-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

My Wife in The Web Game is a Popular Idol [WN] Chapter 13

13 - Garis awal

¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯

"Kurasa sudah waktunya pulang."

Pemandangan kota dari jendela semakin gelap.

Aku datang ke rumah Saito untuk berkunjung dan aku memberi tahu keduanya bahwa aku akan pulang.

Informasi ini mungkin tidak diperlukan, tapi kamar Saito sangat kotor.

Ada begitu banyak novel ringan dan manga yang berserakan sehingga sulit untuk menemukan tempat untuk melangkah.

Kalau kau mengatakan itu adalah kamar anak SMA yang khas, maka ya, itu adalah ......

"Apa? Bukankah terlalu dini untuk pulang? Biasanya kau begadang lebih dari ini untuk bersenang-senang."

"Ah, aku ada janji malam ini."

Aku berkata pada Saito, yang sedang berbaring di tempat tidurnya membaca novel ringan.

Hari ini adalah hari Sabtu.

Aku akan bermain game online dengan Mizuki-san dan Kurumizaka-san malam ini.

"Apa yang kau maksud dengan 'janji'? Siapa lagi yang bisa kau ajak main selain kami?"

"Aku pernah mendengar kalimat itu beberapa hari yang lalu...... dengan Mizuki-san."

"Bukankah kau ditolak oleh Mizuki?"

"Tidak. Sedikit merepotkan kalau dijelaskan..... Akan kutunjukkan bukti aslinya, kawan."

Aku mengeluarkan smartphoneku dan menunjukkan kepada mereka obrolanku dengan Mizuki-san.

Apa yang ditampilkan di layar adalah pertukaran yang dimulai dengan sapaan pagi (I love you) tempo hari, mengakui diri kita sebagai suami istri.

"Oi, yang bener lu .....?"

"Benerlah. Jangan bilang siapa-siapa, oke? Aku juga masih tidak percaya......."

"".........""

Saito dan Tachibana menatap smartphoneku dan mulai gemetar seperti orang gila.

Ketika aku bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, mereka tiba-tiba berteriak.

"T-tidak, tidak tidak, itu bohong kan! Hidup ini terlalu TIDAK ADILLL!"

“A-aa-menurut perhitunganku,......... AAAAAARRRRGGGHHHH!!”

Keduanya tak sedap dipandang dan berteriak aneh.

Aku minta maaf untuk mengatakannya, tetapi penampilan mereka yang memegangi kepala, mata mereka memutih, meludah dan berteriak sangat jelek.

Pipiku menegang, aku mencoba melarikan diri saat aku meletakkan tanganku di kenop pintu.

"Tunggu, AYANOKOUJIIIIIII!"

"Wah, apaan sih!"

Tachibana menempel di pinggangku dan berkata dengan suara seperti zombie.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi seperti ini! Sementara kau bermesra-mesraan dengan Idol populer, kita seharusnya bermain satu sama lain, ya, bajingan?"

"Yah, ya ... Mau bagaimana lagi, kan."

Aku tidak punya pilihat dalam hal ini, bukan?

Aku mencoba membuka pintu dan keluar dari kamar. Tapi, Tachibana mengencangkan cengkeramannya di pinggangku.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi!"

"Ugh, serius, lepaskan aku! Jika tidak, aku akan mendapat masalah dengan Kurumizaka-san――――ah."

Saat aku mengatakannya, aku tahu aku telah menggali kuburanku sendiri.

Aku sangat tidak sabar sehingga aku membocorkan informasi yang tidak perlu.

"K-kau, tidak mungkin..... kau akan bermain game online dengan Nana-chan juga?"

"....."

"Jadi begitu? Aku akan menganggap diammu sebagai penegasan!"

"...T-tidak, ini berbeda, tahu?"

"Tidak ada bedanya! Ayanokouji, kau pembohong yang buruk, aku bisa langsung tahu! Aaah Sialannn, kau punya bunga di masing-masing tangan!? Aku sangat cemburu!"

"... Menurut perhitunganku, kemungkinan kita menjadi gila karena cemburu adalah――1000%!!"

Saat berikutnya, bahkan Saito dengan mata merahnya, melompat ke arahku.

Mereka berdua menyerangku....!

"Tu-Tunguuuuuu~!"


[Sudah terlambat, Kazu! Apa yang kamu lakukan sebelumnya (๑`^´๑)۶ ]


Segera setelah aku masuk ke permainan, aku menerima pesan marah dari Rin.

Itu agak lucu dan membuat pipiku mengendur.

Pada akhirnya, karena Saito dan Tachibana, aku terlambat sekitar dua puluh menit.

Aku menjawab, "Maaf", dan kemudian meluncurkan aplikasi obrolan suara di komputerku.

Aku memilih ruang obrolan yang telah kubuat dengan Rin dan mengklik saluran suara untuk memasuki ruangan.

Ada tiga pemain di ruangan itu.

"Kazu," "Rin," dan "Sturmangriff."

....... Siapa??

Ada seorang pemain dengan nama pengguna yang berisi beberapa karakter yang mengagumkan.

'Kamu terlambat, Kazu. Kami sudah lama menunggumu, tahu?'

Rin yang mengenakan pakaian keren, berkata kepadaku.

Dia memiliki suasana yang sangat berbeda dari obrolan lucu yang dikirimkan kepadaku beberapa menit yang lalu.

......Yah, sepertinya aku tidak akan membahasnya.

Aku yakin dia punya alasan sendiri.

Aku lebih tertarik pada Stumangriff.

Aku tahu siapa itu, tapi mau tak mau aku bertanya.

'Umm, siapa Sturmangriff?'

'Hei, hei! Ini aku! Kurumizaka Nana, kau tahu!'

Suara ceria dan hidup bergema dari headphone.

Dan itu cukup keras.

'Hei Nana. Bicaramu terlalu keras. Kecilkan suaramu.'

'Ah, maaf~.'

Ternyata Kurumizaka-san yang biasanya membuat suara yang ceria, berada di kapal yang sama dalam obrolan suara.

Aku dengan santai bertanya padanya tentang nama pemainnya.

'Kurumizaka-san. Kenapa nama penggunamu Sturmangriff?"

'Umm, kamu tahu.... Itu nama kucing yang kumiliki! Bagaimana menurutmu? Bukankah itu nama yang lucu?'

Untuk sesaat, kupikir itu adalah lelucon yang menunggu jawaban, tapi nada ceria dari suara Kurumizaka-san membuatku sadar bahwa dia serius.

Saat aku berjuang untuk kata-kata untuk menjawab, Rin mengambil alih percakapan.

'Kebiasaan Nana kalau ngash nama berbeda dengan kebanyakan orang. Jangan biarkan itu mengganggumu.'

'Itu tidak benar! Aku normal, lho!'

...... Sama sekali tidak normal.

Lagipula, aku baru saja mencari arti 'Sturmangriff' di Internet dan itu tampaknya berarti 'Serangan' dalam bahasa Deutsch.

Aku ingin tahu apa yang akan dilakukan Kurumizaka-san kepada kucingnya.

'Sturm――――Nana sudah menyelesaikan tutorialnya. Maaf, Kazu, tapi bisakah kamu datang ke desa pertama?'

'Oke. Aku akan segera ke sana.'

Sepertinya memanggilnya dengan nama pemainnya menjadi menjengkelkan.

Mizuki-san memanggilnya dengan nama aslinya. Jadi, aku akan melakukan hal yang sama.

Seperti yang diminta tadi, aku naik kudaku dan mengambil beberapa menit untuk tiba di desa pertama.

Dalam perjalanan ke desa, aku berbicara dengan Kurumizaka-san yang telah menyelesaikan tutorialnya tetapi masih belum terbiasa dengan kontrolnya.

Itu sebabnya, sampai dia terbiasa dengan kontrolnya, kami harus melawan monster kecil di sekitar desa.

Aku membawa karakterku ke alun-alun pusat desa yang damai untuk berkumpul dengan para gadis.

Di sana, apa yang menungguku adalah elf pirang cantik yang membawa busur di punggungnya, "Rin", dan seorang beastman tua macho kekar yang membawa kapak besar, "Sturmangriff". ( PTW/  T : ×⁰ )

......

'... Hei, Kurumizaka-san. Kau pasti bermain untuk bercandaan, bukan?'

Di Black Plains, kau dapat membuat karaktermu dengan cara yang agak mendetail.

Karakter yang Kurumizaka-san ciptakan adalah daruma berotot yang tampaknya memiliki semua parameter yang ditingkatkan secara maksimal.

'Gag-play? Emm karakter ini, lucu kan?'

'Aku harus mengatakannya. Kurumizaka-san, seleramu aneh.'

'EEEEEEHH? Bahkan Kazu-kun juga?''

Kurasa siapa pun akan mengatakan itu.

Semua orang akan mengatakan bahwa itu lucu, karena jelas bahwa desain karakternya adalah lelucon.

'Sekarang kita sudah memastikan selera gila Nana, skuylah berburu.'

'Boo~, Rin-chan dan Kazu-kun sangat kejam.'

Meskipun dia cemberut bibirnya dan mengeluarkan suara tidak puas, Kurumizaka-san mengikuti Rin keluar dari desa.

Tidak lama kemudian, kami sampai di daerah padang rumput yang dihuni oleh monster.

'Oh, lihat! Ada kucing besar dan lucu di sana!'

'Itu Kucing Serval. Hati-hati, itu monster terkuat di sekitar sini. Nana tidak akan pernah bisa mengalahkannya sekarang, jadi menjauhlah darinya――――'

'Ini sangat lucu! Lihat, sangat menyenangkan menerkamku!'

'Tidak, Nana! Kamu diserang! Lari, cepat!'

'Apa? Aku tidak tahu cara lari――――ah.'


[Anggota Party: Sturmangriff telah gugur]


Pengumuman kematian tanpa ampun ditampilkan di kotak obrolan.

Itu terjadi kurang dari lima menit setelah kami meninggalkan desa.

Alih-alih menyerang, dia mati berdiri di tempat.

'Nana...'

'Maafkan aku, Rin-chan.'

Rin menggumamkan nama Kurumizaka-san dengan kesal.

Kurasa.. aku akan mengurus musuh untuk saat ini.

"Kazu", yang telah meningkatkan levelnya, mengayunkan pedangnya dan membunuh Kucing Serval.

Ngomong-ngomong, Kucing Serval sama sekali tidak lucu.

Mereka tampak seperti kucing, tetapi memiliki fisik sebesar manusia dan memiliki penampilan yang ganas.

Mereka bahkan memiliki taring besar yang keluar dari rahang mereka.

'Mari kita lanjutkan. Kazu..'

'Ya..'

Aku menebak arti kata-katanya dan berputar-putar, hanya membunuh monster yang mungkin membuat Kurumizaka-san bermasalah.

'Ah.. dengan ini aku mungkin bisa menang!'

Seorang beastman tua dengan tubuh besar mengayunkan kapak besar yang cocok dengan fisiknya dan mencoba merobek musang kecil.

Namun, Kurumizaka-san tampaknya tidak terbiasa dengan serangan normal dan musang sesekali menghindari serangannya.

Itu bukan target klik-dan-pilih, jadi mungkin sulit bagi pemula Kurumizaka-san.

'..... Nana lebih dari yang kubayangkan.. Tidak, jangan katakan lagi'

Aku tahu apa yang Rin pikirkan..

Kurumizaka-san mungkin adalah orang yang tidak memiliki sense of game.

Yah, aku yakin dia hanya murni kurangnya pengalaman bermain game.

Sementara Kurumizaka-san berjuang melawan monster terlemah, Rin dan aku terus memburu monster di sekitar kami.

Itu tidak memuaskan sama sekali, tapi hanya bisa mendengarkan suara bahagia Kurumizaka-san sudah cukup bagi kami.

'Kalian berdua sangat sinkron, ya?'

Tiba-tiba, Kurumizaka-san mengatakan hal seperti itu.

'Maksudmu apa?'

'Kalian berdua saling memberi instruksi hanya dengan memanggil nama, kan?'

'Yah ya... Monster di sekitar sini lemah, jadi tidak perlu koordinasi yang rumit.....'

'Rin dan aku sudah lama bersama. Jadi kita bisa mengerti apa yang diinginkan orang lain tanpa memikirkannya.'

'Itu benar. Itu yang kami sebut (komunikasi dari hati ke hati).'

Kata Rin sedikit bangga.

Kurumizaka-san terkesan dan berkata, "Hee~, luar biasa, ya".

Jadi kami berburu selama beberapa menit, sambil berbicara secara acak.

'Maaf. Aku punya sesuatu untuk dilakukan. Aku akan pergi sebentar, kay.'

Setelah menghentikan perburuannya, Kurumizaka-san pergi, meskipun dia masih login.

Karena dia juga masih online di saluran suara, aku yakin dia berencana untuk segera kembali.

Saat aku memikirkan ini, aku mendengar notifikasi dari smartphone di mejaku.

Aku memeriksanya.

Ada pesan dari Kurumizaka-san.


[Tempat itu telah dihangatkan dengan perasaan yang baik! Sekarang hanya kalian berdua, ini adalah kesempatanmu!]


Tak perlu dikatakan apa peluangnya.

Mungkin itu tentang pemanggilan nama.

Dia memintaku untuk memanggil Mizuki-san "Rinka".

Aku membalas Kurumizaka-san.


[Ini terlalu tiba-tiba. Aku belum siap untuk ini.]

[Tidak masalah! Kamu bisa memanggilnya "Rin" secara normal, kan?]


Sekarang setelah dia menunjukkannya, aku menyadarinya.

Tentu saja, aku biasa memanggil Mizuki-san "Rin".


[Yang harus kamu lakukan adalah menambahkan 'Ka!' Gampang kok!]


Haa... mudah buat lu, tapi susah buat gw..

Semakin aku menyadarinya, semakin gugup aku bahkan untuk menelepon Rin.


'-Ada apa, Kazu? Tiba-tiba terdiam.'

'A-ah, umm... Rin, ka... Kakapos terbang.'

'Kakapo? Di mana mereka? Apakah ada Kakapo di Dataran Hitam?'

[......]


Sebuah ejekan diam dikirim dari Kurumizaka-san.

Aku tidak bisa mengatakan apa-apa kembali.

.........

Aku tidak tahu apa ini.

Aku selalu merasakan perasaan aneh ini...

Perasaan samar ini telah berputar-putar di dadaku.

Mungkin aku bisa bergaul dengan Mizuki-san tanpa dorongan Kurumizaka-san.....

Selain itu, Mizuki-san sangat menyukaiku sehingga dia ingin menjadi istriku di kehidupan nyata juga.......

'Ya, itu benar.'

'Kazu? Apa yang sebenarnya terjadi?'

Aku mengabaikan kecurigaan Mizuki-san dan mengatur pikiranku.

Semua kejadian yang terjadi dalam seminggu terakhir dan kenangan dengan Mizuki-san mengalir di pikiranku.

Ini benar-benar minggu yang intens.

Sudah sangat sibuk dan kehidupan sehari-hariku dengan mudah berubah secara drastis .......

Dan Mizuki-san selalu berada di tengahnya.

Jika dia benar-benar memikirkanku, aku harus bisa memberikan perasaanku yang sebenarnya dengan adil dan jujur.

Itulah yang dimaksud dengan setara.

Hubungan dari hati ke hati di mana tidak ada ketidakmurnian, itu adalah jenis hubungan yang Rin, Mizuki Rinka inginkan.......

Aku mempersiapkan diri dan kemudian aku perlahan membuka mulutku.

'Rin... Tidak, Mizuki-san. Bisakah kau mendengarkanku sebentar?'

'... Ada apa, ya?'

Dia sepertinya merasakan sesuatu dari nada suaraku yang serius.

Aku bisa merasakan ketegangan dalam suara Mizuki.

'..Sebenarnya, aku hanya menganggap Mizuki-san sebagai teman baik di internet.'

'――――'

Aku bisa mendengar napasnya terengah-engah melalui headphoneku.

Lalu aku bisa mendengar smartphoneku berdering.

Itu dari Kurumizaka-san.

Dia masih mendengarkan percakapan, kan?

Aku bisa menebak apa yang akan dia bicarakan.

Tapi tidak perlu menanggapinya.

Aku mematikan smartphoneku dan melanjutkan berbicara.

'Aku punya perasaan kagum pada Mizuki-san, tapi aku tidak tahu apakah ini perasaan romantis atau tidak.'

'Jadi ... itu ....'

Mizuki menjawab dengan suara gemetar.

Aku merasa dia akan jatuh pingsan.

Tapi, pembicaraanku tidak berakhir di sini.

Aku belum mengeluarkan semua perasaanku yang sebenarnya.

'Tapi, aku ingin menanggapi perasaan Mizuki-san. Tidak, aku ingin tahu lebih banyak tentang Mizuki-san dan aku ingin lebih dekat dengannya daripada sebelumnya. Aku juga ingin menghadapi Mizuki-san dengan baik di kehidupan nyata...'

' .... Eh?'

'Jadi, sebagai langkah awal... Bolehkah aku memanggilmu 'Rinka'?'

Aku bisa mengatakannya dengan lancar meskipun aku gugup.

Ada keheningan singkat.

Saat kemungkinan ditolak terlintas di benakku, aku mendengar suara Mizuki-san.

'....Tentu saja, aku baik-baik saja, tapi itu......'

'Apa itu?'

'Sejauh yang kudengar, kupikir Kazuto-kun juga menyukaiku.'

'Itu... Aku tidak bisa memungkiri perasaan kekaguman yang dimiliki seseorang terhadap seorang Idol..... Kau juga tidak menyukainya, kan, Mizuki-san? Aku mengaku oleh seorang Idol, lalu aku bilang diterima.'

'Itu sangat tidak menyenangkan. Kupikir itu karena aku berada di dalam dunia game sehingga tidak ada informasi yang tidak perlu yang terlibat, aku dapat memiliki hubungan hati-ke-hati yang murni. Tapi, aku benar-benar menolak untuk pergi keluar dengan seseorang yang menerimaku karena aku sebagai Idol.'

Nada suara Mizuki-san agak kasar dan dia langsung angkat bicara.

Namun, kata-katanya selanjutnya dengan nada yang lebih lembut.

'...Tapi aku yakin, mengetahui bahwa Kazuto-kun menyukaiku.'

'.....Huh?'

'Kamu masih bingung dan tidak bisa mengetahui emosimu sendiri. Tidak apa-apa. Aku mengerti kamu lebih baik dari dirimu sendiri, Kazuto-kun. Jadi kamu tidak perlu khawatir.'

'.....'

H-hei......

Entah kenapa, arah pembicaraan berubah menjadi aneh.

'Aku pernah mendengar semuanya sebelumnya. Bahwa beberapa pria tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi suami bahkan setelah menikah.'

'Bukan itu yang kubicarakan. Dalam kasusku, teman gaming terdekatku dan Idol populer yang kukagumi adalah satu orang yang sama. Jadi, aku bingung dalam berbagai hal ...'

Selain itu, keduanya juga memiliki kesukaan yang luar biasa terhadapku.

Tidak mungkin untuk tidak bingung.

'Kalau begitu, aku akan menunggu.'

'M-Menunggu, ya?'

'Ya. Aku akan menunggu sampai Kazuto-kun memilah perasaannya dan menerima hubungannya denganku.'

'T-terima kasih...?'

Itu mungkin kata-kata yang paling menenangkan yang pernah kudengar.

Aku membutuhkan waktu untuk menghadapi emosiku dengan benar.

'Awalnya aku terkejut. Aku tidak tahu apakah Kazuto-kun menyukaiku atau tidak.'

'Eh, baiklah ...'

'Tapi, apa yang dia katakan setelah itu membuatku mengerti. Kazuto-kun sangat menyukaiku.'

'Umm, Mizuki-san? Bukankah percakapan ini terus berulang?'

Itu lebih tepat untuk kontradiksi daripada loop.

Aku bersikeras bahwa aku tidak tahu apakah aku menyukainya. Tapi, aku ingin bergaul dengannya bahkan dalam kehidupan nyata.

Untuk alasan itu, aku memintanya untuk membiarkanku memanggilnya Rinka.

Namun, Mizuki-san mengartikan ini sebagai tanda suka, meskipun aku bersungguh-sungguh.

'Yah ......, Bahkan jika perasaan Kazuto-kun adalah sebagai teman atau rasa hormat daripada cinta, itu tidak masalah.'

'Eh?'

'Ini masalah sederhana, kamu tahu. 'Aku seorang istri', yang harus kulakukan hanyalah menjadi wanita yang akan membuat Kazuto-kun jatuh cinta.'

'Ummm, maaf, aku tidak tahu apa yang baru saja kau katakan.'

'Ini tidak sulit. Singkatnya, sejak kamu menikah sebelum kamu jatuh cinta padaku, kamu hanya perlu jatuh cinta padaku sekarang.'

Ah... Jadi begitu.

Aku mengeri, aku sangat mengerti...

Aku hampir bisa memahaminya meskipun kepalaku sedikit panik.

Mizuki-san masih "menganggap dirinya sebagai seorang istri" bahkan dalam situasi ini.

'Aku senang Kazuto-kun mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya. Memang benar itu bukan jawaban yang kuinginkan, tapi......aku bisa mengetahui apa yang sebenarnya Kazuto-kun rasakan tanpa kebohongan apapun.'

'Mizuki-san...'

'Ara, apa aku salah dengar? Kupikir mulai sekarang kamu akan memanggilku dengan namaku..'

'..... Rinka.'

'......'

Aku memanggilnya dengan berbisik.

Tapi, aku tidak mendengar jawaban.

'Hmm, Rinka? Kau tiba-tiba terdiam... Aku tahu itu, kau tidak menyukainya ya?'

'Tidak, maafkan aku. Aku sangat senang sampai-sampai aku tidak bisa bernapas.'

'A-apa itu ...'

Aku belum pernah mendengar ada orang yang tidak bisa bernapas karena mereka sangat bahagia hanya karena seseorang memanggil nama mereka.

Apakah itu berarti dia sangat menyukaiku?

......Aku merasa malu hanya dengan memikirkannya.

'Kazuto-kun. Kamu mengkhawatirkanku sepanjang waktu, kan?'

'Bukannya aku khawatir ......'

'Tidak, Jika kamu sudah sejauh ini, kamu benar.'

'......'

Aku tidak bisa mengatakan apa-apa kembali.

Rinka dengan jelas mengungkapkan perasaannya padaku yang begitu menyedihkan.

'Kamu tidak perlu terlalu memikirkannya. Hanya saja...... Aku jatuh cinta pada Kazuto-kun itu sendiri.'

'――――'

Hanya jatuh cinta padaku ......

Apakah dia tahu betapa berharganya kata-kata itu?

Itu bukan masalah perhitungan, juga bukan masalah tertarik pada penampilan atau status.

Hanya saja dia jatuh cinta padaku secara pribadi.

'Dan...... Aku ingin tahu apakah Nana mendengarkan percakapan ini, meskipun dia berpura-pura tidak mendengarnya.'

'Ahahaha. Apa aku ketahuan?'

Kurumizaka-san muncul kembali dengan tawa sederhana.

Dia sepertinya sudah menyerah karena membuat pernyataan yang meyakinkan.

'Ada sedikit kebisingan.. Aku tidak tahu. Tapi, aku meraskan semacam konspirasi.'

Tajam. Dia pintar dan dia terlihat keren.

Aku tidak berpikir dia tahu segalanya, tapi dia sepertinya tahu tentang hubungan antara aku dan Kurumizaka-san.

'Maaf, Rin-chan. Aku tidak melakukan ini dengan niat buruk.'

'Tidak apa-apa. Setiap kali Nana melakukan hal-hal aneh, itu selalu demi aku.'

'Rin-chan...!'

Kurumizaka-san mengangkat suaranya secara emosional.

'Tapi, aku tidak suka kalau dia bermain diam dan licik.'

'Rin-chan.'

Suara Kurumizaka-san sekarang menjadi minta maaf......

'Tapi, benar. Jika kamu berencana untuk meminta maaf,... Aku ingin tahu apakah kamu bisa sedikit bijaksana.'

Jadilah sedikit bijaksana?

Aku bertanya-tanya apa artinya.

Aku tidak tahu, tapi Kurumizaka-san sepertinya mengerti itu.

'Tentu saja! Aku akan senang jika kalian berdua menjadi lebih dekat daripada sekarang. Jadi... Kazu-kun, tolong jaga Rin-chan.'

'Eh, apa maksudmu dengan menjaga――――'


* Ping *

Sturmangriff telah meninggalkan ruang obrolan......

Ternyata, para Idol punya kebiasaan menutup telepon tanpa mendengarkan sampai habis.

'Sekarang, Kazuto-kun. Di saat yang sama Nana dengan sengaja meninggalkan ruangan, kamu mengungkapkan perasaanmu yang sebenarnya kepadaku. Ini sepertinya bukan kebetulan.'

'T-tidak... itu.'

'Aku akan membuatmu mengatakan semuanya. Interaksi seperti apa yang kamu lakukan dengan Nana di belakang layar... semuanya, oke?'

' ...Umm, bisakah kita membicarakannya di obrolan teks?'

'Kenapa?'

Alasannya, agar "Rin" lebih ramah dan mudah diajak bicara.

Tapi aku tidak bisa mengatakan itu, meskipun......

'Kupikir akan lebih mudah untuk menjelaskan secara tertulis.'

'...Yah, mau bagaimana lagi. Ayo lakukan itu.'

Obrolan langsung dikirim melalui game.

[Kazu! Kita sudah sejauh ini. Jadi, jangan menyembunyukan apapun dariku, oke!]


Ah iya.. Ini dia, lebih nyaman begini..

Baiklah, aku akan menceritakan semuanya padanya.

Aku yakin sekarang adalah waktu yang tepat.


[Ini waktu istirahat makan siang tempo hari, aku dipanggil oleh Kurumizaka-san.]

[Nana!? Tidak mungkin, kamu selingkuh dengan sahabatku.....?] 

[Tunggu! Jangan langsung menyimpulkan seperti itu!]


Selingkuh .....

Rinka menganggap dirinya sebagai istriku, apa pun yang terjadi.

Kupikir itu aneh, tapi anehnya, aku tidak membencinya.

Saat ini, aku bahkan merasa lega.

Mungkin karena aku mengatakan semua perasaanku padanya......?

Aku mungkin tidak membawa banyak nilai, karena aku adalah seorang kutu buku game online.

Tapi, ada satu hal yang kuyakini.

Orang-orang akan dapat memahami satu sama lain tanpa konflik jika mereka menghilangkan informasi yang tidak perlu dan saling menceritakan perasaan mereka yang sebenarnya .......


[Jadi, kamu tidak punya hubungan apapun dengan seorang gadis bernama Kotone. Lalu, tidak ada yang terjadi dengan Nana juga, kan?]

[......Dia adalah orang pertama yang memegang tanganku.]

[KAZUUUUUUUUU!!]


Aku menarik kembali kata-kataku sebelumnya.

Aku tidak harus mengatakan apa-apa lagi.


[Aku belum berpegangan tangan denganmu ......Nana merampok Kazu terlebih dahulu °(´∩ω∩`)°. ]

[Kau bereaksi berlebihan! Jangan khawatir, aku tidak punya hubungan apa-apa denganya]

[Aku sudah memutuskan! Aku akan mengatur hubungan Kazu mulai sekarang! Aku juga akan memeriksa daftar temanmu dan kamu harus menyerahkan jadwal harianmu kepadaku!]

[Apakah ini masyarakat yang terkendali, ya! Aku akan tersedak dan mati lemas!]


Jika aku memiliki istri seperti itu dalam kehidupan nyata, hidupku mungkin akan sangat sulit.

Ah, dia pikir dia juga istriku di kehidupan nyata?

Bukankah ini sangat buruk.

Sambil memikirkan hal seperti itu, aku mengetik balasan untuk obrolan Rin.

Sementara kami terhubung melalui obrolan suara, kami masih berkomunikasi satu sama lain dengan cara yang sama seperti dulu.


Bahkan bertahun-tahun dari sekarang kita akan bersama selamanya, aku yakin itu...



¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
5

5 comments

  • Anonymous
    Anonymous
    6/2/22 00:13
    Kasian kazuto, kena serangan mental dan hati :v
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    8/1/22 17:45
    Sialan...
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    7/12/21 20:27
    Ugh...
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    12/11/21 18:19
    Wow, benar2 yander.. mantap 👍
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    17/6/21 05:21
    Kapan lanjut min
    Reply
close