“Oke, sekarang jelaskan hubungan kalian berdua dengan jelas”
Rinka dan aku sedang duduk di kursi ruang tamu, dan
diseberang meja ada “Kasumi Mizuki”-san yang menanyai kami.
Kasumi-san menyilangkan tangannya dan menatap kami dengan
sedikit kemarahan dimatanya.
Rinka mengatakan bahwa Kasumi-san adalah orang yang baik dan
tidak teralu peduli degan detail.
Namun, tetap saja dia akan marah jika dia kesal.
“…”
Dengan mata terkulai, aku diam-diam mengangkat kepalaku
untuk melihat Kasumi-san.
Dia terliaht cantik. Rambutnya yang memanjang hingga
ke bahu tertata dengan rapi, itu terlihat berkilau dan halus. Tentu saja,
penampilannya juga sangat luar biasa, dan suasananya cocok sebagai seorang
kakak perempuan.
Jujur saja, ketiga saudara Mizuki memiliki suasana yang
sangat berbeda.
“Hmm? Apa ada sesuatu di wajahku?”
“T-tidak ada”
Aku baru saja akan bercandan bahwa dia punya mata dan hidung
yang indah, tapi aku memutuskan untuk tidak melakukannya.
Aku punya firasat akan dipukuli jika membuat sebuah lelucon
kecil.
Ngomong-ngomong, Nonoa-chan sedang tidur nyenyak di kamar
Rinka.
“Jadi Rinka, siapa cowok ini”
“Dia Kazuto Ayanokouji, teman sekelasku”
“Ho~ apa kalian berkencan?”
“…”
Rinka terdiam.
“Bukan hanya pacaran, kami adalah suami isri”,
kupikir Rinka akan megatakan sesuatu seperti itu.
Rinka menunduk, menghindari tatapan kakaknya. Sungguh
pemandangan yang langka.
“Aku bisa mengerti hubungan kalian. Tapi Rinka… tidak baik
membawa seorang pria ke rumah”
“Ya…”
“Bagaimana jika ada orang lain yang mengetahuinya? Itu akan
menyebabkan masalah besar”
“…”
Rinka terdiam setelah mendegar kata-kata kakakanya yang
masuk akal.
Suasananya sangat tegang...
Sementara aku berpikir begitu. Kasumi-san membisikkan
sesuatu yang mengejutkan.
“Aku akan mengkonfirmasi, apa kalian berdua sudah melakukan
hubugan s*x?”
““Bufftt!””
Rinka dan aku sama-sama terkejut saat mendengar pertanyaan
Kasumi-san.
Pertanyaan macam apa yang diajukan orang ini dengan wajah
serius?
“Tung-Tunggu sebentar, kak…!”
“Ah, jadi belum ya. Bagaimana dengan berciuman?”
“”…””
“Belum juga!? Jadi hubungan seperti apa yang kalian miliki?”
Kami pasangan dalam game online.
Melihat Kasumi-san yang terkjeut, aku bergumam pada diriku
sendiri.
“Hmm… kalian pacaran, kan?”
“Kami tidak berkencan, kami suami istri”
“…eh?”
Rinka akhirnya berbicara.
Kasumi-san tampak terkejut.
“Aku bertemu Kazuto-kun di game online”
“Ah, itu benar. Rinka menyukai game online”
“Itu benar sekali. Di situlah aku dan Kazuto-kun menikah”
“Ho~”
“…”
“…”
“…”
“Eh, Cuma itu?”
“Ya, Cuma itu”
Kasumi-san hanya bisa berkedip, sementara Rinka mengangguk
degan tenang.
Aku tahu persis apa yang Kasumi-san pikirkan. Dia mungkin
berpikir bahwa kami berkencan di belakang layar dan kami diam-diam bertemu.
Namun, kenyataannya adalah kami hanya berteman di game
online.
Kasumi-san tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut.
“Itu berarti, apa kalian berdua berkencan di dunia nyata?”
“Sejak kami menikah di game online, tentu saja kita juga
suami istri di kehidupan nyata, kan?”
“Aku benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya
dipikirkan adik perempuanku ini”
… kupikir ini pertama kalinya aku mendengar sesuatu
seperti ini.
Ini bisa dibilang reaksi yang paling umum.
“Nee-chan tidak akan mengerti komunikasi dari hati ke hati
yang terjadi di dalam game”
“Kamu… Ayanokouji-kun, kan? Bagaimana menurutmu?”
Dia beralih mengajakku berbicara. Tampaknya sulit untuk
berkomunikasi dengan Rinka secara normal.
“Aku hanya ingin berteman dengan Rin—Mizuki-san”
“Yah, bagaimanapun juga, Rinka adalah idol yang sangat imut—”
“Bukan itu maksudku. Aku tidak peduli apakah Mizuki-san itu
seorang idol atau bukan, aku akan selalu ada di sini”
Hanya untuk kali ini saja, aku tidak akan menyangkalnya.
Sejujurnya, aku tidak terlalu menerima ide-ide Rinka yang
bisa dibilang terlalu ekstrem, tetapi tahun-tahun yang aku habiskan dengannya
terasa sangat nyata. Ikatan yang telah kami bangun sama sekali tidak cukup
rapuh untuk dihancurkan oleh informasi dunia nyata.
“Kazuto-kun…”
Aku bisa merasakan rasa hormat dari Rinka yang sedang duduk di
sebelahku.
…apa aku mengatakan sesuatu yang memalukan?
“Yah, aku tidak paham pernikahan seperti apa yang ada di
dalam game. Tapi kalian sepertinya serius”
Kasumi-san menyilangkan tanganya dan mengangguk puas.
“Nee-chan, jika bukan karena Kazuto-kun, aku sudah lama
menyerah menjadi ido. Itu sebabnya…”
“Jadi?”
“Bisakah kau merestui hubungan kami?”
“Hubungan suami istrimu?”
“Iya”
…..
Hmm?
Jangankan suami istri, bahkan aku tidak ingat kapan kami
mulai berpacaran.
Namun, aku punya firasat bahwa kakaknya akan menolaknya
sambil berkata, “Jangan konyol!”
“Mau bagaimana lagi. Mari kita akui dengan otoritasku
sebagai kakak perempuan!”
Eh? Kau mengakuinya? Kemana sikap dinginmu tadi?
“Nee-chan… terima kasih”
“Yah, daripada mempercayakanmu pada pria aneh, lebih baik
mempercayakanmu pada pria tampan yang baik di sana”
“A-aku bukan pria tampan…”
Aku langsung menyangkalnya. Kasumi-san menatapku dan
menyeringai.
“Kamu tidak perlu merendah. Kamu memang tidak terlihat
seperti tipe orang yang akan menarik banyak perhatian, tapi aku meneilai kamu
adalah pria yang cukup populer. Kamu sepertinya punya kepribadian yang dapat
mengungkapkan perasaan dengan jelas”
“Itu… tidak, aku tidak keberatan dengan itu. Tapi, bukankah
tidak baik bagi Rinka sebagai seorang idol untuk berkencan denga pria?”
“Itu memang benar. Tapi, kau tahu, setiap idol diam-diam
berkencan dengan pria. Ketika keadaan menjadi sangat buruk, mereka akhirnya
memiliki hubungan fisik dengan banyak pria, termasuk manajer mereka”
Sungguh cerita yang menghancurkan mimpi…
Aku terkejut, tapi aku berbicara kembali.
“Bukankah Kasumi-san juga mentang pada awalnya? Kau bilang
itu akan menimbulkan masalah bagi semua orang”
“Oh, itu hanya akting”
“Eh, akting?”
“Tidak, aku hanya ingin melakukan adegan seperti itu.
Seperti ketika anak perempuan membawa pasangannya pulang, kemudian sang ayah
ingin membalikkan meja atau semacamnya? Aku selalu inin mencobanya~”
“…”
Kasumi-san tersenyum gembira. Ada apa degan wanita ini…
“Selain itu, sulit bagi Rinka untuk berteman bahkan degan
gadis lain. Secara umum, bahkan tidak mungkin membawa seorang pria pulang. Ini
adalah kesempatan yang langka”
“… jika ada yang mengetahui kalau kami berkencan, dia tidak
akan bisa terus menjadi idol”
“Tidak masalah, kan? Dia telah bekerja sangat keras dan
sekarang giliran dia untuk mengerjar kebahagiannya sebagai seorang gadis”
“…”
Meskipun dia mengatakannya dengan santai, meski samar, tapi
dapat dirasakan bahwa dia sedang memikirkan kebahagiaan Rinka.
“Aku senang mendengarnya, tapi aku tidak ingin menimbulkan
masalah bagi semua orang di STAR☆MINES. Jadi, bisakah nee-chan
merahasiakannya?”
“Tentu saja. Mereka juga gadis yang
baik. Meski populer, mereka tidak terbawa suasana”
Sepertinya Kasumi-san sudah bertemu
dengan anggota STAR☆MINES.
Yah, tidak ada yang aneh dengan itu.
“Kurasa kita sudah selesai di sini.
Jadi, Ayanokouji-kun…”
“Y-ya?”
Kasumi-sann dengan senyum penuh arti
menatapku.
“Selanjutnya, ayo bertemu ibu kami”
…itu bohong kan
Suasananya tidak lagi memungkinkanku
untuk menjelaskan bahwa aku tidak memiliki hubungan spesial degan Rinka.
Aku merasa seperti sedang diserang angin kencang dan guntur.
“Nee-chan, ini masih terlalu cepat untuk bertemu ibu”
“Hmm, benarkah? Bukankah kalian ini sepasang suami istri?
Jadi, tidak apa-apa”
“Itu…”
Rinka melirikku. Aku mengerti mengapa dia ragu-ragu.
Rinka, yang masih menunggu jawabanku, mengira dia adalah
istriku, tapi aku tidak berniat membiarkan semuanya berjalan sejauh itu.
“Apa kalian saling menyukai?”
“”…””
“Hmm? Ada apa?”
Kasumi-san tampak bingung saat melihat kami terdiam.
“Sejujurnya… Kazuto-kun belum punya kesadaran sebagai
suamiku. Aku masih menunggu dia memastikan perasaannya”
“Ho ho ho~… aku mengerti. Itu artinya dia orang normal’’
Pernyataan ini sepertinya berarti bahwa Rinka adalah orang
yang aneh.
…Yah, aku benar-benar tidak bisa menyangkalnya.
“Tapi itu tidak masalah. Kazuto-kun hanya tidak
menyadarinya, tapi dia benar-benar mencintaiku”
“…adikku telah menjadi orang yang suram tanpa kusadari”
Kasumi-san menatapku seolah meminta bantuan.
Aku tidak bisa melakukan apapun. Melihat ke belakang, dia
sudah seperti sejak hari pertama.
“Hmm… biarkan aku memperjelas situasinya. Rinka mengira
kalian adalah suami istri, kan?”
“Benar”
“Bagaimana dengan Ayanokouji-kun?”
“…kami berteman di dalam game, kemudian teman sekelas yang
baru-baru ini mulai berkomunikasi di kehidupan nyata”
“Apa kamu menyukai Rinka?”
“Kalau tentang itu… aku tidak yakin apakah itu cinta atau
tidak. Karena aku mengagumi Mizuki-san sebagai idol sejak lama”
“Ah… ini situasi yang rumit, dan pelaku yang memperumits
situasi adalah Rinka”
“Apa artinya itu”
“Tidak ada, hanya arti secar harfiah”
“Hanya karena Kazuto-kun bingung, bukan berarti itu akan
mengubah fakta bahwa kami sudah menikah”
“…Ah, apakah ini yang orang sebut yandere? Atau stalker?”
“Jangan mengatakan sesuatu yang kasar. Aku akan marah
meskipun kamu kakakku”
Kata Rinka dengan marah.
Kasum-san menekan alisnya dan berkata.
“Aku mulai mengerti hubungan kalian. Awalnya kukira kalian
berdua sedang bermain-main. Jadi, sepertinya Rinka hanya mengganggu
Ayanokouji-kun?”
Penjelasannya benar tapi tidak benar.
Aku juga tanpa sadar menerima keadaan ini…
Mesikipun aku tidak mengakui kami adalah suami istri.
“Aku tidak mengganggunya, itu hal yang benar untuk suami
istri bersama, kan?”
“…Rinka”
Kasumi-san akhirnya memeluk kepalanya degan tak tertahankan.
Tidak, mungkin lebih tepat untuk menggambarkannya sebagai
tidak bisa berkata-kata.
Kemudian, Kasumi-san mengangkat kepalanya dan menatapku.
“Ayanokouji-kun…”
“Ya”
“Rinka kami… aku serahkan padamu”
“Oke—eh, apa!?”
“Maksudku, hanya kamu yang bisa menerima rasa sayang anak
ini”
“A-apa yang kamu bicarakan!?”
“Coba lihat, Rinka sangat imut, bukan? Menurutku dia salah
satu wanita paling cantik di negara ini. Selain itu, dia pintar, bisa menyanyi,
pandai memasak dan seorang idol keren yang dipanggil seorang gadis yang cantik.
Ya, dia sungguh sempurna, kan?”
“Kau berbicara seperti kau mendorong utang yang tidak
terbayar”
“Ahh! Terima saja dia! Dia tidak pernah membawa anak
laki-laki pulang! Bahkan aku pernah berpikir, “Huh? Apa sebenarnya dia itu
ngeyuri?” atau semacamnya! Membawa seorang pria pulang!? Ini kesempatan
terakir!”
“Eeh…”
Kasumi-san memaksaku dengan alasan seperti dia sudah
menyerah pada dirinya sendiri.
Apa yang sebenarnya terjadi…
“Ayanokouji-kun, aku tidak mengerti apa yang kamu
khawatirkan. Tapi terkadang muncul rasa cinta setelah berkencan. Jadi, bisakah
kamu mencoba dulu melewati batas itu dengan Rinka?”
“Begitu, ada cara berpikir seperti itu ya. Mana mungkin aku
melakukan itu! Bukankah itu hanya menambah keanehan?”
“Lakukan saja! Apa kau tidak puas dengan Rinka!?”
“Bukannya aku tidak puas…”
“Aku senang kamu berpikir serius demi Rinka. Tapi anak muda
melakukan sesuatu dengan dorongan hati, kan?”
“Kasumi-san…”
Apa yang dia katakan membuatku terkejut.
Aku terlalu banyak berpikir dan terpaku.
Kemudian, Kasumi-san menyeringai dengan senyum jahat.
“Serahkan saja pada hawa nafsumu”
“…”
Sungguh seorang kakak yang buruk.
Orang ini mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal sejak
awal, mungkin dia adalah karakter yang kejam.
“Kalau begitu aku akan menelpon Ibu~ kamu bisa tinggal dulu
untuk makan malam”
Seperti yang dikatakan Kasumi-san, dia mengeluarkan
smartphonenya dan mulai menelpon.
Dia melakukannya dengan cepat.
Dilihat dari penampilanya, kupikir dia adalah wanita yang
berpikirann terbuka, tetapi dia dengan mudah melampui ekspetasiku.
“Maaf, Kazuto-kun. Ini terjadi sebelum aku menyadarinya”
“T-tidak apa-apa…”
Rinka, yang duduk di sebelahku, meminta maaf padaku, seolah
dia merasa kasihan dari lubuk hatinya.
Ini bukan salah Rinka, itulah yang sebenarnya.
Ahhh, aku ingin bermain game…
Sekarang muncul pikiran seperti itu di kepalaku, mungki
itu adalah cara pelarianku.
☆
“Ternyata, Kazuto-kun orangya baik, ya!”
“Be-benarkah?”
“Ya, senang mengobrol denganmu”
Sambil menunggu ibu mereka pulang, aku menemani Kasumi-san
dan Nonoa-chan di ruang tamu.
Aku menjadi teman berbicara Kasumi-san dan teman bermain Nonoa-chan.
Ini melelahkan…
Untuk menemukan Rinka, aku melihat ke dapur. Dia sedang
menyiapkan makan malam.
Rabutnya yang indah sepanjang pinggang telah diikat menjadi
ekor kuda dan dia mengenakan celemek warna biru aqua.
Aku bisa melihatnya dari sini dan hanya melihatnya saja bisa
membuat jantungku berdebar.
“He~, apa kau terpesona oleh Rinka?”
“I-itu, ya”
Tidak sopan untuk menyangkalnya. Jadi aku menjawab dengan
samar.
Dia sangat lucu…
Seorang idol yang biasanya dingin menunjukkan sisi lembutya,
aku mungkin orang biasa pertama yang melihatnya.
“Hari ini kita makan kari! Apa Kazuto-niichan suka kari?”
“Ya, aku menyukainya… aduh—”
Nonoa-chan menarik poniku. Bagaimana jika nanti aku botak
di usia muda!
“Hari ini rasa karinya akan manis”
“Begitu ya. Sudah lama sejak terakhir kali aku makan kari
manis. Apa Nonoa-chan suka kari manis?”
“Tidak, aku suka dengan yang pedas”
“Anak SD yang hebat, seleranya berbeda dari orang lain. Hah,
jadi ini untuk Kasumi-san?”
“Hahaha, Kazuto-kun, apa menurutmu rasa manis sudah cukup
unutkku?”
“Apa maksudmu… tidak, tapi menurutku, kau suka makanan
pedas”
“Benar, bukan? Dengan kata lain, kari manisnya untuk…”
“Rinka?”
“Bingo!”
Ini mengejutkaku. Aku tidak berharap Rinka suka yang
manis…
Aku pikir dia tidak apa-apa dengan rasa pedas.
“Rinka-neechan tidak berani makan makanan pedas! Kemarin
saja, hanya menjilati cabai di mide udon dan dia langsung menangis!”
“Sepertinya dia benar-benar tidak berani makan makanan
pedas. Padahal, cabai di udon tidak terlalu pedas”
Entah bagaimana, aku sedikit senang mengetahui tentang sisi
tak terduga dari Rinka.
“Kami ingin makan yang pedas. Tapi Rinka adalah satu-satunya
yang bisa memasak, dan kami tidak bisa melawannya”
“Eh, apakah Kasumi-san tidak pandai memasak?”
“Ya, sama sekali tidak mungkin! Beberapa hari yang lalu, aku
berpikir akan membuat telur rebus, dan ketika aku memasukkanya ke dalam
microwave, malah meledak. Hahaha”
“Wow! Meledak meledak~!” [Bom bom bakudan :v]
“Ini tidak lucu. Ini masalah serius, sungguh”
Saat ini, masuk akal untuk tidak memasukkan telur ke dalam
microwave.
“Kazuto. Ada kata-kata yang perlu kamu ingat”
“…apa itu”
“Hidup adalah—sebuah ledakan”
“Kau mengatakan bahwa seni adalah ledakan, bukan begitu?
Jika kehidupan meledak, semuanya akan berakhir”
Aku menatap dingin pada Kasumi-san yang sedang tertawa, kemudian
terdengar suara pintu terbuka yang berasal dari pintu masuk.
Ibu mereka pulang
“Ibu pulangggg!”
Nonoa-chan melompat-lompat dengan gembira dan bergegas ke
pintu depan.
Dia sangat imut
Meskipun aku masih seorang siswa SMA, tapi aku seperti
menginginkan seorang anak perempuan.
Kemudian, ibu Rinka yang muncul bergandengan tangan dengan
Nonoa-chan—
“Pheewhhee~ ah, berbahaya. Lantainya bergetar—”
…dia terlihat sangat mabuk
Ibu Rinka, yang wajahnya diwarani merah cerah, berjalan
sambil sempoyongan.
Oh, ngomong-ngomong, Kasumi-san memberitahuku sebelumnya.
Bahwa dia minum sedikit dengan teman-temannya sebelum dia pulang.
…apa sungguh hanya sedikti?
“Hei, bu, itu memalukan. Sadarlah”
“Haha—maaf Rinka”
Rinka, yang bergegas dari dapur, memberikan segelas air, dan
ibunya meminumnya langsung.
…bagaimana aku menjelaskan ini?
Aku tidak terlalu pandai berbicara, tapu itu benar-bernar
berbeda dari yang aku bayangkan.
Apakah dia ibu yang membesarkan Rinka?
Kupikir dia akan menjadi orang yang lebih keras.
Tidak, menilai dari kepribadian Nonoa-chan dan Kasumi-san,
aneh kalau agak tegas.
Apa itu berati, Rinka, yang telah tumbuh menjadi tipe yang
sangat dingin adalah sebuah anomali?
Tetapi ketika aku memikirkan Rin, aku merasa itu wajar.
“Ka—heck—mu~, Ayanokouji… Kazuto ya~”
“Y-ya...”
Ibu Rinka berbicara dengan tidak jelas dan mencondongkan
tubuhnya ke arahku dengan bau alkohol di sekujur tubuhnya.
Kemudian dia bahkan meraih wajahku dengan kedua tangannya.
“Ara ara~. Kamu sangat imut. Apa kamu dari Johnny’s?”
“Ti-tidak…”
“Benarkah? Sayang sekali, kenapa tidak melamar sekarang
saja?”
Orang ini ngelantur. Mungkin karena terlalu mabuk.
“Bu, berhenti membuat masalah untuk Kazuto-kun”
“Unn Rinka~”
Setelah itu, dia diseret Rinka unutk duduk di sofa.
Aku tidak mengatakan bahwa dia adalah ibu dari idol populer.
“Kukuku, ini mengejutkanmu bukan, nak Kazuto?”
“Ya, itu benar… kemudian, apa maksudnya dengan ‘nak’”
“Ibu kami biasanya orang yang sangat serius. Tapi jika dia
minum sedikit alkohol, dia akan berubah menjadi seperti ini”
“B-begitu ya…”
Orang seperti apa dia biasanya
Melihat dia dirawat oleh Rinka di sofa, aku tidak bisa
membayangkan bahwa dia adalah orang yang biasanya serius.
Aku tidak terlalu memikirkannya, aku hanya melihat mereka
dari sisi kejauhan.
“Ano Kazuto-kun. Ibu memintaku untuk memberikan ini padamu”
“Hm?”
Rinka dengan ragu-ragu menyerahkan smartphone itu kepadaku
dan kemudian aku mengangkatnya.
Tapi, aku langsung menyesalinya.
Itu sedang dalam panggilan video call dan layar menunjukkan
seorang pria mengenakan kacamata.
Eh, bukankah orang ini seharusnya—
[Selamat malam, kamu pasti Kazuto Ayanokouji. Aku ayah
Rinka, Mikio Mizuki]
Itu ayahnya! Mengapa sekarang!
[Maaf bertemu deganmu seperti ini. Aku tidak bisa pulang
karena pekerjaan]
“T-tidak, tidak apa”
[Kudengar kau dan Rinka berkencan]
“Y-yah, itu… ada sedikit salah paham”
[Salah paham?]
Ayah Rinka menurunkan kacamatanya dan nada suaranya menjadi
rendah.
Terlalu banyak tekanan
“Sebenarnya, pada awalnua aku dan Rinka-san berteman melalui
game online. Kemudian, dalam dunia nyata, kami adalah teman yang baru saja
berkomunikasi (?)”
Aku mengatakan semuanya dengan jujur.
Meskipun aku sampai pada titik ini dengan cara
membingungkan, yang terbaik adalah menjelaskan semuanya kepada ayahnya.
Karena itu adalah keberadaan yang paling menakutkan, jadi
harus mengatakan yang sebenarnya. Bahkan jika itu membuat dia membenciku karena
ini…
[Ayanokouji-kun]
“…y-ya”
[Jadi, dengan kata lain. keluargaku membuat keputusan sendiri,
kan?”
“M-maafkan aku! Itu… hanyalah kesan yang aku dapat!”
Tebakannya sangat tepat, harus dikatakan bahwa itu adalah
kebenaran.
“…”
“…”
Keheningan yang berat menyebar. Ayah Rinka mengelus dagunya,
seolah sedang berpikir keras.
[Ayanokouji-kun]
“…Ya”
[Aku mengerti situasimu. Tebakanku mungkin benar]
“…?”
Apa maksudnya? Aku mendengarkan dengan seksama kata-kata
ayah Rinka.
[Ayanokouji-kun, aku pernah melewati jalan ini
sebelumnya]
“A-apa?”
[Lakukan yang terbaik]
“A-apa maksud anda? Kenapa anda seperti menunjukkan mata
yang mampu melihat segalanya!”
[Ini saranku sebagai seorang senior. Pilihlah pekerjaan
yang membutuhkan perjalanan bisnis yang sering]
“APA!?”
Nada suara ayah Rinka sangat berat. Aku bingung dia
mengatakan apa.
[Meskipun aku mencintai istriku, aku masih merasa lelah
karena terus bersama 24 jam sehari. Dan kelelahan itu tidak akan hilang di pagi
hari]
“Apa maksud kata-kata ini! Aku tidak mengerti sama sekali!”
[Terkadang, cinta membawa seseorang ke jalan
keputusasaan… ukir kata-kata ini di lubuk hatimu]
“Tunggu seben—”
Bip~ bip~ suara panggilan telah ditutup.
“…”
Kenapa semua orang tidak mendengarkan omonganku dan
langsung menutup panggilan secara tiba-tiba!
“Mikio-san… apa yang terjadii padamu?”
Saat ini, mungkin aku telah melihat sekilas sisi gelap
keluarga Mizuki.
Mungkin telah terjadi sesuatu antara dia dan ibu Rinka.
Dan sesuatu itu telah berlangsung lama dan tidak berubah
sampai sekarang.
Mikio-san memperingatkanku tentang sesuatu dalam panggilan
singkat tadi.
“Kazuto-kun, apa kamu sudah selesai?”
“Ah, ya”
Aku mengembalikan smartphone ke Rinka dengan tangan kananku
yang entah kenapa tidak bisa berhenti gemetar.
Sepertinya aku sudah tidak bisa melarikan diri lagi.
☆
Post a Comment