NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kare to Hitokui no Nichijou V1 Chapter 1 Bahasa Indonesia

Chapter 1: His Life and man-eater


Part 1

Jarak yang aku tidak ingin ambil semakin dekat. Tidak masalah seberapa besar keinginanku untuk tidak maju, selama kakiku masih di tanah, tubuhku akan secara otomatis bergerak maju ... dan sebelum saya menyadarinya, aku sudah berada di depan rumahku.

 "Ada Orang tuaku ada di rumah ini."

Di pintu. Tooya berkata, sementara dengan ragu-ragu.. ia membuka pintunya. Dia takut jika dia tidak menyebutkan orang tuanya berada di dalam, Kuroe akan memakan mereka.

 "Hmmm.."

Kuroe mengangguk. Dia saat ini dalam bentuk manusia, bukan serigala raksasa. Pakaian yang dikenakan Kuroe dibeli oleh Tooya dalam perjalanan pulang. Awalnya Tooya meminjamkan jaketnya, tetapi berjalan di kota dengan Kuroe yang setengah telanjang itu tidak perlu, lebih tepatnya dia hampir telanjang, dan ini tidak baik untuk hati dan pikiranku…. tapi untungnya tidak ada orang lain yang melihat.

 "Lagipula itu bisa jadi masalah."

Jika aku memberi tahu mereka bahwa temanku akan bermain di rumah, kupikir alasannya cukup .... Aku bermaksud membuat Kuroe menetap di rumahku. Bahkan jika aku bersikeras bahwa kami adalah sepasang kekasih yang telah menjanjikan cinta mereka untuk saat ini dan masa depan, secara akal sehat aku pikir tidak akan ada orang tua yang akan segera menerima alasan semacam itu.

 "Lalu, haruskah aku memakannya?"

... Wajah Too Ya tiba-tiba menjadi pucat. Sementara Kuroe mulai tersenyum.

 "Cuma bercanda."

Jangan bercanda dengan jawaban seperti itu, itu hampir membuatku terkena serangan jantung.

 "Aku tidak akan berani melakukan itu selama Master masih hidup."

Maka aku berharap kau tidak datang ke rumahku, kata Tooya di dalam hatinya.

 "Yah, bagaimana jika aku menggunakan sihirku untuk berbohong kepada orang tua, Master?"

 "Sihir ...., Sihir apa?"

 "Tentu saja, ilmu hitam. Aku seorang iblis yang telah hidup lama jadi aku tahu beberapa jenis ilmu hitam hipnosis. "

Mustahil. Tidak peduli berapa kali serigala bermutasi, mustahil bagi serigala belaka untuk belajar ilmu hitam bukan? Aku akan lebih yakin jika ini adalah sesuatu yang berhubungan dengan mitologi Norse.

 "Keajaiban yang akan kugunakan pada orang tua Master adalah semacam sihir hipnosis yang akan mengubah ingatan orang tuamu. Ah jangan khawatir itu tidak akan memiliki efek samping.."

Saat dia berkata begitu, Kuroe langsung mendekati pintu.

 "Ah, tunggu sebentar ...."

Aku mengejarnya dengan terburu-buru. Pintunya terkunci, aku tidak melihatnya membukanya dengan paksa jadi aku agak lega.

 "Biar aku saja yang buka.."

Aku mengambil kunci dari sakuku dan membuka pintu.

  "Aku pulang.."

Setelah masuk rumah, aku langsung memeriksa rak sepatu. Sepatu yang sering digunakan ayahku ada disana, itu berarti mereka sudah pulang. Lampu ruangpun sudah di nyalakan, sepertinya mereka berdua ada di sini. Kalau jam segini mungkin mereka sudah makan malam duluan.

 "Maaf mengganggu."

Tanpa berpikir setelah mengatakan itu dengan sopan, Kuroe masuk.

 "Mereka orang tua Master, kan?"

Tapi mengesampingkan itu, tidak ada yang berubah di wajah orang tuaku.

 "Ah, tunggu.."

Aku mengejarnya saat itu.. tapi saat ini aku tidak bisa mengejar dan pintu terbuka di ruang keluarga.

 "Oh, selamat datang kembali..?"

Suara ibuku, kata terakhir berubah menjadi nada bertanya karena ada seseorang berdiri di sebelah Tooya.

 "Aku pulang."

Aku menyela secepat mungkin.

 "Oh, Tooya.. temanmu?"

 "Um, ini.."

Tooya hanya mengangguk sambil mempertimbangkan apa alasan yang harus dia buat.

*plak*

Kuroe menepuk tanganya.

 "Eh..?"

Mereka menghembuskan nafas. Setelah mendengar suara tepukan itu, mata orang tuaku tiba-tiba menjadi kosong. Ekspresi mereka terlihat membeku.

 "Hei, apa yang kau.."

 "Tenanglah sebentar."

Dia menyelaku.

 "Kalian berdua sudah mengenalku." kata Kuroe pada orang tuaku.

 "Kami sudah mengenalmu.." orang tuaku merespon dengan tatapan kosong.

 [[Aku Kuroe.. putri kolega kalian yang dipercayakan pada kalian untuk alasan tertentu]]

 [[Kau Kuroe.. putri kolega kami yang dipercayalan pada kami]]

 [[Apa kalian punya pertanyaan mengenai itu?]]

 [[Tidak, kami tidak punya]]

 [[Apa kalain meragukanku]]

 [[Kami tidak meragukanmu]]

 [[Apa kalian ada masalah dengan perilakuku]]

 [[Tidak ada]]

*plak*

Kuroe menepuk tanganya sekali lagi. Sesaat setelah itu, mata orang tuaku kembali normal.

 "Yah, selamat datang kembali Tooya.. Kuroe-chan juga.."

Seolah-olah dia telah menyambutku seperti biasa, terlebih lagi ayahku bertindak seperti dia sudah akrab dengan Kuroe.

 "Kalian berdua bisa bermain sesuka kalian, tapi jangan pulang telat  karena kau putri tercinta kolegaku. Kalau sesuatu terjadi kami akan dapat masalah."

Dia seperti menegur kami dan matanya tertuju padaku.

 "M-Maafkan aku.. kami akan lebih berhati-hati."

Karena terkejut, Tooya menjawab sebagai respon. Kuroe telah menghinoptis mereka tapi, kalu dipikir-pikir efeknya jauh berbeda dari hipnotis biasa. Biasanya tidak sesimpel ini.

 "Oh sayangku, mengapa aku membuat makanan hanya untuk 3 orang saja?"

Ibuku terkejut saat melihat meja makan. Tapi dia tidak salah, karena beberapa saat lalu hanya untuk 3 orang. Sebelum Kuroe datang sebab itu makanya menjadi kurang.

 "Oi oi, lalu makanannya tidak cukup kan?"

Tapi ayahku tidak memyadari itu.

 "Maafkan aku.. Kuroe-chan ini tidak disengaja."

 "Jangan khawatirkan hal itu."

Kuroe menjawab dengan rendah hati kepada ibuku yang meminta maaf terus-menerus.

 "Aku sudah makan malam dengan Tooya.. kami menghubungi Anda tapi tidak tersambung."

 "Oh, jadi begitu." ibuku tersenyum.

 "Ah benar juga.. bagaimana kalau aku menyimpan sisa makan malam untuk dijadikan bekal buat besok..?"

 "Hmm, itu lebih baik daripada terbuang. Aku akan menunggu bekal untuk besok."

Setelah mengatakannya dia tersenyum.

 "Kalau begitu, kami akan kembali ke kamar."

Tanpa memyia nyiakan waktu, Tooya menggenggam tangam Kuroe dan pergi dari ruang keluarga. [[Mereka berdua sangat cocok satu sama lain]] suara itu terdengar bergema di belakang, sepertinya mereka tidak mencurigai Kuroe.

 "Nah, dimana kamar Master."

Setelah sampai ke lantai dua, Kuroe berbalik dan menatapku.

Wajahnya yang menyeringai, mengingatkanku pada kejadian kemarin.

————

Part 2 

Kamar Tooya cukup besar. Di kamarnya ada meja, komputer dan TV. Ada beberapa rak buku berbaris di dinding dengan tempat cukup besar. Sebagai tambahan di depan TV ada ruang kosong untuk kau berguling-guling di sana. Karena dia anak tunggal, orang tuanya membuat kamarnya menjadi besar saat pembangunan.

Oleh karena itu, walaupun ada dua orang di kamar ini tidak akan merasa kesempitan. Tapi tetap saja berbagi ruang dengan orang lain akan merepotkan bagi Tooya. Apalagi seorang gadis.

 "Baiklah, mulai hari ini aku akan tinggal disini."

Kata Kuroe setalah melihat sekeliling.

 "Tidak buruk juga."

 "Apa maksudmu?"

Tooya bertanya dengan rasa takut.

 "Jangan bilang kau juga akan tinggal di kamar ini..?"

 "Kenapa tidak.."

Kuroe membalas pernyataanya, seolah-olah dia mengatakan [[Apa ada masalah]].

 "Tidak, tidak, tidak.."

Serius. Meskipun aku harus satu atap denganya tidak masalah bagiku, tapi kalau tinggal di kamar yang sama itu terlalu berlebihan. Kamar ini begitu spesial bagiku karena kamar ini adalah tempat dimana aku bisa menenangkan diri,  mengizinkan orang lain menetao di sini denganku itu tidak mungkin.. serta alasan lainya dia bukanlah manusia bisa jadi tidak mungkin, kan..?

 "Hmm, jadi Master tidak mau aku tinggal di sini ya..?"

 "Yah, ya.."

Mengesampingkan ketakutanya pada Kuroe dia mengangguk.

 "Yah, jadi begitu."

Dipikir-pikir Kuroe akan mundur dengan mudah.

 "Kupikir aku akan menetap disini denganmu..  tapi kalau Master menganggap ini merepotkan. Aku tidak kepiran melihat tempat lain di luar."

 "Maksudmu..?"

Tooya tidak mengerti arti 'menetap disini demi dia'.

 "Seperti yang kukatakan tadi, aku ini adalah pelayanmu Master aku harus mematuhi perintahmu. Jadi, kalau aku ditempat di mana kau tidak bisa melihatku, aku bisa melakukan apapun sesukaku.."

Dia berkata, sambil menyeringai.

 "Kalau Master mempercayaiku, aku tidak akan mempermasalahkanya, kau tahu.."

 "Tunggu.."

Tooya tiba-tiba menghentikan Kuroe.

 "Aku mengerti, kau bisa tinggal di sini.."

Kata Tooya dengan nada terpaksa. Dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi padanya, karena barusan mengingat identitas Kuroe yang sebenarnya sudah membuatnya menggigil.

Pertama membawanya kesini adalah pilihan yamg buruk. Itu bukanlah masalah yang bisa ditertawakan lagi, terutama kalau di sana ada seseorang yang melihat Kuroe melakukan tindakan pembunuhan dengan memakan manusia saat Tooya tidak melihatnya dengan matanya.

 "Hmm.. kupikir aku harus melakukan itu.. aku tidak bisa melawan Master.."

Katanya dengan penuh pesoma sambil menyeringai. Meskipum begitu, dia sama sekali tidak terlihat kecewa. Tapi wajahnya nampak dia ingin melakukan ini dari awal.

 "Kau akan.. mematuhi perintahku, 'kan?"

 "Tentu saja.."

Kuroe mengangguk, tapi tentu saja Tooya masih belum sepenuhnya mempercayainya. Tooya dan Kuroe sudah membuat perjanjian. Itu sebabnya Kuroe adalah budak yang harus ada di keingiinan Tooya. Karena dia telah mengetahui identitas aslinya, identitas asli Kuroe yang seeokor Serigala raksasa tak terkalahkan.. dia tidak bisa menerima fakta itu.. tapi dirinya tidak yakin akan hal tersebut. Siapa tahu kalau Kuroe hanya berbohong padanya.

 "Kalau aku tidak memberikan keuntungan, aku tidak bisa membuktikan apakah aku berbohong atau tidak padamu, Master?"

Sekali lagi, dia membaca pikiranku. Meskipun aku memerintahkannya untuk tidak membaca pikiranku. Aku tidak yakin apakah dia bisa melakuanya atau tidak. Aku akan berterima kasih kalau dia bisa menutup mulutnya setelah membaca pikiranku.

Ketika aku ingin memberikan perintah kepadanya. Aku harus memberikan perintah dimana dia tidak bisa menyangkal mendapatkan perintaj seperti itu. Tapi aku tidak bisa membayangkan sesuatu seperti itu karena aku tidak cukup pintar. Kalau aku memberitahunya untuk mati, kupikir dia pasti akan menolaknya.. pada akhirnya aku harus memberikan perintah yang aman.

 "Tanpa persetujuanku, kau tidak bisa pergi terlalu jauh dariku.. itu perintahku..!"

Supaya meyankinkan, Tooya memintanya dengan nada tegas.

 "Aku mengerti, Master."

Kuroe menyeringai, mengangguk dengan perintah itu. Sepertinya dia sudah menduga perintah seperti itu? Pikir Tooya.. sudah terlambat untuk menarik perintahnya.

 "Sepertinya kau lebih tenang dari sebelumnya."

Tiba-tiba dia mengatakan itu, tapi mungkin dia benar.. berbeda dari pertemuan pertama mereka. Dia sekarang sudah bisa berpikir lebih jernih daripada sebelumnya. Tentu saja rasa takut padanya masih ada, tapi agar pikiranya lebih tajam. Dia bertindak lebih tenang, lalu pertanyaan tertentu menyembul dalam pikiranya.

 "...Aku ingin menanyakan sesuatu."

 "Um, apa.."

 "Kau.. Kuroe, Kau itu apa? Siapa kau sebenarnya?

 "Seorang iblis."

Dia langsung menjawab.

 "Seorang monster..?"

 "Bukan, itu berbeda dari imajinasimu Master."

Iblis... Monster dan sebagainya.

 "Kenapa kau ada di sana, saat aku di keroyok?"

 "Itu cuma kebetulan." katanya.

 "Aku disegel di tempat itu pada siang hari.. dan aku mengambil keuntungan dari situasi tersebut."

Kuil kecil yang berada di bantaran sungai, meskipun ingatannya mengatakan itu Kuil kecil. Dia masih ingat kalau Kuil itu setengah terkubur di dalam tanah dan nampak seperti gumpalan, tapi item suci yang seharusnya ada disana sudah tidak ada. Jadi itu semacam Kuil aneh.

 "Benar, di tempat itulah aku disegel."

Dengan kata lain iblis yang tersegel di tempat itu terbangun dan membuat sebuah perjanjian dengan manusia.. ini mirip seperti cerita di Manga saja. Kenyataanya, dia tidak pernah berpikir kejadian ini akan terjadi padanya.

 "Um, kenpa kau di segel..?"

 "Kau lihat sendiri kan, kalau aku ini pemakan manusia."

Jawabanya sangat tidak beralasan.

 "Manusia itu aneh.. tapi tidak bagi Monster yang di segel, kan? Setelah ratusan tahun berlalu segel itu melemah dan aku bisa bertemu demganmu, Master."

Pengaturan situasinya sangat memguntungkan baginya, tambah Kuroe.

 "Berkatmu aku bisa keluar dari tempat itu.. sekali lagi aku ingin berterima kasih padamu."

Dia mengatakan itu sambil tersemyum, singkatnya Tooya telah mengeluarkan dia dari kuil itu, tempat di mana Kuroe tersegel hanya mengingat kenyataan itu membuatnya sakit kepala. Tiga orang sudah menjadi korbanya dan itu akan bertambah lagi mulai dari sekarang.

 "Jangan khawatir, kau tidak perlu takut Master." katanya.

 "Pada akhirnya, di dunia ini manusia akan mati, kan? Aku hanya menolong mereka mati lebih cepat, itu saja."

Dia tersenyum, tapi tetap saja kehadiran atau tidaknya dia saja menjadi maslah besar.

 "Yah itu tergantung Master, siapa yang mau mati lebih dulu."

Dia mengatakan itu, sambil mengela nafas.

 "Nah, saatnya bagiku untuk tidur."

 "Ehh.."

Tooya tiba-tiba mengeluarkan suara.

Tooya tidak berpikir akan mengatakam itu secara tiba-tiba, itu terlalu awal untuk tidur di jam ini.

 "Mungkin karena aku baru saja terbebas dari segel.. jadi aku merasa mengantuk."

[[Mungkin karena tubuhku belum terbiasa dengan dunia luar, kata Kuroe]]

 "Banyak hal yang terjadi dan itu membuatmu lelah, kan? Kenpa kau tidak tidur juga, Master.?"

 "Benar juga.."

Sekali lagi, aku menyadari kepalaku sepertinya terasa berat.. mungkin aku benar-benar kelelahan mental daripada fisik. Aku selalu khawatir sejak kemunculannya, jadi itu hal biasa bagiku setelah ini.

 "Aku mengerti, aku akan tidur juga."

Kalau aku bisa jujur, aku ingin menanyakan lebih banyak lagi denganya. Tapi kesadaranku mengatakan hal lain. Tidak asa gunany aku bertany pada Kuroe saat pikiranku tidak berfungsi saat ini.

 "Um.,"

Pada saat itu, dia mulai melepaskan pakaiannya.

   

 "Hei.!?"

Pada saat yang sama Tooya merasa gelisah dengan apa yang di lakukan Kuroe secara tiba-tiba. Setelah Kuroe selesai melepaskan semua pakaiannya... Tooya mengingat sesuatu, dia lupa membelikan pakaian dalam untuknya. Karena dia sebenarnya sangat malu jika membeli pakaian dalam seorang gadis sendiri.

 "Kalau begitu, aku akan tidur duluan Master."

Setelah itu dia menghadap ke tempat tidur tanpa sehelai pakaian yang melekat pada tubuhnya.

 "Hei.. tunggu sebentar."

 "Hmm, ada apa.?"

Kuroe berbalik bahkan dia tidak menutupi tubuh telanjangnya. Melihat itu Tooya berbalik ke arah lain dengan tergesa-gesa. Tubuhnya yang gemulai tercemin di ujung pandanganya sudah cukup untuk membuat seorang pria melihatnya, di tambah lagi dua tonjolan lembut yang terlihat seperti masih dalam pertumbuhan.. 'Uh aku harus melihat tubuh telanjangnya lagi' dia mengunci kata-kata itu di dalam hatinya. Tapi matanya masih ingin melihat tubuh telanjangnya lagi.

 "Ke-Kenapa kau telanjang.."

 "Hmm..?"

Kuroe memiringkan kepalanya dengan kebingungan.

 "Apa ada tang salah denganku."

 "Tentu ada!"

Karena kau telanjang.

 "Seperti yang kau tahu, Master. Aku ini setengah iblis jadi, hal biasa bagiku tidak mengenakan pakaian apapun. Tentu saja aku dengan baik memakai pakaian ketika di depan orang lain.. tapi tidak saat aku ingin tidur, tidak masalah kan..?"

 "Tidak, mungkin ada benarnya juga untuk itu.."

Ya atau tidaknya bujukan adalah hal yang berbeda.

 "Lalu apa salahnya.. hmm."

Dia mentap Tooya dengan rasa ingin tahu, tapi kemudian Kuroe sadar akan situasinya dan membentuk senyum lebar di wajahnya.

 "Apa Master meresa terangsang melihat tubuh telanjangku..?"

 "A-Apa..?"

Wajahnya memerah ketiak dia mendangar itu dari mulut Kuroe.. melihat reaksi Tooya senyum di wajah Kuroe bahkan menjadi lebar.

 "Aku? Itu tidak benar.."

 "Hou, lalu kenapa kau tidak melihatku.."

 "Karena ada etika dan moral di negeri ini."

 "Aku tidak keberatan ★"

Dia mengatkan itu dengan yakin dengan senyum menggoda.

 "Aku milikmu, Master.."

Perlahan, dia mendekati Tooya. Kuroe memegang wajah Tooya sehingga tatapan matanya tidak berbalik ataupun kabur darinya. Kuroe terus mendekatkan wajahnya lebih dekat lagi sampai tepat di depan wajah Tooya. Wajah Tooya tercemin penuh di depan matanya, lalu dia berbisik.

 "Oleh karena itu, apapun keinginan Master aku dengan senang hati akan memberikanya.."

 "Ap-Apa maksudmu..?"

 "Apapun keinginan yang Master mau, kau bisa memintaku melakukan ini dan itu.."

Kuroe kembali memasang senyum menggoda. Sama seperti apa yang Tooya bayangkan, wajahnya sendiri menjadi lebih merah.

 "Jadi, apa perintah untukku..?"

 "T-Tidak ada.."

Tooya berteriak.

 "Tidak ada perintah apapun, jadi cepat pergi tidur! Tidak masalah tanpa pakaian juga! Tidak usah pikirkan aku.."

 "..Hee membosankan."

Dia menggumamkan itu seolah-olah kesenanganya terpotong. Dia melepaskan tanganya dari wajah Tooya dan pergi ke tempat tidur.

 "Karena kau menyuruhku tidur.. aku akan tidur."

Kemudian, dia mulai menutup mata dan mendengkur pelan.

 "Hufft.."

Setidaknya bagi Tooya sekarang dia merasa lega.. namun dia menyadari sesuatu.

Satu-satunya tempat tidurku di ambil alih Kuroe, lalu dimana aku tidur sekarang?.

—————

Di bantaran sungai, ada seorang pria sedang berdiri disana.

 "Aku merasakan kehadiran tak biasa di sini."

Dia menggumamkan sesuatu, seperti mendapati sebuah masalah. Pandanganya mengarah ke tempat kecil yang telah rusak.

Dia mendongak ke langit di tengah malam. Cahaya bulan bersinar mempesona dari biasanya.

 "Sepertinya akan ada masalah besar datang.."


Lanjut ke -> Chapter 2
Post a Comment
close