Prolog
“Selamat pagi!”
"Pagi. Tahun pelajaran baru sudah di mulai dan kau sudah
bersemangat aja, ya? ”
“Iya lah, karena hal itu aku jadi bersemangat! Dan juga kau
tau? Kita berdua sudah kelas 2 SMA, jadi bukankah lebih bagus kalau kita berdua
ada di kelas yang sama?”
"Yapp betul. Kupikir mereka kayaknya sudah menyiapkan
daftar pembagian kelas, jadi ayo kita cek. ”
[Cihh kenapa dua tahun berturut-turut aku sekelas denganmu?
Aku enggak ingin sekelas denganmu tau! Ah,Tuhan, tolong, tolong biarkanku agar
bisa enggak sekelas dengannya.]
[Wahh, itu Kisaragi-san. Hmm, aku ingin tau apa sekarang dia
sedang mendengar pikiranku. Sebenarnya aku enggak mau percaya hal gaib atau
semacamnya, tapi itu menjadi rumor besar di sekolah ... Mungkin aja itu benar
sih ...]
Aku melihat namaku di daftar pembagian kelas yang di pajang
di depan loker. Selain aku tak ada lagi nama orang dengan nama belakang
Kisaragi di kelasku, jadi namaku gampang di temukan. Aku juga melihat ada
beberapa nama murid yang pernah sekelas waktu aku kelas satu. Kemudian, Aku
menuju kelas yang telah di tentukan.
(Tln: Simbol ‘[ ]’ sebagai sebagai pelaku yang
pikirannya terdengar oleh Kisaragi.)
"Ah mantap! Kayaknya selama 2 tahun berturut-turut kita
ada di kelas yang sama. Terasa menyenangkan. "
“Hah? Siapa yang peduli dengan hal-hal kayak gitu? ”
[Syukurlah. Aku enggak tau apa yang akan terjadi padaku
Ketika ada di kelas yang berbeda dengannya, dan itu menyiksaku sejak liburan
musim semi, tapi sepertinya rasa kekuatiranku hanya kekuatiran belaka. Aku akan
memperhatikanmu saat ini juga , kawan.]
[Kisaragi-san terlihat cantik hari ini ... Ada banyak rumor
tentang dia, dan dia seperti memiliki aura untuk enggak mendekatinya pada saat
ini, tapi itu juga poin bagus darinya!]
[Aku sama sekali enggak mengenal siapa pun di kelas ini… Aku
yakin beberapa dari mereka sudah memiliki kelompok pertemanan, dan mungkin agak
sulit untukku mendapatkan teman baru. Aku rasa aku harus pergi ke kelas sebelah
selama jam istirahat atau semacamnya.]
[Aku sekelas dengan orang yang sudah sejak lama kusuka! Aku
sangat senang, jadi aku harus berusaha extra tahun ini!]
Ketika aku membuka pintu kelas, semua orang di dalam berbalik
dan menengokku. Tapi, tak lama kemudian, mereka semua membuang muka dan kembali
melakukan aktivitas mereka Kembali, seolah-olah mereka tak melihat apa-apa.
[Cihh Kisaragi-san itu satu kelas denganku, ya.]
[Jadi intinya, dia akan membaca pikiran kita selama satu
tahun penuh? Waw, terdengar seperti pertanda buruk.]
[Seorang gadis cantik yang agak unik, tapi dia terlihat
seperti perwujudan dari pepatah bahwa, "Mawar indah memiliki duri".]
(Tln: Mungkin maksud kata di atas, ‘Terlihat indah
tapi memiliki hal buruk di baliknya.’ Yaa ini hanya menurut aku pribadi.)
Ya, tak semuanya juga bersikap begitu. ada satu anak
laki-laki yang masih menengokku. Pikirannya tak berhasil terdengar olehku, jadi
aku tak tau apa yang lagi dipikirkannya. Aku memutuskan untuk menghiraukannya karena
itu hanya kejadian biasa. Ketika aku melihat papan tulis untuk mengecek posisi
tempat dudukku, sepertinya tempat dudukku ada di belakang anak laki-laki yang memperhatikanku
barusan. Ketika aku menoleh untuk melihatnya lagi, dia sudah mengalihkan
perhatiannya kembali ke bukunya. Yaa, wajar aja untuk dia melakukan hal itu. Aku
mulai berjalan menuju tempat dudukku, dan melewati anak laki-laki itu.
Tiba-tiba, pikiranku terasa nyaman. Pikiran yang aku dengar
dari semua orang tadi terasa hilang, dan otakku terasa luar biasa jernih dan
nyaman. Seolah-olah aku tak bisa lagi mendengar pikiran siapa pun. Namun, sesaat
itu aku mendengar suara seseorang. Tepat di sebelahku, aku melihat anak
laki-laki yang telah menengokku barusan.
[Aku enggak percaya ada cewek cantik di
kelasku. Walau dia bukan tipeku, tapi aku yakin dia cewek yang populer.]
Satu-satunya pikrian yang bergema di otakku adalah pikiran
satu orang saja. Orang itu mengatakan hal baik kepadaku yang berlawan dengan
pikiran orang-orang tadi.
Begitu aku duduk, keanehan yang baru aku alami pun hilang,
dan semuanya kembali normal.
Itu bukan hal yang bisa aku anggap hanya Sebatas imajinasiku,
tapi ini kenyataan, agak berlebihan tapi ini seperti memberi sesuatu dunia yang
nyaman bagiku. Aku bingung bagaimana pikiranku bisa menjadi begitu jernih dan
nyaman. Tidak, aku tak memiliki hal yang samar tentang apa yang menyebabkan ini.
Pasti anak laki-laki di depanku yang masih membaca bukunya yang mengakibatkan
ini. Menurut indra keenamku bahwa ini benar-benar terjadi. Aku ingin secepat
mungkin memastikan teoriku ini, tapi akan terlalu terlihat mencolok Ketika aku
terlalu banyak gerak, jadi aku cuma duduk saja di tempat dudukku. Agar
murid-murid itu takkan curiga dengan apa yang sedang kurencanain sekarang.
Kejutan dan keanehan membuat jantungku dek-dek-ser, dan beberapa
artikel yang pernah kubaca menjelaskan bahwa jantung akan dek-dek-ser Ketika
jatuh cinta, dan aku tak bisa berhenti berpikir karena hal ini, "Kuharap enggak
ada orang yang menyadari perasaan yang kualami sekarang!"
*****
Kemudian, aku sudah mengetahui nama anak laki-laki itu, dia adalah
Usami Hokuto, dan hobinya membaca. Dan juga, aku berhasil mengetahui bahwa
"Ketika aku berada di dekatnya, dia menghalang pikiran orang lain kecuali
pikirannya sendiri". Seorang murid SMA kayak dia adalah orang yang sangat
berharga, aku memutuskan untuk mencoba mendekatinya karena penasaran.
“Usami Hokuto-san.”
Sekarang sudah jam pulang. Dia sendirian sambil fokus membaca
bukunya. Saat aku memanggilnya, Dia perlahan berbalik dari bukunya, yang
disebut ‘Light Novel’. Itu adalah volume dari seri yang dia baca akhir-akhir
ini. Ceritanya tentang seorang Main
Heroine yang memiliki kemampuan tertentu dan Main Character yang dapat membatalkannya, dan bagaimana ikatan
antara keduanya semakin seru saat petualangan mereka dimulai. Ketika aku
mengetahui bahwa cerita ini ada pada pikirannya, jantungku mulai berdebar lebih
kenceng, kupikir ceritanya agak mirip seperti kami. Aku, orang yang bisa mendengar
pikiran orang lain, dan Hokuto-san, orang yang membatalkan kemampuanku dengan menghalang
semua pikiran orang lain kecuali pikirannya sendiri. Ini hanya keinginan
pribadiku, tapi aku berharap kami berdua dapat membangun hubungan yang lebih
baik, seperti pasangan yang ada di Light
Novel barusan.
"…Iya?"
"Aku bisa mendengar pikiranmu. "
Dia terdiam, dan dia berpikir, "Apasih maksudnya dia?
" Tapi, aku tetap percaya diri dan menengok matanya. Ketika dia melihat
bahwa aku tak berniat pergi, dia membuka mulutnya.
“... Kalau gitu, mulai sekarang coba tebak apa yang akan
kupikirkan, ya?”
"Yaa, tentu saja. Aku sudah siap melakukannya, enggak
peduli bakal berapa lama kau melakukan ini. "
"Nahh sip, baiklah kalau begitu…"
Dan dengan itu, dia mengumpulkan berbagai pemikiran yang
berbeda. Cukup menyenangkan mendengarnya, dan cukup menarik. Sulit untuk menjelaskan
apa yang sebenarnya menarik dari itu, tetapi bagaimanapun juga, itu sangat
menarik.
Ini mungkin takkan berlangsung lama, tetapi aku telah
memutuskan untuk menjadi Main Heroine
dalam cerita yang disebut "kehidupan", dengan dia sebagai Main Character-nya. Dia mungkin tak
menyukainya, tapi sepertinya dia orang yang baik, jadi aku yakin dia takkan
keberatan. Aku yakin kita akan baik-baik saja.