NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Anokoro ii Kanjidatta Joshi-tachi to Onaji Kurasu ni Narimashita Jilid 1 Prolog

 


PROLOG

Tiba-tiba saja, aku ingin bertanya—apakah kau pernah merasa “nyambung” dengan seorang gadis?

Aku sendiri tidak tahu.

Perasaan “nyambung” itu bukan sesuatu yang bisa diputuskan oleh satu pihak saja.

Namun, jika aku hanya perlu menilai berdasarkan sudut pandang pribadiku, maka aku akan menjawab “pernah.”

Pasti ada banyak pria lain yang juga merasa pernah mengalami hal yang sama—tentu saja, jika yang dihitung hanyalah perasaan subjektif mereka sendiri.

Tapi kalau pertanyaan selanjutnya adalah “Apakah ada perkembangan setelah itu?” maka jumlah pria yang bisa menjawab “iya” pasti akan menyusut drastis.

Aku sendiri tidak pernah mengalami perkembangan. Bahkan, lebih tepatnya, semua berakhir dengan mundur ke belakang.

Meski begitu, aku tetap ingin punya pacar.

Walaupun nilai akademikku buruk, aku tidak bersinar di klub sekolah, dan tidak punya keahlian khusus apa pun.

Tetap saja, memiliki seseorang yang bisa menerima keberadaanku sepenuhnya—itu memiliki kekuatan luar biasa yang mampu menutupi semua kekuranganku.

Namun, setelah menjadi anak SMA, aku sadar akan kenyataan pahit ini.

Seorang pria yang tidak tampan, tidak punya bakat, dan tidak memiliki sesuatu yang menonjol sepertiku, kemungkinan besar tidak akan pernah mendapat pengakuan dari seorang gadis.

Dengan kata lain, “pacar” adalah sesuatu yang begitu berharga, tapi orang sepertiku tidak akan bisa mendapatkannya tanpa berusaha sendiri.

Saat menyadari hal itu, aku kembali teringat pada masa lalu—ketika aku merasa pernah “nyambung” dengan seseorang.



Bagaimana jika saat itu bukan hanya aku yang berpikir begitu?

Bagaimana jika aku memiliki keberanian untuk mendekatinya lebih dulu? Apakah sesuatu akan berubah?

Aku selalu menyesal setiap kali memikirkannya—karena “merasa nyambung” adalah gerbang pertama menuju cinta.

Ah… andai saja.

Andai aku bisa kembali menghabiskan waktu bersama gadis yang dulu pernah membuatku merasa demikian.

Mungkin, bahkan seseorang sepertiku masih memiliki kesempatan.

Dan itulah kegelisahanku, Yoshiki Ryouta, seorang siswa SMA


 Previous Chapter | ToC | Next Chapter


0
close