Penerjemah: Randika Rabbani
Proffreader: Randika Rabbani
BAB 13
“Setelah Darmawisata akademi”
Bagian 1
Setelah festival usai, Marie kembali ke penginapan dengan wajah berseri-seri.
Di dalam kamar, makanan yang dibeli Marie dari festival digelar di atas meja, dan tiga gadis sedang duduk mengelilinginya sambil makan.
Ellie memperhatikan Marie yang terus tersenyum sejak tadi.
"Marie-chan, kamu senyum-senyum terus dari tadi."
Sambil makan yakisoba, Betty melirik jari manis kiri Marie yang sedang dipandanginya.
"Akhirnya Bartfort berhasil menyatakan cintanya, ya. Sudah yang keberapa kali itu?"
Pertanyaan itu ditujukan pada Cynthia yang sedang menelungkup di atas meja.
Cynthia mengangkat sebelah tangannya dan melambaikannya dengan lemah.
"Aku sudah lupa. Merepotkan juga menghitungnya."
Melihat Cynthia yang kelelahan padahal tidak melakukan apa-apa, Betty menghela napas pelan.
Tanpa berkata apa-apa pada Cynthia, dia beralih menatap Marie.
"Apa pernikahan sebahagia itu? Aku tetap saja tidak mengerti."
Mendengar perkataan Betty, Ellie tersenyum canggung.
"Bukankah bagus kalau Marie-chan bahagia? Setiap orang punya definisi kebahagiaannya sendiri."
"Bahagia, ya? Padahal manusia akan menemui seseorang pada akhirnya, apa prosesnya sepenting itu?"
"Bukankah penting untuk menjalani hidup di saat ini? Meskipun tidak meyakinkan kalau aku yang bilang."
Melihat Ellie tersenyum kecut, Betty hendak mengatakan sesuatu, tapi akhirnya dia mengurungkan niatnya.
Betty tidak melanjutkan kata-katanya.
"Semoga berbahagia untuk anak-anak muda," katanya.
Meskipun seumuran, kata-kata Betty seolah memandang Marie lebih muda.
Ellie tidak berkomentar tentang hal itu, dan kembali fokus pada buku yang sedang dibacanya.
Cynthia sepertinya mendengarkan percakapan mereka, tapi pada akhirnya tidak ikut bergabung.
Marie yang terlihat bahagia tampaknya tidak mendengar percakapan ketiga temannya.
"Hehe," dia masih tersenyum lebar dengan wajah ceria.
.
Bagian 2
Di dalam kapal pesiar mewah yang sedang menuju ibu kota Kerajaan.
Setelah meninggalkan pulau terapung bergaya Jepang dan pulau itu sudah tidak terlihat lagi, aku dipanggil oleh Deirdre-senpai.
"Pernikahan?"
"Ya. Acara akan diadakan selama liburan musim dingin, jadi bersiaplah."
Jika diperhatikan lebih dekat, kipas yang dipegangnya telah berganti dengan kipas bergaya Jepang.
Mungkin dia membelinya di tempat wisata.
Namun, aku memiringkan kepala mendengar isi pesan yang disampaikannya.
"Dorothea-san sudah lulus dari akademi, tapi kakakku sekarang masih kelas tiga, jadi dia masih di Akademi. Kenapa harus mengadakan pernikahan selama liburan musim dingin, padahal beberapa bulan lagi dia akan lulus?"
Kakakku, Nicks, adalah siswa kelas tiga yang akan segera lulus dari akademi.
Padahal kurang dari setengah tahun lagi dia akan lulus, tapi entah kenapa keluarga Roseblade terburu-buru menikahkannya.
Deirdre-senpai memanggilku ke sebuah kamar pribadi di mana hanya ada kami berdua.
Dia tidak membawa pengikutnya, dan memastikan tidak ada orang lain di sekitar saat ini.
Lalu, dia menghela napas dan menjelaskan situasinya dengan ekspresi bermasalah.
"Kakakku mengajukan permintaan khusus untuk pernikahannya."
Bahkan di dunia otome game itu, pernikahan tampaknya merupakan acara penting bagi wanita.
Oleh karena itu, tidak jarang ada permintaan khusus mengenai detail pernikahan.
"Apakah dia meminta waktu tertentu? Misalnya, hasil ramalan mengatakan musim dingin adalah waktu yang baik?"
Mungkin terdengar konyol menentukan tanggal pernikahan berdasarkan ramalan, tapi hal itu cukup sering terjadi.
Namun, dari ekspresi Deirdre-senpai, sepertinya bukan itu masalahnya.
Dengan wajah bingung, dia berkata,
"Kalau begitu, kita tidak perlu terburu-buru. Kita bisa mengadakan upacara pertunangan saja dulu, dan upacara pernikahan resminya bisa diselanggarakan tahun depan saat musim dingin."
Saat aku memiringkan kepala, Deirdre-senpai mendekatkan wajahnya.
Meskipun tidak ada orang lain, dia berbicara dengan suara pelan, sepertinya ini adalah masalah yang sangat penting.
Mungkin ini adalah rahasia yang tidak boleh didengar orang lain.
"Kakakku bilang dia ingin saling memakaikan kalung sebagai pengganti cincin."
(TLN: bukan kalung biasa, tapi semacem kalung peliharaan anjing gitu)
"Tolong, seseorang hentikan dia."
Aku tidak bisa lagi berpura-pura di depan Deirdre-senpai, dan menjawab dengan spontan.
Aku sempat panik, tapi Deirdre-senpai sepertinya tidak mempermasalahkannya.
"Aku juga sudah mencoba menghentikannya! Aku sudah membujuknya berkali-kali, Ayah serta Ibu juga membujuknya setiap hari."
Ternyata keluarga Deirdre-senpai juga sudah berusaha keras.
Namun, Dorothea-san tetap bersikeras ingin bertukar kalung sebagai simbolnya.
"Maaf kalau aku lancang, tapi kepribadian kakakku memang sulit dipahami orang biasa."
"Tentu saja."
Aku tidak bisa memahami seseorang yang ingin bertukar kalung di pernikahannya.
"Dan dia juga keras kepala. Jika pernikahannya tidak sesuai keinginannya, siapa yang tahu apa yang akan dia lakukan."
"Kepribadian kakak ipar membuat Deirdre-senpai terlihat imut, ya."
"Oh? Bukankah aku selalu imut?"
Aku diberi senyuman, tapi matanya tidak tersenyum.
Aku mengalihkan pandanganku sambil menjawab.
"——Bukankah kamu salah jika mengatakan 'imut'? Deirdre-senpai adalah wanita cantik dengan pesona dewasa."
"Fufu, Aku akan memaafkan kata-kata kasarmu sebelumnya dengan jawabanmu barusan. Bagaimanapun, pernikahan kali ini adalah semacam kompromi. Kami akan mengadakan upacara kecil dengan hanya keluarga dekat, dan upacara utama akan diadakan nanti setelahnya."
Tampaknya pernikahan yang akan diadakan selama liburan musim dingin hanya akan dihadiri oleh keluarga dekat.
Pernikahan bangsawan bukanlah acara pribadi.
Karena ada makna yang kuat untuk menunjukkan hubungan antar keluarga, perlu mengundang banyak tamu.
Jika pertukaran kalung dilakukan di depan banyak orang seperti itu, keluarga Roseblade dan Bartfort akan kehilangan reputasi mereka.
Itulah mengapa mereka akan mengadakan pernikahan hanya dengan keluarga dekat terlebih dahulu.
"Setelah aku mendengar ini, menurutmu wajah seperti apa yang harus kutunjukkan pada kakakku?"
Ketika aku mengasihani Nicks yang dipaksa bertukar kalung, Deirdre-senpai membuka kipasnya dan menutupi mulutnya.
Dia juga mengalihkan pandangannya.
"Bawa juga tunanganmu ke upacara. ——Keluarga Roseblade dengan sepenuh hati akan menyambut anggota keluarga baru."
Karena kita adalah keluarga yang berbagi rahasia yang tidak bisa diungkapkan satu sama lain.
Tentu saja, mereka akan menyambutnya.
Deirdre-senpai memberi tahu tempat upacara akan diadakan.
"Dan upacara akan diadakan di bekas wilayah Count Offrey. Saat ini sedang dalam proses pemeliharaan dan prosedur, tetapi tahun depan, wilayah itu akan menjadi kelahiran keluarga Viscount Bartfort."
Dari keluarga Bartfort, ada Nicks.
Dari keluarga Roseblade, ada Dorothea.
Keduanya akan melahirkan keluarga Viscount baru.
Satu rumah hancur, dan rumah baru muncul.
Mereka sudah mengirim orang dari kedua keluarga dan sedang mengembangkan wilayah baru.
Mereka sengaja melakukannya di tempat seperti itu mungkin karena mereka sudah memerintahnya.
"Jadi kakak akhirnya akan menikah."
Tidak ada gunanya melawan sekarang.
Mari kita buat Nicks bersabar.
.
Bagian 3
Yang menunggu Olivia ketika dia kembali dari darmawisata adalah tiga orang, Greg, Chris, dan Brad, mereka juga membawa oleh-oleh.
Mereka meminjam ruang minum teh di gedung akademi, Kyle menyajikan teh dan melayani mereka.
Greg merentangkan tangannya dan berbicara tentang kenangannya dari darmawisata.
"Ya~, itu sangat menyenangkan. Aku bersenang-senang. Aku pikir semua tempat dengan alam yang kaya itu semua sama, tapi sauna itu benar-benar luar biasa."
Tujuan darmawisata Greg dan Brad tampaknya adalah tempat dengan alam yang kaya.
Mereka tampaknya menikmati olahraga yang bisa dilakukan di musim dingin, dan Greg sangat puas.
Brad juga tampaknya cukup menikmatinya.
"Kami tinggal bersama dalam kelompok di pondok, dan itu ternyata sangat menyenangkan. Kami pergi keluar dan berkemah, dan itu tidak buruk."
Oleh-oleh yang mereka siapkan lebih banyak berupa makanan ringan daripada makanan manis.
Mereka juga membeli kerajinan kayu dan barang-barang lainnya, dan itu adalah oleh-oleh yang langka bagi Olivia.
"Kalian berdua sepertinya bersenang-senang."
Ketika Olivia tersenyum, Greg dan Brad juga senang.
Namun, Greg sepertinya merasa ada yang aneh.
"Olivia, apakah ada sesuatu yang terjadi?"
"Eh? Kenapa?"
Ketika Olivia berpura-pura tidak tahu, Brad menatapnya dengan serius.
"Kamu terlihat tidak bersemangat. Aku harap aku salah."
Olivia telah memberi tahu Kyle untuk tetap diam tentang apa yang terjadi selama darmawisata .
Dia bisa menduga bahwa jika lima orang tahu apa yang terjadi, itu akan merepotkan.
Dan juga——dia tidak ingin mereka tahu tentang ‘dia’.
Olivia tersenyum canggung.
"Mungkin karena aku tidak terbiasa bepergian dengan kapal pesiar mewah. Aku sedikit lelah."
Keduanya tampaknya yakin dengan alasan Olivia.
Kali ini Chris membuka mulutnya——sedikit kesal.
"Aku juga belajar banyak hal. Tapi, aku merasa ingin mengeluh kepada Yang Mulia Julius dan Jilk."
Melihat Chris kesal, Olivia bertanya alasannya sambil berpikir ini akan merepotkan lagi.
"Apakah ada yang terjadi dengan mereka berdua?"
"Mereka ikut campur dalam pembentukan kelompok darmawisata. Seharusnya, aku berada di kelompok yang sama dengan Olivia."
Chris marah karena kedua orang itu melakukan hal yang tidak perlu.
Mendengar itu, Greg tertawa gembira.
"Sayang sekali, Chris. Tapi, Yang Mulia itu menghadiri rapat di istana setiap hari dan tidak ikut darmawisata. Jangan terlalu menyalahkan mereka."
Greg tampaknya bersimpati pada keduanya yang tidak bisa ikut darmawisata.
Brad dan Chris merasakan hal yang sama.
Mereka adalah pangeran yang akan memikul negara di masa depan.
Mereka sangat memahami bahwa mereka mungkin juga terlibat dalam situasi yang tidak diinginkan seperti Julius kali ini.
Chris memiliki ekspresi bermasalah.
"——Meski begitu, aku seharusnya boleh mengeluh setidaknya."
Brad tertawa kecil.
"Jika aku berada di posisi Chris, aku juga akan mengeluh. Tapi, Yang Mulia juga menyedihkan. Meninggalkan Olivia sendirian."
Tatapan ketiga orang itu tertuju pada Olivia.
Olivia hanya bisa tersenyum kecut.
"Aku juga cukup menikmatinya. Itu adalah kesempatan berharga untuk merasakan budaya yang berbeda."
Greg berkata sambil melihat wajah Olivia.
"Bagaimana kalau kita pergi berlibur bersama selama liburan musim dingin mendatang? Aku ingin melihat tampat tujuan darmawisata yang Olivia nikmati."
Olivia membuka lebar matanya mendengar ide berani yang pantas untuk pewaris bangsawan besar.
"Masih ada kesempatan untuk pergi tahun depan atau tahun depannya lagi, kan?"
"Aku ingin membuat kenangan bersamamu. Bahkan, kamu boleh memilih tempat yang kamu suka, Olivia."
Olivia menggelengkan kepalanya pada Greg yang mengatakan dia boleh memilih tujuan perjalanan.
"Ti-tidak perlu repot-repot seperti itu."
Ketika Greg hendak mengatakan sesuatu, Julius dan Jilk datang ke ruangan itu.
"Kami juga tertarik dengan pembicaraan itu."
Chris menyilangkan lengannya dan menatap tajam pada keduanya yang memasuki ruangan.
"Kalian berdua sepertinya sangat sibuk, Yang Mulia."
Julius dan Jilk, yang memahami perasaan Chris, tersenyum kecut.
Jilk meminta maaf kepada Chris.
"Aku minta maaf atas kejadian ini. Dan Aku punya usul, bagaimana kalau kita pergi berlibur bersama? Yang Mulia juga tidak bisa membuat kenangan, jadi bagaimana kalau kita pergi darmawisata bersama Olivia selama liburan musim dingin?"
Meski usulan yang tiba-tiba, Chris sepertinya berpikir bisa berlibur bersama Olivia.
Wajahnya sedikit memerah saat menerima permintaan maaf itu.
"Ka-kalau begitu, aku tidak keberatan. A-aku juga tidak punya rencana untuk liburan musim dingin."
Melihat Chris seperti itu, Greg tercengang.
"Bilang saja kalau kamu ingin pergi berlibur bersama-sama. Kamu ini bertele-tele."
"Kamu saja yang terlalu menganggap enteng."
Ketika keduanya mulai berdebat, Brad menggelengkan kepalanya.
Lalu dia bertanya pada Julius tentang hasil diskusi.
"Kalian berdua ini benar-benar tidak akur. Ngomong-ngomong, apakah diskusinya sudah selesai?"
Julius dan Jilk saling berpandangan.
Mereka berkomunikasi lewat tatapan mata, memastikan sejauh mana mereka harus menceritakannya.
Setelah Jilk mengangguk, Julius menghadap Brad.
"Duke Redgrave akan secara terbuka mendukung keluarga Roseblade dan Bartfort."
"Secara terbuka?"
"Dia tidak ingin kedua keluarga itu menjadi lebih besar, tetapi karena ini akan menjadi tekanan bagi Marquis Frampton, dia hanya akan mendukung secara terbuka. Dengan kata lain, dukungan hanya di mulut saja."
Secara terbuka, dia akan berpura-pura mendukung dan membantu kedua keluarga, tetapi sebenarnya tidak akan melakukan apa-apa.
Mendengar hasil diskusi yang berlangsung selama beberapa hari, ketiga orang itu memasang ekspresi wajah yang rumit.
Greg menghela napas panjang.
"Apakah perlu sampai membatalkan darmawisata?"
Julius mengangkat bahu.
"Tentu saja tidak. Kita hanya merasa tidak nyaman dikelilingi oleh orang dewasa."
Olivia, yang mendengarkan percakapan mereka berlima, tidak bisa membayangkan apa yang sedang terjadi.
Hanya saja, ekspresinya menjadi muram saat mendengar nama keluarga Bartfort.
Kyle melirik Olivia dengan cemas.
Sepertinya dia merasa bersalah tentang masalah tujuan darmawisata.
Olivia tersadar dan buru-buru menatap Kyle.
Dia menekankan agar Kyle tidak mengatakan apa-apa.
Kyle mengangguk kecil, lalu mulai menyiapkan teh untuk Julius dan Jilk.
Julius, yang sudah duduk, tersenyum pada Olivia.
“Jadi, bagaimana kalau kita bicara tentang rencana darmawisata kita? Sepertinya ini akan lebih bermakna dan menyenangkan daripada diskusi dan rapat yang ada di istana."
Sepertinya Julius, yang tidak bisa ikut darmawisata, benar-benar memper
timbangkan untuk melakukan perjalanan mereka sendiri.
Olivia tersenyum sambil berpikir.
(Sepertinya aku tidak akan punya waktu untuk belajar bahkan selama liburan musim dingin.)
Post a Comment