-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Dokuzetsu Kuudere Bishoujo Volume 3 Chapter 7

Chapter 7 – Pertarungan Hari Ini


Pagi itu dimulai dengan langit yang cerah.

Tanpa adanya awan dan sinar matahari bersinar terang. Angin dari laut yang bertiup dengan sangat kuat menandakan bahwa hari ini agak terlalu keras untuk disebut sebagai hari yang baik untuk berjalan-jalan, melainkan lebih cocok sebagai hari untuk pertempuran yang menentukan.

"Dengan kata lain, itu..."

"Huh..."

Kata Koyuki, yang tersipu malu di depan gerbang taman hiburan.

Meskipun saat ini masih sangat pagi dan taman belum sepenuhnya dibuka, area disekitarnya sudah dipadati oleh beberapa orang. Ada banyak anak-anak yang terlihat bersemangat. Setiap orang memiliki senyum lebar di wajah mereka dan udara dipenuhi dengan suasana santai.

Hari ini, Koyuki tampak lebih berbeda dari biasanya.

Dia mengenakan gaun mini-panjang berwarna putih dengan pola bunga, kardigan di atasnya dan sandal. Dia juga mengenakan aksesoris yang menambah kesan imut untuk penampilannya.

Dalam tas kecil di tangannya, dia membawa buku panduan penuh dengan bookmark. Penampilannya memperlihatkan bahwa dia sudah siap untuk pergi berkencan hari ini.

Namun, meski dia memakai pakaian yang cerah dan menggemaskan untuk dilihat, dirinya sepertinya tampak tidak senang sedikit pun.

Dia berdiri dengan tangan disilangkan, matanya terangkat dan ekspresinya tampak masam. Ini bukanlah postur yang diharapkan untuk dilihat di taman hiburan.

"Sudah kubilang di awal musim semi... ketika kita pertama kali bertemu. Aku akan menaklukanmu.."

"Uh-huh..."

"Selama ini kamu selalu menyerangku dan menggodaku. Tapi, hari ini giliranku untuk melawan. Aku akan menjatuhkanmu dengan sempurna di sini, di taman hiburan ini! Kamu harus merasa terhormat."

"Oh, begitu..."

Naoya hanya bisa memberikan jawaban datar.

Dari luar, tampak akan terjadi perkembangan yang sama sekali tidak terduga.

Namun, Naoya menggelengkan kepalanya dan menepuk bahu Koyuki.

"Tidak apa-apa. Aku tahu kenapa Koyuki mengatakan itu, karena bagaimanapun juga, aku adalah aku."

Setelah ciuman kedua, Koyuki teringat dengan ciuman pertamanya.

Normalnya, itu akan menjadi kejutan yang akan membuatnya mustahil untuk pulih. Tapi, Naoya bisa memikirkan satu-satunya alasan mengapa dia mengabaikannya dan mengatakan sesuatu seperti ini.

“Kau menelepon Yui dan ketua kelas untuk mendiskusikannya dan itulah yang terjadi sampai pada kesimpulan ini, kan? Kau merasa tidak enak karena begitu pasif dan menyebabkan masalah begitu lama. Kau ingin menyatakan perasaanmu kali ini setidaknya untuk menebus kesalahanmu. Dan untuk menebus dosa-dosamu."

"Ya, itu benar! Ada yang salah!?"

"Tidak ada, tapi aku ingin membicarakannya dahulu."

Naoya dengan tenang mencoba menenangkan Koyuki saat dia menangis dengan air mata di matanya.

Bersamaan dengan pengumuman pembukaan taman hiburan tersebut, beberapa suara terdengar dari para pengunjung di sekitarnya mengatakan hal-hal seperti, 'Oh, ada pasangan bucin yang bertengkar', 'Masa muda, ya' dan sebagainya.

* * *

Kita kembali ke waktu ketika Koyuki melarikan diri tadi malam.

Dia berlari secepat yang dia bisa ke villa, di mana dia disambut oleh Housuke, yang baru saja kembali ke rumah.

"Oh, Koyuki-san. Selamat datang kembali...Ah.."

Ketika Housuke melihat Koyuki, dia menyipitkan matanya dan membungkuk ringan.

"Aku tahu kau akan melalui banyak hal ketika kau masih muda, tapi tolong jangan biarkan itu ... membuatmu terlarut dalam kesedihan."

"Uwaaaa! Aku tahu itu, paman pasti tahu segalanya!"

Dia mendengar suara marah Howard, 'Kau! Apa yang sudah kau lakukan pada Putriku!? Kau menemukan kekayaan tersembunyi di rumah seorang wanita tua dan kau menggagalkan upaya pembunuhan dalam hidupnya bahkan sebelum itu terjadi.", di belakangnya saat dirinya berlari pergi, tapi dia segera melewatinya dan melompat ke kamarnya.

Dia mengunci pintu dan mengoperasikan smartphonenya dengan tangan yang gemetar.

Untungnya, dia baru saja mengirimi mereka foto 'Koyuki dan Naoya di festival musim panas'. Jadi, apa yang dia cari segera muncul di layar.

Dia menekan ikon telepon dengan sangat terburu-buru dan mendengarkan nada dering monoton dengan hati yang penuh doa agar panggilannya segera dijawab.

Setelah belasan detik yang terasa seperti selamanya, suara itu terputus dan suara yang paling ingin dia dengar datang melalui speaker smartphonenya.

'Umm? Ada apa, Koyuki-chan.'

'Bukankah kamu pergi ke festival musim panas bersama Sasahara-kun?'

"Yui-chan, Emi-chan! Tolong aku!"

Koyuki, setengah menangis, menempel di layar panggilan grup.

Dia kemudian mencoba yang terbaik untuk menjelaskan situasinya.

Butuh beberapa saat baginya untuk menjelaskan situasinya, karena dia terus melakukan berbagai tindakan di tengah-tengah penjelasannya, seperti berteriak tak terkendali, membenamkan wajahnya di bantal, berguling-guling di tempat tidur dan sebagainya.

Kemudian, setelah penjelasan selesai, Yui mengucapkan pertanyaan yang menunjukkan kebingungannya.

'Apa ... apa yang baru saja kita ketahui?'

'Kurasa itu bisa disebut sebagai kegilaan, Yui.' [TN: Kalau dalam english itu infatuation, itu memang artinya kegilaan tapi dalam hal yang “romantik”.]

"Aku tidak tergila-gila! Apa kalian mendengarkanku!?"

Koyuki menyangkalnya dengan suara keras.

Sebaliknya, Mika menjawab dengan suara tenang.

'Tapi pikirkanlah, Koyuki-chan. Kamu mencium Sasahara-kun saat dia datang menjengukmu dan untuk kedua kalinya kamu menciumnya di malam festiva musim panas. Jika itu bukan kegilaan, apalagi coba?'

"Yah, setelah kamu mengatakan itu. Mungkin itu benar, aku seperti tergila-gila. Tapi..!"

Jika kita hanya mengambil faktanya saja, dia mencium Naoya. Dan itu terjadi dua kali.

Menyadari hal ini, Koyuki menekan bibirnya.

Ini adalah ciuman pertama dalam hidupnya. Dan dengan orang yang dia cintai. Rona merah pun menjalar di wajahnya.

Namun, tidak mungkin untuk dirinya tetap berada dalam perasaan manis dan asam ini.

Koyuki mengetuk dinding.

"Dan yang terpenting, aku melupakan ciuman pertamaku, padahal aku sendiri yang menciumnya!"

Ingatannya saat dirinya demam memang selalu kabur di kepalanya.

Namun setelah kabut itu hilang dengan ciuman kedua, Koyuki langsung mengingatnya. Momen dimana dia menarik Naoya ke tempat tidur, memeluknya erat-erat dan kemudian mendekatkan bibirnya ke bibir Naoya.

Jika ada lubang disekitarnya, dia ingin segera masuk dan terkubur di dalamnya.

"Jika aku dicium untuk pertama kalinya dan...orang yang melakukannya melupakannya, aku pasti, pasti akan membencinya seumur hidupku...! Bukankah kalian berdua berpikir begitu!?"

'Ya, kalau Tatsumi melakukan sesuatu semacam itu, aku mungkin akan menendang pantatnya.'

'Aku tidak punya pacar. Jadi aku tidak tahu, tapi aku mungkin akan menceramahinya sampai dia ingat.'

"Nah, kan!? Uwaaaaaaaa!"

Koyuki berteriak sambil menangis karena tanggapan mereka yang blak-blakan.

Dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Ciuman pertama adalah salah satu peristiwa terpenting dalam hidup seseorang. Adalah dosa untuk melupakannya, tidak peduli bagaimanapun itu. Bahkan seorang gadis suci akan melemparkan batu ke arahnya dengan sekuat tenaga.

Koyuki merasa sangat kesal pada ketidakmampuannya sendiri, tetapi sekarang dia juga merasakan jenis kemarahan yang berbeda.

Dia lalu memukul dan menyerang bantalnya.

"Dan sejak awal, Naoya-kun...Naoya-kun! Kenapa dia tidak memberitahuku...!? Jangan bilang bahwa baginya, dicium olehku sama saja dengan digigit anjing!?"

'Tidak, tidak. Tentu saja karena dia peduli denganmu, Koyuki-chan!'

"Heee…?"

Sementara Koyuki mengedipkan matanya, Yui melanjutkan perkataannya dengan tenang.

'Naoya tahu kamu akan mengurung diri kalau kamu mengingatnya. Jadi, dia tetap diam tentang hal itu, aku yakin itu yang dirasakannya.'

"Dia pasti sangat puas dengan kejadian ini."

Wajah Koyuki berubah sangat pucat.

Tidak hanya dia dengan sepenuhnya melupakan ciuman pertama mereka, tetapi dia juga menyebabkan masalah yang tidak perlu bagi Naoya. Rasa bersalahnya menjadi begitu berat sehingga menjadi lubang hitam di dalam hatinya.

"Kalau dipikir-pikir, dia bertingkah aneh akhir-akhir ini. Mungkinkah itu karena salahku..!? Tidak hanya melupakan bahwa aku sudah menciumnya, tetapi aku juga membuat Naoya-kun kesulitan... Aku benar-benar sudah kehilangan muka dihadapannya...!"

Koyuki tenggelam ke dalam bantal dan kembali menangis tersedu-sedu.

Melalui jendela yang tertutup, dia samar-samar bisa mendengar suara keramaian festival musim panas. Koyuki seharusnya ada di sana beberapa menit yang lalu. Tapi, sekarang dia merasa seolah-olah dia jauh di dunia lain.

Satu-satunya suara di ruangan itu adalah isak tangis Koyuki.

'Tidak apa-apa, Koyuki-chan.'

Yui yang menginterupsi Koyuki, sambil tersenyum geli dia melanjutkan,

'Aku yakin Naoya tidak membencimu atau semacamnya kok.'

"Uuu, kenapa aku selalu membuat masalah untuknya...?"

'Begini saja, Koyuki-chan. Apakah sikap Naoya berubah sebelum dan sesudah kunjungan itu? Apa dia menjauhimu atau menjadi lebih dingin?'

"............ Tidak."

Koyuki berpikir dengan hati-hati sebelum menggelengkan kepalanya.

Sejak kunjungan itu, tidak ada yang berubah dari Naoya. Meskipun Naoya memiliki banyak pikiran, tetapi dia tetap berada di sisi Koyuki tanpa menunjukkan kekhawatiran apapun.

Yui tertawa.

'Meskipun itu sangat rumit baginya, aku yakin Naoya masih mencintaimu, Koyuki-chan. Aku berani bertaruh bahwa perasaannya padamu tidak akan berubah.'

'Aku juga berpikir begitu. Sasahara-kun adalah orang yang sangat baik, bukan?'

"Mn, dia orang yang sangat baik..."

Koyuki mengangguk, menyetujui kata-kata Mika.

Saat itu, tangisnya sudah perlahan berhenti.

Hatinya menghangat dengan lembut, tetapi kemudian tatapannya jatuh pada selembar kertas yang tergeletak di sudut tempat tidur.

... Taman hiburan, ya?

Tempat dimana Naoya mengundangnya untuk pergi berkencan besok.

Koyuki mencengkeram tiket tersebut dan tenggelam dalam pikirannya.

Besok...dia akan menyatakan perasaannya padaku di sini...

Naoya berniat mengulangi pernyataan perasaannya yang sebelumnya ditahan oleh Koyuki. [TN: Yup, ini mengacu pada momen panas di chapter 5.]

Koyuki pun sudah menerimanya.

Dia sudah siap dengan kenyataan bahwa hubungannya dengan Naoya akan berubah besok.

Namun, dia tidak bisa menerimanya sekarang.

Apakah tidak apa-apa untuk tetap pasif dan terus mengambil keuntungan dari kebaikan Naoya-kun...? Bukankah aku juga punya keberanian dan harga diri di dalam diriku...?

Koyuki berpikir keras sambil memegang tiket itu.

'Pokoknya, kalian berdua benar-benar pasangan yang serasi. Aku bisa mempercayakan Koyuki-chan pada Sasahara-kun tanpa khawatir.'

'Menurutmu begitu, ketua kelas? Apa kamu benar-benar yakin? Kita sedang membicarakan Naoya, kau tahu?'

"Tentu. Yah, kurasa kamu akan sedikit kerepotan, Koyuki-chan. Setidaknya, kamu harus bisa menghadapi kemampuan membaca pikirannya itu.'

'Meski kedengarannya merepotkan. Aku, sebagai teman masa kecilnya akan mendukung kalian di masa depan.'

'Berbicara tentang mendukung, tentu saja aku akan mendukungnya! Sangat menyenangkan bisa mengawasi kehidupan asmara Koyuki-chan...! Oh, mungkin aku harus memasang aplikasi rekaman atau semacamnya!'

'Ketua kelas, bagimu Koyuki-chan itu apa sih?'

'Satu-satunya teman masa kecilku yang berharga!'

Di saat Koyuki terpuruk dengan keadaanya, mereka berdua bersenang-senang.

Sementara itu, Koyuki terus berpikir. Setelah banyak berpikir, dia akhirnya menemukan jawabannya.

"Aku tahu ...... apa yang harus aku lakukan."

'Eh... Apa?'

'Apa yang kamu bicarakan?'

Kedua gadis itu memberikan respon bingung.

Koyuki dengan tegas mengangkat tangannya dan berkata dengan suara tinggi.

"Setidaknya untuk menebus kesalahanku...Aku akan menyatakan perasaanku pada Naoya-kun!"

* * *

"Benar, kan?"

"Uuu, kamu benar. Tapi, masih menakutkan...seperti biasa."

Ketika aku menjelaskan teoriku tentang hal yang terjadi di malam sebelumnya padanya sambil berdiri dalam antrean, Koyuki mengerutkan keningnya.

"Bagaimana kamu bisa menyimpulkan percakapan yang bahkan tidak kamu dengar? Kamu mungkin memiliki alat perekam atau semacamnya..."

"Tidak mungkin, itu tidak efisien. Kau bahkan tidak perlu bertanya kepadaku."

"Orang biasa tidak akan mengerti. Yah, aku sangat sadar bahwa kamu memang tidak biasa."

Koyuki menghela napas dalam-dalam.

Dia melanjutkan dengan ekspresi tertekan di wajahnya.

"Seperti yang kamu pikirkan, Naoya-kun. Aku mengerti betapa aku telah dimanjakan olehmu dan merepotkanmu. Itu sebabnya, aku ingin menebus kesalahanku."

"Kau terlalu berlebihan, Koyuki. Seperti yang Yui katakan, kau tidak merepotkanku atau semacamnya.."

"Benarkah?..."

"Ya, tentu saja."

Memang benar aku sempat tersiksa karena dia melupakan ciuman pertama kami.

Tapi, aku tidak pernah memiliki perasaan negatif terhadap Koyuki karena hal tersebut.

"Aku cukup senang Koyuki akhirnya mengingat kejadian itu. Itu sebabnya, kau tidak perlu mengkhawatirkan tentang hal itu lagi."

"Naoya-kun..."

Koyuki mendongak dengan mata basah.

Tapi, dia segera menghela nafas dan menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"Tidak, aku tidak bisa membiarkannya begitu saja! Aku harus membayar semua masalah yang sudah aku sebabkan padamu!"

"Kau sangat keras kepala, apalah artinya jika kau harus menjadi orang yang menyatakan perasaannya padaku?"

"Karena terakhir kali, Naoya-kun yang menyatakannya padaku. Aku tahu ini agak terlambat, tapi kurasa tidak adil untuk membuatmu menyatakannya lagi."

"Aku tidak peduli dengan itu."

"Aku peduli! Benar-benar peduli! Ini satu-satunya kesempatan yang kumiliki untuk menebusnya."

"Hidup ini panjang, aku yakin kau akan mendapatkan lebih banyak kesempatan kedepannya."

Naoya setengah tersenyum saat mengatakannya. Tapi, hati Koyuki tetap teguh dengan apa yang ingin dia lakukan.

Meluruskan punggungnya, dia membusungkan dadanya dan memberi Naoya senyum tanpa rasa takut.

"Pokoknya, kamu hanya perlu memperhatikanku. Aku akan memanfaatkan kencan di taman hiburan ini sebaik mungkin dan kemudian aku akan memberikanmu sebuah perlawanan. Kali ini, aku akan membuatmu kehilangan akal sehatmu…!"

"Perkara itu. Kau benar-benar salah, Koyuki."

"Huh?"

Ketika ekspresi Naoya dipenuhi dengan kepahitan, Koyuki mengangkat bahunya.

Naoya meletakkan tangannya di bahunya dan memberitahunya dengan wajah datar

"Kau sudah meluluhkan hatiku, Koyuki. Aku sudah kalah. Jadi, apa lagi yang kau ingin aku lakukan?"

"Itu... aku akan membuatmu semakin menyukaiku hari ini! Aku akan membuatmu mengatakan ya! Diam saja dan ikuti aku!"

"Oke."

Naoya mengangkat satu tangan sebagai jawaban.

Pada saat ini, beberapa pengunjung disekitar mereka tersenyum dan terdengar tanggapan hangat dari mereka, “Wah ini pertengkaran pasangan tingkat tinggi”, “Luar biasa…bahkan sebelum mereka masuk ke taman ini!”, “Kenapa mereka belum berpacaran?”.

Tapi... Aku tidak pernah menyangka Koyuki akan menyatakan perasaannya kepadaku...

Dan karena aku tahu bahwa tekad Koyuki kuat, jantungku masih berdetak kencang.

Ini selalu menjadi impianku untuk mendengar Koyuki memberitahuku langsung bagaimana peraasaannya tentangku.

Aku ingin tahu bagaimana dia berencana untuk menyatakan perasaannya..., tapi kurasa aku tidak boleh menebaknya. Aku harus menyimpannya untuk nanti..

Bagaimanapun juga, Koyuki akan mencoba yang terbaik untuk menghibur Naoya sepanjang hari.

Kira-kira trik macam apa yang akan dia tunjukkan padaku, ya?

Skinship, perilaku di luar kebiasaannya atau apapun itu. Pasti akan menyenangkan jika Koyuki yang melakukannya.

Naoya terkekeh, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

"Terima kasih, Koyuki. Kalau begitu, mohon bantuannya untuk hari ini."

"Tentu saja. Aku sudah melakukan banyak persiapan tadi malam hanya untuk menaklukanmu, Naoya-kun."

Setelah mengatakan itu, Koyuki mengeluarkan buku panduan dari tasnya.

Dia pasti sudah membacanya sejak kemarin, karena terlihat bukunya sudah sangat lecek.

“Aku sudah melakukan banyak persiapan hari ini dan aku akan menyajikannya untukmu sebagai hidangan utama. Aku akan memenangkanmu hingga kamu tidak akan bisa mengatakan lelucon seperti biasanya."

"Yah, aku juga menantikannya. Selagi kita ada di sini, mari kita nikmati taman hiburan ini dengan sepenuh hati."

"Tidak, aku tidak akan lengah sedetik pun. Aku tidak datang kesini hari ini untuk bersenang-senang, aku datang ke sini untuk bertarung. Aku seorang pejuang hari ini."

Koyuki menyerahkan tiketnya kepada staf dengan wajah tegas dan memasuki taman hiburan.

Di dalam gerbang, banyak tempat menarik terlihat di sana-sini.

Toko suvenir dan restoran berjajar di kedua sisi jalan dan para petugas membagikan balon kepada anak-anak.

Background musik yang riang gembira dan tawa ceria terdengar di mana-mana.

Taman hiburan ini dipenuhi dengan pemandangan seperti bianglala, wahana atraksi dan di mana-mana dipenuhi dengan aura kebahagiaan.

Melihat kembali ke arah Naoya, yang memasuki taman setelah dirinya, Koyuki menunjuk ke seberang.

"Ayo, ikuti aku! Pertama-tama..., uuu, itu sangat lucu!"

"Hoo, seorang pejuang sepertinya kehilangan fokusnya."

Mode pejuangnya hilang. Mata Koyuki berbinar dan dia melompat-lompat.

Sepertinya ada sesuatu yang benar-benar menarik perhatiannya. Naoya mengikuti tatapan Koyuki dengan senyum hangat.

"Yah, jika ini membuat Koyuki bahagia. Maka, keputusanku sangat tepat untuk mengajaknya kesini... Hm?"

Naoya segera melihat kemana tatapan Koyuki mengarah.

Tempat itu sangat ramai dengan orang-orang dan semua orang bersorak untuk beberapa maskot binatang.

Tapi karena mereka bukan anjing, kucing atau semacamnya. Naoya menatap mereka dengan kebingungan.

"Apa itu?"

"Eh? Kamu tidak tahu? Mereka itu Hoshoku☆Meito!"

"Serius, apa itu ......"

Kata-katanya begitu membingungkan, sehingga Naoya hanya bisa memiringkan kepalanya.

Kelompok tersebut berisi karakter berkostum yang sangat unik.

Serigala abu-abu dengan mata tajam, buaya hijau dengan taring berkilau, dan hiu biru dengan ikan di mulutnya... sebuah kombinasi yang sangat unik. Mereka memegang daging dan ikan di tangan mereka dan kadang-kadang membuat gerakan seolah-olah mereka sedang melahapnya.

Sejujurnya, itu adalah pemandangan yang cukup mengerikan.

Tapi, sepertinya satu-satunya orang di sini yang mempertanyakan mereka adalah Naoya.

Tidak hanya anak-anak, bahkan orang dewasa pun bersorak antusias kepada mereka.

Sementara Naoya agak bingung, Koyuki melambaikan jari telunjuknya padanya.

"Naoya-kun, persiapanmu belum cukup, ya? Makhluk-makhluk itu adalah maskot taman hiburan ini. Mereka adalah binatang karnivora dari darat, laut dan udara yang hidup bersama dengan damai sembari makan makanan lezat."

"Bisakah mereka benar-benar hidup damai dengan wajah mengerikan itu?"

Namun, jika melihat pamplet taman hiburan tersebut dengan cermat, kita dapat melihat maskot-maskot tersebut disana.

Sebelumnya, Naoya sudah mencari tahu beberapa hal yang ada di taman hiburan ini sebelum mengajak Koyuki pergi berkencan. Tapi karena yang dia cermati adalah tempat yang bisa digunakan sebagai tujuan untuk berkencan, dia sepertinya mengabaikan detail mengenai maskot itu.

Koyuki beralih ke kamera smartphonenya dengan wajah berbinar.

"Aku sangat senang melihat mereka begitu kita masuk tadi...! Ngomong-ngomong, maskotnya dibuat oleh desainer Nyanjiro. Mereka sangat terkenal di kalangan orang-orang yang bekerja di bidang tersebut."

"Darimana kau mendapatkan informasi itu? Tapi ada juga harimau, beruang, burung pemakan bangkai dan hewan lainnya."

Mereka semua terlihat menyeramkan.

Namun di antara mereka, harimau itu memiliki wajah yang menawan. Desainnya mirip dengan Nyanjiro, karakter favorit Koyuki dan masuk akal jika pembuatnya sama.

"Koyuki sepertinya menyukai maskot harimau itu. Hmm, kira-kira ada maskot harimau itu disekitar sini tidak ya?"

"Mouu... Tora-kun adalah karakter yang langka. Jadi, aku tidak heran jika sulit untuk melihatnya."

Setelah melihat ke sekeliling, aku tidak melihat adanya maskot harimau itu.

Bahu Koyuki pun merosot dan nampak ekspresi muram di wajahnya

"Tora-kun adalah kucing biasa, tetapi dia berpura-pura menjadi harimau. Jadi... dia tidak terlalu sering muncul di depan umum. Dia bersembunyi di Hoshoku☆Meito, untuk membalaskan dendam karena pacarnya dimakan."

"Mereka benar-benar tidak akan bisa hidup damai! Latar belakang ceritanya saja sungguh berat!"

"Tapi, mereka semua sangat populer! Oh, malam nanti akan ada parade maskot-maskot itu! Ayo kita tonton bersama!"

"Yah, kalau itu keinganmu. Aku akan ikut denganmu."

Saat Naoya mengawasi Koyuki mengambil foto maskot binatang itu, kerumunan menghalanginya dan dia melompat-lompat. Jadi, gambarnya mungkin agak buram. Kemudian, Koyuki akhirnya tampak sudah puas.

Dia dengan cepat meletakkan smartphonenya di sakunya dan menunjuk ke arah wahana permainan disana.

"Oke, sudah cukup fotonya... Ini dia bagian sebenarnya dari rencanaku. Ikuti aku, Naoya-kun!"

"Mengikutimu kemana? Wahana khusus Hoshoku☆Meito disana?"

"Aku tahu itu sedikit berlebihan. Tapi, itu bukan ide yang buruk untuk Naoya-kun. Penting untuk melihat apa yang sedang dilakukan musuh. Jadi, ayo kita kesana!"

"Oh, begitu."

Setelah perhatiannya teralihkan sebelumnya, rencana Koyuki pun akhirnya mulai berjalan.

Pertama, aku dibawa ke sebuah wahana permainan.

Bangunan berbentuk kubah dengan tampilan yang mewah dan banyak orang berdatangan melalui pintu masuk.

Sebagian besar pengunjung tampaknya adalah orang tua dengan anak-anak mereka.

"Tempat apa ini?"

Naoya sepertinya tidak tahu banyak tentang Hoshoku☆Meito.

Koyuki tersenyum kecut pada Naoya, yang memiringkan kepalanya.

"Ini adalah atraksi di mana kamu bisa naik kereta dongeng dan menikmati cerita mereka. Ini adalah cara bagi kita untuk mempelajari ceritanya dan lebih menikmati taman hiburan ini!"

"Oh, ini lebih sederhana dari yang aku kira."

"'Lebih sederhana dari yang aku kira', huh...?"

Alis Koyuki berkedut saat mendengar komentar Naoya.

Namun, dia dengan cepat mengembalikan ketenangannya dan tersenyum kecut.

"Jangan asal ngomong, Naoya-kun. Aku pernah mendengar desas-desus bahwa ceritanya sangat mengharukan dan bahkan membuat orang dewasa juga tertarik. Jadi di akhir wahana nanti, Naoya-kun pasti akan sangat terpikat dengan ceritanya... lalu kamu akan terpikat denganku juga!"

"Aku yakin kau hanya ingin melihatnya, Koyuki. Aku hanya bonus tambahan, kan?"

"Bukan itu! Aku hanya berpikir ini akan sangat menyenangkan jika melihatnya bersamamu."

Koyuki sedikit bingung dan mencoba yang terbaik untuk menjelaskan yang dia inginkan. Tapi pada akhirnya, dia memilih untuk menarik baju Naoya dan bertanya dengan tatapan yang sangat manja.

"Naoya-kun, apa kamu nggak mau melihatnya bersamaku?"

"Eh, tidak, tidak. Bukan begitu! Tentu saja, aku juga ingin melihatnya bersamamu."

Serangan tak terduga itu membuat Naoya kelabakan.

Naoya menarik tangan Koyuki dan menunjuk ke pintu masuk wahana tersebut.

"Kalau begitu, ayo kita pergi. Aku yakin kau sudah mempersiapkan semuanya. Jadi, kau bisa mengajariku banyak hal sebagai ahlinya."

"Fufufu. Kamu memiliki antusiasme yang mengagumkan. Tapi, aku tidak peduli kalau kamu menangis nanti."

Koyuki menarik tangan Naoya sembari melompat-lompat dengan riang. Dan Naoya memberikan senyuman hangat padanya.

Aku lebih menantikan reaksinya dibanding wahananya itu sendiri.

Kupikir dia sendiri akan sangat antusias dengan atraksi ini, kan?

Itu karena aku benar-benar siap untuk apa yang akan terjadi.

Meskipun ada cukup banyak orang dalam antrian, kami dengan cepat dipandu ke area boarding dan menaiki kereta dongeng tersebut.

Dari sana, kami menikmati atraksi tersebut secara maksimal selama kurang lebih sepuluh menit.

Setelah perjalanan selesai, kami melihat langit biru di pintu keluar.

"Uuu, hiks..., barusan sangat..., itu sangat bagus sekali..."

Koyuki menangis di tempat.

Ini adalah akhir yang sama persis seperti saat kami berkencan di bioskop.

"Kau benar-benar tidak pernah mengecewakanku, huh? Ini, saputangan."

"Uuuu, oh, terima kasih ..."

Jika kalian melihat ke sekitar, kondisi serupa dapat dilihat pada keluarga lainnya.

Ada kalanya sang Ayah... yang datang sebagai pendamping malah ikut menangis.

"Tapi...tapi...kenapa Naoya-kun terlihat seperti tidak peduli?"

Koyuki menatap Naoya sambil mengangkat wajahnya.

Dia cukup marah, tetapi hidungnya merah seperti rusa di musim dingin. Jadi, dia terlihat lebih imut daripada menakutkan.

"Bagian di mana kekasih Tora-kun ternyata benar-benar hidup, bagian di mana dia memberitahu semua orang bahwa dia sebenarnya adalah kucing, dan sebagainya... semuanya sangat menyentuh!"

"Tentu saja itu menyenangkan."

Tora-kun menyelinap ke komunitas predator untuk membalaskan dendam kekasihnya.

Dari sana, cerita melewati dua atau tiga perubahan alur. (TN: bisa dibilang plot twist, kali.)

Musuh sejatinya, manusia, akhirnya muncul.

Setelah mengungkapkan kebenarannya pada teman-temannya, dia pun bergabung pada pertempuran terakhir.

Cerita ini memiliki alur yang begitu kaya dan bagus, bahkan jika seseorang mengatakannya sebagai blockbuster Hollywood, akan mudah bagi kita untuk mempercayainya.

Tapi tetap saja, dibanding atraksi ini.

"Lebih menyenangkan saat melihat Koyuki bahagia."

"M-Mouu! Kamu bisa melihatku kapan pun kamu mau!"

Koyuki tampak sedikt kesal, tetapi cara dia mengatakan itu sangat imut.

Namun, dia segera menjatuhkan bahunya dan cemberut.

"Ugh...sepertinya aku lebih bersenang-senang darimu. Rencanaku untuk menjeratmu tiba-tiba menemui kesulitan..."

"Itu tidak benar, aku cukup menikmatinya kok... memandang Koyuki dari dekat."

"Bukan aku! Tapi, atraksinya!"

Koyuki memelototi Naoya, yang berbicara dengan ringan.

Matanya dingin dan tidak mengandung sedikit pun rasa malu. Akan lebih baik untuk mengakhiri godaan untuknya sekarang.

Naoya tertawa ringan dan mengganti topik pembicaraan.

"Ya, iya. Nggak usah memasang wajah cemberut seperti itu. Btw, setelah ini. Mau pergi kemana lagi?"

"Mm, mari kita lihat ..."

Koyuki melirik jam tangannya.

"Oh, ternyata sudah hampir waktunya. Aku sedang berpikir untuk mencari makan siang."

"Yah, kalau begitu, ayo cepat. Kita cari makan siang."

"Sepertinya kamu sangat bersemangat... Naoya-kun, apa kamu benar-benar lapar?"

Naoya membawa Koyuki, yang sedang memiringkan kepalanya, ke suatu tempat.

Itu adalah area restoran di belakang taman hiburan.

Banyak restoran berbaris dan karena saat ini adalah waktu makan siang, ada antrean panjang di semua restoran.

"Aku sudah memutuskan. Ayo masuk kesini!"

"Hee?"

Naoya menunjuk ke sebuah restoran dengan antrean yang sangat panjang.

Restoran ini memiliki bangunan bergaya Eropa yang berwarna putih bersih. Di atapnya yang berbentuk segitiga, ada sebuah alat pengukur arah angin, yang berbentuk maskot taman hiburan dan seolah menari dengan gembira. Di sekitar gedung, tanaman yang dipotong berbentuk hati berjajar, memberikan penampilan mewah yang akan disenangi oleh Koyuki.

Namun, bahu Koyuki merosot dengan sedih.

"Aku ingin kesana, tapi sepertinya tidak bisa... Restoran ini sangat populer dan aku membaca di Internet bahwa kita harus membuat reservasi sebelum masuk ke restoran itu."

"Permisi, aku Sasahara yang sudah membuat reservasi sebelumnya."

"Dimengerti. Reservasi atas nama Sasahara, ya? Mohon tunggu sebentar agar saya bisa memastikannya dahulu."

"Eehh?"

Aku memanggil pelayan dan dalam waktu singkat, kami ditunjukkan ke tempat duduk kami.

Kami mendapatkan tempat di kursi khusus dekat jendela di lantai dua, di mana kami bisa melihat ke seluruh isi taman.

Bagian dalamnya dipenuhi boneka maskot dan ilustrasi. Ini adalah apa yang disebut dengan restoran konsep. Bahkan kursi kotak yang saling berhadapan didekorasi dengan desain pop.

Naoya hanya tahu bahwa ini adalah restoran yang populer. Tapi, mata Koyuki berbinar saat dia mengamati interiornya. Rupanya, dia menyukainya.

"Luar biasa...! Kapan kamu membuat reservasi?"

"Yah, tentu saja, segera setelah kita memutuskan untuk berpergian bersama."

Tiket ke taman hiburan pun juga sudah dipesan pada waktu itu.

Setelah duduk di seberang Koyuki, Naoya kembali melanjutkan pembicaraannya.

"Sudah kubilang kemarin. Aku akan menyatakan perasaanku pada Koyuki di taman hiburan ini. Ini adalah pertandingan terbesar seumur hidupku. Jadi, wajar saja aku mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh."

"Uuuuu...entah mengapa aku malu mendengarmu mengatakan itu."

Koyuki membuang muka dan berkata dengan lembut.

Bahunya terkulai lemas dan dia mendongak untuk melanjutkan...

"Aku tahu Naoya-kun merencanakannya dengan baik. Tapi, yah... aku ingin kamu memberikannya padaku hari ini. Aku hanya mencoba untuk membuat semuanya jelas denganmu."

"Kau tidak perlu terlalu memikirkannya seperti itu..."

Naoya tertawa sembari dia meminta bantuan ke pelayan disana.

"Tapi aku sangat senang ketika Koyuki mengatakan itu. Jadi, aku akan menyerah kali ini."

"Benarkah!? Makasih, Naoya-kun!"

"Tapi, kalau aku memutuskan bahwa keadaannya tidak terlihat bagus, aku akan memberitahumu. Lalu, aku akan mengambil alih."

"Ughhh...! Lagipula orang ini akan menetapkannya di sini hari ini"

Wajah Koyuki berubah menjadi merah padam, menatap ke arah lantai ketika Naoya mengatakannya dengan tegas seolah seperti sebuah perjanjian bisnis.

Setelah sampai sejauh ini, Koyuki sudah bertekad untuk menyatakan perasaannya.

Jika itu adalah Koyuki yang sebelumnya, dia akan lari ketakutan ketika Naoya membuat pernyataan seperti itu.

Tapi hari ini berbeda. Koyuki melirik ke luar jendela dan terlihat telinganya memerah.

Setelah menatap pemandangan taman hiburan di luar, dia menatap lurus ke wajah Naoya dan mengangguk.

"A-Aku mengerti. Aku akan melakukan yang terbaik dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang kamu berikan..."

"Yup. Aku menantikannya."

Koyuki sudah berubah. Itu adalah kejutan yang paling menyenangkan bagi Naoya.

Terlepas dari Naoya yang sedang dalam suasana haru, Koyuki meletakkan tangannya di dagunya, memikirkan sesuatu.

"Kalau begitu, aku harus lebih agresif dengan Naoya-kun. Maka dari itu...Ahh!"

Kemudian Koyuki tiba-tiba mengangkat suaranya.

Apa yang dia lihat adalah buku menu di sudut meja. Selain booklet menu biasa, ada satu lagi menu yang hanya tersedia dalam waktu terbatas.

Setelah mengambilnya, Koyuki dengan bangga menyatakan.

"Aku akan memesan ini sebagai permulaan! Jus tropis spesial!"

"Itu adalah item yang sangat mencolok dalam daftar menu."

Sebuah gelas besar yang dihias dengan bunga dan buah-buahan, dengan dua sedotan tersangkut di dalamnya. Inilah yang disebut menu minuman khusus pasangan. Sebuah menu yang jelas terlihat sangat mencolok.

Melihat itu, Naoya hanya bisa tertawa.

"Aku tahu ini akan terjadi. Tapi... kurasa kau tidak harus melakukan itu."

"Kenapa tidak? Hal-hal semacam ini biasa dalam kencan, aku melihatnya dalam manga yang dimiliki Sakuya."

Koyuki membusungkan dadanya dengan ekspresi puas di wajahnya.

"Aku akan membuat Naoya-kun sangat senang dengan ini. Sembari itu, ayo kita pilih makan siangnya!"

"Ya, iya.."

Koyuki sepertinya tidak punya niatan untuk berhenti.

Menyerah untuk mencoba membujuknya, Naoya pun membuka buku menu.

Karena ini adalah restoran konsep, ada banyak item yang berhubungan dengan karakter maskot. Ada kari dan nasi dengan ikan hiu yang berenang di dalamnya dan mangkuk daging sapi panggang yang dihias dengan boneka beruang.

Koyuki melihat menu bersamaku dan mengangkat suaranya dengan sedih.

"Hmmm...Aku akhirnya bisa mempersempitnya menjadi dua pilihan. Tapi, aku tidak bisa memutuskan yang mana yang aku inginkan."

"Yang mana dan yang mana?"

"Mari kita lihat, yang ini dan..."

Dia membuka menu dan menunjuk ke hidangan omurice. (TN: udah pada tau kan omurice itu apa...)

Omurice dengan saus tomat diatur seperti harimau yang sedang tidur siang dan di atasnya diletakkan telur goreng tipis. Ada dua jenis omurice, satu dengan saus demi-glace dan yang lainnya dengan saus putih. Selain itu, nasi omelet ini juga memiliki varian bentuk yang sedikit berbeda.

Koyuki menurunkan alisnya dan berkata

"Ini Tora-kun dan kekasihnya, Torako-chan. Mereka berdua sama-sama lucu... sangat sulit untuk memutuskan mana yang akan aku pesan."

"Lalu, kenapa kau tidak memesan keduanya?"

"Tidak, aku tidak bisa makan keduanya. Akan sangat mubazir menyisakannya.."

"Maksudku, kau dan aku akan membaginya setengah-setengah."

"T-Tapi Naoya-kun, mungkin kamu menginginkan sesuatu yang lain."

"Aku juga suka omurice. Jadi, jangan khawatir. Permisi, kami ingin pesan sesuatu..!"

"Baik, saya akan ke sana. Harap tunggu!"

* * *

Setelah itu,

"Awww..."

Kami memesan dua menu makanan dan jus yang dipesan Koyuki sebelumnya. Omurice pun tiba tak lama kemudian.

Koyuki, yang awalnya terus meminta maaf kepada Naoya karena membuatnya memilih menu yang sama, wajahnya kini berseri-seri ketika dia melihat kedua hidangan itu.

"L-Lucu sekali!"

Dua harimau tidur bersama di atas telur.

Koyuki menikmati kelucuan kedua kucing itu dengan memutar-mutar piring dan memotretnya.

"Terima kasih, Naoya-kun! Kombinasi keduanya sangatlah lucu..."

"Aku senang kau menyukainya. Kalau begitu, ayo kita makan."

"Eehh, tapi terlalu sedih untuk memakannya ..."

"Aku tahu apa yang kau pikirkan. Tapi, kalau kau terlalu lama, makanannya akan keburu dingin. Itu buruk bagi orang yang membuatnya untukmu."

"Mouu, benar juga... Kalau begitu, ayo makan!"

Koyuki mengambil sendok di tangannya seolah dia sudah siap untuk memakannya sekarang.

Sambil memegang kedua tangannya, dia menggigit saus demi-glace dengan cepat.

"Enak! Tapi, aku merasa seperti melakukan hal yang buruk..."

"Yah, kau bisa memakannya dari sisi ini."

Naoya juga mulai memakan omurice dengan saus putih.

Omurice yang dibumbui dengan saus yang kental dan nikmat.

Omuricenya cukup enak, apalagi sambil melihat Koyuki yang ragu untuk memakannya.

Naoya, yang sedang menatap Koyuki dengan santai kemudian berpikir.

Oh, tunggu sebentar. Kalau dipikir-pikir, aku belum pernah melakukan ini sebelumnya...

Makan bersama kini menjadi hal yang biasa mereka berdua lakukan sehari-hari.

Namun, ada satu hal yang tidak pernah dicoba oleh Naoya sejauh ini.

Naoya dengan lembut menyendok nasi beserta telur dadar dan mengarahkan sendoknya ke Koyuki.

"Koyuki, 'Ahn'…"

"Eehh!? Waa----!"

Wajahnya berubah menjadi merah padam begitu dia menyadari niat Naoya.

Meski Koyuki membeku ditempat, tidak dapat mengatakan apa-apa. Naoya tidak peduli dan melanjutkan niatnya.

"Err, aku belum pernah melakukan hal semacam ini kepadamu 'kan, Koyuki? Sebaliknya, kau sudah sering menyuapiku seperti ini ketika di kolam renang atau saat kau datang mengunjungiku."

"Yah, itu benar, tapi...!"

Koyuki tersentak, mencoba menghindari Naoya.

"Tidak mungkin aku bisa melakukannya di tempat seperti ini...! Ini memalukan!"

"Lagipula tidak ada yang menonton. Pelanggan lain terlalu sibuk untuk makan."

"Itu mungkin benar, tapi kamu tidak bisa melakukannya di sini...! Pokoknya, itu tidak mungkin! Sama sekali tidak mungkin!"

"Kuharap Koyuki mau memakannya... Lagi pula, tanganku mulai lelah..."


"Uggghhh...! Mouuu, baiklah!"

Dia pasti merasakan bahwa Naoya tidak akan mundur.

Koyuki, yang putus asa, lalu melahap suapan yang diberikan Naoya.

Dia dengan cepat memalingkan wajahnya, mengunyah perlahan dan menelannya.

Wajahnya memerah sampai ke ujung telinganya.

Ohh... ini menyenangkan, aku merasa akan ketagihan.

Sementara itu, Koyuki, yang sudah memulihkan mentalnya kemudian matanya bersinar dengan binar.

"Giliranku untuk mendorong dan melawan hari ini! Ayo, Naoya-kun, buka mulutmu!"

Begitu dia menyatakan itu, dia menyendok omuricenya dan menyodorkannya ke depan Naoya.

Dengan senyum tak kenal takut di wajahnya, dia berkata...

"Tidak adil kalau hanya aku yang merasa malu. Ayo, cepat makan. Kamu terlihat seperti anjing yang malang---"

"Ittadakimasu!"

"Hei! Aku masih di tengah kata-kataku!"

Naoya melahap suapannya tanpa pikir panjang.

Keharmonisan saus demi-glace dan telur juga sangat baik di sini. Di atas segalanya, ini memiliki rasa yang luar biasa karena ini adalah suapan yang diberikan Koyuki padanya. Dia menelannya tanpa ragu-ragu dan tertawa.

"Mn, ini menyenangkan."

"... Kamu memakannya tanpa ragu-ragu."

"Karena aku sudah terbiasa."

"Mouuu... itu tidak adil."

Koyuki mengerutkan keningnya dan kembali melahap porsinya.

Naoya mengambil porsinya kembali dan menatapnya dengan pandangan jauh.

"Tentu saja, ini tidak lebih dari sebuah 'Ahn'. Aku sudah mendapatkan dua ciuman yang nyata."

"Bhuaaah!"

"Hei, apa kau tidak apa-apa? Ini, minum!"

Naoya dengan cepat menawarkan secangkir air dingin kepada Koyuki, yang tiba-tiba tersedak karena perkataannya.

Setelah meneguk sedikit air dari gelas itu, Koyuki melayangkan protes dengan gemetar.

"Astaga, Naoya-kun ... apa yang kamu bicarakan tiba-tiba!"

"Loh itu benar, kan? Dibandingkan dengan itu, 'Ahn' hanyalah pemandangan sehari-hari."

"Aku yakin kita tidak melakukannya sesering itu...! Ugh, aku berusaha untuk tidak mengingatnya. Tapi, setelah kamu mengatakan itu... aku tidak bisa melupakan ingatan itu, tau!"

"Oh, kau mau satu suapan lagi? Ini dia."

"Aku tidak menginginkannya!"

"Ini dia, minuman spesial yang kau pesan."

Saat kami bermesraan seperti itu, minuman yang sudah kami pesan sebelumnya tiba.

Gelas tersebut ditaruh di atas meja dengan dua sedotan tertancap di dalamnya. Melihatnya, Koyuki pun takut setengah mati.

"Uuugh... tidak peduli bagaimana pun aku meminumnya, wajahku akan dekat dengannya...!"

"Sudah kubilang ini akan terlalu sulit bagi Koyuki sekarang.."

Tapi, kami tidak bisa membiarkannya begitu saja. Jadi, kami memutuskan meminumnya secara bergantian dan berhasil menghabiskannya. Koyuki terlihat sangat bingung sepanjang waktu sehingga tidak mungkin bagiku untuk menyerangnya secara agresif.

Dan setelah mereka meninggalkan restoran, Koyuki menempelkan jari telunjuknya ke wajah Naoya dan menyatakan perang sekali lagi.

"Yosh! Karena pertarungan yang sebenarnya dimulai di sini!"

"Ya, aku menantikannya. Tapi kau tidak harus ...... terlalu bersemangat, oke?"

Naoya kemudian berbicara lagi dengan Koyuki.

"Aku senang kau termotivasi. Tapi, jangan terlalu terbawa suasana. Mari kita nikmati malam ini tanpa mengkhawatirkan hal-hal di sekitar kita, oke?"

"Maaf. Aku punya misi penting untuk menaklukan Naoya-kun. Aku tidak bisa membuang waktuku seperti itu."

"Tapi, kau tahu? Aku khawatir ini seperti sebuah pertanda. Tolong setidaknya jangan sampai tersesat, oke?"

"Jangan mengejekku! Aku bukan anak kecil!"

Koyuki berbalik dengan gusar, tetapi ternyata beberapa jam kemudian, awal dari pertanda yang dikhawatirkan Naoya pun terjadi.


TL: Retallia

Editor: Sipoi




|| Previous || ToC || Next Chapter ||
Post a Comment

Post a Comment

close