NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

KanoUwa: after story Volume 1 Chapter 7

 


Penerjemah: Tensa

Proffreader: Tensa


Baju Rumah yang Bikin Cowok Deg-degan


"Senpai, kan ada tuh baju rumah yang bikin cowok deg-degan."

"Oh, yang lagi viral di media sosial itu?"

Belakangan ini sering kulihat di timeline.

Baju santai yang memadukan hoodie dengan celana pendek.

Katanya kalau cewek yang biasanya modis pakai baju rumah seperti itu, gap-nya malah bikin senang dan jadi populer.

Pasti banyak cowok yang suka penampilan seperti itu.

"Senpai gimana menurutnya soal baju itu?"

"Gimana apanya?"

Mendengar pertanyaan yang tidak jelas, aku balik bertanya.

Shinohara tersenyum bangga setelah selesai mencuci piring.

"Kalau aku yang rajin mengurus rumah ini pakai baju imut kayak gitu, senpai pasti bakal bingung kan!"

"Makasih ya udah cuci piring."

"Kok diabaikan!?"

Shinohara terkejut karena aku sama sekali tidak merespons bagian baju imutnya.

"Eh, senpai nggak tertarik sama baju kayak gitu!?"

"Tertarik kok. Yuk ke kafe?"

"Tu-tunggu dulu!"

Saat aku berdiri dan hendak keluar kamar, Shinohara merentangkan kedua tangannya menghalangiku.

"Nggak jadi pergi?"

Saat kutanya, Shinohara mendongak menatapku dengan wajah cemberut.

"Nggak sebelum dapet jawaban. Kalau udah keluar pasti nanti bahas hal lain."

"Ya ngobrol aja terus."

"Pasti diabaikan kayak tadi lagi!"

"Memang."

"Tolong bantah dong, ini gimana sih!"

Shinohara mengayun-ayunkan tangannya menunjukkan ketidakpuasan.

Aku bisa menduga kenapa dia ngotot soal topik ini.

Kalau kubilang tertarik, pasti suatu hari nanti dia akan ganti baju seperti itu untuk menggodaku.

Kalau begitu jadinya, lebih baik tidak merespons dari awal.

"Ya udah deh setuju sampai bagian keluar, ayo ke kafe."

"Sebenernya pengen makan ramen nih."

"Ya udah terserah deh! Kalau gitu ke ramen aja!"

Sambil melirik Shinohara yang sudah pasrah, aku mengambil tas toteku dan berjalan ke pintu depan.

Shinohara buru-buru memakai mantel dan mematikan lampu, lalu mengikutiku.

"Maaf, aku lupa matiin lampu."

Biasanya kalau Shinohara berkunjung, dia sering membantu tidak hanya memasak tapi juga mencuci piring.

Ditambah hal-hal sederhana seperti mematikan lampu pun dia lakukan dengan natural, jadi aku jadi terlalu mengandalkannya.

Mendengar permintaan maafku, Shinohara memasang wajah bingung.

"Eh, nggak apa-apa kok. Aku melakukannya karena suka."

"Seneng sih kamu ngomong gitu."

Tapi tetap saja, tidak baik terlalu mengandalkannya.

"Senpai perhatian di tempat yang aneh ya. Lucu deh."

"Siapa yang lucu. Kamu yang jauh lebih lucu tau."

"Eh."

Dan yang lebih parah, dia sadar kalau dia lucu.

Tapi yah, begitulah kenyataannya.

Dengan penampilan seperti Shinohara, justru bohong kalau dia berpikir "Apa aku lucu?" dengan serius.

"Se-senpai kok bisa ngomong hal kayak gitu dengan santainya sih! Udah ah aku nggak kenal!"

Setelah berkata begitu, Shinohara keluar duluan.

Yah, pasti dia menunggu di luar.

Bagaimanapun juga, aku lega pembicaraan soal baju rumah yang bikin cowok deg-degan itu teralihkan.

—Soalnya kalau seandainya, ditambah penampilan Shinohara, dia pakai baju seperti itu.

Dalam hati aku berpikir, pasti butuh persiapan mental yang ekstra untuk mengundangnya ke kamar lagi nanti.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment



close