Chapter 2 - Bagian 6
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
Sepulang sekolah, aku langsung mengambil pelajaran dari Shizune-san.
"Pertama, kita akan mulai dengan persiapan untuk besok. Besok akan ada pelajaran administrasi bisnis yang belum pernah kau pelajari sebelumnya, jadi kita akan fokus pada pelajaran itu. Cakupan materinya mengenai keuangan perusahaan, oke?"
Di akademi Kiou banyak siswa/i yang akan berada di posisi manajemen di masa depan. Bagi mereka, mata pelajaran administrasi bisnis lebih praktis dibandingkan mata pelajaran lainnya. Mereka diajarkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan.
"Aku telah menilai ujiannya. Nilaimu 87… Ada banyak kesalahan akibat kecerobohan. Kamu tidak cukup berkonsentrasi.”
"Iya.."
♢ ♢ ♢
Persiapan, yang akan terus berlanjut hingga aku mendapatkan nilai sempurna, akhirnya terselesaikan dalam waktu tiga jam.
"Selanjutnya adalah kelas etiket. Selain Ojou-sama, ada banyak anak-anak dari keluarga kaya yang menghadiri Akademi. Kalau kamu tidak menghormati mereka, kamu dapat menyebabkan masalah yang tidak perlu. Jadi, kamu harus mempelajarinya selagi ada kesempatan. Kali ini, kita akan mempelajari tentang etiket dalam memakan masakan Prancis.”
Bahkan saat makan malam, aku masih mengambil pelajaran dari Shizune-san.
Pertama, pegang garpu dan pisau dengan jari telunjuk dan ibu jarimu. Makan ikan hors d'oeuvres tanpa merusaknya, minum sup tanpa mengeluarkan suara, potong daging menjadi potongan-potongan kecil sesuai dengan irisannya, lalu masukkan ke dalam mulut.
"Itu salah. Merupakan etiket Inggris untuk meletakkan pisau dan garpu pada posisi pukul 6 setelah kamu selesai makan. Dalam etiket Prancis, itu ditempatkan pada posisi pukul 3.”
“Y-Ya.”
Tempatkan pisau dan garpu secara horizontal dengan pegangan di sisi kanan piring. Pada titik ini, bilah pisau harus menghadap ke arahmu.
"Selanjutnya adalah latihan bela diri.. Untungnya, tubuh Itsuki-san sudah terlatih dengan baik berkat pekerjaan paruh waktu yang membutuhkan tenaga fisik. Jadi, mari tingkatkan kekuatan fisikmu dan mulai mempelajari tekniknya. Hari ini kita akan belajar seni Jujutsu. Pertama, kita akan mulai dengan zenpo ukemi, 100 kali." [TN: Zenpo ukemi: berguling ke depan dari bahu kaki depan ke pinggul di sisi yang berlawanan.]
Setelah berganti ke seragam Judogi, aku pergi ke dojo mansion untuk menerima pelajaran bela diri seperti hari-hari sebelumnya, [TN: Judogi pada dasarnya adalah seragam Judo]
Setelah berlatih ukemi, dia mengajariku dasar-dasar teknik melempar dan akhirnya, kami berlatih sparring satu sama lain.
"Fuu–!!"
"Terlalu, naif.."
Aku menarik Shizune-san ke arahku. Tapi di saat yang sama, dia melakukan sapuan kaki dan bersiap untuk mengunci.
Namun, Shizune-san melihat gerakanku dan melemparkan tubuhnya ke luar. Lalu, dia dengan ringan memukul punggungku yang terhuyung-huyung akibat pergerakan yang gagal hingga aku terjatuh ke atas matras.
"Aku bisa melihat waktu penggeseran pusat gravitasimu. Mungkin kamu bisa mengalahkan seorang amatir. Tapi meski begitu, kamu masih belum bisa mengalahkan yang memiliki pengetahuan seni bela diri."
"I-Iya.."
Tidak dapat menyembunyikan kelelahanku, aku menjawab dengan suara menyedihkan.
Di tempat pertama, alasan aku diajari bela diri adalah untuk mewaspadai penculikan, seperti yang menjadi pemicu pertemuanku dengan Hinako. Kudengar dalam banyak kasus, pelaku penculikan adalah orang yang terbiasa baku hantam. Karenanya, kemampuan untuk dapat mengalahkan amatir saja tidak cukup.
"U-Um, boleh nggak..istirahat s-sebentar.."
"Nggak boleh. Sebagai pengasuh, kamu harus melindungi Ojou-sama saat terjadi keaadan darurat. Aku tidak bisa membiarkanmu menyerah begitu saja, ini masih belum cukup."
Iblis.. Tidak salah lagi, dia adalah iblis....
Monster, iblis, cewek bar-bar. Banyak kata muncul di benakku. Tapi pada saat yang sama, aku memiliki rasa hormat terhadapnya. Shizune-san melakukan segalanya dengan sempurna, termasuk belajar, etiket, dan bela diri. Selain itu, dia juga melakukan pekerjaannya sebagai pelayan, seperti memasak dan mencuci, tanpa adanya suatu hambatan. Jika Hinako adalah Ojou-sama yang sempurna, maka Shizune-san adalah pelayan yang sempurna.
"Itu saja untuk hari ini. Terima kasih atas kerja kerasmu."
"T-Terima kasih… banyak…"
Pada akhirnya, pelajaran bela diri berakhir dalam dua jam setelah aku banyak mengeluh.
"Kamu belajar lebih cepat dari yang kubayangkan."
"Benarkah?"
"Iya. Terutama dalam bela diri. Mungkin, kamu memiliki bakat di bidang itu. Jika kamu terus mempoles keterampilanmu, aku yakin kamu bisa menguasi bela diri lebih dari ini. Tapi di sisi lain, sopan santun lebih sulit untuk kamu pelajari."
"Ugh… Maafkan aku."
Keluargaku memiliki standar hidup yang jauh dari kata kaya. Aku masih belum terbiasa menggunakan pisau dan garpu dengan benar.
"Akan menjadi masalah kalau kamu berkeliaran di sekitar mansion dengan berkeringat seperti. Jadi, lebih baik kamu mandi dulu.. Ah, selagi kamu berendam di bak mandi.. ambil ini."
Mengatakan itu, Shizune-san memberiku setumpuk kertas.
"Apa Ini…?"
"Itu adalah profil teman sekelas Itsuki-san. Tidak ada salahnya untuk mengenal mereka."
Yah, lagipula ini adalah pekerjaan dengan upah 20.000 yen per hari. Aku tidak punya pilihan lain selain menerimanya.
"Ah, benar juga. Tadi ada orang yang berbicara denganku di Akademi."
"Siapa itu?"
"Namanya Tennouji Mirei. Dia berada di kelas yang berbeda…."
Saat aku mengatakan itu, mata Shizune-san membelalak.
"Kamu berinteraksi dengan Tennoji-sama?"
"Ya. …Apa ada masalah, ya?"
"Tidak ada. Hanya saja, di dalam Akademi ada rumor yang mengatakan bahwa hubungan Ojou-sama dan Tennoji-sama seperti anjing dan kucing. Itu adalah situasi yang rumit."
Oh, ini pertama kalinya aku mendengar rumor tersebut.
"Memgesampingkan Tennoji-sama, tampaknya Ojou-sama tidak memiliki niat berselisih dengannya. Tapi, karena Grup Konohana dan Grup Tennoji adalah dua grup yang memiliki reputasi yang sama. Mereka sering kali bersitegang satu sama lain dan ada kalanya hubungan mereka juga terlibat."
"Begitu, ya..."
"Aku akan menyiapkan data Tennoji-sama besok. Untuk hari ini, harap berkonsentrasi untuk menghafal profil teman sekelasmu."
"Ya" kataku.
Ini adalah akhir dari pelajaran hari ini, tapi Shizune-san memintaku untuk juga melakukan pembelajaran secara mandiri. Aku harus memastikan supaya aku mengingat profil teman sekelasku sebelum aku pergi tidur.
Sementara Shizune-san membersihkan dojo. Aku memutuskan untuk pergi meninggalkan dojo terlebih dahulu. Sebenarnya, aku ingin membantunya, tetapi karenan kekuatan fisikku sudah mencapai batasnya, aku memutuskan untuk menahan melakukan itu. Jika aku membantunya sekarang, aku yakin.. aku hanya akan memperlambat pekerjaan Shizune-san.
* * *
"Itsuki…"
Dalam perjalanan kembali ke kamarku, aku bertemu dengan Hinako.
Apa yang kau lalukan di sini? Sebelum aku sempat bertanya, Hinako mendekatiku.
"…Muuu."
"Ada apa?"
"...Kamu bau keringat."
"Iyalah, aku habis latihan."
Aku menjauh dari Hinako, yang mengerutkan kening padaku.
"Kamu mau kemana?"
"Ah, aku akan kembali ke kamarku, lalu pergi mandi."
"Mandi? …Kalau begitu, ikuti aku."
Hinako meraih tanganku dan membawaku ke suatu tempat.
"Bukankah tempat ini…"
"Mnm, ini kamarku."
Tempat kami tiba adalah kamar pribadi Hinako.
Itu lebih dari 5 kali ukuran kamarku. Kamar ini memiliki karpet cokelat besar, tempat tidur dengan kanopi dan didekorasi dengan cara yang diharapkan dari seorang Ojou-sama.
"Kamar mandinya ... di sini."
Hinako membuka pintu yang menuju ruang ganti.
"Oh… Ini sangat besar."
Kamar mandinya juga cukup besar, tidak ada bandingannya dengan yang ada di kamarku. Atau lebih tepatnya, kamar mandinya berukuran hampir sama dengan kamarku. Bisa dibilang, ini adalah pemandian umum berukuran mini.
Tapi, kenapa Hinako membawaku ke tempat seperti ini?
Saat aku bertanya-tanya seperti itu di benakku, Hinako memberitahuku
"Ayo masuk dan mandi bersama."
"…Hah?"
.... Hah?
Aku mengulangi kata-kataku di dalam pikiranku.
|| Previous || Next Chapter ||