Prologue: He and Man-eater made a Contract
Part 1
Aku dipukuli. Aku terluka. Aku ditertawakan. Kenapa ini terjadi? Aku tidak ingat mengapa ini terjadi. Aku pikir alasannya adalah sesuatu yang sangat sederhana. Tapi sesuatu yang begitu sederhana sudah cukup untuk memicu tragedi ini, asalkan alasannya adalah semua orang bisa menjadi korban, bukan ???
* Dug *
Banyak dari mereka mulai menendangku. Meskipun refleksku tidak seburuk itu, aku tidak pernah belajar seni bela diri, itu sebabnya aku tidak bisa membalikkan situasi ini dengan begitu banyak dari mereka yang mengeroyokku. Karena itu yang bisa kulakukan sekarang adalah meringkuk dan mencoba bertahan hidup.
"Kau menyebalkan!!"
"Benar-benar merusak pemandangan!"
"Matilah, kau sampah!"
Bahasa kasar dan tindakan kekerasan terus diulang ke arahku. Pada awalnya itu menyakitkan tetapi siapa pun bisa terbiasa dengannya. Setelah terbiasa, kau bisa hidup dengannya. Tidak banyak orang yang melewati palung sungai ini, jadi tidak peduli seberapa banyak aku berteriak minta tolong, tidak ada orang yang akan datang untuk membantuku.
Tapi itu tidak sepenuhnya benar.
"...?"
Aku mendengar suara lain yang bercampur dengan bahasa kasar mereka ... tidak, aku harus membayangkan hal-hal, Yang penting untuk dilakukan sekarang adalah fokus untuk bertahan hidup, Dipukuli terus menerus cukup melelahkan, apalagi menjerit kesakitan hanya membuatku lebih lelah. Selama aku bisa menahannya, anak laki-laki juga akan lelah.
"Benarkah itu?"
Aku bisa mendengar suaranya lagi, apakah ini hanya halusinasi? Atau apakah ini yang mereka sebut nuraniku, berusaha menyangkal kenyataan ini ??
"Tidak, tidak, aku bukan suara hatimu."
Jawabanku ditolak. Lalu, siapa kau itu??
"Aku? Aku Kuroe ... monster. "
Bahkan halusinasi menjawab, ini sudah tak masuk akal.
"Yah, apa pun yang kamu katakan, tetapi pada tingkat ini kamu bisa mati."
... Aku tidak akan mati, mereka tidak punya nyali untuk melakukannya, untuk melangkah sejauh itu. Selama aku bertahan hidup itu akan berakhir.
"Itu tidak mungkin."
Halusinasi itu menjawab dengan percaya diri.
"Cih, dia tidak menyerah ya ???"
Aku merasa tangan mereka berhenti memukuliku, aku tidak tahu apa yang terjadi karena aku meringkuk, tetapi rambut di leherku berdiri seolah-olah ada sesuatu yang menyeramkan.
"Oi itu terlalu banyak ..."
"Diam..!"
*Buk*
Aku dipukul.
"Gah!?"
Aku tidak tahu apa yang terjadi, aku merasakan sakit yang mengerikan di punggungku. Apa itu? ... kepalan tangan kanannya ?? Itu bukan pukulan yang bisa ditangani oleh manusia, lalu rasa sakit berlanjut ... ke tulangku, itu bisa melukai organku secara internal, maka kehadiran yang tidak menyenangkan bisa dirasakan lebih jelas daripada sebelumnya.
"Lihat, sudah kubilang, bukan?"
Suara halusinasi berbicara dengan dingin kepadaku.
"Aku akan mengalahkannya sekali lagi."
Kehadiran yang tidak menyenangkan itu datang lebih cepat daripada kata-kata itu, jika aku tidak lari sekarang, itu bisa berbahaya. Ini bukan waktu untuk hanya meringkuk seperti ini ..... tapi tubuhku tidak bisa bergerak. Selain menerima serangan sengit, bagian tubuhku yang terkena tinju mereka tidak bisa digerakkan.
*Buk*
Aku dipukul. Aku kehilangan kesadaranku lagi karena rasa sakit, pada tingkat ini aku akan mati. Tetapi jika aku tidak menggerakkan tubuhku, bantuan tidak akan datang.
"Itu tidak benar"
Suara halusinasi menjawab.
"Aku akan membantumu. Tapi kau harus membuat perjanjian denganku.."
Itu hanya suara halusinasi.
Hanya suara halusinasi, tapi ...
"Aku menyetujui perjanjian itu..."
Tubuh ini akan segera menjadi mayat.
"Tolong aku."
Tidak ada pilihan lain selain mengandalkannya.
"Baiklah maka-."
Aku merasakan suara itu tertawa.
Lalu .. Suara jeritan muncul
———
Part 2
Ketika aku membuka mata, tiba-tiba disekelilingku menjadi gelap.
"..Ap-Kenapa?
Pertama yang ku ingat ialah rasa sakit. Meskipun aku sudah dipukuli tapi secara misterius, rasa sakitnya telah hilang termasuk rasa sakit dipunggungku karena dipukul secara keras dengan tangan kananya. Aku memeriksanya lagi untuk memastikan tapi, aku tidak merasakan keanehan apapun dari punggungku. Rasa sakitnya sepenuhnya hilang.
"...."
Saat aku melihat sekitarku, tidak ada kehidupan manusia.. termasuk orang itu yang tadi memukuliku. Cahaya mataharipun menghilang. Tapi aku bisa melihat hal-hal dengan cukup jelas karna cahaya bulan bersinar cukup terang
Cahaya bulan memyinari air yang mengalir di sungai dan rerumputan, kuli kecil anting bergulung di tanah. Ketika aku memdongak dan melihat bantaran sungai, aku tidak bisa melihat satupun manuisa di sebrangnya. Cahaya yang datang dari kota tidak terlihat karna terhalangi.
"Mimpi..?
Tidak ada kesalahan, aku tadi berada di bantaran sungai, tapi aku tidak mendapati cedera apapun di tubuhku. Ketiga orang yang memukuliku juga menghilang.
"Jadi ini hanya mimpi ya?"
Aku lega.
"Itu tidak mungkin, kan?"
*Dep*
"..."
Ketika aku melihat ke belakang, ada seorang gadis yang berdiri disana. Usianya tidak terlalu berbeda dariku dari tampilanya. Dia nampak seperti boneka Jepang dengan rambut panjangnya dan dia melihat lurus ke arahku.
Gadis itu tersenyum tanpa mengenakan satu helaipun pakaian. Dia nampak tidak terlalu memperdulikanya. Pupilnya bersinar terang keemasan dalam ke gelapan, kedua matanya sungguh indah sehingga aku tidak bisa memalingkan pandanganku darinya.
"Um, kenapa.."
Aku benar-bemar terkejut.
Seharunya tidak ada seorangpun di sekitar sini dan aku baru saja melihat sekelilingku. Meskipun dia datang ke sini dengan berlari aku seharusnya menyadari keberadaanya dari awal.
Ini terlalu mengejutkan. Bagaimana aku tidak bisa menyadari seseorang yang datang dengan berlari?
"Dari awal aku sudah berada disini, hanya saja kamu tidak menyadarinya.."
Pembohong, alasanku mengatakan demikian. Meskipun, aku sedikit kacau tetapi kesadaranku masih jelas. Aku seharusnya tidak merindukan seseorang yang berdiri sedekat ini denganku... saat itulah aku menyadari, ada sesuatu seperti lubang dan digenggam di tangan kanannya, itu seperti benda dengan tali yang dipegang erat olehnya.
"A-Apa itu?"
Aku mengatakan itu dengan suaraku yang tidak keluar dengan lancar.
"Oh, ini?"
Gadis itu mengulurkan tangan dan menunjukkannya padaku.
"Aku pikir akan lebih mudah bagimu untuk memahami dengan melihatnya langsung, lihat di sini."
Dia melemparkannya "Hai ..!?"
Objek yang berguling di depanku menatapku, matanya terbuka lebar, dan mereka melekat pada wajah yang akrab bagiku.
"Tepat! Dialah orang yang memukulimu tadi"
Dengan "kukuku", ia menyeringai. Pandanganku tiba-tiba menjadi buram, serta kakiku bergetar. Aku jatuh ke tanah dan dari sudut ini, aku bisa melihat kepalanya dengan jelas.
Jaraknya semakin dekat dan aku bisa melihat wajahnya dengan jelas dari pada sebelumnya. Satou Hideaki dan dua orang lainya yang memukuliku tadi. Kenapa bisa kapalanya terpotong dan melihat ke arahku?
"Perjanjian sudah diterapkan, bukan?"
Ia menyeringai.
"Karena itulah aku datang menolomgmu.."
Aku mengerti.
Aku menyangkalnya.
Pikiranku berhenti berpikir, sementara aku mencoba mengerti maksud dari kata-kata itu, kesadaranku menyangkalnya. Meskipun begitu kata-katanya menjadi lebih jelas.
Halusinasiku tadi.
Tawaranya.
Meminta persetujuan.
Sebagai hasilnya.
Sebuah suara yang terpotong.
Ini berarti, berarti, berarti, berarti...
"Ha.. Ha ha.. bagaimana bisa seperti ini..?"
Aku mulai melihat sesuatu yang mungkin menyangkalnya dan mengatakannya meskipun hanya sedikit.. ini sangtlah tak beralasan. Tapi hasilnya sudah ada didepanku, sebuah hal pasti yang tidak bisa disangkal lagi.
Lebih tepatnya, seolah-olah pernyataanya sudah tidak punya maksud lagi. Berdiri di depanku adalah seorang gadis dengan tampilan seperti boneka Jepang. Tanganya kosong, tidak memegang senjata apapun.
Dengan tangan kosongnya, dia melakukan hal buruk kepada tiga teman sekelasku. Tapi dia seharusnya tidak mampu menghancurkan leher mereka.. akan tetapi ia menyeringai.
Dia menyeringai, senyumnya itu seperti menentramkan hatiku.
"Dengan ini.."
Sosok gadis itu mulai berubah, seolah-olah di dalamnya terdapat sesuatu yang muncul. Lalu penampilanya tiba-tiba berubah.
Hukum fisika juga sepertinya tidak mampu menjelaskan fenomena yang sedang terjadi sekarang. Ini kenyataan yang jelas tidak normal.
"A, ah.."
Suarku tidak keluar, alasanya di sana ada seekor serigala raksasa di depanku... ya seekor serigala raksasa.
Ukuranya sekitar 5 m, seluruh tubuhnya tertutupi dengan rambut hitam tebal. Dari sudut mulutnya terdapat taring yang menjulur keluar. Tidak ada jejak gadis itu padanya.. tidak, matanya. Hanya matanya yang masih bersinar keemasan dalam kegelapan yang ada.
"Sekarang kau mengerti, kan !?"
Dia berbicara dengan nada intimidasi.
"A..Apa?"
"Inilah bagaimana aku menolongmu tadi.."
Bagaimana bisa aku tidak mengerti? Serigala raksasa yang memberitahuku apa yang terjadi. Kalau ini hanya tiga orang, kupikir dia bisa menghadapinya dengan mudah.
"Kau... memakan semuanya..?"
"Ya, aku memakanya.."
Seriigala itu menjawab.
"Mereka ketakutan dan mencoba lari karena kemunculanku yang tiba-tiba. Tanpa memberikan kesempatan, aku melompat dan menyerang mereka. Agar kau benar-benar bisa mengerti dengan mudah. Aku sengaja meninggalkan bagian kecil tubuh mereka untukmu.."
Pastinya yang dia maksud potongan kepala tadi.
"Tapi kau tidak memerlukan ini lagi, kan?"
Setelah mengatakan itu, serigala itu merendahkan kepalanya untuk memakan potongan tersebut.
"...!?"
Dia tidak melihatku.
Setelah melihat sesuatu seperti itu, aku merasakan sakit dan mual. Aku berlutut dan memuntahkan semuanya sampai perutku kosong.
"Hahaha, Master sangat lemah pada hal seperti ini"
Dia menyeringai saat dia tersenyum kepadaku. Tapi daripada merasa malu, aku merasa pikiranku dicurinya.
"Master adalah master, kan? Karena kau sudah membuat perjanjian denganku.."
Ya, itu benar bahwa suaranya lah yang aku dengar ketika dia ingin membuat perjanjian denganku, sebagai petukaran atas pertolonganya. Meskipun kupikir itu hanya halusinasiku, aku menggantunggkan hidupku pada hal tersebut.. dan inilah hasilnya.
Tapi tetap saja, aku masih tidak percaya ini. Monster yang membunuh dan memakan tiga teman sekelasku dengan mudahnya memanggilku masternya, biasanya aku mengangsumsikan harga dari hal ini sungguh mengerikan.
"Cara berpikirmu salah, Master.."
Meskipun aku tidak mengatakan apapun, tetapi dia tersenyum. Seolah-olah dia bisa membaca pikiranku.
"Tentu aku bisa membaca pikiranmu, terutama pikiranmu yang saat ini kacau.."
Dia menyeringai 'kukuku'.
"Sekarang mari kembali ke topik awal.. Inilah harga yang dibutuhkan, pertama aku harus mematuhi perintah Maater untuk mempertahankan keberadaanku di sini.."
Rambut punggungku mulai berdiri lagi, perjanjian. Memikirkanya saja sudah membuatku takut. Kalau kita membaca buku dari berbagai tempat dan waktu, di sana akan ada sesuatu yang memberitahukan kita bagaimana membuat perjanjian dengan Monster. Selalu ada harga yang dibayarkan dan sama seperti yang satu ini.
"Kukuku, jangan takut.."
Sekali lagi, apa dia bisa membaca pikiranku lagi? Dia menyeringai.
Meskipun aku telah diberitahu bayaranya sebenarnya tidak semahal itu, jika di lihat dari perspektif lain. Tapi itu juga tidak akan memberikanku keuntungan.
Pembohong. Naluriku mengatakannya, Iblis atau Setan selalu membisikan kata-kata manis dan selalu mengambil keuntungan dari perjanjian. Jadi orang-orang yang membuat perjanjian dengannya dapat di hancurkan dengan mudah.
"Yah, terserah Master.. tapi cepat atau lambat kau tidak akan punya pilihan lain untuk memilih.."
Benar, karena perjanjian sudah dibuat.
"Sebagai harga membuat perjanjian denganku.." katanya.
"Sekali dalam satu bulan, berikan aku sesuatu sebagai makanan.."
*Dug*
Kepalaku benar-benar sakit, aku menggertakan gigiku kuat-kuat dan mencoba membuka mulut.
"Apa.. yang bisa kudapatkan dari melakukan hal itu..?"
"Seperti yang kukatakan tadi.." jawabnya.
"Kau tidak perlu menemaniku berburu. Siapapun bisa dikorbankan selama kau memberikan persetujuan.. setelah itu aku akan memburunya sendiri.."
"Kubilang apa yang aku dapatkan dari melakukan itu?"
"Bukankah ada seseorang yang ingin kau bunuh?"
"?"
"Selama kau memberikan persetujuanmu, aku akan memburu orang itu.. seperti ketinga orang tadi.."
Potongan bagian tubuh tadi masih membekas dipikiranku. Mayat yang wajahny telah terdistorsi akan ketakutan. Setiap bulan aku harus mengambil kambing hitam untuk dikorbankan sebagai bentuk dari harga yang harus aku bayar.. jadi itulah yang dia maksud.
"Benar, tapi masih ada satu hal yang belum kau mengerti, Master.." katanya.
"Harga yang kau bayar sekarang, hanya untuk menjaga perjanjian denganmu. Ditambah aku bisa memakan sebanyak yang kau mau, selama kau memberiku perintah.."
Dia membaca pikiranku lagi dan menyangkal apa yang kupikirkan.
"Itu benar, bahwa ketiga orang itu dibunuh olehku.. tapi Master bukankah dirimu yang membiarkan mereka dibunuh olehku? Mengabaikan perjanjian tidak baik, kau tahu.."
"...."
Tapi itu ..
"Aku tidak bilang kau boleh membunuh mereka."
"Benarkah?"
Dia menatapku, apa ada hasrat membunuhku atau tidak. Mungkin saja disana ada, tapi mungkin juga tidak.. aku memikirkan bagaimana melarikan diri dari semua ini.
Kenapa mereka mati? Karena aku membuat perjanjian denganya untuk memintanya menolongku dan sebagai konsekwensinya, mereka mati.
"U..guehh"
Aku mulai muntah lagi, meskipun seharusnya perutku sudah kosong sekarang. Tapi serius aku memuntahkan lagi. Aku terus muntaj sampai perutku naik turun.
"Apa sudah selesai..?"
"...."
Tanpa menunggu jawabanku dia melanjutkan perkataanya.
"Aku belum menjelaskan apa yang akan terjadi jika harganya belum dibayar"
Itu benar. Ada juga resiko kalau aku tidak membayar harga pada waktu yang telah ditetapkan.
"Apa.. kau akan memakanku..?"
Jika harga yang harus dibayar adalah hidupku, akan lebih baik jika aku mempersiapkan diri dari awal.
"Tidak.."
Dia menggeleng dan menyeringai.
"Ketika itu terjadi.. aku akan memilih orang yang akan aku makan dan aku akan memutuskanya ketiks itu terjadi.. "
"!"
Aku merasa kebingungan. Ini buruk, siapa yang akan dia makan.. aku tidak tahu itu bisa jadi orang yang tidak aku kenal tapi, bisa juga orang yang dekat denganku. Itu semua tergantung keputusanya. Aku hanya bisa menunggu dalam ketakutan ketika aku tidak bisa memilih siapapun. Jauh lebih mengerikan dibandingkan dengan diriku yang di makan.
"Kalau Master tidak ingin itu terjadi, Master harus memilih seseorang terlebih dahulu, kan?" katanya.
"Waktu.. um tanggal berapa sekarang?"
"..25 mei."
"Yah, mari kita hitung dari 1 juni."
Itu sudah ditetapkan, dalam satu bulan dia harus diberi tumbal manusia.
"Oh, benar juga. Aku belum tahu namamu Master.?"
"Namaku.."
Tidak ada piliham lain selain menjawabnya.
"Kamisaki.. Kamisaki Tooya.."
"Fufufu, nama yang bagus" dia mengangguk.
"Namaku Kuroe, dibaca kain hitam"
>Tln: kain hitam = "kurrofuku"<
Setelah memberitahukan namanya, dia.. Kuroe tersenyum.
"Tolong jaga aku selamanya, Master."
"..."
Jika aku diberi pilihan, aku tidak akan menjaga monster ini.
"Oh ya ampun, si jahat ini sekarang Masterku"
Dia membaca pikiranku lagi dan mengangkat bahu.
"Taoi yah apa boleh buat.. untuk sekarang ayo kita pulang kerumahmu.."
"Apa...!?" aku berteriak.
"Ini sudah tengah malam, apa kau benar-benar mau berjalan di tempat seperti ini?"
Dia benar juga.
"Atau kau masih ingin mengobrol denganku di tempat ini..?"
Aku membayangkan berbicara dengan Serigala raksaa di bantaran sungai.. memikirkanya saja sudah membuatku menggigil. Juga berbahaya jika ada yang melihatnya.
"..Oke"
Aku hanya bisa mengangguk kepadanya.
"Fufufu"
Dengan senyum di wajahnya, Kuroe mengangguk.
"Oh, Master."
"Apa..?"
"Pertama, bisakah kau membelikan pakaian untukku, tentu saja pakaian gadis.."
"Huh.."
Membeku. Tooya melihat Kuroe yang memohon padanya.
Lanjut ke -> Kare to Hitokui no Nichijou Volume 1 Chapter 1
Translate english by: Mofumofu Translation
Kare to Hitokui no Nichijou V1 Prologue Bahasa Indonesia

Hinagizawa Groups
... menit baca
Dengarkan
Sebelumnya
...
Selanjutnya
...