NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Tonari no Seki no Moto Idol Volume 1 Chapter 3

Chapter 3 - Idol in Wonderland

Aku ingin tergila-gila dengan sesuatu.

Ini adalah masalah utamaku sejauh aku bisa mengingatnya.

Aku anak tunggal dan kedua orang tuaku sibuk bekerja. Sejak dulu, aku sangat ingin mengisi waktu luangku sebelum orang tuaku pulang.

Pekerjaan rumah tidak cukup untuk mengisi waktuku, jadi aku berolahraga.

Aku pergi ke perpustakaan.

Aku bermain permainan papan dengan Fuyu-nee.

Aku bahkan pernah serius belajar, seperti yang diminta oleh orang tuaku.

Tapi aku bosan ditengah jalan saat melalui semuanya.

Kemudian aku masuk ke sebuah grup band, mencoba membuat komposisi lagu, tetapi itu kontribusiku ternyata tidak cukup. Mencoba menggambar, tetapi aku tidak memiliki bakat atau antusiasme untuk melanjutkannya. Dan setelah beberapa saat, aku akan menemukan hal ‘berikutnya’ yang akan aku coba.

Aku tidak tahu apa yang tepat untukku.

 

Ketika aku masih SMP, seseorang yang menjadi temanku karena memainkan game yang sama bertanya tentang rank ku, dan aku berbohong secepat mungkin. Karena tidak seperti temanku yang masih mendalami game itu dan terus mengikuti event-eventnya, rank ku tidak berubah sedikit pun sejak kami dulu bersenang-senang bersama.

Memang benar, aku menyukai game itu. Aku berbohong. Aku hanya bersenang-senang sepanjang waktu karena dapat membicarakannya dengan teman-temanku. Jadi itu tidak bertahan lama.

 

Beginilah caraku menyukai berbagai hal dengan setengah hati, dan tak lama kemudian aku tidak bisa mengikutinya dan membuangnya sendiri. Hubungan yang telah terbentuk dan diperluas karena aktivitas ini menjadi renggang sebelum aku menyadarinya, dan semuanya menjadi menyebalkan.

Aku pandai dalam banyak hal namun secara dangkal, maka dari itu aku tidak memiliki satu hal pun yang dapat ku bicarakan dalam perkenalanku.

Itu sebabnya aku menginginkan sesuatu yang nyata yang bisa membuatku tergila-gila sepanjang waktu.

Dan di sekitar waktu itulah, Fuyu-nee lulus audisi idol dan pergi ke Tokyo untuk debut sebagai member cider×cider.

Dengan kata lain, aku menjadi terburu-buru.

Fuyu-nee, yang sudah bermain denganku untuk waktu yang lama, menemukan tempatnya sendiri dan melebarkan sayapnya. Dia dikelilingi oleh banyak orang, dicintai oleh banyak orang, dan tampak sangat bahagia.

Jadi mengapa aku berada di tempat yang sama sepanjang waktu, aku terus bertanya-tanya.

Namun, baru di SMP aku bisa mengulangi siklus mencoba sesuatu itu dan bosan dengannya seiring berjalannya waktu.

Mencoba juga membutuhkan stamina. Jika kita berulang kali mencoba, mencoba, terus mencoba, dan hal tersebut bukanlah yang kita cari pada akhirnya, kita pasti akan merasa lebih baik jika kita tidak pernah mencobanya sejak awal.

Aku seharusnya mengalihkan segala usaha tersebut untuk mengakui kalau…aku memang orang yang bisa melakukan banyak hal tapi secara dangkal.

“Aku dapat membantumu menemukan sesuatu akan yang membuatmu tergila-gila bahkan ketika seluruh hidupmu tampak begitu membosankan.”

Namun, alasan mengapa aku menjabat tangan Kasumi waktu itu mungkin karena ada perasaan membara terhadap keinginan yang tak dapat dijelaskan untuk ‘hal yang nyata’ di sudut pikiranku.

"Aku telah diberitahu berkali-kali bahwa hidupku bahagia, jadi aku percaya diri."

Atau mungkin karena aku bermimpi untuk bisa menjadi seperti Kasumi, bukan orang lain?

"Serahkan padaku!"

Atau mungkin keduanya.

 

Hari ini adalah hari pertama Golden Week. [TN: Semacam liburan panjang di Jepang.]

Aku dan Kasumi memutuskan untuk melakukan ekspedisi.

"Jadi untuk saat ini, bisakah kamu memberi tahuku tentang apa yang paling kamu minati?"

"...Aku tidak memiliki sesuatu yang khusus untuk saat ini."

"Kalau begitu kurasa aku harus mulai dengan mencari sesuatu yang menarik minatmu."

Sebagai bagian dari pencarianku untuk sesuatu yang bisa aku tekuni, hal pertama yang kami diskusikan adalah memilah apa yang aku minati dan yang tidak, dan apa yang ingin aku lakukan di masa depan.

Sepertinya Kasumi bersedia menghadapiku dengan sungguh-sungguh.

"Nnn. Kalau begitu, untuk saat ini, apakah kamu ingin pergi ke taman hiburan pada hari liburmu berikutnya?"

"...Kenapa?"

[TN: Tentu saja karena ini adalah novel romance, bung.]

"Sudah lama aku tidak ke sana."

Bukankah Kasumi hanya ingin keluar dan bersenang-senang?

"Bercanda kok. Menurutku kita bisa memulainya dengan sesuatu yang memang banyak disukai orang-orang. Aku yakin kamu telah mencoba sebagian besar hal-hal kreatif lainnya, dan idol terlalu bersinar untukmu, kan? Maka dari itu, aku pikir hal yang banyak digemari selanjutnya adalah taman hiburan."

"Eh. Aku belum sempat ke taman hiburan karena kedua orang tuaku selalu sibuk, jadi aku tidak tahu banyak tentang itu."

"Itu sebabnya. Bukankah bagus kalau itu layak digemari mulai sekarang?"

"Hoo, aku mengerti...!"

Menakjubkan. Ini benar-benar dipikirkan dengan baik olehnya.

Ketika aku memikirkannya sendiri, aku secara alami fokus pada apa yang aku suka dan apa yang bisa aku lakukan, jadi aku tidak pernah melihat kemungkinan lain berupa hal-hal yang hanya perlu dinikmati dan memang telah digemari oleh banyak orang.

"Lagipula, selama ini aku hanya berada di sana untuk proyek majalah atau TV, jadi kupikir itu dapat menjadi latihan yang baik bagiku juga untuk menikmatinya dengan cara yang normal! Satu batu untuk dua burung!"

"Oh..."

Memang. Jika dia pergi sebagai bagian dari sebuah proyek, dia akan bisa mengendarai semua wahana tanpa mengantri. Dan dia harus khawatir tentang bando mana yang akan dipakainya, yang merupakan sesuatu yang normal bagiku, tapi kurasa dia belum pernah mengalaminya. [TN: bando telinga kucing, telinga kelinci, dan sebagainya maksudnya.]

"Dan karena semua orang akan sibuk bermain di sana, mereka tidak akan memperhatikanku meskipun penyamaranku tipis. Jadi kita bisa bersenang-senang tanpa khawatir aku akan ketahuan!"

“Aku tidak menyangka akan datang hari dimana aku akan sangat bergantung padamu.”

"Hei, tidak sopan. Ini yang kamu dapatkan ketika Miru-chan serius, lho!"

Maka seriuslah sejak awal dalam kehidupan sekolahmu juga.

"Aku akan memesankanmu tiket, oke?"

"Baiklah. Aku akan membayar tiketnya nanti."

"Oke! Btw, apakah kamu tahu cara menikmati Disneyland sebesar 120%?"

"Tidak, aku tidak tahu, tapi ..."

Kasumi membuka mulutnya dengan ekspresi puas di wajahnya.

"Kalau begitu, proyek ‘Ayo pergi ke taman hiburan’ dimulai saat ini juga! Siapapun yang dapat membuat persiapan awal terbaik pasti dapat menikmati suasana di Disney. Pertama-tama, pikirkan tentang pakaian apa yang akan dikenakan nanti. Lalu, merencanakan urutan tempat yang akan kita jelajahi disana. Kita juga harus mencari tahu dimana lokasi terbaik untuk melihat pawai...apakah kamu mendengarkanku?"

"Aku mendengarmu. Aku hanya belum pernah tertarik dengan taman hiburan sampai sekarang."

"Fufu. Kamu dan aku sudah ditakdirkan untuk berada pada aliansi bersama. Aku harap kamu akan ikut denganku seperti kamu berada di kapal yang besar!"

Dan. Aku tidak akan pernah memberitahunya bahwa ekspresinya saat tersenyum bahagia tersebut adalah yang paling menggemaskan.

[TN: Mungkin beberapa dari kalian merasa lebih baik kalau kalimat diatas ditulis “Kamu dan aku sudah ditakdirkan untuk bersama”, terlebih kalau pakai MTL. Tapi kalau aku liat secara harfiah, kata-katanya tidak se’manis’ itu, dan Kasumi lebih menekankan kalau mereka bersama karena ditakdirkan dengan tujuan bersama, bukan dalam nuansa yang romantis.]

 

Setelah itu, aku bersiap-siap untuk acara tersebut, seperti yang diminta oleh Kasumi, yang tampaknya telah selesai mengerjakan PRnya. Langkah pertamanya adalah memilih pakaian untuk bertanding di hari tersebut. Dengan hati-hati, aku memutuskan akan mengenakan bando Mickey Mouse, jadi aku akan memesan set pakaian monoton hitam dan putih dari olshop.

Karena aku hanya percaya pada kemeja hitam putih dan celana jeans, Kasumi jadi ingin memilihkan pakaian untukku. Namun jika kita berjalan ke pusat perbelanjaan bersama, hal tersebut akan sangat mencolok, maka dari itu satu-satunya cara adalah dengan berbelanja online di olshop.

"Apa!? Siapa yang mau memakai celana robek seperti itu?"

"Ren-kun lah yang akan memakainya. Itu adalah trend fashion saat ini!"

Jika dipikir-pikir lagi, lucu rasanya melihat kami yang berada di kelas, mengobrol dan bercanda sambil memilih pakaian kami.

Disamping Kasumi yang memilihkan pakaian untukku, aku juga memikirkan koordinasi pakaian yang cocok untuknya. Awalnya, dia akan mengenakan gaun hitam, putih, dan merah yang akan terlihat bagus di media sosial, seperti gaun Mini Mouse.

Tapi penampilan seperti itu tentu terlihat seolah dirinya berteriak 'Aku seorang idola, tolong lihat aku di sini!' pada orang-orang sekitarnya.

Jadi, entah bagaimana akhirnya aku dapat meyakinkannya untuk memakai blus putih dan rok mini hitam. Itu adalah fashion gadis normal di Disney, mungkin. Aku juga tidak tahu sebenarnya.

Selanjutnya, aku membrowsing pawai yang akan mereka adakan musim ini dan mencari tahu di mana lokasinya.

Aku menemukan bahwa pawai kali ini disebut 'Dream of Truth' dan baru dimulai kemaren, dan akan ada flash mob dimana kita dapat berdansa bersama para karakter disana.

Jadi, di bawah pengawasan Kasumi-sensei, mantan dancer profesional, kami memulai latihan khusus hari itu untuk bersenang-senang dengan para karakter disana dengan kemampuan terbaik kami.

"Mou──! Apakah kamu menonton TikTok?" [TN: Aku tidak menyangka akan menemukannya disini~]

"Itu sebabnya! Karena aku belum pernah menari sebelumnya, dan tidak mungkin aku bisa melakukannya hanya dengan melihatmu!"

Aku berteriak dan mencoba berusaha yang terbaik, tetapi sejujurnya, aku masih meragukan tarianku. Aku akan mencoba mencurangi Kasumi di hari tersebut dan melihat apa yang bisa kulakukan.

Kemudian kami memikirkan cara untuk mengatasi orang-orang mengenali wajah Kasumi, membuat peta Disneyland sendiri dengan mempertimbangkan waktu tunggu tiap wahana, dan akhirnya akhir pekan pun tiba.

 

Kami bangun lebih awal dari biasanya dan sekarang kami menunggu di pintu masuk Disneyland.

"Huft... Aku merasa seperti tidak melakukan apa-apa selain berusaha menekan kebiasaan mengedipkan matamu minggu ini."

"Maka dari itu, sekarang kita harus membuang realita itu dan bersenang-senang di Disney!"

"Ini sangat menyegarkan, aku menyukainya. Aku sangat menyukainya."

"Hei, jangan meniru kebiasaan Miru!"

Bahkan jika kau mengatakan itu, kita selalu bersama, jadi tidak heran aku menjadi begitu lelah.

Aku pun merasa telah menghabiskan jatah untuk mendengar perkataan ‘aku sangat menyukaimu’ dalam seumur hidupku karena Kasumi akhir-akhir ini.

Sungguh menakjubkan untuk terbiasa dengan hal itu, menjadi seorang idol.

Aku merasa tidak akan pernah bisa memberi orang lain apa pun seperti yang telah dilakukan oleh mereka.

"Yosh, baiklah, mari kita mulai dengan pengecekan ulang. Pertama-tama, tiketnya, OK. Untungnya sekarang kita hanya perlu menggunakan aplikasi tanpa harus memegang kertas tiket, kan."

"Kita hanya perlu menunjukkan ini di gerbang tiket, kan?"

"Yapp, betul! Dan aku telah membeli bando di toko stasiun sebelumnya, jadi ini sempurna!"

Kasumi dengan bangga mengatakannya dan menggoyangkan bando Mini Mousenya yang terlihat lucu.

Dia mengenakan masker dan sarung tangan yang membuatnya terlihat seperti Mini Mouse untuk melindungi wajahnya agar tidak dikenali, jadi tidak mungkin ada orang yang mengenalinya kecuali mereka benar-benar dekat dengannya.

Namun, stylenya yang luar biasa membuatnya tetap menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Dia melihat pakaianku yang monoton, yang tidak biasa aku pakai, dari atas ke bawah, seolah-olah dia sedang memeriksa fashion di acara TV.

"Huum, Huum. Aku tahu ini akan terlihat keren."

"...Oh"

Kata-kata Kasumi begitu lugas sehingga terkadang aku kesulitan untuk meresponnya.

Selain itu, akan lebih baik jika dia mengatakannya dengan mode idolnya. Tetapi dia malah mengatakannya dengan santai, dan karena itulah aku menganggap bahwa ini sangatlah licik.

"Ren-kun, kamu pikir aku hanya sekedar menyanjungmu, kan?"

"Tentu saja."

"Kenapa kamu meragukannya? Aku yang mengoordinasikannya, jadi tentu saja kamu akan terlihat keren."

"...Iya"

Kau benar-benar makhluk yang sangat licik melakukan protes yang menggemaskan seperti itu!!

"Kau lah yang terlihat bagus dengan pakaianmu."

"Terima kasih. Hahaha. Telingamu terlihat merah. Kamu tidak perlu memaksakan diri."

"Hah...!"

Saat aku mencoba menutup telingaku dengan tanganku, Kasumi terkikik dan membuka mulutnya.

"Aku pasti akan memintamu untuk memilihkan pakaianku lagi nanti, meskipun itu bukan bertujuan untuk terlihat normal atau untuk mencegah identitasku terungkap."

"...Kenapa?"

"Karena aku ingin Ren-kun memujiku lagi tentang betapa bagusnya penampilanku. Apa ada alasan lain?"

"Itu lah sebabnya!"

Sikapnya yang manis sangatlah licik!!

 

Setelah itu kami menunggu pembukaan Disneyland sambil mengobrol, menunjukkan tiket saat kami masuk, dan berlari menuju wahana yang paling populer.

Kemudian, tanpa jeda, kami sarapan di kafe yang telah kami atur sebelumnya, menaiki wahana dengan tiket kami, mengamankan tempat dengan pemandangan pawai yang bagus, dan meletakkan tiker kami sambil duduk dan beristirahat sejenak. Semuanya berjalan dengan sempurna.

Masih ada beberapa saat sebelum pawai dimulai, jadi aku akhirnya bisa mengatur napas.

Sejauh ini, mulai terasa adanya kompetisi dalam diriku sendiri.

"Menakjubkan... Suasana Disneyland..."

“Hei. Tapi sangatlah merepotkan jika kita memasukkan persiapan kita sebelumnya.”

"Tapi sudah lama sejak aku bisa bersenang-senang seperti ini."

"Eh... Yayy!"

Kasumi tersenyum saat dia memberikan sorak gembira padaku.

"Apakah kau sangat senang?"

"Tentu saja! Sejujurnya, aku merasa menyesal telah menyebabkan banyak masalah padamu, Ren-kun, dan aku merasa sangat bersalah karenanya. Jadi aku senang akhirnya bisa berkontribusi dengan benar, dan yang terpenting, aku senang kamu bisa bersenang-senang denganku seperti ini."

"...Apa itu. Jika aku tidak bersenang-senang, aku tidak akan terlalu serius menyiapkan ini semua."

Selain itu, aku tidak pernah bersama dengan orang yang begitu serius untuk berjalan-jalan denganku.

"...Aku lah yang seharusnya berterima kasih padamu. Karena membantuku menemukan sesuatu yang bisa tekuni."

"Jika kamu mengatakannya seperti itu, seakan aku lah yang terus menyebabkan masalah."

"Itu benar."

“Apakah kamu berpikir aku akan setuju begitu saja denganmu?”

Kenyataannya, jika Kasumi adalah seorang idola yang egois, aku pasti sudah menyerah padanya sejak dulu. Tapi, karena dia menjabat tanganku dengan tatapan serius pada saat itu, dan karena aku tahu tentang segala usahanya, aku bisa melakukan yang terbaik seperti saat ini.

"Benar. Lagipula, kita masih punya waktu sebelum pawai dimulai."

"Eh. Bukankah mereka akan mengenaliku dalam keadaan seperti ini?"

"Tidak apa-apa. Ini bukan hal yang diposting oleh para idol di blog mereka, ini hanya kenangan-kenangan untuk kita."

"Kurasa benar. Ah──, ini salahku. Aku selalu mengaitkannya dengan idol."

"Yah, gadis normal juga sangat memikirkan foto yang akan mereka pasang di media sosial. Jadi, bukankah itu normal?"

"Kamu benar-benar pria yang baik."


Kasumi mengatakannya seolah-olah dia mencoba menyetujuinya, dan mengangkat kamera ponselnya.

"Kalau begitu, aku akan mengambil fotonya dengan aplikasi, jadi mari bersiap-siap. Tiga, dua, satu ... wah!"

Sesaat. Hembusan angin bertiup, dan rambut halus Kasumi pun langsung mengenai wajahku.

"Hahaha! Hei lihat, aku punya gambar yang bagus."

"Bukankah aku satu-satunya yang terlihat jelek disini!?"

Mata Kasumi terbuka lebar meski diterpa angin kencang, poninya masih utuh, dan aku setengah buta karena diserang oleh rambut Kasumi.

Umm, bolehkah aku merengek?

"Tapi tetap saja, itu luar biasa. Bagaimana kau mendapatkan poni berlapis besi seperti itu."

"Persiapan adalah kunci untuk idol. Aku harus tetap cantik bagaimanapun keadaannya."

"...Kau bukan idol lagi, jadi tidak apa-apa untuk sedikit santai dengan persiapanmu."

“Akan ku koreksi kata-kataku sebelumnya. Maksudku, bukan cuma untuk idol saja, tapi juga untuk semua perempuan. Ini kencan pertama kita di Disney, aku tidak akan membiarkan poniku menghalangi kesenangan kita!"

Eh, bukankah kau baru saja mengatakan sesuatu yang luar biasa?

Kencan Disney pertama? Kasumi?? Tentu, saat pertama kali kami bertemu, dia mengatakan sesuatu tentang skandal, tapi... serius?

Dan ternyata, bukan aku satu-satunya yang mengira ini adalah kencan.

"Aku harus memfotonya ulang, aku juga harus mendapatkan fotomu yang bagus walaupun aku tidak mempostingnya di media sosial."

Sementara aku sedang merenung, Kasumi mulai mengangkat ponselnya dengan ekspresi datar di wajahnya.

Shutter pun diklik dalam sekejap.

Aku melihat kembali foto itu dan terlihat diriku dengan telinga merah cerah dan Kasumi dengan pipinya yang sedikit merah.

"Tunggu, itu dia... Lihat, Ren-kun, berdiri lah!"

Kasumi tiba-tiba berkata dan berdiri dengan penuh semangat.

"Apa?"

"Pawainya sudah dimulai! Menurutmu untuk apa aku mengajari Ren-kun menari!? Ini untuk menikmati pawainya sebesar 180%, kan!?"

Bukankah tujuanmu telah berubah!?

Aku baru saja akan mengatakan, 'Aku datang ke sini untuk menemukan sesuatu yang bisa aku tekuni' tapi kemudian aku baru menyadari bahwa Kasumi ternyata lebih antusias dengan ini.

"...Itu sebabnya ini tidak berhasil."

Kurasa kecepatan kita untuk larut dalam berbagai hal terlalu berbeda antara aku dan Kasumi.

Aku tidak ingin menjelaskan semuanya dalam satu kata, tapi ini mungkin adalah bakatnya dalam arti tertentu.

Ini seperti saat dia mengatakan bahwa jika dia fokus pada satu orang di depannya, dia tidak akan kehilangan fokus bahkan jika puluhan ribu orang memanggil namanya.

Bakat untuk begitu ‘larut’ dalam sesuatu sehingga dia tidak bisa melihat hal-hal lain di sekelilingnya.

[TN: Sedikit penjelasan untuk kalimat rumit di atas. Jadi Ren menganggap Miru dapat dengan mudah fokus pada semua hal yang dia lakukan bagaimanapun keadaannya. Tidak seperti Ren yang mudah kehilangan fokus ditengah jalan sehingga dia tidak bisa menemukan sesuatu yang bisa dia rasa ‘tepat’ untuk ditekuni. Dan karena saat ini Miru terlihat lebih fokus dan antusias, Ren jadi merasa tidak akan berhasil mendapatkan hal yang bisa dia tekuni kali ini, karena dia sudah ‘kalah’ dengan Miru.]

"Ya, benar. Saatnya untuk serius."

Lihat tarian pawai brilianku, yang merupakan hasil latihan keras dengan pelatih iblis bernama Miru Kasumi─────!!

"...Tidak, tidak, tidak."

Aku mundur dalam hitungan detik. Sungguh menakjubkan, apa-apaan itu.

Melihatnya menari di sebelahku, membuatku sangat tertarik, tariannya seolah berbicara untuknya bahwa dia benar-benar sedang menikmati momennya sendiri.

Meskipun wajahnya seharusnya tidak terlihat karena maskernya yang tertutup rapat, Kasumi mulai menarik lebih banyak perhatian dibanding para karakter yang ada di mobil pawai.

'Luar Biasa!', 'Keren!', 'Sepertinya menyenangkan!', 'Apakah ini semacam promosi?', Dan.

Dikelilingi oleh sorak-sorai, tidak ada tamu terdekat yang menonton pawainya lagi.

Aku diam-diam pindah ke barisan belakang dan menatap Kasumi yang dikelilingi oleh para tamu.

Yah... Um... Mungkinkah aku membentuk aliansi bersama dengan gadis yang luar biasa itu?

 

Kemudian, setelah pawai selesai, aku segera menarik Kasumi, yang melihat tepuk tangan orang-orang di sekitarnya dengan wajah terkejut, dan setelah menceramahinya karena menarik perhatian orang-orang, kami pun mengantre untuk wahana berikutnya, dan ketika dia melihat perkiraan waktu tunggunya, reaksi Kasumi adalah yang terbaik.

"Eh~~!? Kita akan menunggu selama itu!? Hanya untuk kesenangan yang berlangsung sesaat!?"

“Keseruan wahana ini sudah mencakup waktu yang dibutuhkan untuk mengantre di dalamnya.”

"Tidak, ini terlalu berlebihan..."

"Tidak, ini biasa saja. Ini normal bagi orang-orang biasa sepertiku."

Waktu yang dihabiskan untuk mengantre sambil mengobrol dengan Kasumi, yang entah bagaimana terasa sangat berkesan, berlalu cukup cepat. Padahal kakiku sudah terasa sangat kaku.

"Ini menyenangkan~~! Tapi aku mungkin hanya bisa kesini jika ada Ren-kun."

"Kenapa?"

"Sebaliknya, kenapa tidak? Satu-satunya alasan aku dapat menikmati antrian untuk waktu yang lama adalah karena kamu berdiri di sampingku."

"~~~~~~"

Senyumnya yang tampak polos adalah pukulan kritikal bagi otakku yang sudah lelah.

Ya. Lelah, dan terpesona.

"Iya, menyenangkan. Di Disneyland."

"Hei. Ini juga kunjungan pribadi pertamaku, tapi rasanya sangat menyenangkan~~."

Setelah menonton pawai malam dan membeli beberapa suvenir, kami naik kereta untuk pulang.

Kami beruntung karena tersisa kursi untuk dua orang sejak kami menaikinya, sehingga kami dapat duduk bersebelahan.

Kasumi masih dilengkapi dengan penyamaran untuk mencegah wajahnya dikenali. Cukup lucu melihat orang-orang di sekitar kami melepas kostum mereka satu per satu, sementara dia yang tidak melepasnya tetap terlihat paling mencolok diantara yang lainnya.

"Jadi, bagaimana? Apakah kamu akan mencoba menekuninya?"

“Menyenangkan, tapi sepertinya aku tidak akan kecanduan dengannya. Tentu saja aku suka Mickey Mouse, tapi aku tidak akan bisa mengantre selama dua jam berkali-kali untuk melihatnya, dan sejak awal aku memang orang indoor, jadi ku pikir aku akan mencapai batas fisik dan mentalku terlebih dahulu."

Dan juga, pawai itu menunjukkan batas kemampuanku.

Tapi aku tidak akan memberitahunya.

[TN: Mengacu ke monolog panjangnya terkait perbedaan kemampuannya untuk fokus dibanding Miru]

"Ahhh, begitu. Aku sangat mengerti karena aku sendiri lebih menyukai kegiatan indoor. Paling sebulan sekali adalah batasku. Aku bahkan sudah cukup mengantuk sekarang."

Kasumi mengatakan itu dan kemudian menghela nafas lega.

"Nih. Hangat, kan?"

Seolah ingin menunjukkan buktinya, dia meletakkan tangannya di pipiku. Aku sangat gugup sehingga rasa lelahku sebelumnya dalam sejenak menghilang.

Sikapnya yang menggemaskan dengan cara yang licik memang efektif menghilangkan rasa lelah.

"Tapi aku belajar banyak hari ini! Mulai sekarang, aku hanya akan fokus pada hal-hal indoor, hal-hal yang belum pernah aku coba sebelumnya."

"Ohh, positif. Aku mengandalkanmu."

"Setelah sekian lama? Kamu selalu bisa mengandalkanku, tahu~!"

"Begitukah."

Sepertinya masih terlalu sulit bagiku untuk memberikan contoh yang baik.

Aku menambahkan itu ke dalam pikiranku, dan merasakan kehangatan tubuh Kasumi perlahan menjalar ke tubuhku.

 

 

 || Previous || ToC || Next Chapter ||   

0

Post a Comment



close