NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Tonari no Seki no Moto Idol Volume 1 Chapter 7

Chapter 7 - Seharusnya Aku Tidak Mengatakannya

"Maaf! Aku membuatmu menunggu lama ya? Aku terlambat karena pekerjaan tadi sempat tertunda."

Sudah lewat jam empat sore di akhir pekan. Aku sedang menyeruput es tehku sendirian ketika seorang wanita dalam balutan kemeja hitam yang necis dan casquette hitam besar duduk di depanku. [TN: Casquette itu sejenis topi, bisa lihat ilustrasinya biar kebayang.]

Matanya terlihat mengintip dari balik casquettenya dan suaranya yang lembut akan meyakinkan siapa pun yang mendengarnya kalau dia adalah Fuyuka Shirakaba, teman masa kecilku dan idol top saat ini.

"Aku tidak apa-apa. Apakah kau datang langsung setelah bekerja?"

"Mn. Maksudku, ini pertama kalinya Ren menghubungiku dan mengatakan kalau ingin bertemu denganku, kan?"

"Hee, apakah begitu."

"Benar ya. Itu sebabnya aku sangat senang dan terbang ke sini untuk melihatmu.”

Fuyu-nee tersenyum lembut.

Bahkan aku, dengan standar kecantikanku yang sudah kacau akhir-akhir ini karena terus bersama dengan gadis seperti Kotono dan Kasumi, aku masih merasakan aura seksi yang membuat jantungku berdebar kencang dan meningkatkan suhu tubuhku.

Rupanya, dia benar-benar datang tepat setelah pemotretan, dan aku sangat gugup melihat riasannya yang lebih mencolok dari biasanya sehingga aku merasakan semangat yang aneh muncul dari dalam diriku.

Meskipun kita adalah teman masa kecil, hal yang indah tetaplah terlihat indah.

"Tapi aku tidak bisa tinggal terlalu lama karena manajerku akan marah jika aku tidak kembali satu jam lagi. Oh iya, aku akan memesan es cokelat. Hari ini sangat panas, jadi tidak apa-apa lah ya sesekali."

"Iya tidak apa-apa kok. Jika terlalu manis, kau bisa menukarnya dengan es tehku."

"Yay. Fufu. Sudah lama sekali tidak berbicara dengan Ren di luar.”

Kami berada di restoran seperti kafe dengan ruangan private, letaknya jauh lebih dekat ke Tokyo, atau lebih tepatnya, ini hampir berada di Tokyo. Setiap meja dipartisi, dan insulasi (kekedapan) suaranya sangat bagus sehingga meskipun kita dapat sedikit mendengar orang lain berbicara dari meja lainnya, kita tidak akan dapat mendengar isi dari pembicaraannya.

Aku naik kereta selama beberapa menit dan datang ke kota ini untuk melihat Fuyu-nee kembali setelah waktu yang cukup lama.

Aku tahu akan sangat sulit menangani skandal seorang idol yang aktif. Meskipun kami adalah teman masa kecil, aku tetaplah seorang pria, dan meskipun Fuyu-nee tidak membicarakannya, aku tahu dia pasti mengambil banyak resiko untuk bisa bertemu denganku sekarang.

Karena Kasumi sendiri tidak akan membicarakannya, aku tidak punya pilihan lain selain bertanya kepada seseorang yang mungkin mengetahuinya.

Maka dari itu, segera setelah aku kembali ke rumah saat itu, aku langsung menghubungi Fuyu-nee dan dia langsung setuju untuk bertemu denganku, mungkin karena dia telah berhasil menggali sedikit waktu yang tepat dari jadwalnya yang sangat padat itu.

Aku sudah bilang padanya kalau ini juga bisa dibicarakan lewat telepon, tetapi dia lebih memilih menerima permintaan awalku untuk bertemu dengannya. Mungkin dia berpikir karena itu adalah permintaan pertama dari teman masa kecilnya.

"Apakah kamu mau makan?"

"Iya, aku mau. Kau juga kan, Fuyu-nee."

"Tentu saja aku juga. Aku khawatir dengan Ren. Apakah kamu sering begadang larut malam akhir-akhir ini?”

“…Iya.”

"Mou! Kamu ini memang suka begadang ya! Baiklah, mari kita bicarakan itu lain kali. Apa yang ingin kamu bicarakan?”

Sudah kuduga memang sulit untuk berpikir panjang dihadapan Fuyu-nee, jadi aku langsung membicarakannya saja.

"Sebenarnya, ini tentang Kasumi. Akhir-akhir ini, ada banyak hal yang terjadi dengan persiapan festival di sekolah."

Lalu aku menceritakan padanya tentang apa yang terjadi di sekolah secara berurutan.

Aku mengatakan kepadanya bahwa dia akhirnya mulai terbiasa dengan sekolah. Tetapi kemudian, salah satu teman sekelasnya mulai dirundung.

Dan juga bagaimana Kasumi mencoba berperan untuk menjadi siswa yang normal. Serta distorsi yang aku rasakan setelah melihat kondisinya ini.

"Jadi, aku bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang terjadi selama dia menjadi idol, yang mungkin menyebabkan dia menjadi seperti itu. Jika Fuyu-nee tahu, aku benar-benar ingin mendengarnya."

"...Kamu luar biasa, Ren."

"Eh?"

“Kamu telah menempatkan dirimu di hati Mirufy, yang tidak pernah dia tunjukkan kepada siapapun dalam kurun waktu yang lama. Jadi, dia mencoba menahannya lagi.”

Fuyu-nee tersenyum pasrah saat dia mengatakannya.

“Aku sebenarnya masih sedikit ragu untuk memberitahukannya padamu. Yah, tapi karena aku lah yang mempercayakan Mirufy pada Ren, kurasa Ren berhak untuk menanyakannya.”

Dia bergumam seakan untuk dirinya sendiri.

"...Jika itu membuatmu merasa tidak nyaman untuk mengatakannya..."

"Tidak apa kok. Maaf… tunggu sebentar."

Fuyu-nee pun menarik nafas dalam-dalam.

"Umm, kamu tahu."

Dia menggenggam kedua tangannya dengan erat di depan dadanya dan terlihat gugup, tatapannya berkeliaran kesana-sini, namun kemudian dia menatap langsung ke arah mataku seolah menunjukkan dirinya telah mengambil keputusan.

"Ini salahku, Mirufy berhenti menjadi idol."

Pikiranku terhenti, aku tidak bisa menangkap maksud dari perkataannya.

"...Eh?"

"Ini salahku. Sungguh. Aku benar-benar jahat."

Fuyu-nee menatap diriku yang sedang membeku, dan melanjutkan kata-katanya dengan ekspresi bersalah.

“Ini sedikit panjang, tapi maukah kamu mendengarkanku?"

Setelah aku mengangguk, Fuyu-nee menarik nafas dalam-dalam dan mulai menceritakannya.

“Mungkin ini tidak sepenuhnya sama dengan yang Ren ingin ketahui, tapi ijinkan aku memberitahumu sesuatu. Dia…jenius. Sejak awal, dia benar-benar bisa melakukan apa saja."

Suaranya pelan, seolah-olah untuk menegaskan kejujurannya.

"Dia menguasai tarian yang hanya aku ajarkan sekali. Bahkan jika dia tidak menguasainya hari itu, dia melakukannya dengan sempurna di hari berikutnya. Dia bernyanyi dengan baik, dia dapat membuat ekspresi wajah yang bagus, dan dia tidak pernah lupa untuk memberikan fan service. Itulah mengapa, meskipun hari itu adalah debutnya dalam konser, semua sorakan fans tertuju padanya."

Fuyu-nee mengatakannya dengan kepala tertunduk seolah dirinya sedang takut.

"...Itu benar-benar gila. Fans yang datang hari itu seharusnya sudah memiliki idolanya masing-masing, tapi mereka semua meneriakkan nama pendatang baru itu."

Kemudian dia melanjutkan kata-katanya dengan ketakutan.

"Karena bakat gadis itu adalah kekejaman."

Bakat untuk menghasilkan antusiasme yang luar biasa.

Aku tahu bahwa aku telah melihatnya sebelumnya, saat aku pergi ke Disneyland dengan Kasumi, meskipun dia mencoba untuk tidak terlihat mencolok, bakatnya itu masih tetap terlihat.

Aku bertanya-tanya seberapa besar bakat itu hingga seseorang menganggapnya sebagai sebuah kekejaman, bahkan dengan Fuyu-nee.

"Tapi dia begitu ramah dan sangat imut. Awalnya, member angkatan pertama menyukainya, meskipun mereka sadar dia adalah ancaman, tetapi setelah dia dipromosikan oleh agensi dan dipilih hanya dalam waktu tiga bulan setelah bergabung, mereka mulai iri padanya. Kamu tahu, agensi sangat selektif, jadi tentu saja, ketika Mirufy masuk beberapa gadis lainnya keluar. Jadi, sedikit demi sedikit, orang-orang mulai iri padanya."

Meskipun cider×cider sekarang sudah memasuki generasi keenam dan memiliki lebih dari 40 anggota, hanya 15 dari mereka yang terpilih untuk menyanyikan lagu utama dan tampil di TV.

Seperti yang Fuyu-nee katakan, sebagian besar anggota yang dipilih adalah trainee angkatan pertama, jadi itu benar-benar pilihan besar bagi Kasumi, yang baru saja bergabung dengan grup.

"Tentu saja aku peduli padanya sebagai member angkatan pertama, tapi sejujurnya, aku sangat sibuk setiap hari saat itu, dan aku tidak memiliki kesadaran untuk menyerahkannya kepada siapa pun kecuali diriku sendiri. Semuanya sibuk dengan urusannya sendiri, dan member lain yang tidak terpilih membenci Mirufy. Fans mereka juga membenci Mirufy, dan saat itulah fitnah terhadapnya mulai memburuk. Lebih buruk lagi karena dia dipilih di tengah kritik bahwa dia menghancurkan teman-temannya. Tentu saja, Mirufy memiliki banyak fans, tetapi haters memiliki lebih banyak pengaruh.”

Fuyu-nee mengatakannya dengan sedih dan menyesap es coklatnya yang telah tiba.

“Awalnya, aku mungkin hanya sedih dan tertekan melihatnya. Tetapi aku sangat sibuk sehingga aku tidak punya waktu untuk menangis, dan tidak punya waktu untuk bersikap baik padanya. Dia adalah gadis yang sangat kuat sehingga dia berpikir kalau dia punya waktu untuk bersedih, lebih baik dia menggunakannya untuk berlatih agar bisa lebih sempurna lagi hingga tidak ada yang akan menyalahkannya. Kualitas idolnya pun semakin meningkat dari waktu ke waktu dan dia mulai bersikap seperti idol yang ideal kepada semua orang… dan tanpa ku sadari, dia telah menjadi center tak tergantikan di grup.”

Fuyu-nee mencoba untuk tidak terlalu tertekan, tetapi juga tidak terlalu senang dengan ini.

Dia menggigit bibirnya dengan ekspresi serius di wajahnya dan melanjutkan kata-katanya.

"Aku tidak tahu banyak tentang ini, tapi sepertinya keluarganya tidak rukun, dan segera setelah itu dia pindah ke asrama sendirian. Aneh juga, kalau dipikir-pikir. Orang tua Mirufy tinggal di Tokyo, dan seharusnya siswa SMP di usia itu masih ingin dimanjakan oleh orang tua mereka…”

Nyatanya, dia bekerja setiap hari, tersenyum di atas panggung, dan ketika dia kembali ke ruang ganti dan asrama, dia sendirian.

Aku tidak mengerti bagaimana bisa seorang gadis SMP menjalani hidup seperti itu.

"Sejak dia datang ke asrama, dia mulai bersikap seperti ‘Mirufy’ dengan mengabaikan segalanya kecuali kepentingan idolnya. Dia bekerja sangat keras di event jabat tangan. Center adalah posisi yang paling populer dengan barisan antrian fans yang paling panjang, jadi itu pasti sangat melelahkan, tetapi dia terus tersenyum dan mendengarkan mereka semua dengan seksama.”

"Ah, memang benar. Kasumi, dia luar biasa cepat dalam mengingat nama-nama teman sekelasnya."

"...Aku yakin dengan hal itu. Dia selalu mengingat ribuan nama secara detail."

Fuyu-nee mengatakannya dengan tulus dan menutup matanya seolah-olah sedang mengingat-ngingat sebuah momen.

"Jadi, kami berjabat tangan selama sekitar sembilan jam. Ketika akhirnya selesai, saat itulah... "

Kemudian, nafasnya menjadi tidak teratur, tetapi dia berjuang untuk melanjutkan kata -katanya.

Matanya yang besar terbuka dan dipenuhi dengan air mata yang sudah tidak dapat dia tahan lagi.

"Seseorang menggunting paksa rambutnya. Salah satu sisi twin-tail yang menjadi ciri khasnya pun terpotong."

Aku sangat terkejut mendengar kejadian itu hingga nafasku seakan terhenti sejenak.

Aku sangat bingung, seolah -olah kepalaku dipukul dengan benda tumpul, sehingga aku tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Tu-tunggu sebentar. Tapi, Kasumi, aku cukup yakin kalau selama konser kelulusannya dia masih mengenakan twin-tail ciri khasnya seperti biasanya..."

"Itu adalah wig (rambut palsu). Dia tidak ingin pers membuat ci×ci terlihat buruk karenanya. Dia berhenti untuk melindungi grup hingga akhir."

"T-tidak mungkin..."

Aku dengan santai pernah bertanya kepada Kasumi mengapa dia memotong rambutnya.

Berbicara tentang Miru Kasumi, maka tidak akan lepas dengan rambut twin-tailnya.

Aku memang tidak akrab dengan dunia idol, tetapi aku ingin tahu mengapa dia memotong rambutnya, yang begitu terkenal hingga menjadi ciri khasnya, sampai sepundaknya.

Pada waktu itu, seingatku, Kasumi tersenyum cerah dan berkata, ‘Aku memulai kehidupan baru, dan aku juga mulai bosan, jadi aku memutuskan untuk memberikan perubahan!’.

"...Apa-apaan, itu...?"

Aku pun merasa mual dengan ketidakpekaanku sendiri, meskipun sudah terlambat.

"Dan yang memotong rambutnya, dia bilang dia adalah fansku."

"...Eh."

"Dia mengatakan bahwa sebelum Mirufy bergabung, terkadang aku masih bisa ditunjuk sebagai center saat konser. Lucu, bukan? ...Itu semua terjadi karena kurangnya kemampuanku."

Setelah Fuyu-nee mengatakannya, dia berkedip dan air mata jatuh dari salah satu matanya seolah seperti salju yang sedang mencair.

"Setelah sesi jabat tangan selesai, dia begitu terkejut hingga dirinya pingsan. Dan itu pertama kalinya dia menceritakan keluh kesahnya padaku. Dia bilang, dia tidak bisa melakukan yang terbaik lagi. Dia ingin berhenti menjadi idol. Aku mungkin satu-satunya orang di dalam grup yang cukup dekat dengannya untuk bisa saling berbicara dengannya seperti itu, meskipun tragedi itu disebabkan oleh fansku.”

Deraian demi deraian air mata jatuh dari mata besar Fuyu-nee.

"Jadi aku berusaha meyakinkannya kembali dan memberitahunya tidak apa-apa untuk berhenti. Tidak apa-apa untuk menjadi gadis yang normal."

Seolah-olah larut dalam penyesalannya.

Seolah-olah sedang mengakui dosanya, Fuyu-nee dengan putus asa menyatukan kata-katanya yang terbata-bata.

“Setelah itu, Mirufy benar-benar berhenti.”

Sambil menutupi wajahnya, dia mengusapkan saputangannya ke pipinya.

Kemudian, deraian demi deraian air mata itu terserap ke dalam saputangannya, dan akhirnya saputangan itu benar-benar basah seolah telah terendam dengan air matanya.

Bahunya terguncang, dan sosoknya terlihat bagitu rapuh seolah dapat menghilang kapan saja. Seperti kristal salju yang akan meleleh jika kita menyentuhnya, begitu lemah dan rapuh.

“…Fuyu-nee.”

────Untuk pertama kalinya, aku melihat Fuyu-nee menangis sejak dia lolos audisi.

Sejak saat itu, Fuyu-Nye telah menjadi objek kekagumanku yang mempesona dan tidak terjangkau. Menyakitkan ketika mengetahui kegiatannya jika dibandingkan denganku, yang tidak memiliki apapun untuk ditunjukkan.

Tentu saja, Fuyu-nee juga memiliki rasa sakitnya sendiri.

Aku tidak tahu harus berkata apa kepada Fuyu-nee, yang meneteskan air matanya di depanku. Jadi aku hanya menyeka air matanya dengan saputanganku dan berusaha yang terbaik untuk mencerna semua hal yang baru saja aku dengar darinya.

"Ma-maaf. Maafkan aku menangis seperti ini. Aku tidak punya hak untuk menangis. Aku benar -benar bermaksud untuk menceritakannya dengan lebih tenang, tapi..."

“Itu bukanlah hal yang bisa dibicarakan dengan tenang. Maafkan aku, sudah membuatmu menceritakannya.”

"Tidak apa-apa. Seharusnya aku memberitahumu sejak awal, jadi salahku karena tidak menceritakannya padamu waktu itu. Aku hanya memanfaatkan kebaikan teman masa kecilku.”

Hal ini selalu menjadi misteri bagiku. Aku bertanya-tanya mengapa Fuyu-nee datang kepadaku dan memintaku untuk membantu Kasumi meskipun dia telah keluar dari grup. Karena menurutku, biasanya keluarga lah yang akan mengurus hal-hal seperti itu.

Namun, akhirnya aku memahaminya.

Alasan mengapa Fuyu-nee begitu putus asa meminta bantuanku untuk menjaga Kasumi mungkin dikarenakan semua ini. Kali ini, dia tidak ingin Kasumi ditinggal sendirian. Dia tidak ingin menyesalinya lagi.

Fuyu-nee dengan hati-hati menyeka air matanya dengan saputangan dan memegang tanganku.

Tangannya dingin seperti es dan sedikit lembab.

“Menurutku alasan mengapa Mirufy menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang terjadi padanya karena dia berpikir jika dia menahannya sendiri, orang-orang di sekitarnya tidak akan terluka dan akan lebih mudah baginya untuk merasakannya sendiri.”

Kata-kata ini mengingatkanku pada kejadian saat Kasumi mengalami hiperventilasi dan menyalahkan dirinya sendiri, hal ini membuatku tidak bisa menahan ekspresi muramku.

Fuyu-nee kembali mengambil nafas dalam-dalam dan meremas tanganku dengan erat sekali lagi.

"Tapi jika dia terus melakukannya, kali ini dia pasti akan hancur. Jadi, Ren, tolong bantu dia."

Lalu Fuyu-nee mengambil nafas yang panjang.

"Karena aku tidak bisa melakukannya."

Dia mengatakannya dengan senyum dan tangis di wajahnya.

"...Iya. Serahkan padaku."

Nyatanya, aku tidak tahu sejauh mana Kasumi akan mengandalkanku.

Aku, yang hanya terlibat dengan candaan Kasumi ‘yang seperti idol’, mungkin saja belum dianggap sebagai teman olehnya.

Namun, aku yakin. Aku ingin lebih mengenalnya dengan baik sehingga dia akan mengerti kalau aku adalah orang yang tangguh dan tidak akan hancur meskipun dia memberiku banyak tekanan dan dia bisa mengandalkanku.

Karena kami telah berada di sisi yang sama sejak hari itu ketika kita membentuk aliansi bersama.

“…Tapi, kau juga harus berhati-hati kan, Fuyu-nee? Semua fitnah dan kecemburuan itu juga bisa mengarah padamu!!”

“…Terima kasih.”

"Jika kau memiliki masalah, bicaralah dengan segera padaku. Yah, kurasa aku tidak akan bisa membantu, tetapi jika kau perlu berkonsultasi dengan pengacara, aku akan memeriksa semua firma hukum."

“Idemu memang selalu unik dan berlebihan ya, Ren. …Hei, jika nanti aku hancur berkeping-keping, maukah kamu menerima onee-sanmu ini?”

Aku memiliki masalah dengan orang ini karena dia dengan sangat mudah mengatakan hal-hal semacam itu. Ada hal yang aman untuk dikatakan kepada teman masa kecilmu dan ada yang tidak! Tapi aku tidak bisa mengatakannya, jadi aku hanya menatap Fuyu-nee dengan tajam.

“Kau tidak perlu mengatakannya padaku, aku sudah mendapatkan begitu banyak masalah darimu.”

"Waa, jahat sekali. Onee-sanmu benar-benar hanya memiliki Ren-kun, tahu."

"Iya, iya."

"Ah, kamu pasti tidak percaya kan?”

Siapa yang akan mempercayai kata-kata seperti itu dari seorang idol aktif.

Sungguh, apa serunya memang mengggoda teman masa kecilmu.

Fuyu-nee menyeringai, memeriksa arlojinya, dan berkata, ‘Make upku jadi kacau. Aku pasti akan mendapatkan masalah dengan manajerku.’. Dia mengeluh dengan nada bercanda dan mulai bersiap untuk pergi.

Waktu yang ditampilkan di ponselku adalah pukul 17:30. Itu satu jam lebih telat dari waktu yang kita sepakati sebelumnya.

"Apakah kau yakin dengan jadwalmu!?”

"Tidak apa-apa. Aku sudah bilang padanya kalau aku mungkin terlambat karena dia orang yang sangat serius.”

“Kalau begitu, ini jelas bermasalah, kan!?”

“Fufu. Itu sebabnya aku bersiap untuk ikut pulang denganmu karena aku ingin bersama dengan teman masa kecilku yang penting sedikit lebih lama lagi.”

Fuyu-nee mengatakannya dan menatap wajahku.

"Jika kamu lelah, kamu bisa datang kepadaku. Aku akan memanjakanmu. Aku akan sangat memanjakanmu sehingga kamu akan kacau."

“…Balik bekerja saja sana!"

"Haa, aku sangat lelah. Ayo pulang.”

Aku ingin tahu apakah semua idol sejail ini. Tentu saja aku akan mudah salah paham dengannya.

Sekarang aku akhirnya mengerti mengapa fans Idol begitu sering pergi ke event jabat tangan.

Dalam perjalanan pulang, Fuyu-nee bergumam padaku,

"Aku tidak melakukan hal seperti ini ke semua orang.”

Begitulah katanya.

Lima belas tahun pengalamanku sebagai teman masa kecilnya memberitahuku kalau tidak ada maksud lebih dari perkataan itu selain karena kita adalah teman masa kecil.

Matahari masih bersinar cerah pada pukul 17:30 di awal musim panas.

Kepalaku meleleh karena cahaya matahari dari barat yang secara bertahap terasa semakin kuat.

 

 

Side: Fuyuka Shirakaba

"...Haa...."

Setelah bertemu dengan Ren, detak jantungku selalu melonjak.

Mungkin karena aku gugup, karena aku mencintai Ren, ────dan karena aku sangat khawatir kebohonganku akan terungkap.

Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku tidak sebaik atau secantik yang dipikirkan Ren.

Aku bukan penari yang baik, aku bukan penyanyi yang baik, aku benar-benar tidak pandai berbicara dengan orang, dan jika aku bisa, aku lebih ingin mengunci diri di kamarku sepanjang waktu.

Aku di bawah rata-rata dalam segala hal, dan tidak ada yang berhasil. Meski begitu, aku selalu ingin menjadi onee-san yang di dikagumi oleh pria kesayanganku, Ren. Itu sebabnya aku melakukan semua yang aku bisa untuk dikagumi olehnya.

Aku adalah orang yang cengeng, dan aku akan cemas jika aku tidak berlatih. Untungnya, sebagai seorang pengecut, aku sangat cocok menjadi seorang idol, di mana kerja keras itu dihargai.

Aku pikir aku bisa menjadi yang terbaik di sini.

Baru setelah trainee angkatan kedua masuk, aku menyadari bahwa diriku salah.

“…Kamu bisa berhenti, tidak apa-apa. Kalau Mirufy benar-benar ingin menjadi gadis normal.”

Aku memberi tahu Mirufy dengan santai dan sopan, kalau dia sangat jauh dari sosok idol yang aku pikirkan.

Saat itu, aku masih tidak tahu kalau dia akan pindah ke sekolah yang sama dengan Ren.

Tidak mungkin, aku jelas tidak menduga kalau dia akan mengatakan ‘itu berada di kampung halaman Fuyuka-san.’. Terlebih lagi, kenapa aku berpikir untuk memanfaatkan kesempatan itu agar bisa sering terlibat dengan Ren.

Kenapa aku membiarkan mereka berdua saling mendekat?

“Jika Fuyu-nee tahu, aku benar-benar ingin mendengarnya.”

Kepalaku berputar saat melihat ekspresi serius Ren yang khawatir dengan Mirufy.

"Kenapa, sejauh mana kamu akan...?"

Kemana pun aku pergi, aku selalu diganggu.

Aku hanya ingin menjadi onee-san yang baik yang Ren suka.

Aku hanya ingin disukai oleh Ren!

"Dan kemudian, Mirufy benar-benar berhenti!"

Meskipun begitu, aku bahkan bisa meneteskan air mata karena itu salahku, jadi aku masih cocok untuk menjadi idol.

Karena itu, Ren menatapku seolah seperti aku adalah gadis yang sangat spesial.

Pada saat itu, aku bisa menjadi onee-san yang baik yang sudah aku dambakan.

Aku tidak bisa berhenti. Tidak masalah siapa pun yang menyukaiku kecuali Ren.

────Karena tidak peduli seberapa banyak fans yang aku dapatkan, aku akan selalu mencari Ren di antara para penonton.

"…Tidak akan aku katakan."

Kenyataannya, aku mendorong Miru-chan untuk berhenti dari idol karena dia menghalangiku.

Aku hidup dengan dukungan janji yang dibuat ketika aku masih kecil yang bahkan tidak dia ingat lagi.

Aku bukan idol yang istimewa dan imut, tetapi seseorang yang ceroboh dan gagal.

Ya, seperti itulah.

Aku tidak akan bisa hidup jika hal seperti ini terungkap.

Aku mengingat Ren yang bersamaku beberapa waktu lalu, dan aku menekan pipiku yang mengendur.

"Aku akan mengelabuimu selama sisa hidupku."

Aku harap, dia tidak akan pernah tahu.


  

|| Previous || ToC || Next Chapter ||

Post a Comment

Post a Comment

close