NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kurasu de Nibanme ni Kawaii Onna no Ko to Tomodachi ni Natta [WN] Chapter 145

Chapter 145 – Awal Pertandingan


Itulah masa lalu dari gadis bernama 'Arae Nagisa' yang aku dengar dari Nitori-san dan Houjou-san.

Tentu saja, aku tidak akan berasumsi bahwa dia berhenti bermain basket karena insiden itu. Ada desas-desus bahwa dia awalnya berniat untuk terus bermain basket di SMA, tetapi sesuatu mungkin terjadi dan membuatnya menjadi seperti ini. Meski begitu, kami tidak tahu mengapa dia begitu memusuhi Amami-san.

Aku ingin tahu apakah kata-kata dari mantan rekan satu timnya ketika di SMP sangat berdampak sehingga mengubah sifatnya seperti ini?

Aku mengirim ringkasan situasinya kepada Nitta-san dan dia menjawabku tidak lama kemudian.

[Nina: Ah, jadi itu sebabnya dia tidak pernah berbicara banyak tentang masa SMP-nya.]

[Nina: Kalau dipikir-pikir lagi, memang benar tidak ada satupun dari pengikutnya yang berasal dari SMP yang sama dengannya.]

[Maki: Begitu? Yah, apapun itu. Masa lalunya yang menyedihkan tidak membenarkan semua tindakannya sampai sekarang.]

[Nina: Oh, Rep, apa kamu marah? Tidak biasa bagimu untuk bertindak seperti ini.]

[Maki: Yah, dia mengatakan sesuatu yang tidak bisa dimaafkan…]

Aku mengatakan kepadanya apa yang terjadi dan jujur, siapa pun akan marah jika mereka berada di posisiku.

[Nina: ...Tunggu, kamu bilang kelas mereka akan bermain dalam situasi seperti itu? Apa mereka akan baik-baik saja?]

[Maki: Jangan khawatir tentang mereka, percaya saja pada mereka.]

[Nina: Hm, baik~ Bagaimanapun juga mereka bisa diandalkan, ya?~ Kamu juga, Rep~]

[Maki: Aku?]

[Nina: Tentu saja.]

[Nina: Maksudku, keduanya bisa menghadapi situasi ini karena dirimu, kau tahu itu, 'kan?]

[Maki: Tunggu, apa maksudmu?]

[Nina: Ah, pelajaranku sudah selesai. Jadi, aku pergi dulu~ Bentar lagi pertandinganku di mulai.]

[Maki: Oi, jangan lari! …Terserah, lakukan yang terbaik, Nitta-san.]

[Nina: Hm! Yah, aku tidak ingin memaksakan diriku terlalu keras~]

Setelah itu, Nitta-san pergi ke gym untuk mempersiapkan pertandingannya.

Dia mengatakan sesuatu yang menggangguku, tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Aku akan pastikan untuk menindaklanjutinya nanti.

Selain itu, ada masalah yang lebih mendesak dari itu. Aku harus pergi ke tempat Umi dan yang lainnya.

Setelah pelajaran, aku langsung pergi ke gym. Selain pertandingan bola basket, kelas 2-10 memiliki jadwal pertandingan sepak bola pada waktu yang sama. Jadi, sebagian besar orang pergi ke lapangan untuk menyemangati tim sepak bola.

Itu membuat beberapa orang menonton pertandingan bola basket, beberapa anak laki-laki yang sangat tergila-gila dengan Amami-san dan gadis-gadis yang dekat dengan Arae-san. Semua orang mungkin merasa enggan untuk menonton mereka karena konflik di antara mereka.

Yah, semakin sedikit orang yang menonton.. maka semakin baik, kurasa..

Sekarang, aku bisa menyemangati Amami-san dan Umi tanpa ragu-ragu. Aku masih merasa malu karena bersorak dengan keras. Jadi, aku akan melakukannya secukupnya.

Aku duduk di tempat yang tidak mencolok di sisi lapangan agar tidak mengganggu orang lain. Aku bisa melihat Nitta-san dari sini, berbaur dengan siswi kelas 2-7.

Sensei yang bertindak sebagai wasit meniup peluit dan siswi yang ditugaskan untuk mengambil jump-ball pergi ke tengah lapangan.

Mereka adalah Amami-san (kelas 2-10) dan Nakamura-san (2-11).

“Semoga berhasil, Amami-chan~ Ayo lakukan yang terbaik~”

“Mm, kamu juga.”

Setelah mereka saling berjabat tangan dengan ringan, pertandingan resmi dimulai.

Seperti pertandingan latihan, Nakamura-san mungkin akan memenangkan jump-ball karena keunggulan tinggi badannya.

"Apa--!"

“Ugh… Haa!”

Bola dilempar tepat di atas tengah lapangan dan seperti yang diduga, Nakamura-san yang pertama menyentuh bola. Namun, sesaat kemudian, jari Amami-san juga menyentuh bola dan dia dengan paksa mengambilnya dari Nakamura-san.

'Ohh! Serius?'

'Aku tidak berpikir dia bisa terbang di udara seperti itu '

Aku bisa mendengar beberapa komentar dari siswa lain yang sedang menonton pertandingan. Kemampuan Amami-san tidak mengejutkanku, bagaimanapun juga, aku sudah sering melihatnya berlatih. Aku tahu dia mampu melakukan sebanyak ini.

Seperti Umi, dia dilatih oleh Nitori-san dan Houjou-san. Khususnya Amami-san, diajari cara memenangkan jump-ball dan sudah melakukan latihan itu selama beberapa waktu.

Tidak mungkin Nakamura-san bisa mengalahkannya kalau dia tidak berusaha setidaknya seperti Amami-san.

Bagaimanapun, kelas 2-10 sekarang memiliki keuntungan dan Arae-san memegang bolanya.

Jika semuanya berjalan seperti pertandingan latihan, Arae-san akan menembus pertahanan kelas 2-11 dan mencetak poin pertama.

"…Ambil ini."

Tapi, sepertinya Arae-san akan melakukan persis seperti yang dia katakan pagi ini. Dia segera mengoper bola itu ke arah Amami-san.

Bola yang memantul ke arah kaki Amami-san lemah.

Jika Umi mau, dia bisa saja mencuri bola itu dengan mudah.

“…Ayo pergi dan serang. Waktu terus berjalan.”

“.…”

Menanggapi kekeraskepalaan Arae-san, Amami-san men-dribble bola menuju separuh lapangan kelas 2-11.

Dia segera menghadap Umi, yang memiliki ekspresi bingung di wajahnya.

“Aku akan mengatakan ini sekarang, Yuu. Aku tidak akan bersikap lembut padamu, oke?”

“Mn, tidak adil kalau hanya kamu melakukannya.”

“Baiklah, ayo lakukan ini.”

“Mm.”

Sepertinya Amami-san memutuskan untuk mengesampingkan drama dan melanjutkan bermain secara normal untuk saat ini.

Sementara itu, Arae-san tidak banyak bergerak. Dia hanya bergerak dengan malas di dekat setengah lapangan. Namun, dia kadang-kadang mengganggu gerakan kelas 2-11 dan memaksa mereka melakukan kesalahan dalam permainan mereka. 

“S-Sayang sekali, Asanagi-chan!”

"Pergi, Yuu-chan!"

Nakamura-san kesulitan menjaga gerakan Amami-san, yang lebih cepat darinya. Yang terakhir dengan mudah menyelinap melewatinya dengan bola di tagannya.

Bola berada di tangan kelas 2-10 dan momentum untuk shoot sangat tinggi. Jadi, ini adalah satu-satunya kesempatan yang dia miliki untuk mencetak poin.

Namun, alih-alih menembak bola, dia berbalik.

Dan mengoper bola kepada Arae-san.

“A-Apa?!”

Arae-san bereaksi cepat dan mencoba menangkap bola, tetapi operan itu memiliki kecepatan yang cukup tinggi dan memantul dari tangannya.

Tepat setelah itu, wasit meniup peluit.

'Eh? Apa yang terjadi?'

'Kenapa dia mengoper bola seperti itu alih-alih menembaknya?'

Beberapa orang bingung dengan perkembangan ini, tetapi orang-orang yang tahu tentang masalah mereka hanya menghela nafas pasrah.

“Amami, kau!”

“Kau pikir aku bercanda, Arae-san? Tidak sedikit pun. Sekarang, mari kita mempermalukan diri kita sendiri.”

Amami-san sama keras kepalanya dengan Arae-san.




|| Previous || ToC || Next Chapter ||
Post a Comment

Post a Comment

close