“Aku menyukaimu, Kazu-kun. Kumohon berkencanlah denganku.”
Itu adalah
hari yang cerah. Sinar matahari yang hangat menyinari atap sekolah. Aku, Kazuto
Ayanokouji dan…
Nana
Kurumizaka… dia mengaku kepadaku.
Pipinya
memerah, dan tangannya yang gemetar mencengkram roknya erat-erat.
Dari
tatapan matanya yang kuat itu, dia menyampaikan perasaan yang sesungguhnya.
“Kurumizaka-san.”
“Aku tidak
ingin mengkhianati Rinka, tapi aku tidak bisa menahan diri.”
Dia
mungkin bingung oleh perasaannya terhadap sahabatnya dan cintanya.
Sambil
menangis, dia mengatakan yang sejujurnya.
“Aku rela
membuang segalanya… Kazu-kun, kumohon berkencanlah denganku!”
“…”
Apa
yang harus kulakukann.
Tidak,
seharusnya aku tidak perlu khawatir sama sekali. Karena aku—
“Kazu-kun!”
Kurumizaka-san
tiba-tiba melompaat ke arah dadaku.
Aku
memeluknya tanpa sadar. Tubuhnya yang begitu lembut dan mungil.
“Jika saja
Kazu-kun dan aku bertemu sebelum Rin-chan… apa yang akan terjadi?”
“Itu…um”
Kurumizaka-san
memeluk dadaku dan menatapku dengan mata berair.
Aku
kehilangan kata-kata saat dihadapkan pada pesona dan kerapuhan yang luar biasa.
“Kazu-kun…”
Kurumizaka-san
berjinjit dan mendekatkan wajhnya ke arahku. Dia mau menciumku?
“…eh”
Aku secara
refleks ingin melarikan diri, tapi entah kenapa tubuhku tidak bisa bergerak. Rinka—
Aku tidak
bisa menolak, saat bibir Kurumizaka-san dan bibirku akan tumpang tindih—
Bip
bip bip!
Suara
alarm terdengar sangat keras, mengaburkan dunia di sekitarnya.
Perlahan,
aku membuka mata, dan langit-langit yang kukenal tersebar dalam penglihatanku.
“…hanya
mimpi, ya.”
“Arghh,
sayang sekali! Untuk beberapa alasan, kau melakukan yang sangat disayangkan.”
“Apa
maksudnya…”
Ketika aku
sedang mengobrol dengan Tachibana dan Saito di kelas pagi, hari menceritakan
mimpi yang aku alami pagi ini. aku mengharapkan reaksi mereka, tapi reaksi
Tachibana lebih kuat dari yang kuduga. Dia menggelengkan kepalanya dengan tidak
sabar.
“Tapi
Ayanokouji-kun mengingat Mizuki-san dan mencoba kabur tepat sebelum dicium,
kan?”
“Yah, itu
benar.”
Aku
mengangguk ragu.
“Itu dia!
bukankah itu berarti kau benar-benar menyukai Mizuki? Jika kamu hanya seorang
penggemar, tidak usah melarikan diri.”
“Aku tidak
tahu…”
“Yah, kau
terlalu serius. Kalau itu aku, aku akan pergi dengan Mizuki setelah mencium
Nana-chan. Ha ha ha ha!”
“Wah…
(tidak tertarik)”
“Jangan
bodoh! Itu adalah keinginan alami seorang pria! Kan, Saito?”
“Tidak,
meski hanya mimpi, aku ingin menjadi orang baik.”
“Dasar
pengkhianat!”
Tachibana
membentak Saito yang sedang melipat lengannya. Damainya~
Sementara
mendengarkan pertengkaran antara Tachibana dan Saito, aku menatap Rinka yang
duduk di bangku baris depan. Seperti biasa, dia memiliki postur yang indah dan
punggungnya lurus. Dia memiliki suasana gadis yang sempurna.
Ditambah
dengan aura dari seorang idol, punggungnya tampak memancarkan cahaya.
“—ah.”
Tiba-tiba
Rinka berbalik dan kemduian tatapan mata kami bertemu.
Biasanya,
kami akan saling menatap selama beberapa detik dan kemudian memberikan semacam reaksi
untuk saling menanggapi. Tetapi…
“…”
Rinka
segera mengembalikan pandangannya ke depan… itu sangat singkat.
Aku
mungkin terlalu memikirkan ini, tapi sejak aku bertemu keluarga Rinka, aku
merasa Rinkka menjaga jarak denganku. Dibandingkan sebelumnya, sikapnya di chat
tidak seperti biasanya, dan percakapan tidak berlangsung lama…
Saat
aku sedang memikirkannya, aku menerima pesan dari Kurumizaka-san, jadi aku
mengeluarkan smartphoneku.
[Sekarang,
tolong ceritakan kemajuanmu dengan Rin-chan! Sebagai komandan operasi
persahabatan, aku memiliki kewajiban untuk mengetahuinya! Ayo kita bertemu di
tempat biasanya saat jam makan siang nanti!]
Tampaknya
operasi itu masih berlangsung. Dan juga, Kurumizaka-san menganggap dirinya sebagai
komandan. Dia benar-benar semangat dalam hal ini.
Dia
mungkin telah berbicara dengan Rinka juga, tapi aku yakin dia juga ingin
mendengar pemikiran dariku.
Mengenai
sikap acuh tak acuh Rinka baru-baru ini, aku hanya ingin meminta nasihatnya.
[Siap,
Komandan!] Balasku
sambil menunggu jam istirahat makan siang.
☆
“Tempat seperti biasa” mengacu pada tangga di
depan atap. Saat istirahat makan siang, aku tiba di sana lebih awal dan duduk
di tengah tangga untuk menunggu Kurumizaka-san.
“Akhir-akhir
ini, aku malah sering bertemu dengan idol…”
Kehidupan
sehari-hariku berubah drastis. Bahkan aku tidak membayangkan hari-hari ketika
aku asyik bermain game online.
Kalau
dipikir-pikir, bagaimana kabar Kotone-san? Aku belum pernah melihatnya sejak
saat itu.
“Kazu-kun?”
Setelah
aku dipanggil, aku langsung mengangkat wajahku. Aku tidak menyangka wajah
Kurumizaka-san tepat di depan mataku. Dia menatapku dengan bingung.
“Uwahh…”
Aku
langsung teringat mimpi yang aku alami pagi ini.
Kurumizaka-san
melompat ke dadaku, dan bibirnya—
“Apa
kamu baik-baik saja? Wajahmu memerah lo?”
“A-aku
baik-baik saja, tidak ada apa-apa…”
Aku
sudah memikirkan ini sebelumnya, bahwa Kurumizaka-san terlalu dekat.
Tidak
ada peringatan, bisa dibilang. Setiap kali jaraknya dekat, aku menjadi panik.
“Benarkah?
Wajahmu memerah… mungkinkah kamu terkena demam?”
Kurumizaka-san
berkata demikian dan kemudian meletakkan tangannya di dahiku.
Itu
adalah tangan seorang gadis yang dingin dan lembut. Jantungku berdegup kencang.
“Hmm,
agak panas… bukan? Apa tidak melelahkan?”
“Aku
sungguh baik-baik saja…”
“Baiklah.
Jika Kazu-kun bilang tidak apa-apa, aku akan percaya. Tapi jangan mencoba untuk
memaksakannya, oke?”
Kurumizaka-san
berkata dengan ramah. Tapi kau adalah penyebabnya.
Aku
tidak bisa mengatakannya, aku hanya menuggu dengan kaku sampai tangannya
meningalkan dahiku.
Meskipun
aku sudah mulai terbiasa berbicara dengan perempuan, kontak skin-to-skin masih
membuat hatiku tidak kuat. Aku berharap dia memperlakukanku sedikit lebih lembut,
seperti memegang benda yang rapuh.
“Ngomong-ngomong,
Apa kau tidak memiliki sesuatu yang ingin ditanyakan padaku?”
“Un!
Apa kamu pergi ke rumah Rin-chan minggu lalu?”
Tangan
Kurumizaka-san meninggalkan dahiku, matanya berbinar dan dia bertanya dengan
penuh semangat.
“Ah,
apa kau mendengarnya dari Rinka?”
“Kasumi-san
yang menceritakannya!”
Orang
itu benar-benar bermulut besar. Meskipun bisa dilihat bahwa dia adalah orang
yang seperti itu.
“Dan
juga, aku mendengarnya dari Rin-chan. Selanjutnya aku ingin mendengarnya dari
Kazu-kun.”
“Itu
memalukan.”
“Sebagai
komandan, aku harus memahami hubungan antara kalian berdua! Jadi ayo
ceritakan!”
“Sangat
tidak sabaran…”
Aku
mendengar bahwa gadis-gadis suka mendengarkan urusan cinta orang lain, dan
tampaknya idol Nana Kurumizaka tidak terkecuali. Sikapnya sangat positif.
Aku
memutuskan untuk berbicara tentang hariku di rumah keluarga Mizuki.
Pertama-tama,
aku dicurigai sebagai orang asing. Lalu Nonoa-chan memanggilku Oni-chan.
Kasumi-san memintaku untuk menjaga Rinka. Ibu mereka pulang dalam keadaan
mabuk, dan yang terakhir kemunculan ayah mereka, Mikio.
Apa
arti dari perkataan ayah Rinka?
Aku
masih tidak mengerti.
Tidak,
sebenarnya otakku menolak untuk mengerti.
“Dengan
kata lain, kamu sudah disetujui oleh keluarganya. Jadi, kalian berdua masih
belum berpacaran?”
“Hmm,
benar… selain itu, sikap Rinka sangat dingin padaku. Seperti dia menjaga jarak
dariku.”
“Rin-chan
cuek… sebagai komandan, akan kuberitahu kenapa dia seperti itu!”
Kurumizaka-san
dengan percaya diri menepuk dadanya.
“Rin-chan,
mungkin dia menyesal.”
“Menyesal?
Apa yang dia sesali?”
“Karena
mengundang Kazu-kun ke rumahnya.”
Aku
masih bingung, jadi aku memutuskan untuk mendengarkan penjelasan dari
Kurumizaka-san.
“Bukankah
Rin-chan pernah bilang? Dia bilang bahwa dia akan menunggumu untuk memilah
perasaanmu. Tapi pada akhirnya, kamu disetujui oleh keluarganya. Dia sangat
peduli tentang ini.”
“Itu,
apa kau langsung mendengarnya dari Rinka?”
“Un,
setelah dia tenang, dia sepertinya menyesalinya.”
Mengapa
dia mengatakan sesuatu seperti itu pada saat seperti ini?
“Aku tidak mengira Rinka memikirkan hal
seperti itu.”
“Dia
hanya tidak menunjukkannya. Meskipun Rin-chan memiliki sisi keras kepala, dia
sebenarnya sangat perhatian… dan juga sangat lembut.”
Lembut?
Apakah itu Rinka? Mau tidak mau aku bertanya-tanya, tapi pikiranku dengan cepat
menerima pernyataan itu.
Rinka
mengejar hubungan sederhana antara game online dan dunia nyata, bisa dikatakan
bahwa dia memiliki sisi yang lebih polos dan lembut dari orang biasa. Meski
sikapnya dingin, bukan berarti hatinya juga sama dinginnya.
“Kalau
begitu, sebagai komandan, aku akan membantumu!”
“Apa
rencanamu, komandan.”
“Pertama-tama,
Kazu-kun dna Rin-chan akan berkencan! Ini akan menjadi kencan pertama yang
menakjubkan!”
“Itu
tidak mungkin!”
“Itu
mungkin! Aku akan memikirkan rencana kencan yang sempurna, jadi serahkan saja
kepadaku!”
“T-tidak,
tidak tidak! Kencan… lihat aku, tanganku sudah berkeringat!”
Aku
membuka telapak tanganku yang basah.
Memikirkan
tentang berkencan dengan Rinka membuatku gugup.
“Selain
itu, ada banyak masalah dengan kencan, bukan? Jika aku dan seorang idol seperti
Rinka terlihat berjalan bersama, pasti akan ada gosip, dan bahkan foto akan
tersebar di (SNS) medsos.”
“Hmm,
tidak apa-apa jika kamu menyamar.”
“Menyamar
masih akan dikenali orang. aura seorang idol begitu kuat, Rinka dan
Kurumizaka-san semuanya bersinar di mataku.”
“Ahaha,
kamu terlalu berlebihan. Kami hanya gadis biasa.”
Jelas
tidak biasa sama sekali.
Namun,
Kurumizaka-san tidak sombong, dan sepertinya berbicara dari lubuk hatinya.
Perasaan
tidak sombong ini mungkin adalah rahasia popularitasnya.
Karena
dia ceria dan ramah, aku juga bisa bergaul dengannya dengan normal.
“Sebenarnya,
kamu tidak akan diperhatikan secara tidak sengaja. Penting juga unutk mengubah
suasanamu. Haruskah menyatu dengan lingkungan? Aku tidak pandai menjelaskan,
tapi sesuatu seperti itu.”
“Begitu
ya.”
Aku
tidak mengetahui situasi seorang idol, jadi aku membalas tanpa benar-benar
paham.
Karena
Kurumizaka-san bilang seperti itu, seharusnya tidak ada masalah.
“Hmm~
kalau tidak, lebih baik berkencan di game online! Kamu tidak akan gugup jika di
dalam game, kan?”
“Selama
namanya itu kencan, aku akan gugup.”
“Erm—
kamu sering bermain dengan Rin-chan, kan?”
“Seperti
yang dikatakan… sulit untuk tidak merasa gugup saat memikirkannya sebagai
kencan. Selain itu, suasana antar kami berdua sekarang sangat canggung.”
“Kalau
begitu, aku akan ikut bermain juga dan memberikan dukungan… apa masih tidak
mungkin?”
Seolah
ingin melihat bagaimana perasaanku, Kurumizaka-san mengintip dari bawah dan
bertanya.
“…kenapa
harus berkencan?”
“Kupikir
kalau kamu pergi berkencan, kamu bisa menentukan suasana hatimu. Apa aku
terlihat menyebalkan…?”
“Aku
tidak berpikir seperti itu…”
Aku
tidak merasa buruk. Aku hanya sedikit bingung dengan semangat Kurumizaka-san.
Aku yang biasanya hanya bermain game tidak bisa mengikuti kecepatannya.
“Aku,
hanya ingin melihat Rin-chan bahagia. Dan melihat Kazu-kun bahagia juga.
Sehingga aku bisa membalas kebaikanmu karena telah membantu kami.”
Kurumizaka-san
menyampaikan isi hatinya dengan tulus. Aku percaya dia tidak berbohong. Dari
kata-katanya, dia sepertinya tahu percakapan antara aku dan Kasumi-san di mobil
ketika mengantarku pulang pada hari itu. Mungkin Kasumi-san memberitahunya
juga.
“Aku
hanya bermain game.”
“Tidak
masalah. Aku mempercayaimu, jadi aku ingin mempercayakan temanku, Rin-chan,
kepadamu.”
“Bagaimana
kau bisa percaya padaku…”
“Hmm~
Rin-chan menyukaimu adalah alasan utama, tapi yang paling penting adalah
suasanamu.”
“Suasana?
Apa itu terlihat seperti memiliki kehadiran yang lemah?”
“Ahaha,
bukan seperti itu. Entahlah, suasana Kazu-kun membuatku merasa sangat nyaman. Apakah
bisa dikatakan bahwa dia nyaman… seseorang dengan suasana seperti itu adalah
orang yang bisa dipercayai.”
Kurumizaka-san
menatap mataku dan mengatakannya dengan pasti.
Apa
ini cara para idol memandang orang?
Dia
mencoba yang terbaik untuk memastikan bahwa orang tidak akan merasa rendah
diri.
“Tentu
saja, perasaan Kazu-kun adalah yang terpenting. Jika kamu tidak suka berkencan,
kamu bisa menolaknya.”
“Tidak…
bukan begitu.”
“Sungguh?
Bukankah kamu memaksakan dirimu?”
“Ya.
Aku ingin lebih dekat dengan Rinka. Perasaan itu sangat jelas.”
Perasaan
ini juga dari sebelum aku mengetahui identitas asli Rin.
Namun,
aku tidak memiliki keberanian untuk berbicara dengan “Mizuki-san”, jadi aku
hanya bisa melihat punggungnya dari kejauhan. Dan kemudian, Kurumizaka-san
dengan senang hati membantuku yang tidak berguna ini.
“Yosh!
Operasi persahabatan telah sampai di tahap akhir!”
Setelah
memastikan pikiranku, Kurumizaka-san menyatakan dengan lantang.
Aku
tidak masalah dengan itu, hanya saja… aku merasa tidak ada banyak hal dalam
operasi perasahabatan, meskipun itu adalah tahap akhir.
☆
|| Previous || || Next ||
Post a Comment