NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Guuzen Tasuketa Bishoujo ga Naze ka Ore ni Natsuite Shimatta ken ni Tsuite Interlude 9

 Penerjemah: Miru-chan

Proffreader: Miru-chan


Selingan

Mikami-san Lemah terhadap Serangan Balik


Tekanan yang nyaman.


Aku terbangun dalam kehangatan dan aroma yang menenangkan, lalu menguap sekali. Saat hendak meregangkan tubuh, aku baru sadar kalau aku tidak bisa bergerak karena tubuhku terkunci. Saat itulah aku ingat bahwa Kirishima-san sedang memelukku.


(…Luar biasa. Perasaan dipeluk erat seperti ini… rasanya bisa bikin ketagihan.)


Lengan yang melingkari tubuhku, punggungku yang bersandar erat pada tubuh Kirishima-san, ditambah lagi dengan pakaian yang kupinjam darinya serta aroma sampo yang kupakai, semuanya membuatku merasa benar-benar terbungkus olehnya dari segala arah.


Dan seperti yang kurasakan saat menyelinap ke tempat tidurnya dulu, sensasi dilingkupi kekuatan seorang pria, terperangkap dalam pelukan yang tidak bisa kuhindari… entah bagaimana membuatku merinding. Kurasa itu memang tidak bisa dihindari.


"Kamu sudah bangun?"


"…Hya, selamat pagi."


"Oh. Mimpi indah, Tuan Putri?"


"Ah… u-uh. Sangat nyaman, menenangkan… rasanya ingin seperti ini terus."


Mungkin karena aku bergerak sedikit, Kirishima-san menyadari kalau aku sudah bangun dan langsung menyapaku. Suaranya terdengar tepat di telingaku, setiap napasnya yang menyentuh kulitku membuat suaraku sedikit bergetar.


Bangun tidur dan langsung disambut dengan ASMR seperti ini… telingaku benar-benar dimanjakan.


"Lalu… mau tetap di sini selamanya?"


"Feh?"


"Mikami-san sendiri yang bilang, kan? 'Rasanya ingin seperti ini terus…'"


"Itu… itu hanya ungkapan, maksudnya bukan begitu…"


"Jadi, gimana? Mau aku lepaskan?"


"…Menanyakan hal seperti itu sih, curang namanya…"


Bisikan Kirishima-san yang agak bernada jahil menggema di telingaku, membuat tubuhku mulai terasa panas. Situasi di mana aku ingin tetap dalam pelukannya, tapi tidak bisa menghentikan sendiri… jantungku berdebar kencang.


"Uhm… kalau boleh, kamu bisa melepaskanku sekarang?"


"Hm? Enggak usah khawatir."


"Eh, ah…?"


"Kamu enggak denger? Aku bilang enggak usah khawatir."


"Uuh…"


Luar biasa… dia benar-benar tidak melepaskanku. Malah, pelukannya semakin erat. Ditambah bisikannya yang terus terdengar di telingaku, rasanya aku bisa meleleh kapan saja. Seperti yang sudah diketahui Kirishima-san… sepertinya aku memang lemah di bagian telinga.

Jangan-jangan… dia sengaja menggoda aku?


"U-uhm… kalau boleh, bisikan di telinga itu… aku sudah di batas, nih."


"…Enggak usah khawatir."


"Hyahn!"


Dia tiba-tiba meniup lembut telingaku, membuatku mengeluarkan suara aneh. Keadaan ini… rasanya seperti benar-benar dikuasai. Kepalaku terasa berputar-putar.


"Cuma bercanda. Sedikit deg-degan, enggak?"


"…Feh?"


Saat aku berpikir kalau ini akan terus berlanjut, tiba-tiba lengannya mengendur, suaranya kembali seperti biasa.


"Eh… eh?"


"Hari ini aku terus kena serangan dari Mikami-san, jadi agak nyebelin juga. Ini cuma balas dendam kecil."


Dengan suara lembut seperti biasanya, Kirishima-san mengusap kepalaku ringan. Tapi aku yang sudah lemas dan tak bisa bergerak hanya bisa bersandar padanya.


Perlahan, dia menekan pundakku dan keluar dari sela-sela tubuhku dan sofa. Begitu sosoknya yang tadi menyokongku hilang, tubuhku langsung jatuh ke sofa. Kini, aku bisa melihat Kirishima-san menatapku dari atas, membuat dadaku berdebar lebih kencang.


Ekspresinya yang sedikit jahil, seolah ingin berkata "aku menang", membuatku tidak bisa mengalihkan pandangan.


Tapi… kalau ini jenis kejahilan seperti ini… rasanya aku ingin mengalaminya lagi. Apakah aku ini sebenarnya orang yang cukup sederhana?


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment

close