Penerjemah: Randika Rabbani
Proffreader: Randika Rabbani
BAB 1
Liburan Musim Panas di Rumah Bartfort
Tanaka Note: Moga ae kalian tetep bisa baca di web yang nerjemah aslinya, gak web copasan sana yang ngambil terjemahan nya dari sini.
Bagian 1
Dengan waktu kurang dari seminggu tersisa untuk liburan musim panas.
Aku [Leon Fou Bartfort] bangun lebih lambat dari biasanya setelah kembali ke rumah keluarga Bartfort.
Meskipun aku mengatakan bahwa aku bangun lebih lambat, sekarang masih pukul 7:00 pagi.
Ini cukup terlambat mengingat aku biasa bangun saat matahari terbit untuk membantu keluargaku sebelum aku masuk ke akademi.
Aku meregangkan tubuh dan menguap, lalu berjalan keluar kamar dan menuruni tangga dengan pakaian yang acak-acakan.
Suara derit tangga tenggelam oleh suara berisik yang membangunkan ku.
"Ada apa ribut-ribut pagi-pagi begini?"
Saat aku mengancingkan kancing bajuku, rekan ku [Luxion], yang melayang di dekat bahu kanan ku, menegur ku sambil menjawab penyebabnya.
[Marie dan saudara anda sedang bermain. Yang lebih penting lagi, Master adalah orang terakhir dalam keluarga yang bangun. Saya berasumsi bahwa anda terlalu bersantai karena liburan musim panas, jadi saya menuntut perbaikan].
Dia bahkan memberikan saran yang tidak perlu, padahal yang perlu dia lakukan hanyalah memberitahuku tentang apa yang diributkan.
Luxion—— robot ini adalah kecerdasan buatan, tetapi tubuh utamanya adalah pesawat ruang angkasa.
Di sebelahku ada sebuah mesin sub unit dalam bentuk bola berwarna metalik dengan lensa merah dan satu mata.
Ukurannya kira-kira sebesar bola softball dan tergantung pada caramu melihatnya, mungkin dia terlihat keren.
Yang sangat disayangkan adalah, meskipun dia memanggil ku Master dan memperlakukan ku sebagai Tuannya, dia sering mengomel seperti ini.
"Aku bangun jam tujuh. Bukankah itu cukup pagi."
[Keluarga anda sudah bangun dan memulai aktivitas mereka sebelum jam segitu.]
"Pagi datang lebih awal di negara ini, bukan."
Aku bermain-main dengan kecerdasan buatan yang merekomendasikan untuk bangun pagi, dan saat aku menuruni tangga, aku menoleh ke arah sumber suara yang aku dekati.
Berlari dari lorong menuju ruang tamu adalah Marie dan adikku—— [Colin], yang telah disebutkan Luxion sebelumnya.
"Kemarilah!"
Aku senang melihat Colin masih penuh energi di pagi hari.
Luxion melacak dan mengamati Colin dan Marie, yang berlari melewati kami, dengan lensa merah yang diarahkan pada mereka.
[Situasi ini semakin sering terjadi akhir-akhir ini. Tampaknya Marie semakin akrab dengan keluarga Bartfort].
Aku rasa aku memiliki ekspresi wajah yang rumit saat mendengarkan Luxion.
"Dia pasti mulai terbiasa, tapi…"
Sosok Marie berlari di belakang Colin, tapi dia telah melepaskan topeng gadis cantik yang tampak rapuh yang dia kenakan saat tiba di rumah kami.
Dia berlari di pagi hari dengan suara lantang dan alis berkerut.
"Tunggu, koraaa!"
Colin dikejar-kejar oleh Marie, jadi dia pasti telah melakukan sesuatu yang nakal.
Tampaknya berhasil, dan dia tampak sangat menikmatinya.
"Tidak mauuu~~"
Melihat mereka berdua berlarian di sekitar rumah membuat ku menghela napas di pagi hari.
"Perkelahian lagi? Mereka tidak pernah bosan."
Saat aku tercengang, Luxion menjelaskan detail situasinya padaku.
[Ya. Saudara anda yang mengolok-olok Marie. Padahal saat pertama kali mereka bertemu, mereka gugup satu sama lain, tapi sekarang mereka memiliki ikatan yang akrab].
"Aku tidak akan mengatakan itu akrab, mereka hanya tidak menahan diri."
Tampaknya, Colin menganggap Marie sebagai kakak perempuan yang sebaya dengannya.
Ia tampak senang menggoda Marie, yang bertindak sebagai yang lebih tua.
Seharusnya mereka berhenti, tetapi Marie juga terlihat kesal, yang membuat Colin semakin terhibur.
Aku berharap Marie bisa lebih tenang seperti orang yang lebih tua.
Kemudian, ketika Ayah [Barkas] melihat Colin berlarian di sekitar rumah, dia mengencangkan ekspresinya dan memberikan tinju di kepala Colin.
Colin tiba-tiba dipukul di kepala dan matanya berkaca-kaca.
"Aduh!"
"Colin, jangan mengolok-olok Marie-chan. Dia sangat penting bagi kita. Namun, kamu malah begitu——"
Ayahku mulai menceramahi Colin, yang sedang menangis.
Marie, yang telah mengejarnya sampai sekarang, juga kebingungan dengan hal ini.
"A-Ano, Baron, kamu tidak perlu bertindak sejauh itu. aku tidak semarah itu."
Itu bukan kata-kata dari seseorang yang sedang berlarian dan marah tadi.
Marie membela Colin, dan sekarang Ayah meminta maaf dengan tulus.
"Maafkan aku, Marie-chan. Colin tidak membencimu. Aku harap kamu tidak membencinya."
"Ah, ya."
Ayah meletakkan tangannya di kepala Colin dan dengan agak memaksa membuatnya menundukkan kepala dan meminta maaf.
Ketika aku melihat Marie yang sedang bermasalah, kakak kedua ku, [Nicks], mendekati ku dengan tatapan yang mengatakan, "Apa yang sedang kamu lakukan?".
"Pagi-pagi sudah berisik begini." kataku.
Luxion menanggapi Nicks yang berbicara kepada ku.
[Selamat pagi, kakak laki-laki. Anda bangun pagi-pagi sekali dan melakukan beberapa latihan berpedang. Saya senang melihat anda memiliki waktu yang produktif, tidak seperti Master.]
Nicks tersenyum pahit mendengar sapaan itu, yang penuh dengan sarkasme kepadaku.
"Selamat pagi. Rekan Leon sedang bersemangat hari ini. Tapi yang lebih penting, apakah alasan mengapa Colin dimarahi karena dia melakukan sesuatu pada Marie-chan?"
"Itu benar. Mereka tidak pernah lelah bertengkar, mereka sudah seperti saudara."
Ketika aku menanggapinya dengan tawa, Nicks terlihat sedikit terkejut dan kemudian memiringkan kepalanya.
"Dia adalah kakak ipar, jadi ini bukan sebuah kesalahan, bukan?"
"——Eh?"
Ketika aku terkejut, Nicks juga terkejut.
"Eh?"
"Tidak, karena—— Eh? Mengapa Marie dan Colin menjadi kakak dan adik ipar?"
Aku benar-benar tidak mengerti apa yang dikatakan Nicks.
Aku bahkan menduga bahwa mungkin aku masih mengantuk.
Aku pikir aku salah dengar, tetapi menilai dari reaksi Nicks, ternyata tidak demikian.
"Apa kamu serius mengatakan itu? Atau kamu masih setengah tertidur?"
Reaksi Nicks membuat aku bingung.
"Tidak, karena."
"Bukan "karena". Kamu membawa seorang siswi dari akademi ke rumah orang tuamu dan tinggal bersamanya selama lebih dari sebulan. Dari sudut pandang orang luar, kamu sudah seperti bertunangan."
Meskipun tidak bertunangan secara resmi, dari sudut pandang orang-orang di sekitar kita, ketika seorang gadis menghabiskan seluruh liburan musim panas di rumah orang tua laki-laki. Memang, jika ada orang asing yang mendengarnya, tidak mengherankan jika mereka mengira kalian sudah bertunangan.
Luxion, yang telah mendengar percakapan kami, tampaknya ingin memanfaatkan situasi itu.
[Menurut pendapat publik, itu sama bagusnya dengan bertunangan. Jika master mempertimbangkan kesukaan publik terhadap anda, memang benar anda harus bertunangan].
Begitu sesuatu terjadi, orang ini mencoba untuk membuat aku dan Marie menikah.
Berpikir 'Itu bukan urusanmu', aku menlanjutkan menjelaskan kesalahpahaman Nicks.
"Kamu, diamlah!, Aniki, Marie—— kau tahu!?—— Dia tidak bisa pulang ke rumah orang tuanya, jadi aku mengundangnya untuk datang ke rumah kita."
Menurut Marie, sepertinya ada masalah dengan keluarga Lafan.
Marie juga diberitahu untuk tidak kembali ke rumah orang tuanya, dan akan menghabiskan liburan musim panasnya di akademi.
"Tantang Dungeon dan dapatkan uang selama liburan musim panas!” Itulah yang dia katakan dengan serius, dan aku merasa kasihan padanya, jadi aku mengundangnya ke rumah orang tuaku.
Tentu saja, aku tidak memiliki motif tersembunyi sama sekali.
Pertama-tama, tipe pria yang disukai Marie itu tampan, tinggi, dan kaya.
Aku tidak masuk dalam preferensinya karena aku hanyalah seorang siswa laki-laki biasa, tidak tinggi dan tidak tampan, meskipun aku adalah seorang pria kaya setelah sukses sebagai petualang.
Selain itu, preferensi ku adalah—— wanita dengan payudara besar.
Aku suka payudara besar, tetapi Marie benar-benar datar, jadi itu tidak mungkin.
Sayangnya, preferensi kami tidak sama.
Nicks menatap Marie dengan mata ramah, yang kebingungan selagi membela Colin.
"Kamu tidak akan pernah menemukan gadis sebaik itu di masa depan. Lagipula, Ayah dan Ibu pikir kau juga akan menikahi Marie-chan."
"Kamu bohong, kan!?"
Apa karena itu orang tuaku bersikap sangat baik pada Marie sejak dia datang ke rumah kami?
Jika aku tidak memperbaiki kesalahpahaman ini sekarang, itu akan menjadi masalah besar.
Nicks menghela napas dengan raut wajah sedih.
"Kamu mendapatkannya dengan baik, kamu tahu. Kamu menemukan seseorang untuk dinikahi di akademi. Disini, aku mengalami kesulitan untuk menemukan pasangan."
Rupanya, Nicks juga sedang berjuang dengan perburuan pernikahannya.
Nicks, tidak seperti aku di akademi, dia berada di kelas reguler—— kelas anak laki-laki yang bukan ksatria atau ahli waris.
Kondisi untuk menikah berbeda dengan kelas lanjutan, jadi mungkin tidak sesulit bagi mereka, yang berbeda dengan kelas kami—— tapi tetap saja, tampaknya sulit.
"Kalau di kelas aniki, kamu akan segera menemukan seseorang, kan? Apakah itu berbeda?"
Nicks menggelengkan kepalanya.
"Bahkan gadis-gadis normal pun ingin tinggal di kota. Mereka mencari seseorang yang memiliki koneksi dan bisa tinggal di ibu kota atau di daratan utama. Dan seseorang seperti ku bahkan tidak memenuhi syarat sebagai backup."
Ketika Nicks lulus dari akademi, dia akan meninggalkan rumah Bartfort dan menjadi mandiri.
Karena putra Zora dan putra sulungnya [Lutoart] akan mengambil alih Rumah Baron Bartfort.
(TLN : Zora itu istri sahnya bapaknya Leon bagi yang lupa)
Nicks yang bukan merupakan pewaris akan diberhentikan dan diusir dari rumah jika Lutoart menjadi Baron.
Karena Nicks berada dalam posisi seperti itu, pernikahan menjadi sulit, tampaknya.
Nicks juga berada dalam posisi yang sulit.
Aku berharap bisa membantunya dengan cara apapun, tapi——- aku tidak bisa, karena aku sudah sibuk dengan diriku sendiri.
Lebih baik aku melakukan perburuan pernikahan ku sendiri sejak awal.
Mungkin karena ingin menghentikan pembicaraan yang menyedihkan itu, Nicks membahas topik yang berbeda.
"Kapan Leon dan yang lainnya kembali ke akademi? sehari sebelumnya atau dua hari sebelumnya?"
Sebenarnya, aku ingin kembali pada hari upacara pembukaan, tetapi aku harus kembali ke asrama sehari sebelumnya karena berbagai persiapan.
Selain itu, wajar untuk berangkat ke akademi dengan banyak waktu luang karena pesawat tidak dapat diluncurkan tergantung pada cuaca.
Sehari sebelumnya, dua hari sebelumnya, biasanya, itulah batasnya.
"Itu rencananya, tapi aku kira liburan sudah berakhir.——aku tidak ingin kembali ke kehidupan berburu pernikahan."
"Jangan katakan itu."
Aku juga merasa berat memikirkan perburuan pernikahan yang menungguku di akademi..
Rupanya hal yang sama juga terjadi pada kakak kedua ku.
Kami berdua menghela napas dan tertawa kecil melihat raut wajah kami yang lucu dan gelisah.
"Aku akan lulus tahun ini. Jika aku tetap berstatus ‘belum menikah’, aku mungkin akan menjadi suami kedua seseorang."
Aku tidak bisa tidak merasa simpati pada Nicks, yang berkata sambil tersenyum kecut.
Suami kedua—— Dalam kehidupan ku sebelumnya, posisinya mirip dengan istri kedua, dan atau seseorang yang menikahi seorang wanita yang kehilangan suaminya.
Dalam kasus seperti itu, usia pasangannya biasanya lebih tua.
Perbedaan usia sepuluh tahun adalah hal biasa, tetapi perbedaan usia dua puluh tahun atau lebih adalah hal yang mungkin saja terjadi.
"Jangan menyerah dulu, Aniki. Jika ada yang bisa aku lakukan untuk membantumu, aku berjanji akan membantu."
Meskipun aku bersimpati dan menawarkan bantuan, Nicks terlihat tidak mau menerimanya.
"Oi, hentikan. Jangan melihatku seperti melihat sesuatu yang menyedihkan. Ketika adik laki-lakiku merasa kasihan pada ku, itu membuat ku ingin menangis."
Sungguh, mengapa dunia ini begitu keras terhadap laki-laki?
Tidak, keras pada mob, aku kira?
Jika itu adalah seorang laki-laki, ada pangeran yang menjadi target penangkapan dari permainan otome itu.
Saat ini, mereka mungkin sedang menikmati liburan musim panas bersama sang protagonis, [Olivia].
Aku benar-benar iri pada mereka.
.
Bagian 2
Hanya tinggal beberapa hari lagi sampai aku kembali ke akademi.
Aku dan Marie berada di sebuah pulau terapung di dekat wilayah Bartfort.
Itu adalah pulau terapung yang ditemukan dan dibawa oleh Luxion.
Ini adalah tempat yang akan menjadi wilayahku di masa depan, tapi saat ini masih tidak berpenghuni.
Namun, berkat robot yang disiapkan oleh Luxion, yang bekerja tanpa henti pada siang dan malam hari untuk memeliharanya, tempat ini menjadi siap untuk segera ditinggali.
Rumah yang begitu nyaman ada di pulau terapung ku.
Ini adalah rumah kayu yang terlihat seperti kayu gelondongan yang ditumpuk.
Itu adalah tempat persembunyian pribadi, sekaligus markas rahasia ku, dan aku mengundang Marie, yang juga memiliki kehidupan sebelumnya, untuk datang dan bergabung dengan ku.
Apa yang aku lakukan dengan mengundang Marie?
.
"Makanan hari ini adalah ikan sungai yang dibakar dengan garam."
"Kyaaaaa! Ada acarnya juga!"
—— Kadang-kadang kami berdua datang ke tempat persembunyian untuk menikmati rasa dari kehidupan kami sebelumnya yang sangat kami rindukan.
Nasi putih, sup, dan ikan sungai yang dibakar dengan garam dan acar.
Ini mungkin tampak seperti makanan biasa, tetapi sangat sulit untuk menikmati cita rasa kehidupan sebelumnya di negara asing—— atau lebih tepatnya, dunia yang berbeda.
Aku bahkan tidak bisa mewujudkannya sendiri.
Tetapi rekan ku, Luxion, peran asli robot ini adalah kapal imigran.
Dikatakan, kapal ini dilengkapi dengan fungsi untuk membawa old humans ke luar angkasa dan membantu mereka menemukan rumah baru—— untuk membantu mereka hidup di planet baru.
Dengan bantuan Luxion, nasi putih dan sup dapat disiapkan.
Namun, Marie merasa menu tersebut masih kurang.
"Tapi aku ingin parutan daikon dan kecap. Dan aku bosan makan sup sepanjang waktu, jadi aku ingin sup miso. Lagipula, orang Jepang suka sup miso"
Aku setuju dan mengangguk dalam-dalam berkali-kali.
"Aku mengerti. Tapi miso dan kecap asin adalah makanan yang difermentasi. Mereka membutuhkan waktu untuk disiapkan."
Marie mendengar penjelasan ku dan mengalihkan pandangannya ke Luxion.
"Luxion juga tidak sehebat kedengarannya. Apa kamu benar-benar cheat paid item? Setidaknya kamu harus bisa menyiapkan miso atau kecap asin."
Perilaku Marie yang tidak masuk akal juga diprotes oleh Luxion.
[——Pada awalnya, kalian berdua mengatakan bahwa kalian lebih memilih makanan yang diolah secara alami. Saya telah berulang kali mengatakan kepada kalian bahwa saya akan dengan senang hati menyediakan makanan pengganti yang memiliki tekstur dan rasa yang sama sesegera mungkin].
Luxion, yang bisa menyiapkan apa saja, bisa dengan mudah menyiapkan sup miso.
Tapi itu adalah sesuatu yang mirip sup miso.
Semuanya tampak sama, tetapi pada dasarnya itu adalah sesuatu yang lain.
Aku menolak proposal Luxion.
"Aku lebih suka produk alami."
"Aku juga."
Kami mengucapkan "Itadakimasu" dan mulai makan tanpa mendengar jawaban Luxion.
Ikan bakarnya matang dengan baik dan dagingnya empuk.
Hidangan ikan juga dapat ditemukan di Kerajaan Holfort, tetapi ada perbedaan yang tidak kentara.
Tapi apa yang kita lihat di hadapan kita tidak diragukan lagi adalah makanan Jepang.
Luxion menatap kami dan berputar searah jarum jam di tempat dengan takjub.
[——Untuk seseorang yang banyak mengeluh, anda tetap makan banyak.]
Marie berkata pada Luxion sambil makan dengan raut wajah bahagia.
"Ah~, rasa nostalgianya enak. aku sekarang mengerti arti sebenarnya dari soul food."
(soul food : intinya kayak makanan jiwa, makanan khas yang bikin nostalgia lah)
Bagi kita yang telah bereinkarnasi, tidak ada keraguan bahwa itu benar-benar soul food.
"Dalam dua tahun, Luxion akan menyiapkan miso dan kecap asin."
Ketika aku bercerita tentang rencana masa depan ku, mata Marie berbinar-binar karena antisipasi.
Dia memiliki senyum yang sangat manis.
"Dua tahun kemudian kan?, janji ya, kamu harus mengajakku. Ah~, betapa aku ingin sekali menemukan ikan seperti salmon suatu hari nanti dan makan semangkuk penuh nasi putih dengan salmon panggang."
Mendengarkan cerita Marie, aku teringat akan wajah adik perempuanku di kehidupan sebelumnya.
Kalau dipikir-pikir, gadis itu juga menyukai salmon, seingat ku.
Marie membayangkan masa depan dua tahun kemudian.
"Jika kamu memiliki kecap asin, saus mentega juga akan bagus."
Melihat Marie dengan senyum lebar di wajahnya, tampaknya jarang ada gadis yang begitu gembira membicarakan kecap dan miso.
Untuk sesaat, aku mengira aku melihat Marie tumpang-tindih dengan adik perempuan ku—— tetapi aku kira itu hanya imajinasi ku.
Luxion memberi tahu kita tentang yang akan datang.
[Jika anda sangat menantikannya, Saya akan menjadikan ini sebagai prioritas untuk dipersiapkan. Yang lebih penting, sudah hampir waktunya untuk memulai semester kedua].
Marie dan aku berkonsentrasi pada makanan kami dan memberikan jawaban singkat.
"Siap."
"Ya."
Luxion berhenti saat melihat kami berdua, lalu berkata.
[——Jika dunia ini adalah apa yang kalian berdua sebut "Otome Game", maka akan ada masalah besar di masa depan, bukan? Bukankah seharusnya kita melakukan sesuatu tentang hal itu di semester kedua?]
Luxion meragukan kalau ini adalah dunia ‘Otome Game’ itu.
Meskipun ada keraguan, juga benar bahwa beberapa prediksi ku benar.
Oleh karena itu, dia mungkin ingin bertanya tindakan apa yang akan diambil di masa depan.
Tapi kebijakan ku sudah ditetapkan.
"Aku tidak berniat untuk terlibat dalam cerita ini. Pertama-tama, Olivia-san berhubungan baik dengan Yang Mulia dan yang lainnya, bukan? aku tidak ingin merubah jalur cerita dengan memaksakan keterlibatan ku."
Marie juga demikian, tetapi ekspresinya agak lesu seolah-olah ada sesuatu yang mengganggunya.
"Aku juga harus pass, karena terlalu merepotkan untuk terlibat. Tapi aku sedikit khawatir tentang Olivia."
"——Maksudmu, tentang ada sesuatu yang tidak beres tentang dia sebelum kita datang kesini? Mungkin dia hanya mengalami hari yang buruk?"
Marie bertemu dengan Olivia di asrama putri sebelum datang ke rumah orang tuaku.
Saat itu, dia terlihat sangat murung.
"Aku harap begitu."
Marie terlihat tidak yakin, dan aku mengatakan kepadanya mengapa aku tidak khawatir.
"Yang Mulia dan target penangkapan lainnya ada di luar sana. Aku yakin mereka sedang menikmati liburan musim panas sekarang. Seingat ku, di dalam game, ada banyak event selama liburan musim panas yang meningkatkan afeksi kesukaan para target."
Seingat ku, ada event-event dalam otome game yang aku mainkan di kehidupan sebelumnya, Marie menganggukkan kepala, tetapi tampaknya tetap merasa terganggu.
"Tidak masalah jika mereka menikmati liburan musim panas yang menyenangkan. Tidak—— tentu akan ada masalah."
"Ada apa?"
"——Aku sedikit cemburu"
Aku terkejut oleh Marie, yang mengatakan dengan wajah serius bahwa dia cemburu pada Olivia.
"Kamu masih tidak bisa menyerah? kamu bilang target penangkapan bukan orang yang kamu sukai, tapi kamu belum siap untuk menyerah?"
Sebelumnya, Marie telah mendekati Yang Mulia dan target penangkapan lainnya dalam upaya untuk mengambil posisi Olivia-san.
Rencana tersebut gagal, dan Marie sendiri mengatakan bahwa dia telah menyerah dengan ide tersebut.-
Namun, dari penampilannya, tampaknya masalahnya belum sepenuhnya selesai.
Marie dengan tegas menyangkalnya kepada ku.
"Jika kamu berbicara tentang Yang Mulia dan yang lainnya, itu salah! aku cemburu pada Olivia yang menikmati liburan musim panas yang menyenangkan! Bagaimana aku bisa memaafkannya ketika aku mendengar bahwa dia senang berbelanja, jalan-jalan, dan berlibur sepanjang waktu! Dan dia bersama seorang pria yang kaya, baik hati, dan tampan! Dia menikmati masa mudanya sepenuhnya. Bagaimana mungkin aku tidak cemburu padanya!"
——Dia mengatakan dia tidak tahan dengan kenyataan bahwa Olivia-san menikmati liburannya.
Tampaknya dia hanya cemburu pada Olivia, yang telah menemukan kebahagiaan yang tidak bisa dia miliki.
"Aku tidak peduli. Lagipula, ini bukan liburan musim panas, tapi ini break musim panas."
(TLN : Aku bingung nerjemahinnya apa, antara Summer Vacation dan Summer Break)
"Kamu benar-benar laki-laki membosankan yang berorientasi pada detail."
Marie berpaling dariku karena aku tidak berusaha menikmati liburanku, seolah-olah dia pikir aku tidak mengerti perasaannya.
Aku berkata pada Marie.
"Jika Olivia-san menikmati liburan musim panas yang menyenangkan, itu akan membawa kita lebih dekat ke dunia yang damai. Yang harus kita lakukan adalah tetap diam dan mendukungnya dari jauh."
"——Aku tahu."
Marie agak tidak puas, tapi dari sudut pandangku, itu tidak masalah.
Post a Comment