NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Jikan wo Tomete Dere Makuru, Saikyou Muteki no Kurono-san V1 Epilog

Penerjemah: Flykitty 

Proffreader: Flykitty 


Epilog


Pukul enam sore, lewat lima belas menit.


Di sudut tangga menuju atap, Kai bersandar lemas pada pagar.


"Kai-kun. Umm... maaf membuatmu menunggu."


Dari ujung koridor, Kurono datang mendekat. Kai segera menegakkan punggungnya.


Sepertinya ia sudah berganti pakaian, mengenakan seragam biasanya dengan pita rambut yang selalu ia kenakan.


Kai merasakan dadanya sesak. Ini mungkin kesempatan terakhirnya untuk bertemu dengannya.


"Uh... Kai-kun, kamu terluka?"


"Eh, ah, tidak... tadi aku hanya terjatuh sedikit. Tidak apa-apa, hanya lecet ringan."


Kai buru-buru menyembunyikan seragamnya yang kotor dan luka-luka kecilnya.


Sambil mempersiapkan kata-kata yang telah ia ulangi berkali-kali dalam pikirannya, mereka berdua berdiri dalam antrian yang memanjang di tangga, menunggu giliran masuk ke atap.


"Kurono-san, mau minum?"


"Ah, terima kasih."


Kai menyerahkan kaleng kopi yang sudah ia beli, lalu mereka minum bersama.


Giliran mereka tiba. Saat mereka masuk ke atap, pemandangan yang terlihat bagaikan dunia lain.


Lilin berwarna-warni yang dipasang dengan berbagai reaksi nyala api tampak berkelap-kelip di bawah langit malam, menciptakan pemandangan seperti kaleidoskop.


"Indah sekali..."


Saat itu, tanpa sengaja, jari mereka saling bersentuhan.


Sekarang atau tidak sama sekali.


Sebuah firasat melintas di benak Kai.


"Kurono-san..."


Ia memanggil namanya dengan suara gemetar karena gugup yang luar biasa.


Namun tepat pada saat itu—


Waktu berhenti.


"Kai-kun."


Dengan mata yang sedikit berkaca-kaca dan pipi memerah, Kurono menatapnya.


"Berbicara langsung seperti ini terasa terlalu memalukan... jadi aku akan mengatakannya seperti ini saja."


Kata-kata yang ia ucapkan terdengar sedikit canggung.


Namun ekspresi yang ia tunjukkan—


"Aku berhasil. Aku menang melawan Papa."


—adalah senyuman paling sempurna yang pernah Kai lihat.


"Jadi, setidaknya sampai kita lulus SMA, aku bisa tetap bersamamu."


Kurono menunduk sebentar, lalu perlahan mendekatkan wajahnya ke arah Kai.


"Lalu—"


Ciuman di pipinya hanya berlangsung sekejap.

"Aku menyukaimu."


Hanya satu kalimat itu yang ia sampaikan.


"Sebelum kita lulus, aku akan mengatakannya lagi... saat waktu tidak sedang berhenti. Jadi..."


Namun, dampak dari kata-kata itu terasa begitu kuat, seolah akan terus bergema dalam hatinya selamanya.


"Tolong, tunggulah aku."


"Jadi, pada akhirnya kau malah jadi pengecut, Onii-sama?"


"Diam kau..."


Begitu Kai kembali ke apartemen, Sotomichi sudah menunggunya.


Pada akhirnya, Kai tidak bisa mengungkapkan perasaannya pada Kurono.


Dia justru diserang duluan—waktu dihentikan, lalu ia diminta untuk menunggu.


Kesempatan terbaiknya hilang begitu saja. Setelah itu, ia terus mencari celah, tetapi pada akhirnya, ia kehilangan momen untuk melakukannya.


Setelah mendengar cerita itu, Sotomichi menghela nafas panjang dan menatapnya dengan ekspresi penuh rasa kasihan.


"Kau tahu, Onii-sama? Dalam istilah teknis, kehilangan anak panah terakhir disebut sebagai pengecut."


"Diam kau... Tapi bukan cuma itu masalahnya."


Nada suara Kai tiba-tiba berubah menjadi lebih serius, membuat Sotomichi mengernyitkan dahi.


"Onii-sama? Ada hal lain?"


"…Sudah bisa."


"Hah?"


"Aku sudah bisa bergerak."


Saat Kurono menghentikan waktu dan menciumnya di pipi...

Kai terkejut, tetapi dalam momen itu, ia sempat berkedip sekali.


Ia bisa berkedip.


Artinya, kekuatan penghentian waktu Kurono tidak lagi berpengaruh padanya.


"Jadi... apa yang harus kulakukan sekarang?"

"Ehm... kalau kau tanya begitu..."


Sejenak, mereka saling menatap dengan ekspresi serius.


"Yah, setidaknya, kalau ketahuan, itu bakal sangat-sangat buruk... jadi yang bisa kulakukan hanya menyuruhmu untuk terus menahannya."


Kai langsung berteriak.


"Mana mungkin aku bisaaaaaa!?"


Dan begitulah, tingkat kesulitan kehidupan SMA seorang pemuda meningkat drastis.


Bagaimana masa depan Kai dan gadis yang bisa menghentikan waktu itu akan berkembang selanjutnya...


Itu masih menjadi misteri yang belum diketahui siapa pun.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment



close