-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Dokuzetsu Kuudere Bishoujo Volume 4 Chapter 6

Chapter 6 - Kontes Pasangan Mesra Tertangguh

Festival Budaya di SMA Otsuki terdiri dari 3 event utama.

Pertama adalah pameran dari tiap kelas, kedua adalah presentasi dari tiap klub.

Dan yang terakhir──pertunjukkan panggung yang diadakan di gymnasium.

Terdapat berbagai macam jenis event yang diadakan, mulai dari penampilan dari klub drama, konser live dari klub musik hingga pertunjukkan dari klub rakugo. Selalu ada hal yang bisa kita tonton di festival ini. [TN: Rakugo itu semacam stand up comedy tradisional jepang, tapi yang ngelawak duduk, bukan berdiri. Sit down comedy berarti? Wkwkwkwk]

Banyak kursi pipa yang diletakkan di pelataran gymnasium dan banyak pengunjung yang duduk di sana untuk beristirahat.

Dan tepat di siang hari, sebuah pertunjukkan bodoh sedang akan dimulai.

Kebanyakan kursi sudah terisi dan banyak sekali orang yang berdiri.

Semua orang sudah menunggu pertunjukkan itu dimulai dengan antusias.

Yui muncul dari sisi panggung. Setelah menunduk ke hadapan penonton, dia mengumumkan dengan penuh semangat menggunakan mic yang ada ditangannya.

“Yap, para hadirin sekalian! Sekarang kita akan memulai salah satu event utama hari ini…!”

Dia menunjuk ke arah langit sambil mengumumkannya.

Dalam waktu yang sama, sebuah kusudama (bola kecil yang berisi confeti) yang berada di tengah panggung terbuka. Banner beserta confeti keluar dari dalam bola tersebut, banner tersebut bertuliskan.

[Pasangan Mesra Tertangguh]

“Pasangan mana yang akan membuktikan kekuatan cinta mereka dengan menghadapi berbagai macam tantangan? Oke para hadirin sekalian, pertarungan untuk memutuskan pasangan mesra tertangguh tahun ini akan dimulai kembali!”

“””WAAAAAAAAHHH!!!”””

Deklarasi Yui membawa semangat para penonton ke puncaknya. Seharusnya ini adalah event festival sekolah biasa, tetapi semangat orang-orang sangatlah tinggi sehingga bisa menyaingi event-event festival outdoor.

“Apa-apaan ini…”

Koyuki seolah sedang melihat kiamat saat dirinya mengintip dari balik panggung.

Dia menggunakan seragam sekolahnya, bukan bunny suitnya. Dia dengan ragu akhirnya setuju untuk berpartisipasi dalam event ini, tetapi dia langsung mengganti pakaiannya atas permintaannya sendiri dengan mengatakan dia lebih baik mati dibandingkan harus tampil di panggung dengan pakaian seperti itu.

Naoya pun dengan santai menjawab pertanyaan Koyuki.

“Sayangnya, ku dengar ini adalah event tradisional yang sudah ada sejak lama.”

Ada yang mengatakan event ini awalnya diadakan oleh siswa-siswa terdahulu sebagai candaan, tetapi karena diterima dengan baik oleh banyak orang, event ini pun menjadi event yang rutin diadakan tiap tahun.

Nyatanya, peserta lainnya yang menunggu di belakang panggung seperti Naoya dan Koyuki, terlihat sangat antusias dengan mata yang berbinar, meskipun ada juga dari mereka yang terlihat terdiam dan malu atau saling mengobrol dengan canggung untuk menutupi kegugupannya.

Banyak sekali alumni yang datang ke sekolah untuk menyaksikan event ini setiap tahun.

Bisa dikatakan situasi ini seperti kiamat untuk beberapa orang, atau bisa juga dikatakan sebagai situasi yang damai untuk orang-orang lainnya.

“Tradisi memang sesuatu yang harus dilestarikan, itu benar. Tapi, kamu tahu, ada batasnya juga kan…”

Koyuki menekan pelipisnya seolah dia baru saja terkena brainfreeze setelah memakan banyak es krim, kesedihan pun muncul di wajahnya.

Penampilannya yang terlihat seperti boneka, membuat pemandangan ini sangat estetik, tetapi kesedihannya memang nyata.

Koyuki memiliki aura seperti seorang tahanan yang hendak dieksekusi, tetapi dia tetap mencoba untuk mendengarkan penjelasan yang ada di panggung.

“Peraturannya sederhana. Berbagai jenis permainan akan dimainkan, jadi berkerjasamalah untuk bisa memenangkannya! Pasangan terakhir yang bertahan akan menjadi pasangan paling mesra tahun ini!”

“Oh, jadi ini adalah sistem gugur. Kalau begitu, ayo mengalah di babak pertama. Sepertinya itu satu-satunya jalan──”

“Btw, kita punya hadiah yang sangat menarik juga kali ini! Pemenangnya akan mendapatkan…”

Segera setelah Koyuki merasa lega, Yui memotong kata-katanya dan menerima sebuah bingkisan dari panitia. Dia membuka bingkisan itu dan mengeluarkan isinya.

“Kita akan memberikan satu set karakter yang sangat populer, ‘Nyanjiro’, yang tidak dijual dimanapun!”

“Ugh…Kenapa!?”

Itu adalah boneka mainan berbentuk kucing dengan ekspresi datar yang terlihat sedang memancing seekor hiu.

Naoya berpikir itu barang yang sangat aneh, tetapi ekspresi wajah Koyuki berubah seketika dan mengguncang Naoya dengan memegang kerahnya.

“Ah, itu boneka yang dibuat secara kolaborasi dengan dermaga pemancingan lokal 3 tahun yang lalu…! Itu adalah barang yang sangat langka yang hanya dimiliki oleh beberapa penggemar saja!”

“Iya, aku dengar tiap tahun alumni akan menyumbangkan berbagai macam hadiah untuk event ini. Kurasa mereka pasti mendapatkannya langsung dari dermaga itu, kan?”

“Naoya-kun, jangan bilang kamu sudah mengetahui ini sebelumnya…!?”

“Sudah kuduga, ini sungguh tidak terduga…”

Naoya mengangkat tangannya dan bersumpah bahwa dirinya benar-benar tidak mengetahuinya.

Tetapi sebenarnya, Naoya sudah menebak perkembangan ini sejak dia melihat Yui tersenyum saat melihatnya. Yui pasti sudah tahu melalui adik perempuannya, Yuna, kalau Koyuki benar-benar penggemar berat Nyanjiro.

(Yui… Dia pasti sudah menebak kalau Koyuki akan memberikan perlawanan yang ketat jika dia memancingnya dengan hadiah ini didepannya.)

Semua ini dilakukan agar eventnya menjadi lebih menarik.

Nyatanya, jumlah pesertanya cukup untuk memenuhi semua meja yang sudah disediakan, padahal dia mengatakan sebelumnya kalau mereka kekurangan peserta.

Tentu saja, sebenarnya Naoya sudah mengetahui hal tersebut dan menyetujuinya.

“Uuu…aku juga sudah pernah terpancing dengan koleksi Nyanjiro di kolam renang…apakah ini akan terjadi lagi!? Rutinitas sehari-hariku sepertinya makin kacau… Pasti ada kekuatan besar yang bekerja di belakang layar…”

“Sudahlah, kau terlalu banyak berpikir. Nyanjiro kan memang sangat populer.”

“Ugh… Sulit sekali kalau karakter kesukaanku tersebar diseluruh penjuru dunia…”

Alis Koyuki semakin berkerut.

Tetapi, itu bukanlah ekspresi kesedihan lagi. Ekspresinya sekarang menunjukkan seorang pejuang yang akan menghadapi pertarungan yang harus dia menangkan.

Naoya pun menepuk pundak Koyuki.

“Yah, mau bagaimana lagi. Ayo berusaha yang terbaik untuk menunjukkan betapa mesranya kita.”

“Senyum yang bagus ya…!? Kamu akan selalu begini disetiap kesempatan──kan?”

Koyuki meluapkan emosinya, tetapi kemudian matanya tertuju ke belakang kepala Naoya.

Dua peserta baru muncul diantarkan oleh panitia. Keduanya nampak kebingungan seolah tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Koyuki lalu menghampiri mereka dengan wajah kebingungan.

“Arthur-kun? Dan Claire-san juga!”

“Ko…Koyuki-sama!”

Claire juga menyadari keberadaan kita dan memiringkan kepalanya dengan bingung.

“Apa-apaan ini, aku tiba-tiba diajak kesini…”

“Apa maksudmu, ini adalah event untuk menentukan pasangan mesra tertangguh.”

“…Hah?”

“Pa-Pasangan…!?”

Claire pun terdiam.

Disebelahnya, Arthur juga menjadi pucat dan berteriak.

Melihat reaksi mereka, Naoya hanya bisa menganggukkan kepalanya.

“Ah, jadi begitu. Yah, kalian hanya perlu sabar dan lakukanlah yang terbaik.”

“Eh, kalian berdua juga ikutan…?”

Koyuki kemudian berbisik dengan pelan ke telinga Naoya.

“Apakah mereka mulai jadian secara diam-diam? Tapi mereka tidak terlihat seperti itu.”

“Itu kejauhan sih. Mereka bahkan belum saling mengaku sampai sekarang.”

“Lah, terus kenapa…?”

“Oke, para peserta diharapkan segera menuju ke atas panggung.”

Sebelum Naoya dapat menjawab pertanyaan Koyuki, panitia sudah menyuruh mereka untuk segera naik ke atas panggung. Ketika mereka sampai di atas panggung, mereka disambut dengan riuh tepuk tangan dari para penonton. Naoya dapat melihat beberapa wajah familiar diantara para penonton di sana sini, termasuk yang ada di barisan depan yang bersorak dengan sangat bersemangat sambil mengayunkan lightstick di tangannya.

“Onee-chan dan nii-sama, semoga beruntung.”

 “Tunjukkan pada mereka kemesraan kalian!”

“Waa…! Koyuki-chan, lihatlah aku…!”

“Sakuya, Kirihiko-san…dan bahkan Emi-chan…”

Meski ketiganya terlihat sangat antusias, Koyuki membuat ekspresi yang seakan mengatakan, ‘Sepertinya lebih baik untuk langsung mengalah saja di kompetisi ini’. Dan sebaliknya, Yui mengambil microphonenya dan melanjutkan pengumumannya dengan semangat yang tinggi.

“Baiklah, sekarang ijinkan aku untuk memperkenalkan tamu-tamu kehormatan kita. Yang pertama, Arthur-kun dan Claire-chan, pasangan bersaudara yang merupakan siswa pindahan! Mana tepuk tangan kalian!”

Saat mereka memasuki panggung, riuh tepuk tangan terdengar sangat keras. Para penonton melihat mereka dengan senang.

“Tu-tunggu sebentar…!”

Arthur berteriak.

Kemudian dia menghampiri Yui dan mulai mengkritisi event ini──.

“Kita itu saudara! Untuk menganggapnya pasangan...ini memalukan!”

“Memalukan…?”

Claire pun menjadi murung mendengarnya.

Kemudian Yui menjawabnya dengan santai.

“Ah, tenang saja. Kalian dapat mengikuti event ini meskipun kalian hanyalah saudara yang akrab atau sahabat. Ini tidak terbatas hanya untuk pasangan kekasih saja.”

Nyatanya, diantara para peserta yang Yui maksud, beberapa dari mereka adalah sepasang perempuan dan sepasang pria. Beberapa dari mereka memang sepasang kekasih, tetapi ada juga yang hanya merupakan sahabat saja.

“Pasangan sesama jenis juga tentu saja diperbolehkan untuk berpartisipasi, dan tidak ada perbedaan antara cinta saudara dan cinta lawan jenis, kan? Btw, Arthur-kun dan Claire-san juga dipilih berdasarkan kuisioner yang sudah disebar di sekolah sebelum event ini dimulai.”

“Hah, kapan kuisioner seperti itu disebarkan!?”

“Ya karena kalian berdua sangat mencolok juga. Kan Arthur-kun dan Claire-san adalah saudara yang akrab. Baiklah, untuk pasangan kedua──”

Sambil menghiraukan protes dari Arthur, Yui kembali melanjutkan pengumumannya tanpa ragu.

Koyuki pun sedikit menaikkan alisnya saat melihat mereka.

“Ah, jadi begitu toh. Orang-orang hanya berpikir kalau mereka berdua adalah saudara yang akrab dan akhirnya memilih mereka.”

“Dan akhir-akhir ini, berkat saran Koyuki, mereka juga jadi semakin dekat.”

“Ehh…Aku merasa bertanggung jawab terkait hal itu. Benar-benar bencana sih untuk diseret ke event seperti ini dengan perasaan keduanya yang masih belum jelas begitu.”

Arthur masih kebingungan dengan ‘Kita berdua adalah pasangan…!?’, sementara Claire menjadi muram dengan kata-kata Arthur tersebut.

Benar-benar perbedaan suasana yang menarik.

(Jadi begitu, itulah perbedaan diantara keduanya…benar-benar menarik, kan)

Ketika Naoya memperhatikan mereka dengan impresi yang dalam, dia dan Koyuki diperkenalkan ke penonton oleh Yui.

Yui menunjuk mereka dengan microphonenya dengan senyum yang serius.

“Dan inilah dua pendatang baru kita, Naoya-kun Sasahara dan Koyuki-chan Shirogane. Ayo bagikan antusiasme kalian pada kami!”

“Hee? Uuu, jangan katakan itu tiba-tiba…!”

Pandangan Koyuki pun berputar kesana kemari.

Sepertinya dia menyadari bahwa dirinya sudah menarik banyak sekali perhatian dari para penonton.

Dalam sekejap, wajahnya menjadi merah padam dan jalan pikirannya tampak tersendat. Setelah membuka dan menutup mulutnya beberapa kali dengan panik──dia mengambil mikrofon dari Yui lalu berbicara dengan putus asa.

“Gadis secantik diriku telah rela untuk ambil bagian dalam acara bodoh ini…jadi seharusnya kalian merasa sangat terhormat! Tundukkan kepala kalian dan puja lah diriku!”

’Aku akan melakukan yang terbaik karena aku benar-benar menginginkan hadiahnya. Jadi tolong bersikap baiklah padaku!’, itu sih sebenarnya yang ingin dia katakan.”

“Jangan sembarangan menerjemahkan kata-kataku!”

Naoya pun mendapat tamparan di punggungnya, dan riuh penonton meledak. Tamparan itu sungguh sempurna.

Tidak hanya Yui, sang pembawa acara, tetapi juga para peserta lainnya sangat terkesan dengan hal ini.

“Yah, pasutri yang melawak di awal pertunjukkan…keduanya benar-benar tidak bisa diremehkan! Bukankah pemenang untuk tahun ini sudah bisa diputuskan!?”

Yui menyoraki mereka dan membuat suasana menjadi lebih panas.

Beberapa siswa langsung memasang taruhan pada Naoya dan Koyuki sebagai pemenang, dan perhatian semua orang semakin terfokus pada mereka. Ini membuat Koyuki merasa semakin tidak nyaman.

“Uuu...kenapa kamu malah pamer...aku cuma ingin membawa boneka Nyanjiro pulang...!”

“Bukan begitu, kau tidak akan bisa menang kalau kita tidak menonjol. Ayo, ke sini.”

“Tu-tunggu...! Apa…Eh!?”

“Yap. Kami berdua benar-benar saling mencintai!”

Sambil memeluk bahu Koyuki, Naoya mendeklarasikannya ke arah penonton. Deklarasi itu berjalan efektif seperti yang telah ia harapkan, dan penonton bersorak lebih keras lagi. Hati para penonton pasti sudah terpikat dengan aksinya itu.

Wajah Koyuki seketika memerah dan terlihat bingung, lalu Naoya diam-diam memberitahunya.

“Kontes ini pada akhirnya akan ditentukan oleh jumlah suara penonton. Itu sebabnya kunci untuk menang adalah dengan mendapatkan impresi yang bagus dari penonton.”

“Ugh... I-Itu, bukankah aku sangat buruk dalam hal itu!?”

“Itulah gunanya aku disini.”

Naoya menyeringai.

Jika Koyuki benar-benar menginginkan hadiah itu...Naoya tahu apa yang harus ia lakukan.

“Tanpa rasa percaya diri itu…aku tidak akan bisa mengendalikan hati banyak orang sekaligus dalam waktu singkat selama kontes berlangsung. Aku akan memenangkan kontes ini untuk Koyuki, aku janji.”

“Umm, aku tidak tahu harus senang atau kesal... Bentar, tapi…bukankah kita terlalu dekat, huh!?”

Koyuki melepaskan diri dari pelukan Naoya dan menjauh.

Cara dia melakukannya terlihat sangat lucu, mengingatkan kita pada anak kucing yang terancam.

Dan seperti yang sudah Naoya duga, hal tersebut mengundang gelak tawa para penonton.

“Aku tidak tahu kalau Shirogane-san bisa bertingkah seperti itu...”

“Siapa sih yang pertama kali bilang kalau dia itu 'Putri Salju yang beracun'? Bukankah dia Putri Salju yang sangat manis.”

“Bagus-bagus, dasar bakappuru! Teruskan!” [TN: Bakappuru atau baka kappuru atau baka couple itu sebutan pasangan yang mengumbar kemesraan tanpa melihat situasi dan kondisi.]

Sorakan penonton yang meledak terdengar mendukung keduanya.

Naoya tersenyum, sudut mulutnya terangkat.

(Humm... Manusia memiliki kelemahan dalam hal gap. Jika Koyuki yang terkenal dingin dan kejam bereaksi seperti gadis normal, orang-orang akan dengan mudah langsung menyukainya)

Bisa dikatakan, seperti yang berlaku di dalam film Giant. [TN: Aku juga tidak begitu mengerti di bagian ini]

Walaupun tidak menyenangkan melihat keimutan Koyuki diketahui orang lain, Naoya tidak bisa berbuat apa-apa akan hal itu.

“Hei, tunggu sebentar. Kalau tidak apa-apa bagi saudara perempuan dan teman untuk tampil bersama, harusnya aku berkerjasama dengan Emi-chan atau Sakuya kan sejak awal…”

Tepat ketika Koyuki mulai menyadari hal ini, perkenalan peserta lainnya pun telah berakhir.

Yui memberikan instruksi dengan cepat kepada para panitia.

“Baiklah, mari kita lanjutkan! Game pertama adalah... ta-da! Pertarungan kuis!”, seruannya dengan semangat tinggi sambil mengacungkan sebuah kertas.

Sebuah buku sketsa dibagikan kepada setiap pasangan.

Dan ternyata, itu bukan hanya sekedar kuis. Moderator akan memberikan pertanyaan, lalu salah satu pasangan akan menuliskan jawabannya di buku sketsa itu, dan yang lainnya menebak isi tulisan tersebut.

Jawaban yang benar hanya dapat diperoleh jika tiap peserta memiliki pemahaman yang lengkap tentang selera dan preferensi pasangannya.

Itu sebabnya──tentu saja, Naoya akan menjadi pihak yang menebak jawaban Koyuki.

Dia diikat di kursi dan matanya ditutup dengan kain hitam. Namun Naoya tetap dapat menjawabnya dengan mudah.

“Makanan favorit Koyuki adalah...’Crepe Natto dengan Saus Cokelat yang dijual di Toko depan stasiun’.”

“Oooh! Naoya dan Koyuki mendapatkan lima jawaban benar secara berturut-turut!”

Yui mengangkat buku sketsanya tinggi-tinggi agar para penonton bisa melihatnya.

Tentu saja, penonton sangat antusias dengan hal itu. Panitia dan peserta juga terhibur dan suasana itu dapat dirasakan dengan jelas oleh Naoya meski matanya sedang ditutup.

“Akurasi jawabannya terlalu tinggi sehingga kalian pasti akan curiga kalau mereka curang...tapi, seperti yang kalian lihat, matanya benar-benar tertutup! Bahkan aku, sebagai teman masa kecilnya, juga menjadi sedikit curiga!”

“Hahaha, itu bukan masalah besar jika kalian memang pasangan yang mesra seperti kami.”

“Apakah ini benar-benar mengukur kadar cinta suatu pasangan…? Bukankah ini seperti kontes manusia yang unik atau semacamnya?”

Koyuki mencolek Naoya dengan wajah cemberut.

Dia tampaknya sangat kesal karena Naoya dapat menebak semuanya dengan sangat sempurna. Bahkan dirinya sempat dengan sengaja menulis jawaban yang acak, tapi Naoya tetap dapat menebaknya dengan benar.

“Sudahlah, kita bakal menang kan kalau begini.”

“Bukan begitu. Bahkan sekarang aku juga dipandang seperti hewan yang langka karenamu…iya kan?”

Koyuki lalu memiringkan kepalanya.

“Yah, walaupun dengan kemenangan yang telak di babak ini, apakah kamu benar-benar ‘yakin’ kita akan menang?”

“Ya. Kita memiliki saingan yang kuat.”

Naoya kemudian melepaskan penutup matanya dan melihat giliran lawannya yang menjawab.

Dengan sedikit bingung sambil memegang mikrofon, Arthur menjawab dengan suara tegas.

“Makanan favorit Claire adalah...'scone yang dibuat ibuku'.”

“Benar! Arthur dan Claire juga telah menjawab lima pertanyaan dengan benar secara berturut-turut!”

Segera setelah Yui mengumumkannya, beberapa sorakan pun muncul.

“Itulah yang bisa diharapkan dari saudara yang akrab. Mereka sangat memahami satu sama lain.”

“Ya, begitulah. Kami tumbuh bersama sejak kecil.”

“Oh iya, Claire. Apa makanan favorit kakakmu?”

“Oh, itu mudah.”

Claire tersenyum dan menjawabnya.

“Sederhananya, puding dari mini market.”

“Hah...?”

Namun, ternyata reaksi Arthur tidaklah positif.

Dia mengangkat alisnya dan menatap wajah adiknya dengan cemberut.

“Aku suka 'sandwich mentimun'. Bukankah kau sudah mengetahuinya sejak lama.”

“Yah, tapi akhir-akhir ini kamu sering membeli puding kan. Termasuk aku.”

“Itu karena saat kita pertama kali datang ke sini dan memakannya, kau bilang kalau kau menyukainya...”

“Ehhh!? Be-benarkah!? Kukira Onii-sama juga menyukainya…”

Wajah Claire pun memerah dan bingung.

Arthur tersipu malu melihat reaksinya dan kehilangan kata-kata──.

“Oh! Ternyata jawabannya salah, tetapi mereka jadinya menunjukkan kepada kita seberapa akrabnya mereka! Kerja bagus, kalian berdua! Hihihi!”

Yui pun berusaha sebaik mungkin untuk menghibur mereka.

Dan berkat itu, rasa suka penonton terhadap mereka pun terlihat meningkat.

“Hee. Dia terlihat tidak bisa didekati, tapi ternyata dia memiliki sisi yang sangat imut kan.”

“Aku juga mendukung Arthur-kun yang sayang terhadap adiknya...!”

Naoya dan Koyuki menonjol dengan caranya tersendiri, tetapi kedua saudara tersebut juga terlihat cukup baik.

Akhirnya, Koyuki sepertinya menyadari siapa di antara peserta lainnya yang menjadi saingan terberatnya. Dia pun meletakkan tangannya di dagunya dan memasang ekspresi muram.

“Memang benar mereka lawan yang tangguh. Tapi...”

Koyuki memotong perkataannya dan melihat keluar panggung.

Dalam kegelapan, boneka mainan yang sangat ia inginkan seolah memperhatikannya dengan seksama.

Koyuki pun mengangguk dan mengepalkan tinjunya.

“Aku tidak boleh kalah setelah dipermalukan seperti ini...! Aku akan menggunakan trik kotor apapun untuk menang!”

“Jangan anggap aku sebagai ‘trik kotor’mu. Aku ini pacarmu.”

Walaupun kesal, Koyuki sadar kalau Naoya adalah jalan curang baginya.

Sejak saat itu, mereka berdua──terutama Naoya──terus menunjukkan tempo yang sangat tinggi.

Kontes ini dimainkan dengan sistem gugur, jadi jumlah lawan akan terus berkurang setelah setiap pertandingan. Dengan menghancurkan para peserta lainnya, mereka dapat memenangkan tiap pertandingan dengan mudah.

Dan kemudian──.

“Baiklah, mereka adalah dua pasangan terakhir yang maju ke babak final!”

Riuh tepuk tangan terdengar sangat meriah setelah pengumuman tersebut.

Selama permainan berlangsung, jumlah penonton kian bertambah hingga pintu masuk akhirnya ditutup. Mereka yang tidak bisa masuk tidak menyerah begitu saja dan mengintip melalui jendela kecil.

Sekarang hanya ada lima orang yang berdiri di atas panggung.

Yui sang pembaca acara, Naoya dan Koyuki, dan──.

“Fiuh, entah bagaimana, kita bisa sampai sejauh ini.”

“Koyuki-sama...”

Claire kemudian berdeham saat dihampiri oleh Koyuki.

Dia memutar kepalanya sedikit dan perlahan mengeluarkan beberapa patah kata.

“Awalnya aku pikir ini hanyalah acara lelucon. Tapi kemudian aku pikir ini bisa menjadi kesempatan yang baik bagiku untuk menguji ikatan antara diriku dan onii-sama.”

Kemudian Claire mendongak dengan lembut.

Tidak ada keraguan diwajahnya saat berada di atas panggung.

Hanya ada api semangat yang menyala di matanya untuk bisa meraih kemenangan.

“Aku tidak akan kalah dalam pertandingan ini. Bahkan jika lawanku adalah Koyuki-sama!”

“Ohoho! Aku pasti akan memberikan perlawanan!”

Koyuki menanggapi deklarasi perang itu dengan senyum yang lebar.

Percikan api seolah terlihat di antara para gadis, dan gelombang panas seakan menyebar di dalam gimnasium.

Arthur, yang telah menonton dari belakang, hanya bisa menundukkan kepalanya.

“Aku ingin pulang secepatnya...”

“Yah, tinggal satu putaran lagi, jadi tetap semangat ya.”

Naoya menepuk pundaknya dengan lembut.

Dia juga berbisik pelan di telinganya.

“Jadi, apakah kau menemukan jawaban untuk pertanyaanmu itu?”

“…Maksudmu, 'Jawabannya ada di dalam diriku' itu?”

Itu adalah kata-kata yang Naoya hadapkan padanya di stand konsultasi sebelumnya.

Arthur menggumamkannya di mulutnya seolah-olah itu adalah sebuah mantra sihir.

Dia menatap Claire, yang sedang menghadapi Koyuki, dan kemudian──dengan ekspresi sedih di wajahnya, menggelengkan kepalanya.

“Entahlah…aku masih belum menemukannya.”

“Begitu ya.”

Naoya mengangguk dengan santai dan melepaskan tangannya dari bahunya.

Dan akhirnya, Yui dan yang lainnya terlihat sudah siap.

“Babak final pun tiba! Ini adalah permainan situasi!”

Setelah pengumuman itu, tiga pria kekar muncul dari luar panggung.

Badan mereka tidak terlihat seperti anak SMA, dan penampilannya juga sangar. Sederhananya, mereka terlihat seperti preman. Beberapa penonton mengerutkan keningnya saat melihat mereka menyeringai.

“Umm, singkatnya, kami akan melihat bagaimana kalian melindungi pasangan kalian dari orang jahat. Jadi, kami akan meminta kerjasama kalian untuk…eh, apaan!?”

Salah satu dari mereka tiba-tiba mengambil mikrofon dari Yui, melihat sekeliling penonton dan berbicara dengan riang.

“Kami semua dari tim gulat. Yah, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak menyakiti kalian...tapi jika memang dibutuhkan, akan ada orang yang membawa kalian ke UKS.”

Dia melirik ke arah Naoya dan Arthur sambil mengangkat bahu mereka dengan dramatis.

Hanya dua teman di belakangnya yang tertawa bersamanya.

Para penonton pun saling memandang dengan cemas.

“Iya, iya, sini kembalikan mikrofonnya. Seperti yang kalian lihat, memang ada sedikit masalah dengan sikap kalian…tapi karena kalian membutuhkan dana untuk klub kalian, kalian harus mau bekerja sama dengan baik.”

Yui mengambil kembali mikrofonnya dan segera menyelesaikan sesi perkenalannya.

Meski begitu, suasana yang hangat sebelumnya masih belum kunjung kembali.

Saat penonton masih saling memandang dengan cemas, Yui mengarahkan mikrofonnya ke Koyuki.

“Oh iya, beginilah awalnya Koyuki-chan dan dia bertemu, bukan?”

“Eh...yah, benar. Seorang pria yang tidak aku kenal saat itu tiba-tiba mendekatiku di jalan.”

Koyuki pun menceritakan tentang bagaimana dirinya bertemu dengan Naoya, walau dengan terbata-bata.

Dan karena itu, banyak terdengar seruan ‘Oh!’ dari arah penonton.

Pertemuan tersebut memang terdengar sangat klise, tetapi cerita tentang pertemuan seperti itu memang jauh lebih menarik bagi kebanyakan orang.

Melihat reaksi yang positif dari para penonton, Koyuki terlihat senang dan semakin bangga pada dirinya sendiri.

“Yah, itu bukanlah masalah besar bagiku, kan? Aku seharusnya bisa menanganinya sendiri. Tapi senang saja sih bisa tahu kalau dia adalah pria yang berguna.”

“Iya, iya, aku mengerti! Kalau begitu, mari kita lihat bagaimana kelanjutannya...”

Jadi, pasangan Naoya dan Koyuki lah yang akan diserang lebih dulu.

Yui dan pasangan lainnya pergi ke luar panggung untuk sementara waktu. Koyuki lalu menunjuk ke arah tim gulat dan mengatakan dengan lantang,

“Ayo, Naoya-kun. Kita akan menghajar mereka seperti yang kita lakukan waktu itu!”

“Eh, apa kau yakin?”

“Tentu saja. Lakukanlah tanpa ampun.”

Mata Koyuki menyala dengan antusias saat dia mendesak Naoya untuk menghancurkan mereka.

Rupanya dia ingin menunjukkan kepada penonton betapa dapat diandalkannya Naoya.

Merupakan kehormatan besar bagi Naoya mengetahui pemikiran Koyuki tersebut, tetapi dirinya tidak bisa menahan tawa.

“Menurutku, aku tidak merekomendasikannya untuk kali ini…”

“Kenapa tidak? Itu seharusnya akan menundukkan mereka secara seketika.”

“Oi, oi, apaan sih maksud kalian.”

Tim gulat mengerutkan kening dengan sinis.

Siswa di tengah──yang sebelumnya mengambil mikrofon dari Yui──rupanya adalah ketua dari tim tersebut. Dia menjentikkan jarinya dan menatap Naoya dari ujung kepala sampai ujung kaki seolah-olah dia sedang mencoba mengevaluasi kemampuannya, dan kemudian menyeringai.

“Pria kecil itu akan mengalahkan kita? Mungkin kau terlalu banyak berharap dari pacarmu, Shirogane.”

“Oh, jadi kamu mengenalku?”

“Tentu saja. Aku sudah lama mengejarmu.”

Ketua tim tersebut menyeringai dan menjilat bibirnya.

“Aku suka membuat gadis yang angkuh bertekuk lutut dihadapanku. Jadi bagaimana? Singkirkan saja pria lemah itu dan jadilah wanitaku, tanpa kecurangan atau apa pun.”

“Hah...? Yang benar saja…Naoya-kun?”

Naoya menyela Koyuki seolah-olah dia ingin melindunginya dan memberikan senyuman kepada ketua tim tersebut.

Dapat terlihat Sakuya dan lainnya dari barisan penonton menyilangkan tangannya dengan raut wajah kecewa.

Satu-satunya momen ketika hewan buas menunjukkan taring dan senyumnya──adalah ketika ia sedang memburu mangsanya.

“Yah, jika itu keinginan Koyuki, maka aku tidak akan berbelas kasihan sedikit pun.”

5 menit kemudian…

“Huwaaaaaaaaa!!!!!”

Seluruh tim gulat lari keluar dari panggung sembari menangis.

Punggungnya terlihat dua kali lebih kecil, mungkin karena otot-ototnya saling berkontraksi.

Koyuki pun tersenyum lebar dengan sombong melihat mereka kabur dan mengatakan,

“Ohohoho, sudah kubilang kan! Kalian masih terlalu dini untuk ini!”

Lalu, dia melihat ke arah penonton──.

“Jadi, bagaimana menurut kalian!? Naoya-kun ku…hah?”

“”……””

Para penonton terdiam bagai air.

Itu tidak dikarenakan mereka takjub melihat teknik ataupun gerakan dari cinta Naoya pada Koyuki. Semuanya terdiam melihat ke arah Naoya dengan wajah yang pucat.

“Oops──!? Para penonton terlihat membeku!”

“Kenapa!?”

“Sudah kuduga.”

Koyuki bertanya-tanya, dan Naoya hanya bisa tersenyum dengan masam.

“Akan menakjubkan memang bila aku menundukkan mereka dengan tangan kosongku…tapi, aku hanya mendekati mereka dan berbisik di telinga mereka.”

Hanya dengan itu, senyum para anggota tim gulat menghilang, dan mereka mulai gemetar dan memohon ampun. Dari sudut pandang Koyuki, itu adalah pemandangan biasa, tapi──.

Dari sudut pandang yang lainnya, itu benar-benar menakutkan.

“Tapi...saat kamu menyelamatkanku waktu itu, Naoya-kun, kamu terlihat sangat keren!”

“Begitu ya. Terima kasih.”

Naoya kemudian menepuk ringan kepala Koyuki yang gemetar.

Cinta itu buta, kata orang-orang.

“Jika gadis yang kusukai mengatakan hal seperti itu padaku, rasanya usahaku terasa pantas…”

“Umm, maaf sebelumnya harus mengganggu momen kalian…”

Yui, yang sebelumnya mengadakan semacam pertemuan dengan panitia lainnya, mengumumkan dengan suara yang keras.

“Kami baru saja menerima informasi! Anggota tim gulat akan meninggalkan acara ini!”

“Naoya-kun...apa yang kamu katakan pada mereka?”

“Aku tidak akan mengatakannya karena alasan privasi.”

“Aku tidak tahu kalau kamu bisa bersikap begitu...”

“Mulai sekarang, mereka telah berubah pikiran dan akan mengabdikan diri mereka pada kegiatan klub dan tugas sekolah. Mereka semua langsung pergi ke ruang guru untuk mendiskusikan rencana masa depan mereka!”

Mulai hari ini dan seterusnya, anggota tim gulat benar-benar mulai serius dan berlatih keras. Hasilnya, mereka mendapat hasil yang sangat baik di kompetisi prefektur dan mereka sangat berterima kasih pada Naoya──tapi mari kita kesampingkan dulu cerita tersebut.

“Sudah kuduga...dia memang punya bakat untuk menghasut orang.”

Seorang teman sekelas Naoya yang datang untuk menonton bergumam dengan berbisik.

Kata-kata itu bergema di dalam gimnasium yang sunyi, dan banyak penonton lain yang mengangguk perlahan diam-diam.

(Hmmm, sepertinya yang meningkat adalah tingkat kekaguman mereka, bukan tingkat kesukaan mereka)

Di waktu-waktu yang lalu, Naoya telah menunjukkan kemampuannya di hadapan orang-orang, tapi hanya sampai batas tertentu saja dan telah ia sesuaikan agar terlihat lucu. Namun kali ini, dia berusaha terlalu keras untuk melindungi Koyuki dan bertindak terlalu jauh.

Riuh dukungan untuk pasangan itu belum juga kembali, dan kebingungan malah menyebar diantara penonton.

Namun, ada satu orang yang merasa lega.

Orang tersebut adalah Arthur yang masuk dari luar panggung.

Dia menggelengkan kepalanya dengan kecewa, tetapi senyum di bibirnya sulit untuk disembunyikan.

“Ups, ternyata rintangannya sudah pergi meninggalkan kontes. Jadi kurasa seharusnya kontes ini sudah selesai dan kita kalah kan!”

“Tidak, kamu tidak bisa melakukan itu!”

Claire seketika menyerukan ketidak setujuannya.

Dia berlari ke arah kakaknya dan menatapnya dengan serius.

“Aku ingin kamu melindungiku seperti itu. Aku tidak akan menerima kekalahan begitu saja.”

“Ugh...tapi tanpa pemeran itu, tidak ada yang bisa kita lakukan...”

“Iya, benar. Nah, apa yang harus kita lakukan?”

Yui, sang pembawa acara, menyilangkan tangannya dan bertanya-tanya.

Tapi itu hanya berlangsung selama kurang dari beberapa detik. Dia lalu langsung tersenyum cerah ke arah Naoya.

“Baiklah, kalau begitu...mari buat aturan baru. Naoya?”

“Oke, oke. Aku akan berperan sebagai penjahat, kan?”

““Eeeee!?””

Ketika Naoya dengan santai setuju, ada teriakan keras dari semua orang.

Penonton juga terlihat kesal, dan mereka berteriak mencemooh.

“Jangan bercanda! Yang benar saja dia harus menjadi musuhnya?”

“Pergi saja! Arthur yang malang!”

Sepertinya semua orang sudah memutuskan bahwa Naoya adalah Raja Iblis.

Koyuki meletakkan tangannya di dagunya dan berpikir.

“Apakah itu berarti...Naoya-kun akan mencoba mengambil Claire dari Arthur?”

“Jika kita mengikuti pola sebelumnya, itulah yang akan terjadi. Ini adalah sandiwara.”

“Sandiwara ya...”

Setelah Naoya mengatakan itu, ekspresi wajah Koyuki tetap saja tidak berubah.

Bahkan, kerutan di alisnya semakin dalam.

Mulutnya menegang saat dirinya berpikir, lalu kemudian dia mendongak seolah mendapatkan sebuah inspirasi.

“Kalau begitu aku juga! Aku akan berperan sebagai penjahat denganmu! Naoya, kamu sendiri tidak bisa diandalkan, kan!”

'Aku tidak ingin melihat Naoya-kun merayu gadis lain, tidak peduli jika itu hanyalah sandiwara. Jadi aku akan melakukannya untukmu!’ begitu?”

“Kenapa kamu mau memikirkan perasaan orang-orang itu sebelumnya, tapi tidak denganku? Jangan berani-beraninya meninggikan suaramu padaku!”

Wajah Koyuki seketika memerah dan dia meraih kerah Naoya.

Karena itu, para penonton yang awalnya mencemoohnya saling memandang.

“…Kalau begitu, sepertinya akan lebih adil.”

“Jadi kamu ingin ikut untuk mencairkan racun pacarmu ya… Shirogane-san memang gadis yang pintar.”

“Dia adalah siswa terbaik di kelasnya, kan...”

Cemooh dari penonton tiba-tiba berhenti begitu saja, dan sebaliknya mereka malah mendapat tatapan prihatin.

Melihat perubahan respon yang tiba-tiba dari para penonton, Koyuki mengerutkan kening dan menatap semua orang.

“Sebenarnya aku agak kesal dengan reaksi kalian, oke...?”

“Sudahlah. Itu adalah bukti kalau mereka menyukai Koyuki.”

Reaksi tersebut berkebalikan saat dirinya dijauhi sebagai Putri Salju dengan lidah beracun.

Arthur terhuyung mundur seolah sedang dihadapkan dengan sebuah badai.

“Naoya dan Koyuki yang menjadi musuhnya?”

“Astaga, ini benar-benar mengejutkan.”

Claire memutar matanya, tapi tak lama kemudian seolah ada secercah harapan dari ekspresinya.

“Tapi aku yakin onii-sama akan bisa melawan mereka dengan mudah.”

“Ugh...tapi kesampingkan Koyuki, yang ku hadapi adalah Naoya! Dia bukan musuh yang bisa dihadapi oleh orang normal!”

“Oke, sekarang kita akan menyingkir... Kita sudah kehabisan waktu, jadi mari kita mulai saja!”

“Tu-Tunggu! Aku belum siap...!”

Yu pergi meninggalkan panggung, dan pertarungan terbuka pun tak terhindarkan.

Antusiasme penonton menembus ke panggung.

Di tengah semua ini, yang pertama bergerak adalah──.

“Um…uhum. Hei, gadis cantik.”

Koyuki, yang sedikit bingung dengan apa yang harus ia lakukan, membuat langkah pertama.

Dia dengan perlahan berjalan ke arah Claire, mengangkat dagunya dan tersenyum angkuh.

“Tinggalkan kakakmu dan ayo bermain dengan kami.”

“Fufufu. Aku tidak akan menerima ajakan Koyuki-sama, tidak peduli sekeras apa kamu mencobanya.”

Claire mengambil ujung roknya dan membungkuk dengan anggun.

Meskipun gerakannya sempurna sebagai seorang wanita──Naoya lalu menyerangnya dengan berbisik.

“Jika kau ikut dengan kami, aku akan membuatkanmu puding sebanyak yang kau suka.”

“...!!”

Naoya tersenyum dan membungkuk pada Claire yang bereaksi dengan penuh semangat.

“Aku juga akan menambahkan dorayaki, shortcake, dan manisan lainnya yang hanya ada di Jepang...”

“Uwaa... aku pernah melihat itu di manga dan anime! Jadi itu nyata!?”

“Ah, apakah kau juga mau roti kastangel?”

“Bahkan masih banyak lagi yang lainnya...?”

“Aku tidak tahu harus mengatakan apa, tapi bukankah dia terlalu mudah dihasut…?”

Koyuki menatap Claire, yang mengubah warna matanya dan mendekati mereka, dengan tatapan bingung.

Dia benar-benar sudah lupa bahwa dia sendiri telah dipikat oleh Nyanjiro dan berdiri di tempat seperti ini.

Kemudian, Arthur tergesa-gesa menahan tangan adiknya.

“Tunggu, tunggu! Aku akan membelikanmu kue dan manisan lainnya!”

“Ha! Oh iya, benar juga...”

Claire pun tersadar, dan Arthur menatap tajam Naoya.

Lututnya sedikit gemetar, mungkin karena melihat insiden tim gulat sebelumnya dari dekat. Meski begitu, dia berdiri di hadapan Naoya dengan gagah, seperti seorang ksatria yang siap melindungi sang tuan putri.

“Naoya... jika untuk melindungi Claire, aku tidak peduli dengan apa yang akan terjadi padaku. Sini, maju saja kau!”

“Onii-sama…”

“Mn, kurasa aku berada di posisi Raja Iblis sekarang, ya?”

Penonton berkeringat deras saat pertarungan final berlangsung di atas panggung.

Claire, yang berperan sebagai tuan putri, berlindung di balik punggung kakaknya. Lalu dia mencoba memberikan tatapan angkuh pada Koyuki.

“Fufufu, Koyuki-sama tertanya belum terlalu menyiapkannya. Aku tidak akan tunduk padamu kecuali kamu bisa menawarkan sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh onii-sama.”

“Umm, sesuatu yang tidak bisa diberikan Arthur-kun…Oh iya.”

Koyuki berpikir sejenak dan kemudian menepuk tangannya.

Hal yang dia tawarkan adalah──.

“Yap, mari berbicara tentang kisah cintamu! Mari kita bertiga membicarakannya!”

“Ah...”

Naoya memutar matanya sedikit pada saat itu.

Bagaimanapun juga, satu kata tersebut secara tegas mengubah arah pembicaraan.

“Kau benar-benar mengatakannya…”

“Eh, apa aku melakukan kesalahan?”

Koyuki memiringkan kepalanya ke arah Naoya yang tersenyum pahit.

Koyuki tahu persis siapa orang yang disukai Claire. Itulah mengapa menurutnya itu adalah tawaran yang sempurna. Namun──ada satu orang di sini yang tidak mengetahui informasi itu.

“Ha…?”

Orang itu adalah Arthur.

Begitu dia mendengar kata ‘cerita cinta’, dia membeku seketika.

Keheningan turun di atas panggung untuk beberapa saat dan penonton mulai bergumam, lalu Arthur perlahan membuka mulutnya. Wajahnya terlihat lebih mencekam dibanding saat dia berhadapan dengan Naoya.

“Claire, kau...jangan bilang kau sedang jatuh cinta dengan seseorang?”

“Tidak, itu bukan urusanmu.”

Claire pun berbalik.

Tidak banyak orang yang bisa tetap tenang ketika orang yang mereka cintai mengajukan pertanyaan itu seolah itu bukan urusannya. Kemudian Claire menekuk punggungnya dan mengatakannya dengan suara yang tajam.

“Tapi memang benar apa yang kamu katakan, Koyuki-sama. Koyuki-sama akan mendengarkan kekhawatiranku tentang cinta yang tidak bisa kukatakan pada onii-sama. Bagaimana kalau kita pergi sekarang?”

“Sudah kuduga dia ada disini kan!? Siapa dia! Apakah itu seseorang yang kukenal?”

“Sudah kubilang, itu bukan urusanmu!”

Arthur meraih tangan Claire dan Claire menepisnya dengan kasar.

Mereka terus berdebat, dan melupakan tujuan awal dari pertandingan ini.

Penonton gempar karena situasi aneh yang tiba-tiba saja terjadi.

Yui dengan bersemangat menyela dan berkomentar──.

“Ups, apakah di sini terjadi perkelahian ya. Kalau begitu mungkin pemenangnya adalah Naoya dan pasangannya──”

“Itu jelas urusanku!!”

Suara Arthur menginterupsi mereka.

Suaranya sangat keras sehingga mengguncang seisi gimnasium.

Kemudian seketika tempat itu menjadi sunyi, dan hanya suara napas Arthur yang bergema dengan keras. Wajahnya menjadi merah dan dia berteriak, dengan semburan energi, kata-kata yang tidak bisa ia tahan lagi.

“Aku tidak akan pernah membiarkan pria lain bersamamu... selain aku!”

“Heee”

Sekarang giliran Claire yang membeku.

Penonton hanya dapat memutar matanya dan ikut membeku. Koyuki dan Yui juga melakukan hal yang sama.

Hanya satu orang, Naoya, yang menghela nafas dan menekan dahinya dan menghela napas──kemudian setelah itu.

““”…Ehhhhhhhhhhhh!?”””

Teriakan berderak muncul hampir bersamaan.

Dan diikuti dengan bisik suara yang bertanya-tanya membicarakan tentang ‘cinta terlarang’.

Kepada orang-orang yang kebingungan itu, Naoya memberikan beberapa patah kata penjelasan.

“Ah, mereka berdua tidak sedarah kok. Orang tua mereka menikah lagi.”

“Ah, begitu toh…aku bisa mengerti kalau mereka ternyata adalah saudara tiri…Eh, tapi apakah itu adalah sebuah pernyataan perasaan darinya?”

Pengumuman dari Yui menyebabkan kebingungan lain menyebar di ruangan itu.

“Ah…aaaaaa!?”

Arthur tampaknya menyadari dia telah melakukan sesuatu yang salah saat dia menarik perhatian semua orang.

Warna wajahnya berubah dengan cepat dari merah menjadi biru.

Tapi ekspresinya seketika menjadi tenang saat dia mengunci pandangannya ke arah Naoya. Dia lalu memasang senyum kecut di wajahnya.

“...Ini yang kau bicarakan, kan? Aku selalu berpikir tidak mungkin untuk menyerah dengan perasaanku ini…bahkan sejak awal.”

“Ya, itulah yang aku maksud. Dan ini belum terlambat.”

“Tidak…aku sudah memutuskan.”

Dia bisa saja menipu dirinya sendiri dan menganggap ini semua hanya karena momentum saja.

Tapi Arthur mencoba menolak pemikiran itu dan menggelengkan kepalanya. Dia tampaknya telah mengambil keputusan. Dia menoleh ke Claire, yang membeku di sampingnya, dengan ekspresi lembut seolah-olah dia sedang melihat sesuatu yang sangat berharga baginya.

“Sekarang aku sudah ketahuan, jadi aku tidak punya pilihan lagi.”

“Nii, sama...”

“Kau mungkin berpikir ini aneh. Tapi aku sudah mencintaimu sejak dulu.”

Pukulan telak telah dilayangkan oleh Arthur.

Kerumunan pun meletus, dan uap naik dari kepala Claire.

Arthur membungkuk padanya dengan ekspresi tulus di wajahnya dan mengatakan,

“Kau bisa menolakku jika kau mau. Hanya saja...ijinkan aku bertanya padamu untuk terakhir kalinya, siapa orang yang kau sukai?”

“......”

Claire menutup mulutnya dan perlahan mengarahkan jari telunjuknya ke arahnya.

Tentu saja dia mengarahkannya ke Arthur──tapi Arthur melihat ke belakang dengan rasa ingin tahu dan memutar kepalanya untuk memastikan tidak ada siapa pun di sana.

“Apakah dia berada di arah itu? Jadi dia adalah salah satu siswa di sini…”

“Tidak, maksudku...”

Claire perlahan menutup jarak dengan kakaknya, yang sedang memikirkan segala kemungkinannya.

Jari telunjuk Claire pun mencapai dada Arthur, dan dia mengeluarkan beberapa patah kata dengan wajah yang memerah.

“Onii-sama…kamu lah orangnya.”

“Ehhh”

Setelah diberitahukan dengan jelas, sepertinya Arthur akhirnya menyadari maksud perkataannya.

Wajahnya yang tadinya tampak tenang, seketika berubah menjadi merah menyala.

“Eeeeeeeeeeeee!?”

“““Ohhhhhhhhhhhhh!”””

Kehebohan sudah mencapai puncaknya. Sorak-sorai, tepuk tangan dan siulan merayakan pasangan baru itu.

Klub musik, yang telah menunggu giliran penampilannya, mulai memainkan musiknya.

“Benar-benar mengejutkan! Ini dia, pasangan kejutan kita!”

Yui, sang pembawa acara, menjadi sangat bersemangat. Semua orang memberi selamat kepada saudara tiri itu.

Koyuki dan Naoya, yang sudah menjauh, saling memandang di sudut panggung.

“…Yang benar saja, ini berarti...”

“Yap. Kita sudah kalah.”

Pasangan itu terbentuk melalui pernyataan perasaan di depan publik.

Wajar jika Naoya dan Koyuki akan dikalahkan oleh hal tersebut.

Seperti yang diharapkan, Arthur dan Claire memenangkan kontes dengan jumlah suara yang telak, dan tampil dengan raut wajah yang bahagia.

 

|| Previous || ToC || Next Chapter || 

Post a Comment

Post a Comment

close