Chapter 2 - Mantan Top Idol dan Ketua Kelas
Waktu berlalu, dan seminggu telah berlalu sejak saat itu.
Seperti biasa, kami berduaan saja di kelas, tapi dengan begitu suasananya menjadi damai.
Kecuali ponselku yang terus berbunyi karena serangkaian kontak yang ku dapatkan karena kepribadianku yang ingin terlibat dalam segala hal dan memiliki pertemanan luas yang tidak berguna.
Bahkan jika aku ingin mematikan notifikasi LIME ku, aku tidak ingin melewatkan kontak apa pun dari keluargaku atau 'Fuyu-nee', jadi aku memblokir semuanya kecuali orang-orang yang sangat dekat denganku untuk saat ini. Sungguh tidak lucu bahwa jumlah 'teman' ku berkurang dari yang awalnya lebih dari 300 orang menjadi sekitar 30 orang.
Aku merasa sedikit sedih dan berpikir dalam hati, ‘bukankah ini seperti pembantaian hubungan’.
"Tidak apa-apa. Aku cuma punya tujuh kontak, termasuk kamu. Jadi ya, kamu adalah beberapa orang terpilih!"
Aku disemangati oleh Kasumi dan akhirnya berpikir bahwa sepertinya akan baik-baik saja begini.
Tapi seberapa waspadanya dia dalam kehidupannya selama ini terhadap skandal sehingga dia memiliki kontak yang jauh lebih sedikit dibandingkan denganku? Bahkan setelah aku melakukan pembantaian pada kontak-kontak tersebut.
Ya aku sendiri juga kadang dijelek-jelekkan di koridor oleh penggemar Kasumi dan sekelompok gadis dari grup Maina ketika aku sendirian, tapi itu tidak begitu penting.
Setelah kekacauan di kelas saat itu, Maina menghubungiku dengan permintaan maaf, tapi itu bukan sepenuhnya salahnya. Dan dia telah berbaikan dengan Kasumi di permukaan, tapi kuharap mereka akan berteman lagi setelah mereka membereskan perasaan mereka masing-masing.
Lalu, warna ceri yang berkilauan terlihat di ujung pandanganku.
"...Apa?"
Ya, benar. Kami duduk bersebelahan sekarang.
Tampaknya, ketua kelas yang mengetahui tentang keributan itu, telah menemukan beberapa solusi untuk mencegah masalah lebih lanjut, dan pergantian kursi pertama yang terjadi tempo hari menjadi ajang kompetisi. Akhirnya, aku yang mendapatkan kursi di sebelah Kasumi.
"...Ada—apa—, Ren-kun"
"Tidak, aku hanya sedang berpikir."
"Bisakah kamu berhenti berpikir dengan mata tertuju padaku sepanjang waktu?"
Kasumi tersenyum. Tapi sepertinya dia marah.
"Jika aku menoleh ke koridor, pria yang ingin melihatmu akan menatapku."
"Lalu, kenapa kamu tidak melihat ke depan saja?"
"Bahkan jika aku melihat ke depan, aku masih akan melihatnya dari sudut mataku."
Tak dapat dibantah lagi, Kasumi adalah gadis yang sangat cantik. Jika kalian bertanya kepadaku apakah aku senang atau tidak, tentu saja aku senang, tetapi aku masih tidak bisa merasa santai sama sekali karena dia adalah penghuni dari dunia yang berbeda denganku.
Dan karena aku selalu menarik perhatian dimanapun aku berada dengan Kasumi, bahkan di dalam kelas, aku jadi tidak dapat merasakan kebebasan sama sekali.
"Huft, aku sudah tahu akan berakhir seperti ini..."
"Ahh. Itu karena kamu tidak mengubahku menjadi gadis normal secepat mungkin."
"Jangan gegabah ya!? Sebagai permulaan, kau harus menghentikan kebiasaanmu menandatangani setiap sisi kertas yang ada! Kita bahkan tidak bisa membuang sampah ke tong sampah dengan enteng karena itu!"
"Apa? Aku telah menghabiskan semua waktu luangku untuk menandatangani sesuatu selama ini, dan aku tidak bisa bersantai kecuali aku memegang pena di tanganku."
"Kalau begitu coba pegang saja penghapus, untuk saat ini."
"O-Oke."
"...Tapi kenapa kau bisa begitu ceria sepanjang waktu? Apakah kau tidak lelah terus menjadi pusat perhatian seperti itu?"
Sudah dua minggu sejak dia pindah.
Dalam perjalanan menuju sekolah, dalam perjalanan pulang dari sekolah, berjalan di koridor, dan bahkan saat makan. Di mana pun dia berada, dia menarik perhatian, rumor, dan penghindaran dari orang-orang.
Meskipun dalam situasi seperti itu, Kasumi selalu ceria, energik, dan tersenyum dengan lembut.
Bahkan aku, yang hanya menjadi pusat perhatian tambahan saja, merasa tidak nyaman dan hanya bisa terdiam. Maka dari itu, aku bertanya-tanya seberapa kuat mentalitas dan vitalitas yang dimilikinya.
"Eh? Aku tidak lelah. Aku sudah terbiasa."
"...I-iya paham sih."
"Umm. Sebenarnya ini sih rahasianya, aku hanya akan fokus pada satu orang di depanku."
"Eh?"
"Ya misal aja nih kamu lagi di tengah panggung konser, terus ada 70.000 orang disekitarmu. Dan mereka semua ada di sana untuk melihat Ren-kun."
Kasumi berkata begitu dan membuat segitiga dengan tangannya untuk mewakili tempat konser.
"Ada orang yang kabur dari acara keluarga dan mengurangi pengeluaran makanannya untuk bisa datang hari ini. Tapi bisakah aku melakukan kontak mata dengan mereka semua hanya dalam dua jam?"
"Itu..."
"Itu tidak mungkin kan. Tidak peduli seberapa banyak uang yang telah mereka habiskan, atau betapa mereka mencintaimu, atau betapa tidak bahagianya mereka dengan hidup mereka, aku tidak tahu itu, dan aku tidak bisa menerima semuanya."
Skala besarnya panggung konser adalah dunia yang tidak pernah aku ketahui, tapi aku pikir bisa memahami sesuatu yang serupa.
Misalnya, jika kedua temanmu membuat janji denganmu dalam waktu yang bersamaan, dan kau telah memilih salah satunya, maka akan tidak sopan bagi keduanya jika kau terus merasa bersalah dengan teman satunya dan tidak fokus dengan teman yang sudah kau pilih. Jadi, kau hanya perlu memikirkan teman yang kau pilih dan bersenang-senanglah dengannya.
Jika kita tidak bisa membuat semua orang bahagia, akan lebih sopan bila setidaknya menghadapi satu orang yang ada di depan kita. Kita tidak mungkin memberikan semua orang apa yang mereka inginkan, jadi kita harus tetap fokus pada satu orang di depan kita.
Aku pernah berpikir bahwa Kasumi sepertinya melihat semua orang meskipun sebenarnya dia tidak melakukan kontak mata dengan siapa pun.
Tapi saat itu, aku merasa sepertinya Kasumi sedang menatapku.
"Kalau begitu aku hanya akan melihat orang itu, dan aku tidak akan peduli dengan sekelilingku."
Sembari mengatakan ini, Kasumi menahan pipiku di antara kedua tangannya.
"A-Apa yang kau lakukan!?"
"Lihat ke sini. Nah, yang bisa kamu lihat sekarang hanyalah Miru."
"............"
Aku begitu dekat dengannya hingga aku merasa napasku tertahan di tenggorokanku.
Dekatnya jarak di antara kami hampir membuatku tersedak. Aku mencium aroma harum khas seorang gadis, dan kepalaku menjadi pusing. Namun, rasa pusing itu terasa menyenangkan.
"A-Aku..."
Aku mencoba yang terbaik untuk menutupi perasaan berbungaku yang tampaknya akan mekar setiap saat.
Aku bisa menjangkaunya, tapi dia bukan gadis yang bisa aku raih.
Baru lah pada saat itu aku menyadari munculnya rasa cemas yang dapat dilihat dari matanya.
Seharusnya, aku lah yang harus melindunginya. Sementara Kasumi baru menjadi warga sipil selama setengah tahun, aku adalah warga sipil veteran dengan pengalaman lebih dari 16 tahun.
Jika aku terlihat sangat cemas dan tidak bisa diandalkan, tidak mungkin aku bisa membantu Kasumi untuk menjadi gadis yang normal.
Bahkan Kasumi pun pasti merasa cemas.
Sama seperti aku yang tidak terbiasa menjadi pusat perhatian, menghabiskan waktu di kelas dengan normal dan memiliki kedudukan yang setara dengan banyak orang seusianya adalah sesuatu yang tidak biasa dia lakukan.
"...Maaf"
"Mengapa kamu meminta maaf? Kalau begitu, aku berharap kamu akan mengucapkan terima kasih."
"Terima kasih. Mari kita bekerja sama mulai sekarang!!"
"Mn. Yah, pertama-tama, aku ingin mendapatkan teman dengan normal!"
"Itu benar. Tapi tetap saja...idol itu luar biasa, bukan? Dalam sekejap, yang bisa kulihat hanyalah Kasumi."
"...Tidak segitunya kok. Yah, Miru sangat menyukaimu, Ren-kun."
[TN: Ini gocekannya parah sih, dan bakal terus terjadi kedepannya wkwkwkkw]
"Sudah ku bilang, hentikan itu!"
"Ehhh? Tidak mau~. Karena kamu sangat lucu lho, Ren-kun. Aku juga suka itu."
──────Itu bisa menghentikan jantungku.
Mantan top idol, Miru Kasumi.
Aku tidak pernah ragu bahwa dia adalah gadis yang baik, hanya saja aku harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki kebiasaannya mengatakan 'Aku menyukaimu' yang dia gunakan dalam arti yang setara dengan 'Terima kasih'.
"Oke, jadi hari ini di kelas, kita akan menentukan anggota komite."
Mengatakannya dari podium dan tersenyum, Kotono Kuon, ketua kelas dari kelas ini.
Dia mengenakan seragam rapi anti lecek dengan pony-tail yang diikat erat dan gaya yang elegan. Dia adalah siswi teladan yang dilahirkan untuk menjadi ketua komite.
Nilai-nilainya berada di puncak angkatan. Meskipun dia tidak pandai berolahraga, keluarganya adalah keluarga legislatif, dan dia adalah gadis cantik yang penampilannya setara dengan idol.
Untuk alasan ini, ketua komite kelas telah diputuskan dengan peringkat persetujuan yang luar biasa, dan hari ini kami akan memutuskan anggota komite lainnya.
"Mari kita mulai dengan sekretaris, oke?"
Sementara ketua sedang memutuskan anggota komite satu demi satu dengan kemampuannya, Kasumi yang duduk di sampingku, terlihat sangat gugup sepanjang waktu.
Ketika aku chat-chatan dengannya lewat LIME tadi malam, dia mengatakan bahwa dia ingin menjadi anggota salah satu bagian komite, tetapi dia tidak yakin apakah dia ingin menjadi anggota komite untuk public moral... Aku ingin tahu apa yang akhirnya dia putuskan.
Ngomong-omong, pilihan amanku adalah komite bagian mapel (mata pelajaran) Jepang.
Karena sejauh ini yang paling mudah adalah berada di bagian mapel Jepang, di mana jumlah pekerjaan yang harus diserahkan paling sedikit, dibandingkan dengan bagian lainnya, komite ini hanya bertugas untuk mengumpulkan tugas-tugas.
"Aku menantikannya, Ren-kun!"
Dia sangat bersemangat.
Orang-orang di grup Maina yang berseteru dengannya karena masalah diet sebelumnya menatap Kasumi dari belakang dengan tatapan sinis, tapi dia tidak terganggu sama sekali.
Aku dengan santai bertanya padanya sebelumnya, 'Apakah kau tidak merasa canggung?'. Lalu, 'Dibandingkan ketika aku memainkan peran center di konser dome di depan kerumunan yang penuh dengan haters?', begitu jawabnya.
Ada apa dengan mentalitas itu??
"...Aku tak sabar untuk ini."
Pada dasarnya, panitia bagian mapel akan disebut terakhir, jadi mataku yang linglung karena masih menunggu bagian itu, langsung terbangun oleh pernyataan Kasumi lima detik kemudian.
"Selanjutnya adalah komite festival. Apakah ada yang ingin menjadi..."
"Ya! Kasumi, aku mencalonkan diri sebagai anggota komite festival"
[TN: Miru nih tipe orang yang sering memasukkan namanya sendiri di percakapannya dia, kayak beberapa temenku yang dari Sunda. Jadi jangan bingung ya.]
Kasumi mengangkat tangannya dengan binar di matanya.
Lalu, tanpa diduga sama sekali. Dia meraih tanganku dan dengan paksa mengangkatnya.
"Ah, Ren-kun bersamaku!"
...Aku tidak akan melakukannya, kan!?
"Tidak, tidak, tidak. Kapan aku bilang aku akan menjadi anggota panitia festival?"
"Eh, kamu bilang kemarin kalau kamu akan berada di komite yang sama denganku, kan, Ren-kun?"
"Sudah kubilang kalau tidak ada kandidat lain, aku bersedia melakukannya, tapi kau bilang itu pilihan terakhir, kan!?"
Jangan angkat tanganku begitu saja! Kita tidak sedang melakukan balapan tiga-kaki!
[TN: Three-legged race itu, ya tau kan yang di festival olahraga biasanya.]
"Oh, itu benar. Maaf ketua, mari kita lanjutkan tanpa Ren-kun!"
"Apakah menurutmu ada orang lain yang ingin menjadi panitia festival dalam situasi ini?"
"Eh, aku yakin ada. Buktinya aku mau jadi panitia festival, kan?"
"Menjadi anggota komite festival bukanlah posisi yang sangat direbutkan dan didambakan. Festival sekolah menengah bukanlah acara dua dimensi, apakah kau sudah tahu sebelumnya!?"
Kasumi menatapku dengan tatapan kosong di wajahnya.
Fuyu-nee. Fuyu-nee!
Lagi pula, tidak bisakah kau membiarkannya menguasai sedikit pengetahuan umum!
Mengapa kau mengirim Kasumi ke sekolah dengan semua pengetahuan manga-nya yang dijejalkan ke dalam kepalanya?
Aku pun melihat ke ketua kelas sambil seolah-olah berdoa.
Aku sudah tahu bahwa tidak akan ada yang mengangkat tangan jika kita memilih kembali posisi itu, tetapi mungkin ada seorang pemberani di luar sana. Tolong, seseorang...! Seseorang, siapa pun...!
"Yah, aku tahu kamu pasti juga akan khawatir dengan Kasumi-san, jadi bolehkah aku meminta Kashiwagi-kun menjadi anggota komite festival bersamanya?"
"Ketua kelas?"
Tangan terangkat di kelas.
Rupanya, tidak ada yang keberatan.
"Kalau begitu, aku meminta tolong Kasumi-san dan Kashiwagi-kun untuk menjadi anggota komite festival. Aku berharap bisa bekerja sama denganmu."
"Ya, aku mengerti! Serahkan pada Miru!"
Aku mengerti. Ketua kelas tidak bersalah.
Jika ada, itu salahku karena tidak memeriksanya dengan benar.
Tapi itu benar-benar──────.
Saat aku menatap ketua kelas, Kasumi menarik lengan seragamku dari sebelahku.
Kasumi menatapku dengan wajah bersalah.
Aku sangat malu sehingga aku dengan spontan memalingkan wajahku.
"Maaf, Ren-kun. Aku salah memahami isi LIME kemarin dan mengira kamu akan melakukannya denganku..."
"...Tidak, tidak apa-apa. Itu karena kita tidak punya cukup waktu untuk membahasnya. Aku juga ingin mencobanya sekali, sebagai anggota komite festival. Mungkin aku bisa menemukan sesuatu di sini."
Benar sekali. Mulai sekarang, aku akan berpikir positif dan tidak akan melewatkan kesempatan untuk menemukan hal nyata yang sudah aku cari-cari!
"...Menurutku, kamu tidak harus terlalu baik padaku."
"Apa yang kau bicarakan?"
"Hehe. Aku akan memeriksanya dengan benar lain kali. Aku tidak ingin Ren-kun membenciku."
Hal yang tidak aku benci dari Kasumi adalah dia selalu merefleksikan hal-hal seperti ini dengan baik.
"Ngomong-ngomong, Kasumi-san, apa ada masalah dengan penempatan kursimu sekarang? Aku tidak memeriksa masalah penglihatanmu saat aku memintamu untuk pindah ke kursi lain..."
"Aku baik-baik saja. aku memiliki penglihatan 3.0! Ini adalah kebanggaan terbesarku!"
Dia terlihat bangga.
Aku tidak tahu apakah itu sesuatu yang bisa dibanggakan, Miru Kasumi.
"Baiklah kalau begitu, senang mendengarnya. Aku pikir masih banyak hal yang tidak aku ketahui tentangmu, jadi ketika Kashiwagi-kun tidak bisa diandalkan, tolong andalkan aku juga."
"Kenapa kau langsung mengejekku?"
"Fufu. Selanjutnya, mari kita lihat siapa yang akan bertanggung jawab atas mapel..."
Mengabaikanku, ya. Dan itu membuatku kesal karena sepertinya dia senang setelah melakukannya.
"...Ren-kun, apakah kamu dan ketua kelas akur?"
"Bukan akur sih...kami hanya bersekolah di SMP yang sama. Jadi, yah, bisa dibilang kita sudah saling mengenal."
"Hmmm. Begitu toh."
"Ada apa."
"Aku ingin tahu apakah kamu bisa mengenalkanku dengan ketua kelas."
"Kenapa kau tidak melakukannya sendiri?"
"Kalau aku melakukannya tiba-tiba, ketua kelas mungkin akan merasa tidak enak!"
"Akhirnya kau telah memahami itu... aku terharu."
Aku ingin menangis ketika mengingat bagaimana sikapnya pertama kali saat dirinya menghebohkan seisi sekolah dan menundukkan teman-teman sekelasnya dengan sikapnya.
Maksudku, jika kau begitu peduli dengan itu sekarang, mengapa kau masih begitu ceroboh padaku.
"Mou~~, tolong berhenti bersikap seperti 'rear guard'!"
"Dari mana kau belajar kata-kata itu?"
"Live Stream Game?"
"Kau menontonnya!?"
"Iya, aku sangat sering menontonnya. Ah──, eh iya juga...tidak apa-apa. Aku sudah bukan idol lagi."
Bukan masalah kan jika idol suka menonton live stream game.
Tidak, apakah itu adalah jenis dunia di mana sesuatu yang bahkan sepele seperti itu bisa membuatmu dalam masalah?
Tidak. Aku sudah mencoba banyak hobi, tapi aku tidak pernah menjadi idol, jadi aku tidak akan tahu.
"Langsung aja ngomong sama ketua kelas kalau ada kesempatan."
"Yap."
Kita berada di kelas yang sama, jadi kapan aja pasti bisa──────.
"Selanjutnya, kita akan berbicara tentang tujuan kelas kita. Kita hanya perlu memutuskan tentang bendera kelas kita, jadi mari kita luangkan waktu lebih untuk belajar mandiri, ya?"
[TN: Jujur aku bingung sama part ini di rawnya. Dan kalimat-kalimat di sekitar percakapan ini juga tidak membantu buat dapetin konteks aslinya.]
Ketua kelas bertanggung jawab atas kelas lebih cepat dibandingkan dengan para guru.
Tentu saja, melihatnya sebagai siswa teladan mungkin akan membuat Kasumi merasa sulit untuk mendekatinya.
Saat aku mencari-cari ponselku di bawah mejaku untuk membuka aplikasi LIME dan kemudian mengirim pesan, aku mendengar suara notifikasi dari suatu tempat yang berbunyi, 'LIME♪'.
"...Tolong matikan ponselmu selama di kelas, oke?"
Ketua kelas lah yang sebenarnya tidak mematikan notifikasi LIMEnya.
"Hei, Kashiwagi-kun!"
Malam itu. Ketika aku menjawab sebuah panggilan masuk, terdengar suara yang bersemangat.
Aku sudah tahu siapa itu.
"Aku sudah memberitahumu sebelumnya untuk tidak mengirim pesan LIME padaku selama di kelas, kan?"
Kotono Kuon. Dia adalah siswa teladan yang menjadi ketua kelas kami.
"Tidak, itu salah ketua kelas karena tidak mematikan notifikasi hpmu."
"Ugh~~! Aku tidak bisa mematikannya karena hari ini adalah pengumuman undian untuk konser yang sangat penting!!"
"Gimana? Apakah kau menang?"
"Terputus!?"
Dia adalah fans idol garis keras (TN: semacam wota kali ya atau kpoper kalo idolnya korea) yang mencintai idol memprioritaskannya lebih dari makan tiga kali seharinya.
Dia terlihat sangat berbeda dari personanya di kelas, tetapi kenyataannya, dirinya yang sebenarnya adalah yang seperti ini.
Rupanya, grup idol favoritnya adalah ci×ci, tapi aku belum pernah mendengar siapa yang dia suka disana. Yah, aku tidak mengenal anggota lain kecuali Kasumi dan Fuyu-ne, jadi aku tidak yakin apakah aku harus bertanya padanya atau tidak.
"Oh, selamat malam. Kalau begitu, ijinkan aku memberitahumu sesuatu, kau tidak menyelamatkanku agar tidak terpilih menjadi anggota komite festival!"
"Ya itu permintaan Mirufy, jadi mau bagaimana lagi~. Tapi tidak masalah. Kashiwagi-kun, kamu kan orang yang dapat diandalkan."
"Mungkin itu dulu, saat aku benar-benar menyukainya ketika aku masih SMP... Tapi sekarang aku adalah orang yang buruk bernilai 80 poin."
"Apa maksudmu, seseorang yang bernilai 80 poin? Aku lebih menyukaimu sekarang. Aku akan mengatakan ini sekarang, tapi dulu itu Kashiwagi-kun sedikit menakutkan, seperti monster dengan semangat juang yang sangat tinggi."
"Siapa monster yang bersemangat tinggi itu? Kau lah yang luar biasa, sekarang kau bahkan tidak bisa menunjukkan dirimu yang sebenarnya di kelas."
"Aaa───aaa───, aku tidak bisa mendengarmu~."
Sebenarnya, hubungan kami bukan hanya sebatas siswa yang dulunya bersekolah di SMP yang sama.
Meskipun kami baru berada di kelas yang sama di tahun kedua, aku telah menjadi anggota komite kelas dengan sangat bersemangat. Aku menjabat sebagai ketua komite selama satu tahun dan berpasangan dengannya, yang telah menjadi siswa teladan sejak saat itu.
Awalnya, ketua kelas adalah seseorang yang sangat sopan dan santun seperti yang aku lihat di kelas, tetapi sejak dia dipaksa oleh para guru untuk menjaga sikap disiplinnya dengan sangat tidak masuk akal, dia menjadi sedikit blak-blakan untuk mengeluh di depanku.
Tapi dari keluhannya akhir-akhir ini, tampaknya penindasan di rumahnya tidak separah dulu. Tidak mudah memang hidup dalam keluarga kaya raya.
Aku telah belajar banyak sejak kejadian itu dan bersumpah untuk tidak pernah menjadi ketua komite lagi, tetapi dia tetap menjadi ketua komite selama tiga tahun sejak SMP dan memimpin komite lagi di tahun ini, menurutku itu sangat luar biasa. Dia mungkin akan menjadi ketua komite lagi tahun depan.
"Tidak, aku tidak sarkas ya. Kau memang hebat, ketua kelas."
"...Kita tidak sedang di sekolah sekarang, jadi tolong panggil aku Kotono."
"Iya, iya."
"Ah, aku sangat lelah. Padahal Kudo adalah seorang guru. Tapi apa gunanya dia di selama ini? Aku tidak percaya ini tidak dibayar!"
Jika dia sudah sangat muak, mengapa tidak berhenti saja?
Kurasa aku tidak perlu mengatakan itu, sehingga dia bisa mengeluh padaku dengan tenang.
"Oke, sudah ku putuskan. Aku akan membuka sekantong keripik kentang sekarang."
"Whoa, aku juga suka itu. Aku akan membuka milikku."
"Apakah kamu yakin? Ini jam 02:00 pagi."
"Tidak apa-apa. Aku libur besok."
"Benar. Aku tidak akan membiarkanmu hanya memakan tiga keping dan mengoceh, kan? Kashiwagi-kun harus berbagi kalori denganku sampai akhir."
"Tentu saja. Bahkan jika aku tidak memakan semuanya dan meninggalkannya begitu saja, keripiknya bakal melempem."
[TN: Melempem atau bisa dibilang lembab menurut KBBI. Atau bisa dibilang sudah tidak renyah lagi.]
"Kamu tahu persis apa yang aku maksud, Kashiwagi-kun. Kalau kamu tidak memakan semuanya, tidak sopan untuk kentang-kentang itu~."
Aku dan dia memiliki sebuah kesamaan.
Sifat nokturnal. Kami berbagi nilai yang sama untuk ini. Dan kami tidak terlalu mencampuri urusan satu sama lain.
Mungkin itu sebabnya hubungan kami bertahan begitu lama, meskipun kami tidak memiliki minat yang sama.
"Umm. Terima kasih telah menerima posisi komite festival hari ini. Terima kasih banyak."
"Tidak masalah. Aku lah yang berterima kasih atas kerja kerasmu, Kotono."
"Tidak masalah. Itu hanyalah pekerjaanku. Ah, ayo buka Coke hari ini~."
"Oh, tidak biasanya."
Dia pasti lelah, setelah pemilihan anggota komite itu.
"Anggap saja hadiah untuk diriku sendiri, jadi tidak apa-apa. Oh iya, Kashiwagi-kun, kamu sangat beruntung karena mengenal Mirufy."
"Mungkin aku telah menyelamatkan dunia di kehidupanku sebelumnya."
"Tidak selebay itu kali. Tapi kalau kamu juga mengenal idol lainnya, kamu mungkin benar. Aku sangat iri padamu~."
...Aku akan merahasiakan fakta bahwa aku dan Fuyu-nee adalah teman masa kecil bahkan jika itu membunuhku.
Aku baru saja mendapatkan firasat buruk.
"Mungkin Kasumi adalah idol favoritmu, Kotono?"
"Tidak juga, tapi aku sangat menyukainya sehingga aku bisa merasakan udara kebahagiaan hanya dengan keberadaannya di kelas. Bagaimanapun juga, idol memang bersinar..."
"Cukup. Bagaimana kau bisa menyembunyikan fakta kalau kau fans berat idol?"
"Bakal heboh nanti kalau tidak. Ya, tidak apa-apa, toh aku sudah punya Kashiwagi-kun untuk mendengarkanku."
"...Iya, iya. Aku mengerti."
Tidak adil jika ketua kelas selalu mengatakan hal-hal ini kepadaku secara tiba-tiba. Aku yakin kita akan berbicara seperti ini tahun depan bahkan jika kita berada di kelas yang berbeda... Mau tak mau aku merasa sudut mulutku sedikit terangkat.
Aku kembali fokus pada game jejaring sosial yang telah aku mainkan, sampai pada titik dimana aku teringat akan sesuatu.
"Oh, iya. Kasumi bilang dia ingin berteman denganmu, dan dia ingin aku memperkenalkannya padamu."
"...Aku sekarat."
"Maksudmu?"
"Aku akan mati. Aku tidak bisa melakukannya. Tolong tolak itu dengan halus, atau aku akan dibutakan oleh kilauannya. Kamu tahu, Mirufy tidak seharusnya terlibat dengan orang-orang dari dunia bawah seperti kita, kamu mengerti? Entah bagaimana dia terdampar di kelas kita. Bagaimana kamu bisa bernapas dengan mata berbinar yang terus menatapmu itu? Mungkin itu adalah permata yang tidak bisa diukur dengan karat. Dan terlebih lagi, kulitnya lembut seperti sutra. Ketabahannya juga merupakan nilai plus yang besar. Aku yakin kecantikannya adalah hasil kerja kerasnya. Ketika Mirufy tersenyum, itulah dunia surgawi dan saat ketika tiga langkah penciptaan, pembentukan, dan kemakmuran dunia terjadi."
"BERHENTI, BERHENTI!"
Cukup, hentikan mantramu itu dasar fans garis keras!
Dia bahkan sudah tidak mengambil napas lagi di bagian pertengahan. Dan sisi fans garis kerasnya sepenuhnya terlihat. Di mana ketenanganmu di kelas sebelumnya?
Itu adalah jumlah informasi yang luar biasa, tetapi tidak ada yang menempel kepalaku sama sekali.
Padahal, Kotono sangat pandai menjalani hidupnya.
Dari luar, dia tampak tidak memiliki masalah sama sekali, serius, dan merupakan siswa teladan yang memberikan contoh yang baik untuk semua orang──────.
"...Yah, sekali lagi, aku tidak bisa bilang kalau aku suka idol ketika aku memperkenalkan diri."
"Kenapa kau tidak mengatakannya saja?"
"Haha. Jika orang tuaku mendengarnya, mereka akan membuang semua harta karun idolku, jadi tolong berikan aku perlindungan darurat di rumah Kashiwagi-kun kalau itu terjadi, oke?"
Di balik layar, dia selalu berusaha mati-matian untuk menjaga sisi aslinya yang kacau agar tidak terungkap.
Aku sangat terpesona dengan passionnya sehingga aku merasa sedikit kosong, bertanya-tanya mengapa tidak ada yang bisa aku senangi seperti dirinya.
"Tapi apakah kamu sudah melihatnya? Festival Lagu FNG tadi malam! ci×ci adalah yang terbaik. Awalnya aku khawatir dengan Fuyu-chan karena dia tampak dalam kondisi yang buruk sejak Mirufy berhenti, tetapi dia kembali ke performa maksimalnya dan lagunya 'Shuwa Happi' adalah puncak dari karirnya."
"Tunggu, aku belum melihat FNG."
"Kok bisa? Aku tidak percaya... Yosh, pastikan sudah menontonnya besok dan berikan aku kesanmu. Kalau mau, kamu bisa membuatkan laporan terkait kesanmu itu. Karena itu akan meningkatkan jumlah view-nya."
"Itu terlalu ribet!"
"Kalau begitu aku akan memberimu jawaban untuk tugas matematikamu."
"Kenapa kau sampai segitunya, siswa teladan."
"Hypenya. Hypenya begitu luar biasa."
"Kalau begitu, siapa idol favoritmu di ci×ci?"
"Favoritku Fuyu-chan. Fuyuka Shirakaba. Bahkan Kashiwagi-kun setidaknya tahu namanya, kan?"
"Eh, iya."
Rasa dingin menjalar di tulang punggungku.
Aku mengenalnya, dia adalah teman masa kecilku.
Aku berpikir, 'Tidak mungkin itu Fuyu-nee, kan', tapi... tebakanku salah.
Terlepas dari kepanikanku, Kotono terus berbicara dengan nada suara bahagia.
"Pesona Fuyu-chan adalah keterbukaannya. Dia memiliki penampilan seperti dewi, dan lingkaran hitam di sekitar matanya adalah yang terbaik dan terlihat sangat seksi, dan dia sangat lembut seperti seorang dewi!"
"Tapi bukan itu saja. Ada juga bagian dari dirinya yang membuat orang menghindarinya, kan?"
"Itu benar. Beberapa member lain yang hampir bubar selama tour mereka sangatlah kecewa────... Kashiwagi-kun, kamu tahu banyak tentang ini."
"Oh, yah, teman masa kecilku adalah seorang penggemarnya."
"Oh, benarkah? Itu luar biasa. Jika kamu tidak keberatan, tolong perkenalkan aku padanya lain kali."
Jika aku menjawab dengan samar tanpa bisa mengatakan bahwa orang yang ku maksud adalah Fuyuka Shirakaba itu sendiri, Kotono mungkin akan membunuhku suatu hari nanti.
Sebelum itu terjadi, entah bagaimana aku harus meningkatkan tingkat kesukaan Kotono padaku.
"Aku akan menulis laporan tentang Festival Lagu FNG itu nanti. Ya, biarkan aku yang menulisnya untukmu."
"Kok tiba-tiba mau? Apa ada sesuatu yang kamu inginkan dariku?"
"Eh? Tidak sama sekali."
"Aku meragukannya~. Oh, jika Kashiwagi-kun khawatir akan ditolak oleh grup fans kami, itu tidak apa-apa. Kami menganggap semua orang sebagai ‘rekan’ kecuali fans lain yang mengganggu kami atau ingin terhubung dengan kami!"
"Tidak apa-apa."
Aku langsung menjawabnya. Aku hampir menjadi salah satu dari ‘rekan’ tersebut.
Tetapi, jika aku bisa bergabung dengannya, apakah aku akan terbebas dari eksekusi itu nanti?
Aku akhirnya memutuskan tidak akan membiarkan Kotono tahu bahwa aku adalah teman masa kecil Fuyu-nee.
"Lagi pula. Menyenangkan hidup dengan seseorang yang kau kagumi, bukan? Tentu saja."
“Idolaku adalah alasanku untuk tetap hidup dan cahaya bagiku. Itu sebabnya ketika Mirufy berhenti, semua orang dalam keadaan berkabung...oh. Oh iya, btw, Kashiwagi-kun, apakah kamu tahu mengapa Mirufy berhenti dari ci×ci?”
Pertanyaan mendadak itu membuat jantungku berdetak lebih cepat entah kenapa.
"Untuk menjadi gadis normal lagi, kan?"
"Aku tahu itu. Jika yang dia inginkan hanyalah pergi ke sekolah, mengapa dia tidak mengikuti sekolah khusus seni pertunjukan saja?"
"...Benar juga."
Jika kau bertanya kepadaku, itu jelas benar.
Aku tidak ingat terlalu detail tentang kejadian itu, tapi menurutku itu benar-benar mendadak ketika Kasumi mengumumkan kelulusannya. Saat itu, masyarakat luas dengan panik berusaha mencari tahu niat Kasumi yang sebenarnya.
"Yah, aku baik-baik saja dengan apa pun yang membuat Mirufy bahagia sekarang. Aku tahu aku sendiri yang mengatakannya, tetapi apa yang dikatakan orang-orang di luar sana jelas berbeda."
"Benar sekali."
Aku hanya dipercayakan untuk menjadikannya gadis yang normal, bukan untuk mencari tahu niatnya yang sebenarnya.
Setiap orang hidup dengan satu atau dua bekas luka yang tidak ingin dilihat oleh orang lain.
"Dan sekali lagi. Aku ingin memastikan, Kashiwagi-kun dan Mirufy tidak menjalin hubungan, kan..."
"Tidak, kami tidak."
"Tentu saja, kan!!"
"Kau menanyakan hal yang sudah jelas"
"Ahahaha!"
Hei, jadi itu lucu bagimu untuk tertawa di sana.
"Ahh, rasanya menyenangkan berbicara dengan Kashiwagi-kun untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Aku berpikir untuk membunuhnya jika dia memberitahuku bahwa mereka berkencan atau semacamnya."
"Siapa!?"
"Siapa menurutmu?"
"Aku, tidak peduli bagaimanapun kau memikirkannya. Sialan."
"Yah, lebih baik aku kembali belajar."
"Apakah kau tahu jam berapa sekarang?"
Waktu saat ini menunjukkan pukul 03:00 pagi.
"Hahaha. Subuh adalah waktu terbaik untuk membuat kemajuan."
"Jangan sampai masuk angin ya."
"Iya~. Oke deh, sampai jumpa."
"Oke. Sampai jumpa."
Aku menutup telpon lalu memejamkan mata...tapi aku tidak bisa tidur sama sekali, jadi aku bangun dari kasur.
Aku akan memikirkan rencana untuk hari Senin ...
Kali ini, aku akan membuatnya menekan kebiasaanya mengedipkan matanya dengan ajaib yang selalu dia lakukan secara tiba-tiba. Aku yakin itu yang harus dilakukan untuk sekarang.
"Ah, Ren-kun. Selamat pagi...Eh? Apa? Kenapa kamu memegang pulpen ajaib?"
"Hari ini, aku akan menggambar bintang di tanganmu setiap kali kau mengedipkan mata."
"Mengapa!?"
"Karena gadis normal tidak mengedipkan matanya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka bahkan tidak akan mempertanyakannya."
"Hah, kamu bercanda, kan!?"
Sejak awal lelucon itu sebenarnya ada di kepalamu.
Apa yang salah dengan itu!? Dan Kasumi kembali mengedipkan matanya… Ya, dia bersalah.
Aku diam-diam menggambar bintang di punggung tangannya.
Butuh keberanian untuk menggambar di atas kulit putih bersih nan halus ini, tetapi aku tidak punya pilihan lain.
Ini juga demi kebaikan Kasumi.
"Aaaah!"
"Jika aku melakukan ini, kau dapat menghitung dosa-dosamu."
"Dosa!? Mengedipkan mata adalah dosa!?"
"Tentu saja! Berapa banyak teman sekelas yang menurutmu telah tenggelam dengan itu!"
Kasumi adalah seorang gadis yang sangat cantik. Jika dia mengedipkan mata padamu, dia akan berubah menjadi senjata yang mematikan.
Dan saat kami melakukan pertukaran ini, Kotono berjalan dari depan kami.
"...Aku bisa melakukannya. Aku sangat ingin dekat dengan Mirufy. Kashiwagi-kun juga ada di sana, dan aku yakin dia akan membantuku. Aku bisa melakukannya. Aku bisa melakukannya. Aku bisa melakukannya."
"Ada apa, Kotono-san?"
"Oh tidak!"
Jangan bilang kau datang untuk berbicara denganku karena apa yang aku katakan tempo hari!?
"Ka...Kasumi-san. Selamat pagi."
"...Aku?"
"Selamat pagi, Kashiwagi-kun."
"Aku hanya tambahan, ya"
Wajah Kotono merah dan dia gemetar.
Yah, kami selalu berbicara di telepon, jadi aneh rasanya untuk berbicara secara langsung setelah sekian lama.
"............"
"Kasumi?"
Aku bertanya padanya karena dia terdiam, tapi kemudian dia menjabat tangan Kotono dengan sekuat tenaga.
"Selamat pagi! Ketua───...Kuon-chan!"
"Fuee!? Kamu mengingat namaku..."
"Tentu saja aku ingat. Aku sudah hafal nama-nama semua teman sekelasku."
"Eh, itu luar biasa. Aku bahkan tidak bisa."
"Fufu. Aku sangat pandai mengingat nama orang. Kamu tahu, setelah semua yang terjadi di kelas, kamu adalah orang pertama yang berbicara denganku. Itu sebabnya aku sangat senang. Terima kasih! Aku menantikannya untuk bekerja denganmu mulai sekarang, Kuon-chan."
Kemudian Kasumi mengedipkan matanya dengan sempurna dan──────.
"...Nn, Kuon-chan?"
"Kyu──"
"Kuon──────chan!"
Kotono, yang menjadi sasaran fan service dari jarak dekat, benar-benar berada di surga seketika.
"...Kasumi?"
"B-Baru saja, aku melakukannya tanpa sadar..."
"Karena kau melakukannya tanpa sadar, itu sebabnya, kan!?"
Aku mengantar Kotono yang sempoyongan ke ruang UKS dan menggambar lebih banyak bintang di tangan Kasumi.
Jalan untuk menjadi gadis yang normal ternyata masih panjang.
|| Previous || ToC || Next Chapter ||
Post a Comment