TLN: Karena chapter 4 ga terlalu panjang, jadi langsung admin selesaiin aja
Bab 4
[Kau terlambat Kazu! Kamu habis ngapain aja?]
Segera setelah aku login ke dalam game, aku menerima pesan marah
dari Rin.
Ini sedikit lucu dan membuat pipiku kendur.
Hari ini adalah hari Sabtu. Waktu menunjukkan pukul 21:07. Ini
hari bagiku, Mizuki-san, dan Kurumizaka-san untuk bermain bersama.
Waktu pertemuan tepat pukul 21:00, jadi aku sedikit terlambat.
Alasan terlambat sederhana dan jelas.
Aku sangat gugup sampai aku harus tinggal di kamar mandi sampai
beberapa menit yang lalu. ...... Aku bukan orang aneh.
Aku ingin kau memikirkannya. Aku ingin kau berpikir tentang fakta
bahwa kau mabar game online dengan dua idola populer.
Ini adalah tekanan mental yang berat untuk orang sepertiku.
Setelah membalas "Maaf" kepada Rin, aku meluncurkan
aplikasi obrolan untuk game di komputerku.
Aku memilih room yang telah aku buat sebelumnya dengan Rin dan
mengklik saluran suara untuk masuk. Ada tiga anggota di ruangan itu.
“Kazu”, “Rin” dan “Sturmangriff” …Siapa ini?
Ada seorang yang sangat pandai menulis nama karakter sampingan.
“Kamu terlambat Kazu. Kami sudah menungggu lama kau tahu?”
Rin, dengan pakaiannya yang paling keren, memberitahuku.
Ini adalah suasana yang sangat berbeda dari obrolan yang
dikirimkan kepadaku beberapa menit yang lalu.
…yah, sepertinya aku tidak perlu repot-repot membahasnya. Aku
yakin dia pasti punya alasan sendiri.
Aku lebih tertarik pada Stromgrif.
“Ano, siapa itu Sturmangriff”
“Heii! Ini akuu lo! Kurumizaka Nana!”
Suara keras dan energik datang melalui headphone. Volume suaranya
luar biasa. Telingaku sampai berdenging.
“Hei Nana. Kau berbicara terlalu keras. Pelankan suaramu”
“Ah, maaf…”
Kurumizaka-san, yang biasanya berbicara dengan suara keras,
tampaknya memiliki kebiasaan yang sama dalam obrolan suara.
Aku memutuskan untuk menanyakan asal usul nama tersebut.
“Kurumizakan-san. Kenapa kau membuat nickname seperti itu?”
“Etto… itu nama kucingku! Lucu bukan?”
Kupikir itu sebuah lelucon. Tapi setelah mendengar suaranya yang
ceria, aku menjadi sadar bahwa itu bukan lelucon.
Ketika aku bingung harus menjawab seperti aja, Rin mengambil alih
pembicaraan.
“Nana punya selera yang berbeda dari kebanyakan orang. Jadi jangan
khawatir tentang itu”
“Itu tidak benar sama sekali! Aku masih normal!”
…itu sama sekali tidak normal.
Kemudai, aku baru saja mencari arti "Sturmangriff" di
Internet, dan sepertinya itu berarti "serangan" dalam bahasa Jerman.
TLN: Kalian bisa cek sendir di Google.
https://m.interglot.com/de/en/Sturmangriff
Aku ingin tahu apa yang Kurumizaka-san lakukan pada kucingnya.
“Sturm— Nana sudah menyelesaikan tutorialnya. Maaf Kazu, bisakah
kamu datang ke desa pertama?”
“Oke, aku akan pergi”
Sepertinya akan merepotkan jika memanggil dengan nama pemainnya.
Mizuki-san memanggil dengan nama aslinya. Jadi, aku melakukan hal sama.
Seperti yang diminta tadi. Aku pergi ke desa pertama yang
membutuhkan waktu beberapa menit dengan menaiki kuda.
Dalam perjalanan, aku mendengar bahwa Kurumizaka-san sudah
menyelesaikan tutorial tapi masih belum terbiasa dengan sistem game.
Karena itulah, sampai Kurumizaka-san terbiasa dengan sistemnya,
dia memutuskan untuk melawan monster kecil di sekitar desa.
Aku berjalan menuju alu-alun desa untuk menemui mereka berdua.
Di sana, apa yang menungguku adalah elf cantik berambut pirang
yang membawa busur di punggungnya, “Rin” dan seorang beastman tua bertubuh
kekar yang membawa kapak besar, itu “Sturmangriff”.
“Hei, Kurumizaka-san, kau pasti bermain untuk bercanda kan?”
Di game [Black Pain], para pemain bisa membuat karakter game
dengan sangat detail.
Karakter yang diciptakan oleh Kurumizaka-san adalah karakter
daruma berotot yang hanya bisa diciptakan dengan memaksimalkan kekuatan
ototnya.
“Netaplay? Hehe, karekterku lucu kan?”
*TLN: Netaplay adalah tindakan
bermain untuk tujuan bersenang-senang, bukan untuk tujuan pembersihan yang
serius.
“Sayangnya aku harus mengatakan ini. Kurumizaka-san, seleramu aneh”
“Sebentar Kazu-kun!? Apa maksudnya itu!?”
Maksudnya adalah sebagaimana adanya.
“Sekarang setelah kita mengkonfirmasi selera Nana yang aneh mari
kita berburu”
“Muu~, Rin-chan dan Kazu-kun sangat kejam”
Dengan gerutuan dan cemberut, Kurumizaka-san mengikuti Rin keluar
dari desa. Kemudian kami sampai di daerah padang rumput yang dihuni oleh
monster.
“Oh, lihat! Ada kucing besar yang lucu di sana!”
“Itu Saber Cat. Berhati-hatilah, itu monster terkuat di
sekitar sini. Nana tidak akan pernah bisa mengalahkannya sekarang, jadi
menjauhlah darinya. ----"
“Itu sangat lucu! Lihat, mereka hanya menggodaku seolah-olah
mereka sedang bersenang-senang!”
“Tidak, Nana! Itu akan menyerang! Ayo cepat pergi!”
“Eh? Unnn, bagaimana caranya berlari--- ah”
Anggota Party: Sturmangriff telah gugur
Pemberitahuan kematian muncul di kotak obrolan.
Ini terjadi kurang dari lima menit setelah meninggalkan desa.
Alih-alih menyerang balik, dia malah mati ditempat.
“Nana…”
“Maafkan aku, Rin-chan”
Rin menggumamkan nama Kurumizaka-san seolah dia tercengang.
Untuk saat ini, sepertinya aku akan mengalahkan musuh.
[Kazu] yang telah mencapai level maksimum, mengayunkan pedangnya
dengan satu ayunan dan membunuh Saber Cat itu.
Ngomong-ngomong, Saber Cat itu tidak lucu sama sekali. Dia
hanya terlihat agak seperti kucing, tetapi memiliki ukuran sebesar manusia dan
punya wajah yang ganas. Ia bahkan memiliki taring besar yang keluar dari
mulutnya.
Siapapun yang menyebut ini imut, dia mungkin bisa menyukai monster
jelek mana pun.
“Mari kita tenang sebentar dan pergi ke tempat selanjutnya. Kazu,
tolong”
“O-Oke…”
Aku entah bagaimana mengerti arti kata itu, jadi aku berkeliling
dan hanya mengalahkan monster yang tampaknya sulit untuk ditangani oleh
Kurumozaka-san.
“Ah, Mungkin kali ini aku bisa menang!”
Seorang beastman tua sedang mengayunkan kapak raksasa yang sesuai
dengan ukuran tubuhnya dan memukuli musang kecil.
Namun, dia tampaknya tidak terbiasa dengan serangan normal, dan
terkadang serangannya dapat dihindari dengan mudah oleh musang.
Karena ini bukan target klik-untuk-pilih, tampaknya sulit bagi
pemula seperti Kurumizaka-san.
“…Nana lebih dari yang kubayangkan. Tidak, lebih baik tidak
mengatakannya lagi”
Aku tahu apa yang dipikirkan Rin. Kurumizaka-san mungkin orang
yang tidak pandai bermain game.
Yah, mungkin itu hanya kurangnya pengalaman bermain game.
Sementara Kurumozaka-san berjuang melawan monster terlemah, Rin
dan aku terus berburu monster di sekitar kami. Itu tidak terlalu menyenangkan
sama sekali, tetapi hanya dengan mendengar suara bahagia Kurumizaka-san sudah
cukup bagi untuk mengatakan bahwa kami mendapat panen yang bagus.
“Kalian berdua benar-benar sangat serasi ya.”
Tiba-tiba, Kurumizaka-san mengatakan hal seperti itu.
“Eh?”
“Bukankah kalian saling memberi instruksi hanya dengan nama?”
“Itu benar... Monster-monster di sekitar sini lemah, karena itu
tidak membutuhkan kerja sama yang rumit...”
“Karena aku dan Rin selalu bersama. Jadi kami bisa saling mengerti
apa yang diinginkan masing-masing.”
“Betul sekali. Ini disebut dengan 'hati ke hati'”
Rin membual tentang hal itu, sementara Kurumizaka-san terkesan,
mengatakan, “Hee~ luar biasa ya”
Kami terus berburu sambil berbasa-basi, tapi tiba-tiba
Kurumizaka-san menyela kami.
“Maaf. Aku harus mengurus sesuatu. Aku akan pergi sebentar”
Dia mengatakan begitu meski masih login.
Masih terhubung dengan obrolan suara ya, aku yakin dia akan segera
kembali.
Saat aku memikirkan ini, aku mendengar notifikasi dari ponselku.
Kemudian aku memeriksanya. Sebuah obrolan datang dari
Kurumizaka-san.
[Sekarang tempat itu punya suasana yang bagus! Kalian sedang
berdua, jadi ini kesempatanmu!]
Mungkin tidak perlu bertanya tentang kesempatan apa.
Mungkin ini tentang dengan memanggil nama. Dia memintaku untuk
memanggil Mizuki-san “Rinka.”
[Itu terlalu mendadak. Hatiku masih belum siap]
[Tenang saja! Kamu biasa memanggilnya ‘Rin’ dengan normal, bukan?]
Aku baru sadar setelah dia mengatakannya. Aku selalu memanggil
Mizuki-san “Rin.”
[Sisanya hanya tinggal menambahkan ‘Ka’. Mudah kok]
Apa semudah itu. Aku malah jadi gugup memanggil Rin.
“Ada apa Kazu. Kok tiba-tiba kamu diam”
“A-ah, etto… Rin-ka… ada burung camar terbang”
“Burung camar? Dimana? Apa di Black Pain ada hal seperti itu?”
Aku mendengar pemberitahuan di ponselku dan memeriksanya untuk
menemukan bahwa Kurumizaka-san telah mengirimiku pesan ejekan diam-diam:
"............". Aku tidak bisa mengatakan apa-apa kembali.
Mungkin itu hanya sebuah nama, tetapi dalam hidupku, ketika aku
hanya bermain game online, aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk
berinteraksi dengan gadis.
Jika itu gadis normal, aku mungkin bisa mengatasinya, tapi untuk
memanggil nama seorang idola populer, Rinka Mizuki, itu membuatku gugup.
[Semangattt, Kazu-kun!]
[Aku akan melakukan yang terbaik mulai besok.]
[Kamu hanya akan terus mengulur-ulur waktu, dan kemudian kamu
tidak akan melakukannya, kan?]
[Sepertinya itu benar.]
[Panggil saja dia Rinka dengan santai dan alami!]
A-Apa maksudnya itu?
Aku sudah merasakan ketidaknyamanan sejak beberapa waktu yang
lalu. Aku merasa sedikit tidak enak di dadaku.
Aku ingin tahu apakah aku bisa berrgaul dengan Mizuki-san tanpa
didorong oleh Kurumizaka-san.
Mizuki-san sangat menyukaiku hingga dia mencoba menjadi istriku
bahkan di kehidupan nyata...
Sejak hari itu, hidupku mulai berubah setelah mengetahui bahwa Rin
adalah Rinka Mizuki.
Aku juga terhubung dengan Kurumizaka-san, yang sebelumnya tidak
memiliki hubungan denganku.
Ini tidak akan pernah terjadi padaku di masa lalu.
Dan yang terpenting, Mizuki-san bertindak sebagai istriku bahkan
di kehidupan nyata.
Ini mungkin perubahan terbesar.
Tapi itu bukan perubahan yang tidak kusuka.
Aku tidak bisa menyembunyikan kebingunganku, tetapi aku senang dan
bahagia......
“Ya. Aku tahu itu.”
“Kazu? Apa yang sebenarnya terjadi?”
Mengabaikan Mizuki-san yang bertanya padaku dengan curiga, aku
mengatur pikiranku.
Semua kejadian yang terjadi dalam seminggu terakhir dan kenangan
dengan Mizuki-san mengalir di kepalaku.
Itu benar-benar seminggu yang intens.
Ini membingunkan. Kehidupan sehari-hariku dengan mudahnya berubah
secara drastis…
Mizuki-san selalu berada di tengah.
Jika dia benar-benar memikirkanku, maka aku harus jujur padanya
dan memberitahunya perasaanku yang sebenarnya. Demikianlah apa yang dimaksud dengan
setara.
Rinka Mizuki menginginkan hubungan dari hati ke hati yang murni.
Tentu saja, aku pikir ada perbedaan status yang tidak dapat diisi
di dunia nyata.
Namun, meskipun nadanya berbeda, Rin dan Mizuki adalah sama, dan
bahkan di dunia nyata, mereka saling berdekatan.
Sejujurnya, aku masih ragu. Aku memiliki kekhawatiran yang tak ada
habisnya.
Tapi jauh di dalam lubuk hatiku, aku sangat ingin berada di
dekatnya.
“Rin... Tidak, Mizuki-san. Bisakah kau mendengarkanku sebentar?”
“…ada apa?”
Dia sepertinya merasakan sesuatu dari nada serius dari suaraku.
Aku bisa merasakan ketegangan dalam suara Mizuki-san.
“Sebenarnya, aku hanya menganggap Mizuki-san sebagai teman baik
dalam game.”
“----"
Aku bisa mendengar suara napasnya dari headphoneku.
Ada notifikasi dari ponselku. Itu dari Kurumizaka-san.
Sepertinya dia mendengarkan percakapan kami.
Aku bisa menebak apa yang akan dia katakan. Mungkin dia akan
menyalahkanku, karena.
Alih-alih memanggilnya Rinka, aku membuat pernyataan yang akan menghancurkan
hubungan saat ini.
Tapi aku tidak perlu mendengarkan kata-kata Kurumozaka-san. Aku
mematikan ponselku dan melanjutkan pembicaraan.
“Aku memiliki perasaan kagum pada Mizuki-san, tetapi aku tidak
tahu apakah itu perasaan romantis atau tidak. Mungkin untuk seorang
idola.......”
“Jadi… begitu ya…”
Mizuki-san menjawab dengan suara gemetar. Aku merasa seolah-olah
dia terkejut.
Tapi ceritanya tidak berakhir di sini. Aku belum memuntahkan semua
niatku yang sebenarnya.
“Tapi aku ingin membalas perasaanmu. Tidak, aku ingin mengenalmu
lebih baik dan memiliki hubungan yang lebih dekat denganmu daripada yang kita
miliki sekarang. ......Aku juga ingin menghadapi Mizuki-san dengan tegas di
kehidupan nyata”
“…eh?”
“Jadi, sebagai langkah awal... Bolehkah memanggilmu Rinka?”
Meskipun aku gugup, saya dapat berbicara dengan lancar.
Ada keheningan singkat.
Saat kemungkinan penolakan terlintas di benakku, aku mendengar
suara Mizuki-san.
“... Tentu saja, tidak apa-apa, tapi itu ...”
“Apa?”
“Dari apa yang kudengar, kupikir Kazuto-kun juga menyukaiku”
“Itu... Aku tidak bisa memungkiri perasaan rindu pada seorang
idola... kau juga tidak menyukai kan, Mizuki-san? Aku mengaku oleh seorang
idola, jadi tidak apa-apa”
“Itu… aku tidak menyangkal kalau ada perasaan kagum… Kau tidak
suka ini kan? Aku hanya bilang oke karena aku diakui olehseorang idola”
“Jika hanya itu saja alasannya, aku akan sangat tidak senang.
Kupikir itu karena ini adalah game online tanpa informasi berlebihan yang dapat
mencapai komunikasi secara alami. Jika hanya karena sebagai idola, aku tidak
akan pernah menerima ini”
Mizuki-san, yang memiliki nada kasar, berteriak sekaligus.
Namun, nada bicaranya perlahan mulai melembut ketika terus
berbicara.
“…tapi, aku yakin tentang suatu hal. Yaitu, akulah orang yang kamu
sukai”
“…eh?”
“Kau saat ini terlalu bingung untuk memahami perasaanmu sendiri.
Tapi tidak apa-apa, aku sangat memahamimu lebih baik daripada dirimu sendir.
Jadi, tidak perlu khawatir tentang apapun”
“…”
Oi oi oi…
Sepertinya, arah topik pembicaraannya semakin menuju kearah yang
salah.
“Aku pernah mendengar bahwa beberapa pria tidak memiliki kesadaran
diri untuk menjadi seorang suami bahkan setelah mereka menikah”
“Bukan begitu maksudnya! Aku bingung karena teman dekatku di game
dan idola favoritku adalah orang yang sama. Jadi itulah yang membuatku bingung…”
Apalagi orang tersebut sangat baik terhadapku. Sulit bagiku untuk
tidak bingung.
“Aku akan menunggumu”
“M-menungguku?”
“Un, aku akan menuggumu sampai kamu bisa menentukan persaanmu dan
menerima hubunganmu denganku”
“T-terimakasih…”
Ini mungkin kalimat yang paling menenangkan bagiku.
Aku berharap punya waktu agar bisa menghadapi perasaanku sendiri.
“Ngomong-ngomong, aku kaget pada awalnya. Aku terkejut pada awalnya
ketika kamu mengatakan tidak tahu apakah kamu menyukaiku atau tidak”
“Ah, uunn…”
“Namun setelah itu, aku telah memahami semuanya. Aku mengerti
bahwa kamu mencitaiku dari lubuk hatimu”
“Ano, Mizuki-san? Kenapa topik permbicaraannya hanya
berputar-putar?”
Ini mungkin lebih merupakan kontradiksi daripada hanya
berputar-putar.
Apa yang aku tekankan adalah bahwa aku tidak yakin apakah aku
menyukainya atau tidak, tetapi aku juga ingin berteman dengannya di kehidupan
nyata. Oleh karena itu aku berharap bisa memanggilnya Rinka.
Namun, Mizuki-san bersikeras menjelaskan bahwa itu hanya karena
aku memiliki kesan yang baik padanya.
“Yah… walaupun perasaanmu padaku bukanlah cinta, tidak masalah
jika itu teman atau rasa hormat”
“eh?”
“Sederhana saja. Aku hanya perlu menjadi orang yang dicintai oleh
Kazuto-kun”
“Etto, maaf. Aku tidak mengerti apa yang kau katakan”
“Mudahnya. Intinya, kamu menikah sebelum jatuh cinta, jadi kamu
harus jatuh cinta mulai sekarang”
Ah, s-seperti itu ya. A-aku mengerti.
Bahkan pikiranku yang panik hampir tidak bisa memahaminya.
Dalam situasi seperti ini, Mizuki-san masih menganggap dirinya
sebagai seorang istri.
“Aku senang kamu mau mengatakan yang sebenarnya. Yah… meskipun itu
bukan jawaban yang kuharapkan. Tapi pada akhirnya aku mengerti perasaanmu yang
sebenarnya”
“Mizui-san…”
“Ara, apa aku salah dengar? Bukankah kau tadi mengatakan akan
mulai memanggilku dengan namaku?”
“…Rinka”
“…”
“Um, Rinka? Kenapa kau tiba-tiba diam? Kau benar-benar tidak suka
dengan cara aku memanggilmu seperti itu, ya?”
“Tidak, maaf. Aku begitu bahagia sampai napasku hampir terhenti”
TLN: Kalau “berhenti” malah jadi beda cerita lagi nanti :v
“A-apa…?”
Aku belum pernah mendengar sesuatu seperti itu hanya karena
dipanggil namanya saja bisa sangat bahagia bahkan hampir napasnya terhenti.
Kurasa itu sebuah fakta bahwa dia sangat benar-benar menyukaiku…
Hanya memikirkannya saja sudah membuatku malu.
“Kazuto-kun. Kamu terlalu mengkhawatirkanku”
“Tidak terlalu…”
“Tidak, kamu terlalu mengkhawatirkanku hingga saat ini”
“…”
Aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.
Rinka dengan jelas mengungkapkan semua perasaanya kepadaku.
“Kamu tidak perlu khawatir. Karena aku hanya menyukaimu Kazuto-kun”
“――――”
Aku hanya jatuh cinta padamu
Sungguh kata-kata yang indah.
Tanpa perhitungan dan tidak melihat penampilan atau status.
Dia menyatakan cintanya kepadaku secara langsung.
“Dan… Nana, kau juga mendengarkan percakapan kami, kan? Meskipun
kamu pura-pura tidak mendengarkannya”
“Ah, hehehe. Apa kau sudah mengetahuinya?”
Kurumizaka-san muncul lagi dengan tawa tertahan. Dia sepertinya
dikalahkan oleh nada tegas Mizuki-san.
“Karena aku tadi mendengar sedikit suara. Meskipun aku tidak tahu
apa-apa. Aku selalu merasa ada sebuah konspirasi tentang semua ini”
Benar-benar tepat sasaran. Sama seperti penampilannya yang dingin,
pikirannya juga sangat cerdas.
Meskipun semuanya tidak akan terungkap, dia tampaknya telah
menemukan bahwa ada kerjasama antara aku dan Kurumizaka-san.
“Aku minta maaf, Rin. Aku tidak punya niat buruk ketika melakukan
ini”
“Jangan khawatir tentang itu, dari awal, setiap kali kamu
melakukan sesuatu yang aneh, itu untuk kebaikanku”
“Rin-chan….”
Suasana tegang Kurumizaka-san menurun…
“Namun, jika kamu ingin meminta maaf… Kuraharap kamu bisa sedikit
lebih perhatian”
Perhatian? Apa makusudnya?
Aku tidak memahami maksudnya. Tapi Kurumizaka-san sepertinya
mengerti begitu dia mendengarnya.
“Tentu saja! Lagipula, aku ingin melihat kalian lebih dekat lagi.
Kalau begitu… Kazu-kun, Rin-chan, sampai jumpa lagi”
“eh? Apa yang kau maksud―――’
Biippp♪ Strumangriff meninggalkan room chat.
Sepertinya, para idola memiliki kebiasaan meniggalkan percakapan
tanpa mendengarkan apa yang orang lain katakan sampai selesai.
“Sekarang, Kazuto-kun. Pada saat Nana dengan sengaja diam, kamu
mengakui niatmu yang sebenarnya. Ini sepertinya bukan kebetulan”
“I-itu…”
“Aku ingin mendengarkan semuanya dengan jelas. Aku ingin tahu apa
yang kalian berdua lakukan saat dibalik layar”
“…ugh, bisakah aku menggunakan pesan teks?”
“Kenapa?”
Karena sikap Rin di dalam game itu baik, jadi lebih mudah untuk
dijelaskan.
Aku tidak bisa mengatakan itu secara langsung….
“Kupikir akan lebih mudah untuk menjelaskannya dengan tulisan”
“…hmm, begitu ya. Baiklah, lakukan sesukamu”
Kemudian, muncul notifikasi dari chat dalam game.
[Kazu! Jika kamu sampai sejauh ini, tidak ada yang perlu
disembunyikan!]
Ah, yah. Setelah semua hal. Aku lebih terbiasa seperti ini.
Baiklah, aku akan memberitahunya sekarang. Ini waktu yang tepat.
[Kurumizaka-san mendatangiku saat istirahat makan siang]
[Nana!? Aku tidak berharap bahwa kau berselingkuh dengan temanku…]
[Itu tidak benar! Tolong jangan memikirkan hal seperti itu!]
Berselingkuh…
Tidak peduli apa yang aku katakan, Rinka tampaknya menganggap dirinya
sebagai istriku.
Kupikir itu aneh, tapi secara ajaib aku tidak merasa jijik.
Bahkan sekarang, aku memiliki rasa ketenangan dalam pikiran.
Apa karena aku menyampaikan perasaanku…?
Aku mungkin tidak memilki keberanian untuk mengatakan ini, tetapi
aku sangat yakin akan satu hal.
Diantara manusia, jika kita menghilangkan informasi yang tidak
diperlukan dan memperlakukan satu sama lain dengan jujur, tidak akan ada
perselisihan, tetapi akan saling pengertian…
[Jadi, tidak ada yang terjadi padamu, kan?]
[…dia memegang tanganku pada awalnya]
[Kazuuuu!!]
Aku menarik kata-kataku kembali.
Tidak perlu berbicara omong kosong.
[Kami bahkan belum berpegangan tangan… Nana benar-benar mencurinya
dariku]
[Itu terlalu berlebihan! Itu hanya seperti jabat tangan dengan
para penggemar, jadi jangan khawatir!]
[Aku sudah membuat keputusan! Mulai sekarang aku akan mengontrol
hubunganmu! Aku akan memeriksa daftar temanmu! Kamu harus mengirimkan rencana
perjalanan setiap hari!]
[Itu terlalu ketat! Aku akan kehabisan napas dan mati lemas!]
Jika benar ada istri seperti itu dalam kehidupan nyata, tampaknya
akan menjadi sulit.
Ah, apakah dia berpikir dia juga istriku di dunia nyata? Ini
buruk.
Sambil berpikir, aku mengetik pesan untuk membalas Rin.
Kami terhubung ke room chat, dan kami mengobrol satu sama
lain di game seperti biasa.
Aku yakin, kami akan selalu bersama mulai sekarang…
Post a Comment