-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Inkya no Boku ni Batsu Game V1 Chapter 3 Part 1

Chapter 3 - Munculnya Penantang


[Bagian 1]

Kupikir aku tidak menyesali tindakanku tadi malam. Tapi kenyataannya, aku menyesalinya di pagi hari.

Sebenarnya aku terlalu cepat untuk menyesalinya.

“Ketegangan tadi malam menakutkan ….”

Aku bangun di tempat tidur dan bergumam pada diriku sendiri sambil memegang kepalaku dengan tanganku. Aku tiba-tiba menelponnya di malam hari.

.... Dia pasti mengira aku aneh, kan?

Tapi, aku tidak menyesal mengajaknya kencan.

Yang aku sesali adalah bahwa aku mungkin telah menakuti Nanami, yang tidak terbiasa dengan anak laki-laki. Aku merenungkan membiarkan momentumku menguasai diriku.

Tapi yah, setidaknya nada suaranya terdengar bahagia. Jadi, aku ingin berpikir bahwa...tidak salah untuk mengajaknya kencan.

Tetap saja, aku akan meminta maaf padanya ketika aku bertemu dengannya hari ini.

Untuk saat ini, aku memperbaiki suasana hatiku dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Dan, pada saat yang sama... Aku melihat Ibuku sedang duduk di ruang tamu. Kupikir dia sudah pergi bekerja.

"Selamat pagi Ibu."

"Selamat pagi. Ibu perhatikan, akhir-akhir ini kamu bangun pagi-pagi sekali, Youshin."

... Dia perseptif. Mungkin itu yang ingin dia dengar sebelum pergi bekerja?

Aku tidak bisa jujur ​​mengatakan kepadanya bahwa aku punya pacar. Jadi, aku mengatakan bahwa aku memiliki beberapa urusan yang harus kulakukan di sekolah. Segera setelah itu, dia memberiku uang jajan sama seperti biasa, lalu pergi keluar.

Namun, tepat sebelum aku meninggalkan rumah, Ibuku memanggilku lagi.

“Oh, ya. Youshin IIbu dan Ayah mau makan malam bersama pada hari Sabtu. Setelah itu, kami langsung pergi pada Minggu pagi untuk perjalanan bisnis. Ibu minta maaf, kamu harus makan sendirian. Nggak apa-apa, kan?"

"Begitu.. Yah, Ibu tidak perlu khawatir. Kalau begitu, aku berangkat dulu."

"Iya, hati-hati d jalan dan semoga harimu menyenangkan."

"Ya.."

Setelah bertukar salam untuk pertama kalinya dalam beberapa saat. Aku langsung menuju ke tempat pertemuan dengan Nanami.

Waktu pertemuan yang kutentukan dengannya adalah pukul 7:30, tetapi aku memastikan untuk datang 30 menit lebih awal.

Kami berbicara tentang waktu pertemuan kemarin, tetapi kami memutuskan untuk tidak melakukannya satu jam sebelumnya. Tidak baik bagi kita berdua kalau kita berdua sakit karena kurang tidur.

Untuk alasan itu, itu sebabnya aku bergerak maju sehingga aku bisa sampai di sana tiga puluh menit lebih awal...Sepertinya aku tiba di tempat pertemuan sebelum dia.

“Sip, aku datang lebih dulu."

"Sayang sekali, aku sudah di sini."

Setelah dikejutkan oleh suara dari belakangku, aku berbalik dan melihat Nanami berdiri di sana dengan senyum di wajahnya.

Hari ini dia menata rambutnya seperti kemarin. Gaya rambut kepang ditambah pony tail samping. Gaya rambutnya sangat mirip dengan karakter favoritku dalam game yang aku mainkan. Aku sangat senang mengetahui dia mengubah gaya rambutnya demi diriku.

Dan, yah.. aku tahu pasti membutuhkan waktu agak lama untuk menata rambutnya itu.

“Selamat pagi, Youshin. Seperti yang kuharapkan, kamu datang lebih awal. Padahal, aku ingin kamu datang terlambat sehingga aku bisa mengeluh padamu."

.... Mungkinkah aku hanya berpikir dia sangat imut? Tidak, yang lebih penting, kenapa aku tiba-tiba terkejut?

Tanpa mengetahui alasannya, aku bertanya kepadanya tentang hal itu dan dia mengatakan ini sebagai balasan atas kejutan yang kuberikan padanya kemarin. Memang benar aku mencolek pipinya kemarin dan mengejutkannya......

Itu masuk akal.

Ah, aku harus mengatakan sesuatu tentang penampilannya. Aku bisa melihat hal itu dari mata Nanami yang penuh harap. 

“S-Selamat pagi Nanami. Gaya rambut itu terlihat bagus untukku.. U-Um, kau sangat imut.."

.... Yosh, aku bisa mengatakannya!

Meskipun itu tidak mudah, tetapi aku berhasil mengatakannya. Dan juga, dari ekspresi senang Nanami, sepertinya keputusanku untuk memujinya tepat.

"Terima kasih, Youshin. Nah, karena  kamu sudah memujiki. Aku akan memberimu hak untuk berpegangan tangan denganku dalam perjalanan ke sekolah lho~. Dan juga, bento untuk hari ini."

"Oh! Terima kasih, Namami."

Nanami tampak puas dengan tanggapanku dan menunjukkan senyum yang luar biasa.

Tidak seperti tanggapannya kemarin, dia tampak jauh lebih tenang.

Daripada menyebutnya sedang dikomposisikan, sepertinya dia sangat bersemangat.

Apakah sesuatu yang baik terjadi padanya......? 

.... Yah, selama dia bahagia, maka tidak apa-apa. Itu membuatku bahagia juga.

Setelah itu, kami pergi ke sekolah bergandengan tangan.. seperti kemarin.

Hari ini... ada banyak orang di sekitar kami dibamdingkan kemarin, tetapi anehnya sebagian dari mereka berhenti menatapku dengan aneh.

Aku bertanya-tanya apakah semakin banyak orang yang mengetahui penyebaran rumor tersebut. Aku harap tidak ada hal aneh yang terjadi.

“Um, N-Nanami.. Aku minta maaf soal kemarin.."

Mendengar kata-kataku, Nanami menempelkan jarinya di pipinya dan memiringkan kepalanya. Itu adalah gerakan lucu yang membuatku merasa sedikit, tidak, sangat gugup.

“Kenapa kamu minta maaf?”

“Eh?"

"Apa Youshin pernah melakukan sesuatu yang buruk padaku?"

"Tidak, bukan itu. Ini tentang aku yang tiba-tiba mengajakmu pergi kencan. Meskipun aku tahu kau tidak terbiasa dengan anak laki-laki..."

Setelah menerima permintaan maafku, Nanami-san membawa jarinya dari pipinya ke mulutnya. Anak-anak lelaki yang berjalan di jalan tampaknya terpikat oleh sikapnya yang agak seksi.

“Soal itu, ya .... Nggak apa-apa kok. Memang benar, aku tidak terbiasa dengan anak laki-laki dan sedikit takut pada mereka. Tapi, kalau itu Youshin yang mengajakku kencan, aku sedikit senang.... Tidak, aku sangat senang."

Dia berbalik menghadapku dengan senyum malu-malu ketika dia mengatakan itu.

Mungkin, alasan mengapa dia begitu bersemangat beberapa saat yang lalu adalah karena aku mengajaknya kencan?

Jika itu masalahnya, aku juga merasa senang...

"Eh? Darimana kamu tahu bahwa aku tidak terbiasa dengan anak laki-laki? Kurasa aku belum pernah memberitahu Youshin soal itu?"

Saat itulah aku menyadari kesalahanku.

Dia tidak pernah memberitahuku bahwa dia tidak terbiasa dengan laki-laki. Informasi itu hanya sesuatu yang kudapatkan secara kebetulan.

Hari itu.... 

Aku tidak sengaja menguping pembicaraan Nanami dan kedua temannya saat memainkan permainan 'Batsu Game'.

“Ah... Yah, bukankah kau pernah bilang padaku bahwa ini pertama kalinya Nanami pacaran? Nah, dari situlah aku beranggapan bahwa Nanami tidak terbiasa dengan anak laki-laki. Meskipun Nanami sangat imut, mungkin kau sedikit pemalu dan tebakanku benar."

Aku terus mengoceh untuk menyangkal pertanyaan itu dengan cepat.

Terhadap penilaian seseorang yang lebih baik, aku mencoba menghindari pertanyaan itu dengan memanggilnya imut, yang lagi-lagi membuatnya sangat malu.

“Ehehe, Youshin bilang aku i-imut….”, Gumamnya.

Aku bisa melihat pipinya memerah karena malu.

.... Ya, sepertinya aku bisa menipunya tanpa masalah.

Tapi, kenapa dia begitu tidak nyaman dengan laki-laki?

Dia cantik, baik dan lemah lembut. Terlebih lagi, dia memiliki body goal. Kalau dia menginginkannya, dia bisa saja membuat anak laki-laki mengikutinya.

Aku ingin tahu apakah dia pernah mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan di masa lalu….?

Jika itu masalahnya. Mungkin aku bisa membantunya membiasakan diri dengan laki-laki, meski hanya sedikit. Lagipula, dunia tidak hanya dipenuhi oleh anak laki-laki aneh—tidak, bukan berarti aku sendiri tidak terlalu aneh.

“A-Ah, Youshin tidak perlu khawatir. Meskipun aku tidak terbiasa dan takut terhadap laki-laki. Tapi, tidak untuk Youshin."

Mengatakan itu, Nanami memberiku tusukkan ringan ke arah wajahku.

.... Apakah ini semacam balas dendam untuk kemarin?

Sambil menusuk pipiku, Nanami-san terus berbicara.

.... Apakah dia menyukai hal semacam ini?

"Ini terjadi ketika aku masih SD. Anak laki-laki di kelasku saat itu selalu mengerjaiku. Meski begitu, aku tidak pernah merasa takut pada mereka. Tapi, sekitar kelas enam atau lebih, entah kenapa rasa takut terhadap laki-laki muncul di dalam diriku."

Kurasa bersikap jahil pada gadis yang di sukai adalah salah satu karakteristik anak laki-laki.

Tidak diragukan lagi, Nanami pasti sangat lucu ketika masih anak-anak.

“......Bagaimana dia tahu apa yang aku pikirkan?”

“Baru tiga hari sejak kita saling mengenal ….”

Aku menyentuh wajahku dengan tanganku yang bebas saat dia cemberut penuh kemenangan.

Apakah itu terlihat jelas di wajahku?

Jika itu masalahnya, lebih baik aku menguatkan diri. Aku benar-benar tidak bisa memberitahunya bahwa aku tahu tentang 'Batsu Game' itu.

Seolah-olah dia memperhatikan tatapanku, dia berbalik dan menutupi dadanya dengan satu tangan.

Sial, hal semacam ini pasti tidak menyenangkan bagi Nanami. Aku harus segera meminta maaf padanya.


Saat itulah aku memikirkannya.

"…. Ecchi."

Kekuatan destruktif dari satu kata itu, diumumkan dengan mata setengah terpejam dan pipi yang memerah, luar biasa.

Aku mati-matian menahan diri dari menggeliat sementara aku meminta maaf lebih dari yang pernah kulakukan dalam hidupku. Tapi, aku tidak tahu bahwa itu akan membuatku lebih menderita. Memang, aku tidak tahu apa yang diharapkan.

“Aku memang tidak suka ketika anak laki-laki menatapku. Tapi, kalau itu Youshin. Aku tidak keberatan kok."

….Ugh, Nanami-san. Kenapa dia begitu imut sekali!?

Tidak nyaman dengan anak laki-laki, tetapi jika itu aku, tidak apa-ap? Seberapa banyak penderitaan yang kau milikki untuk membuatku merasa lebih baik?

Aku mati-matian berjuang untuk menjaga tubuhku agar tidak bergerak saat aku memasuki kelas. Aku tidak bisa terus menghadapi rentetan pertanyaan hari ini.

Segera setelah kami memasuki kelas, dia di ajak pergi oleh Otofuke-san dan Kamiechi-san ke suatu tempat.

Aku ingin tahu apakah mereka mengkhawatirkan tentang 'Batsu Game' ini? Kalau iya, maka kalian tidak perlu khawatir.

Aku tidak akan melakukan sesuatu yang aneh padanya  Aku ingin mengatakan itu kepada mereka.

Beberapa menit kemudian, Otofuke-san dan Kamiechi-san kembali ke kelas dengan seringai di wajah mereka. Sedangkan, Nanami yang ada di belakang mereka, masuk ke kelas dengan wajah merah cerah.

…. Terlebih lagi, Otofuke-san dan Kamiechi-san menyeringai ke arahku. Nanami, apa yang kau katakan pada mereka?

Dan seperti itu, pelajaran pertama berlangsung tanpa ada masalah.

* * *

Istirahat makan siang.

Aku tidak pernah berpikir aku akan sangat bersemangat untuk makan siang… Itu membuatku tersentuh.

Kejadian ini terjadi saat istirahat makan siang.

Nanami dengan senang hati menyerahkan kotak makan siang biru kepadaku. Itu kotak makan siang yang sama yang kami beli bersama tempo hari.

Saat aku perlahan membuka tutup kotak makan siangku, aku ditinggalkan dengan kesan yang mendalam.

Tamagoyaki yang di susun rapi, sosis goreng, ada juga sayuran seperti wortel, tomat dan  untuk hidangan utama, dua hamburger besar.

Itu adalah bento yang mewujudkan kebahagiaan….tentu saja, foto-foto itu diambil secara berurutan dengan cepat.

"Um, Youshin."

"Hm? Ada apa?"

"Apa porsinya cukup?"

"Ah, iya. Ini lebih dari cukup. Terima kasih, Nanami..."

"Sama-sama. Ah, tapi aku tidak akan memberimu 'ahn' lagi kalau kamu kehabisan.”

Kata-kata ini membuatku tersipu saat mengingat kejadian kemarin. Sepertiny tidak hanya diriku saja, tetapi Nanami juga. Aku bisa melihat pipinya tersipu malu.

Dia sepertinya bermaksud menggodaku. Tapi, itu menjadikan bumerang untuk dirinya sendiri.. Dengan suara rendah, dia mengoreksi dirinya sendiri,

“Maaf, bukan apa-apa.”

Saat kami sedang asyik mengobrol dan makan bersama…satu bayangan besar tiba-tiba muncul di hadapan kami.

“Permisi…..Nanami-san. Apa kau punya waktu sebentar?"

“Astaga, Shibetsu-senpai. Apa kau tidak di ajari sopan santun. Saat ini, aku sedang makan dengan pacarku. Jadi, bisakah kau tidak mengganggu kami?"

Bentuk sebenarnya dari bayangan itu adalah seseorang.

Berdiri di depan kami adalah seorang pria tinggi, tampan.

Kurasa tingginya sekitar 190 cm?

Meskipun dia tidak melakukan apa-apa. Namun, dia terlihat seperti ingin mengintimidasi ketika dia berdiri didepan kami….sedikit menakutkan.

Aku rasa Nanami dan aku memiliki tinggi yang hampir sama. Dan juga, tak perlu dikatakan lagi bahwa Nanami yang tidak terbiasa dengan anak laki-laki merasa takut padanya.

Untuk alasan itu, aku menggeser posisi dudukku lebih dekat dengannya dan membawa tubuhku sedikit lebih dekat dengannya. Dia diam-diam terkejut dan aku menunjuk ke sebelahnya.

"Senpai.. Kalau kau ingin berbicara dengannya. Bagaimana kalau kau duduk dulu? Ada ruang di sebelahku. Ah, benar. Saat ini, kami sedang makan siang. Jadi, bisakah kau menunggu sampai saat itu?"

“Hmm… Siapa kau?"

“Aku Misumai Youshin. Pacar Nanami ...”

Mendengar pernyataanku, pipinya sedikit berkedut. Dia menunjukkan sedikit tanda-tanda keraguan. Tapi, setelah melirik Nanami, yang bahkan tidak meliriknya sedikitpun, dia duduk di sebelahku dengan patuh.

“Oh, iya. Nanami, bagaimana kau bisa memasak hamburger dengan ukuran sebesar ini dengan sangay baik? Aku pernah mencoba memasaknya, tetapi seperti yang kau bayangkan. Hasilnya kacau, meskipun terlihat matang di luar... itu sebenarnya masih mentah di dalamnya. Pada akhirnya, aku membaginya menjadi dua dan memanggangnya, sehingga menjadi agak kering."

“Hm, aku hanya memasaknya seperti biasa kok, tidak ada hal yang khusus. Pada dasarnya, ketika kamu memasak.. kamu harus memperhatikan suhu panasnya agar mendapatkan kematangan yang menyeluruh."

"Begitu, ya .... Oh, ya. Tamagoyaki ini juga enak. Ini manis dan pas untuk seleraku.”

"Benarkah? Y-Yah, aku sering membuatnya karena Ayahku juga menyukai Tamagoyaki. Tapi, aku senang mendengar Youshin menyukainya.."

“Hm, aku yakin Ayahmu pasti bahagia, memiliki Putri yang baik dan penyayang seperti dirimu.”

"I-Itu …"

Aku mengatakan apa yang aku pikirkan sebelumnya dan Nanami memalingkan wajahnya dariku. Dia benar-benar gadis yang baik. Melihat itu, aku hanya bisa tersenyum.

“Maaf, kalau aku mengganggu pembicaraan kalian. Misumai-kun.. Um, boehkah aku menanyakan satu hal padamu?"

"Ya, apa itu?"

Dia yang tiba-tiba menyelaku dan menatap makan siangku.

Hampir tidak ada yang tersisa di kotak bento sekarang. Yang tersisa hanyalah sisa telur dadar dan hamburg…..

“Um, Misumai-kun... Apakah bento itu buatan Nanami-san?"

"Ah, ya.. emang kenapa?"

Mendengar kata-kataku, mata Senpai melebar, sampai matanya hampir keluar. Dan kemudian, Senpai memandang Nanami yang sedikit cemberut karena gangguan yang tiba-tiba, sebelum melihat kotak bento secara bergantian.

Aku punya firasat buruk tentang semua ini. Jadi, aku tidak memperhatikan Senpai dan menghabiskan sisa telur dadar dan harmburg yang tersisa.

“Cih, sialan.. Aku juga menginginkannya..."

Seperti yang kupikirkan. Menghabiskan bento buatan Nanami adalah pilihan tepat.

Tidak, bahkan jika kau sudah memberitahuku, aku tidak akan memberikannya kepadamu. Ini adalah milikku. Aku bahkan tidak akan membiarkanmu mengambil satu bagian pun.

“Terima kasih atas makanannya. Ini enak sekali, Nanami."

"Ehehe, makasih~"

Setelah pertukaran yang sama seperti kemarin, aku menyerahkan kotak bentoku kepada Nanami dan membalikkan tubuhku ke arah Senpai yang dari tadi menungguku. Dengan Nanami di belakangku, aku mencoba menyembunyikannya dari orang di depanku ini.

"Jadi, Senpai, ada urusan apa kau datang ke sini?"

“Hah? Aku tidak ada urusan denganmu. Tapi, Nanami-san.. Tunggu, ini juga berhubungan denganmu.”

"Uh-huh? Lalu, urusan apa itu?"

Sama seperti tadi, Senpai berdiri dari bangku dan sekali lagi, bergerak di depan kami.

Dan kemudian, dia menyilangkan tangannya dan melihat Nanami dan aku secara bergantian, terlihat sedikit tidak senang…dia melirikku dan membuka mulutnya ke arah Nanami.

"Nanami, apa kau menyiratkan bahwa bocah ini lebih baik dariku?"

"Ya. Dan juga, berhenti memanggilku Nanami. Panggil aku dengan nama belakangku.. Satu-satunya orang yang berhak memanggilku dengan nama depanku adalah pacarku, Youshin.”

Perkataan Senpai, langsung di sela oleh Nanami dengan tatapan jijik.

Segera setelah mengatakan itu, Nanami sedikit tersipu. Sedangkan, di sisi lain... Senpai, dia sedikit gemetar dengan wajah merah dan menunjuk ke arahku, lalu berteriak sekeras yang dia bisa.

"Misumai! Ayo bertanding denganku! Kalau aku kalah, aku akan mengakui hubungan kalian! Tapi, kalau aku menang.. berikan Nanami padaku!"

“Hah? Tidak, aku tidak mau.”

Ketika dia mendengar penolakkanku, dia langsung membuat pose membeku, masih menunjuk ke arahku.

Aku ingin tahu mengapa dia berpikir bahwa aku akan menerima tantangan seperti itu?

“Ah, Youshin… ada sesuatu di pipimu.”

"Eh?"

Sambil mengatakan itu, Nanami mengambil sebutir nasi yang menempel di pipiku, lalu memakannya. Seolah-olah dia memamerkan perhatiannya padaku kepada Senpai.

Tindakan tak terduga ini membuatku membeku serta orang di depanku. Melihatku seperti itu, Nanami tersenyum malu-malu.

Di sisi lain, Senpai yang tak tahan dengan situasi kami langsung membuka mulut dan mengatakan,

"S-Sungguh menyedihkan kau menolak untuk bertanding melawanku. Ah, begitu... Kau ini seorang pengecut yang tidak pantas untuk gadis secantik Nanami-san. Kalau kau bukan seorang pengecut, maka terima tantanganku!"

Aku berhasil melewati kekakuanku dengan teriakan orang di depanku ini. Namun, perhatianku bukan pada Senpai yang ada di depanku, tetapi pada Nanami.

Apa yang kau lakukan tiba-tiba, Nanami!? Kalau kau menjadi malu dan  berbalik ke arah lain, maka kau seharusnya tidak melakukannya sejak awal!

......Oke, Nanami tidak akan menatapku. Jadi, kurasa aku akan berurusan dengan orang ini dulu untuk menenangkannya.

“Senpai, ini bukan drama atau manga shounen dimana kau mempertaruhkan pacarmu dalam sebuah game. Lagipula, yang penting adalah perasaan Nanami, kan? Pertama-tama, tidak ada gunanya bersaing dengan seseorang yang mengabaikan perasaan orang lain….”

“Cukup argumenmu yang masuk akal! Ketahuilah bahwa terkadang argumen yang masuk akal lebih menyakitkan daripada omong kosong!! Hal semacam itu, aku tahu itu lebih baik daripada siapa pun !!"

Dia berteriak sambil menekan tangannya.

Kalau kau tahu itu argumen yang masuk akal, maka kau seharusnya tahu apa yang harus kau lakukan, bukan? 

... Astaga, dasar orang yang merepotkan.

Oh, ya.. kalau aku tidak salah. Namanya Shibetsu Shouchi-senpai, kan?

Dia adalah pria tampan yang telah diperkenalkan di pertemuan sekolah di masa lalu dan bahkan aku mengenalnya, dia adalah kapten tim bola basket.

Dia tampaknya populer di kalangan gadis dan salah satu dari pria tampan yang ditolak Nanami.

Ketika dia mendengar bahwa aku berpacaran dengan Nanami, aku yakin dia ingin berkelahi denganku dan meraih kemenangan karena sifatnya yang sportif….Tapi, tidak ada untungnya bagiku menerima permainan itu.

Bahkan jika orang ini tidak mau mengakui hubunganku dengan Namami. Aku akan tetap melanjutkan hubunganku dengannya. Dan juga, aku tidak ingin menyerahkan Nanami kepada seseorang yang memperlakukannya seperti piala, mengambilnya hanya karena dia menang.

Meskipun dia menjadi pacarku karena 'Batsu Game', tetapi tu tidak mengubah fakta bahwa Nanami adalah pacarku sekarang.

Selain itu, aku harus membuat Nanami menyukaiku. Aku tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan hal-hal yang tidak perlu.

Jadi, sekali lagi, tidak ada gunanya aku menerima tantangannya itu.

... Yah…kerugian dari kekalahan terlalu besar, ditambah lagi itu adalah pertandingan yang tidak akan diambil oleh siapa pun dengan saraf normal.

Apakah dia berpikir bahwa aku akan mempertimbangkannya?

“Youshin, ayo kita pergi dari sini."

"Ah, ya ..."

Ketika Nanami dan aku akan kembali ke kelas setelah rona merahnya memudar, Senpai berteriak marah ke belakang kami. [TN: Dia tidak tersipu lagi.]

“Aah! Tunggu sebentar!! Nanami, apa bagusnya pacaran dengan pria pengecut dan polos seperti dia? Setidaknya, aku terlihat lebih baik darinya, bukan!!”

Jika dia mengatakan itu, maka tidak ada yang bisa kukatakan sebagai balasannya. Tentu saja wajah Senpai ini… terlihat cukup tampan, begitu juga dengan bentuk tubuhnya. Dia tinggi, terlihat seperti model.

Menyebutku pengecut dan polos bukanlah kata umpatan atau apa pun, itu adalah pernyataan fakta yang sederhana.

Jika ada pemungutan suara, aku yakin sepuluh dari sepuluh orang akan memilih Senpai. Begitulah perbedaan kekuatan yang tidak ada harapan. Jadi, aku tidak terlalu marah.

Namun, Nanami gelisah oleh kata-kata Senpai.

“Kalau kau menghina Youshin lebih dari ini, aku akan memutuskan hubungan kita saat ini sebagai teman! Aku akan mengabaikanmu bahkan kalau kau berbicara denganku di sekolah!! Youshin, pacarku lebih baik dari orang sepertimu!! Orang-orang yang mengatakan hal semacam ini, aku benci mereka!!”

Ini pertama kalinya aku melihat wajahnya dipenuhi amarah, perubahan total dari senyum yang baru saja dia tunjukkan padaku beberapa waktu lalu. Aku bertanya-tanya apakah ada yang pernah melihatnya terlihat begitu marah sebelumnya.

Apalagi dia melakukan ini untukku. Dia marah atas namaku, meskipun aku sendiri tidak merasa sangat marah.

Apakah aku berhak bahagia mendengar dia marah atas namaku?

Kemudian, tiba-tiba, Senpai itu ambruk ke tanah. Karena dia tinggi, suara tumpul bergema di sekitarnya, menunjukkan kerusakan pada lututnya yang tampak lebih serius daripada orang normal.

“M-Membenciku….? Kau….m-membenciku!? Nanami-san… membenciku…”

Uwah, mentalnya cupu sekali! Tidak, kurasa ini berkat kata 'benci' yang di lontarkan Nanami padanya, kan?

“Saat kau mengaku padaku, kau hanya melihat tubuhku saja, aku tahu itu! Y-Yah, Youshin memang tadi menatap mereka..."

Saat Nanami mengatakan itu, kata-katanya berhenti sejenak.

Nanami pasti ingat bahwa aku menatap ke arah dadanya pagi tadi. 

Maaf, Nanami. Itu yang kupikirkan….

“T-Tapi, aku tidak keberatan. Pokoknya, dia berbeda denganmu!!”

... Apa katamu!?

Nanami membuat pernyataan brilian, mengatakan bahwa aku tidak melakukan apa-apa pagi ini.

Kemudian, dengan kedua tangannya di lantai dan ekspresi putus asa di wajahnya, Senpai melirik ke belakang ke arahku sejenak, sebelum menjulurkan lidahnya ke arahku seperti anak nakal.

Apakah itu sehubungan dengan kebohongan yang telah diberitahu atau apakah itu protes terhadap fakta bahwa aku menatap dadanya…

Meskipun Nanami memaafkanku, aku masih merasa bersalah padanya, yang tidak terbiasa dengan laki-laki. Tapi mau bagaimana lagi, laki-laki cenderung menyerah pada apapun yang bergoyang.

Saat Nanami mulai menjauh, Senpai mengangkat wajahnya dengan putus asa. Kupikir rasanya tidak enak untuk meninggalkannya. Jadi, aku buru-buru melangkah di antara Nanami dan Senpai dan berjongkok sehingga aku sejajar dengan dia.

“Nanami, bukankah kau terlalu terburu-buru memutuskan pertemananmu dengan orang ini? Terlebih lagi, dia temanmu, kan? Mungkin? Tidak, bagiku.. Aku khawatir Nanami memiliki teman pria yang tampan dan sejujurnya, aku cemburu. Namun, aku tidak ingin dia terpengaruh. Dan aku merasa sedikit kasihan padanya."

“Oh….Misumai….”

Senpai menatapku saat aku berdiri di antara mereka, dengan air mata mengalir di pipinya. Ya itu bagus. Tatapan Senpai itu diarahkan padaku.

Jika dia itu melihat ke atas pada saat ini, dia bisa melihat apa yang ada di dalam rok Nanami.

Bahkan aku tidak mendapat kesempatan untuk melihat ke bawahnya...Tunggu, sekarang bukan waktunya memikirkan itu!

Aku menepuk dadaku, lega karena Nanami tidak perlu malu terlihat di balik roknya.

“…Jika Youshin berkata begitu…maka aku tidak akan memutuskan pertemanankku dengannya,…. Ah, tapi.. Youshin, kamu tidak perlu khawatir.. Aku tidak akan memberinya nomor teleponku, oke?"

Nanami menajamkan bibirnya, seolah dia sedikit cemberut. Aku ingin tahu apakah dia merasa kesal karena aku melindunginya.

.. Um ... jadi apa yang harus kukatakan dalam situasi ini?

Kata-kata yang cerdas adalah rintangan yang terlalu tinggi bagiku. Untuk saat ini, aku hanya akan memberikan pujian yang jujur ​​kepada Nanami.

“Terima kasih, Nanami. Yah, Nanami memang orangnya baik. Dan juga, mengenai nomor telepon, aku lega mendengarnya.”

“…. Apa kamu semakin cinta padaku?"

Ekspresi cemberut di wajahnya benar-benar berubah.

Dia memiringkan kepalanya dan tersenyum, menunjukkan giginya yang indah.

Rasanya seolah-olah aku dipukul mundur oleh serangan baliknya yang hebat. Meski begitu, ini sama sekali bukan firasat buruk

Tapi, bagaimana cara yang tepat untuk menanggapinya?

Ya apapun itu, lebih baik jujur saja.

"Itu benar, aku semakin mencintaimu, Nanami.."

“Hmph! Kata-katamu tadi cukup keren. Aku akui itu. Tapi, bukan berarti aku sudah mengakui hubungan kalian. Kau harus menerima tantanganku dan membuktikannya padaku bahwa kau layak untuknya.c

Tepat ketika aku akan mengambil keputusan dan mengatakannya, Senpai sudah pulih secara mental dan berdiri.

Aku menghela nafas sambil melihat ke bawah.

Dan kemudian, aku menatap Senpai.

Kurasa Nanami sedang dalam suasana hati yang sama denganku, karena kami sama-sama menghela nafas pada waktu bersamaaan.

Ini adalah kesempatan langka untuk mengatakan sesuatu yang pintar kepada Nanami.

"Baiklah... Aku terima tantanganmu itu. Jadi, permainan seperti apa yang akan kita mainkan?"

“Ini adalah permainan tiga poin. Aku menjabat sebagai kapten klub basket. Permainan sepuluh poin adalah tradisi khusus untuk klub kami.”

... Astaga, kacau sekali.

Aku tidak berpikir aku harus menantang kapten tim bola basket untuk bertanding. Aku hanya pernah bermain basket selama pelajaran PE dan selebihnya pengetahuanku hanya berasal dari buku komik atau semacamnya…….

Nanami juga menatap Senpai dengan mata tercengang. Dia mungkin terkejut bahwa Senpai akan menantangku bermain basket.

Tapi, sepertinya Senpai tidak akan mundur kecuali aku menerima tantangannya….Yah mau bagaimana lagi, aku tidak ingin dia mengganggu Nanami lagi.

“Baiklah.. aku terima. Tapi, sebagai gantinya.. aku akan menambahkan tiga poin penting dalam pertandingan. Aku seorang pemula dalam hal bola basket. Jadi, tidak apa-apa, kan?"

"Hmm? Tentu saja. Aku akan memberimu hak apapun yang kau inginkan. Katakan saja ....”

Jika itu masalahnya, maka jangan mencoba bersaing di bidang keahlianmu sendiri sejak awal. Yah, tidak penting mengatakan hal seperti itu kepada orang seperti ini.

Orang ini mungkin ... idiot. Aku tidak benar-benar ingin mengatakan ini karena dia Kakak kelasku, tetapi dia memang idiot.

Buktinya, dia menerima usulan dariku bahkan sebelum aku memberitahunya tiga syarat itu.

.... Yah, dia mungkin mendapat kepercayaan diri karena dia adalah Kapten tim basket.

Untuk saat ini, aku mendapat keuntungan.

“Pertama… beritahu aku sepuluh, tidak.. semua kemampuanmu tentang bola basket padaku."

“Mm, oke.”

“Kedua… jika aku berhasil mencetak satu poin, itu akan menjadi kemenanganku. Yah, faktanya... aku belum pernah melakukan shoot tiga poin. Sebaliknya, Senpai.. jika kau berhasil mencetak delapan atau lebih, itu menjadi kemenanganmu?"

"Oh! Itu sangat mudah bagiku!"

"Selanjutnya, poin terakhir.. Terlepas dari hasil pertandingan yang kita lakukan. Tolong, biarkan Nanami memilih apa yang ingin dia lakukan dengan hasil pertandingan."

"Baiklah! Aku terima itu! Sekarang, aku akan memunjukkan padanya bahwa aku lebih hebat darimu dan membuatnya memilihku!!”

Setelah mengatakan itu, Senpai berjalan menjauh dari tempat kejadian dengan senyum penuh kemenangan.

Dia mungkin pergi ke gym. Masih ada waktu sebelum istirahat makan siang berakhir. Jadi, ayo selesaikan pertandingan ini sebelum pelajaran berikutnya.

“Um, Youshin. Apa kamu yakin mau menerima tantangan itu? Memenangkan sesuatu seperti itu.." 

"Ah iya. Kau tidak perlu khawatir Nanami, aku tidak berniat untuk kalah. Dan juga, aku sangat marah karena dia memperlakukan pacarku seperti piala."

“Tapi….kalau kamu kalah ..."

Melihat Nanami yang agak cemas. Aku meletakkan tanganku di bahunya untuk menghilangakan kecemasannya.


…. Untuk beberapa alasan, Nanami tersenyum sambil memiringkan kepalanya, lalu menempelkan pipinya ke tanganku.

"Aku sudah menambahkan beberapa syarat. Jadi, tidak peduli hasil dari pertandingan nanti. Nanamilah yang memutuskan apa yang akan kau lakukan. Yah, kecuali Nanami naksir Senpai yang mencetak tiga poin......tapi, itu tidak akan terjadi, kan?”

…..Hal seperti itu tidak akan terjadi, kan?

Nanami tidak terlalu memikirkan kata-kataku, yang membuatku merasa sedikit tidak nyaman…lalu dia bertepuk tangan sebagai tanggapan.

"Fufu~.. Jadi, itu yang kamu maksud dengan tiga poin tadi.."

“Ya, yah, kurasa dia hanya mengingat hal pertama yang dia katakan pada dirinya sendiri dan itu adalah mendapatkan Nanami kalau dia memenangkan pertandingan. Orang itu, aku tidak ingin mengatakan ini. Tapi… dia idiot.”

“Ahaha, mungkin kamu benar. Tapi, dia jago dalam bola basket, tahu?"

"Nah, kalau begitu. Ayo pergi ke gym.”

Aku mengulurkan tanganku ke arah Nanami-san.

Sesaat Nanami terlihat agak terkejut dengan tindakanku. Meski begitu, dia meraih tanganku. 

Kemudian kami berjalan bergandengan tangan ke gym.

Ketika kami tiba di gym, aku sedikit geli melihat Senpai menatap kami dengan tatapan iri dan cemburu di matanya. Tatapannya terfokus pada tangan kami yang terjalin.

Segera setelah itu, kami langsung memulai pertandingan tiga poin yang dia ajukkan padaku. 

Secara alami, kondisinya sama. Dia dengan jujur ​​menerima pertandingan sesuai dengan kata-kataku.

Hasilnya adalah …….

Dengan cara yang sama seperti sebelumnya, Senpai jatuh berlutut dan meletakkan tangannya di tanah.

“Konyol…ini tidak masuk akal!? Aku kalah….!?"

"Itu benar, Senpai. Akulah yang menang dalam tantangan yang kau berikan itu. Jadi, Nanami itu milikku. Kau akan mengakuinya, kan?”

Senpai, masih terlihat frustasi. Namun, meski begitu.. dia masih menepati janjinya padamu. Agak tercengang, dia melihat ke arahku dan Nanami secara bergantian, lalu tertawa samar.

"Ah, aku kalah. Aku mengakui kemenanganmu, Misumai-kun. Dan juga, aku mengakui hubungan kalian berdua,…kalian memang pasangan yang serasi. Sial, itu membuatku frustrasi."

Sambil mengatakan itu, Senpai berdiri dan berjabat tangan denganku. Dengan di iringi sorakan orang-orang yang ada di sekitar kami.


Catatan Penerjemah: 

... Huh, TL EN MTL berasa kek TL JP RAW susah bener wkwkwk




|| Previous || Next Chapter ||
26 comments

26 comments

  • Unknown
    Unknown
    23/3/22 20:12
    Min tolong dong kalo bisa nih LN lanjutin trs yaa, soalnya seru banget!! Semangat min!
    Reply
  • Daydream
    Daydream
    15/3/22 22:40
    Semangat min
    Reply
  • Raincy
    Raincy
    11/3/22 02:16
    Lanjut min, dan semoga lu sehat dan rejekinya lancar
    Reply
  • Rinn
    Rinn
    8/3/22 15:50
    Semangat min aku suka kamu~
    Reply
  • Izumi
    Izumi
    8/3/22 01:46
    Sudahlah anda itu hanyalah pelengkap cerita
    Bukan pemeran utama
    Reply
  • Foxy
    Foxy
    6/3/22 10:39
    Mantab min
    Reply
  • aurlest-kunn
    aurlest-kunn
    5/3/22 11:58
    Semangat minn lanjutt
    Reply
  • Games online recommended
    Games online recommended
    5/3/22 11:01
    Lanjut terus min.....gilak seru banget ini....
    Reply
  • Trawacha
    Trawacha
    4/3/22 19:53
    makasih TL-an nya min. Semangat terus min
    Reply
  • Scarlet no mercy
    Scarlet no mercy
    4/3/22 13:57
    Semangat min
    Reply
  • Penggemar berat pastrans
    Penggemar berat pastrans
    4/3/22 12:55
    Kyaaa mimin aku padamu
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    4/3/22 11:22
    Semangat min,
    Gua kira senpai nya ini bakal jadi rival beratnya si Youshin tapi ternyata gk :v
    Reply
  • Random_people
    Random_people
    4/3/22 10:17
    Baru kali ini saya baca 1 chapter 2 ilustrasi. Keren
    Reply
  • Rztgk
    Rztgk
    3/3/22 23:50
    Terimaksih TL nya min
    Reply
  • Yntkts
    Yntkts
    3/3/22 21:14
    Lanjut min 🔥
    Reply
  • Candra Eka Wardhana
    Candra Eka Wardhana
    3/3/22 20:06
    Makasih
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    3/3/22 18:10
    Semangat min dan ceritanya kocak juga 🔥🔥🔥🤣
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    3/3/22 17:33
    Mangtap
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    3/3/22 16:42
    Salut sama admin, walaupun susah tapi mudah di baca
    Reply
  • Udin
    Udin
    3/3/22 15:20
    Gass minn
    Reply
  • Zaki
    Zaki
    3/3/22 14:52
    lanjut terus min
    Reply
  • Oniscorn
    Oniscorn
    3/3/22 13:47
    Lanjut min
    Reply
  • 8man
    8man
    3/3/22 13:38
    Thanks for tl min
    Reply
  • Nanashi
    Nanashi
    3/3/22 12:50
    Ehhhhhhh kirain ini tl dari jp raw loh........
    Reply
  • Jakananda
    Jakananda
    3/3/22 12:12
    Semangat min
    Reply
  • Tear
    Tear
    3/3/22 11:33
    Ini ada yg TL EN MTL kh?
    Kukira mimin TL dri rawnya
    Reply
close