Penerjemah: Sena
Proffreader: Sena
HARI KE-6
Tidak, Aku Benar-benar Tidak mau Mendekati Tepi Tebing.
GUA
Pertama, merapikan rumahku! Maksudku, guaku. Selanjutnya, memeriksa dan merawat senjataku! Dalam hal ini, “mengilapkan tongkatku” tidak seperti yang kamu pikirkan. Setelah itu, memperbaiki armor! Mungkin bisa disebut “mencuci baju.”
Aku punya banyak yang perlu dipikirkan saat sarapan—baik tentang jamur maupun rencana. Pagi yang tidak ada apa-apanya lagi selain tumisan jamur dan perburuan goblin. Mereka bahkan mulai muncul di mimpiku sekarang. Apakah aku mulai jatuh cinta pada mereka? Tidaaaakkk!
Aku juga tidak naik level lagi. Itu pasti karena efek dari Master of None dan Blockhead. Tidak ada yang tampak menguntungkan. Master of None mungkin mencegahku fokus pada satu keterampilan, sehingga mereka tidak naik level dengan cepat. Namun, mungkin juga berkat ini aku bisa memperoleh keterampilan baru dengan mudah?
Blockhead adalah masalah yang jauh lebih besar. Aku memikirkan arti kata tersebut. Itu merujuk pada boneka dengan kepala kayu. Itu juga berarti orang bodoh yang tidak kompeten. Jadi aku seperti boneka bodoh yang dikendalikan oleh seseorang.
Bagaimanapun cara mengatakannya, itu semua negatif. Mungkin Appraisal bisa membantuku memahami ini begitu aku meningkatkan levelnya, tapi aku tidak yakin apakah itu akan naik level lagi.
Lalu ada Corporate Proactiveness, yang tidak buruk, hanya saja tidak berguna. “Terampil dalam melapor, menghubungi, dan berkonsultasi dengan orang lain.” Tapi aku ini penyendiri, jadi tidak ada gunanya stres karena keterampilan yang tidak akan pernah kugunakan. Setidaknya General Health dan Calisthenics berguna. Setelah menyelesaikan rutinitas olahraga pagi, aku pergi berburu lagi.
Seperti biasa, tidak ada goblin di tepi sungai. Apa mereka tidak minum air? Entah bagaimana aku memperoleh keterampilan Map, yang memungkinkanku melihat lokasi saat ini dan tempat-tempat yang pernah kukunjungi di peta. Untuk sekarang, aku memutuskan untuk menjelajahi bagian-bagian yang belum terisi. Demi keamanan, aku memutuskan untuk tetap mengikuti aliran sungai pada awalnya.
Aku tinggal di dekat sungai itu, tapi tidak punya alat pancing atau jaring ikan. Melihat ikan-ikan lezat itu, aku mengunyah jamurku. Kalau aku berjalan terlalu jauh ke hulu, aku akan bertemu lagi dengan para anak nakal itu. Tidak ada hal baik yang akan terjadi jika bertemu mereka; mereka hanya membawa masalah.
Mereka hanya pembual, jadi aku tidak terlalu khawatir bertarung dengan mereka, meskipun mereka sangat menyebalkan. Tapi orang tua itu memberi mereka keterampilan kuat, dan mereka tipe orang yang, jika diberi senjata, tak akan tahan untuk tidak menggunakannya.
Aku terus menjelajahi hutan, sesekali memukul goblin yang kutemui.
Aku berada di dunia pedang dan sihir, jadi di mana drama dan intriknya? Bukan berarti aku ingin dikejar sampai ke tepi tebing, tapi setidaknya itu akan membuat sesuatu terjadi! Tebing? Tidak, terima kasih—aku selalu benci novel yang berakhir dengan cliffhanger.
(TLN:Cliffhanger adalah teknik dalam cerita, baik itu novel, film, serial TV, atau media lainnya, di mana cerita diakhiri pada momen yang sangat menegangkan atau dramatis, biasanya tanpa menyelesaikan konflik utama.)
Ada banyak jenis jamur dengan berbagai efek—memulihkan HP, memulihkan MP—tapi tidak ada yang luar biasa seperti jamur yang membuat tubuh membesar. Tidak seperti aku butuh yang seperti itu. Aku bisa menembakkan bola api tanpa bunga api, bagaimanapun.
Beberapa jamur beracun. Aku punya penawarnya, tapi apakah itu akan berhasil? Bahkan tanpa Appraisal, tak ada yang sebodoh memakan jamur-jamur yang jelas-jelas tampak sangat beracun ini.
Aku sudah berjalan cukup jauh ke hulu, tapi goblin-goblin itu tidak semakin kuat. Goblin yang levelnya di bawah 10 bisa kubunuh dengan satu pukulan. Aku cukup kuat! Ketika ada banyak dari mereka, aku bisa mengulangi serangan cepatku. Refleksku cepat, dan aku tidak terlalu cemas, tapi sarafku mulai tegang jika aku tidak beristirahat. Masih terlalu pagi, tapi aku ingin pulang. Hari ini benar-benar hari yang membosankan. Tidak ada level-up juga. Apakah aku malah menurun levelnya? Ya, waktunya kembali.
Aku hanya ingin ada sesuatu yang membuatku bersemangat di tempat ini, seperti serangan petir atau mantra api besar. Apa terlalu banyak kalau aku meminta teman perempuan yang imut atau perhatian dari seorang dewi cantik atau semacamnya? Aku bahkan tidak dipanggil ke dunia ini oleh seorang putri, hanya oleh orang tua pikun! Aku bahkan tidak bisa melihat gadis-gadis imut dari kelasku, karena aku penyendiri; entah di mana mereka sekarang! Sialan permainan ini!
Ketika aku sampai di gua, hari hampir senja. MP-ku penuh, jadi aku membuat beberapa furnitur dan memasak beberapa jamur. Aku seperti bermain Minecraft pada titik ini.
Aku mulai kehilangan kewarasanku. Aku lebih sering bicara sendiri. Lebih buruk lagi, aku mulai mengejek diriku sendiri. Tak lama lagi, aku akan menepuk punggungku sendiri dan menjentikkan dahiku.
“Bukan berarti aku minta kode curang atau apa…”
Sambil menggerutu, aku melirik statusku. Sihir Bumi-ku naik level karena membuat semua furnitur itu.
Aku tidak tahu apakah aku menyerah pada permainan ini sebelum permainan dimulai, atau apakah permainan ini yang menyerah padaku. Mungkin aku memang ditakdirkan gagal sejak awal. Siapa pun yang bilang “pemenang tak pernah menyerah” pasti tidak pernah memainkan permainan ini.
Sepertinya tidak ada jalan keluar dari hidupku sebagai pembasmi goblin. Aku punya terlalu banyak gada untuk dihitung. Mungkin aku bisa menukarnya dengan beberapa ikan? Aku sangat ingin ikan sekarang...
Post a Comment