NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Futokou no Osananajimi ga Kiss Suru Kotodatta V1 Chapter 4

Bab 4: Berdua Dengan Teman Sekelasku


Setelah jam sekolah, saat aku akan kembali ke ruang klub setelah menyelesaikan latihan sore, aku melihat Murasaki mencoba membawa dua kendi air yang terlihat berat di tangannya.

"Berikan padaku. Aku akan membawakannya untukmu. Mau di letakkan di mana ini?"

“Ah, terima kasih. Kalau begitu, bawalah bersamaku ke ruang penyimpanan klub.”

"Oke.."

Bagi seorang gadis, akan sulit untuk membawa mereka sendirian. Jadi, aku mengambil salah satunya dan membawanya ke ruang penyimpanan klub.

“Hei, um…Murasaki… Terima kasih sudah berbicara dengan Yuki. Jadi, bagaimana? Apa kau merasa kalian bisa berteman baik?"

“Yah, aku belum yakin. Aku akan membaca buku yang Hamachi-san baca hari ini, itu akan memberiku beberapa alasan untuk berbicara dengannya. Tapi jauh di lubuk hati, aku ingin menjadi temannya........Ahh, letakkan saja di pojok sana. Terima kasih atas bantuanmu."

Ketika kami tiba di ruang penyimpanan klub, aku meletakkannya di mana Murasaki menyuruhku untuk meletakkannya. Segera setelah kendi ditempatkan, Murasaki merentangkan tangannya ke atas dan bernapas dengan berat.

"Aku lelah. Aku yakin kamu akan lebih lelah dariku setelah latihan sore.”

"Tidak, nggak juga. Lagipula, Murasaki sudah bekerja keras, berkat dirimu kami bisa berlatih sepuasnya.”

“Pekerjaanku tidak layak mendapatkan pujian, itu benar-benar bukan apa-apa! Tapi, aku menghargai pujian itu. Ayo kembali ke ......"

Saat aku hendak meninggalkan ruang penyimpanan bersama Murasaki, pada saat yang sama, hujan deras mulai turun.

Ah, aku akan masuk angin jika aku mandi di tengah hujan seperti ini.

“Kurasa kita akan menunggu sebentar di sini sampai hujan berhenti. Masih ada waktu tersisa sebelum sekolah berakhir.”

"Ya. Tapi, aku senang hujan tidak turun selama latihan. Kalian semua akan basah kuyup dan harus menghentikan latihan hari ini.”

“Kecuali tidak ada guntur, kami akan terus berlatih. Syukurlah hujan tidak datang saat itu.”

Tidak ada yang bisa dilakukan di ruang penyimpanan. Jadi, aku duduk di lantai dan melihat ke luar. Mengikuti tindakanku, Murasaki duduk di sebelahku.

“Kalian semua berlatih bersama dengan sangat keras beberapa waktu yang lalu. Tapi, sekarang saat aku melihat lapangan kosong itu......membuatku sedih.”

"Ehh, aku tidak tahu apa yang ingin kau katakan."

“Oii! Kamu harus sedikit memahami kepekaanku!”

"Maaf, maaf. Aku tidak berharap Murasaki menggambarkan situasi saat ini sebagai penyair seperti itu.”

“Tidak! Aku juga memiliki bakat seperti itu. Tunggu saja, sebagai hukuman, aku akan menggelitikmu! Rasakan ini!"

Murasaki mulai menggelitik perutku dengan tangannya yang lembut. 

Itu tidak baik. Oh tidak… bagian itu…!!!

"Maafkan aku! Maafkan aku! Tolong maafkan aku. Jangan menggelitikku lagi di sana......! Ahahahahahaha…”

“Pfft, itu tawa yang menyeramkan! Ayo, ayo, aku akan menggelitikmu lagi!”

Ketika Murasaki melihatku tertawa menyedihkan, sepertinya dia ingin melihat lebih banyak reaksiku. Murasaki tersenyum polos dan mulai menggelitikku lebih banyak lagi.

“Aaahhhh! aku tidak tahan lagi....... "

Karena aku tidak bisa menahan gelitikannya dan sebagai hasilnya, tubuhku secara alami miring ke sisi dimana.......

".........Apa-?"

*boing

Aku mencondongkan tubuh ke arah Murasaki dan jatuh menimpanya. Sayangnya, pada saat yang sama, kepalaku menyentuh dada besar Murasaki. Sampai sekarang, aku yakin, Murasaki memiliki payudara yang lebih besar dibandingkan rata-rata gadis SMA, tapi hari ini, asumsiku menjadi kenyataan.

“Maafkan aku, Murasaki! Serius, aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf!”

Aku segera menggerakkan tubuhku dan duduk tegak, menundukkan kepalaku berulang kali dan meminta maaf kepada Murasaki.

Tidak peduli seberapa baik kita berteman, situasi ini lebih buruk.

“Tidak perlu meminta maaf padaku. Ini salahku karena terlalu banyak menggelitikmu sejak awal. Ayo, lihat ke atas.”

“M-Murasaki....”

Meskipun wajah Murasaki merah, dia memaafkanku atas kesalahanku tanpa menyalahkanku. Aku sangat senang persahabatan kita tidak memburuk karena hal seperti ini.

"Nee, lihat, hujannya sudah berhenti, ayo cepat kembali ke ruang klub."

“Ahh, benar. Ayo ...”

Sebelum kita menyadarinya, hujan berhenti. Jadi, kami buru-buru berlari kembali ke ruang klub. Ketika kami sampai di ruang klub, Murasaki, yang datang lebih dulu sebelum diriku, menanyakan beberapa pertanyaan aneh.

“Ngomong-ngomong, aku ingin mendengar jawaban jujur ​​darimu. Bagaimana perasaanmu ...... saat kamu menyentuh payudaraku?”

"Hah!?"

Aku tidak berharap dia menanyakan hal ini kepadaku. Jadi, aku bingung dan kesulitan menjawab pertanyaannya. Sejujurnya, ini pertama kalinya aku menyentuh payudara seorang gadis. Jadi, aku tidak yakin bagaimana perasaanku tentang hal itu.

"Ern, kupikir ...... itu lembut."

Aku berkata dengan nada rendah tapi jujur ​​itulah yang aku rasakan. 

Sensasinya luar biasa, sumpah.

Jika aku bisa merasa baik bahkan hanya dengan menyentuhnya dengan kepalaku, aku bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika ...... Aku menyentuhnya dengan tanganku.

"Hmm. Heeehh!!!! Kamu benar-benar menikmati sensasi oppaiku, bukan?”

Murasaki berbalik dan berkata dengan senyum nakal.

"...Apa? Apa kau mendengarkanku? Bukankah kau sendiri yang meminta kesanku tadi!"

"Itu salahmu karena menjawab dengan jujur!"

“Ugh..!"

Kupikir aku harus menjelaskannya seperti aku tidak mengingatnya dengan baik.

Sial…sepertinya Murasaki menjebakku di sini.




|| Previous || Next Chapter ||
3

3 comments

  • Unknown
    Unknown
    26/3/22 17:28
    Tsundere ya?
    Kenapa banyak LN yang selalu ingin membuat gua pindah haluan
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    31/12/21 10:36
    Mantap min
    Reply
  • loulou
    loulou
    31/12/21 02:59
    mantap lanjuts min
    Reply



close