Penerjemah: Randika Rabbani
Proffreader: Randika Rabbani
BAB 14
“Tidak peduli berapa kali aku bereinkarnasi”
Bagian 1
Sebelum liburan musim dingin dimulai, akademi mengadakan perpisahan untuk setiap angkatan.
Pesta semacam ini juga pernah diadakan pada semester pertama, tapi saat itu aku pergi secepat mungkin dan tidak ikut sampai akhir.
Oleh karena itu, kali ini aku menetapkan tujuan yang sederhana yaitu untuk berpartisipasi sampai akhir.
Tidak mencolok, tidak membuat keributan, hanya menjadi mob di latar belakang.
Aku berdiri di dekat dinding, mengamati pesta.
"Kalau dilihat, semuanya terlihat biasa saja, ya."
Marie, yang hadir dengan mengenakan gaun yang kubelikan sebelumnya, sedang makan hidangan yang menggunung di piring besar di sampingku.
Melihatnya saja sudah membuatku kenyang, jadi aku menyesap jus dalam gelas kecilku.
"Rasanya seperti darmawisata kemarin itu hanyalah mimpi."
Yang sedang kami lihat adalah Olivia, dikelilingi oleh para pangeran di kejauhan.
Meskipun ada insiden di mana Yang Mulia Julius dan yang lainnya tidak dapat berpartisipasi dalam darmawisata, dari kejauhan semuanya tampak baik-baik saja.
Aku berbicara dengan suara pelan ke arah Luxion, yang telah menghilang.
"Apakah hubungan Olivia dan yang lainnya berjalan lancar?"
Karena masalah yang berkaitan dengan skenario otome game itu, kami meminta Luxion untuk menyelidikinya.
Luxion melaporkan hasilnya.
[Mereka sedang merencanakan perjalanan selama liburan musim dingin. Sepertinya mereka akan mengulangi acara darmawisata.]
"Karena mereka tidak bisa ikut, jadi mereka akan mengulanginya sendiri? ——Rasanya seperti event yang dipaksakan terjadi?"
Apakah ini semacam kekuatan yang memaksa?
Rasanya seperti skenario otome game itu memaksa terjadinya event untuk membuat Olivia dan yang lainnya pergi darmawisata.
Marie mengerutkan kening mendengar pendapatku.
"Tidak ada event game atau semacamnya dalam perjalanan biasa. Mereka hanya mencari alasan untuk mengajak Olivia berlibur."
Dari sudut pandang Marie, sepertinya semua ini tidak ada hubungannya dengan game.
[Saya juga setuju dengan Marie. Saya tidak merasa perlu melakukan penyelidikan khusus.]
Bahkan Luxion setuju dengan Marie.
"Kau hanya ingin memprioritaskan penyelidikanmu sendiri, kan?"
[Sekarang ancaman last-boss telah hilang, kita harus melakukan penyelidikan di planet ini.]
"Itu benar, tapi—— Aku tetap saja penasaran."
Olivia, yang dikelilingi oleh Yang Mulia Julius dan yang lainnya, tersenyum bahagia.
Dia tampak santai dan nyaman dengan mereka, tidak seperti kecanggungan yang dia tunjukkan pada semester pertama.
Namun, dia juga terlihat seperti sedang memaksakan diri.
Saat aku tenggelam dalam pikiranku, Marie menarik lengan bajuku.
Ketika aku melihat wajahnya, dia tidak melihat ke arahku, tapi ke arah lain.
Aku mengikuti pandangannya dan melihat Dally dan Donna berjalan ke arah sini, tampaknya tidak menyadari kehadiran kami.
"Benar-benar merepotkan, ya."
"Betul~. Bahkan Donna berpikir lebih baik tidak terlibat lagi— Hiik!?"
Keduanya, yang sedang berjalan sambil berdiskusi, berhenti ketika mereka melihatku.
Dally gemetar dengan wajah pucat, sementara Donna berlutut, kakinya gemetar.
Donna seolah kakinya lemas, dia berpegangan pada Dally.
"Ki-ki-ki-kita tidak melakukan apa-apa! Do-Donna dan yang lainnya, kita sudah tidak melakukan hal buruk lagi!"
Donna, yang hampir menangis, tampak sangat ketakutan padaku.
Bahkan Dally, yang berusaha terlihat tenang, sepertinya kesulitan berbicara.
"Se-selamat siang. Kalau begitu, ka-kami permisi dulu."
Cara bicaranya terdengar aneh, menunjukkan betapa gelisahnya dia.
Dally pergi dari kami sambil mengangkat Donna, seolah-olah melarikan diri.
Marie, yang memperhatikan mereka berdua, menatapku dengan ekspresi rumit.
"Bagaimana perasaanmu setelah menghancurkan mental mereka?"
Bagaimana, ya? Aku bingung harus menjawab apa.
Hanya saja— melihat gadis-gadis manja itu ketakutan, ada perbedaan yang sangat kontras.
"Itu pelajaran yang bagus untuk gadis-gadis manja seperti mereka, kan?."
"Tidakkah kamu berpikir mereka akan melapor ke orang tua mereka atau membalas dendam pada kita?"
"Jika mereka membalas dendam, kita hadapi saat itu tiba. Kita juga punya Luxion."
Luxion, yang telah menghilang, menjawab.
[Saat ini, kemungkinan mereka untuk membalas dendam rendah. Sepertinya mereka berdua juga tidak ingin memperbesar masalah ini.]
Sepertinya dia melakukan penyelidikan sendiri, dan tidak ada tanda-tanda mereka berdua berencana membalas dendam pada kami.
Luxion benar-benar teliti, bahkan melakukan tindak lanjut.
"Kau sampai menyelidikinya?"
[Master terlalu lengah. Anda tidak boleh meremehkan bahaya dari balas dendam.]
Ketika Luxion menyalahkanku, Marie pun ikut setuju.
"Benar sekali. Kamu selalu bertindak berlebihan. Cobalah untuk lebih menahan diri dan memikirkan konsekuensinya."
Kamu yang bilang?
Yah, meskipun aku membantu Olivia, tindakanku memang ceroboh.
Aku menggunakan kekuatan Luxion dalam perjudian dan menghancurkan Dally dan Donna dengan curang, jadi wajar jika mereka mengeluh.
Namun, aku punya perhitunganku sendiri.
"Olivia adalah favorit Yang Mulia Julius dan yang lainnya. Selama kita bisa melewati situasi itu, jika mereka mencoba membalas dendam, kita bisa mengancam mereka. 'Aku akan memberi tahu Yang Mulia Julius tentang kejadian di kasino.' Jika mereka melibatkan orang tua mereka, aku juga akan meminta bantuan keluarga Roseblade."
Luxion dan Marie mulai berbisik-bisik, mungkin karena terkejut aku memikirkan konsekuensinya.
[Master cukup perhitungan, ya.]
"Tapi, pada akhirnya, kamu bergantung pada Yang Mulia Julius dan keluarga Roseblade. Bukankah itu menyedihkan?"
[Mengandalkan saya saja sudah menyedihkan. Dalam hal itu, Master memang menyedihkan sejak awal.]
"Itu juga benar."
——Kalian berdua sebenarnya membenciku, ya?
.
Bagian 2
Bukan hanya Leon dan yang lainnya yang memperhatikan Olivia dari kejauhan.
Angelica juga memperhatikan dari jauh, terpisah dari Julius dan yang lainnya.
Para pengikut Angelica di sekitarnya menatap Olivia dengan ekspresi tidak senang.
Alasannya adalah percakapan yang mereka dengar.
Julius dengan gembira berbicara tentang rencana liburan musim dingin.
"Olivia, aku memutuskan untuk pergi ke pulau terapung yang seharusnya kita kunjungi bersamaan dengan jadwal darmawisata akademi. Sayang sekali kita tidak bisa menikmati festivalnya."
"Kamu tidak perlu repot-repot menyesuaikan jadwal dengan darmawisata."
Merasa tidak enak, Olivia mencoba menolak. Namun, Jilk menjelaskan alasannya agar Olivia tidak merasa bersalah.
"Karena Aku tidak bisa ikut sebelumnya, Aku ingin setidaknya merasakan suasananya. Meskipun bagi Olivia ini mungkin sudah yang kedua kalinya, jadi mungkin tidak terlalu menarik."
"Tidak, sama sekali tidak."
Julius tampak merenung.
Mungkin dia sedang memikirkan banyak hal demi Olivia.
"Aku sempat mempertimbangkan tujuan lain, tapi aku juga ingin kamu punya sesuatu untuk dinantikan tahun depan."
Sepertinya dia juga ingin menjaga agar Olivia tetap punya sesuatu yang menyenangkan untuk dinantikan di masa depan.
Itulah mengapa dia sengaja memilih tempat yang sama.
Sementara mereka asyik mengobrol, para pengikut Angelica terlihat kesal.
"Padahal Angelica-sama juga tidak bisa ikut."
"Benar. Seharusnya, Angelica-sama yang diajak."
"Bagaimana kalau kita minta Jilk-sama untuk mengajak Angelica-sama?"
Senang rasanya mengetahui orang-orang di sekitarmu marah demi dirimu.
Namun, Angelica merasakan perasaan sedih dan tak berdaya.
"Aku tidak akan sekasar itu sampai mengganggu Yang Mulia. Silakan bersenang-senang."
(Padahal aku juga ingin pergi bersama Yang Mulia.)
Meskipun berlagak kuat, Angelica juga menantikan darmawisata sekolah bersama Julius.
Dia tidak bisa menunjukkan perasaannya yang sebenarnya, jadi dia hanya bisa berpura-pura tegar.
Jika dia memasang telinga, dia bisa mendengar suara-suara di sekitarnya.
"Dia terlihat sangat menyedihkan."
"Putri seorang Duke itu sudah tidak ada apa-apanya."
"Mungkinkah dia dibenci oleh Yang Mulia Putra Mahkota?"
Diantara tawa cekikikan, dia mendengar suara-suara yang meremehkannya.
Sejak kejadian di pesta sebelum liburan musim panas, semakin banyak siswa yang memandang rendah Angelica.
Ketika para pengikutnya menatap tajam ke sekeliling, semua orang mengalihkan pandangan mereka.
Angelica juga menyadari hal ini.
Posisinya sedang goyah.
(Aku adalah tunangan Yang Mulia. Fakta ini tidak akan berubah.)
Sambil menatap Olivia yang dikelilingi oleh Julius dan yang lainnya dengan senyum palsu, Angelica mencoba menenangkan dirinya.
(Pada akhirnya kamu akan mengerti. Kamu tidak pantas untuk Yang Mulia.)
.
Bagian 3
Pulau terapung yang dulunya merupakan wilayah kekuasaan keluarga Count Offrey, kini mulai dikelola oleh keluarga Roseblade, dengan Dorothea sebagai pemimpinnya.
Dulunya ada rumah mewah yang digunakan oleh Count Offrey, tapi sepertinya Dorothea tidak menyukainya dan memerintahkan untuk dirobohkan.
Saat ini, sebuah kastil sedang dibangun di lokasi itu.
Dengan menggunakan beberapa Armor yang telah dimodifikasi untuk keperluan konstruksi, pembangunan berlangsung dengan cepat.
Di dunia ini, karena ada Armor yang bisa menggantikan alat berat, kecepatan konstruksi sangatlah tinggi.
Armor juga bisa terbang, jadi membangun gedung tinggi pun jadi mudah dilakukan.
Di berbagai tempat, terlihat penduduk setempat yang memiliki harapan dan kecemasan terhadap pemerintahan baru ini.
Di lokasi inilah pernikahan resmi Nicks dan Dorothea akan berlangsung.
Setelah upacara pernikahan tidak resmi telah selesai dilaksanakan, aku, saat ini sedang mengenakan setelan jas khusus acara pernikahan.
Kami sekeluarga sekarang berada di ruang tunggu keluarga pengantin pria, dan aku sedang melemaskan dasi kupu-kupu di leherku.
Di ruang tunggu, Nicks, yang mengenakan setelah jas putih, sedang duduk di sofa.
Ekspresinya menunjukkan wajah keputusasaan.
Melihat kondisi Nicks yang seperti itu, keluarganya tidak bisa berkata-kata.
Kami memiliki dua saudara perempuan, Jena dan Finley, yang kepribadiannya tidak bisa dibilang baik.
Terutama Jena, yang terpengaruh oleh kehidupan kota, kelakukannya persis seperti gadis akademi pada umumnya.
Bahkan Jena, yang seperti itu, menatap Nicks dengan tatapan simpati.
Adiknya, Finley, berusaha untuk tidak membiarkan adik bungsunya, Colin, melihat keadaan Nicks sekarang.
Ayah dan Ibu sedang berbicara pelan di sudut ruangan.
“Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan kepada anakku ketika aku melihat dia mengenakan kalung seperti itu.”
Ayah meringis, dan ibu setuju dengan keluhan ayah.
“Aku juga tidak menyangka pernikahannya akan menjadi seperti ini.”
Percakapan mereka berdua bergema di ruang tunggu yang sunyi.
Di sampingku ada Marie, dia sedang mengenakan gaun yang telah ia persiapkan untuk acara pernikahan.
Tiba-tiba Marie menarik lengan bajuku.
“Bagaimana rasanya menjual kakak laki-lakimu ke keluarga Roseblade? Setelah melihatnya dalam keadaan mengenakan kalung itu, apa kamu tidak menyesali perbuatanmu?”
——Upacara pernikahan, yang diadakan hanya di antara kerabat, persis seperti yang diminta oleh kakak ipar ku yaitu Dorothea-san.
Hanya saja, pertukaran cincin kawin digantikan oleh sebuah kalung anjing.
Seharusnya hanya sampai pertukaran kalung itu saja yang terjadi, tetapi aku tidak mengira bahwa situasi pernikahannya akan menjadi seburuk itu.
Sebelum dan sesudah upacara, Count Roseblade datang berulang kali ke ruang tunggu kami sambil membungkukkan badan.
Mereka bilang, mereka akan memberikan berbagai macam hadiah sebagai permintaan maaf.
Tetapi melihat Nicks yang saat ini sedang putus asa, tentu aku tidak bisa merasa senang.
Yang bisa kupikirkan hanyalah, “Kamu beruntung menikahi seorang wanita yang cantik.”
“Definisimu tentang wanita cantik pasti hanya berdasarkan ukuran dadanya, kan?”
“Idiot. Kakak ipar Dorothea-san memang cantik. Dia memiliki style yang bagus dan payudara yang besar. Tapi apakah kamu ingin menikahinya atau tidak, itu hal yang berbeda. Tipe orang seperti itu cukup dinikmati dengan hanya melihatnya saja.”
Menikahinya? Itu terlalu menakutkan.
“Lalu, kamu memaksakan seseorang seperti itu pada kakak laki-lakimu. Mengapa kamu tidak merenungkannya sedikit?”
“Aku mungkin menyesal sedikit, tapi aku juga tidak menyesal telah melakukannya.”
Piikirkanlah baik-baik.
Kepribadian Dorothea-san memang tidak masuk akal.
Namun, jika dibandingkan dengan gadis-gadis di akademi?
Apakah kamu akan mengatakan, bahwa dia memiliki kepribadian yang akan membuatmu ragu untuk menikahinya?
"Lagipula, setelah lulus dari sekolah, kakak akan menjadi Viscount. Lalu dia mempunyai istri yang cantik dan wilayah yang tampaknya akan menghasilkan pendapatan pajak yang lumayan. Sebagai bonus, keluarga Count Roseblade akan memberikan dukungan penuh. Bisakah ini disebut ketidakberuntungan?"
Aku tentu pasti tidak mau bertukar kalung, tapi jika mempertimbangkan apa yang akan didapatkan setelahnya, ini bukanlah kesepakatan yang buruk.
Marie pun, ketika membayangkan masa depan Nicks, sepertinya mengerti betapa beruntungnya dia.
"Kalau didengar seperti itu, kok aku malah jadi iri, ya?. Aku jadi sama sekali tidak mengerti kenapa dia sedih. Mendapatkan keuntungan hanya dengan bertukar kalung, bukankah itu luar biasa?"
Marie, yang sebelumnya bersimpati pada Nicks, langsung berubah sikap setelah mendengar kata "keuntungan".
Aku cukup menyukai sifat lucumu ini yang mudah dipengaruhi.
"Benar, kan? Kakak itu seseorang yang beruntung."
Ketika Nicks diberitahu bahwa ia adalah seorang yang beruntung, ia mengangkat wajahnya seperti hantu.
Dengan kalung di kerah bajunya, dia terlihat seperti korban yang menyedihkan yang diseret secara paksa ke kuburan hidupnya.
Yah, meskipun akulah yang menjadikannya korban!
"Kalau begitu, mau tukaran posisi?"
Dia menawarkan untuk memberikan posisinya yang bahagia kepada adiknya, yaitu aku. Sungguh pria yang perhatian pada keluarga.
Cinta persaudaraan di antara kami sangatlah menyentuh.
“Tidak, terima kasih.”
Tetapi Aku menolak, mengatakan bahwa Aku tidak bisa mengambil kebahagiaan saudara yang baik hati.
Kemudian Nicks menjadi sangat marah.
“Kamu bajingan! Hidupku berantakan karenamu! Kenapa aku harus menikahi orang seperti dia yang seperti berada di atas awan, lalu aku yang tiba tiba harus menjadi Viscount! Aku bahkan tidak pernah belajar tentang manajemen wilayah!”
Nicks berdiri dan mulai mencengkram kerahku, lalu mengguncang-guncang tubuhku ke depan dan ke belakang.
Aku mengerti dia sedang banyak pikiran, tapi bagaimana dengan masalah kalung itu? Apa dia tidak menyebutnya karena sudah menerimanya?
Apakah tidak apa-apa, Nicks?
"Dulu kamu pernah bilang, kamu akan bahagia jika bisa menikah di usia dua puluh tahun! Dimana letak ketidakpuasanmu terhadap perjodohan yang sudah aku usahakan dengan susah payah!"
Aku ingin dia sedikit menghargai usahaku yang sudah bernegosiasi dengan keluarga Count Roseblade.
"Coba cari arti kata 'berlebihan' di kamus! Lagipula, jika kamu tidak menjualku——"
Nicks, yang hampir menangis, mengangkat tinjunya ke arahku.
Aku berpikir, ‘Apakah aku harus dipukul setidaknya sekali?’
Saat aku sedang memikirkannya, pintu dibuka dengan keras setelah diketuk dengan kasar.
“Danna-sama~~~ Istri mu, Dorothea, datang untuk menjemput mu!”
Kakak ipar Dorothea-san, yang mengenakan gaun pengantin putih, muncul dengan sebuah rantai di tangannya.
Dorothea-san juga masih mengenakan kalung di lehernya.
Dia sendiri yang mengikatkan rantai ke kalung milik dia sendiri, dan sekarang dia mencoba menghubungkan kalung nya ke kalung milik Nicks.
Nicks terlihat sangat pucat.
“Nona Dorothea!?”
Dorothea-san memeluk Nicks.
Sambil memeluk, ia meletakkan jari-jarinya di dada Nicks dan menulis kata 'tidak'.
"Panggil aku Dorothea saja. Bukankah kita sudah bersumpah cinta abadi dalam upacara suci? Mulai sekarang kita akan selalu bersama. Selamanya.——Ya, selamanya.”
Bagian “selamanya” terdengar sangat berat.
Mata Nicks menatap kosong ke kejauhan.
“—— Ya, itu benar.”
Nicks menjawab, tapi dia terlihat seperti sudah menyerah dengan semuanya.
Marie mengenggam tanganku.
“Sumpah pernikahannya juga mengerikan, bukan?”
"Aku hampir lupa karena kalung anjing ini, tapi segala hal tentang pernikahan ini mengerikan."
Keanehan dari pertukaran kalung membuat masalah lainnya tampak sepele.
Sumpah pernikahan ini adalah salah satunya.
Kata-kata Dorothea-san pada saat pernikahan terdengar sangat mengerikan bagi kami.
“Tidak peduli berapa kali kita dilahirkan kembali, kita akan selalu menemukan satu sama lain dan bersatu.”
Itu tidak lucu dari sudut pandang kami.
Marie dan aku tahu mengenai kehidupan sebelum nya itu ada.
Kami tahu bahwa reinkarnasi——kelahiran kembali ——adalah hal yang mungkin terjadi, jadi mau tidak mau kami mendengar kata-kata Dorothea dengan perasaan merinding.
Tidak peduli berapa kali kita terlahir kembali——tidak peduli berapa kali kita bereinkarnasi——Kita akan selalu ditemukan dan dipersatukan, begitulah kedengarannya.
“Itu lebih menakutkan daripada kalungnya, kurasa.”
Dorothea-san mungkin telah mengucapkan kata-kata ini tanpa berpikir panjang.
Tetapi, melihat mereka berdua bersama-sama, Aku tidak bisa tidak merasakan suatu perasaan yang aneh.
Dorothea-san dengan senang hati memasangkan rantai di kalung Nicks.
"Suamiku yang ideal. Sekarang kita tidak akan pernah terpisah."
“——Ya, itu benar.”
Wajah Nicks, seolah-olah dia telah menyerah dan menjadi tercerahkan —— di sisi lain pintu yang terbuka adalah Deirdre-senpai dengan para rombongan keluarga Roseblade di belakangnya.
Dia menatap kakaknya dengan eskpresi yang rumit.
“Aku senang melihat kakak bahagia. ——Kalau begitu, para hadirin sekalian, ——terutama keluarga Bartfort, kami menyambut kalian dengan senang hati."
Setelah itu, kami dijemput dan dibawa oleh senior Deirdre dan menerima keramahan keluarga Roseblade.
Kami disambut dan dijamu dengan sangat baik.
Post a Comment