“Ne ne… Kazuto-niichan! Ayo jadilah kudaku!”
Dia sangat lengket padaku.
Mungkin karena aku baik padanya dan juga mungkin karena dia
ingin punya kakak laki-laki.
Dengan senyum cerah di wajahnya, dia tidak ragu untuk
mengajakku bermain.
“Kuda! Naik kuda!”
“Baiklah, pegangan erat-erat”
Nonoa-chan naik ke punggungku dan aku kemudian merangkak
berkeliling di sekitar ruangan.
Aku mencoba untuk tidak menunjukkannya di wajahku, tapi
jujur saja, ini sulit untuk stamina seorang gamer nolep.
“Awalnya aku pikir akan terjadi sesuat. Tapi… Kazuto-kun,
kau sangat pandai bermain dengan anak kecil, ya”
“Yah, begitulah. Aku hanya bersenang-senang dengan mereka…”
Selain iut, Nonoa-chan juga sangat imut.
“Selanjutnya gendong aku!”
“Tentu”
Nonoa-chan mengangkat tangannya ke atas kemudia aku
mengukurkan tanganku melalui bawah lengannya dan langsung mengangkatnya
kepelukanku. Meihat penampilan kami, Rinka membuka mata terkejut.
“Jarang sekali melihat Nonoa minta digendong orang lain
selain keluarganya”
“Bukankah dia anak yang baik?”
“Ya, tapi dia tidak pernah meminta orang lain selain
keluarganya untuk menggendongnya. Ah… Kazuto-kun adalah suamiku, jadi tidak
masalah”
“Aku tidak berpikir keduanya saling terkait. Sama sekali
tidak”
Nonoa-chan mungkin tidak memahami hubunganku dengan Rinka.
“Maa, Nonoa-chan. Tanganku sudah pegal, bisakah aku
menurunkanmu?”
“Hmm… baiklah”
Melihat wajah sedih Nonoa-chan, dadaku merasa sesak.
Aku dengan lembut menurunkan Nonoa-chan dari pelukanku.
“Ne ne, selanjutnya aku ingin bermain game online!”
“Tidak boleh Nonoa-chan. Kau masih terlalu kecil”
“Aku sudah tidak kecil!”
“Nonoa, kau masih kelas satu SD, kan? Setidaknya kau harus
menunggu sampai kau mencapai sekolah menengah”
“Ini tidak adil! Hanya Rinka-neechan yang boleh bermain! Aku
juga ingin bermain!”
“Tidak bisa”
“Uunnn… Kazuto-niichan, kumohon”
“Eh, aku?”
Dia tiba-tiba menoleh ke arahku sambil menatap dengan penuh
harap.
“Itu tidak bisa Kazuto-kun, masih terlalu dini untuk Nonoa”
Terlalu dini? Apa ada batasan usia untuk bermain game online?
Tidak, aku tidak bisa ikut campur dalam urusan keluarga
Mizuki.
“Kazuto-niichan…!”
“…”
Mata bundar malaikat kecil itu mengeluarkan air mata sambil
menatap kearahku. Bagaimana mungkin ada orang di dunia inni yang bisa menolak
permintaanya!
“Rinka, tidak apa-apa kan jika hanya sebentar?”
“Haa~, kau terlau menyayanginya… hanya sebentar saja, oke?”
“Yeyy~! Terima kasih Rinka-neechan! Aku sayang
Kazuto-niichan!”
Nonoa-chan melompat-lompat kegirangan, dan wajah Rinka
terlihat santai meskipun dia nampak enggan.
Sebenernya, sangat tidak baik untuk kecanduan bermain game
online di usia ini.
…yah, meskipun aku sudah menyentuh mouse dan bermain game
sejak aku berumur 4 tahun.
“Kalau begitu ayo kita bermain sekarang”
Rinka menyalakan komputernya dan membuka [Black Pains]. Dia
membuat Nonoa-chan duduk di kursi dan membuka menu pengaturan karakter.
Sepertinya Rinka berencana untuk membiarkan Nonoa-chan memulai game dari awal.
“Eh? Ermm…”
Nonoa-chan menggerakkan kursor dengan kasar untuk mengatur
bentuk karakternya, sementara Rinka dengan lembut membantu menjelaskannya.
Rasanya seperti mereka adalah sepasang saudara yang sangat
dekat.
Aku duduk di tempat tidur Rinka dan mengamati punggung
mereka dengan santai.
Dari penampilan mereka, mungkin itu akan memakan waktu sedikit
lebih lama.
Setelah hampir tiga puluh menit, karakter yang dibuat
Nonoa-chan sudah selesai.
Itu adalah seorang gadis kecil yang mengenakan jubah hitam.
Nicknamenya, “Nonoa”. Sepertinya dia memakai namanya
sendiri.
“Lihat lihat, Kazuto-niichan! Apakah ini imut?”
“Ya, itu imut”
“He he he”
Setelah aku memujinya, Nonoa-chan tersenyum puas.
Kemudian, tutorial untuk pemula dimulai.
“Erm, tombol untuk berjalan… ini?”
“Unn, kemudia tekan spasi…”
Nonoa-chan berjuang menggunakan mouse dan keyboard untuk pertama
kalinya.
Dia berjuan untuk mengontrol karakter di layar.
Setelah akhirnya menyelesaikan beberapa quest, kakek
berjanggut putih yang bertanggung jawab atas permainan itu bertepuk tangan, [Bagus!
Luar biasa, Nonoa!]
“He he he, dia bilang aku melakukan pekerjaan dengan baik.
Ne~ Kazuto-niichan, apa aku hebat?”
“Ya, kau benar-benar hebat”
Dia bertanya padaku dengan gembira, jadi aku menepuk
kepalanya dan memujinya.
Anak-anak begitu polos dan lucu.
Jika itu aku, “Berhenti banyak bicara dan cepat lanjut ketutorial
selanjutnya! Apa tidak ada tombol skip untuk melewatinya?” atau mungking
sesuatu seperti itu.
“…aku juga bisa melakukan seperti itu”
“Eh?”
Sepertinya aku mendengat seseorang bergumam.
Apa aku salah dengar?
Aku tidak terlalu memikirkannya, aku berdir di belakang
Nonoa-chan dan meilhat layar.
Kemudia tutorial melawan monster dimulai.
Itu tidak akan mengurangi HP jika diserang, jadi sudah pasti
itu akan menang.
Nonoa-chan bermain sambil mengeluarkan teriakan “Ei ei” yang
menggemaskan, ketika dia menembakkan peluru api ke arah monster meski dengan
akurasi yang buruk. Kemudian dia menyelesaikan quest dengan waktu yang masih
tersisa banyak. [Luar biasa! Seperti yang diharapkan dari Nonoa!]
“Yeyy! Dia bilang aku luar biasa!”
Aku dengan lembut menyentuh kepala Nonoa-chan. Dia
benar-benar manis dan polos.
Kami-sama! Aku benar-benar ingin punya adik perempuan!
“Kazuto-kun tidak pernah memujiku seperti itu…”
“…erm, Rinka-san?”
“Apa?”
“Apa kau cemburu sama adikmu sendiri?”
“Tidak, aku hanya berbicara pada diriku sendir. Jangan salah paham”
…aku merasa bingung, tapi aku masih menonton Nonoa-chan
bermain game dan terus memujinya, dan itu hanya butuh satu setengah jam.
Selama waktu itu, aku mencatat bahwa, Rinka yang di
sebelahku bergumam sesuatu seperti ini, “Aku juga bermain cukup bagus waktu
pertam kali. Tapi apa perlu memujinya seperti ini?” dan “Bahkan jika itu
anak-anak, bukankah standar pujian akan terlalu rendah?”
Dia pasti cemburu terhadap adik perempuannya sendiri.
“Ngantuk, aku ingin pergi tidur”
Nonoa-chan menghentikan tanganya yang meggerakkan mouse dan
mulai menggosok kedua matanya.
“Kau terlalu lama bermain game sampai membuat matamu lelah.
Mari kita berhenti di sini untuk hari ini”
“Unnn, Kazuto-niichan. Peluk aku”
Nonoa-chan yang mulai mengantuk mengulurkan tangannya ke
arahku.
“Jangan, Nonoa. Kau tidak boleh terlalu mengganggu
Kazuto-kun”
“Hmm~ Peluk~”
“Jangan egois…”
“Tidak apa-apa, Rinka. Ayo, kemari Nonoa-chan”
Aku berinisiatif untuk memeluk Nonoa-chan dan menghentikan
Rinka yang nadanya mulau kesal.
“Dia masih kecil…”
“Wajar untuk anak kecil seperti ini. Bahkan, saat aku masih
kelas tiga, aku masih minta dipeluk oleh ibuku”
“Kamu anak yang manja, bukan? …Kazuto-kun saat masih kecil,
hee~…”
“…”
Oi oi, kau terlihat seperti seorang penjahat, apa tidak
apa-apa?
Aku mengalihkan perhatianku dari Rinka ke Nonoa-chan.
Dia mengantuk, seolah-olah dia bisa tertidur kapan saja.
Lagipula, sebelum dia bermain game online, dia bahkan
bermain denganku.
Dan sebelum itu, dia juga pegi bermain dengan teman-temannya.
“Kazuto-kun menyukai anak-anak, bukan?”
“Yah, aku tidak akan menyangkal itu. Apa kau membenci
anak-anak, Rinka?”
“Aku menyukai mereka. Karena mereka polos”
Dia benar juga…
Anak-anak tidak peduli tentang penampilan atau status orang
lain.
Ada beberapa pengecualian, tetapi anak-anak pada dasarnya polos.
Itu hal yang sama dengan game online. Kau bisa berkomunikasi dengan murni.
“Sudah gelap ya, apa tidak apa-apa jika aku tidak pulang?”
“Tidak masalah, Ibuku akan pulang malam. Ayahku tidak pulang
karena pekerjaan, jadi jangan khawatir”
“Sekarang hari Minggu tapi sibuk. Apakah ibumu juga bekerja?”
“Tidak, dia sedang keluar dengan teman-teman SMA-nya. Dia terlihat
sangat bersemangat saat pergi”
“Ibumu benar-benar energik, ya… bagaimana dengan kakakmu
yang kuliah?”
“Dia sedang menginap di rumah temannya. Aku yakin dia tidak
pulang hari ini”
Rinka berkata dengan sedikit kesepian. Dia pasti sangat
mencintai keluarganya.
“Zzzz~”
Suara tidur yang tenang datang dari dadanya. Dia benar-benar
sudah tertidur. Dia sangat lucu seperti malaikat ketika tertidur.
Saat aku memandangi Nonoa-chan yang sedang tidur, Rinka menyodok
bahuku.
“A-apa?”
“Yah, aku senang kamu sangat menyayangi adikku, tetapi
bukankah kamu terlalu menyayanginya?”
Rinka membuang muka dengan khawatir dan berbicara pelan
dengan pipi memerah.
Mungkinkah dia cemburu?
“…Rinka?”
“Aku juga ingin diperhatikan… meski sebentar…”
“---”
Rinka mengangkat matanya dengan sedikit malu.
Apa yang kulakukan, dia terlihat sangat lucu.
Perasaan ini berbeda dari sebekumnya. Ini terasa hangat dan
menyebar didadaku.
“Rinka…”
“Kazuto-kun…”
Matahari sore bersinar melalui jendela, memberika bayangan
pada wajah Rinka.
Di ruang di mana aku hanya bisa mendengar nafas tidur Nonoa-chan,
Rinka dan aku hanya saling menatap.
“…”
Kami saling menatap pada jarak yang begitu dekat sehingga
kamu bisa menyentuh bibir satu sama lain hanya dengan mengambil satu langkah
kedepan.
Aku merasakan sensasi bahwa aliran waktu mencair, dan
kemudian---
“Aku pulang!! Rinka, Nonoa… eh, sepatu siapa ini?”
Suara energik seorang wanita datang dari pintu depan.
“T-tidak mungkin… kakakku yang tidak pulang berminggu-minggu
telah pulang…!”
Wajah Rinka memucat. Suasana manis dan hangat menghilang dalam
sekejap.
Aku diam-diam merasa bahaya di hatiku, dan kemudian aku berbicara.
“Apa yang harus kulakukan, haruskah aku sembunyi di tempat
tidur?”
“Itu tidak mungkin… ha~”
Sepertinya dia sudah menyerah tentang hal ini.
Rinka menghela napas berat, padangan matanya terlihat lemah”
“Kenapa harus hari ini…!”
A-ah ya, memang pasti akan ada hari-hari seperti itu.
Post a Comment