tiba melayang darinya menggelitik hidungku, membuatku gugup.

“Youshin-kun, apa yang kamu rencanakan untuk makan siang hari ini?”

"Makan siang? Aku biasanya pergi ke kantin…untuk membeli sesuatu yang layak untuk dimakan, seperti roti atau semacamnya…”

“Aku sudah menyiapkan kotak bento untukmu hari ini, Youshin-kun. Jadi…um, itu... M-Maukah kamu makan siang denganku?"

Di paruh kedua kalimatnya, Nanami sedikit menyembunyikan wajahnya, seolah malu dan membuat ajakan tak terduga ke arahku.

"Baik, dengan senang hati."

Hanya itu yang bisa kulakukan untuk membalas undangan makan siang tak terduga yang dibuat untukku sementara seluruh kelas menatapku.

Pada saat yang sama, menjadi jelas bagiku bahwa dia membawa tas yang sedikit lebih besar dari kemarin… 

Ini adalah hubungan pengakuan hukuman, kan, Nanami? Bukankah kau terlalu serius dengan hubungan ini?

Aku senang tentang itu, tentu saja. Tapi, itu hanya mengejutkanku sampai-sampai otakku tidak bisa mengikutinya.

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

Istirahat makan siangpun tiba.

Saat ini, aku sedang makan siang dengan pacarku.

Makan siang dengan pacar. Pria mana pun pasti pernah berfantasi tentang itu setidaknya sekali.

Paling tidak, aku, sebagai siswa penyendiri, berfantasi tentang hal itu. 

Fantasi itu gratis.

Itu terjadi seperti ini.

Pacarku dan aku sendirian di atap. Dia tampak sedikit malu dan perlahan membuka kotak makan siangnya. Tapi, dia mengatakan kepadaku bahwa dia membuat sedikit kesalahan ketika membuat bento.

Namun, bertentangan dengan kata-katanya, isi kotak makan siang itu dimasak dengan sempurna dan sangat enak. Aku memakannya dan mengatakan kepadanya bahwa itu sangat enak, yang membuatnya tersenyum dan kami melanjutkan untuk menghabiskan istirahat makan siang yang menyenangkan bersama, mengobrol dan tertawa…

Itu adalah fantasi yang normal. Kupikir itu mungkin fantasi yang bahkan anak laki-laki akan mengerti.

Tapi, aku tidak pernah membayangkan bahwa itu akan terjadi padaku. Aku selalu berpikir fantasi akan tetap menjadi fantasi.

Tapi, itu tidak berakhir dalam fantasi. Itu akan terjadi padaku dalam kenyataan. Bersama Nanami.

Dia mengaku kepadaku karena permainan hukuman, tetapi setelah bertemu denganku, dia datang ke sekolah memegang tanganku dan bahkan membuatkanku makan siang.

Tingkat keseriusannya terhadap permainan hukuman ini tidak normal.

Sudah banyak kejadian yang membuatku merasa seperti ini. Namun, bisakah ini benar-benar diartikan sebagai bentuk dia menyukaiku? Satu dari sepuluh ribu…tidak, bahkan mungkin kurang. Aku pikir aman untuk mengatakan bahwa ada kemungkinan seperti itu.

Tidak…Aku seharusnya tidak terlalu sombong.

Aku tidak ingat melakukan apa pun untuk membuatnya sangat menyukaiku. Sampai saat ini, aku belum melakukan apa pun untuk membuatnya jatuh cinta padaku.

Aku akan ingat bahwa ini mungkin cara Nanami untuk mengejar citra 'pacar idealnya'. Kalau aku tidak berpikir begitu...Aku mungkin tidak akan bisa bertahan sekarang. Terutama dari cara orang-orang melihatku.

Kami berdua saat ini berada di atap saat istirahat makan siang. sekolah kami memiliki atap terbuka. Jadi, tidak jarang orang makan di atap saat istirahat makan siang. Bukan hal yang aneh, tapi…

Pasti ada banyak orang di sini hari ini. Mungkin itu bukan hanya imajinasiku.

“Mn, cuaca hari ini juga sangat mendukung. Oh, ada bangku di sana tempat kita bisa makan. Ayo pergi, Youshin-kun.”

“Oke .”

Aku tidak perlu memberi tahumu mengapa ada begitu banyak orang di sini. Mereka mungkin ada di sini untuk melihatku dan Nanami makan siang bersama. Tapi, meskipun ada begitu banyak orang, sangat sedikit yang berkerumun di sekitar Nanami dan aku.

Semua orang sepertinya telah berkumpul dari jauh untuk menonton Nanami dan aku. Itu seperti fenomena donat yang kita pelajari di kelas.

Kebetulan, Otofuke-san dan Kamiechi-san tidak ada di sini.

Mereka pergi, mengatakan bahwa mereka akan makan siang dengan pacar mereka untuk pertama kalinya setelah beberapa saat. Rupanya, mereka diam-diam menyelinap keluar sekolah untuk bertemu dengan pacar mereka.

Aku diberitahu bahwa sampai kemarin, mereka akan selalu menghabiskan waktu makan siang mereka bersama Nanami. Tapi, sepertinya ada perubahan rencana yang tidak aku ketahui.

Namun, apakah itu cara mereka menjaga Nanami, yang tidak terbiasa dengan laki-laki? Sedikit overprotektif, jika harus kukatakan.

Dan mereka mungkin menyerahkan peran itu kepadaku. Mungkin itu sebabnya mereka tidak ada di sini. Aku merasakan banyak tekanan untuk mengambil peran besar seperti ini.

Tapi lebih dari itu, jumlah tatapan yang aku dapatkan benar-benar parah.

Aku tidak mempermasalahkan tatapan penasaran dari gadis-gadis itu. Rasanya tidak menyenangkan, tapi itu relatif tidak berbahaya dan mereka tampaknya lebih tertarik pada Nanami dibandingkan diriku.

Maksudku, kenapa mereka ingin melihatku?

Jika itu masalahnya, maka mungkin kesadaran diri yang kukhawatirkan.

Masalahnya adalah anak laki-laki yang menatapku. 

Kebencian, kedengkian, dendam, cemburu, penyesalan, kemarahan ... tatapan penuh dengan berbagai emosi diarahkan padaku. Seolah-olah aku bisa merasakan tatapan mereka menembus tubuhku.

Melihat Nanami ada di sini, sepertinya mereka tidak akan menyerangku. Tapi, aku bisa merasakan tatapan mereka padaku, menunggu untuk menyerang kapan saja. Aku hampir yakin bahwa ketika Nanami pergi, mereka akan menyerangku.

Ada ungkapan, "Kalau kau bisa membunuh seorang pria dengan kebencian atau tatapan", 

Aku ingin mengatakan bahwa aku lebih suka menerima tatapan itu.

Kebencian mereka datang untuk membunuhku.

Tatapan mereka akan membunuhku.

Aku bisa merasakan lubang terbuka di perutku.

Aku sangat ingin berteriak pada anak laki-laki di sekitarku untuk tidak khawatir, untuk memberi tahu mereka bahwa Nanami melakukan semua ini murni demi permainan hukuman. Tapi, aku tidak bisa melakukan itu. Jadi, aku harus menanggung rasa sakit ini semua.

“Ada apa, Youshin-kun? Ayo, duduk disebelahku."

Sebelum aku menyadarinya, Nanami sedang duduk di bangku, mengetuk kursi tepat di sebelahnya dengan tangannya, mengundangku untuk duduk tepat di sebelahnya. 

Aku melakukan apa yang dia minta dan duduk tepat di sebelahnya. Dia memiliki dua kotak makan siang kecil di tangannya dan menyerahkan salah satunya kepadaku.

“…Mungkin ini alasan kau bangun pagi-pagi sekali hari ini?”

"…Mnm. Emang kenapa?"

"Ah tidak. Tidak, bukan apa-apa kok. Yah, itu pasti sulit bagimu.”

“Ehehe…..Aku sudah melakukan yang terbaik, lho~"

Pipinya memerah, terlihat sangat malu. 

…Jadi ini bento buatan Nanami, ya...

Dia bangun saat fajar menyingsing hanya untuk melakukan ini untukku…

Aku ingin tahu apa itu. Aku merasa seperti diriku dapat menahan tatapan yang diarahkan padaku sekarang. Mungkin karena kondisi tubuhku yang bagus atau jumlah uang yang kumiliki saat ini…

Tapi aku yakin aku tak terkalahkan sekarang, dalam arti mental.

“Aku benar-benar ingin mengejutkanmu saat makan siang. Tapi, Hatsumi bertanya padaku 'Apa yang akan kamu lakukan kalau dia membawa makan siang sendiri, Nanami?'…Jadi… aku senang kamu tidak membawa makan siangmu hari ini.”

“Aku juga tidak menyangka Nanami akan membuatkanku bento. Aku senang."

Aku mendapatkan uang makan siang dari orang tuaku. Jadi, pada dasarnya aku hanya membeli roti di minimarket dalam perjalanan ke sekolah atau makan di kantin sekolah... Namun, sekarang aku mendapatkan makan siang gratis dari pacarku. Itu sebabya, uang sakuku masih utuh.

Yah, bahkan jika aku membeli makan siangku sendiri, aku pasti akan memakan makanan buatan Nanami. Lagipula, dia sudah repot-repot membuatkanku makan siang. Jadi, mana mungkin aku akan mengabaikannya. 

“Nee, jangan cuma diam saja dong. Aku ingin kamu membukanya."

"Ah, maaf Nanami. Aku akan membukanya sekarang."

Aku membuka bento yang diberikan kepadaku dengan penuh harap.

Kupikir Nanami tidak pandai dalam hal memasak. Aku berpikir bahwa bento yang dia buat agak buruk. Tapi, sebaliknya. Bento buatannya sangat baik dan tampaknya enak untuk dimakan.

"Wow…"

Aku hanya bisa mengeluarkan suara kekaguman. Ini pertama kalinya aku melihat makan siang buatan seorang gadis. Aku bertanya-tanya seperti apa…membukanya mengungkapkan sesuatu yang terlalu indah untukku.

Ada tiga bola nasi kecil lucu yang dibungkus dengan Nori (rumput laut) dan ditaburi Furikake, memberikan tampilan yang sangat berwarna. [TN: Furikake adalah bumbu Jepang kering yang ditaburkan di atas makanan, seperti onigiri]

Telur dadar itu berwarna kuning indah tanpa rasa basah dan berkilauan seperti emas.

Untuk hidangan utama, ada empat potong karaage, dikelilingi oleh selada dan tomat ceri, memberikan warna yang cerah.

Perlahan-lahan aku meletakkan kotak makan siang di bangku sebelum yang lainnya.

Nanami-san memiringkan kepalanya sebagai tanggapan atas tindakanku... Tapi, aku tidak peduli. Tanpa ragu, aku mengeluarkan smartphoneku dan memotret bento didepanku. 

Aku mengambil beberapa gambar berturut-turut, semuanya dari sudut yang berbeda.

“H-Hei!? A-Apa yang kamu lakukan!?”

“Tidak, aku tidak bisa memakan karya seni ini sampai aku mendokumentasikannya. Sangat di sayangkan kalau aku makan."

Meskipun aku biasanya tidak memotret makananku, aku merasa berkewajiban untuk mengambil yang ini. Selain itu, ini adalah bento pertama yang tak terlupakan.

Setelah mengambil sekitar selusin foto, dengan Nanami yang kebingungan di belakangku, aku menyatukan tanganku lagi, puas, untuk kotak bento dari Nanami.

“Kalau begitu, aku makan ya...”

"…Mnm, silahkan."

Nanami menjawab dengan ekspresi sedikit malu di wajahnya. Melihat itu membuatku agak senang.

Onigiri-nya sangat lembut, nasinya sepertinya meleleh di mulutku.

Omeletnya tidak terlalu keras atau lembut dan rasanya manis cocok untuk seleraku.

Singkatnya, semuanya enak.

Aku sangat tenggelam dalam makan. Tapi, aku merasa bahwa aku harus mengatakan sesuatu yang cerdas. Jadi, aku mengambil onigiri kedua dan mengatakan sesuatu sebagai tanggapan.

"Onigiri buatan Nanami sangat lucu. Oh, tentu saja. Ini sangat enak.. Lalu, omelenya juga enak dan terakhir kaarage-nya.. Mereka semua sangat enak."

"B-Begitu, senang mendengarmu mengatakan itu. Tapi, yah. Karena tanganku kecil. Jadi, aku hanya bisa membuat onigiri kecil. Apakah itu cukup?”

Nanami melambaikan kedua telapak tangannya ke arahku dan baru saat itulah aku menyadari bahwa jari-jarinya yang kecil itulah yang membentuk onigiri ini.

…Ini buruk. Aku menjadi lebih sadar padanya. Ada yang salah denganku. Aku tidak bisa memberi tahumu apa tepatnya, tetapi itu buruk! I-Itu benar, onigiri. M-Mereka dibuat oleh tangannya…

Pikiranku sangat kacau sehingga aku kehilangan semua kosakataku. Tapi, aku masih memakan makan siangnya.

Mungkin karena aku terlalu asyik memakannya atau mungkin karena makanannya datang dalam kotak makan siang yang begitu kecil…sehingga aku menghabiskan semua makanan di kotak makan siang itu dalam waktu singkat.

“Terima kasih atas makanannya. Itu benar-benar enak, Nanami."

"M-Muu, kamu terlalu melebih-lebihkan, Youshin-kun."

Melihat dia masih makan, aku menyesal menghabiskan makananku terlalu cepat.

“Tapi, aku senang kamu menyukai bentoku. Lain kali, aku akan membuatkanmu lagi."

"Iyakah?"

"Mnm."

"Itu, aku sangat berterima kasih."

Bento buatan Nanami, benar-benar enak dan dia bilang dia akan membuatkan bento untukku lain kali. Aku sangat menantikan itu.

Ketika aku memikirkan bento buatan Nanami selanjutnya. Tepat ketika itu....

Gugu~ ……。

Perutku keroncongan… pelan, tapi cukup keras untuk didengar Nanami. Wajahku memerah mendengar suara perutku yang keroncongan dan wajahnya sedikit pucat.

“A-Aku minta maaf, Youshin-kun!"

"Eh, kenapa kau meminta maaf?"

"I-Itu.. karena bento buatanku terlalu sedikit untuk. Bagaimanapun, kamu laki-laki. Jadi, wajar saja kalau kamu masih lapar. Maaf, aku tidak memikirkan hal ini."

Dia bergegas untuk meminta maaf kepadaku.

... Sialan, kau perut!

Kenapa kau tidak bisa menahannya? Setidaknya bertahan sampai Nanami kembali ke kelaslah, woi!

Yah, harus kuakui…meskipun aku bukan tipe orang yang makan banyak. Tapi, jumlah ini sedikit tidak mencukupi untukku.

Itu sebabnya, aku berencana untuk membeli roti atau sesuatu di kantin nanti…Tapi, kemudian perutku yang tak berdaya harus melakukan hal seperti itu dan membuatnya malu…

“U-Um, Youshin-kun. Bentoku masih ada. Etto, apa kamu mau?"

Saat aku sedang menegur perutku, Nanami menawariku kaarage yang dia ambil dengan sumpitnya sendiri.


.... Eh? Apa ini? Apa dia bermaksud menyuapiku?

Ini pasti yang disebut "Aah". Aku yakin itu karena aku sudah sering melihatnya di manga.

Mungkin dia juga menyadari hal ini karena wajahnya menjadi merah. Tapi…dia tidak pernah menurunkan sumpitnya. Sebaliknya, dia mengulurkan sumpitnya lebih kuat.

Semua kebisingan menghilang dari lingkungan kami…dan rasanya semua orang memperhatikan kami dengan napas tertahan. Aku yakin itu bukan imajinasiku.

Aku gemetar. Tapi, aku tidak ingin membuatnya menunggu lebih lama lagi. Jadi, aku menggigit kaarage yang dia tawarkan kepadaku, yang tersangkut di antara sumpitnya.

…Aku sangat gugup hingga aku tidak bisa merasakannya…Tapi, aku yakin rasanya lebih enak dari sebelumnya.

Perutku... kau melakukan pekerjaan yang hebat.

Telapak tangannya sedikit gemetar ketika dia menyuapiku.

... Good job, perutku! Aku akan memberimu hadiah nanti!

Setelah dia menyuapiku, Nanami melanjutkan makan siangnya dalam diam.

"Eto, Hatsumi dan Ayumi sering menyuapiku seperti ini.."

“Heh.. heh…..b-begitu…….”

Setelah itu, kami tidak bisa benar-benar melakukan percakapan untuk sementara waktu.

Baru setelah kemerahan di wajahnya dan wajahku menghilang, kami bisa melanjutkan percakapan kami seperti biasa.

Dalam percakapan itu, aku jujur ​​mengatakan kepadanya bahwa jumlah itu tidak cukup.

Aku merasa puas dengan lebih dari satu cara dan mau tidak mau aku ingin makan lebih banyak. Aku tidak ingin menyembunyikan fakta bahwa aku tidak mendapatkan cukup dan perutku keroncongan lagi. Jadi, aku jujur ​​tentang hal itu.

“Kalau begitu, dalam perjalanan pulang hari ini, bagaimana kalau kita pergi berbelanja bersama untuk kotak makan siang untukmu, Youshin-kun?”

Saran tak terduga itu membuatku berhenti berpikir.

“…Bisakah aku mengartikan itu sebagai tanda bahwa kau akan membuatnya lagi untukku besok?”

"Mnm, nggak mau 'ya?"

"Tidak, tidak, tidak. Sebaliknya, aku sangat senang.”

Nada suaranya aneh karena efek kebahagiaan dan amarah. Tapi, dia hanya menggumamkan "Aku senang" kecil dan mengatupkan tangannya di depan dadanya.

Ohh!… Aku merasa jika aku mati disini, aku tidak menyesali apapun.

Aku tidak peduli jika orang-orang yang melihatku membunuhku. Tentunya, aku tidak akan pernah lebih bahagia dari hari ini.

Saat aku memikirkan hal ini, Nanami memiringkan kepalanya, dengan pipinya yang sedikit merah dan bergumam dengan suara rendah dengan senyum malu di wajahnya.

"Ini kencan sepulang sekolah."

......Tuhan, izinkan aku menarik kembali pernyataanku sebelumnya.

Aku akan hidup apa pun yang terjadi!

Meskipun tatapan membunuh dilemparkan ke arahku, aku berdiri sendiri dalam tekadku untuk melakukannya.

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

Sepulang sekolah, Nanami dan aku pergi ke berbagai toko yang menjual barang-barang rumah tangga. Tujuan kunjungan kami tentu saja untuk membeli kotak makan siang yang besar untukku.

Berkat tekadku saat istirahat makan siang, aku berhasil bertahan hari itu. Tidak, tidak ada yang benar-benar mencoba untuk menyentuhku, tetapi itu adalah hari di mana ada banyak permusuhan dan niat membunuh yang diarahkan padaku.

Sejujurnya, aku merasa sedikit tertekan untuk pergi ke sekolah besok.

"Ada apa, Youshin-kun?"

“Ah, tidak, bukan apa-apa."

"Mn? Ah, m-mungkinkah kamu tidak suka bergandengan tangan denganku? Kalau ya, aku minta maaf."

"Tentu saja tidak! Aku sangat senang...bergandengan tangan denganmu, Nanami.”

Seolah mengintip ke wajahku, Nanami di yang berjalan di sebelahku mengatakan sesuatu dengan suara khawatir. Tapi, dia memberiku senyum lega atas jawabanku.

Itu saja sudah cukup untuk membuat kesuraman hari esok tampak menghilang.

Merasakan hangatnya tangan kami yang saling menggenggam, sebuah pikiran positif muncul di benakku. 

..... Besok, aku akan makan siang dengan Nanami lagi!

Kemudian kami mulai memilih kotak makan siang. Kami berdua mulai membicarakan ini dan itu sambil memilih kotak makan siang kami.

..... Rasanya kita seperti pasangan pengantin baru.

Aku berfantasi pada diriku sendiri.

“Kita seperti p-pengantin baru ya ……."

Kegembiraan karena dia memiliki ide yang sama denganku, bersama dengan pipinya yang merah dan ekspresi malunya, sangat merusak.

"Aku ...... memikirkan hal yang sama."

Aku menjawab dengan suara lemah. Tapi, punggungku ditampar oleh Nanami yang wajahnya memerah.

Sungguh rasa sakit yang menenangkan…..Tidak, aku tidak bermaksud menjadi seorang masokis atau semacamnya. Tapi, itu benar-benar membuatku merasa bahagia, seperti semua yang kulakukan membuatku merasa bahagia.

"Hm, ah ini saja. Oke, aku akan membayarnya.”

Ketika Nanami mulai menuju kasir dengan kotak makan siang ditanganna, aku langsung menghentikannya.

Setidaknya aku bisa membeli kotak makan siangku sendiri dan jika harus, aku bahkan akan membayar bahan-bahan untuk makan siang hari ini. Kalau tidak, maka aku akan benar-benar terlihat seperti germo.

Tapi dia menolak untuk membiarkanku membayarnya. Dia bersikeras dengan keputusannya.

Jadi, aku mengatakan kepadanya bahwa aku setidaknya akan membeli kotak makan siangku sendiri dan dia menyerahkannya kepadaku. Tidak, maksudku, sudah jelas, siapa pun akan membayar kotak makan siang mereka sendiri.

Pacar macam apa yang membuat pacarnya membelikan kotak makan siang untuknya ketika dia sudah menyiapkan makanannya. Bahkan aku tahu itu tidak akan terjadi.

Tapi meskipun itu hal yang sangat jelas, wajah Nanami berseri-seri ketika dia menerima kotak makan siang dariku.

"Sepertinya aku mendapat hadiah."

Saat dia memegang kotak makan siang di tangannya, dia berkata, 

“Aku yakin pria tampan akan bisa membalas budi dalam situasi seperti ini.”

...... Sayangnya, aku bukan orang yang bisa melakukan itu.

Yang paling bisa kulakukan adalah menundukkan kepala kepadanya dan berkata, 

“Aku berharap dapat bekerja sama denganmu besok.”

Dia bahkan tidak terlihat tidak nyaman mendengar kata-kataku dan tersenyum kembali, "Aku sudah dipercayakan". Aku bertanya-tanya mengapa dia begitu baik padaku. 

Aku tidak mengerti maksud dibalik senyumannya.

Dalam perjalanan pulang, Nanami bertanya apa yang kuinginkan untuk makan siang besok.

Kupikir apapun yang dibuat Nanami akan baik-baik saja. Tapi, aku mendengar di suatu tempat bahwa mengatakan apa pun adalah pola yang cukup menjengkelkan; untuk saat ini, aku hanya meminta hidangan yang muncul di pikiran.

"Hm, mungkin ... hamburger?"

“Hamburger, ya.. baiklah. Aku akan membuatkannya."

"Aku menantikannya."

Setelah aku mengatakan itu, Nanami tersenyum padaku.

Kami terus berjalan berdampingan, sambil sesekali melakukan percakapan ini dan itu. Dan, tentunya kami juga berpegangan tangan. 

Rasanya kami menjadi lebih dekat daripada yang kami lakukan kemarin. Namun, ada perasaan aneh yang mengganggu diriku.

Kemudian, di stasiun tempat kami bertemu di pagi hari, kami melepaskan genggaman tangan kami.

Saat kami berpisah, Nanami memberitahuku bahwa dia akan meneleponku lagi di malam hari. Aku hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban, tidak bisa membalasnya dengan kata-kata. Mungkin karena perasaan aneh yang terus mengganggu sampai saat ini.

Tapi, yah. Mau bagaimana lagi. Karena aku tiba-tiba menyadarinya.

Satu-satunya alasan dia berpcaran denganku adalah karena permainan hukuman.

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

> (Youshin): Nah, itu saja yang terjadi  hari ini.

Setelah berpisah dari Nanami, aku langsung pulang dan melaporkan kejadian hari ini kepada Baron-san melalu obrolan. Dia mendengarkan penjelasanku dengan baik tanpa menyelaku.

> (Baron-san): Begitu, ya. Sepertinya dia mulai jatuh cinta padamu.

Baron-san mendengarkanku sampai akhir, tapi dia langsung menjawab seolah mengatakan perjuanganku tidak ada artinya. Aku menyangkal kata-katanya, mengatakan itu konyol.

> (Baron-san) Lihat saja, dia mengajakmu berangkat sekolah sambil bergandengan tangan. Yang sebelumnya aku pikir itu tidak mungkin pada minggu pertama. Lalu, dia membuatkanmu bento, kan? Belum lagi, dia bahkan menyuapimu. Jika ini hanya 'permainan hukuman' tidak mungkin dia akan melakukan hal itu, kan?

> (Youshin): Tapi, kurasa kau salah Baron-san.

> (Baron-san): Salah? Tentang apa?

> (Youshin): Tentang dia yang mulai jatuh cinta padaku. Pertama, dia berpacaran denganku karena 'Batsu Game' . Menurutku, dia melakukan semua ini demi bisa membiasakan diri dengan laki-laki. Jadi, kupkir dia hanya mensimulasikannya terhadapku?

> (Baron-san): Meski kau mengatakan itu. Tapi, itu diluar dugaanku, kau tahu? Sebaliknya, aku malah berpikir bahwa dia akan mengatakan sesuatu seperti, 'Aku berkencan denganmu karena permainan hukuman. Jadi, jangan terbawa suasana dan jangan bicara padaku di sekolah'. Yah, hal semacam itu..

> (Youshin): Dia bukan gadis seperti itu. Lagipula, dia 'kan tidak memberitahuku alasan dia berpcaran denganku karena permainan hukuman. Jadi, tidak mungkin dia bersikap seperti itu padaku, kan?

> (Baron-san): Ah, benar juga. Aku melupakan hal itu.

Meskipun sebelumnya dia memberiku nasihat tentang 'cinta'. Tapi, ketika dia membicarakan hal buruk tentang Nanami, itu membuatku agak kesal.

Nah, nuansa seperti inilah yang tidak bisa disampaikan secara tertulis. Aku tahu bahwa Baron-san tidak bermaksud jahat. Mungkin hanya aku yang terlalu berpikiran sempit terhadap situasi seperti ini.

> (Baron-san): Nah, mari kita kesampingkan hal itu. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu.

> (Youshin): Apa itu?

> (Baron-san): Yang ingin kukatakan padamu itu, 'kemungkinan' yang terjadi mengingat kondisinya saat ini.

> (Baron-san): Pertama, dia adalah tipe gadis yang suka mempermainkan laki-laki. Kau pernah dengar itu, kan?

> (Youshin): Aku pernah mendengar itu. Tapi, Nanami bukan gadis seperti itu. Karena ketika mereka memutuskan 'Batsu Game' Teman Nanami mengatakan dia tidak terbiasa dengan laki-laki. Jadi, tidak mungkin Nanami seperti itu.

Itu sebabnya, dia memilihku.. Jika Nanami adalah tipe gadis yang suka memainkan perasaan orang lain. Tidak mungkin dia menolak anak laki-laki yang mengaku padanya. Bahkan, dia akan secara aktif terlibat dalam suatu hubungan sekarang.

Untuk kemungkinan pertama, aku tidak setuju dengan apa yang dikatakan Baron-san.

> (Baron-san): Kemungkinan kedua. Kau bilang, dia hanya berkencan denganmu selama satu bulan, bukan?

> (Youshin): Ya, aku mendengar itu ketika dia berbicara dengan dua temannya, sebelum dia mengaku padaku.

> (Baron-san): Kalau begitu, dia mungkin ingin membuat citra pacar yang idel bagi pria. Dan mengujinya padamu. Dia mungkin tidak peduli kalau kau nantinya jatuh cinta padanya.

Begitu...jadi itulah penampilan ideal seorang pacar Nanami...Kupikir itu aneh karena dia datang padaku dengan sangat agresif, meskipun dia tidak terbiasa dengan pria. Jadi, jika dia memaksakan dirinya untuk bertindak, maka itu masuk akal.

Tapi jika itu benar-benar akting, wanita benar-benar menakutkan. Aku sudah memikirkannya sebelumnya. Tapi, aku cukup yakin dia bisa mencari uang sebagai artis.

Dia cantik, imut, fashionable, memiliki kepribadian yang lembut dan sangat cantik.

> (Baron-san): Kemungkinan ketiga, dia benar-benar jatuh cinta padamu karena kau menyelamatkan hidupnya pada hari dia menyatakan cintanya padamu.

> (Youshin): Kupkir itu skenario yang paling tidak mungkin karena yang kulakukan hanyalah melindunginya agar dia tidak terkena tumpahan air kotor. Apakah ada hal seperti itu… di mana seseorang bisa jatuh cinta padamu karena hal itu?

Jika hanya itu, orang lain juga bisa melakukannya. Apa hal semacam itu bisa membuat seseorang jatuh cinta padamu?

Yah, aku tidak bisa mengatakan bahwa aku tidak berada di bawah belas kasihannya sepanjang hari. Tapi...alasan dia menyukaiku.... masih terasa agak sulit dipercaya.

> (Baron-san): Kemungkinan empat, kau sebenarnya sudah berikarnasi dari dunia lain dan kau mendaptakan kekuatan untuk membuat wanita mana pun yang mengaku padamu jatuh cinta padamu.

> (Youshin): Ha? Kenapa kau malah melenceng dari topik awal?

Melelehkan seorang wanita yang mengaku kepadamu adalah kemampuan yang tidak terlihat dan tidak ada gunanya karena dia sudah jatuh cinta denganmu ketika dia mengaku kepadamu sejak awal. Baron-san, menurutku kemampuan itu agak terlalu aneh.

> (Baron-san): Haha, bisa saja 'kan? Yah, mengesampingkan leluconku tadi. Menurutku, kemungkinan yang ketiga adalah hal yang paling tepat saat ini. Coba kau pikir sendiri, dia rela bangun pagi hanya untuk membuatkanmu makan siang. Jika dia hanya berpikir 'ini hanyalah permainan hukuman' tidak mungkin dia melakukan sejauh itu, kan?

> (Youshin): Uh-huh.

> (Peach-san): Kurasa kemungkinan pertama yang tepat. Kamu harus segera putus dengannya sebelum dia menyakitimu.

Ketika aku sedang mengobrol dengan Baron-san, tiba-tiba teman online-ku yang lainnya. Peach-san memasuki obrolan, tetapi dia langsung menghilang setelah meninggalkan kata-kata itu.

Dia memang sangat keras dengan Nanami, kurasa dia tidak tahan dengan orang yang memainkan perasaan orang lain.

> (Youshin): Kalau aku, yang kedua. Mungkin karena aku adalah tipe orang yang tidak peduli jika 'orang lain' tidak memyukaiku. Jadi, aku bisa melakukan banyak hal dan berakting tanpa mengkhawatirkan lingkungan sekitarku.

> (Baron-san): Yah, kemungkinan dua atau tiga tidak membuat banyak perbedaan dengan apa yang kau lakukan.

“……Itu benar juga.”

Sebelumnya, Peach-san menasihatiku untuk menolak pengakuan Nanami, karena menururnya.. Orang yang mengaku karena sebuah 'permainan hukuman' tidak tulus. Aku tahu, dia mengkhawatirkanku. Tapi, kenyataannya aku juga sama. Aku tidak begitu peduli dengan perasaan orang lain.

Setelah membuatnya menyukaiku selama permainan hukuman ini… apa yang akan kulakukan?

> (Baron-san): Btw, Canyon-san, apa kau sudah berterima kasih padanya karena telah membuatkan makan siangmu?

> (Youshin): Oh, soal itu. Ya, aku memang mengucapkan 'terima kasih'ku, tetapi itu hanya dalam kata-kata. Aku belum melakukan apa-apa sebagai ucapan terima kasihku baik itu berupa barang atau tindakan.

Setelah Baron-san menyebutkan hal itu, aku merasa bersalah.

Itu karena, satu-satunya hal yang kukatakan untuk Nanami adalah berterima kasih padanya karena sudah mau repot-repot membuatkanku bento dan menyuapiku makan. Dia menolak untuk membiarkanku membayar barang atau kebutuhan yang dia perlukan saat membuat bento untukku. Jadi, untuk saat ini.. aku belum melakukan apapun untuk benar-benar berterima kasih padanya.

Ketika aku mengatakan ini padanya, Baron-san menjawab dengan sikap tercengang.

> (Baron-san): Astaga, Canyon-san. Dia itu bukan penjual makan siang atau semacamnya, kau tahu? Kau harus membelikannya makana yang disukainya atau semacamnya. Atau setidaknya lakukanlah sesuatu untuk membalas kebaikannya. 

Oh, begitu, aku tidak memikirkan itu...

Aku tidak tahu ada cara seperti itu. Maksudku, aku sama sekali tidak memikirkannya.... itu benar-benar tidak terpikirkan olehku.

Tidak, kami pulang bersama. Jadi, aku punya kesempatan sebanyak yang aku mau...... Ini semua salahku.

> (Youshin): Kau benar, Baron-san. Setelah kau mengatakan itu, aku marasa malu pada diriku sendiri. Tapi, aku akan mencoba untuk mengungkapkan rasa terima kasihku kepadanya dengan satu atau lain cara.

> (Baron-san): Oh, tunggu dulu, Canyon-san. Jangan terburu-buru. Aku punya ide untuk misimu selanjutnya..

> (Youshin): Apa itu?

> (Baron-san): Misimu selanjutnya adalah mengajaknya kencan Sabtu mendatang.

> (Youshin): H-Hah!? K-Kencan!?

Aku panik dengan kemunculan perintah yang tiba-tiba.

Mengajaknya berkencan terlalu berlebihan, kurasa aku tidak bisa melakukannya…Tapi, dia memberiku perintah. 

Sebelumnya, ketika dalam perjalanan pulang. Nanami menganggap bahwa itu kencan sepulang sekolah. Saat itu, aku tidak mempermasalahkannya karena dialah yang mengajakku kencan.

.... Yah, meskipun kami hanya pergi ke toko yang menjual perlengkapan rumah tangga.

Aku menganggap bahwa itu hal yang normal, karena kita juga dalam perjalan pulang.

Tapi, kalau aku mengajaknya kencan di lain hari.... tingkat kesulitan sangat tinggi

> (Baron-san): Kau tidak perlu berpikir keras. Sebelumnya, dia ingin memiliki hubungan yang setara denganmu, kan? Nah, ini kesempatan bagimu untuk mengucapkan rasa terima kasihmu. Cukup aja dia nonton atau pergi ke akuarium. Itu gampang, kan?

Kencan di bioskop? Akuarium? Dan kau bilang itu sangat gampang untuk dilakukan?

Mungkin bagi kebanyakan orang memang sangat mudah. Tapi, yang kita bicarakan itu 'Aku' yang tidak memiliki pengalaman 'cinta' apalagi mengajak seorang gadis kencan.

Aku yakin tidak bisa melakukan itu. Kau ingin aku melakukan itu untukmu, Baron-san? Seberapa sulitkah itu?

> (Baron-san): Ini mungkin sedikit pramodern. Tapi, kau harus menjadi orang yang membayar untuk seluruh kencan. Kalau kau mengatakan ini adalah ungkapan 'terima kasihmu' karena dia membuatkan makan siangmu, tidakkah dia akan menerimanya dengan mudah? Ditambah lagi, kau mendapat uang makan siang dari orang tuamu…pasti kau bisa menabungnya, kan?

Memang, Baron-san tidak salah, karena Nanami mengatakan kepadaku bahwa dia akan membuat makan siangku setiap hari mulai sekarang.

Aku merasa tidak enak menerimanya begitu saja dan aku merasa bahwa aku jauh dari hubungan setara yang dia bicarakan.

['Itu' mengacu pada dia menerima kotak makan siang tanpa memberikan imbalan apa pun]

Seperti yang dikatakan Baron-san, jika aku ingin terus melihatnya, aku harus membayarnya secukupnya atau aku akan terus berhutang padanya.

Ini adalah hubungan hukuman. Jadi, setidaknya aku ingin tetap setara dengannya. Tidak peduli apa yang akan terjadi di masa depan. Tidak peduli apa hasilnya, aku ingin tulus sampai saat itu.

> (Baron-san): Hari ini, kau hanya berbicara tentang dirimu sendiri. Mungkin karena dia pendengar yang baik. Tapi, besok sebaiknya kau mengenal seleranya. Tanyakan padanya jenis film apa yang dia suka dan apa kecenderungannya.

> (Youshin): Itu sedikit rintangan. Tapi, aku akan melakukan yang terbaik!

Aku tidak bisa benar-benar melihat Baron-san sekarang. Tapi, aku mengepalkan tanganku dan mengambil keputusan.

> (Baron-san): Kalau kau sudah memutuskan film apa yang ingin kau tonton, kau harus memesan tiketnya terlebih dahulu. Kalau kau membelinya secara langsung, dia mungkin ingin membayar tiket filmnya sendiri. Itu sebabnya, lebih baik kau membelinya sebelum kencan.

> (Youshin): Terima kasih atas sarannya. Btw…apa semua informasi itu juga dari…?

> (Baron-san): Tentu saja, aku mengambil semuanya dari Internet.

.... Sudah kuduga, dia mengambilnya dari internet. Yah, baik itu dari internet atau tidak, aku akan mengingatnya untuk saat ini.

> (Baron-san): Pokoknya, kau harus mengajaknya kencan. Hari, tanggal, waktu dan tempat. Itu terserah padamu. Yang penting, kau harus mengajaknya kencan. Jangan cuma diam saja. Kau harus menunjukkan padanya bahwa kau sangat tertarik padanya. Kalau tidak, kurasa dia tidak akan pernah menyukaimu… tidak, tunggu, kurasa dia sudah sangat menyukaimu.

Aku sangat menghargai sarannya. Tapi, aku kurang setuju dengan poin terakhir tentang 'Nanami yang menyukaiku'. Mungkin sebagian karena aku tidak terlalu percaya diri.

> (Youshin): Terima kasih, Baron-san.

> (Baron-san): Ya, semoga berhasil.

> (Baron-san): Oh, ya. Aku cuma mau ngasih satu nasihat lagi untukmu, Canyon-san. Mungkin aku mengatakan kau harus membuatnya menyukaimu. Tapi, alahkah baiknya kalau kau juga menyukainya. Kalau kalian terus berpacaran karena 'Batsu Game' kupikir itu tidak baik. Jadi, kalau kau ingin melanjutkan hubunganmu denganmya. Kau harus mengenal dirinya. Dan juga, kalau kau berhasil membuatnya jatuh cinta padamu dan kau menerima hubunganmu dengannya karena 'Cinta'. Aku sebagai, penasihatmu akan sangat senang. Yah, intinya lakukan yang terbaik, anak muda.

> (Youshin): Ya, aku mengerti. Aku akan melakukan yang terbaik untuk......membuatnya menyukaiku juga.

Aku mengatakan kepadanya bahwa aku akan melakukan yang terbaik dan aku benar-benar berpikir itu akan baik-baik saja dalam hal itu.

Lagipula, aku mulai sedikit tertarik padanya, meskipun aku sadar bahwa hubungan ini dimulai karena permainan hukuman.

Tidak…Aku sebenarnya sangat menyukainya, jika boleh jujur. Aku sangat menyadari hal itu.

…Aku… terlalu mudah. Tapi, mau bagaimana lagi karena aku anak SMA.

Saat aku sedang memikirkan hal ini, aku menerima pesan dari smartphoneku. Pengirimnya adalah Nanami.

> (Nanami): Youshin-kun, nggak apa-apa 'kan kalau aku menelponmu sekarang?

Segera setelah aku melihat pesan itu, aku merasa tekadku meledak dan aku menjadi tidak sabar.

> (Youshin): B-Baron-san!!

> (Baron-san): Ada apa?

> (Youshin): Dia mengirimku pesan, mengatakan bahwa dia ingin menelponku sekarang!! A-Apa yang harus aku lakukan!?

> (Baron-san): Oke, oke, tenang, Canyon-san. Jangan panik. Pertama, angkat saja. Dengar, tetap tenang dan…..bicaralah dengan santai.

Baron-san mengatakan itu padaku, dan aku memang ingat bahwa dia mengatakan bahwa dia akan meneleponku di malam hari.

Meskipun Nanami, orang yang ingin menelponku. Tapi, aku sebagai pria... harus menelponnya terlebih dahulu.

Mengatakan itu untuk diriku sendiri, aku mengirim pesan balasan. "Jangan khawatir, aku akan meneleponmu."

Aku mengirim pesan kepadanya dan ketika aku melihat bahwa dia sudah membaca pesan itu, aku memulai panggilan.

Segera setelah aku mendengar dering pertama, dia dan aku terhubung.

'Maaf mengganggumu larut malam begini, Youshin-kun. Sebenarnya, aku ingin menelponmu secepat mungkin, tetapi aku malah asyik ngobrol dengan Hatsumi dan Ayumi...'

"Nggak apa-apa kok, aku juga agak sibuk tadi."

'Begitukah? Emang habis ngapain?'

"Yah, nggak ngapa-ngapain sih. Paling cuma main game sama latihan kekuatan fisik."

'Hmm, begitu, ya.'

Aku tidak bisa benar-benar memberitahunya bahwa aku sedang berbicara dengan Baron-san tentang apa yang akan kulakukan besok saat aku sedang bermain game. Tapi, aku tidak akan pernah mencoba menyembunyikan hobiku.

Itu saja yang kukatakan padanya. Aku bukan orang yang bisa mengatakan sesuatu yang pintar. Jadi, hanya itu yang bisa kuatakan.

Ini bukan pertama kalinya aku melakukan panggilan dengan smartphoneku. Tapi, ini sangat berbeda karena pihak lain adalah Nanami.

Rasanya seolah-olah Nanami berada tepat di sebelah telingaku, yang membuatku sangat gugup. Nanami memiliki suara yang indah dan meskipun aku hanya mendekatkan smartphone ke telingaku, rasanya aku bahkan tidak berada di kamarku sendiri.

'Latihan otot, ya? Kamu memiliki tubuh yang sangat bagus. Kenapa kamu tidak bergabung dengan klub atau semacamnya? Yah, aku juga tidak, tapi…'

“Aku tidak terlalu pandai dalam kegiatan yang berorientasi pada olahraga. Saat ini, cukup menonton video tentang cara melatih tubuh… Aku tidak menentang aktivitas fisik. Jadi, aku melakukan banyak latihan kekuatan."

'Kurasa aku tahu maksudmu. Kamu begitu tenang. Kamu sama sekali tidak terlihat seperti atletis.'

Suara tawanya yang bergema di telingaku sangat menenangkan.

Tapi, ini tidak baik. Aku mendapati diriku berbicara tentang diriku lagi. Aku perlu bertanya lebih banyak tentang dia ...... Mari kita lihat, topik yang kubicarakan sebelumnya adalah .......

“Btw, apa yang kau bicarakan dengan Otofuke-san dan Kamiechi-san?”

'Eh, yah.. aku membicarkan tentang berbagai hal yang terjadi hari ini. Maksudku, ini pertama kalinya aku pacaran dengan laki-laki… Um, apakah itu aneh?'

Berbicara tentang keanehan, aku harus mengatakan bahwa itu aneh dari awal hingga akhir. Bukan dengan cara yang buruk, tapi dengan cara yang baik untukku.

Dia menolak banyak pria tampan dalam hidupnya dan sekarang dia berpegangan tangan denganku dalam perjalanan ke sekolah; bagaimana mungkin semua itu tidak terlihat aneh?

Tapi suaranya di telepon terdengar agak tidak enak.

Paling tidak, menyebutkan bahwa itu aneh di sini akan membuatnya semakin cemas.......Jadi aku memutuskan untuk memberitahunya apa yang baik tentang itu.

“Aku juga belum pernah berpacaran dengan siapapun, apalagi berangkat sekolah dan bergandengan tangan. Dan juga, ini pertama kalinya aku menerima makan siang dari seorang gadis, itu agak mengejutkanku. Tapi, itu membuatku senang."

Ini adalah kesan tulusku, tidak ada kebohongan. Dalam satu hari ini, banyak hal terbaik yang membuatku senang di SMA sejauh ini telah ditulis ulang.

Sampai saat ini, yang ingin kulakukan hanyalah memenangkan karakter yang mereka inginkan dalam permainan bayangan atau mendapatkan peringkat yang lebih tinggi atau semacamnya......Itu adalah parade yang menyenangkan hari ini, sedemikian rupa sehingga hal-hal itu tampak memudar.

'Iyakah? Tapi, entah mengapa kamu seperti sudah terbiasa dengan perempuan. Kamu memiliki sikap yang tenang saat bersamaku. Apakah kamu benar-benar yakin bahwa aku adalah pacar pertamamu?'

Itu karena aku sudah menerima banyak saran dari Baron-san sebelumnya, bukan karena aku tenang .... Sepertinya, didepan matanya aku seperti sudah terbiasa dengan wanita.

'Dan juga, pas mau berangkat ke sekolah, kamu tiba-tiba ada disana. Padahal 'kan aku siap untuk menunggumu.'

"Yah, seperti yang kukatakan sebelumnya, aku tidak bisa tidur."

'Hmm.. Kalau begitu, saat kamu menyadari bahwa aku mengubah gaya rambutku. Apakah itu secara kebetulan?'

Itu hanya kebetulan, sungguh. Kalau aku tidak mendapat saran dari Baron-san, aku tidak akan menyadarinya dan bahkan jika aku tahu, aku tidak akan mengatakan itu imut.

Yah, aku hanya berhasil mengatakan bahwa dia imut karena dia mendesakku untuk…

“Itu hanya kebetulan, sungguh. Jika saja, Nanami tidak mendesakku, aku mungkin tidak bisa mengatakan 'imut'. Bahkan sekarang, aku gugup karena aku sedang berbicara dengan seorang gadis.”

'Mungkin aku memaksamu untuk mengatakan bahwa aku imut?'

"Tidak, bukan seperti itu. Ketika aku mengatakan bahwa Nanami 'imut'. Itu aku tulus. Yah, ini pertama kalinya aku mengatakan imut pada seorang gadis…… Jadi, aku sedikit malu.”

'Fufu~. Begitu, ya... kamu benar-benar tulus mengatakan itu. Jadi, menurutmu aku ini imut 'ya.. T-Terima kasih.'

Suaranya yang lucu, yang dia gumamkan dengan suara kecil, anehnya tertinggal di telingaku.

Saat itulah percakapanku dengannya terputus untuk sementara.

Sial, bagaimana aku bisa menghubungkan titik-titik dari sini?

...... Tidak, Baron-san mengatakannya sendiri, tanyakan padanya tentang dia. Apa saja, apa saja.......Ayolah, Youshin!

"Oh, ya. Nanami. Apa kamu memiliki hobi?"

'Hobiku? Yah, aku senang membaca buku, menonton film, makanan manis…..dan berbelanja. Yah, kurasa itu bukan hobi sih.'

Ohh! Dia mengatakan film! Baron-san, seperti yang kau katakan!

Aku hanya menonton anime saja. Jadi, aku kurang tahu film yang terkenal. 

Yosh, aku akan menggunakan kesempatan ini untuk menanyakan film kesukaanya!

"Film, ya.. Aku tidak terlalu suka menonton film. Oh, ngomong-ngomong.. film seperti apa yang kau suka, Nanami?"

'Aku? Hmm, aku suka film aksi dan film romantis. Aku tidak suka film yang sedih atau film horor. Yah, pokoknya film dengan happy end. Oh, ya. Apa Youshin-kun suka anime? Atau mungkin film dengan karakter ikonik tertentu di dalamnya?'

Ini cukup jelas kalau kau bertanya kepadaku.

Apalagi aku lupa mengganti ikon karakterku. Nada suaranya di akhir terdengar agak kasar seolah-olah dia sedang menggodaku. Tapi, aku tidak merasa itu tidak menyenangkan sama sekali.

...Aku benar-benar berpikir bahwa agak menyenangkan untuk diberitahu itu dengan nada yang sedikit kejam.

“…Ya, aku suka anime. Apa kau juga suka atau tertarik dengan anime, Nanami?"

'Muu~…seperti yang kupikirkan, kamu masih setenang sebelumnya. Aku berharap untuk mendengar sedikit lebih banyak kepanikan dalam suaramu….yah, kurasa aku hanya perlu menunggu dan melihatnya.'

Itu sama sekali bukan jawaban yang tenang, aku menyerah begitu saja. Tapi rupanya, itu terdengar tenang baginya.

"Jadi, kau suka menonton film' kan, Nanami?"

'Mnm...'

"Btw, apa kau tahu film apa saja yang baru rilis?"

'Hmm.. Sebenarnya, aku ingin menonton film dari adaptasi komik 'Amerika' beberapa waktu yang lalu atai film romantis yang saat ini sedang populer. Tapi, aku tidak jadi nonton karena aku dengar film itu ada adegan s-seksualnya...'

"Oh, bagaiamana kalau kita menonton film itu Sabtu ini?"

'... Eh?'

.... Eh!? Apa yang baru saja kukatakan? Kenapa aku malah tiba-tiba mengajaknya nonton film itu!? Terkutuk kau, Youshin!!

.... Ugh, ini benar-benar buruk. Bukankah itu artinya aku ingin menonton film romantis yang memiliki unsur seksual dengan pacarku...!?

Itu keluar dari mulutku secara refleks, dan Nanami terdiam.....

Oke, aku harus mengatakan sesuatu!

“A-Ah tidak, b-bukan seperti itu. Aku tidak bermaksud mengajakmu menonton film romantis dengan unsur seksual! Um, ingat ketika Nanami mengatakan padaku bahwa kau ingin membuatkanku makan siang setiap hari? Nah, etto.. aku ingin berterima kasih dengan membelikanmu tiket bioskop. P-Pokoknya, aku tidak bermaksud yang aneh-aneh! Anu, Nanami-san? Halo? Apa kau mendengarkanku? H-Hei, Nanami?"

Saat aku mengatakan itu, aku tidak mendengar apapun di ujung telepon. Nanami terdiam tanpa mengatakan satu katapun atas alasnku.

.... Arg! Sial! Baru satu hari pacaran, aku sudah mengacaukannya!

Saat aku merasa putus asa…Aku mendengar suara tawa lucu dari ujung telepon.

'Pfft…Ahahahahaha, akhirnya aku mendengar suara panik Youshin-kun! Mnm! Au lebih suka Youshin-kun yang seperti itu daripada yang sangat tenang. Ini lucu. Pfft, maaf ya. Tapi…'

Menurunkan suaranya sedikit, Nanami melanjutkan kata-katanya. Namun, itu terdengar seperti permintaan maaf.

'Aku benar-benar minta maaf, Youshin-kun. Hari sabtu aku ada janji dengan Hatsumi dan Ayumi. Kita bertiga mau nonton film di hari itu. Kalau aku tahu kamu akan mengajakku menonton film. Seharusnya tadi aku menelponmu lebih awal, Uuuhh..'

Suara sedihnya membuatku sadar bahwa rencanaku telah gagal.

Yah, ini bukan salah Nanami. Ini salahku karena tidak langsung menelponnya.. 

Jadi, wajar saja kalau dia lebih memilih nonton film dengan dua temannya karena mereka yang mengajaknya.

Aku juga tahu, Nanami bukan tipe orang yang akan langsung membatalkan rencananya karena seseroang.

Tapi.. jika aku tidak melakukannya melewatkannya sekarang. Aku tidak yakin aku memiliki keberanian untuk mengajaknya kencan di lain hari.

Terlebih lagi, Baron-san mengatakan 'mengajak pacar mereka kencan' itu sangat penting.

Kalau begitu, satu hal yang harus kulakukan adalah ....

"... Minggu "

'Eh?'

“Apa kau punya waktu luang pada hari Minggu? Kalau iya, apa kau mau pergi kencan denganku? Tentu saja, aku akan membayar semuanya karena ini caraku untuk mengucapkan terima kasih atas makan siangmu.......Aku akan mencari film yang disukai Nanami dan kita bisa menontonnya bersama, bagaimana?”

…Kalau dia menolak ini, aku mungkin akan sangat tertekan. Sebenarnya, aku bahkan mungkin berada di tempat pembuangan selama tiga hari…atau mungkin, seminggu…? Itulah seberapa besar keberanian yang kukumpulkan.

Minggu adalah hari terakhir event di dalam game yang kumainkan. Itu adalah event yang sangat menarik. Tapi, aku akan memilih Nanami daripada event itu.

Setelah keheningan sesaat, aku mendengar suara Nanami yang sedikit samar datang dari teleponku.

'Kencan itu ... untuk menebus ... makan siang?'

"Ya, tapi ini bukan cuma karena makan siang. Aku benar-benar ingin mengajakmu kencan. Jadi, apa kau mau, Nanami?"

'B-begitukah? Kurasa aku harus berusaha lebih keras lagi membuat makan siangmu besok. Aku akan membuat makan siang yang cukup enak untuk dinikmati Youshin-kun dan berterima kasih kepadaku untuk itu.'

"Kalau begitu……"

'Mnm… aku akan menantikan kencan kita pada hari Minggu nanti.'

Aku menahan keinginan untuk berteriak melalui telepon. Tapi, aku membuat pose kemenagan 'Yes!'.

Aku mungkin memiliki senyum paling jelek di wajahku saat ini, ditambah dengan fakta bahwa aku menggerakkan tubuhku dengan cara yang paling tidak nyaman untuk mengekspresikan kegembiraanku. Ini melegakan bahwa dia tidak tahu itu.

'.... Kalau begitu, aku mau tidur dulu, Youshin-kun. Sampai jumpa besok dan selamat malam~'

“Iya, selamat malam, Nanami.”

Tepat setelah aku mematikan panggilan...Aku memulai aplikasi obrolan dengan Baron-san dan yang lainnya lagi.

Aku langsung mengirim pesan ke Baron-san, yang berisi persis apa yang dia prediksi akan kubicarakan dengannya.

> (Baron-san): Jadi, bagaimana hasilnya, Canyon-san?

> (Youshin): Sukses besar! Aku berhasil mengajaknya kencan! Baron-san... ternyata berbicara dengan seorang gadis di malam hari... itu luar biasa.. Malahan, aku sepertinya tidak bisa tidur nyenyak malam ini karena semua kegembiraan yang kurasakan ini!

> (Baron-san): Ya, iya.. Aku ikut senang. Nah, seperti yang kukatakan kepadamu sebelumnya. Kau harus terbiasa dengan perempuan melalui dia.

> (Youshin): Ya, aku tahu. Oh, ya.. Aku cuma mau bilang.. Aku akan pergi ke bioskop dengannya pada hari Minggu, bukan hari Sabtu. Jadi, aku tidak bisa ikut event itu. Maaf...

> (Baron-san): Oh, santai saja.. Apa!? Kau langsung mengajaknya kencan di bioskop!? Aku tahu, aku yang menyuruhmu. Tapi, bukankah itu terlau cepat bagimu? Kau yakin baik-baik saja? Kau tidak memaksakan diri, kan?

Baron-san......Aku juga berpikir begitu. Tapi, aku tidak menyesal.

> (Youshin): Lah? Kan aku sudah bilang tadi 'Sukses besar, aku akan mengaknya kencan'. Lagian, kenapa kau begitu terkejut? Kan kau sendiri yang menyuruhku.

> (Baron-san): Oh, iya. Aku tidak membaca pesanmu dengan teliti, ngampunten. Yah, bagaiamanapun.. Berhati-hatilah dengan kencan pertamamu itu. Jangan sampai mengacaukan suasana. Karena ada beberapa kejadian. Di kencan pertama pasti ada aja insiden yang terjadi. Apalagi, ini kencan pertamamu..

> (Youshin): Santuy, bro! Aku akan memastikan kencan pertamaku sukses! Kau bisa percaya padaku!

> (Baron-san): Yah, kalau kau sudah berkata begitu, maka baiklah.. 

> (Youshin): Terima kasih, Baron-san...

> (Baron-san): Untuk apa?

> (Youshin): Berkat saran yang kau berikan padaku, hubunganku dengannya berjalan lancar.

> (Baron-san): Oh, itu. Santai saja.. Lagian, aku juga mencarinya dari internet. Jadi, itu bukan hal yang luar biasa. Hahaha .... 

> (Youshin): Yah, mari kita kesampingkan itu. Sekarang, mau lanjut mabar atau gimana?

> (Baron-san): Tidak, lebih baik kau tidur. Sudah malam...

> (Youshin): Hmm, baiklah.. Sampai jumpa.

> (Baron-san): Ya

Setelah beberapa menit mengobrol dengan Baron-san. Aku mematikan obrolan, lalu log out dari game.

"..... Kencan pertama dengan Nanami, ya?...."
 
Berbeda dengan kata-kata Baron-san yang sedikit tercengang, aku tenggelam dalam kegembiraanku. Sepertinya aku akan kesulitan tidur lagi malam ini.




|| Previous || Next Chapter ||
15 comments

15 comments

  • Arcturus
    Arcturus
    12/4/22 10:18
    Who is peach and baron san
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    22/3/22 19:45
    Ataukah nanami udh bener² jatuh cinta sama youshin ya, btw lanjutin min semangat!!
    Reply
  • Nabil
    Nabil
    26/2/22 09:17
    lanjut min
    Reply
  • Nabil
    Nabil
    26/2/22 08:12
    lanjut minn
    Reply
  • Oniscorn
    Oniscorn
    13/2/22 11:36
    Lanjut
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    7/2/22 17:49
    👍❤😍
    Reply
  • Scarlet no mercy
    Scarlet no mercy
    4/2/22 11:44
    Lanjut min semangat
    Reply
  • Nasa
    Nasa
    4/2/22 04:38
    Mantap min semangat upload
    Reply
  • Udin
    Udin
    3/2/22 11:42
    Kayanya si baron + peach itu temennya si nanami deh, kyanya ya kayanya.....
    • Udin
      Tear
      3/2/22 15:53
      (2)
      Awal gw kira itu si nanami, krna baron mirip nama belakang si nanami

      Eh trnyata setelah interlude jelas bukan dia, skakak
    Reply
  • Yntkts
    Yntkts
    2/2/22 21:16
    Lanjut min
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    2/2/22 20:24
    Gas lanjut
    Reply
  • Rztgk
    Rztgk
    2/2/22 15:22
    Yang paling saya tunggu..
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    2/2/22 13:57
    Gass
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    2/2/22 13:12
    Mantap, lanjut min
    Reply
close