NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Boku no Kokoro no Yabai Yatsu Volume 1 Prolog


 Penerjemah: Tensa 
Proffreader: Tensa 

Tanaka Note: Moga ae kalian tetep bisa baca di web yang nerjemah aslinya, gak web copasan sana yang ngambil terjemahan nya dari sini.


Prolog


Saat kelas 1 SMP, aku berada dalam kegelapan.

Segalanya terasa konyol.

Kebosanan di sekolah.

Kebodohan teman-teman sekelas.

Dan yang paling parah—betapa kerdil dan biasa-biasanya diriku.

Seorang bocah yang tadinya tenggelam dalam perasaan serba bisa khas anak-anak, untuk pertama kalinya merasakan kegagalan saat ujian masuk SMP, dan dipaksa menyadari betapa biasa-biasanya dia.

Namun bocah itu—memilih untuk lari dari kenyataan kegagalannya.

Dia memalingkan mata dari realitas, membusuk dalam kepahitan, merajuk, dan keras kepala... lalu, menolak orang lain.

Sengaja pamer membaca buku-buku kontroversial di kelas, membawa-bawa cutter dan sesekali mengeluarkannya... dia sengaja menciptakan alasan untuk tidak bisa akrab dengan yang lain.

Karena dengan adanya alasan, segalanya menjadi lebih mudah.

Dengan menjadikan diri sendiri sebagai "orang berbahaya", dia bisa punya pembenaran.

Mungkin terdengar agak keren bila kukatakan aku menolak orang lain... tapi pada akhirnya, kurasa aku hanya takut.

Takut pada pandangan orang lain.

Takut direndahkan.

Daripada direndahkan, lebih baik aku yang merendahkan mereka duluan, pikirku.

Begitulah aku semakin menutup diri dalam cangkang.

Kegelapan yang hangat itu, terasa nyaman sampai menyakitkan.


Saat kelas 2 SMP, aku berada dalam kekacauan.

Segalanya terasa begitu terburu-buru.

Kegiatan-kegiatan di sekolah.

Hubungan dengan teman sekelas.

Dan juga—emosi serta perasaan cinta pertamaku.

Itu adalah tahun yang bergejolak, di mana segala sesuatu berubah dengan sangat cepat.

Seorang bocah yang untuk pertama kalinya merasakan emosi yang tak bisa ia kendalikan, akhirnya harus menghadapi semua hal yang selama ini ia hindari.

Ia harus berhadapan dengan orang lain, dan pada saat yang sama, dengan dirinya sendiri.

Bocah yang tadinya berada dalam kegelapan kini merasakan silaunya dunia.

Hari-hari penuh perjuangan dan kebingungan yang intens, mencolok, dan jelas... seperti berusaha keras berenang sambil tenggelam dalam warna-warni yang menyilaukan. Mengingatnya sekarang membuatku ingin menutup mata karena begitu konyol, tapi semua itu juga terasa begitu berharga.

Tak ada satu hal pun yang berakhir dengan mudah.

"Orang berbahaya" di kelas yang sama, yang mengacaukan hatiku... gadis itu, perlahan-lahan aku mulai mendekat padanya.

Aku belajar bahwa melepas baju zirah dan benar-benar menghadapi orang lain itu menakutkan, menyesakkan, dan begitu menyakitkan sampai terasa dadaku akan pecah... tapi pada saat yang sama, itu adalah hal yang sangat berharga.

Bocah yang tadinya menunduk karena kegagalan, perlahan-lahan mulai mengangkat wajahnya.

Hanya dengan itu saja, dunia yang terlihat menjadi sangat berbeda.

Dunia yang selama ini kuhindari, ternyata begitu indah—seorang gadis membuatku menyadari hal itu.


Saat kelas 3 SMP—yaitu sekarang.

Sayangnya, aku belum bisa berbicara tentang diriku saat ini secara objektif.

Bocah yang telah keluar dari kegelapan penghindaran diri dan berenang melewati kekacauan cinta sepihak... sebenarnya, pemandangan seperti apa yang ia lihat sekarang?

Bagaimana ia menjalani hidup di dunia yang ia sadari ternyata indah?

Mungkin setelah semua ini berakhir dan aku bisa melihat ke belakang, aku akan bisa berbicara dari sudut pandang yang lebih luas. Tapi sekarang aku belum bisa. Ketika kau masih berada di tengah-tengah sesuatu, kau selalu dipenuhi oleh hal-hal yang ada tepat di depan matamu.

Dalam dunia yang terus berubah ini, bagaimana aku memandang sekitarku sekarang?

Dan tiba-tiba aku berpikir.

Jika kita berbicara tentang sudut pandang yang objektif dan luas.

Aku.

Seorang bocah bernama 'aku' ini.

Setelah melewati masa-masa kelas 1 dan 2 SMP.

Bagaimana aku terlihat di mata orang-orang di sekitarku? 


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment



close