NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kurasu de Nibanme ni Kawaii Onna no Ko to Tomodachi ni Natta [WN] Chapter 249

Chapter 249 - Perbedaan Di Antara Keduanya


[Bagian 2]

PoV Ooyama.

Kenapa 'dia'?

Aku sudah memikirkannya sejak musim gugur yang lalu.

Nama 'dia' adalah Maehara Maki. Untuk beberapa alasan, kami sudah berada di kelas yang sama sejak kelas 1. Meskipun begitu, kami nyaris tidak saling bertukar kata.

Untuk sementara waktu setelah sekolah dimulai, dia hanya berdiam diri di kelas. Dia pulang tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada siapa pun sepanjang hari. Dia menghabiskan hari-harinya dengan berpura-pura tidur di mejanya atau pergi ke suatu tempat sendirian.

Dia adalah tipe pria yang keberadaannya hanya akan kau ingat sesekali.

Sejujurnya, aku tidak pernah ingin bergaul dengannya. Aku tahu bahwa percakapan kami akan mereda bahkan jika kami mencoba untuk berbicara. Jadi, tidak ada gunanya memulai percakapan dengannya. Selain itu, aku tidak ingin orang lain meremehkanku karena bergaul dengannya.

'Aku tidak seperti dia. Aku, Ooyama Takeshi, telah menjalani hidupku dengan pikiran itu dalam benakku. Sungguh melegakan mengetahui bahwa seseorang yang lebih rendah dariku itu ada.'

Namun, banyak hal berubah setelah Festival Budaya.

Asanagi Umi, Amami Yuu, Nitta Nina, tiga gadis yang dianggap cantik dan imut oleh anak laki-laki mulai berkumpul di sekelilingnya. Mungkin karena mereka bekerja sama selama Festival Budaya. Bagaimanapun juga, dia mulai lebih sering mengobrol.

Pada saat musim dingin tiba, Seki-kun, seorang anggota klub baseball, bergabung dengan kelompok mereka. Sejak saat itu, kehadirannya menjadi lebih menonjol di kelas kami.

Lingkungannya terus berubah dan berkembang. Dibandingkan dengan itu, aku...

"Berat woi. Hei, bisakah dari kalian menbawakan tasku ke jembatan di sana?"

Sepulang sekolah, ketika aku sedang berjalan pulang dengan sekelompok orang yang biasa aku ajak nongkrong, seseorang tiba-tiba mengatakan itu. Tentu saja, tidak ada di antara kami yang berbaik hati untuk membawakan tasnya untuknya, tetapi karena sepertinya menyenangkan, kami semua memutuskan untuk melakukan gunting-kertas-gunting untuk memutuskan siapa yang akan membawakan tasnya.

Awalnya, kelompok kami tidak terlalu dekat. Kami hanya berasal dari SMP yang sama. Kami hanya dikelompokkan agar kami tidak terisolasi di SMA.

Semua teman yang kumiliki di SMP pergi ke SMA yang berbeda.

Ada salah satu dari mereka yang mengatakan, 'Mari kita berkumpul sesekali setelah kita masuk SMA,' tetapi aku tidak pernah mendengar kabar darinya sejak itu.

"Mari kita lakukan batu-kertas-gunting. Kita akan memilih gunting atau kertas. Kelompok mana pun yang anggotanya paling sedikit, akan membawa tas kelompok yang anggotanya paling banyak."

"Kau harus bergabung dengan kami, Ooyama."

"Oke."

Setelah mengucapkan mantra, aku mengeluarkan batu. Sementara itu empat lainnya mengeluarkan kertas.

Dan, mereka melemparkan tas-tas mereka padaku.

Masing-masing tas itu berat dan aku sedikit terhuyung-huyung ketika aku menerimanya.

"Hahaha, keberuntunganmu sangat payah, Ooyama!"

"Yah, kau hanya perlu berjalan sekitar 100m. Jadi, lakukan yang terbaik!"

Dua dari mereka mengatakan kata-kata itu kepadaku sebelum dengan cepat berlari ke jembatan.

Dua yang lain menunjukkan kekhawatiran mereka kepadaku untuk sesaat, tetapi melihat bahwa dua yang pertama telah pergi ke depan, mereka hanya berkata "Beritahu kami kalau kau lelah," sebelum mengejar dua yang lain.

"....Kau tidak bisa mendengarku dari sana bahkan jika aku memanggilmu."

Aku bergumam pada diriku sendiri. Aku tidak ingin siapapun mendengar kata-kata itu.

Karena ini adalah gunting-kertas-gunting, aku hanya bisa menyalahkan ini pada nasib burukku. Atau begitulah mereka ingin aku berpikir. Aku menyadari bahwa mereka berempat saling mengedipkan mata satu sama lain tepat sebelum mereka mengulurkan tangan mereka.

...Tidak, aku mungkin terlalu memikirkannya. Ini hanya sesuatu yang kami lakukan untuk bersenang-senang. Selain itu, mereka hanya menyuruhku berjalan, ini bukan masalah besar.

Aku memutuskan untuk mengikuti empat orang yang sudah pergi ke depan sambil menggelengkan kepala. Tiba-tiba, sepasang siswa tertentu menarik perhatianku.

"...Serius?"

Disana mereka, Maehara dan Asanagi, berjalan sambil berpegangan tangan dengan ramah.

Kembali selama festival, ada rumor yang beredar bahwa mereka berpacaran, tetapi mereka tidak pernah mengkonfirmasi atau menyangkalnya. Sepertinya mereka benar-benar pacaran.

"..."

Pada saat itu, aku merasa sedih.

Dalam kelompok yang dipenuhi dengan orang-orang yang membosankan, aku adalah yang paling membosankan di antara mereka semua. Sementara itu, seseorang yang kupikir lebih rendah dariku berhasil mendapatkan pacar yang imut dan cantik.

Kami tidak begitu berbeda dalam hal penampilan, tetapi mengapa dia mendapatkan semua hal yang baik?

Aku bisa mendengar seorang gadis cekikikan dari suatu tempat. Tentunya, dia menertawakanku.

Pikiran untuk meninggalkan tas di sini dan kemudian terlintas di benakku, tetapi jika aku melakukan itu, mereka berempat pasti akan meninggalkanku.

"...Sialan."

Dengan lidah berdecit, aku bergegas menuju tempat di mana 'teman-temanku' sedang menunggu.

Kenapa dia?

Sejak hari itu, aku menghindari Maehara seperti wabah.

* * *

PoV Maki

"...Aku mungkin iri padamu, Maehara-kun. Tidak hanya Amami-san dan Asanagi-san, kau dengan cepat mengenal gadis-gadis yang semua orang anggap imut dan tidak bisa didekati. Anak laki-laki lain mencoba mendekati mereka, tetapi mereka selalu gagal melakukannya. Sementara itu, kau berhasil melakukannya dengan mudah. Dan sekarang, bahkan Wakil Ketos berada di pihakmu... Ini sangat tidak adil..."

"Jadi, kau mencoba untuk membuatku dalam masalah dan menyebarkan rumor buruk tentangku dan Amami-san?"

"Tidak... Ya, aku mengambil foto itu, tapi aku hanya ingin sedikit menggertakmu dengan itu. Yah, itulah rencananya, tapi aku tidak memiliki keberanian untuk melakukannya. Tapi, 4 orang lainnya mulai memeriksa smartphoneku dan menemukan foto itu..."

"Hm. Jadi, itu yang terjadi?"

"Ya. Rupanya, ada seorang gadis di kelas 1 yang salah satu dari mereka mengincarnya. Gadis itu suka bergosip tentang skandal seperti ini. Jadi mereka mengedit foto itu, mengarang rumor dari foto itu dan mencoba untuk mendapatkan perhatiannya... Yah, itulah yang Arae-san katakan padaku."

Kupikir Takizawa-kun menangani kasus ini dengan sangat baik, tapi ternyata Arae-san melakukannya lebih baik lagi karena dia berhasil mendapatkan akar situasinya dengan cepat.

Yah, meskipun dia cukup kasar pada Amami-san pada awalnya, dia secara umum disukai oleh gadis-gadis lain. Dia benar-benar orang yang sempurna untuk pekerjaan itu.

"...Itu saja. Merekalah yang menyebarkan rumor itu. Tapi, akulah orang dibalik kejadian ini, aku dalang dari semua ini dan aku yang mengambil foto itu. Aku tahu, seharusnya aku tidak melakukan itu. Tapi, aku ingin kau mendapatkan masalah."

Tentu saja aku tidak mempercayai kata-katanya karena dia bisa saja terlibat di dalamnya seperti yang lainnya. Tapi, jika kata-katanya tentang teman-temannya benar, mungkin ada kemungkinan apa yang dia katakan adalah kebenaran.

Yah, ekspresinya meyakinkan. Jadi, kurasa aku bisa sedikit mempercayainya. Sepertinya dia sudah menyerah pada segalanya.

"Jadi, apa yang ingin kau lakukan? Kalau kau meminta bantuan OSIS, kau bisa menyeretku dan mereka untuk menjelaskan dan meminta maaf kepada semua orang tentang rumor itu..."

Kata Ooyama dengan suara yang lebih bersemangat dari sebelumnya. Rasanya seperti dia mencoba untuk tampil bersih, tetapi suaranya terdengar lebih putus asa dari apapun.

"Aku tidak membutuhkanmu untuk melakukan itu. Lagipula tidak semua orang di sekolah tahu tentang rumor itu. Selain itu, aku tidak melakukan ini untuk membalas dendam pada kalian."

Apa yang kami inginkan dari Ooyama-kun dan teman-temannya adalah agar mereka menjauh dari kehidupan kami.

Sekarang rumor itu telah menyebar, meskipun mereka keluar dan menjelaskan bahwa semuanya bohong, orang-orang tidak akan mempercayai mereka dengan mudah. Selain itu, aku tidak ingin membiarkan mereka lolos begitu saja.

Untuk saat ini, apa yang akan kami lakukan adalah tetap bersama Nakamura-san dan Takizawa-kun sampai rumor itu mereda sampai batas tertentu.

Seperti halnya dengan api yang nyata, menangani rumor juga merupakan hal yang sulit. Bahkan ketika rumor mereda, kami masih harus berurusan dengan akibatnya.

Sampai batas tertentu, hubungan antara orang-orang juga sama.

"Aku tidak membutuhkan permintaan maafmu. Aku ragu kau akan meminta maaf padaku dengan tulis dan aku tidak akan membiarkan kalian lolos begitu saja."

".... Kau marah, Maehara-kun."

"Apa yang kau pikirkan? Ooyama-kun, apakah aku pernah mengganggumu dan teman-temanmu? Aku hanya menjalani hidupku dengan normal. Tapi, kalian tiba-tiba menerobos masuk ke dalam hidupku dan mengacaukan semuanya. Tidak hanya itu, kau juga menyeret orang yang aku sayangi ke dalam masalah ini, merepotkan mereka."

Sejujurnya, aku benar-benar ingin menyerang kelompoknya, tetapi aku memutuskan untuk tidak melakukannya.

Itu benar-benar membuang-buang waktu dan energi untuk berurusan dengan orang-orang yang tidak berguna seperti mereka. Mencurahkan semua waktu dan energi itu untuk Umi dan yang lainnya akan lebih berharga.

"Biar kuberitahu sesuatu. Jika kau melakukan hal yang sama, aku tidak akan segan-segan kepadamu."

Umi, Amami-san dan Nitta-san mengangguk mendengar kata-kataku.

Itu adalah konsensus dari semua orang dalam kelompok.

Kali ini, semuanya entah bagaimana berbaris dengan sempurna dan kami mampu menyelesaikan masalah dengan lancar. Tapi jika kami tidak berhasil menyelesaikannya seperti yang kami lakukan, kami harus berurusan dengan ini selama Festival Olahraga berlangsung.

Aku tidak ingin Festival Olahraga pertama dan terakhirku di SMA terjadi dengan catatan yang menyedihkan seperti itu.

"...M-Mengerti, aku akan memberitahu mereka. Kuharap mereka tidak akan punya nyali untuk melakukan hal seperti ini lagi... Kalau begitu, aku pergi dulu. Sampai jumpa..."

Setelah merasakan bahwa kami tidak ingin berhubungan dengannya lagi, Ooyama mundur dan membuka pintu.

Aku tidak ingin merasakan apa-apa tentang dia, tetapi melihat punggungnya yang lebih bungkuk dari biasanya membuatku sedikit kasihan padanya.

Aku pikir semuanya akan selesai dengan ini untuk saat ini, tetapi sepertinya orang tertentu dalam kelompok kami berpikir sebaliknya.

"Ooyama-kun, bisakah aku bicara denganmu?"

Tepat sebelum dia menutup pintu dan pergi, Amami-san memanggilnya.

Sampai saat ini, dia hanya mendengarkan kata-katanya dalam hati.

Wajah lega Ooyama-kun berubah muram sekali lagi.

"Y-Ya?"

"Ah, maaf karena menghentikanmu tiba-tiba seperti ini. Tapi, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu."

Mengatakan ini, Amami-san mengambil beberapa langkah ke arah Ooyama-kun.

Rambut keemasannya berkibar saat dia mengeluarkan senyum cerahnya yang biasa.

"Y-Yuu?"

"Yuuchin?!"

"Astaga, kenapa kalian berdua bertingkah seperti itu? Semuanya baik-baik saja~"

Dia bertingkah seperti dia tidak melakukan sesuatu yang istimewa.

"A-Apa itu, Amami-san?"

"Aku hanya ingin mengoreksi sesuatu yang sebelumnya kau katakan."

Dia tersenyum seperti biasanya, tetapi mata biru jernihnya tidak memiliki senyuman apapun atau lebih tepatnya sifatnya menjadi lebih dingin dari biasanya.

"Maki-kun dan kau itu berbeda. Penampilanmu, kepribadianmu, semuanya berbeda. Jadi, sadar diri."

Apa yang keluar dari mulutnya adalah sesuatu yang tidak pernah kuduga.


Catatan Penerjemah:

Yuu: Nyadar dir lu Wibu bngst!




|| Previous || ToC || Next Chapter ||
Post a Comment

Post a Comment

close