NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kyou mo Ikitete Erai! [LN] Volume 1 Chapter 1 Part 1

Chapter 1 - Tower Mansion


[Bagian 1]

"Um, Inamori-kun. Aku benar-benar minta maaf. Ini semua salahku....."

"Tidak, tidak apa-apa. Ini salahku karena berbohong tentang usiaku. Dan, yah.. ini hukumanku karena berbohong."

Setelah meninggalkan tempat itu, aku memutuskan untuk mengantar Tojo-san pulang. 

Terlebih lagi, ini hampir tengah malam. Jadi, aku tidak bisa membiarkan seorang gadis pulang sendirian.

“Sebaliknya, aku senang.. kau baik-baik saja. Jadi, Tojo-san.. kau tidak perlu mengkhawatirkan soal itu."

"Tapi, itu semua salahku. Jika aku tidak ada di sana. Inamori-kun, kamu pasti tidak akan mendapat masalah dan kamu juga tidak akan dipecat dari pekerjaan paruh waktumu .."

Dilihat dari ekspresinya, sepertinya Tojo-san sangat tertekan dan merasa bersalah.

Melihat ini, aku tidak tahu harus berkata apa padamya. Aku tidak menyangka dia akan begitu terganggu dengan masalahku.

Untuk saat ini, mari kita ubah topik pembicaraan.

"Oh, ya.. Tojo-san, kenapa kau ada di sini pada jam ini?"

“Ah… Aku baru saja menyelesaikan beberapa hal yang harus aku urus.."

"Hm, begitukah?"

"Ah, iya. Ah, ngomong-ngomong.. Inamori-kun, apa kamu sudah makan malam?”

Dia langsung mengalihkan topik pembicaraanku.

... Yah, mungkin itu bukan topik pembicaraan yang harus aku ikut campuri. Jadi, yang terbaik adalah menghindarinya dan beralih ke topik baru.

“Eh? Ah, belum. Aku berniat pergi makan malam setelah ini."

"Fufu, begitu 'ya.. Nah, kebetulan sekali.. Aku juga belum makan malam. Bagaimana kalau kita makan malam bersama? Yah, anggap saja ini balas budiku karena sudah menolongku."

Aku ingin mengatakan bahwa dia benar-benar tidak perlu khawatir tentang hal itu. Tapi, hanya memikirkan makan malam sudah membuat perutku keroncongan.

Di sekolah, aku hanya makan sepotong roti untuk makan siang dan aku belum makan apa pun sejak itu.

Aku tidak memperhatikan rasa lapar karena aku terlalu fokus dengan pekerjaanku. Namun, begitu aku menyadarinya, perutku keroncongan tanpa henti.

“Fufu~ ... Sepertinya, aku bisa membalas kebaikanmu."

“Ugh… Yah, kalau Tojo-san tidak keberatan. Maka, aku akan menerima tawaranmu.."

"Mn.. Tentu saja, aku tidak keberatan. Nah, kalau begitu.. Ayo pergi.."

"Um, cuma mau memastikan aja. Kemana kita akan pergi?"

Seharusnya pada jam ini, sebagian besar restoran sudah tutup. Dan, jika ada yang masih buka itu mungkin, Pub, Bar atau sebagainya. Tapi tetap saja, kalau kita datang ke tempat itu, mereka akan mengetahui bahwa kami masih di bawah umur saat mereka melihat wajah kami di tempat yang terang benderang.

Menanggapi pertanyaanku, Tojo-san tersenyum nakal.

"Tentu saja, di rumahk~"

◇ ◆ ◇

“Uwah…”

Itulah kalimat yang aku ucapkan saat melihat pemandangan di depanku.

Saat ini, Tojo-san membawaku ke kompleks apartemen menara besar.

Dibandingkan dengan apartmen 1K lusuh yang aku tinggali. Apartemen ini sangat besar dan luas. Bisa dibilang, perbedaannya seperti langit dan bumi.

Seperti yang diharapkan dari orang kaya. Mereka tingga di tempat yang sama sekali berbeda dengan orang jelata. Mereka seolah-olah dari dunia yang berbeda.

"Fufu, ada apa dengan reaksimu itu. Lucu sekali~"

“Eh? Ah.."

“Ayo pergi ke kamarku sekarang. Aku akan menjelaskan detailnya di sana."

Aku hanya bisa melihat dengan gentar saat Tojo-san masuk ke apartemen seolah dia sudah terbiasa dengan tempat ini, yang kurasa wajar saja karena ini adalah rumahnya.

Ketika dia menyadari bahwa aku telah berhenti sejenak, dia kembali ke arahku dengan senyum masam, tampak khawatir.

"Um... Inamori-kun, pintu ini terkunci otomatis.. Jadi, aku ingin kamu ikut denganku. Kalau tidak.."

“… Ah, Aah. Ya!"

"Maaf, ya ... Aku lupa memberitahumu soal itu."

"T-Tidak, tidak apa-apa.."

.... Ugh, ini sangat memalukan!

Dulu ketika orang tuaku masih hidup, kami tinggal di apartemen biasa yang tidak memiliki kunci otomatis. Dan juga, aku tidak pernah memiliki teman yang tinggal di tempat seperti ini. Itu sebabnya, melihat tempat ini terasa baru bagiku dan aku tidak tahu harus berbuat apa.

Aku sangat malu pada diriku sendiri ketika melihat pintu otomatis ini.

Segera setelah itu, Tojo-san menarik lengan bajuku dan aku melangkah masuk ke dalam apartemen.

Aku juga kaget kok sampai ke lantai atas lama sekali, karena seperti yang dia bilang, harus melalui pintu masuk yang besar dan naik lift.

----atau lebih tepatnya, itu lantai paling atas.

Sungguh mengejutkan, bahkan udara tampaknya sedikit lebih tipis.

'Ini tidak baik' hanya itu yang bisa kupikirkan.

"Nah, ini rumahku. Tolong buat dirimu seperti di rumah sendiri."

“Tidak, meskipun kau mengatakan itu..."

Setelah membuka pintu apartemennya. Aku melihat ke dalam ruangan. Itu cukup luas, kurasa ini memiliki 3LDK atau lebih. Dan juga, sekelilingnya sangat indah dan aku samar-samar bisa mencium aroma manis. 

“Maaf, kalau ruangannya berantakan."

“Tidak, tidak, ini lebih rapi seperti yang kubayangkan."

"Senang mendengarmu mengatakan itu. Fufu, ini pertama kalinya aku membawa orang lain selain keluargaku, kau tahu?"

"B-Begitukah.."

Itu fakta yang membuatku merasa sedikit malu.

Tapi, ada satu hal yang mengganggu pikiranku.. aku ingin menanyakan hal itu padanya, meskipun aku merasa tidak enak menanyakan hal ini padamya.

"Um... Apa maksud dari perkataanmu tadi? Apa keluargamu sedang pergi atau apa?"

"Oh, soal itu. Itu benar, aku tinggal sendirian di rumah ini. Ini seperti yang mereka katakan 'hidup sendiri'.. kurasa..."

.... Eh!? Tinggal sendirian di rumah 3LDK ini!?

Dia masih kelas satu SMA sama sepertiku, kan?

Mengetahui fakta ini, entah bagaimana membuat jarak di antara kami menjadi lebih jauh.

Dan juga, situasi kami saat ini sangat berisiko. Saat ini, hanya ada aku dan Tojo-san yang berada di ruangan yang besar ini.

"Ah, apa kamu khawatir karena kita berduaan saja?"

"Yah, bagaimanapun. Kita ini seumuran. Tidak baik bagi pria dan wanita berduaan seperti ini di larut malam."

"Jangan khawatir, aku tidak akan menyerangmu kok."

.... Tidak, akulah yang seharusnya mengatakan itu.

“Silakan duduk di sofa sebentar. Aku akan menyiapkannya.”

“Eh? Apa kau sudah memesan makanan...?"

"Tidak, aku pikir memesan makanan di malam hari seperti ini tidak baik untuk kesehatanmu dan aku tidak ingin kamu sakit. Ah, apa kamu mau makan makanan yang kamu suka?"

"Nggak juga kok."

"Senang mendengarnya. Aku cukup percaya diri dengan keterampilan memasakku, kau tahu?”

Mengatakan itu, Tojo-san mengenakan celemek di balik pakaian kasualnya, lalu pergi ke dapur sambil menyenandungkan sebuah lagu.

Glup... Apakah aku benar-benar akan makan masakan Tojo-san?

Jika teman sekelasku, mengetahui ini... mereka pasti akan membunuhku karena kecemburuan.

"Um, Inamori-kun. Apakah ada sesuatu yang tidak kamu suka atau alergi?"

"Ah, tidak.."

"Begitukah?" Nee, Inamori-kun. Apa kamu merasa gugup?"

"T-Tentu saja, aku gugup."

Ini pertama kalinya aku datang ke rumah seorang gadis. Terlebih lagi, saat ini hanya ada kita berdua.

Tidak mungkin aku merasa tidak gugup, kan?

"Fufu~.. Kamu tidak perlu merasa gugup. Bagaimana kalau kamu menonton TV, sambil menunggu masakanku matang?"

"……B-Baiklah."

Aku menutup kakiku seperti kucing pinjaman dan berjongkok, dengan takut mengambil remote control untuk TV dan menyalakan layar. [TN: "kucing pinjaman" adalah ketika kau bertindak pemalu dan pendiam di tempat yang tidak dikenal.]

Sudah lama sekali aku tidak menonton acara seperti ini di TV karena di apartemenku tidak ada TV.

.... Luar biasa, kualitas gambarnya sangat indah.

Dibandingkan dengan TV yang kutahu, layar yang satu ini jauh lebih besar dan kualitas warna di luar grafik.

Aku ingin tahu, apakah Tojo-san menonton film di layar sebesar ini ....

Itu membuatku sedikit iri.

“─Yup, sudah selesai.”

“Eh?”

Aku menatap layar dengan linglung dan sebelum aku menyadarinya, sekitar dua puluh menit telah berlalu. Mungkin aku telah kehilangan kesadaran karena kelelahan.

Aku menegakkan tubuhku dan mendongak untuk melihat dua mangkuk nasi di meja di depan sofa.

“Ini udon daging sapi. Sebenarnya, aku ingin membuat sesuatu yang lebih enak lagi. Tapi, aku tidak ingin membuatmu menunggumu lebih lama lagi. Terlebih lagi, Inamori-kun.. kamu kelihatan sangat lelah.."

Di depan Tojo-san yang meminta maaf, aku menggelengkan kepalaku sekuat yang aku bisa.

... Yang benar saja? Itu artinya, hidangan ini. Udon ini cukup sederhana?

Di atas mangkuk, aku bisa melihat daging sapi di susun rapi sampai-sampai itu menutupi bagian permukaan nasinya. Ada juga daun bawang di atasnya membuatnya lebih menarik dan aroma saus yang bercampur dengan daging menggugah nafsu makanku.

"Um, apa tidak apa-apa kalau aku memakannya?"

"Iya~! Silahkan dinikmati. Jangan malu-malu.."

Agar lebih dekat ke meja, aku duduk di tempat yang lebih dekat di sofa.

Kemudian, aku menyatukan kedua tanganku dan bergumam 'Ittadakimasu'. Lalu mengambil sumpit sekali pakai dan mengambil mie udon daging yang hangat dan beruap dengan sumpitku.

Meskipun rasa laparku adalah faktor yang kuat. Tapi, udon daging buatan Tojo-san sangat enak.

Sausnya tidak terlalu asin dan teksturnya agak lembut. Aku tidak bisa tidak berhenti memakannya. 

“Sepertinya kamu menyukainya.”

"Ya, ini enak sekali ..."

“Fufu~.. Nggak usah buru-buru makannya. Pelan-pelan saja."

Meski dia mengatakan itu, aku tidak bisa menahannya dan tanganku tidak mau berhenti. 

Pada akhirnya, aku menghabiskan satu mangkuk udon daging dalam waktu kurang dari lima menit dan mengembalikannya ke meja dengan rasa penyesalan.

“Fuu… Terima kasih untuk makanannya.”

“Ehehe, aku senang kamu menikmati makanan buatanku. Ah, aku akan menyiapkan tehnya dulu."

"Maaf, merepotkanmu, Tojo-san.."

"Tidak, tidak.. Aku melakukan ini atas kemaunaku sendiri.."

Apakah orang yang baik seperti itu ada di dunia ini?

Ini sangat hangat, aku bisa merasakan sedikit kehangatan di tatapan matanya.

"Ini, secangkir teh Bancha."

“Terima kasih… Tapi, aku harus pulan─”

“Oh, ya.. Aku sudah menyiapkan air hangat untuk kamu mandi. Jadi, kamu bisa mandi terlebih dahulu. Aku yakin kamu berkeringat karena pekerjaan fisikmu. Terlebih lagi, kamu tidak boleh tidur dalam kondisi seperti itu, kamu bisa masuk angin, tahu?"

“Eh? Ah, iya. Tidak, um …"

“Aku akan pergi menyiapkan tempat tidur juga. Inamori-kun, apa kamu lebih suka futon atau kasur? Jika kamu adalah tipe orang yang tidak bisa tidur tanpa bantal baru, aku akan menyuruh salah satu pelayanku pergi ke rumahmu dan mengambilkannya.”

“T-Tunggu sebentar!”

"Iya?" jawab Tojo-san, dengan ekspresi bingung seolah-olah dia tidak tahu apa yang ingin aku katatakan.

“Um, mungkin ini firasatku saja. Tapi, apakah Tojo-san berpikir bahwa aku akan menginap di rumahmu?”

"Iya. Aku sudah mempersiapkannya sejak awal.”

.... Aku tidak mengerti.

Tentu saja aku harus pulang dan aku sama sekali tidak berniat untuk tinggal di sini lebih lama lagi, bahkan sampai menginap.

Sorang anak laki-laki dan perempuan seumuran, terlebih lagi kita satu kelas... menghabiskan malam bersama, itu sedikit ....

Bahkan jika tidak ada yang terjadi, itu bukan tindakan yang terpuji.

“---Ah, benar juga.. Kamu pasti kebingungan, bukan?"

"Eh, ah.. iya.."

“Nah, bisakah kita meluangkan waktu beberapa menit untuk membicarakan sesuatu terlebih dahulu?"

Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi karena dia akan menjelaskannya, aku akan mendengarkan apa yang dia katakan. Jadi, aku kembali duduk di sofa.

“Aku tahu, seharusnya aku menjelaskan ini padamu dulu.. Tapi, yah.. Aku akan memberitahumu semuanya.”

"… O-Oke."

Ekspresi Tojo-san menjadi begitu misterius hingga aku tanpa sadar menelan ludahku.

Di tengah ketegangan yang aneh, dia membungkuk dalam-dalam ke arahku.

"Maukah kamu, Um ... maukah kamu menikah denganku !?"


.... Ya?




|| Previous || Next Chapter ||
12

12 comments

  • Enrico
    Enrico
    16/3/22 23:13
    Yuya and kaide ver2
    Reply
  • I8 roadster
    I8 roadster
    16/3/22 16:53
    Uwu
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    15/3/22 17:36
    lanjutt minnn
    Reply
  • Yntkts
    Yntkts
    15/3/22 14:37
    Lanjut min
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    14/3/22 21:20
    Aku mau kok beb🥰
    • Unknown
      Zexdexz
      14/3/22 23:41
      🗿sudahi halu mu buka buku lakukan pekerjaan rumah mu
    Reply
  • Fyuumn.
    Fyuumn.
    14/3/22 21:14
    nanggung bgt sih, lanjut min
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    14/3/22 20:59
    ntap
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    14/3/22 19:29
    Mantap min 👍 , ditunggu lanjutannya
    Reply
  • Oniscorn
    Oniscorn
    14/3/22 19:20
    Lanjut min
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    14/3/22 18:01
    Next....
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    14/3/22 17:28
    😮
    Yoshhhh🔥🔥🔥
    Reply



close