NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Igirisu Eikoku Kanojo Volume 1 Chapter 4

Chapter 4 - Dalam perjalanan ke sekolah


Setelah makan malam bersama dengan Hiragi. 

Keesokkan harinya, aku mssih bangun tepat waktu seperti biasa. Bersiap untuk pergi ke sekolah.

Membuka pintu apartemen, aku melihat beberapa anak muda yang sedang latihan, pria dan wanita dewasa yang sedang berjalan berdampingkan dan sekelompok anak sekolah yang pergi bersama.

Angin sepoi-sepoi yang sejuk sepertinya menyambut hari baru dan hari biasaku adalah—

"Selamat pagi, Kisaragi-san."

Ini berbeda dari yang kukira.

"……Kenapa kau di sini?"

Saat aku membuka pintu, orang yang muncul di depan mataku adalah gadis suci dari kelasku dengan rambut emas yang berkibar.

"Aku datang untuk mengembalikkan ini."

Setelah mengatakan itu, Hiiragi mengeluarkan kotak yang kuberikan padanya dari dalam tas.

"Eh, padahal kau bisa mengembalikannya sepulang sekolah, kau tahu."

"Tidak, aku ingin mengembalikannya padamu sebelum aku lupa."

"Begitu."

Aku mengambil kotak itu, melepas sepatuku dan memasukkannya ke dalam lemari dapur.

"Selain itu, Kisaragi-san., Um..."

“Oh, apa itu?”

"Ayo berangkat ke sekolah bersama."

"Tidak, terima kasih."

"Kenapa~!?”

Entah itu ketidakpuasan karena ditolak atau yang lain. Hiragi menggembungkan pipinya dengan manis.

......Aku ingin mencubit pipi itu sekali saja.

"Kenapa kamu langsung menolak?"

“Bahkan jika kau mengatakan itu……”

Aku menggaruk kepalaku ketika gadis suci itu bertanya.

“Aku akan mendapat masalah kalau kita pergi ke sekolah bersama."

"Huh? Mendapat masalah? Kenapa?"

"Ern, hora. Jika kita pergi ke sekolah bersama, mengobrol satu sama lain dalam perjalanan. Orang-orang yang ada di sekitar kita pasti menganggap kita pacaran, kan?"

“P-Pacaran!?"

Apa dia malu karena membayangkan hal itu, ya?

“Bukan hanya itu saja. Jika teman sekelas kita melihat kita bersama. Mereka pasti akan mengatakan sesuatu seperti 'Kenapa dia bisa bersama dengan gadis suci kita?' 'Dia benar-benar membuatku iri' atau 'Apa mereka beneran pacaran?'. Kita hanya akan membuat mereka salah paham. Itu sebabnya..."

Memikirkan hal itu saja sudah membuatku merinding. Tatapan kebencian dan cemburu dari anak laki-laki di kelas.

"Itu sebabnya, aku tidak bisa pergi ke sekolah bersa--"

"P-Pokoknya, ikut saja denganku!"

.... Oi, apa kau mendengarkan perkataanku tadi?

“Hei, Hiragi-san.. apa kau mendengar perkataanku tadi? Kalau kau berangkat sekolah dengan orang sepertiku, itu akan membuat citramu menjadi buruk, kau tahu?"

Ketika aku mengatakan itu, untuk beberapa alasan, gadis suci itu memegang tangan kecilnya.

"Citaraku? Aku tidak peduli dengan itu!"

Aku sudah mengatakan kepadanya sebelumnya. Jika dia pergi ke sekolah denganku, dia akan menjadi pusat perhatian di kelas atau membuat reputsinya buruk. Dan, dia malah baik-baik saja dengan itu?

“Hiiragi, apa kau membenciku?”

“T-tidak! Aku sama sekali tidak membencimu! Sebaliknya, aku..."

"Hm, aku apa?"

“B-bukan apa-apa! Ayo, cepat atau kita akan terlambat!"

Dengan wajah merah merona, dia mulai menarik tanganku.

......Eh, apa dia serius? Apa dia benar-benar ingin aku ikut dengannya?

Melihat sekeliling saja sudah menyakitkan, kalau kau terus memegangi tanganku seperti ini.....

◆ ◆ ◆
“Hei, Hiiragi-san.."

"Ada apa, Kisaragi-san?"

"Apa kau selalu menjadi pusat perhatian?"

“Aku tidak tahu kenapa kamu menggunakan -san. Tapi, yah. Itu benar. Selalu seperti ini.."

"Begitu …"

Seperti yang kupikirkan, kami menjadi pusat perhatian dari orang-orang di sekitar kami.

'Hei, bukankah dia Stella-chan?'

'Oh! Benar, dia gadis suci kita!'

'Tapi, siapa pria di sampingnya itu?'

'Cih, dia mungkin pacarnya?!'

Rasa penasaran, kebencian, cemburu, curiga, tidak percaya. Tatapan dan bisikkan seperti itu terus berdatangan ke arahku.

"Kau memang luar biasa gadis suci.."

"Sudah kubilang jangan panggil aku dengan nama itu!"

"Ah, maaf. Hiragi.."

Setelah itu, dia tersenyum lagi.

.... Um, Hiragi-san? Bisakah kau tidak membuat senyum seperti itu? Atau aku akan mati dibunuh laki-laki di sekitarku, kau tahu?

Tatapan mereka benar-benar membuatku ingin menghilang dari sini.

....... 

.....

“T-Tapi.. mendapat perhatian seperti ini tidak terlalu buruk juga."

Dia mengatakan itu dengan suara sangat kecil.

"Eh, apa kau mengatakn sesuatu?"

"T-Tidak, bukan apa-apa!" kata Hiragi, dengan wajah memerah sambil melambaikan tangannya, lalu berjalan ke depan.

..... Barusan apa yang dia katakan?

"Ayo cepat! Atau kita akan terlambat."

Dia mengatakan itu, tersenyum manis dan melangkah di depanku.

......Ngomong-ngomong, kalau kita terlambat itu salahmu lho.

"Haa, aku benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan gadis itu."

Aku menghela nafas saat memikirkan apa yang ada di depanku.

......Setidaknya, jangan sampai teman sekelas kita tahu bahwa kau dan aku berangkat ke sekolah bersama.

Sambil memikirkan itu, aku mengejar punggung Hiiragi menuju atap sekolah.

◆ ◆ ◆

"Selamat pagi."

"Ah, selamat pagi Manaka."

"Selamat pagi."

Aku menyapa dua teman dekatku seperti biasa. Entah bagaimana, kami berhasil tepat waku sebelum pelajaran pertama di mulai.

Sebelumnya, Hiragi sangat keras kepala. Mengatakan sesuatu seperti 'Kita akan masuk ke kelas bersama' atau semacamnya. Namun, aku menolak saran itu dengan alasan, aku tidak ingin menimbulkan masalah yang tidak perlu bagi dirinya.

Awalnya, ketika aku memberitahu itu padanya. Dia tampak sedikit kesal karena suatu alasan. Tapi, setelah aku meyakinkan dirinya bahwa itu terlalu berisiko, dia dengan enggan menuruti perkataanku.

Tentu saja, dengan pipi cemberutnya.

Apakah menggembungkan pipi seperti itu lagi trend di kalangan wanita?

Sambil memikirkan itu, aku melihat ke sisi lain kelas. Di sana, aku melihat Hiragi sedang mengobrol dengan teman-temannya. Untuk sesaat, aku melihatnya melambaikan tangannya ke arahku.

"Ara? Sepertinya hubunganmu dengan gadis suci itu berjalan lancar?"

"Hmm? Menurutmu begitu, ya?"

“Ya, barusan dia melambai padamu, kan?"

"Mungkin."

“Seperti yang diharapkan dari Manaka. Hanya dalam satu hari, kau menjadi dekat dengan gadis suci itu.”

Yah, bisa dibilang itu karena kejadian kemarin. Aku bisa berteman dengan Hiragi.

“Oya, bukankah kemarin kau tidak suka di dekatnya?"

“Mungkin kau benar. Tapi, setelah kau berbicara dengannya, kau akan tahu bahwa dia tidal seperi yang kau bayangkan. Contohnya, jika kau melihat gadis dengan bikini.. kau pasti menganggap gadis itu seksi, padahal itu adalah hal yang biasa. Tapi, sebaliknya.. jika kau melihat seorang gadis menggunkan baju renang sekolah, kau pasti beranggapan bahwa gadis itu benar-benar seksi, sesuatu seperti itu."

“Uwaa, menjijikan sekali.."

Toudou memeluk tubuhnya sambil membuat wajah menghina.

......Apakah itu aneh? Apakah contoh yang kusebutkan sulit dimengerti?

Seorang gadis sepertinya tidak mengerti perasaan ini.

“Yah, mengesampingkan contoh itu. Aku senang kau bisa terbuka dengan seseorang, Manaka.”

"Sudah kubilang aku bukan penyendiri."

Apakah orang ini masih acuh tak acuh memandang rendah diriku? Kesabaranku sudah pada batasnya, kau tahu?

“Semuanya, selamat pagi,”

Di saat aku sedang berbicara dengan Souta dan Toudou, Hiragi yang sebelumnya di kelilingi oleh teman-temannya tiba-tiba mengampiri kami.

“Selamat pagi, gadis suci.”

“Selamat pagi.”

Shouta menyapanya kembali.

Meskipun aku bersamanya ketika kami berangkat ke sekolah. Aku tetap menyapanya kembali seolah-olah kami baru saja bertemu.

“Hei…… gadis suci.”

"Ada apa, Toudou-san?"

"Bisakah kau ikut denganku sebentar? Ada yang ingin kubicarakan denganmu 'empat mata'.."

Entah kenapa, Toudou menatap tajam ke arah Hiragi saat dia mendekatinya.

Hei, Toudou-san? Ada apa denganmu? Kenapa kau tiba-tiba berubah lebih agresif terhadap Hiragi? Padahal dia hanya menyapanmu, kau tahu?

"H-Hei, Toudou—”

Aku mencoba menghentikan Toudou yang tiba-tiba membuat gerakan mencurigakan. Namun, lansung dihentikan oleh Souta.

"Sudah, Manaka. Biarkan Miyuki melakukan apa yang dia inginkan."

"Kenapa?"

“Miyuki juga mengkhawatirkanmu, Manaka.”

.... Huh? Apa maksudmu dia mengkhawatirkanku?

Aku tidak menyangka dia mengkhawatirkanku. Tapi, tentang apa? Kenapa dia mengkhawatirkanku?

"Aku tidak keberatan."

Di sisi lain, Hiiragi tidak takut dengan tatapan tajam Toudou dan dengan tenang menjawab.

"Kalau begitu, ayo pergi."

"Baik."

Setelah mengatakan itu, mereka berdua meninggalkan kelas.

“Tuh bocah kenapa lagi sih?"

"Pikir aja sendiri.."

"Hah?"

Aku memiringkan kepalaku, karena aku sama sekali tidak mengerti situasinya

◆ ◆ ◆

(Pov Toudou Miyuki)

"Nah, kurasa di sini tidak ada orang yang datang."

Setelah meninggalkan kelas, kami berjalan menaiki tangga dan berjalan menyusuri lorong yang kosong.

"Benar. Jadi, apa yang ingin kamu katakan itu, Toudou-san?"

Gadis suci itu menunjukkan senyum acuh tak acuh......Itu benar-benar membuatku tidak nyaman.

Gadis ini, apakah dia sama dengan gadis lain, menggunakan senyum seperti itu sebagi topeng?

“Oke, aku akan langsung ke topik pembicaraan. Apa tujuanmu mendekati orang itu?"

“Orang itu..? Ah, maksudmu tentang Kisaragi-san?"

"Benar.."

"Begitu... Um, gimana 'ya.."

Dia bergumam pada dirinya sendiri dan berpikir sejenak.

"Apakah ini tentang dia yang menyelamatkanku?”

"Huh? Menyelamatkanmu?"

“Iya, waktu itu. Kisaragi-san pernah menyelamatkanku dari anak kelas tiga.."

Ah, benar juga..

Kalau dipikir-pikir, dia memang tipe karakter seperti itu. Dia tipe orang yang tidak akan memyerah pada tujuannya. Meskipun dia mengatakan 'Aku tidak peduli dengan orang lain'. Tapi, sebenarnya dia sangat peduli dengan orang lain. Terutama saat dia melihat orang lain membutuhkan bantuan.

Lagipula, dia juga pernah membantuku. Tentu saja, aku tahu itu.

"Begitu, ya.. Jadi, alasanmu mendekatinya untuk membalas budi atas kebaikannya?"

Sampai saat ini, aku tahu Manaka sering membantu orang lain. Dan, sebagian dari mereka yang ingin membalas kebaikannya mencoba mendekatinya.

…… Sejujurnya, aku tidak mempermasalhkan itu. Karena bagiku, jika kau ingin membalas kebaikan orang lain, kau harus melakukannya sendiri.

--Tapi,

Sebagai teman dekatnya, aku tidak akan tinggal diam. Itu karena banyak dari mereka yang ingin mendekati Manaka dengan motif tersembunyi.

Seperti yang dilakukan oleh cinta pertama Manaka. Dia mendekati Manaka dengan bertingkah seperti anak polos, tersenyum ramah dan baik kepada semua orang di sekitarnya.

Awalnya, aku mengira dia sangat tulus. Tapi, ternyata aku salah. Dia hanya memanfaatkan kebaikan Manaka, orang itu menyakitinya..

Gadis suci, kau bahkan tidak tahu itu, kan?

.... Aku tidak ingin melihat temanku mengalami penderitaan itu lagi.

Jadi, aku tidak bisa tidak bersikap tegas. Aku harus memastikan motif orang yang mencoba mendekatinya.

"Kamu benar. Awalnya, aku berpikir bahwa aku harus membalas kebaikannya. Tapi..."

"Tapi..?"

Untuk sesaat, gadis suci itu tampak sedikit malu, lalu dengan gelisah membuka mulutnya.

“Aku sangat tertarik dengan Kisaragi-san. Ada saat di mana aku ingin menjadi lebih dekat dengannya... bukan karena kebaikannya.."

Selanjutnya, gadis suci itu menekankan kedua tangannya ke pipinya, wajahnya merah, tubuhnya menjadi gelisah.

……Eh? Reaksi itu? Mungkikah?

Reaksinya sangat berbeda dari yang kuharapkan.

Selanjutnya, apa lagi? Bukankah ekspresinya sekarang berbeda dari biasanya, ketika dia memperlakukan semua orang?

“Uuu, entah kenapa aku sangat malu.." gumam gadis suci.

... Huh? Apa yang dia katakan? Malu? Untuk apa malu?

Semakin gadis suci itu berbicara, wajahnya semakin memerah. tubuhnya gelisah.

"Ahem.."

"Ada apa, Toudou-san?"

"Tidak, bukan apa-apa. Aku hanya ingin mendengar kelanjutan ceritanya.."

"Ah, maaf.. Um, saat dia menyelamatkanku. Aku diberitahu oleh Kisaragi-san sesuatu seperti 'Aku menyelamatkamu karena kita teman sekelas dan aku tidak menyukaimu'. Itu yang dia katakan padaku."

Uwaa.. aku tidal percaya dia akan mengatakan hal seperti itu kepada gadis populer seperti dia. Harus kuakui, Manaka benar-benar laki-laki sejati.

“Meskipun awalnya aku berpikir untuk membalas kebaikannya. Tapi, setelah dia mengatakan hal itu padaku, itu benar-benar membuatku sangat kesal! Dan aku berpikir 'Apa-apaan kau ini!'.."

"Ah, aku mengerti perasaanmu.."

"Nah, kan!?"

...... Yah, aku sangat mengerti perasaan gadis suci itu. Tiba-tiba diberitahu oleh anak laki-laki yang baru saja menolongnya, lalu mengatakan 'Aku tidak menyukaimu'. Jika itu aku, aku pasti akan memukul wajahnya..

Bahkan dia yang dikenal gadis suci, berhati lembut.. bisa marah 'ya?

“Tapi... dia adalah orang pertama yang melihatku dengan cara yang berbeda dari orang lain. Dia melihatku sebagai gadis biasa bukan sebagai gadis suci. Aku tahu, semua orang baik padaku karena memiliki motif tersendiri. Tapi, Kisaragi-san berbeda.."

...... Begitu, ya.

Orang-orang yang ada disekitarnya semuanya baik padanya. Tidak ada yang secara terbuka membencinya. [TN: Biasanya, orang yang dengan tipe seperi itu, pasti dibelakang membicarakan hal negatif tentang orang yang bersangkutan]

Atau lebih tepatnya, mereka semua tidak ingin dibenci oleh gadis suci ini.

Apakah mereka melihatnya sebagai maskot atau mereka hanya ingin menjadi dekat dengan gadis suci?

......Itu hal biasa bagi gadis suci yang selalu dikelilingi oleh orang-orang seperti itu ya.

“Itu sebabnya, aku semakin penasaran dengan Kisaragi-san......aku mencoba menghubunginya.”

"Jadi begitu.....Itu sebabnya, kau mendekatinya, kan?"

Kalau begitu, bisakah aku... merasa lega.

Paling tidak, hanya mendengar cerita atau sikap gadis suci itu sekarang, aku tidak berpikir dia sama dengan gadis itu.

“Iya… Tapi, sekarang sedikit berbeda.”

"Berbeda? Maksudmu?"

Kemudian, gadis suci membuka mulutnya lagi, terlihat malu.

“Saat aku mengajak Kisaragi-san pulang bersamaku kemarin.. Aku benar-benar ingin menjadi lebih dekat dengannya... atau lebih tepatnya, aku ingin bersamanya.."

Untuk sesaat, aku terdiam melihat tingkah lakunya.

Tingkah lakunya itu. Bukankah itu seperti gadis yang sedang jatuh cinta?

......Apakah dia benar-benar merasa seperti itu terhadap Manaka?

“B-begitukah..."

“Iya~. Hei, Toudou-san. Apa kau ingin mendengar sesuatu yang menarik?"

"Eh? Ah, apa itu?"

"Um, kemarin saat kami pulang bersama. Kisaragi-san berjalan di sampingku! Kami membicarakan banyak hal, ah meskipin ada kalanya dia membuatku kesal sih. Tapi, berbicara dengannya sangat menyenangkan. Terus, kau tahu? Dia mengajakku makan malam bersama, kyaaa! Oh, masakan buatan Kisaragi-san sangat enak lho. Dia bisa masak, ah meskipun dia payah dalam hal lain. Seperti bersih-bersih dan mencuci pakaian. Fufu~, itu lucu sekali, Ah!"

"Ada apa?'

"Tolong, lupakan.."

...... Apakah dia selalu seperti ini?

Aku baru saja mendengar sesuatu yang luar biasa.

Bisa kusimpulkan, ini adalah cinta, kan?

Untuk beberapa saat, aku mencoba mengonfirmasi itu dari gadis suci.

"Hei, gadis suci?"

"Ada apa, Toudou-san?"

“Gadis Suci……Apa kau menyukai Manaka?”

Saat aku menanyakan itu, dia langsung membeku—

“Fuehh~!?”

Wajahnya semakin merah merona bahkan sampai ke telinganya.

"Apa yang kamu biacarkan, Toudou-san? Aku menyukai Kisaragi-san? Fufufu, t-tentu saja.. tidak.. Yah, bukannya aku tidak menyukainya atau semacamnya. H-hanya saja.. kita hanya teman. Enm, teman! Untuk saat ini, kita masih sebatas teman!"

"Teman, ya?"

"Uuuuuuuuuuuuuuuuuuuu....."

Setelah itu, dia tidak bisa mengatakan apa-apa selaim menundukkan kepalanya. Mungkin karena rasa malunya sudah mencapai batasnya.

"Haa..."

Bagaimana gadis ini bisa seperti itu ya ……

Kupikir dia benar-benar ingin lebih dekat dengan Manaka, tidak salah lagi dia 'memyukainya'...

Kurasa aku harus mendukungnya. Lagipula, dari sudut pandangku setelah berbicara dengannya. Dia bukan tipe orang yang memiliki motif tersembunyi, dia benar-benar tulus. Dan ini mungkin menjadi kesempatan yang bagus, agar Manaka bisa melupakan cinta pertamanya itu.

Dengan tekad itu, aku mengulurkan tanganku ke arahnya.

“Aku mengerti perasaanmu—Dan, maaf sudah menanyakan beberapa pertanyaan aneh padamu.”

Saat aku mengulurkan tanganku, gadis suci itu membuat wajah terkejut sejenak dan kemudian meraih tanganku.

Setelah itu, dia tersenyum lagi dengan ekspresi yang sama seperti biasanya padaku.

"Tidak apa-apa. Aku tahu, kamu mengkhawatirkan Kisaragi-san. Mengetahui seorang gadis yang sebelumnya tidak pernah berbicara dengan temanmu, lalu tiba-tiba mendekatinya. Tentu saja, kamu akan nmengkhawatirkannya."

"Begitu? Terima kasih."

Gadis suci itu berdiri dan menepuk roknya dengan ringan.

“Nah, mulai sekarang. Bisakah kamu memjaganya untukku? Dia pasti akan senang jika itu kamu, gadis suci."

“Tentu! Aku juga ingin meminta bantuanmu. Tapi, sebelum itu.."

"Apa?"

"Bisakah kamu berhenti memanggilku dengan sebutan gadis suci? Jujur saja, aku tidak menyukai panggilan itu."

"Begitukah?"

"Iya, aku juga ingin berteman denganmu, Toudou-san……” katanya sedikit malu.

......Hewan lucu macam apa ini? Apakah gadis suci itu seorang anak dengan perasaan seperti ini?

“Oke, kalau begitu aku akan memanggilmu Stella. Kamu bisa memanggilku Miyuki juga.”

“Iyaa ~! Terima kasih banyak, Miyuki-san!”

Kali ini dia bahagia dan tersenyum seperti bunga yang baru mekar.

"Kalau begitu, ayo kembali ke kelas."

"Iya..."

Setelah kami selesai dengan urusan kami. Kami memutuskan untuk kembali kelas.

.... Ini seharusnya baik-baik saja, kan?

Paling tidak, Stella bukan orang jahat dan dia mungkin bisa membuat Manaka melupakan cinta pertamanya. Selain itu,

Entah kenapa, aku merasa sedkit senang..  Apakah ini karena Stella memberitahu semua perasaanya?

Yah, apa pun itu, aku benar-benar mulai menyukainya sebagai teman.

Ketika aku sampai pada kesimpulanku, aku membuka pintu ke kelas.




|| Previous || Next Chapter ||
5

5 comments

  • Arcturus
    Arcturus
    25/1/22 22:54
    Mantap, lanjut min
    Reply
  • Epul
    Epul
    21/1/22 23:47
    Sayang gk ada ilustrasinya di chapter ini
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    20/1/22 05:39
    Lanjut👍
    Reply
  • zelda7
    zelda7
    19/1/22 22:11
    Lanjut min
    Reply
  • Lana
    Lana
    19/1/22 20:29
    Tidak lama lagi hahaha. Lanjut min
    Reply



close