-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Inkya no Boku ni Batsu Game V1 Chapter 5

Chapter 5 – Masa Lalu, Masa Depan, Dan…


Berapa peluang bertemu keluarga orang lain pada kencan pertama?

Mungkin akan lebih rendah daripada mendapatkan karakter yang aku inginkan di gim online. Aku sedang memikirkan sambil menatap pria yang berdiri di depanku.

Nanami menyebut pria di depan kami ini sebagai Ayahnya. Dia pria besar berotot dan moho maaf, dia sama sekali tidak mirip dengan Nanami.

Dia satu kepala… tidak, mungkin dua kepala lebih besar dariku. Tetap saja, dia terlihat jauh lebih besar dari Shibetsu-senpai, meskipun dia seharusnya lebih pendek darinya. Sekilas, aku mendapat kesan bahwa dia adalah seorang pegulat pro.

"Nanami… Aku akan bertanya padamu sekali lagi. Siapa anak laki-laki di sana itu?"

Terlepas dari senyumnya yang menakutkan, yang tampak hampir mengancam, nada suaranya sangat lembut. Apalagi dia cukup tampan.

Mungkin dia hanya memiliki wajah yang menakutkan.

"Itu… Dia… pacarku…"

Nanami menjawab dengan suara sangat pelan, seolah sedang merenung. Tapi, yang mengejutkan reaksi Ayahnya terhadap hal ini tampak lebih tenang dari yang aku harapkan, meskipun dia terlihat terkejut untuk sesaat.

Kupikir dia langsung meledak karena emosi. Tapi, sang Ayah tampak seperti sedang berpikir sebentar, lalu senyumnya menghilang dan dia mengeluarkan suara pelan. Dia terlihat kurang menakutkan jika tidak tersenyum.

"Begitu, pacarmu 'ya... Ini sudah malam. Tidak baik berbicara di luar seperti ini. Jadi, mari kita bicarakan hal ini dalam rumah."

Aku yakin sisanya akan menjadi pembicaraan keluarga. Dan, aku tidak akan bisa berkata lagi.

"Aku minta maaf karena sudah mengajak Putri Anda jalan sampai jam segini. Jadi, tolong.. jangan marahi dia.."

Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi, setidaknya aku akan meminta maaf atas apa yang telah kulakukan. Aku harap Nanami tidak akan tersinggung sedikit pun.

Di belakangku, Nanami mengatakan 'Tidak, ini bukan salah Youshin, tapi aku yang salah!' Tapi, aku menggelengkan kepalaku dan menghentikannya. Hal ini terjadi karena kecerobohanku dan keinginanku untuk bersama Nanami lebih lama lagi.

Bagi orang tua, wajar jika mereka merasa tidak nyaman jika Putri mereka pulang larut malam dengan orang asing. Aku yakin orang tuanya lebih tahu tentang situasi Nanami.

Sementara itu, Nanami terus memegangi pakaianku dari belakang. Berbalik ke belakang, aku memberikan senyum padanya. Aku ingin memberitahunya bahwa dia tidak perlu mengkhawatirkanku.

... Kira-kira dia mengerti maksudku tidak, ya?

Awalnya aku hendak pulang sesaat setelah minta maaf pada Ayahnya. Tapi, sebelum aku bisa pergi dari sana. Dia mengatakan sesuatu yang tidak terduga.

"Ini sudah malam. Aku akan mengantar pacarmu pulang nanti. Tapi, sebelum itu. Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Silakan masuk."

....Itu mengejutkanku, aku tidak berpikir bahwa dia akan mengundangku masuk ke dalam rumahnya. Terlebih lagi, ini undangan langsung dari Ayahnya. 

Eh? Kenapa? Bukankah mulai sekarang adalah pembicaraan keluarga?

Sejujurnya, aku belum siap untuk menghadapi kedua orang tuanya, terutama Ayahnya. Aku ingin menahan diri dan menolaknya, tetapi setelah aku mendengar Nanami menggumamkan namaku dengan suara kecil. Aku membulatkan tekadku.

Itu adalah nada yang kecil, tipis, lemah… penuh kecemasan.

Yosh, sudah kuputuskan! Aku akan menghadapinya!

"Baik, dengan senang hati saya terima saran Anda. Ah, sebelum itu. Saya minta maaf, nama saya Misumai Youshin dan saat ini saya sedang menjalin hubungan dengan Putri Anda, Nanami."

Aku tidak bisa pulang setelah mendengar suara cemas dari mulut Nanami. Lagipula aku pacarnya. Sudah tugasku sebagai pacarnya untuk melindunginya. Meskipun aku tidak benar-benar yakin apakah perlindungan diperlukan karena ini keluarganya sendiri.

"Aku Ayah Nanami… Barato Genichiro. Senang bertemu denganmu, Mitsumai-kun."

Genichiro-san mengulurkan tangan kirinya dan memintaku untuk menjabat tangannya.

Aku berasumsi berjabat tangan dengan tangan kiri berarti permusuhan, kan? Sepertinya aku belum diterima.. Yah, mau bagaimana lagi, kan? Dapat dimengerti. Kalau kau berurusan dengan anak laki-laki yang membawa Putrimu jalan sampai larut malam, kau pasti merasa cemas dan kesa, kan?

Untuk saat ini, aku akan membalas jabat tangannya.

"Kalau begitu, ayo masuk ke dalam. Tidak baik berbicara di luar dalam cuaca dingin seperti ini..."

Kami mengikuti Genichiro-san saat dia mendesak kami masuk. Jalan kaki singkat ke rumah… Nanami gemetar, seolah-olah dia mengkhawatirkan sesuatu. Melihat Nanami yang gemetar, aku mencoba memegang tangannya.

Aku sedikit ragu untuk berpegangan tangan di depan Ayahnya. Tapi, kurasa tidak apa-apa karena Nanami ada dibelakangku. Dia seharusnya tidak bisa melihatnya di belakangku.

Nanami menatapku dengan heran dan aku memberitahunya dengan berbisik dan tersenyum untuk meyakinkannya.

"(Jangan khawatir, aku di sini bersamamu)"

Mendengar kata-kata itu, gemetarnya berhenti dan dia tersenyum.

... Yup, inilah yang aku suka darinya. Senyumnya sangat menenangkan pikiranku.

Meskipun aku tidak punya nyali untuk mengatakan itu secara langsung.

Tapi, pikiran dangkalku dilihat oleh orang dewasa dan kata-kata tak terduga keluar dari mulutnya.

"...Aku tidak percaya Nanami berpegangan tangan dengan seorang anak laki-laki."

Genichiro-san menahan langkah kakinya dan menggelengkan kepalanya dari sisi ke sisi.

... Apa dia memiliki mata di kepalanya?

Dari nada bicaranya, dia tampaknya tidak marah atau lebih tepatnya dia tampak tersentuh.

Padahal, aku yakin dia akan tersinggung karena aku diam-diam memegang tangan Purinya. Apa ini?

Segera setelah itu, kami memasuki kediaman Barato.

* * *

Di depan pintu, aku bisa melihat seorang wanita, mungkin Ibunya dan seorang gadis menyambut kami.

"Ara ara, selamat datang. Fufufu, aku tidak percaya Nanami membawa anak laki-laki ke rumah~"

"Hm, apa itu pacar Onee-chan? Dia tidak terlihat terlalu mencolok… Tapi, yah... setidaknya dia bukan orang yang kasar. Dan juga, bukankah dia cocok untuk Onee-chan?"

Wanita dengan mata sipit dan senyum lembut... yang terlihat seperti Nanami mungkin adalah Ibunya. Seperti inikah penampilan Nanami saat dewasa?

Di sebelahnya adalah seorang gadis usiaya sekitar gadis SMP dengan tangan di pinggulnya.

Mungkinkah dia adik perempuan Nanami?

Gadis itu juga mirip dengan Nanami. Tapi, matanya sedikit lebih besar dari Nanami. Dia menatap ke arah Kakak perempuannya seolah-olah telah melihat sesuatu yang menarik.

"Kalian berdua kenapa sih..?"

Nanami memberi mereka tatapan bingung saat dia berdiri di pintu masuk. Tapi, mereka saling memandang seolah-olah Nanami tidak bisa dimengerti dan menghela nafas berat.

Dan gerakan itu seperti dua kacang polong. 

"Onee-chan, apa kamu serius mengatakan itu? Kamu hampir tidak menggunakan riasan apapun ketika kamu pergi keluar dengan Hatsumi-san atau Ayumi-san, tetapi sekarang kamu mempersiapkan sebanyak itu…"

"Fufu, benar. Dan, sebelum aku menyadarinya ada satu kotak bento lagi di rumah, meskipun kamu mencoba menyembunyikan dariku. Tapi, setiap kali Ibu melihatmu membuat bento, kamu terlihat sangat senang. Jadi, tidak mungkin Ibu tidak menyadarinya."

Adik perempuannya menggelengkan kepalanya dari sisi ke sisi. Sedangkan Ibunya meletakkan tangannya di pipinya dan memiringkan kepalanya.

Nanami, kau mencoba menyembunyikan dari meraka. Tapi ketahuan, ya?

Setelah digoda oleh dua wanita didepn kami, Nanami bersembunyi di belakangku dengan wajah merah padam. Sementara itu, aku juga tidak bisa memegang tangannya di depan keluarganya dan aku merasa gugup.

Mereka berdua menatap kami sambil tersenyum. 

"Mari kita berhenti di situ. Untuk saat ini, ayo kita bicara di ruang tamu. Oh, ya. Tolong buatkan teh untuknya."

Genichiro-san-lah yang membantu kami. Sedikit bingung dengan bantuan tak terduga, kami langsung dituntun ke ruang tamu.

Sebaliknya, adik perempuannya meninggalkan kami, melambaikan tangannya ke udara dan berkata 'Semoga berhasil, Onee-chan!', lalu pergi ke kamarnya.

Mungkin dia hanya ingin melihat sekilas pacar kakaknya dan setelah menyelesaikan itu, dia tidak tertarik. Menurut pendapatku, aku menghargai pilihannya untuk tidak terlibat masalah.

Kami diantar ke ruang tamu dan duduk saling berhadapan. Nanami dan aku duduk bersebelahan, sedangkan Genichiro-san dan istrinya duduk bersebelahan.

Apa yang aku lihat di depanku adalah Genichiro-san, tetapi dia menatap ke arah Nanami.

"Nanami, ada sedikit hal yang membuatku marah. Apa kamu tahu apa itu?"

Meskipun ekspresinya terlihat tegas, namun suaranya lembut dan tenang. Dia memiliki celah yang besar, tetapi juga tegas.

Mendengar ucapan Ayahnya, Nanami perlahan mulai mengutarakan pikirannya sendiri.

"Karena… aku… tidak mengatakan apapun… tentang pacarku?"

"Tidak, bukan itu. Yah, sebagai seorang Ayah, aku tidak bisa tidak merasa sangat senang tentang hal itu. Terlebih lagi ketika aku mempertimbangkan keadaan Nanami."

Dia tersenyum seolah memberi selamat padanya, bahkan saat dia menyangkal kata-kata Nanami. Perasaanku sedikit mereda saat diberi tahu bahwa dia senang.

Kalau begitu, apa yang membuat mereka marah?

Sepertinya Nanami memikirkan hal yang sama, memiringkan kepalanya.

"Terus apa?"

"Itu karena kamu berbohong kepada kami, Nanami."

.... Berbohong.

Hanya dengan satu kata, aku bisa merasakan kegelisahan Nanami. Dan aku sama gugupnya dengan dia. Karena kata-kata itu juga menusukku.

Tentu saja, kebohongan yang Genichiro-san katakan dan kebohongan yang kita pikirkan adalah 2 hal yang berbeda. Tapi faktanya, Nanami dan aku kesal. Itu berbeda dari apa yang Genichiro-san pikirkan. Dia menganggukkan kepalanya seolah yakin dan menghela nafas sekali lagi.

Tidak ada yang tahu alasan sebenarnya mengapa dia kesal.

Tidak, mungkin aku satu-satunya di sini yang tahu mengapa.

Genichiro-san melanjutkan untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan berbohong.

"Setiap orang memiliki sesuatu yang membuat mereka malu. Jadi, aku tidak akan menyangkalnya seperi yang kamu lakukan sekarang. Tapi, Nanami... kamu berbohong pada kami. Sebenarnya, kamu pergi ke rumah pacarmu, kan?"

"Ugh, i-iya.."

Sesaat, mataku bertemu mata Nanami, yang melirikku ke samping.

Kebetulan, Otofuke-san juga dihubungi saat dia di rumah dan karena itu, Ayahnya mengetahui keberadaan Nanami.

Itu adalah perkembangan yang sering terjadi di manga dan sejenisnya. Tapi jika mereka mengetahuinya sejak awal, tidak ada yang perlu dibicarakan. Akibatnya, hanya membuat orang tua khawatir.

Aku mengambil kata-kata Nanami untuk itu, itu salahku.

"Ayah akan mentolerir kebohongan selama itu hanya kencan. Tapi kalau kamu ingin pergi ke rumah orang lain, terutana pacarmu. Ayah harap kamu bisa memberitahu kami lain kali. Ngomong-ngomong, apa orang tuanya ada di rumah?"

"T-Tidak, orang tua Youshin tidak ada dirumah. Itu sebabnya, aku ingin membuat makan malam untuk Youshin.. Jadi--"

Saat menyebut kata itu, alis Genichiro-san sedikit berkedut. Kata-kata Nanami pasti menyentuh hatinya. Tapi dia tetap tenang.

Aku dapat melihat bahwa dia merasa kesal di dalam. Tapi, dia masih menjaga ketenangannya. Kupikir ini adalah sikap yang mengagumkan untuk orang dewasa.

"Kamu pergi ke rumah pacarmu ketika orang tuanya tidak ada di rumah, benar 'kan? Ayah tahu kamu sulit untuk mengatakan itu. Tapi, Ayah harap kamu bisa lebih jujur dengan kami lain kali. Apa kamu takut kalau Ayah tidak mengizinkannya?"

Mendengar kata-kata Genichiro-san, Nanami sedikit menganggukkan kepalanya. Aku juga sama bersalahnya, karena kupikir mereka akan keberatan. Jadi, aku tidak menghentikan Nanami untuk berbohong.

Bisa dibilang akulah yang membuatnya berbohong kepada orang tuanya.

Sangat tidak lucu bagi kita, yang memulai hubungan dengan kebohongan.. membuat lebih banyak kebohongan lagi. 

Nanami, yang mengira aku tidak tahu, juga merasa bersalah setelah mendengar kata-kata Ayahnya.

Ini mungkin kontraproduktif. Tapi, aku mencoba untuk menutupinya… kemudian Genichiro-san menunduk dan menatapku.

"Yah, ya, aku tidak akan menyangkal bahwa aku mungkin tidak setuju. Tapi, sebagai orang tua, aku ingin kamu jujur ​​kepadaku, ini mungkin egoku sebagai orang tuamu.. Tapi."

Genichiro-san menatap lurus ke mataku. Aku melakukan hal yang sama tanpa menoleh. Mereka tidak mirip sama sekali, tapi dengan cara ini, dia sama seperti Nanami.

Di sinilah aku menyadari bahwa mereka memang Ayah dan anak.

"Setiap kali dia membuat bento, Nanami terlihat sangat bahagia.. ini semua berkatmu. Selain itu, setelah melihatmu berusah payah mengantarnya pulang pada jam ini, kurasa kau adalah pria muda yang baik seperti yang aku bayangkan."

Pipiku panas karena pujian yang tiba-tiba. Kupikir tidak sopan untuk berpaling. Jadi, aku menunggu kata-katanya selanjutnya.

"Kalau saja Nanami memberitahuku bahwa kau adalah orang yang bersamanya. Maka, aku tidak keberatan membiarkan Namami memasak makan malam untukmu."

Dia acuh tak acuh, tetapi dengan senyum di wajahnya, dia menilaiku. Senyumnya membuatku sedikit takut, tapi kata-katanya membuatku merasa lega.

Tapi ternyata hanya sesaat… 

"Tapi, lain cerita kalau ini berubah menjadi menginap semalam di rumahmu, aku tidak akan tahu apa yang akan aku lakukan padamu!"

Saat Genichiro-san selesai mengucapkan kalimat itu, seluruh tubuhku mulai bergetar. Suara lembutnya tetap sama, tetapi untuk beberapa alasan, tubuhku bergerak terlepas dari niatku.

"Sayang, tenanglah.."

"Ahhh, maaf. Aku hanya sedikit terbawa suasana. Aku bermaksud untuk menakutinya.."

Untuk sesaat, benar-benar hanya sesaat, sesuatu yang berbeda dari kemarahan berdiam di mata Genichiro-san dan itu menghantamku dengan keras. Namun, itu membuat tubuhku gemetar terlepas dari apa niatnya.

…Apakah ini… yang mereka sebut niat membunuh?

Rasa dingin menjalari tulang punggungku, emosi yang belum pernah kuterima dalam hidupku sebelumnya.

Jika itu benar-benar terjadi, rasanya benar-benar dingin. Jika seseorang seperti dia akan menyerangku, aku akan berada di belas kasihan mereka.

Salah satu hobiku adalah melatih otot, tetapi itu hanya pada tingkat hobi. Orang ini memiliki tingkat otot yang berbeda dari diriku.

Aku pernah mendengar bahwa otot besar bukanlah otot untuk bertarung. Tapi, bukan itu masalahnya. Kekuatan sederhana darinya sudaj cukup untuk mengalahkanku.

Genichiro-san kembali tenang dan gemetaranku dari sebelumnya hampir tampak seperti sebuah kebohongan.

"Putriku, Nanami yang tidak pernah bergaul dengan anak laki-laki mana pun tiba-tiba punya pacar. Aku tahu sulit untuk mengatakan ini. Tapi, yah.. Ayah senang kalau kamu bahagia, Nanami. Ayah harap kamu mau memberitahu Ayah lain kali.. Yah, aku mengerti perasaanmu.. kamu pasti merasa malu untuk melaporkannya kepada orang tuamu."

Kurasa itu hal yang wajar bagi orang tua merasa khawatir. Saat aku baru menyadarinya, Nanami yang sebelumnya diam di sampingku... tiba-tiba meninggikan suaranya.

"Itu karena kata-kata Ayah!!"

Ini pertama kalinya aku melihat Nanami meninggikan suaranya.

Tidak, bukan hanya hari ini. Aku terkejut dengan penampilannya yang putus asa, yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Dia selalu tersenyum, menggodaku dan bertingkah bodoh. Ini pertama kalinya aku melihat gadis cantik yang begitu putus asa. Wajah sedihnya membuat hatiku sakit juga.

Aku ingin tahu apakah ini pertama kalinya Genichiro-san juga melihat Nanami dalam keadaan seperti itu… dia terkejut pada awalnya, tapi dia tetap diam dan mencoba mendengarkan sisa kata-katanya.

"Aku tidak bisa… mengatakan bahwa aku berpacaran dengan Youshin karena… Ayahku mengatakan beberapa hal aneh."

"Nanami, tenanglah. Maaf, Ayah tidak ingat pernah mengatakan sesuatu yang khusus tentang hubungan asmaramu? Bisakah kamu memberi tahu Ayah apa yang kamu maksud dengan hal aneh tadi?"

Sementara, Genichiro-san membuat ekspresi bingung di wajahnya, Ibu Nanami dengan tenang mengawasinya… Tatapannya juga sedikit 'terkejut'. Ini mungkin pertama kalinya dia melihat Nanami-san seperti ini.

Rupanya, alasan mengapa Nanami tidak memberitahu orang tuanya bahwa dia berpcaran denganku adalah karena situasi keluarganya. Bagiku, itu adalah kejutan.

Aku berasumsi bahwa alasan dia tidak memberitahu kepada orang tuanya adalah karena ini adalah pengakuan hukuman. Tapi, Nanami mengatakan bahwa alasannya ada pada Genichiro-san.

Dalam keluarga dengan kedua orang tua sebaik mereka.. Kira-kira apa yang menjadi permasalahannya, ya?

Tapi, keraguanku langsung terjawab oleh teriakan Nanami selanjutnya. Dia berdiri dan berteriak pada Genichiro-san.

"Saat Ayah mabuk. Ayah mengatakan kepadaku..… bahwa pacarku harus lebih kuat darimu, agar dia dapat di terima Ayah!! Tidak mungkin Youshin bisa mengalahkanmu, itu sebabnya aku tidak memberitahumu!!"

….Eh? Aku harus mengalahkan Ayahnya hanya untuk mendapatkan izin untuk menjalin hubungan dengan Nanami?

Aku terkesan bahwa cerita seperti anime benar-benar ada. Tapi pada saat yang sama, aku putus asa ketika aku membayangkan situasi yang akan kuhadapi jika aku harus melawannya. Aku sudah memikirkannya sebelumnya, tidak mungkin aku bisa menang.

…. Bagi kebanyakan orang, mungkin tidak memberitahu orang lain bahwa kau sedang pacaran dengan seseorng adalah pilihan terbaik. Itu bahkan lebih sulit daripada pengakuan hukuman.

Aku melirik ke arah Genichiro-san lagi. Tidak peduli bagaimana aku melihatnya, aku tidak punya kesempatan. Aku belum pernah berkelahi sebelumnya, apalagi mengalahkan siapa pun, tidak mungkin aku bisa berbuat apa-apa.

Sejak awal, hubungan ini dimulai karena Batsu-Game.. Tidak ada gunanya aku sampai harus melakukan sejauh itu, kan? Aku melakukan ini karena Baron-san mengatakan padaku bahwa aku harus membuatnya jatuh cinta padaku, tapi ini tidak terduga.

Biasanya aku akan menyerah di sini dan mengakhiri hubungan. Aku punya alasan yang tepat, tidak ada yang salah dengan itu. Ya, biasanya.

Tapi, aku ingat apa yang sudah aku lakukan sampai hari ini.

Kami berpegangan tangan, makan siang bersama, melihat penampilan kita satu sama lain selain di sekolah, menonton film bersama, berbicara di kedai kopi dan memasak makan malam bersama.

Meski baru seminggu, banyak kenangan yang sudah aku bangun bersamanya..

Itu sebabnya, demi Nanami... Aku merasa bisa melakukan yang terbaik. Jika aku bisa menantangnya berkali-kali, aku akan terus maju sampai aku menang. Dan aku akan diakui.

Dalam hatiku, aku membuat keputusanku.

Dari teriakan Nanami, keheningan menyelimuti tempat itu. Nanami terengah-engah, mungkin karena efek berdiri dan berteriak. Dan ada air mata di matanya.

Saat aku melihat itu, aku langsung bangun… dan mendapati diriku memeluknya. Aku menghiburnya, lupa bahwa aku berada di depan orang tuanya.

Aku terkejut dengan tindakanku sendiri.

"Jangan khawatir Nanami, jika itu masalahnya… Aku akan menantang Ayahmu berkali-kali sampai dia memberikan restu. Sudah kubilang, kan? Aku tidak akan meninggalkanmu?"


"Youshin…. Uuuu… Mn…. terima kasih…"

Saat aku menghibur Nanami yang menangis…. Ibunya menatapku dengan penuh minat, berkata 

"Ara-ara~"

Sial… aku lupa bahwa aku masih berada di depan orang tuanya!

Aku tidak sabar dan menatap Genichiro-san, tetapi dia menyilangkan tangannya dan memiringkan kepalanya. Dia bahkan tidak menatapku.

Apa? Kenapa dia memiringkan kepalanya? 

"Na-Nanami… maafkan Ayah… Ayah benar-benar minta maaf…"

Aku punya firasat buruk tentang komentar yang agak gagap itu.

Ini adalah firasat yang sangat buruk, seolah-olah premis Nanami salah. Dan firasat seperti itu sering menjadi kenyataan.

Mungkin bertanya-tanya tentang reaksi Genichiro-san, Nanami, yang duduk, juga memiringkan kepalanya. Ironisnya, keduanya terlihat sangat mirip dalam postur kepala mereka yang miring.

Kemudian Genichiro-san membuka mulutnya... dengan ekspresi minta maaf di wajahnya.

"Err, apa Ayah pernah mengatakan itu? Ayah sama sekali tidak mengingatnya.."

Komentar dari Genichiro-san… Nanami, aku dan Ibu Nanami semuanya tercengang. Nanami sangat terkejut.

Itu adalah ekspresi terkejut yang belum pernah aku lihat. Pada saat itu, aku berpikir... bahkan ekspresi terkejutnya cukup lucu.

Tampaknya, Genichiro-san benar-benar tidak mengingat apa yang dia katakan pada Putrinya.

"Ayah…!!"

"Ara, sayang…?"

Saat Nanami, yang tercengang, kembali sadar dan hendak mengamuk dengan ekspresi marah di wajahnya, Ibu Nanami yang duduk di sebelah Ayahnya, membuka mulutnya. Dengan nada yang sangat dingin dalam suaranya, tatapannya beralih ke dia ... ke suaminya sendiri.

Senyum lembut dan ceria yang ada di wajahnya beberapa saat yang lalu tidak berubah. Namun, tatapan matanya sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia tersenyum. Itu sangat menakutkan sehingga membuat tulang punggungku merinding.

"Sayang, apa maksudmu... Kamu melupakan hal yang begitu penting? Aku belum pernah mendengar hal semacam itu lho. Hei, gimana kalau kamu menjeleskannya padaku dan Putrimu, hm?"

"T-T-Tunggu, wahai Istriku! Nanami apa aku benar-benar mengatakan itu!? Aku benar-benar tidak ingat!!"

Mungkin sengaja. Panik dengan suara Istrinya yang mengancam, Genichiro-san meminta bantuan Nanami dan Nanami menjawabnya dengan tatapan dingin.

"Ara, Ayah.. kamu lupa ya? Saat aku masih di SMP...bukankah Ayah pernah mengatakan itu sambil minum dengan Oto-Ani.."

"Siapa?"

.... Oto-Ani? Siapa?

Saat aku memiringkan kepalaku karena tiba-tiba Nanami menyebutkan nama seseorang yang tidak aku kenal. Nanami dengan lembut membisikkan 'Dia pacar Hatsumi.. Kakak iparnya' kepadaku.

Aku meliriknya dan melihat bahwa air mata Nanami sudah berhenti. Sebaliknya, Genichiro-san tanpa sadar memiringkan kepalanya, berusaha mati-matian mengingat waktu yang disebutkan...

Ibu Nanami masih tersenyum dengan tatapan dingin. Di sisi lain, Nanami juga memasang wajah datar dengan tatapan dingin yang membuat Genichiro-san memegangi kepalanya dengan tangan di bawah tekanan seperti itu.

Ada apa dengan situasi ini? Apa yang harus aku lakukan?

Di saat aku mengkhawatirkan pertemuan keluarga yang keluar dari topik pembicaraan awal, tiba-tiba Genichiro-san mengangkat suaranya sambil memegangi kepalanya.

"Ah…"

Dia mendongak, matanya melebar dan keringat dingin mengucur di pipinya dengan cara yang paling tepat untuk menggambarkan "Keterkejutan dan Ketakutan". Sepertinya dia ingat hal apa yang dia katakan pada Nanami di masa lalu.

"Err, mungin aku mengatakan hal itu.."

"Tuh, kan!!? Aku tahu Ayah mengatakan itu!!"

"Kau salah, Nanami! Itu hanya percakapan dengan Soichiro-kun!! Benar, itu hanya untuk menghibur Soichiro-kun!!"

"Heh, menghibur  Oto-Ani…?'

Percakapan terus berlanjut tanpa aku, sebagai topik pembicaraan Genichiro-san, yang mengingat kejadian itu. 

Yah, aku lega Genichiro-san tidak cukup serius ketika dia mengatakan bahwa aku harus mengalahkannya hanya untuk mendapatkan persetujuannya.

Tidak, aku benar-benar berpikir aku mungkin harus pergi ke dojo seni bela diri atau semacamnya. Sepertinya aku tidak perlu melakukan itu.

Setelah itu, penjelasan Genichiro-san berlanjut. Pada awalnya, dia tidak jelas, tetapi saat dia berbicara, ingatannya menjadi lebih jelas dan kata-katanya menjadi kurang stagnan.

"Saat itu dia muak dan khawatir tentang pria yang mendekati adik perempuannya. Jadi, aku mengatakan kepadanya bahwa aku hanya akan menerima pria yang bisa mengalahkanku ..."

"Hatsumi memang cukup populer di SMP. Tapi, apa kalian pernah membicarakan hal semacam itu?"

"Ah. Yah… Memikirkan bahwa adik perempuan itu, yang tergerak oleh kata-kata Soichiro-kun, akhirnya akan berkencan dengan saudara tirinya dengan tujuan menikah setelah menjadi siswa SMA… Terlalu tak terduga…"

Apa kau tidak mendorong punggung mereka ...?

Tidak, menurutku itu bukan hal yang buruk. Kisah cinta Otofuke-san dan yang lainnya mirip seperti di manga. Karakternya terlalalu banyak, mereka adalah saudara tiri

Sambil mengerutkan kening pada kebenaran, Nanami meletakkan jari-jarinya ke pelipisnya, seolah mencoba menahan sakit kepala. Kemudian dia menatap Genichiro-san dengan pandangan ke samping, terlihat sedikit terkejut.

"Itu berarti Youshin tidak perlu melawan Ayah untuk berkencan denganku?"

"Ya, aku bersumpah dengan otot-ototku yang terlatih dan Istriku, yang sangat aku cintai. Aku tidak berlatih untuk melawan siapa pun sejak awal."

Dia menunjukkan kekuatannya sendiri sambil merangkul Istrinya. Istrinya terlihat senang dengan pipinya yang menggemaskan.

Senyumnya benar-benar berbeda dari senyum dingin yang dia miliki sebelumnya. Bahkan Genichiro yang sebelumnya tersenyum canggung atau takut, mulai rileks.

Mungkin itu tidak dimaksudkan untuk menjadi ancaman sampai beberapa saat yang lalu. Nanami merasa lega dan menepuk dadanya. Tapi, aku punya pertanyaan lain.

"Um... Ayah Nanami-san.."

"Oh, apakah ini adegan klise 'Kau tidak pantas memanggilku ayah mertuamu?' Tidak, kau tidak perlu formal denganku.. Panggil saja aku dengan namaku, Misumai-kun."

"Begitu.. Yah, dengan senang hati aku akan mengikuti saranmu. Genichiro-san, kau sangat melatih otot-ototmu, bukan? Mungkinkakau seorang pegulat pro?"

"Tidak, aku hanya seorang pengusaha biasa, kau tahu?"

Prediksiku salah. Kupikir tidak akan ada pengusaha biasa dengan otot seperti itu dan kupkir dia adalah petarung seperti Oto-ani.

"Lalu, darimana kau mendapatkan otot-otot itu? Apa kau sering berolahraga? Aku melakukan beberapa pelatihan otot sebagai hobi juga. Tapi, hasilnya tidak sejauh itu.."

"Ah, kalau dipikir-pikir.. Aku pernah melihat otot perutnya.. itu mulai terbentuk, meskipun tidak seperrti milik Ayah."

Saat Nanami mengatakan itu, aku merasakan suhu di dalam ruangan turun drastis.

Aku tidak perlu memberitahumu bahwa ... penyebabnya adalah niat membunuh dari Genichiro-san. Ini juga lebih kuat dari sebelumnya. Itu membuat tubuhku gemetar, tidak sedikit, tetapi lebih dari sebelumnya.

"Misumai-kun.. Kau, jangan bilang kau sudah menunjukkan kepada Putriku bagian atasmu?! Dalam situasi apa? Tidak, tidak.. Itu tidak mungkin.. Bukan dalam keadaan semacam itu, kan? Iyakan? Aku bisa mempercayaimu, kan?"

Dia kesal, frustrasi atau setidaknya, imajinasinya telah pergi ke arah yang benar-benar salah. Aku merasakan urgensi yang menular, meskipun aku tidak merasa bersalah.

"B-Bukan seperti itu, kau salah paham! Karena suatu alasan, aku berbaring di UKS. Saat itu, pakaian seragamku basah dan Sensei melepas pakaian atasku.. Dan, kebetulan Nanami melihatku!"

"Itu benar! Youshin menyelamatkanku! Jangan membayangkan sesuatu yang aneh! Kami bahkan belum berciuman!!"

Yah… aku memang kita sudah berciuman.. secara tidak langsung…. Bukankah begitu, Nanami? Kenapa kau tersipu malu dan meletakkan tanganmu di mulutmu setelah mengatakan itu?

Bahkan jika dia mengizinkanku berkencan dengan Nanami, kurasa dia tidak akan memaafkanku untuk perilaku seperti itu, bukankah itu kontraproduktif dengan Genichiro-san…?

Tapi, aku tidak yakin apakah dia percaya dengan kata-kataku, tetapi Genichiro-san menarik kembali aura pembunuhnya. Sebaliknya.dia menyipitkan matanya pada Nanami dan mengeluh pahit

"Nanami, Ayah percaya kata-katamu kali ini. Tapi, kalau kamu berbohong lagi, Ayah juga akan meragukanmu. Sebagai seorang Ayah, aku ingin memercayai Nanami. Pokoknya, lain kali kamu harus memberitahu kami dulu kalau ingin pergi kencan dengan Misumai-kun. Sehingga kami bisa merasa aman."

"Yah~ Ibu sih lega kalau pacar Nanami itu Youshin-kun. Dia juga manis. Meskipun dia berbeda dari Ayahmu. Sepertinya dia memiliki otot yang terlatih. Hmm, mungkin dia mirip Ayahmu ketika masih di sekolah?"

Nanami tersipu mendengar kata-kata ibunya dan merosot, tidak menyangkahnya. 

....Ya, memiliki keluarga yang rukun itu bagus.

Aku tersenyum kecil dan Nanami memberiku sedikit tatapan tajam.

"Sebenarnya… ada alasan mengapa Nanami membenci anak laki-laki dan alasan mengapa aku mulai melatih otot-ototku.."

Genichiro-san tiba-tiba mulai menjawab pertanyaanku sebelumnya. Itu tentu saja dari topik awal kami, tapi itulah yang ingin aku tanyakan sejak awal.

Dengan tangan terlipat di depan wajahnya seperti seorang komandan dari karakter anime, Genichiro-san diam-diam mulai berbicara.

"Nanami… Apa kamu ingat kapan kamu mulai mengalami kesulitan dengan anak laki-laki?"

"Hmm, kupkir itu sebelum aku masuk SMP... mungkin sekitar kelas 6 SD? … sesuatu tiba-tiba membuatku risih dengan anak laki-laki.."

"Benar.. dan, yah saat itu juga aku mulai melatih otot-ototku.."

"Kata Ibu itu mungkin karena masa pubertas. Jadi, aku tidak terlalu memikirkannya… Emang kenapa? Apa itu ada hubungannya dengan Ayah yang tiba-tiba berolahraga?"

Aku melirik Ibu Nanami dan melihat senyum bermasalah di wajahnya.

Aku pernah mendengar bahwa anak perempuan yang lebih tua terlihat kekanak-kanakan bagi anak laki-laki seumurannya… aku ingin tahu apakah aku benar?

Kemudian, seolah mengingat sesuatu, Genichiro-san berdiri dan mengeluarkan album keluarga.

Saat aku membuka album… Aku menemukan banyak foto Nanami saat masih kecil. 

Sungguh menghangatkan hati melihat betapa lucunya Nanami ketika dia masih kecil, tetapi pada saat yang sama, aku juga melihat Genichiro-san saat itu.

….Pada saat itu, Genichiro-san memiliki bentuk tubuh yang sangat, sangat normal. Faktanya, dia lebih kurus dari driku saat ini.

Sungguh menakjubkan melihat usaha kerasnya untuk bisa mencapai titik ini… tubuh manusia bekerja dengan cara yang misterius.

"Seperti yang kau lihat dari foto-foto ini... Dari dulu Nanami itu imut sekali.. Sangat imut, sehingga kau bisa membandingkannya dengan seorang Idol. Kau setuju 'kan, Misumai-kun?"

"Oh, kurasa begitu."

"Tunggu, kalian berdua!?"

Tidak, aku tidak bisa mengatakan 'kurasa tidak' di sini dan itu juga yang sebenarnya aku rasakan. Aku tidak bisa menyangkalnya. Nanami sudah imut sejak dia masih kecil.

Namun, berbeda dengan wajah Nanami yang memerah di sebelahku… Genichiro-san terlihat seperti sedang memakan sesuatu yang pahit.

"Dan… keimutannya itu ternyata menjadi pedang bermata dua. Nanami yang imut mulai diganggu oleh beberapa anak laki-laki seusianya. Dan, hampir saja hal terburuk menimpanya.."

""Eh…?""

Suaraku dan suara Nanami tumpang tindih. Aku melihat wajahnya dan… Aku melihat bahwa dia juga bingung. Hal pertama yang aku lakukan adalah memegang tangannya untuk menenangkannya.

"Youshin…"

Biasanya aku tidak akan melakukan ini di depan orang tuanya. Tapi, aku merasa inilah yang dia butuhkan saat ini. Jadi, aku memutuskan untuk menggenggam tangannya.

….Yah. lagipula, aku sudah memeluk Nanami tepat didepan orang tuanya barusan, sekarang sudah terlambat untuk menyesalinya. 

Yang mengejutkanku, keputusanku untuk menggenggam tangannya adalah keputusan yang tepat. Sebagai tanggapan Genichiro-san dan Ibu Nanami menganggukkan kepala mereka.

"Kalau dipikir-pikir, itu mungkin cara anak laki-laki seusia itu, untuk mendapatkan perhatian dari gadis yang dia suka... Ini adalah cerita yang aku ingat."

Mengganggu gadis yang kau sukai, hanya untuk mendapatkan perhatian gadis itu. Itu pasti hal yang umum di kalangan anak laki-laki seusia itu. Meskipun aku tidak pernah melakukan hal semacam itu, tetapi entah bagaimana aku bisa mengerti perasaan mereka 

"Di tengah semua itu, sebuah insiden… tidak, sebuah kecelakaan terjadi. Untungnya, Sensei-nya segera menolongnya. Mungkin karena kaget, Nanami tidak mengingatnya…"

Genichiro-san tidak memberikan rincian apapun. Dan kata yang akan dia katakan mungkin adalah "insiden", meskipun Nanami tidak menyadarinya. Jadi dia menulis ulang itu sebagai "kecelakaan".

Aku yakin dia sengaja mengubahnya agar Nanami tidak mengingat kejadian itu. Sebagai hasilnya, Nanami hanya memiringkan kepalanya, tampak bingung.

Aku juga tidak akan mencampuri apa yang terjadi. Jika ada kemungkinan untuk menyakitinya, itu bukan sesuatu yang akan kugali juga. 

"Tapi untungnya, aku tidak perlu memaksanya untuk mengingat kenangan menakutkan dan menyakitkan itu. Tapi sekitar saat itulah Nanami mulai takut pada laki-laki."

….Begitu, jadi begitu 'ya ...

Meski ingatannya kabur karena kaget, dia masih trauma dengan laki-laki. Itu sebabnya dia tidak bisa bergaul dengan anak laki-laki pria ... Dia tidak ingat itu sampai sekarang? 

Ingatan semacam itu tidak selamanya kuat. Jadi, kupikir kau bisa mengatakan itu adalah berkah tersembunyi?

"Saat itulah aku mulai melatih tubuhku... untuk melindungi Nanami dari apapun. Aku juga mengambil kursus seni bela diri untuk menunjukkan kepada Nanami bahwa tidak semua laki-laki menakutkan. Soichiro-kun adalah salah satunya."

".... Ah, kalau dipikir-pikir. Pertama kali aku bertemu dengan Hatsumi juga di Dojo saat aku mengikuti Ayah."

"Benar.. Dan, berkat itu.. Nanami diberkati teman-teman yang baik dan bahkan ketidaksukaannya terhadap pria mulai berkurang dari waktu ke waktu.. Sampai, hari ini.. Dia membawa pulang pacarnya."

Nanami memejamkan matanya merasa nostalgia, sebaliknya Genichiro-san dan Ibu Nanami menyipitkan matanya, terharu.

Sebelumnya, Nanami pernah mengatakan kepadaku 'tidak ada alasan khusus yang membuatku tidak terbiasa dengan anak laki-laki'

Tapi… ini adalah alasan yang tidak terduga untuk cerita semacam itu. Seolah membenarkan tebakanku, Nanami memegang tanganku dengan sangat erat.

Benar, kurasa Nanami merasa cemas ketika dia mengetahui hal semacam itu pernah menimpanya. 

Itu sebabnya aku…

"Jangan khawatir… Genichiro-san."

Aku membuka mulutku dan aku berani mengubah caraku berpegangan tangan dengan Nanami.

Kami menjalin jari-jari kami satu sama lain ... yang disebut pegangan tangan kekasih. Jantungku berdetak lebih cepat, tetapi aku tidak peduli tentang itu.

Nanami terlihat terkejut dengan itu, yang aku manfaatkan untuk menghilangkan ketakutannya sebanyak mungkin. Tapi, dia tersenyum bahagia dan juga meremas tanganku erat-erat.

"Mulai sekarang... Aku pasti akan melindungi Nanami. Tidak peduli apa yang terjadi, aku tidak akan pernah melepaskan tangannya dan aku tidak akan pernah membuatnya sedih. Aku berjanji padamu di sini. Jadi… sekali lagi… Aku ingin kau menerima hubunganku dengan Nanami."

Aku mengatakan tekadaku sambil menatap mata Genichiro-san dan saat itu aku melihat matanya melebar karena terkejut. Lalu aku melihat Nanami dan Ibunya, mereka tampak senang.

Terutama Ibu Nanami, dia merasa senang ketika aku mengatakan hal itu dengan tangan dipipinya.

…Um, apa aku mengatakan sesuatu yang aneh?

Aku yakin Genichiro-san khawatir. Itu sebabnya, mulai sekarang aku yang akan melindungi Nanami ketika dia jauh dari pandangan Ayah dan Ibunya.

Saat aku melirik ke samping, aku bisa melihat dengan jelas wajah Nanami memerah dengan mulut setengah terbuka, tidak bisa berkata-kata.

"Ara-ara~, Ibu sih sudah mengakui hubungan kalian, loh.. Tapi, saat kamu mengatakan itu lagi, entah mengapa Ibu menjadi malu ... Ufufu ... lamaran yang sangat menarik."

"...Begitu, ya .. Apa akhirnya aku punya menantu? Kupkir aku sudah siap untuk itu, meskipun aku merasa senang dan sedih. …Kalau kau memang sudah siap untuk melangkah sejauh itu. Sebagai Ayahnya, aku mengakui hubunganmu dengan Putriku, Misumai-kun."

Aneh? Reaksinya jauh dari harapanku... Dan juga, lamaran? Apa yang mereka katakan..?

…Aku memikirkan kembali kata-kataku sendiri.

Melupakan bahwa hubungan kami dimulai karena Batsu-Game. Awalnya, kupikir aku harus meyakinkan Nanami.. agar dia tidak khawatir lagi. Itu sebabnya, aku mengatakan hal itu, tetapi sepertinya kata-kataku di anggap sebagai lamaran. Tergantung bagaimana kau melihatnya.

Aku melihat orang-orang di sekitarku, khawatir bahwa aku adalah pengganggu, tetapi reaksi mereka ...

Nanami yang duduk di sebelahku memiliki kilau di matanya, seolah terkesan.

Genichiro-san menyeka air matanya dengan lega. Sebaliknya, Ibu Nanami memiliki senyum indah di wajahnya.

Semuanya terlihat sangat senang setelah mendengar kata-kataku.

Aku bertanya-tanya bagaimana Nanami menerima kata-kataku? 

Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, tetapi reaksinya tampak sangat bahagia, yang membuatku sedikit bingung.

... Yah, terserah. Aku hanya harus melakukan yang terbaik untuk melindunginya mulai sekarang. Dalam hal ini, tindakanku tidak akan berubah.

Aku akan membuat Nanami menyukaiku. Itu tujuanku.

Aku menjabat tangannya dan dia membalasku dan kami berjabat tangan erat. Kali ini jabat tangan itu… juga dengan tangan kiri kami.

"Ahh, maafkan aku jika aku memberikan kesan buruk padamu. Sebenarnya, aku kidal dan saat aku berjabat tangan dengan orang-orang, aku cenderung menggunkan tangan kiriku ini.. Maaf, aku tidak bermaksud buruk.."

Sebelumnya, aku bertanya-tanya apakah dia benar-benar tidak setuju bahwa aku menjalin hubungan dengan Putrinya... tetapi sepertinya itu salah paham. Jadi, hubunganku dengan Nanami sudah resmi disetujui oleh orang tuanya.

…Tidak, hari ini adalah kencan pertamaku. Bagaimana bisa? Aku tidak tahu karen aku belum pernah berpacaran dengan seorang gadis sebelumnya, tetapi apakah ini normal untuk hubungan kencan?

"Nanami, mulai sekarang…"

Aku hendak memanggil Nanami di sebelahku. Tapi, saat itulah aku menyadari bahwa dia bertingkah aneh.

Setelah mendengar kata-kata seperti lamaran yang aku buat, wajah Nanami masiu tersipu malu dan sederhananya... dia bertingkah aneh.

"Nanami? Apa kau baik-baik saja? Kau terlihat seperti kebingungan?"

"Mn…"

"Nanami, kamu menggunakan gyoza ini untuk bento besok, kan? Ibu akan menaruhnya di lemari es, oke? Fufu, kalian terlihat seperti pasangan yang baru menikah~"

"Mn…"

"Nanami… Misumai-kun… tidak, haruskah aku memanggilnya Youshin-kun… Apa kamu menyukai Youshin-kun? Apa kamu mencintainya?"

"Mn…"

Tidak peduli apa yang kami tanyakan padanya, yang dia katakan hanyalah "Mnn.." tanpa peduli di dunia.

Ibunya dan Genichiro-san memanfaatkan hal ini untuk menggoda Putrinya.

Itu juga membuatku sedikit malu.. Jadi, bisakah kalian menghentikan itu?

Kemudian Nanami tidak kembali untuk beberapa saat dengan seringai di wajahnya, meskipun aku tidak tahu apa yang dia pikirkan.

…Yah, dia imut sekali. Kira-kira apa yang dia pikirkan, ya?

"Hm… Nanami sangat tersentuh oleh kata-kata Youshin-kun sehingga dia seperti jatuh ke dunianya sendiri. Ini akan lama sebelum dia kembali ke dirinya sendiri. Jadi, aku akan mengantarmu pulang."

"Ah, maaf. Um, Genichiro-san… maaf sudah merepotkanmu.."

"Youshin-kun, kamu bisa berkunjung kapan saja, oke? Kamu juga bisa berkencan dengan Nanami di kamarnya kali ni? Oh, tapi.. jangan melewati batas, oke?"

"Uhm, Ibu Nanami-san… Terima kasih."

Aku tidak punya nyali untuk melakukan itu. Jadi tidak perlu khawatir, tetapi ibu Nanami-san sepertinya menyambutku dengan tangan terbuka.

Aku sangat berterima kasih padanya untuk itu, tetapi pipi ibunya sedikit membusung frustrasi mendengar ucapan terima kasihku.

"Ara-ara, apa kamu tidak mau memanggil Ibu mertuamu dengan namaku? .... Yah, aku belum memperkenalkan diri, kan? Aku Ibu Nanami, Barato Mutsuko. Ufufu, tolong panggil aku Mutsuko-san, Youshin-kun?"

"A-Ahaha… senang bertemu denganmu… Mutsuko-san."

Mutsuko-san sedang memiringkan kepalanya dengan jarinya di pipinya sendiri dengan gerakan yang lucu. Gerakan itu mengingatkanku pada Nanami. Kurasa mereka berdua mirip satu sama lain.

Mutsuko-san juga terlihat sangat muda sehingga jika mereka berdiri berdampingan.... dapat dimengerti jika ada yang menyebut mereka Kakak-adik.

Oh, ngomong-ngomong. Siapa nama adik perempuannya? Aku harap kita bisa akur karena dia adik perempuan Nanami...

"Maaf sudah merepotkanmu, Nanami. Kalau begitu, aku pulang dulu 'ya? Aku akan meneleponmu nanti, oke?"

Mendengar kata-kataku membuat Nanami sadar kembali dari dunianya sendiri. Tapi, dia sepertinya tidak terlalu mengingat apa yang baru saja terjadi. 

Dan… 

"Eh? Kamu mau pergi ke mana Youshin? Kan kita sudah sudah hidup bersama… ah…"

Nanami menutup mulutnya dengan tangan, seolah mengatakan 'Bukan apa-apa!'.

Rupanya... Dalam dunianya sendiri, Nanami mengira aku dan dia sudah tinggal satu atap.. Aku ingin tahu seberapa jauh dia membayangkan situasi semacam itu..?

Tapi tetap saja.. aku tidak berpikir Nanami memiliki fantasi semcam itu.. Tidak, haruskah aku merasa senang?

Sementara itu, Genichiro-san dan Mutsuko-san memperhatikan Putri mereka dengan senyum seperti seringai.

"Nanami, Ibu pikir terlalu dini bagi kalian tinggal bersama.."

"Nanami, yang tidak terbiasa dengan laki-laki… sebagai seorang Ayah rasanya rumit… Tapi, mari kita ucapkan selamat padanya…!!"

Mendengar kata-kata orang tuanya membuat wajah Nanami semakin merah pada, tetapi dia masih menempel padaku dan meremas tanganku dengan kuat.

"Sampai jumpa besok!"

Dia berteriak keras dan riang untuk menghilangkan seringai orangtuanya dan tersenyum padaku.

Aku khawatir tentang dirimu karena kami berbicara tentang kenangan yang menyakitkan. Tapi, sepertinya Nanami baik-baik saja.

"Ya, sampai jumpa besok, Nanami. Genichiro-san, mohon bantuannya. Mutsuko-san, maaf sudah merepotkanmu.."

"Eh, tunggu tunggu, sejak kapan kamu memanggil Ibuku dengan namanya? Apa yang terjadi di antara kalian?"

…Ah, Mn.. dia memang tidak mendengarkan percakapan kami barusan... Bagaimana aku menjelaskannya padanya?

Saat aku berpikir... Mutsuko-san meraih kedua ketiak Nanami dengan tangannya dan menyeretnya ke belakang seperti semula.

"Ara-ara, Nanami, kemarilah. Ibu ingin mendengar hubungan kalian sudah sejauh mana..? Ufufu, pembicaraan cinta dengan Putriku.."

"Tunggu, Bu, tolong katakan padaku apa yang terjadi diantara Ibu dan Youshin! Dan juga, berhenti menggelitiki ketiaku! Ketiakku sangat sensitif, tau!! Hentikan, Bu!!"

Oh, ketiaknya sangat sensitif, ya.. Oke, aku akan mengingatnya. 

Mutsuko-san membawa Nanami masuk ke dalam rumah. Tidak mungkin bagiku untuk menyelamatkannya dari tempat itu. Jadi, aku hanya memberinya lambaian ringan padanya. 

Nanami, mungkin melihat situasi dengan seksama, melambai ke arahku dengan senyum masam.

"Dia sangat senang karena dia bisa membicarakan soal cinta dengan Putrinya. Lagi pula, dia selalu mengharapakan itu.."

Dengan pandangan yang agak jauh di matanya, Genichiro-san memberitahuku ini sambil tersenyum.

Aku langsung pulang dan Genichiro-san menawarkan untuk mengantarku pulang. Dalam perjalanan pulang, aku dengan hati-hati bertanya-tanya apa yang harus aku katakan kepada Ayahnya ...

Genichiro-san berbicara padaku dengan ramah. 

Ini adalah cerita tentang episode lucu Nanami di masa lalu, kisah ketika dia mulai menggunakan fashion galnya, cerita tentang bagaimana dia takut padanya ketika dia mencoba melindungi Nanami, wajahnya tidak bisa kembali normal ... 

Aku belajar banyak hal.

Aku merasa bahwa Nanami adalah pendengar dan pembicara yang baik, mungkin seperti Ayahnya. Dia tidak pernah memutuskan percakapan dan dia berbicara dengan ramah tanpa membebani. 

Aku dapat menyimpulkan, Nanami memiliki wajah yang cantik dari Ibunya dan kepribadiannya yang lembut dan ramah dari Ayahnya. Sudah kuduga, mereka adalah keluarga yang baik.

Dan akhirnya… Genichiro-san memberitahuku ini.

"Kau adalah orang pertama selain keluargaku yang tahu tentang masa lalu Nanami. Youshin-kun. Ini adalah sesuatu yang bahkan teman-temannya tidak tahu."

Fakta bahwa dia mengajariku sesuatu yang bahkan tidak diketahui oleh teman Nanami memberi sedikit tekanan pada punggungku.

"...Kenapa kau mengatakan itu padaku?"

Setelah jeda singkat, Genichiro-san memberitahuku alasannya… dengan nada lembut.

"Ah, benar juga. Youshin-kun, kau sepertinya selalu bertindak dengan memikirkan Nanami. Bahkan saat aku muncul entah dari mana, kau adalah orang pertama yang melindungi Nanami di punggungmu dan ketika dia cemas, kau akan menggenggam tangannya atau memeluknya... Melihatmu seperti itu, aku menilai kau sebagai pria yang layak untuk kupercayai."

"Maaf soal itu… Ini pertama kalinya aku bertemu denganmu. Tapi Genichiro-san, apa kau yakin begitu cepat mempercayaiku?"

"Aku pandai menilai orang lain… dan… aku mempercayaimu karena kau mengatakan hal seperti itu."

Aku merasa seperti berada di bawah tekanan yang lebih besar. Harapannya berat. Aku bukan orang yang hebat. Memang benar aku selalu memikirkan Nanami. Tapi, itu karena aku juga berbohong padanya… 

Tidak, aku tidak bisa tidak memikirkannya sekarang. Aku merasa parit itu semakin banyak terisi. …Aku yakin ada bagian dari diriku yang tidak mempermasalahkan itu.

Kami kemudian melanjutkan percakapan kami dan aku terkejut mendapati diriku bertukar informasi kontak dengan Genichiro-san di tengah pembicaraan.

Apakah normal untuk bertukar informasi kontak dengan Ayahnya?

Dia mengatakan kepadaku untuk menghubunginya kapan saja aku membutuhkan bantuan ...

Nah, mari kita ambil positif bahwa kita sekarang memiliki sekutu yang dapat diandalkan.

Beberapa menit setelah itu, akhirnya aku sampai di rumahku.

Aku menyalakan komputer seperti biasa dan login ke gim yang sering aku mainkan. 

Oh, event hari ini hampir selesai. Mari kita bergabung sebentar...

Segera setelah itu, aku memberikan rekap singat kencanku hari ini pada Baron-san.

> (Youshin): ... Dan begitulah, orang tuanya sudah merestui hubungan kami.

> (Baron-san): Cepat nikah sana!

Segera setelah aku melaporkannya, Baron-san mengatakan itu sebagai tanggapan. Reaksi seperti itu jarang terjadi.

Satu demi satu, anggota lain mengirim pesan singkat seperti 'Menikah sana!' 'Itu benar, cepat menikah! 'Aku akan merayakannya bersamamu, kawan!' dan sebagainnya.

Tidak, baik aku maupun pacarku belum cukup umur untuk menikah. Jadi, itu tidak mungkin... Meskipun aku tidak akan mengatakannya dengan keras.

> (Youshin): Baron-san, bukankah kau agak terburu-buru?

> (Baron-san): Besok hampir seminggu sejak kalian mulai pacaran, kan? Aku tidak terburu-buru, ada apa dengan kemajuan itu!? Setelah semua itu, yang tersisa hanyalah pernikahan! Uwaa ... Anak muda zaman sekarang menakutkan...

Baron-san tampak sangat sedih.

> (Baron-san): Canyon-kun, kau benar-benar berbohong tentang tidak pernah punya pacar, kan? Aku yakin kau seorang playboy dan semua hal yang aku ajarkan kepadamu sebenarnya tidak berarti apa-apa bagimu, bukan?

Tidak, tidak.. Apa yang kau katakan, Baron-san? Nanami adalah pacar pertamaku, kau tahu? Aku juga tidak populer.. Terlebih lagi, soal fashionku.. Apa kau lupa soal itu? Mana mungkin playboy tidak mengetahui fashion!

Aku masih harus banyak belajar dari Baron-san.

> (Youshin): Aku juga belum pernah menciumnya, kau tahu? Meskipun kami sudah bergandengan tangan.. Maksudku, aku tidak punya keberanian untuk melakukan itu!

> (Baron-san): Oooi, bukankah urutannya salah? Kenapa kau melewatkan ciuman dan malah menyapa orang tuanya terlebih dulu? Kau bahkan melamarnya!? Astaga, kau bahkan jauh lebih cepat dalam percintaan daripada Senpai-mu ini!

Tidak, bertemu dengan orang tuanya adalah sesuatu yang tak terhindarkan, dan kata-kata itu bukanlah sebuah lamaran..

Yah, aku meninggalkan sebagian besar penjelasan untuk itu. Jadi, sepertinya aku melamarnya. Kurasa itu tidak bisa dihindari.

Seperti yang aku pikirkan, aku tidak bisa melaporkan tentang masa lalu Nanami kepada Baron-san.

Itu benar-benar pembicaraan pribadi dan bukan sesuatu yang bisa dibicarakan dengan enteng. Itu adalah sesuatu yang hanya diketahui oleh anggota keluarga dan orang-orang terdekatnya. Jadi tentu saja, aku akan diam soal ini.

> (Baron-san): Padahal sudah sejauh itu, tetapi kalian masih belum ciuman. .. Sejujurnya, kupikir kau bisa menciumnya hari ini. Dengan begitu, kencan pertamamu sempurna.

> (Youshin): Begitu..?

> (Baron-san): Ya, kupikir kau bisa menciumnya kalau kau tidak memilih gyoza untuk menu makan malam, Canyon-kun.

> (Youshin): Gyoza...? Ahh, itu maksudmu?

Aku tidak menyadari sampai dia menyebutkannya. Menu makan malam hari ini adalah gyoza isi bawang putih yang sangat enak, tentu saja.. ini berkat Nanami.. 

Nah, disinilah masalanya.. Sangat tidak lucu jika ciuman pertama kami berasa bawang putih, bukan?

Aku belum pernah memikirkan sampai sejauh itu, itu sebabnya aku tidak memperhatikannya. Tapi, mungkinkah Nanami ingin melakukannya?

Itu berarti, jika aku memilih sesuatu yang berbeda untuk menu makan malam, aku dan Nanami akan....

Kira-kira kita beneran akan melakukan ciuman tidak ya?

Aku ingin tahu apa kita benar-benar akan melakukannya!?

Ohh, fantasiku membuatku menyeringai pada diri sendiri. Aku merasakan campuran rasa malu dan bahagia meskipun itu hanya fantasi. Aku bahkan tidak punya nyali.

> (Baron-san): Maaf mengganggu kesenanganmu dalam delusimu, Canyon-kun... Tapi, apa kau yakin tidak mau menelepon pacarmu? Bukankah kau bilang mau meneleponnya?

Bagaimana kau tahu apa yang aku pikirkan, Baron-san?!

Ngomong-ngomong, aku baru saja akan menghubungi Nanami ketika aku keluar dari gim yang aku mainkan

Tapi ......

Satu pesan lagi ditambahkan.

> (Peach-san): Canyon-san…

Pesan itu dari Peach-san.

Kira-kira dia akan mengeluh soal apa lagi, ya?

Itulah yang aku pikirkan.. Tapi, dia mengirimiku pesan yang berbeda dari biasanya.

> (Peach-san): Jika Canyon-san senang, maka aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Tapi, kalau kamu terluka, beritahu aku.. Aku akan menghiburmu.

> (Baron-san): Ah, kau akhirnya mengakuinya, Peach-sab Yah, aku tidak berpikir waktu itu akan tiba, tetapi jika itu terjadi, datanglah ke sini. Kami akan menghiburmu sebanyak yang kami bisa.

Aku tidak tahu wajah mereka atau nama asli mereka.

Tapi, aku menganggap mereka sebagai teman penting yang aku miliki melaui gim online. Jadi, aku sangat senang mendengar kata-kata itu dan itu menghangatkan hatiku.

Semua orang menulis hal yang sama, satu demi satu. Aku sangat menghargainya.

Aku terharu, bahka aku hampir menangis.. Tapi, aku menahannya karena aku tidak ingin menangis sebelum menelepon Nanami.

> (Youshin): Terima kasih teman-teman. Aku akan melakukan yang terbaik untuk memastikan itu tidak terjadi.

Itu saja yang aku tulis sebagai tanggapan.

Segera setelah aku log out dari gim. Aku langsung menelepon Nanami. Ngomong-ngomong, ini pertama kalinya aku meneleponnya di malam hari.

Kami memang sering chattingan setiap malam. Tapi, kalau dipikir-pikir ini pertama kalinya aku punya inisiatif untuk menelepon Nanami..

Aku dengan gugup menunggu Nanami mengangkat teleponku.

Kali ini, Nanami tidak menjawab setelah beberapa dering dan saat kupikir waktunya tidak tepat, panggilan tersambung.

'Youshin! Muu, kamu terlambat~ Apa kamu tahu? Aku sangat kerepotan, tahu!!'

"Eehh..?"

Suara Nanami di seberang telepon terdengar tidak sabar dan sedikit marah, seolah dia sedikit kehabisan napas.

'Muu, tadi itu benar-benar membuatku malu, tahu! Seharusnya aku memintamu menginap di rumahku jika seperti ini!'

"Nanami-san!?"

Aku bisa dengan jelas Nanami mengatakan hal yang tidak terduga 'menginap di rumahku' membuatku terkejut.

Tenanglah, wahai diriku. Ahem, mari kita lihat.. tidur bersama di kamar Nanami, ya? 

Itu berarti aku bisa melihat Nanami dengan piyamanya, kan? Namai dengan baju tidurnya, ya~ Tidak, tidak.. apa yang aku pikirkan!? Besok kita akan berangkat sekolah dan dia tidak bisa begadang.. Oke, stop.. mari kita berhenti di situ.

Sial, aku tidak bisa berhenti memikirkan hal-hal aneh karena fantasiku sebelumnya.

'Ahem, maaf, Yousin. Aku terbawa suasana karena kesal. Tentang itu... Um, aku sering menginap dengan Hatsumi dan yang lainnya, jadi…'

Sepertinya Nanami menyadari apa yang baru saja dia katakan. Dia terdiam..

Imut sekali....

Saat aku memikirkan ini, aku mendengar suara dari belakangnya.

'Na~Na~Mi~… Aku tidak akan membiarkanmu melarikan dri~…'

'Nee, Onee-chan.. Katakan padaku.. Apa yang kamu suka dari Kakak ipar~?'

Di belakangnya, aku bisa mendengar suara 2 wanita lain yang ada di rumah Nanami. 

Begitu…. mereka sudah membicarakan tentang cinta sejak saat itu, Nanami…

'Ah, karena Youshin-kun ada di sini. Mari kita tanyakan padanya~'

'Youshin! Sampai jumpa besok!!'

Komentar Mutsuko-san membuat Nanami bingung dan dia tiba-tiba menutup panggilan.

Ya... aku juga tidak memiliki keberanian untuk ikut campur soal pembicaraan cinta dengan wanita.… Meski aku merasa sedikit sedih.

Tapi, tepat setelah itu… Satu pesan datang dari Nanami. 

> (Nanami): Makasih sudah menemaniku hari ini, Youshin. Itu sangat menyenangkan. Meskipun ada sedikit gangguan dari orang tuaku. Tapi, kencan hari ini cukup menyenagkan. Aku harap kita bisa terus bersama. Lain kali, ayo kita pergi kencan minggu depan!

Aku tidak bisa menahan senyumku ketika mendapat pesan seperti ini darinya. Aku membalas pesan dari Nanami dengan agesif,

> (Youshin): Tentu, ayo kita kencan lagi minggu depan. Sampai jumpa besok dan selamat malam. Semoga mimpi indah.

Itu seperti bukan diriku yang biasanya.

Mulai besok, aku akan menghabiskan hari-hariku dengan Nanami lagi. Kali ini, aku mendapat restu dari orang tuanya. Perlahan hal-hal yang membuatku merasa bersalah menghilang.

"Nanami, sampai jumpa besok… aku mencintaimu." gumamku sambil menatap layar smartphoneku.

Aku sedikit malu pada diriku sendiri ketika menggumamkan kata-kata itu.

Aku menyelinap ke kasurku, menarik selimur ke atas dan memejamkan mata.

Aku harap kata-kataku tersampaikan padanya ....

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

Malam itu.

"N-Nanami.. H-Hei, N-Nanami-san!? Tunggu, tunggu! Kita masih SMA, kita tidak bisa melakukan hal semacam itu! Ah, tapi pakaianmu itu.. Tidak, Nanami-san!?"

Uwaah... hah.. hah...

Aku langsung tersadar kembali, aku tidak pernah berpikir Nanami muncul di dalam mimpiku.. Terlebih lagi, dia mengatakan 'Aku mencintaimu, Youshin' dengan pakaian tidak senonoh..

"Astaga, ini mungkin karena aku bersenang-senang hari ini. Membuatku memimpikan sesuatu yang tidak senonoh."

Tapi, mimpi yang aku lihat tadi seperti kenyataan... Itu benar-benar membuatku merasa seperti Nanami benar-benar mengucapkan kata-kata itu...saat aku memikirkannya, aku diam-diam kembali ke tempat tidur.




|| Previous || ToC || Next Chapter ||
Post a Comment

Post a Comment

close