Penerjemah: Randika Rabbani
Proffreader: Randika Rabbani
Jangan lupa buat join ke grup whatsapp Fanservice karena admin sana dah bersedia buat kasih hasil pesanan jasanya dari Hinagizawa Groups buat diunggah ke website Kaori Translation
Ini Linknya: https://chat.whatsapp.com/HLeZcbosBqsJWktlZvriUR
Chapter 9 - Rasa Antusias Menjelang Pesta Perayaan Itu memang Aneh
Hari jumat sepulang kuliah. Aku dan Ayashiro dkk. sedang asik bermain bisbol dengan bola karet dan pemukul plastik di lapangan Asrama Tayoshi.
Hari ini adalah jadwal pengumuman hasil seleksi kelompok teater mahasiswa Miran lewat telepon. Meskipun kami tahu kemungkinan besar akan dapat penolakan halus karena gangguan dari Hagiri atau semacamnya, kami tetap merasa gelisah. Makanya kami mengalihkan perasaan dengan bermain bisbol.
"Secara teori! Kalau aku lempar dengan kecepatan putar dan sudut ini, Ayashiro-san 100%! Bisa dikalahkan! Chesuto-ooooooooooooooooooooooooo!"
Pitcher Kouyou Yuzuriha melempar bola. Lemparannya ternyata cukup bagus. Ngomong-ngomong, Yuzuriha hari ini memakai rok yang agak pendek. Dari posisiku sebagai catcher, paha yang terlihat saat ujung roknya sedikit terangkat itu merangsang. Tapi kelucuan alami yang penuh perhitungan seperti itu tidak mempan pada Ayashiro.
"Lemah! Saksikanlah momen disaat semangat melam-paui teori! Balasan Chesutoooooooooooooooooooooooo!"
Ayashiro memukul keras bola yang agak rendah di sisi luar tepat di sweet spot ke arah outfield. Kalau terus begini pasti akan jadi hit. Tampaknya begitu, tapi ternyata di arah terbangnya bola, kebetulan Miran sedang berdiri di sana.
"Kukuku! Aa hahaha! Inilah kekuatan matematika! Tidak perlu membuat Ayashiro-san strike out langsung! Cukup biar-kan dia memukul ke arah outfield lalu ditangkap aja!"
"Boongan kan!? Sengaja biarin aku memukul buat mengalahkanku!? Jadi ini ya taktik sutegamari yang itu!? Cewek Satsuma, serem!"
(TL/N : taktik militer yang digunain di perang Jepang, dimana sekelompok samurai ngorbanin diri mereka dengan duduk bersila di medan perang dan nembakin senapan matchlock ke arah musuh yang maju.)
Bukan, ini bisbol biasa kan? Lagipula, biasanya pasti ada bagian lucunya setelah ini. Saat itu, dari saku Miran terdengar nada dering berbunyi.
"Telepon datang! Semuanya, teleponnya datang! Aku angkat ya! Aku angkat teleponnya! Kuangkat lho!"
Bola pun melambung itu jatuh di samping Miran dan menggelinding.
"Tidaaaaaaaaaaaaak! Padahal bolanya melambung sesuai perhitungan! Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak, Perhitunganku! Perhitungankuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!"
"Yeeaaay! Inilah kekuatan manusia yang nggak terukur oleh perhitungan! Yuzuriha! Kamu meremehkan jiwa manusia! Itulah alasan kekalahanmu!"
Ayashiro berlari santai mengelilingi diamond, sementara Yuzuriha meneteskan air mata masa muda di gundukan pitcher. ...Inikah kualitas kami...! Apa ini benar-benar institusi pendidikan tertinggi? Aku sangat ragu.
(TL/N : Jepang cemas 2045 wkwk)
Dan Miran yang sedang menjawab telepon mendatangi kami. Wajahnya agak bingung.
"Eeetto ne. Aku aktifkan mode handsfree jadi dengarkan semua ya."
Meskipun bingung, kami pun mendengarkan baik-baik smartphone itu. Lalu yang terdengar adalah.
『Yo! Ingat tidak? Ini aku. Tenketsu Kishou.』
Tak disangka suara om-om tsundere itu yang terdengar. Sutradara kelas dunia repot-repot menelepon begini, malah jadi seram. Aku sudah cerita soal Tenketsu Sensei pada Ayashiro dkk., tapi keduanya tidak bisa menyembunyikan kebingungan mereka.
『Pertama, kabar baiknya. Kamu tidak lolos kelompok teater mahasiswa.』
"Uguu!?"
Meskipun sudah kuduga, Miran tetap terkena damage. Ayashiro dengan lembut mengelus punggungnya, Yuzuriha menarik kepala Miran ke dadanya dan menghiburnya.
『Kalau berakting seperti itu, di kelompok teater mahasis-wa hanya akan sangat merepotkan. Akting yang menonjol sendiri dari yang lain itu tidaklah bagus. Kamu itu, tipe yang kalau pertunjukan dansa atau apa, cuma kamu sendiri yang punya penggemar kan? Benar tidak? Hm?』
Benar sekali kata Tenketsu Sensei! Hanya dengan meli-hat akting Miran saja bisa tahu kebiasaannya, inikah kemam-puan observasi manusia sutradara kelas satu.
『Renungkanlah baik-baik. Lalu akan kukatakan kabar buruknya. Tidak ditemukan aktor atau sutradara pengganti guru yang sepertinya bisa mendisiplinkanmu. Aku sudah tunjukkan video aktingmu pada semua kenalanku, tapi jawabannya mereka tidak mau karena terlalu sulit ditangani.』
"Ugaaaa!"
Damage yang diterima Miran lumayan parah! Kalau menerjemahkan bahasa tsundere Tenketsu Sensei mungkin jadi seperti 『Bakatmu itu terlalu hebat sampai orang lain pun kewalahan menanganinya, jadi tidak mungkin dibimbing☆』, tapi tetap saja tidak menemukan pembimbing itu cukup berat kalau memikirkan masa depan.
『Makanya, terpaksa kuputuskan aku yang akan mena-ngani bimbinganmu lewat proses eliminasi. Melepaskan aktor sepertimu ke industri hanya akan merepotkan orang lain. Aku yang akan mendisiplinkanmu. Yah tenang saja aku memang melakukan penyalahgunaan kekuasaan, tapi tidak pelecehan seksual』
"Tenketsu Sensei! Aku senang sekali! Terima kasih banyak! Mohon penyalahgunaan kekuasaannya yang banyak!"
Berbalik total dari keterpurukan terdalam, Miran pun mengekspresikan kegembiraan dengan seluruh tubuhnya. Caranya menunjukkan kebahagiaannya membuat kami ikut tersenyum. Tapi aku ingin menjawab keraguan.
"Permisi Tenketsu Sensei. Saya Tokiwa, ada beberapa pertanyaan. Bolehkah saya bertanya?"
『Aah, tidak masalah. Mempertimbangkan hubunganku dengan Hagiri, pertanyaan itu wajar saja. Silahkan.』
"Hagiri seharusnya tidak merasa senang Tenketsu Sensei akan membimbing Miran, tapi apa tidak apa-apa Tenketsu Sensei tetap membimbingnya? Kalau ada kemungkinan mem-bahayakan masa depannya, aku harus menolaknya."
『Masuk akal. Tapi soal itu tidak perlu khawatir. Ada kesalahpahaman jadi akan kuluruskan. Yang tidak disukai Hagiri adalah Isumi tidak ada di bawah kendalinya, bukan kesuksesan Isumi. Aku sudah coba mencari tahu dan memas-tikan pada Hagiri, tapi sepertinya membimbing Isumi dan membuatnya sukses sebagai aktris itu ada keuntungan juga baginya. Sepertinya dia ingin menariknya ke kubunya dengan mengajukan semacam transaksi setelah sukses nanti. Dia itu, baik buruknya, menghargai bakat Isumi itu sendiri. Sepertinya tidak masalah selama bakat itu berkembang.』
Entah kenapa tidak kumengerti. Hagiri itu orang licik, itu pasti, dan dia penjahat. Kupikir dia mungkin akan melakukan sabotase pada Miran, tapi sepertinya kekhawatiran itu tidak perlu.
『Dia itu punya banyak pekerjaan. Terus terang, dia juga tidak bisa terus menerus mengurusi Isumi seorang diri. Maaf perkataanku kasar, tapi lebih efisien menunggu padi mengu-ning baru datang memanennya kan. Kamu boleh berpikir kalau Isumi tidak akan mendapat gangguan apa pun di dunia hiburan. Aku juga akan mengawasinya baik-baik. Melihat akting kalian yang penuh semangat muda itu, aku juga sudah membulatkan tekad. Aku akan bekerja sama dengan Hagiri untuk sementara, tapi suatu saat akan memutuskan hubungan. Isumi, aku ingin suatu saat menyutradaraimu sebagai rekan kerja yang setara. Aku berpikir begitu. Mimpi itu pasti akan terwujud. Aah, pasti.』
"Tenketsu Sensei...! Saya tidak tahu harus berkata apa... sangat terhormat!"
Mungkin karena sangat terharu, Miran meneteskan air mata. Salah satu usahanya selama ini terbayar. Dia ternyata menjalani hidup seperti mahasiswa yang kesulitan ekonomi. Di tengah itu dia berhasil merebut kesempatan sampai sejauh ini. Tidak mungkin dia tidak senang.
『Tidak usah dipikirkan. Bukan diriku yang hebat, tapi kamu yang sudah berusaha keras. Kalau mau berterima kasih, pada pria di sebelahmu sana. Karena aku tidak melakukan hal yang berarti apa pun. Nanti aku hubungi lagi untuk detailnya. Agensi tempatmu bernaung juga akan kumasukkan kamu ke agensi besar yang terpercaya. Pikirkan saja soal senimu sendiri, paham?』
"Baik! Saya mengerti!!"
『Kalau begitu, aku permisi.』
Telepon pun terputus. Urusan kali ini beres dan aman. Tidak ada yang lebih indah daripada usaha yang terbayar. Bakat Miran tidak akan bersinar jika berada di bawah Hagiri. Tapi mungkin dengan ini satu masa depan akan berubah. Firasat itu membuatku berdebar-debar.
"Jadi, tadi kami bertiga ngobrol, dan mutusin buat adain pesta perayaan hari ini. Katanya Misaki ada tempat yang pengen dia tunjukin ke kita." kata Ayashiro.
"Di Shibuya! Shibuya! Aku cuma pernah lewat Shibuya aja, belum pernah turun ke kotanya! Aku penasaran! Pasti kota yang dewasa ya..."
Sepertinya para gadis sudah memutuskan rencananya. Tentu saja aku.
"Boleh juga! Shibuya! Keren sekali seperti mahasiswa! Jadi tidak sabar! Hyuu--!"
" "Oooooooooooooo!" "
Kami bertiga bergaya anak pesta mengacungkan tangan kanan ke langit, mengumpulkan kekuatan pesta.
"Kalau begitu kalian bertiga datang ke depan Patung Hachiko Shibuya sekitar jam setengah 10 ya! Kutunggu!"
Mungkin karena ini pesta perayaan, Miran langsung bersemangat, hanya memberitahu tempat dan waktu pada kami, lalu berlari keluar dari lapangan asrama.
"Masih lumayan lama ya sampai jam setengah sepuluh? Mau belajar?"
"Iya ya~. Perpustakaan kan masih buka, ayo belajar aja."
"Kalian ini ada saja ya sisi mahasiswa institusi tertinggi-nya di saat aneh. Yah, belajar deh."
Kami pun menuju perpustakaan. Kami memutuskan untuk belajar dulu sampai waktu yang dijanjikan.
Aku tiba tepat waktu di depan Patung Hachiko Shibuya. Berbeda dengan saat sebelum aku mati di dunia sebelumnya, terus terang tempat ini penuh asap, dan penuh puntung rokok di pinggir jalan. Padahal baru beberapa tahun yang lalu, tapi ternyata Shibuya sekotor ini ya, aku jadi benar-benar merasa-kan kalau aku sudah kembali ke masa lalu.
Ayashiro memasang wajah santai, tapi Yuzuriha menge-rutkan kening karena bau rokok. Rasanya seperti sambutan selamat datang di kota besar.
"Yo. Sudah menunggu lama?" Gyahaha!"
"Eh? Senpai? Kenapa ada di sini?"
Terdengar suara yang kukenal baik. Yang menyapaku adalah Keikai-senpai. Berbeda dengan kemarin-marin, dia memakai pakaian modis yang pantas.
"Aku datang menjemput menggantikan Misaki yang sedang repot bersiap-siap! Nah ayo ikut, ayo ikut!"
Kami bertiga memiringkan kepala, tapi kurasa Keikai-senpai tidak mungkin sengaja berbohong, jadi kami mengi-kutinya dari belakang. Melewati depan Marukyuu (Shibuya 109), kami pun tiba di sebuah gang belakang. Love hotel bertebaran di sana-sini.
"Aku waktu itu menginap atau hanya istirahat sebentar ya? Haha!"
Yuzuriha melihat daftar harga love hotel sambil tersenyum mencela diri sendiri, entah penasaran atau ada semacam rasa jijik. Mungkin dia sudah berdamai dengan kejadian hari itu sampai bisa menjadikannya lelucon.
Menurutku mentalnya jauh lebih kuat dariku.
"Tempat perayaan kalian di sini~! Ahaha!"
Di sana berdiri tempat yang disebut klub dengan papan nama yang temaram. Menurut papan namanya, jam buka mulai pukul sepuluh, tapi anak-anak gaul sudah membuat antrian. Di pintu masuk berdiri pria-pria tegap seperti penjaga.
"Ara ara. Ngomong-ngomong Misaki kan bilang dia jadi penari di banyak klub ya. Ini bakal menarik ya! Aku juga baru pertama kali ke tempat kayak gini!"
"...Ini Tokyo...!? Aku belum pernah lihat CG seperti ini di galge atau otome game! Kieeee!"
Kedua gadis itu terlihat sangat antusias. Aku juga cukup berdebar.
"Boleh juga. Polos itu bagus ya! Kalian karena temannya Misaki bisa masuk dengan perlakuan khusus lho! Katanya udah pesan meja di ruang VIP! Syukurlah ya! Gyahaha!"
Keikai-senpai berjalan ke arah pintu masuk dan bicara sesuatu dengan penjaga, lalu melambai memanggil kami. Dan padahal belum jam buka, kami sudah diizinkan masuk.
"Ini dungeon ya!? Ini dungeon ya!? Kyaa!"
Di aula yang masih kosong, para staf lalu lalang untuk pengecekan akhir, sementara kami berjalan santai menuju ke dalam. Yuzuriha yang wajahnya memerah padam melompat-lompat karena senang itu manis.
"Hee. Ruangannya bagus juga ya. Di sini ya pria dan wanita menghabiskan waktu secara dekaden. Uun. Romantis!"
Ayashiro juga berbeda dari biasanya, tensinya lebih tinggi. Ruang yang tidak biasa memang mudah membuat orang jadi gila. Lalu kami tiba di area tenang di bagian dalam yang dipenuhi cahaya biru. Ruang dengan meja dan sofa yang dibatasi bentuk setengah lingkaran berjajar. Di atas salah satu meja itu berdiri papan tulis kecil bertuliskan 『Kelompok Tokiwa』.
"Haai, silakan Kelompok Tokiwa! Hari ini silakan nikmati kursi VIP ini ya! Gyaha!"
Keikai-senpai mengantar kami ke kursi seperti concierge. Ayashiro dan Yuzuriha pun duduk di sofa sambil cekikikan senang. Aku juga hendak duduk, tapi.
"Aku dengar soal kehebatanmu lho, Kanata. Tempat dudukmu itu disana, di tempat duduk kehormatan! Bersikap-lah dengan percaya diri saja! Gyahaha!"
Didorong oleh Senpai, aku duduk di sofa paling dalam. Di kedua sisiku ada Yuzuriha dan Ayashiro, rasanya sangat mewah.
"Ini sih sudah ada aura Mafia New York ya! Keren! Keren sekali lho, Kanata-san!"
Sebenarnya ada apa dengan kesukaan Yuzuriha-san pada Mafia Amerika ya? Ayashiro pun mengangguk-angguk setuju.
"Kalau begitu kamu jadi kelihatan kayak orang kaya baru dari IT, bagus kok! Ini tempat kerja kekeluargaan yang bertujuan melantai di bursa saham!"
Itu sih jelas perusahaan hitam.
"Kuterima sebagai pujian deh, tapi ngomong-ngomong tempat ini..."
" " "Agaruu~! Yeeeaayyy!!!" " "
Siapa pun pasti menganggap anak pesta itu menyebalkan. Kenyataannya memang menyebalkan dan sering merepotkan. Tapi kadang ada juga saat melihat dari jauh rasanya seru.
"Minuman sama bersulangnya nanti tunggu Misaki masih siap-siap, jadi tolong tahan dulu."
"Miran sedang apa?"
Sebenarnya apa yang mau dia lakukan ya? Tadi ada nuansa kalau dia akan menjamu kita tapi?
"Hm? Yah nanti kalau arus orang udah tenang, pergi aja ke Aula C. Terus kursi ini hari ini punya kalian, jadi pakai aja bebas mau dijadiin tempat istirahat atau apa. Untuk sementara kalian lapar kan? Bakal kusajikan makanan ringan!"
Saat Keikai-senpai bertepuk tangan, para staf membawa-kan cemilan ringan seperti kentang goreng atau ham. Karena tadi kami hanya belajar, ini sangat membantu.
"Dah! Aku mau cari kenalan cewek dulu jadi Bye byee! Sampaikan selamatku ke Misaki ya! Gyahaha!"
Keikai-senpai berkata begitu, lalu menghilang begitu saja. Orang itu benar-benar misterius ya. Kami bertiga menunggu jam buka dan arus orang tenang sambil mencicipi makanan ringan.
***Didalam Klub, Sedang Berpindah Tempat!***
Klub ini, seriusan dungeon? Luas sekali. Ada berbagai area dan musik yang diputar juga beda semua. Orang-orang yang lalu lalang semuanya menari atau menggoda lawan jenis, sepertinya bukan atmosfer yang bisa dinikmati introvert. Kenyataannya Yuzuriha awalnya kaget dan takut pada keramaian, tapi setelah kusuruh berpegangan pada lenganku, dia terlihat senang.
"Gimana ya bilangnya! Atmosfernya! Luar biasa! Suaranya menggetarkan perut! Mataku jadi silau! Tapi entah kenapa wajahku jadi senyum-senyum sendiri terus! Ahaha! Ahahahaha!"
Yuzuriha yang memegang lenganku tersenyum aneh, entah malu atau gembira. Perbedaannya dengan wajah seriusnya sebagai matematikawan itu bagus.
"Heei! DJ! Lebih kenceng lagi! Kerasin lagi foooo--!!"
Sebaliknya Kak Ayashiro malah sangat bersemangat. Sejak tadi dia melakukan tos dengan cewek-cewek yang berpapasan dengan tensi tinggi yang tidak perlu. Dia tidak ingin melakukannya dengan cowok, karena sepertinya dia masih sadar.
Lalu kami tiba di Aula C. Tempat itu suasananya bukan seperti tempat DJ dan orang menari, tapi lebih seperti live house. Ada panggung, dan para penonton sepertinya sedang menunggu sesuatu.
"Fumu. Aku mendengar Miran-dono akan tampil darurat maka aku bersegera kemari, tetapi Tidak kusangka ini klub nomor satu Shibuya, sungguh tiada tara rasanya..."
"Benar sekali. Artinya Miran-tan akhirnya mengeluarkan kesungguhannya buhyohyohyo. Akhir dan awal dunia akan terbuka tepat di sini hari ini..."
Siapa mereka? Ada satu rombongan yang jelas-jelas aneh. Sekelompok pria dan wanita mengenakan jaket hanten seragam. Di tangan mereka tergenggam lightstick. Sama sekali tidak menyatu dengan suasana klub, tapi mereka cuek saja.
『Nah terima kasih sudah menunggu! Pertunjukan darurat Miran akan dimulai!』
" " " "Uooooooooooooooooooooo!!!" " " "
Baik anak-anak gaul maupun kelompok misterius ber-jaket hanten itu sama-sama mengacungkan tangan dan meraung. Orang-orang di sini, padahal tidak ada kesamaan tapi semuanya terlalu bersemangat...!
『Seperti yang kalian semua tahu, Miran bukan hanya di sini, tapi juga jadi penari jalanan di berbagai tempat di Tokyo dan sedikit demi sedikit mengumpulkan penggemar, dia pekerja keras! Dan akhirnya hari ini! Kabar gembira datang bahwa Miran resmi bergabung dengan agensi hiburan!!』
" " " "Mi-ran! Mi-ran!" " " "
….Apa ya? Rasanya tempat ini bukan seperti klub, tapi seperti venue konser? Ada apa ini?
『Mungkin ini terakhir kalinya kita bisa melihat Miran dari jarak sedekat ini! Semuanya! Ayo kita ramaikan!』
""""Oooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo miraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan!!!!""""
Suara para penggemar bersatu padu menggema di aula. Lalu panggung bersinar terang dan Miran muncul. Dia memakai kostum yang seksi sekaligus imut. Roknya pendek sampai bagian dalamnya sedikit terlihat, tapi pasti spats jadi kesal sekali! Lalu lagu yang energik mulai dimainkan. Lagu cover dari lagu terkenal yang semua orang tahu mulai mengalun.
"Kyaa! Itu si Isumi-san! Keren! Apa itu! Manis sekali! Kyaa-"
"Apa ini idol? Ara? Bukannya anak itu tujuannya jadi aktris?"
Ayashiro terus menerus memiringkan kepala. Aku juga paham sekali perasaan itu.
"Yah memang seharusnya begitu sih, tapi katanya seleb-riti itu melakukan apa saja sih."
Aku dengar dari Miran saat latihan teater bareng, katanya aktor itu relatif harus bisa melakukan apa saja. Miran sendiri bilang dia terutama suka musikal, jadi hal seperti ini mungkin termasuk juga. Un.
" " " " "Mi-ran! Mi-ran!" " " " "
Penonton langsung terpikat oleh suara nyanyian Miran yang indah dan emo, serta tariannya yang entah kenapa ero dan emo. Bukan hanya itu. Bahkan penonton biasa yang tidak tertarik pada Miran pun saat kebetulan lewat dekat aula dan mendengar nyanyiannya, mereka masuk ke sini dengan ceria.
Lalu mereka pun mulai melambaikan tangan ke arah panggung, dan mulai menari bersama mengikuti irama musik. Penampilannya memikat bahkan orang asing sekalipun. Aura yang luar biasa.
Miran saat ini sedang dalam puncak penampilannya.
"Nee nee Kanata. Penonton barisan depan itu, coba lihat deh?"
"Hm? Mana mana... Ah..."
Di barisan depan dan di depan dinding kedua sisi aula, orang-orang berjaket hanten itu mengayunkan lightstick melakukan otagei. Kalau kuperhatikan baik-baik, Yuzuriha juga dengan santainya ikut bergabung melakukan otagei. Aku senang sekali kau yang introvert jadi ceria begitu! Yang penting kau senang.
"Kekuatan memikat ini hebat ya. Energi yang membuat-ku pengen ngelupain segalanya, mabuk kepayang, dan menari gila! Gairah!"
Memang sejak tadi Ayashiro menari dengan indah mengikuti irama lagu sambil melangkah dan melambaikan tangan. Entah kenapa tariannya ternyata bagus. Gadis ini punya wawasan luas, bisa menari seperti ini juga, pendidikan macam apa ya yang diterimanya? Aku penasaran.
"Tapi kenapa ya? Biasanya kan musik atau live itu tipe gaul ya sama tipe gaul, tipe otaku ya sama tipe otaku, tapi seni Misaki nggak begitu. Kayak nerima semua orang secara merata. Iya. Dia itu pasti idealis. Makanya penggemarnya nggak terwarnai oleh atribut tertentu..."
"Apa maksudmu?"
"Idealisme itu rasanya lebih mirip perjaka daripada perawan kan! Tau kan! Ada yang namanya pacar pengertian! Seperti cowok perjaka yang lengket sama cewek gampangan! Kira-kira gitu rasanya! Si Misaki itu! Makanya dia nggak bisa membuang jiwa perawannya. Pupupu~. Menarik ya!"
Seperti perjaka yang menerima segala kekurangan pacar-nya yang gampangan, seni Miran juga merangkul semua orang secara emo. Dengan kata lain, perjaka adalah orang paling baik hati sedunia.
"Ujung-ujungnya perjaka juga!? Apa perjaka itu kutukan yang tidak bisa dibuang!? Memaksakan sekali logikanya! Aa! Hahhaa!"
Aku juga sudah lelah berkomentar. Jadi aku ikut menari bersama Ayashiro. Sebenarnya aku, setelah time leap, diam-diam latihan menari lho. Akan kutunjukkan hasilnya sekarang! Dan kami pun terus menari sampai konser Miran berakhir.
Setelah konser selesai, Miran mendatangi meja kami. Dia sudah berganti dari pakaian ala idol ke pakaian gaya anak gaul berupa rok lipit mini dan tank top pamer pusar.
"Yaa, kerja bagus! Gimana konserku! Seru kan! Ahaha! Karena bisa melibatkan sebanyak itu orang, aku nggak akan biarkan disebut perawan lagi! Ahaha! Ahahaha!!"
Miran pun tersenyum penuh percaya diri. Tapi menurut Sepuh Ayashiro, idealisme yang bisa menerima semua orang sebagai penggemar adalah sikap seperti pacar pengertian bagi cewek gampangan, jadi pada akhirnya Miran tetaplah perawan. Tapi Ayashiro adalah gadis yang bijaksana.
"Benar juga ya. Mulai sekarang kau sebut saja dirimu wanita non-perawan (bukan berarti sudah tidak perawan lho). Konser tadi memang sehebat itu kok. Awal yang luar biasa untuk pesta perayaan ini."
"Fufufu! Iya kan! Aku wanita non-perawan tahu! Ahaha! Ahahaha!"
Perawan sudah misterius, wanita non-perawan lebih misterius lagi. Malah sebenarnya apa yang terjadi baru wanita bisa disebut membuang keperawanannya ya? Sangat menarik.
"Nah, karena semua sudah kumpul, ayo kita mulai saja! Semuanya angkat gelasnyaaa!"
" " "Yeeeeeaayyy────!!!" " "
Aku pun berdiri, mengangkat gelas berisi bir shandy gaff. Ayashiro mengangkat gelas wine, Yuzuriha gelas shochu, Miran gelas gin murni.
"Miran, terimakasih atas kerja kerasnya! Selamat! Dan terakhir, Kanpaaaaaaaaaaaaaai!!!" (bersulang)
"""Kanpaaaaaaaaaaaaaaaaaai──────────!!!"""
Kami semua bersulang, lalu masing-masing menghabis-kannya dalam sekali teguk.
""""Faaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!!!! Yeeeeeeeeee-eeeeeeeeeaaaaaah!!!""""
Ini adalah klub. Sekalipun berisik, tidak ada yang akan peduli pada kami. Suara keras DJ menghanyutkan semua kebisingan. Kami yang akhirnya kemasukan alkohol saling melakukan tos, lalu mulai meminum berbagai macam alkohol yang berjejer di meja satu per satu. Dan alkohol pun menunjukkan pada kami surga sementara yang indah.
***SEMUANYA SUDAH MINUM ALKOHOL!***
***SEMUANYA SUDAH RUSAK! HYAHAHAHA!***
"Wajah Hagiri tadi lucu banget! Kalau aku, cuma lihat wajah itu saja bisa minum tiga sloki tequila lho! Tequilaa!"
"Iya kan! Aku juga cuma ingat wajahnya saja sudah serius pengen Tequilaaaa!"
Aku dan Miran, sambil memasang pose sok keren, men-jentikkan koin 500 yen dengan ibu jari dan memberikannya pada staf. Staf itu juga dengan keren menangkap koin 500 yen itu, lalu segera mengeluarkan dua sloki tequila. Aku dan Miran mengaitkan lengan, saling menyuapi minum tequila dari gelas di tangan masing-masing. Sensasi nikmat saat tenggorokan terbakar terasa sangat menyenangkan!
"Ayashiro-san! Aku juga mau coba itu!"
"Boleh juga ya! Tapi kalau aku sih itu ya! Anu anu..." (Ayashiro membisikkan sesuatu)
"Kyaaaaaaaaaaa! Aku mau! Tequila satu!"
Yuzuriha memesan tequila, lalu menjepit gelas sloki itu di belahan dadanya, dan Ayashiro menempelkan mulutnya di sana.
"Hyahahaha! Bodoh! Bodoh banget! Hii hahaha!"
Aku pun merekam pemandangan itu dengan video di smartphone. Kalau sudah sadar nanti pasti akan kugoda habis-habisan!
"Padahal anak Matematika tapi bodoh banget WKWK! Aku juga mau hisap chuu chuu!!!"
Bergantian dengan Ayashiro, Miran menghisap tequila dari gelas di belahan dada Yuzuriha. Makanya kau bau perjaka tahu!
"Mou kalian berdua ini! Bayi ya! Lagian aku kan tidak bisa minum jadinya! Ahaha! Ahaha!"
Tequila adalah minuman terbaik! Tequila! Tequiiilaa! Tequii────la──────!
***SEMUANYA SUDAH MINUM TEQUILA! TEQUILA!***
Miran sedang mengajari Yuzuriha cara menari. Aku dan Ayashiro menari belly dance di sebelahnya.
"Bisa? Pusat gravitasinya agak direndahkan."
"Itu tepatnya seberapa!? Tolong jawab dengan definisi yang ketat! Dunia ini semuanya bisa diubah menjadi angka lho!"
Keduanya berdebat sambil merendahkan pusat gravitasi mereka. Pasti obrolan bodoh. Aku dan Ayashiro membuat belly dance kami jadi makin 'belly'.
"Keluar deh! Pelecehan ala Saintek! Fooo! Makanya itu lho! Itu! Perasaan tahu! Perasaan rendah gitu!"
"Perasaan rendah... Ahaha... aku ini kan... cuma cewek agak jelek yang bahkan nggak bisa jadi putri sirkel otaku.… hahaha, hyahahaha!"
Yuzuriha tertawa tertahan ala introvert, lalu langsung tersenyum ceria. Aku dan Ayashiro beralih dari belly dance ke headbanging.
"Itu introvert! Bukan rendah! Tapi suram! Hyahaha! gini! Pinggulnya begini lho begini! Pamerkan pinggulmu dengan menyadari lekukan seperti sin, cos!!!"
"Aaaa! Lelucon matematikaku diambil! Jangan ambil karakterku! Kalau matematika diambil dariku, yang tersisa cuma tetekku aja! 3.1415P!!! 3.1415P!!!"
"Itu versi simpelnya aja kan! 3P! 3P! 3P!"
(TL/N : phi (Ï€) 3.1415 itu hasilnya, atau 22/7, nah 3P tadi tau kan, threesome.)
Akhirnya Yuzuriha paham juga cara menggerakkan pinggulnya. Keduanya menari seksi mengikuti irama sambil menggerakkan pinggul. Sekalian oppai Yuzuriha juga ber-goyang. Ngomong-ngomong 3.1415P itu permainan macam apa? Orang di belakang koma itu siapa? Aku dan Ayashiro menarikan belly dance hip-hop gaya dansa ballroom. DUNIA INI KACAU BALAU!!!
***MABUK SAMPAI DUNIA TERASA BERPUTAR ITU ENAK YA!***
Ayashiro entah dari mana mendapatkan kipas lipat, dan menari solo di panggung kecil yang seharusnya hanya untuk perempuan. Para cowok mengerumuninya tapi karena aturan klub kalau disentuh langsung out, jadi semua hanya menari di dekatnya tanpa menyentuh.
"Zaman Bubble Economy sekali lagi! Bagiin kipas lipat pada setiap warga negara terus ayo menari kipas zaman Bubble! Bodycon! Setelan bantalan bahu! Shabu-shabu! Axolotl! Ski! DJ! Musik jadul please!"
Tercipta ruang yang terasa seperti Zona Ayashiro. Rasa-nya di sana saja ada pemandangan Jepang zaman Bubble yang nostalgik. Padahal dia suka fashion gelap modern seperti Jirai-kei, tapi apa dia suka zaman Showa? Dia ini benar-benar misterius. Aku jadi berpikir sudah saatnya ingin mengenalnya lebih dalam.
***AYO COBA LELUCON ANDALAN!***
Saat itu sekitar pukul tiga dini hari. Kami kembali ke meja dan menikmati minuman keras sedikit demi sedikit. Waktu untuk mengenang kembali hal-hal bodoh yang kami lakukan tadi terasa sangat berharga.
"Rasanya aku jadi orang populer untuk pertama kalinya dalam hidup! Menyenangkan sekali!!"
"Benar ya. Seru banget ya. Yuzuriha sudah berkembang ya. Sesuai dugaan muridku ya. Kupuji deeh~"
Ayashiro memeluk Yuzuriha ke dadanya dan mengelus-elus.
"Ngomong-ngomong Misaki juga sering diajak bicara cowok di kelas kan?"
"Aa. Un. Banyak banget ya. Merepotkan lho. Ahaha. Aku lumayan serius mengikuti kuliah, jadi mengganggu sekali. Gara-gara mereka aku juga cenderung dipelototi cewek-cewek. Ahaha... yah ini bukan main-main..."
Miran memasang ekspresi agak muram. Sambil melihat wajah itu, Ayashiro tersenyum licik yang benar-benar terlihat jahat.
"Produk rekomendasi untuk kamu adalah ini! Tokiwa Kanahisa-kun! Si muka mafiaaa!!"
Ayashiro meraung seperti singa manis. Dan alarm peringatan berbunyi di dadaku.
"Misaki! Ayo cepetan duduk di pangkuan Tokiwa! Terus lingkarin tanganmu di lehernya! Sekarang juga!"
"U, un!? Baiklah. Eetto permisi ya...!"
Miran dengan ragu-ragu duduk di pangkuanku dan melingkarkan tangannya di leherku. Sensasi pantat empuk di pangkuan dan sensasi payudara yang lembut terasa nyaman.
"Bagus! Gimana Yuzuriha!? Keren kan!?"
"Aa~ ini keren sekali! Rasanya seperti penjahat tunggal yang menang besar di Vegas dan gadis kelinci, mantap ya! Ero-emo!"
Atributku makin bertambah saja. Awalnya kupikir posisi terbaikku paling hanya jadi orang normal membosankan yang berhasil debut universitas dan dapat pacar, tapi kenapa jadi begini?
"Misaki-chaan! Ayo ayo! Pasang wajah mesum! Cepetan cepetan! Jiwa aktris! Tunjukkan! Kyahahaha!!"
Ayashiro mengarahkan smartphone-nya dan memprovo-kasi Miran.
"Kamu bilang begitu ya! Akan aku tunjukkan! Aktingku! Kanata-kuuuun! Cintaaaaaaaa ahe!"
Miran memasang senyum penuh gairah yang sangat genit. Tapi anehnya senyum itu tetap punya kesan bersih, jadi berkebalikan, tapi sangat indah. Inilah bakat yang diakui Tenketsu Sensei!
"Muka yang bagus! Haai chiiizuuuuuuuuuu~!"
Dengan bunyi 'klik', senyum Miran dan sosokku itu langsung jadi foto.
"Usir aja cowok-cowok yang ngedeketin pakai foto ini. Bilang aja, 'Aku ini darling orang ini!' gitu!"
Ayashiro-san ini menganggapku apa sih?
"Boleh juga tuh! Aku, akan pakai terus foto ini! Ahaha!"
Miran tertawa terbahak-bahak sambil melihat foto itu. Teman seks → Simpanan → Darling. Standarnya aku benar-benar tidak paham!
"Eh? Darling itu bisa dipakai untuk perempuan juga? Bukannya kalau perempuan itu Honey?"
Yuzuriha memiringkan kepalanya. Aku juga berpikir begitu tapi.
"Darling itu juga dipake buat panggilan ke perempuan kok. Ini nih makanya anak Saintek itu merepotkan! Nggak ada romantis-romantisnya! Kyahaha!"
"Pelecehan ala Soshum! Nggak bisa kumaafkan trivia gak jelas begitu! Belajar matematika sana! Aku benci sekali orang yang tidak tahu fungsi trigonometri!"
Provokasi Ayashiro itu damage besar bagi kami anak Saintek. Ini nih makanya anak Soshum! Saintek dan Soshum memang tidak bisa akur.
"Nah, ayo kita keluar sebentar lagi. Tutupnya sih sekitar jam empat, tapi nanti bakal ramai kan. Harus keluar sebelum itu... (Melirik)"
"Oh gitu~ harus keluar yaa. Padahal seru banget. Aku, senang sekali lho. Tapi apa sudah selesai yaa. (Melirik)"
"Benar. Segala sesuatu pasti ada akhirnya. Tapi kena-ngan pasti akan tersisa kok. Lagipula rasa panas ini belum hilang. Ya, belum mau hilang. (Panchira)."
Para gadis mengarahkan pandangan penuh harap padaku. Apa mereka ingin jadi teman? Sudah teman kok. Yah, intinya mereka mengharapkan pesta ronde kedua mungkin. Waktu sampai kereta pertama masih ada.
"Benar juga! Habis menari, berikutnya nyanyi kan! Ayo kita ke karaoke!"
" " "Yeeeeeeaaaaayyy!" " "
Sepertinya tebakanku benar, para gadis melakukan tos tangan dengan ceria. Saat seperti ini cowok yang harus memimpin kan.
Lalu kami pun keluar dari klub.
(TL/N : Fuuh, chaos banget pak, ikutan capek)
***PERTANYAAN! SEBUTKAN PRODUK TERKENAL MARUYAMACHO! PETUNJUK, KARAOKE!***
Kota Shibuya penuh tanjakan. Naik turunnya lumayan bikin kaki pegal. Setelah membeli minuman keras untuk dibawa masuk di minimarket, aku pun berjalan menuju tempat karaoke sambil minum bir kaleng. Para gadis berjalan sambil minum minuman keras lain dan melihat smartphone, mengobrolkan sesuatu.
"Pas aku cari tempat karaoke, ternyata ini..."
"Ah! Benar juga ya! Aku memang pernah dengar di sana juga ada karaoke!"
"Hieeee! Seriusan!? Tapi kalau jumlah segini juga, eh? Lebih dari satu orang boleh ya. 3.1415P?"
"Lagian kalau kita pergi karaoke sekarang, paling cuma bisa sekitar dua jam aja kan? Itu nggak banget kan? Pengen menghabiskan waktu dengan sangat menyenangkan."
"Pelecehan ala Soshum! Katanya selesai jam enam sih, tapi kan masih ingin nyanyi lagi ya."
"Lagian kamarnya cantik, ada sofa dan kasur juga, ari?"
"Ari desu nee~"
"Ari yone~"
" " "Ari ari ari ari ari!" " "
(TL/N : Ari = setuju, khusus ini kupertahanin, karena keknya lucu wkwk)
Apa itu rapat para penyihir? Apa yang baru saja mereka putuskan? Lalu Yuzuriha berjalan dengan langkah kecil ke depanku.
"Aku, sangat lelah... Ingin istirahat...!"
Lalu Miran juga mendekatiku.
"Aku, ingin pergi ke tempat yang tenang."
Lalu Ayashiro menepuk bahuku.
"Ujungnya aja! Ujungnya aja! Nanti juga selesai selagi kamu hitung noda di langit-langit! Naa naa! Nggak ngapa-ngapain kok! Katanya belakangan ini bisa nonton film juga, ada karaoke juga! Katanya seperti kafe manga mahal! Gimana kalau gitu?"
Dia mulai bicara sambil melihat papan nama love hotel. Ah, yah, memang ada ya karaoke juga.
"Benar cuma karaoke saja? Tidak melakukan apa-apa?"
"Nggak! Nggak! Aman! Nggak akan ngapa-ngapain kok! Ne? Ne? Boleh kan!?"
Ayashiro tertawa menyeringai. Sepertinya senang sekali. Kalau Ratu Lelucon Jorok pasti tertarik dengan love hotel.
"Kanata-san! Aku! Hari ini! Akan mengatasi trauma!"
Begitu ya~ Yuzuriha sudah berhasil mengatasi trauma dengan kekuatannya sendiri ya! Sudah jadi anak yang kuat ya.
"Ini kan itu! Bagian dari persiapan peran kok! Aku tidak akan ngapa-ngapain kok! Aman kok! Itu lho! Ini sama aja kok kayak ruang karaoke biasa! Ahaha!"
Kepanikan Miran-san ini bau perawan sekali. Ternyata dia memang belum lulus jadi perawan. Sungguh menyedihkan.
"Yah, kalau pergi ke tempat karaoke sekarang juga tidak bisa banyak bernyanyi sih ya. Kalau tidak ngapa-ngapain di sini juga tidak apa-apa kah."
Para gadis melakukan tos tanpa suara. Apa sesenang itukah love hotel? Yah, aku pernah dengar kelompok populer atau semacamnya memang suka menginap di love hotel saat ketinggalan kereta terakhir, mungkin memang begitu ya.
Kami pun langsung masuk ke love hotel terdekat. Tanpa ditanyai apa-apa kami mengambil kamar, dan berhasil tiba di kamar dengan selamat.
Saat masuk ke kamar, Ayashiro langsung menuju tempat tidur dengan suasana panas yang menguar.
"Fuu! Pertama sampai!"
Dia berbaring telentang di tempat tidur dan menggerak-gerakkan kakinya dengan senang. Aku menghabiskan bir botol sambil melihat kakinya yang bergerak dan roknya yang berkibar. Tapi gadis ini tidak pernah memperlihatkan celana dalam-nya sekalipun. Sekokoh apa sih pertahanan roknya ini. Aku meletakkan botol bir di meja, lalu menghampiri Yuzuriha.
"Hieeeeeeeeeeeee! Ini love hotel! Lebih sederhana dari dugaanku! Kupikir akan lebih berkilauan! Biasa aja! Biasa banget! Ahaha! Ahahahaha! Aah! Tapi lihat Kanata-san! Kamar mandi! Dinding kamar mandinya! Transparan loh! Iyan~!"
Yuzuriha berkeliling menjelajah ke sana kemari sambil mengangguk-angguk 'un un', lalu akhirnya tiba di kamar mandi dan terlihat sangat senang dan antusias. Lalu dia ber-putar ke balik dinding transparan itu. Aku jadi berada dalam kondisi seperti saling bertatapan dengannya lewat dinding kaca.
"Aku akan lakukan lelucon singkat! Meniru orang yang mau pantomim tapi tangannya tidak bisa menyentuh dinding karena oppai-nya kebesaran! Chesutooo──!"
Berkata begitu, Yuzuriha menempelkan oppai-nya ke dinding. Dia mulai melakukan akting misterius berusaha menggapai dinding kaca dengan tangannya tapi tidak sampai. Oppai-nya yang tertekan ke dinding itu terlihat manis sekaligus agak erotis, jadi aku tertawa.
"Nggak sampai~! Kenapaa!? Kenapaaa!? Aree? Oppai-nya menghalangi! Tapi ini tidak bisa dilepas! Tanganku tidak bisa sampai ke dinding!"
"Buh! Lelucon itu curang! Hyahahaha!"
Tentu saja ini juga kurekam dengan smartphone. Kalau sudah sadar nanti akan kugoda habis-habisan!
"Ngomong-ngomong, Isumi-san kenapa dari tadi pegang erat ujung lengan Kanata-san?"
Berhenti main pantomim, Yuzuriha bertanya pada Miran yang berdiri manis sambil malu-malu di dekatku.
"Tadi kan... kita berpapasan dengan pasangan tamu lain di koridor ya?"
"Yah, ini kan hotel, ada tamu lain juga, berpapasan itu wajar kan?"
"Membayangkan pasangan itu sekarang sedang... me... mesum... rasanya entah kenapa.…. malu sekali! Aku baru pertama kali merasakan perasaan semalu ini!"
Miran menutup wajahnya dengan kedua tangan sambil menggelengkan kepala bilang 'iyan iyan'.
" "Uwwaa, benar-benar seperti perawan! Gyahahaha!" "
Aku dan Yuzuriha tertawa terbahak-bahak melihat sikap Miran yang sudah melewati batas polos dan jelas-jelas menunjukkan keperawanannya.
Saat itu terdengar suara Ayashiro dari arah tempat tidur.
"Semuanya ke sini~! Aku nemu sesuatu yang luar biasa!"
Entah kenapa aku sudah tahu akhirnya bagaimana, tapi aku berjalan ke arah Ayashiro.
"Eei! Yuzuriha, tangkep!"
Ayashiro melempar sesuatu sambil tersenyum lebar. Yuzuriha menangkapnya.
"I-ini kan! Iyan~! Aku perempuan tapi menyentuh yang seperti ini! Isumi-san oper! Kamu yang perawan membutuh-kan ini!"
Yuzuriha dengan wajah sedikit memerah mengoper benda itu pada Miran. Miran menangkapnya dengan anggun, menyadari benda apa itu, lalu mulai panik kelabakan.
"I-ini itu kan!? Kondom!? Bohong!? Harus dipakai!? Aku kan perawan jadi harus pakai ini! Tapi tidak ada tempat untuk kupakai!"
Miran pun melempar benda itu ke arah Ayashiro. Ya, itu adalah Kondom-san kesukaan semua orang. Segelnya belum terbuka. Ayashiro menangkapnya, lalu membukanya tanpa ragu. Kemudian dia memasangkannya di mulut botol bir yang tadi kuminum.
"Oi! Kau pasangkan di mana itu!!"
"Biar kau nggak hamil karena bir! Horaa! Gigit! Gigit!"
Ayashiro pun mendekatkan mulut botol bir yang sudah dipasangi karet itu padaku. Terlihat senang sekali. Apa pelecehan seksual begini boleh!?
"Katanya tidak akan ngapa-ngapain!"
"Ujungnya aja! Ujungnya aja nggak apa-apa kan! Oohohoho!"
Ayashiro-san menoel-noelkan botol bir berbungkus karet itu ke pipiku. Baru pertama kali aku mengalami situasi tidak jelas begini! Yuzuriha pun memotretnya dari dekat dengan smartphone.
"Kanata-san! Wajah itu kudapatkan! Nanti kujadikan wallpaper ah!"
"He-hentikan! Kalau sampai dilihat orang! Kehidupan kuliahku! Aku tidak mau reputasi buruk lagi!"
Aku melepas karet dari mulut botol bir dan mengopernya ke Ayashiro. Ayashiro pun menangkapnya, lalu menuangkan sedikit wine ke dalamnya.
"Yeeaay! Lihat!? Ini kondom yang merebut keperawanan Tokiwa-kun! Horaa! Darah keperawanannya lengket begini!"
Ayashiro menangkapnya lalu sambil cekikikan senang menjepitnya dengan jari dan memasang tampang bangga ke arah smartphone Yuzuriha. Selera rendah sekali!
"Aku punya ide bagus! Sekalian saja ayo kita buat koktail dengan termos kondom itu! Aku masukkan shochu ubi ya! Kyahaha!"
Menambahkan shochu ubi ke wine. Apa jadi koktail? Rasanya aneh bukan? Lalu ke situ.
"Aku bukan perawan! Gin! Ayo masukkan! Insert! Hoooooo!"
Gin pun dituang dari botol ke Kondom-san. Makanya kubilang itu bukan koktail.
"Aha! Baru pertama kali minum minuman gila begini! Mulai dari siapa? Eh maksudku, siapa yang minum duluan?"
Kondom itu menggembung penuh. Pemandangan konyol macam apa ini. Tapi apa boleh membiarkan para gadis menempelkan mulut mereka ke benda ini? Aku jadi sangat bimbang. Lalu.
"Aku yang minum! Semuanya lihat ya!"
Aku pun menempelkan mulut ke termos kondom dan menghabiskan sesuatu mirip koktail misterius itu dalam sekali teguk. Terus terang tidak enak. Rasanya seperti, yah biasa saja tidak enak. Tapi rasa alkoholnya mulai naik dan sensasi agak membakar tenggorokan itu lumayan enak.
"Puhaa! Terima kasih minumannya! Ahya!"
Kondom-kun jadi kempes dan kosong.
"""Feeeeeeeeei! Ka-nata ku-n! Selamat atas hilangnya keperjakaanmu!!!"""
"Terima kasih semua!"
Ada apa dengan suasana ini. Yah sudahlah. Habisnya menyenangkan sih. Beginilah pesta ronde kedua dimulai.
"Ternyata ada karaoke ya. Fufuun. Sebenarnya aku.…. baru pertama kali..."
Yuzuriha yang duduk di atas tempat tidur menunduk dengan agak malu.
"Tenang saja. Misaki juga perawan pertama kali kok. Ayo sesama perawan dan perjaka saling menyemangatilah! Aku akan temani sampai akhir kok!"
Di atas pahaku yang sedang duduk di sofa, Ayashiro menumpangkan kakinya yang sudah melepas sepatu.
Ayashiro menyandarkan punggung di sandaran tangan sofa dalam mode santai sambil menikmati chuuhai kalengnya dengan menenggak. Sesekali Ayashiro mengelus-elus betisku dengan ujung jari kakinya. Setiap kali sensasi manis yang agak menggelitik menyebar di kakiku.
"Bukan itu maksudnya kan!? Yaah, Yuzuriha-chan, kalau soal karaoke serahkan padaku. ….Karena aku akan memandu-mu...!"
Miran memeluk Yuzuriha dari belakang, dan berbisik dengan suara manis di telinganya. Tapi karaoke pertama kali di love hotel itu gila kan?
"Iyan~! Suara ala Takarazuka-nya menggema sampai rahim! Baik, kalau begitu silakan mulai dengan contohnya dari Isumi-san!"
Lalu Yuzuriha mengoperasikan mesin karaoke dan memasukkan lagu. Bagiku itu lagu jadul. Bagi mereka mung-kin lagu idol yang sedang tren mulai mengalun di kamar. Dimulai dari Miran. Memang bagus. Lalu setelah selesai menyanyikan bait pertama, dia mengoper mikrofon ke Yuzuriha.
"Semangat!"
"Shaaaaaa! Shaaaaaaaaaa! Chesutooooooooooooooooo!!! Kouyou Yuzuriha! Karaoke pertama kali, dimulai!!"
Yuzuriha menyanyikan bait kedua lagu itu. Suaranya entah kenapa lebih tinggi dari biasanya, dan terdengar agak manis. Dia bernyanyi dengan serius sambil wajahnya sedikit memerah, dia terlihat manis.
"Kedengeran bagus ya. Yang pertama kali untuk si perawan (karaoke)..."
Ayashiro mendengarkan lagu dengan serius.
Kenyataannya nyanyian Yuzuriha lumayan bagus. Hal umum bagi penyendiri sih, demi agar tidak bingung kalau suatu saat diajak karaoke, akhirnya latihan sendirian gila-gilaan! Pasti Yuzuriha juga begitu. Sungguh menyedihkan! Dan lagu pun selesai.
"Semuanya! Terima kasih! Terima kasih banyak! Sudah mendengarkan nyanyianku sampai akhir! Tehima kasyiiiiii-iiihhh!"
Mungkin karena sangat terharu, Yuzuriha meneteskan air mata deras. Yuzuriha yang penyendiri kini punya teman untuk datang karaoke bersama. Tidak kesepian itu hal yang baik, pikirku.
"Fufufu. Syukurlah ya Yuzuriha. Pertemuan kita jadi hal yang baik ya. Ya, bener-bener bagus."
Ayashiro berdiri, menghampiri Yuzuriha, dan mengelus kepalanya dengan lembut. Lalu dia mengambil mikrofon dan memasukkan lagu.
"Hyahhaa! Selanjutnya giliranku! Semuanya! Pas aku nyanyi itu waktu yang pas banget buat ke toilet loh! Ohohoh!"
"Itu hal paling tidak enak di karaoke kan!?"
Kejadian umum di karaoke: saat introvert memasukkan lagu yang tidak ada yang tahu, orang-orang populer serempak mulai istirahat ke toilet. Penghinaan lah.
Ngomong-ngomong, nyanyian Ayashiro biasa-biasa saja bagusnya. Tapi aku tertawa melihat kenapa getaran (cengkok) muncul terus menerus di layarnya.
"Hai, giliran Tokiwa."
"Osshaaaa! Serahkan padaku!"
Aku pun memasang semangat tinggi. Yuzuriha terlihat antusias. Ayashiro seperti biasa menyeringai licik. Sudah pasti kalau aku gagal sedikit saja akan digoda! Entah kenapa Miran menatapku dengan cemas. Lalu.
"~♪... Bagaimana! Nilainya lumayan tinggi kan!? Boleh lah! Ahaha!"
Tapi reaksi para gadis agak datar. Yuzuriha pun bertepuk tangan pelan.
"BAGUS KOK! AKU SUKA!"
Kok jadi kaku begitu!? Senyumnya juga agak canggung.
"Aah, Misaki... ini... itu kan ya?"
"Itu yaa. Nadanya pas sih, dan berbeda dengan saat latihan akting, suaranya bagus sih. ...Tapi lagu itu apa!? Sama sekali tidak tahu!"
"Apa maksudmu... ini lagu band yang populer waktu aku SMP tahu?"
"Kerasa ada gap ya. Bukan soal generasi tapi soal gender! Bagus sih, tapi karena terlalu tidak tahu lagunya jadi sulit ikut bersemangat! Seni itu harus mudah dimengerti! Sayang sekali padahal kamu punya bakat akting! Masukkan lagu yang semua orang tahu dong? Ya kan?"
Yuzuriha mengangguk-angguk setuju. Ayashiro meng-angkat bahu sambil bergumam 'ya ampun'.
"Kalau gini terus giliran lagumu nanti jadi waktu ke toilet lho? Nggak apa-apa? Nn~? Boleh nih? Nn~?"
Ayashiro-san memprovokasiku. Justru itu yang kuingin-kan, sialan!
"Ooh? Sialan! Yuzuriha! Kita duet!"
Aku pun duduk di sebelah Yuzuriha dan mengutak-atik mesin karaoke.
"Boleh duet!? Aku kalau lagu anime sih percaya diri..."
"Ah ini aku tahu. Bagaimana?"
"Boleh tuh! Ayo masukkan!!"
Aku dan Yuzuriha pun berdiri di atas tempat tidur dan bernyanyi sambil lompat-lompat.
Setelah itu adalah sesi karaoke yang benar-benar kacau balau. Minum, nyanyi, berisik.
"Nyanyi sambil tiduran susah ya! Kyahaha!" (Ayashiro)
"Karetnya sobek pas dipasang di mikrofon! Gimana ini! Bisa jadiiiiiiiiiii (hamil)! Wahahahaha!!" (Yuzuriha)
"Aku, ingin coba melakukannya! Pakai dua mikrofon sekaligus! Gyahaha!!" (Misaki)
Benar-benar kacau. Kami pun melakukan semua hal gila yang tidak bisa dilakukan di karaoke biasa.
(TL/N : Chaos chaos)
***Sedikit Cerita Agak Konyol***
Ayashiro menempelkan tangan ke dahinya, lalu menge-luarkan suara aneh "Uu'" dan mulai main peran chuunibyou.
"Apa? Kamu bangkit ingatan kehidupan sebelumnya? Mau pergi ke dunia lain?"
"Aku ingat! Rahasia kamar ini!"
"Apa? Pernah datang sama mantan pacar? Aku nggak peduli kok soal begituan. Ahahaha!!"
'Istri'-ku itu mantannya banyak. Diriku ini sudah sangat terbiasa dengan hal seperti itu. Saat masuk ke love hotel, cara Wi-Fi hotel ke smartphone 'istri'-ku langsung tersambung itu benar-benar menyedihkan.
Caranya mengutak-atik tombol di sekitar tempat tidur dengan gerakan tangan terbiasa juga sungguh tidak nyaman.
"Aku tidak pernah punya pacar kok. Bukan itu! Kamar ini! Kamar yang sering dipakai di seri video mesum amatir populer itu!"
"Ha? Apa?"
"Video mesum! Hoooooo! Tidak kusangka bisa dateng ke lokasi syuting mesum begini! Jadi semangat!"
Untuk anak baik di luar sana, kalau kalian sadar kamar love hotel yang kalian datangi pernah dipakai di video mesum, jangan pernah bilang ke pacar kalian ya! Janji!
***MENIKMATI KARAOKE!***
***LALU SEMUANYA TIDUR! NGOROK-NGOROK!***
Entah berapa lama kami terus bernyanyi? Aku berhenti menghitung setelah lewat enam jam. Kami semua bernyanyi gila-gilaan sambil heboh, dan saat kusadar, kami semua sudah berbaring bersama di atas tempat tidur. Di kananku Yuzuriha memelukku, di kiriku Miran bersandar padaku. Ayashiro menjadikan betisku sebagai bantal. Benar-benar kelakuannya.
Aku pun menatap langit-langit, merasakan desah napas mereka. Kelembutan yang menyentuh di beberapa titik membuatku merasakan gairah sekaligus rasa aman.
Kelembutan dan kenyamanan wanita yang kukenal hanyalah milik 'istri'-ku. Saat teringat itu, tiba-tiba aku merasa takut. Tubuh lembut itu, dalam sekejap robek berlumuran darah dan menghembuskan napas terakhir. Permohonan, permintaan maaf, ungkapan cinta, semua sudah tidak ada lagi.
Lalu waktu diputar kembali, dan kelembutan lain kini ada di sampingku. Rasa sayang saat ini adalah hasil dari tindakanku. Kalau begitu, hasil di dunia sebelumnya juga pasti hasil dari tindakanku. Makanya aku berpikir.
Wanita itu, akan menuju ke mana di dunia ini.
Saat itu, di mana seharusnya aku berada?
Saat aku terpenjara dalam khayalan tak berujung. Tiba-tiba aku merasakan sensasi geli di pahaku. Jari Ayashiro mengelus pahaku.
Mata biru Ayashiro bertemu denganku. Warna biru yang begitu cerah dan indah sampai tidak terlihat seperti lensa kontak berwarna.
"Nee. Seru sekali ya tadi. Iya kan?"
Dia bertanya begitu. Dengan senyum lembut yang sangat indah.
"Aku sih senang. Dan saat ini pun aku merasa senang. Ini berkat kamu lho. Makasih. Makanya aku pengen tanya. Nee. Kalau kamu gimana?"
Aku tersenyum mendengar pertanyaan itu. Jawabannya kan hanya ada satu.
"Ya. Aku juga senang. Dan sekarang pun aku bahagia."
"Gitu. Syukurlah. Kalau begitu ayo istirahat. Kalau mau, mainlah denganku di dalam mimpi ya. Selamat tidur."
Ayashiro menutup matanya dan mulai mendengkur pelan. Aku pun ikut menutup mata. Semoga bisa bermimpi indah. Lalu aku pun tertidur.
Saat bangun dan check-out, aku ditagih jumlah yang mengejutkan. Bagi diriku yang pada dasarnya rakyat jelata, ini cukup mengejutkan. Terima kasih pengetahuan masa depan.
Kalau bukan berkatmu aku menang saham, tidak mung-kin bisa tersenyum santai begini. Aku dengan gagah melunasi biaya love hotel dengan kartu dan menjaga harga diri sebagai pria.
(TL/N : Agak shock di Ririse yang udah ngewe dengan banyak cowok ya di kehidupan sebelumnya, kata-kata pengganti “wi-fi langsung kesambung, sama cara ngotak atik tombol di sekitar tempat tidur kek nunjukin lebih jelas daripada kata-kata langsung kek udah ngewe banyak orang, bagus tulisannya.)
Post a Comment