-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Inkya no Boku ni Batsu Game V1 Chapter 3 Part 2

Chapter 3 - Bagian 2
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

> (Youshin): Dan, yah, itulah yang terjadi, Baron-san.

Setelah bertanding basket dengan Shibetsu-senpai, aku pulang dan melaporkan kejadian hari itu kepada Baron-san.

> (Baron-san): Um, bagaimana aku mengatakan ini? Sepertinya kau mengalami hari yang sangat melelahkan, Canyon-Kun. Ngomong-ngomong, apa kau benar-benar pembuat onar?

Tidak sopan. Padahal aku hanya siswa SMA biasa ....

Tapi, sejak aku mulai berpacaran dengan Nanami, setiap hari selalu ada rangkaian kejutan dan kejadian. Kalau kau mengatakan ini kepadaku beberapa waktu yang lalu, aku tidak akan pernah percaya padamu.

Salah satu gadis tercantik di sekolah mengaku dan berpacaran denganku karena sebuah permainan 'Batsu Game'. Itu sebuah inseden yang sangat tak terduga.

Tapi, yah.. aku merasa sangat senang tentang hal itu beberapa hari terakhir ini. Meskipun, aku hampir tidak bisa mempercayainya.

> (Baron-san: Tapi, yah, kurasa itu pasti suasana tempat itu. Meski begitu, kau melakukannya dengan baik. Meskipun kau melewatkan beberapa lemparan, aku tidak percaya kau hampir menang tiga puluh banding satu…Itu adalah pertarungan bola basket tiga poin. Jadi, skor aslinya kira-kira sekitar sembilan puluh tiga. Haha, margin yang lebar adalah margin yang lebar.

> (Youshin): Yah, kurasa itu adalah atmosfer dan fakta bahwa lawanku menilai dia kalah.

Ya...Aku memenangkan pertandingan bola basktet melawan Shibetsu-senpai.

Tapi, kalau kau menilai itu dengan skor normal, itu akan menjadi kekalahanku.

Bagaimanapun, aku hanya punya satu lemparan tiga angka.

Sebelum pertandingan, aku meminta Shibetsu-senpai untuk menunjukkan semua kemampuan yang dia milikki kepadaku. Berdiri di sisinya, aku terus memperhatikan metodenya dan bertanya kepadanya .... sebanyak mungkin hal kepadanya.

Sebenarnya, tujuanku hanyalah untuk mengurangi stamina Senpai sedikit demi sedikit. Setelah itu, aku bahkan meminta dia untuk melatihku dengan tembakan tiga angka yang buruk, berharap itu akan mengacaukan penampilannya.

Menjadi kapten klub basket, dia biasanya sangat perhatian dan sabar terhadap anggota lain yang baru bergabung. Itu sebabnya, aku di ajari olehnya dengan hati-hati cara melempar untuk saat ini.

Dan setelah itu, aku mengerahkan seluruh kekuatanku pada lemparan pertama. Bagaimanapun juga, tujuanku adalah mencetak skor pada lemparan pertama..  dan itu tercapai.

... Yah, meskipun itu secara kebetulan aku bisa mencetak skor pada percobaan pertamaku, tetapi aku tidak melihat kekecewaan di wajah Shibetsu-senpai itu.

Seolah ingin membuat Shibetsu-senpai terpuruk, Nanami terus menyemangatiku dan itu tampaknya berhasil membuat Shibetsu-senpai kesal.

Namun, itu berlaku juga bagiku. Tidak mungkin aku bisa terus beruntung di pertandingan ini. Aku melewatkan semua sembilan lemparan berikutnya dan lemparan yang terakhir itu bahkan tidak mencapai ring.

Tapi meski begitu, Nanami terus menyemangatiku.

'Youshin, kamu keren sekali! Aku suka itu!'

... Itu membuatmu kesal, bukan?

Ah, sekarang aku memikirkannya, apakah hanya aku yang mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku menyukainya?

…..Apakah itu hanya halusinasi? Yah, tapi….satu nada itu memenuhi syaratku untuk menang.

Aku diberi handicap bahwa jika aku mencetak satu, aku akan menang. Setidaknya, pada saat itu, aku tidak kalah. Biasanya, itu akan menjadi hasil imbang yang terbaik.

Jika ada salah perhitungan sama sekali, Shibetsu-senpai akan membuat semua tembakan tiga angkanya meskipun dia seharusnya gelisah setelah itu. Senpai berhasil meraih delapan dari kondisi kemenangannya dalam waktu singkat.

Setelah sekitar dua puluh lemparan.. entah bagaimana aku berhasil memenangkan pertandingan meskipun mengikuti instruksinya dengan buruk dan lebih jauh lagi, Nanami mendukungku.

Dengan semua gangguan itu, sungguh menakjubkan melihat bahwa dia hampir membuat semua dari 30 lemparan tiga angkanya, termasuk 20 tembakan pertama, meskipun dia meleset dua di antaranya.

Aku sama sekali tidak punya pengalaman bermain bola basket. Jadi, aku tidak yakin .... Tapi, jika 20 poin pertamanya hanya pemanasan baginya atau poin sebanyak itu bukan masalah besar untuknya. Aku yakin, dia pasti memandang rendahku.

Dengan begitu, aku entah bagaimana berhasil menang. Dalam keadaan normal, itu akan menjadi imbang, bahkan jika handicap dihilangkan. Sebenarnya yang kurasakan adalah rasa kekalahan.

Namun, rasa kekalahan itu terhempas oleh kata-kata Nanami.

'Yay~... Youshin menang!'

Berdasarkan syarat terakhir yang aku berikan padanya. 'Biarkan Nanami yang memilih pemenangnya'. Dan yah, Nanami menilaiku sebagai pemenangnya.

Itu adalah hasil yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, tetapi Shibetsu-senpai menerimanya pada akhirnya.

> (Baron-san): Sungguh .... itu adalah kecurangan. Lagipula, jika dia yang akan membuat penilaian terakhir, itu berarti bahwa bahkan jika Canyon-kun praktis melakukan tembakan nol, dia masih akan menang.

> (Youshin): Yah, begitulah.

Tapi, kalau dia tertarik pada Shibetsu-senpai setelah pertandingan, hasilnya akan menjadi sebaliknya, apa pun situasinya.

Meski aku ragu bahwa Nanami akan membuat pilihan terhadap seseorang yang pernah dia tolak.. Tapi tetap saja, kupikir itu hanya masalah waktu saja.

Lagipula, lemparan tiga angkanya sangat bagus, bahkan aku.. anak laki-laki, tidak bisa tidak mengaguminya.

Karena hubungan ini adalah hubungan yang dimulai dari Batsu Game, tidak lebih, aku tidak tahu apa yang akan terjadi… Jadi, aku sedikit khawatir tentang hal itu.

... Yah, aku senang kekhawatiranku tidak terjadi.

Dan, serangan pelukan Nanami di akhir pertandingan luar biasa.... Mereka lembut, hangat dan aromanya sangat wangy.

Sejak saat itu, aku merasa senang, malu dan kesepian. Perasaan itu, aku tidak akan pernah melupakannya… Bagaimanapun juga, itu adalah pelukan pertamaku…

> (Baron-san): …..Hei, Canyon-kun. Apa kau ingat hal pertama yang aku katakan kepadamu?

> (Youshin): Hal pertama yang kau katakan padaku?

> (Baron-san): Benar. Seperti biasa, kau tidak pandai menebak, bukan begitu?

> (Youshin): Yah, itu hal pertama yang kau katakan padaku. Jadi, aku akan mengingatnya, seperti yang kau duga.

Setelah berbicara dengan Baron-san tentang hal itu, aku memilih untuk mengajaknya kencan. Dan…..dengan caraku sendiri, aku sudah berusaha untuk membuatnya menyukaiku…..kurasa?

Tapi, apa yang bisa kukatakan ... Tentu, aku berusaha untuk lebih berhati-hati dengan apa yang aku katakan dan lakukan sampai sekarang.

Apakah ada sesuatu tentang itu yang mengganggu Baron-san?

> (Baron-san): Tentang itu, kau, di sisi lain, bukankah kau jatuh cinta padanya?

Dengan setiap kata di layar ditampilkan, detak jantungku semakin cepat. Seolah-olah dia bisa melihatku, satu kata yang dia ucapkan tepat sasaran.

> (Baron-san): Oh, jangan salah paham. Aku tidak mengatakan ada yang salah dengan itu. Kalau kau menyukai pacarmu, kupikir itu hal yang sangat bagus.

> (Youshin): ……Begitukah?

Aku pikir dia akan menegurku tentang itu ... yah, aku tidak berpikir Baron-san akan mengatakan hal seperti itu. Tapi, mungkin sesuatu yang serupa di sepanjang garis itu.

Tapi, apa yang dia katakan selanjutnya membuatku terkejut.

> (Baron-san): Yah, dari pengamatanku. Gadis itu sudah jatuh cinta padamu, tidak peduli bagaimana kau melihatnya. Dan, yah ... kurasa perasaan kalian berdua sama. Jadi, kupikir tidak ada hambatan atau masalah dalam hubungan kalian.

> (Youshin): Eh!? Apa kau yakin.. dia.. menyukaiku?

> (Baron-san): Setidaknya, itulah yang aku dapat dari pembicaraan kita. Sebaliknya, kalau dia tidak menyukaimu, aku tidak akan bisa mempercayai semua wanita di dunia.

Eh? Serius!? Padahal kami baru pacaran selama tiga hari lho? Bagaimana aku bisa mencapai tujuanku begitu cepat?

Tapi… seandainya itu benar…aku sedikit…. tidak. Aku sangat senang.

> (Peach-san): Aku tidak sependapat dengan Baron-san.. Menurutku... dia pasti ...... hanya bermain-main denganmu.

Tiba-tiba, Peach-san memotong pembicaraan. Tidak, ini adalah obrolan online. Jadi, tidak ada yang bisa dia potong. Tapi tetap saja, pendapatnya membuat kepalaku menjadi dingin.

> (Peach-san): Sudah menjadi rahasia umum bahwa wanita adalah tipe mahluk hidup yang suka bermain-main dengan pria dan tertawa di belakang mereka..... Teman-temanmu menyeringai dan menertawakanmu, kan? Aku yakin mereka menertawakan Canyon-san karena mereka mengira kamu tidak tahu apa-apa....

Aku ingin tahu apa maksud dari perkataannya.

Kata-katanya negatif dan penuh dengan prasangka….jika aku mengingatnya dengan benar, teman-teman Nanami, Otofuke-san, Kamoenai-san, menyeringai padaku saat mereka melihat dari jauh.

Namun….

> (Youshin): Peach-san, aku menghargai perhatianmu itu. Tapi, menurutku dia bukan gadis seperti yang kau pikirkan. Jadi, tolong berhenti mengatakan hal buruk tentangnya.

Aku tidak bisa merasakan kebencian di balik senyum itu.

Selain itu.. para gadis juga mengatakan di awal bahwa mereka tidak akan mengungkapkan bahwa itu adalah permainan hukuman.

Jadi, kurasa senyum dari kedua temannya memiliki makna yang berbeda.

> (Peach-san): ... Maafkan aku, aku hanya khawatir denganmu, Canyon-san. Aku tidak bermaksud ....

> (Youshin): Tidak, tidak apa-apa.. Itu membantuku tetap tenang. Mulai sekarang, aku akan berusaha lebih keras untuk membuatnya menyukaiku.

Di satu sisi, masih terlalu dini bagiku untuk merasa sombong.

Kami baru pacaran sekitar tiga hari dan dia sangat mudah untuk di ajak bicara… Selama dia bukan 'Main Heroine' yang sering kau lihat, kurasa lebih baik untuk melihat ini sebagai bagian dari 'pacar ideal'.

> (Peach-san): ..... Maaf, aku harus pergi, ada hal yang harus aku lakukan..

Dengan meninggalan pesan itu, Peach-san keluar dari obrolan.

Meskipun cara dia mengatakannya kasar, tetapi aku yakin dia hanya mengkhawatirkanku. Mungkin, dia memiliki kenangan yang tidak menyenangkan tentang gadis-gadis.

> (Baron-san): Aku agak khawatir bagaimana kau akan menanggapi kata-kata Peach-san. Tapi, aku senang kau menerimanya dengan cara yang positif. Maaf, aku yakin dia juga tidak bermaksud buruk.

Baron-san menindaklanjuti untuk menggantikan hilangnya Peach-san. Aku tidak menyalahkannya, dia mungkin hanya merasakan hal yang sama denganku.

Setelah itu, pasti, dia akan menindaklanjuti dengan Peach-san. Dia benar-benar pria yang bisa diandalkan.

> (Youshin): Tidak, aku tidak keberatan. Selain itu, dia membantu mendinginkan kepalaku. Aku akan berusaha lebih keras lagi untuk meningkatkan kesukaannya padaku.

> (Baron-san): Kupikir kau tidak perlu khawatir tentang itu lagi ... yah, itu baik untuk menjadi positif dan tidak ada yang salah dengan melakukan upaya yang benar.

> (Youshin): Lalu apa yang harus aku lakukan untuk saat ini?

> (Baron-san): Akan jauh lebih keren jika kau tidak harus bergantung padaku terus. Maksudku, hampir semua saran yang kuberikan padamu itu aku dapatkan dari internet. Jadi, bagaimana kalau kau mencoba mencarinya sendiri?

Baron-san selalu mengatakan bahwa dia mengambil semua saran itu dari internet. Tapi, apakah itu benar?

Faktanya, aku sudah melakukan banyak penelitian di internet juga, meskipun ... tidak satupun dari mereka yang benar-benar cocok denganku.

Namun, apa yang dia katakan terdengar benar di hatiku. Itu juga cukup persuasif… Oleh karena itu, apapun yang terjadi, pada akhirnya aku akan selalu berpaling padanya.

> (Baron-san): Baiklah. Cobalah untuk menghiburnya besok. Setelah kejadian hari ini, dia mungkin masih merasa khawatir. Jadi, sebagai pacarnya.. kau harus menghiburnya.

> (Youshin): Khawatir, huh … aku menang. Jadi, kupikir tidak perlu ….

> (Baron-san): Dari sudut pandangmu, mungkin itu benar ...... Tapi, aku yakin... dia khawatir tentang hal itu, memikirkan akan ada lebih banyak pria di masa depan yang akan menantangmu untuk jenis permainan yang sama.

….Ah. Jadi, ada kemungkinan semacam itu.

Lalu... Apakah aku terburu-buru untuk menerima tantangan Shibetsu-senpai?

> (Baron-san): Aku hanya memiliki gambaran samar tentang dia dari apa yang telah kau katakan sejauh ini. Dan, yah.. kurasa dia mulai khawatir bahwa dia menempatkanmu dalam bahaya karena dirinya. Jadi, sebagai pacarnya... kau harus menunjukkan padanya bahwa dia tidak perlu khawatir soal hal itu.. yakinkah pacarmu itu.

> (Youshin): …..Begitu, kau benar sekali….. Terima kasih banyak.

Setelah pertandingan basket dengan Shibetsu-senpai, kami pulang bersama sambil bergandengan tangan. Tapi... jika dia benar-benar merasa khawatir jauh di lubuk hatinya….. 

Aku akan merasa sangat menyedihkan karena tidak menyadarinya.

> (Baron-san): Yah, dengan hasil kemenanganmu melawan Ace klub basket, aku yakin akan ada berbagai rumor yang beredar mengenai hal itu. Jadi, besok pasti akan dipenuhi dengan kedamaian, setidaknya itu yang kupercayai. Kau bisa menghabiskan waktu berdua dengannya. Ah, aku berbicara tentang kencanmu pada hari Minggu nanti..

> (Youshin): Oh, benar juga... untuk film yang ingin kami tonton. Aku akan berbicara dengannya dan memutuskannya.

> (Baron-san): Ya, lakukan itu.

Aku masih merasa gugup hanya dengan melihat kata “kencan”, tetapi itu juga agak menghibur.

Jika dia cemas... maka aku akan memikirkan sesuatu yang baik untuk dikatakan padanya besok. Aku tidak bisa mengandalkan Baron-san untuk yang satu ini.

Meskipun biasanya aku cukup berkonsentrasi pada game, aku terus memikirkan kata-kata yang harus kukatakan padanya besok ketika aku melihatnya.

….Ngomong-ngomong, setelah ini, Nanami mengirimiku banyak pesan, semuanya memujiku.

Meskipun aku dipuji begitu banyak, aku tidak bisa tidak merasa bersalah karena aku menang melalui cara kotor. Namun .... itu terpesona oleh kalimat berikutnya.

> (Baron-san): Oh, ngomong-ngomong, ketika dia memelukmu hari ini, bukankah seharusnya kau setidaknya meminta ciuman di pipi sebagai hadiah atas kemenanganmu?

Tidak, aku senang. Tapi, kalau aku melakukannya di sana, hatiku tidak akan bisa menerimanya, Baron-san…

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

Keesokan harinya…

Istirahat makan siang.

Aku terlalu naif, berpikir bahwa jika aku memenangkan pertandingan itu. Dia tidak akan kembali, tetapi ketika istirahat makan siang, dia muncul lagi.

“Astaga, seperti biasa.. kalian berdua samgat mesra, Misumai, Barato. Aku iri pada kalian.. Oh, bolehkah aku bergabung dengan kalian untuk makan siang?”

“Nggak. Aku ingin menghabiskan istirahat makan siang dengan pacarku. Tolong, pergilah dari sini."

“….Kalau kau mau, kursi di sebelahku kosong, Senpai.”

Shibetsu-senpai, yang senyum cerianya dihancurkan oleh Nanami, tampak putus asa seperti anjing yang dimarahi.

....Aku merasa agak kasihan padanya. Jadi, aku secara naluriah menunjuk ke kursi tepat di sebelahku. Berbalik, dia dengan senang hati duduk tepat di sebelahku.

“Youshin …”

“Tidak apa-apa, Nanami.. Kau bisa berpura-pura bahwa hanya kita berdua yang ada di sini.."

“Misumai……setelah tergerak oleh kebaikanmu, aku sedikit terkejut dengan pernyataan itu…….”

Sambil mengatakan itu, Shibetsu-senpau membuka kotak bentonya. Itu adalah kotak makan siang yang dua kali lebih besar dari milikku.

Melirik isinya…ayam goreng, steak hamburger, Yakiniku, Tonkatsu….itu adalah tampilan penuh daging dan kol yang diiris tipis di dalam kotak bento…nasinya juga luar biasa banyak.

Kebetulan kotak bentoku hari ini juga diisi dengan udang goreng untuk hidangan utama. Udang gorengnya juga cukup besar dan sama enaknya dengan yang disajikan di luar restoran.

Kemarin, dia tidak menanyakan apa pun kepadaku, seperti apa yang kuinginkan di bentoku. Jadi, aku menantikan untuk melihat masakan apa yang dia buat, tetapi ini jauh di luar dugaanku.

Sensasi membuka kotak bento, membuatku merasa seperti anak kecil lagi, tidak peduli berapa usiaku.

“Di keluargaku, udang goreng adalah standar dalam perayaan. Kotak bento ini untuk merayakan kemenanganmu kemarin.”

Begitu.. Jadi, ini alasan dia tidak menanyakan apa yang aku inginkan untuk bentoku.. 

Tepat di sebelahku duduk seorang Senpai yang kalah dalam permainan. Tapi, untuk saat ini jangan pedulikan dia.

“Ngomong-ngomong, Misumai… sejujurnya, hari ini… aku ada urusan denganmu.”

"Eh? Begitukah? Kalau begitu, bisakah aku menghabiskan makan siangku dulu?"

“Aku tidak keberatan…… Btw, Misumai.. maukah kau menukar satu tamagoyaki milikmu dengan beberapa irisan daging babiku?"

"Maaf, aku tidak mau.. Ini bentoku." [TN: Gud, Youshin.. babi itu haram]

Tanpa pikir panjang, aku langsung menolaknya.

Tentu saja, tidak mungkin aku menukar isi kotak bento yang dibuat Nanami untukku dengan orang lain.. meski hanya beberapa.

Kurasa Shibetsu-senpai hanya mencoba demi itu ... melihat bagaimana kepalanya terkulai dalam kekalahan.

"Jadi, Senpai, ada urusan apa kau datang ke sini?"

Nanami, yang tidak senang dengan Senpai dan senang aku menolaknya, bertanya. Melihat itu, senyum masam muncul di wajah Senpai.

“A-Ah, Barato-san…maaf mengganggu kalian berdua. Seperti yang kukatakan tadi, aku punya urusan dengan pacarmu, Misumai.”

Setelah pertandingan kemarin, Shibetsu-senpai telah mengubah cara dia memanggil Nanami dari "Nanami" menjadi "Barato".

Setelah kalah dalam pertandingan dan menyerah padanya, dia menebus kesalahannya atas apa yang terjadi. Namun, jika memungkinkan, aku ingin melihat kasih karunia itu ditunjukkan sedikit lebih cepat.

“Ada urusan apa denganku? Seharusnya pertandingan kemarin menjadi alasan kita berbicara, kan?"

"Ugh.. jangan terlalu dingin, kumohon.. Sederhananya, aku ingin kau berteman denganku, Misumai. Jadi, maukah kau bertukar nomor HP denganku?"

... Kenapa dia membicarakan hal seperti itu?

"Meskipun kemampuan basketmu di bawahku. Aku menghormatinh karena sudah mengalahkanku, kapten dari klub basket. Kau adalah pria yang pantas untuk Barato-san... Itu sebabnya, aku ingin berteman denganmu."

Kemenanganku didasarkan pada trik kotor, tidak lebih dari itu...Tapi ternyata, itu dianggap sebagai hasil dari kompetisi yang layak untuk Senpai.

... Hmmm, mungkin orang ini tulus, baik atau buruk. Hati nuraniku sedikit tergerak.

“Selain itu… jika aku berteman denganmu, aku mungkin bisa sedikit lebih dekat dengan Barato-san sebagai teman.”

Kembalikan apa pun hati nuraniku yang tersisa, meskipun itu sedikit menyakitkan. Untuk mengatakan sebanyak itu, orang ini harus jujur ​​pada suatu kesalahan. Seperti yang kupikirkan, dia idiot.

Aku benci mengatakan ini tentang Shibetsu-senpai, dia tinggi, tampan dan kapten dari klub basket. Tapi dia adalah personifikasi dari karakter bodoh, pria ini.

"(Shibetsu-senpai.. dia itu cuma hebat dalam hal bola basket dan payah dalam beberapa hal. Nah, itulah yang membuatnya popular di kalangan gadis-gadis.)"

Tiba-tiba, aku mendengar Nanami berbisik di dekat telingaku. Kata-kata yang keluar dari mulutnya dan napasnya yang menggantung di telingaku membuat tulang punggungku merinding yang berbeda dari keterkejutan.

Apa ini? Apa sensasi kesemutan yang menyenangkan ini?

Aku hampir menjatuhkan kotak makan siangku tetapi berhasil menahannya.

... Tidak, ini terlalu berbahaya.

Aku tidak menyadari betapa lebih merusaknya mendengar suara yang lembut dari dekat daripada berbicara di telepon….. Sensasi nafas yang menggelitik yang tak terlukiskan mengenai telingaku… kupikir itu akan menjadi kecanduan. Aku masih memiliki perasaan itu di punggungku. Sepertinya aku membuat penemuan baru hari ini.

Di sisi lain, sepertinya Nanami tidak menyadarinya.

“(Ah, aku baru ingat.. Nanami, dia sama sekali tidak membuat naluri keibuanmu muncul, kan?)"

Karena aku tidak memiliki keberanian untuk mendekatkan wajahku ke telinga Nanami, aku berbisik padanya dengan suara rendah.

“(Tidak sama sekali.. Saat dia mengaku padaku, dia juga melihat ke arah dadaku.. Itu menjijikan, aku tidak punya perasaan apapun terhadapnya..)"

Itu komentar yang kasar.

Dia tertawa dan memaafkanku saat aku melihat dadanya. Tapi, kenapa dia begitu kasar padanya?

Yah, itulah mengapa aku berada di tempatku hari ini. Jadi, aku harus bersyukur bahwa Shibetsu-senpai melihat dadanya dan dibencinya. Aku melihat wajah Nanami lagi dan rasa terima kasihku kepada Senpai diperkuat.

“Um, Misumai? Bagaimana? Apa kau mau menjadi temanku?"

“Yah…. Aku tidak keberatan berteman denganmu, Senpai. Tapi, aku tidak akan menyerahkan Nanami padamu."

“Santai saja, aku tahu itu. Aku tidak memiliki niat untuk melawanmu demi mendaptkan Barato-san lagi. Aku akan mencari cintaku yang lain."

Mencari cintamu yang lain …Apa itu berarti dia tidak memiliki perasaan lagi pada Nanami?

Tidak, aku pikir dia mencoba menjalin pertemanan denganku sebagai salah satu cara untuk melakukannya.

... Yah, itu hanya firasatku saja, tidak lebih.

Setelah itu, aku bertukar nomor HP dengan Senpai.

Ah, aku lupa bahwa saat ini ikonku masih sama dengan karakter gameku. Tapi, siapa yang peduli.. toh, Nanami juga tidak mempermasalahkannya.

Jadi, aku memutuskan untuk tetap menggunakannya.

Di sisi lain, Shibetsu-senpai menggunakan bola basket sebagai ikonnya.

“Baiklah, karena urusanku di sini sudah selesai. Jadi, aku permisi dulu.. Maaf, mengganggu waktu kalian.. Ah, benar juga.. Apa kau tertarik untuk bergabung dengan klub basket, Misumai?"

"Tidak, terima kasih."

"Begitu? Bisakah kau memberitahuku alasanmu?"

"Yah, jika aku bergabung dengan klub basket. Itu hanya akan mengurangi waktu yang kumiliki dengan Nanami."

Itu adalah fakta, meskipun aku kurang atletis. Tapi, aku tidak ingin mengurangi waktu yang kumiliki dengan Namami. Lagipula, saat ini.. aku ingin membuatnya mencintaiku lagi dan lagi.

"Aku iri padamu. Tapi, yah.. baiklah.. Kalau kau butuh sesuatu.. aku selalu siap untuk membantumu. Dan juga, kalau kau ingin bermain basket, klub basket selalu terbuka untukmu, datanglah kapanpun kau mau.."

"Terima kasih, Senpai. Akan kupikirkan lagi."

Setelah itu, Shibetsu-senpai pergi dengan senyum khasnya. Setelah berbicara sebentar, aku menyadari bahwa dia mungkin tidak seburuk yang kupikirkan sebelumnya.

... Apa aku terlalu naif untuk berpikir begitu?

Setelah Shibetsu-senpai pergi dari sini, beberapa siswa perempuan pergi dari sini seolah-olah mereka mengikutinya dari awal.

... Yah, kurasa dia akan menemukan cinta barunya lebih cepat dari yang dia harapkan.

Dan, setelah Senpai pergi, kami kembali melanjutkan makan siang kami.

"Akhirnya pengganggu itu sudah pergi... Youshin mungkin lebih senang berbicara dengan Senpai itu, kan.." kata Namami dengan pipi cemberut.

... Ah, aku tahu perasaanmu.. Pasti tidak menyebalkan diganggu oleh orang lain ketika kau ingin berduaan dengan pacarmu, kan?

Namun, untuk beberapa alasan, sepertinya aku tidak bisa membenci Senpai itu. 

Mungkin karena kepribadiannya atau sebagainya. Tapi, cara dia mengakui kekalahan mirip dengan sesuatu di manga Shonen, yang menumbuhkan perasaan persahabatan dalam diriku.

“Maaf 'ya, Nanami.. Apa aku membuatmu khawatir..?"

".... Tidak, bukan itu. Hanya saja, aku tidak senang melihat Youshin berbicara dengan Senpai."

Nanami berbalik ke arah lain, cemberut, tampak tidak senang.

Bagaiamana aku mengatakan ini? Dia imut sekali .... 

Tapi untuk beberapa alasan, dia tampak mengkhawatirkan tentang suatu hal saat aku menatapnya.

Mungkin ini hanya imajinasiku…Tapi, bukankah ini saat yang tepat bagiku untuk mengatakan kalimat yang kupikirkan kemarin?

Tidak… Apakah aku benar-benar akan mengatakannya? Meskipun aku memikirkannya sendiri… Jujur, ini sedikit….. tidak, ini cukup memalukan. Tidak, tapi… sekarang atau tidak sama sekali.

“Kau tidak perlu khawatir, Nanami. Bahkan jika seseorang mencoba mengambilmu dariku seperti kemarin, memperlakukanmu seperti hadiah, seperti yang dilakukan Shibetsu-senpai... Aku akan melakukan yang terbaik untuk mengalahkan orang itu.. Aku tidak akan pernah melepaskanmu, apapun yang terjadi.”

Ugh…bahkan jika aku mengatakannya sendiri, kalimat ini terlalu….

Astaga, aku mulai merinding. Tidak…tetap tenang…setidaknya, tetap tenang sampai kau mendengar jawaban darinya….bertahanlah….!!

“Y-Youshin…”

Aku mendengar suara Nanami. Itu adalah suara kecil, di mana dia bergumam…dan kemudian…..

“Pfft…”

Dia tertawa terbahak-bahak.

“Ahahaha!! Muu! Ada apa dengan kalimat itu, bukankah itu terlalu keren!? Seperti yang kupikirkan, Youshin jauh lebih baik daripada Senpai itu. Pacarku memang yang terbaik.. Um, ada apa Youshin? Wajahmu merah lho?"

Aku meletakkan tanganku di pipiku. Entah bagaimana, seluruh wajahku menjadi merah padam tanpa aku sadari. Setelah menyadari itu, wajahku menjadi semakin merah.

....Lalu aku menatapnya dan melihatnya tertawa...lalu aku perhatikan, telinga Nanami juga berwarna merah cerah.

".... Kau juga.. wajahmu merah bahkan sampai ke telingamu. Apa kau senang mendengarnya dariku?"

"Muu, bukankah itu sudah jelas!? Lagipula, tidak ada gadis di dunia ini yang merasa tidak senang jika pacar mereka mengatakan sesuatu yang keren!"

Astaga… gadis ini benar-benar imut...

Terlebih lagi, situasi ini sepenuhnya bertentangan denganku. Aku tidak berpikir aku bisa menang. Saat kami makan siang kami bersebelahan, wajahku tetap merah padam, begitu juga dengan Nanami.

Untuk mendapatkan serangan balik, hanya karena aku membuat sedikit kesalahan dalam waktu apa yang akan kukatakan, tiba-tiba, dia mulai menyenggolku di sisi.

"Nee, Youshin.. Apa kamu mau makan bentoku?"

Mengatakan itu dengan nada yang agak monoton, Nanami mengulurkan tamagoyaki dari kotak bento berukuran sedang. Dalam kotak bento berukuran sedang, tamagoyaki itu adalah makanan yang sangat kusukai.

Dia mengalami kesulitan mengambilnya dengan sumpitnya dan menawarkannya kepadaku.

"Eh? Apa tidak apa-apa?"

"M-Mn.. tidak apa-apa. Aku sudah kenyang. Jadi, kamu bisa memakannya..."

…. B-Begitu, yah.. jika dia bilang begitu. Maka, aku tidak punya pilihan lain.

Segera setelah itu, aku memakan tamagoyaki yang dia tawarkan padaku. Rasanya enak sekali dan dengan lembut menyebar di mulutku. Tentunya, ini adalah caranya berterima kasih padaku.

Melakukan sesuatu seperti ini saja sudah membuatku malu, tetapi itu juga membuatku senang.

Dan, setelah menyelesaikan makan siangku, aku menyerahkan kotak bento itu kepada Nanami… dia menempel di dekatku.

Sambil menyilangkan tangannya, dia menyandarkan berat tubuhnya ke tubuhku. Meskipun ini terasa nyaman bagiku, tetapi ini juga membuatku merasa sedikit malu dengan bagaimana orang-orang di sekitar menatap kami.

“N-Nanami….?”

"I-Ini hadiah dariku karena kamu mengatakan sesuatu yang sangat keren. Kita bisa tetap seperti ini sampai akhir istirahat makan siang dan mengobrol.”

“…..Bagaimana dengan teman-temanmu?”

"Mereka berdua mungkin sedang menghabiskan istirahat makan siang dengan pacar mereka. Jadi, mereka mungkin keluar dari sekolah lagi."-

"Masih menjadi misteri tentang pacar mereka itu. Tapi, yah.. siapa yang peduli. Lebih penting lagi, aku ingin menghabiskan waktuku dengan Nanami."

"Mn, aku juga!"

Melihat senyum cerah di wajahnya saat dia meringkuk di dekatku, aku lega bisa mengatakan kalimat itu padanya, meskipun aku malu.

“Youshin, kamu sangat hangat. Rasanya sangat nyaman dan hangat berada di dekatmu.”

"Kau juga, Nanami.."

Dan istirahat makan siang berlalu dengan damai.

…. Setelah istirahat makan siang. Apa yang terjadi di atap menjadi topik yang banyak dibicarakan di kalangan para gadis... Tentang seorang pria dengan lantangnya mengatakan hal-hal memalukan seperti itu dengan ekspresi serius di wajahnya … Pada saat itu, aku sedikit menyesalinya ...




|| Previous || Next Chapter ||
20 comments

20 comments

  • Six-S
    Six-S
    11/5/22 22:56
    sangat merusak bjiir
    Reply
  • Zexdexz
    Zexdexz
    15/4/22 14:52
    Hmm apakah temannya Yuri😅
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    23/3/22 20:55
    Penuh gula, walaupun sudah tetep semangat ya min nge-tl nya!!
    • Unknown
      Unknown
      23/3/22 21:26
      Penuh gula, walaupun susah tetep semangat ya min nge-tl nya!!
    Reply
  • Fyuumn.
    Fyuumn.
    20/3/22 08:19
    lanjut
    Reply
  • aalizilaa
    aalizilaa
    19/3/22 19:07
    sangat uwu
    Reply
  • Khafidz
    Khafidz
    19/3/22 11:46
    ancrits banget youshin
    Reply
  • Foxy
    Foxy
    19/3/22 08:05
    Gula banget ancrit, bisa bisa kena diabetes gw bacanya
    Reply
  • Yntkts
    Yntkts
    19/3/22 04:59
    Mati diabetes
    Reply
  • Zaq
    Zaq
    18/3/22 21:31
    Penasaran gue ama peach san. Kayak nolak hubungan Mc
    Reply
  • 8man
    8man
    18/3/22 20:37
    Ty udh tl min
    Reply
  • AegisForm
    AegisForm
    18/3/22 18:47
    This comment has been removed by a blog administrator.
  • Oniscorn
    Oniscorn
    18/3/22 18:12
    Lanjut
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    18/3/22 17:32
    semangat terus min....
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    18/3/22 16:09
    Ahh mataku perih melihat ke uwu an ini
    Reply
  • Just Human
    Just Human
    18/3/22 15:47
    Meresahkan 🗿
    Reply
  • Games online recommended
    Games online recommended
    18/3/22 15:19
    Lanjutkan min....
    Reply
  • DyArdh
    DyArdh
    18/3/22 15:06
    Arrgh panas
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    18/3/22 14:53
    ugh ..... manis sekali
    Reply
  • Zae
    Zae
    18/3/22 13:49
    Keturunan Yuya dan kaede😂👍
    Reply
close