NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

KanoUwa: after story Volume 1 Chapter 2

 


Penerjemah: Tensa

Proffreader: Tensa 


Berapa Cup?


"Senpai, menurutmu ukuran dadaku berapa cup?"

Pertanyaan mendadak dari kouhai nakalku ini membuatku tersedak es kopi susu yang sedang kuminum.

"Ma-mana kutahu!"

"Ayolah, tebak saja~"

Shinohara yang sedang duduk di kasurku tersenyum jahil.

"...Entahlah, tapi sepertinya lumayan besar, sih."

"Senpai tidak menjawab pertanyaanku. Aku tanya menurutmu berapa cup?"

Ini hanya obrolan ringan seperti biasa.

Menyadari itu, aku mencoba tenang. Aku tidak mau terlihat kelabakan di depan kouhai ini.

"Mungkin D?"

"Buu buu. Salah~"

"Oh begitu, sayang sekali."

"Heh?"

Shinohara memasang wajah bingung.

"Katanya rata-rata cowok sekarang sukanya cup D. Tapi kamu bukan ya. Makanya sayang sekali."

Sebagai hukuman karena sudah menggodaku, aku asal bicara seolah-olah itu fakta.

Sebenarnya aku pribadi lebih suka yang lebih besar sih, tapi itu kusimpan sendiri. Kalau Shinohara yang sepertinya sedikit lebih besar dari D tahu, dia pasti akan makin besar kepala.

Di sini aku harus memprioritaskan wibawaku sebagai senpai.

"Se-senpai yakin soal itu? Bukan selera pribadi senpai?"

"Yep, survey di majalah-majalah belakangan ini hasilnya begitu semua, lho. Di media sosial juga rata-rata begitu."

Bohong, sih. Tapi kalau menggunakan tameng yang besar seperti majalah dan media sosial, jadi lebih meyakinkan. Nanti saja kuberitahu kalau itu bohong.

"Bo-bohong! Di kuliah pernah dengar kalau semua cowok suka yang besar!"

"Kuliah macam apa itu..."

Di kampus memang kadang ada dosen yang aneh. Mungkin ada juga kuliah yang membahas soal dada wanita.

"La-lalu... senpai lebih suka yang mana?"

Yang besar atau yang kecil. Pertanyaan yang biasanya cuma muncul saat mabuk di goukon.

"Yang kecil."

Ini juga bohong sih. Tapi melihat Shinohara yang mengerutkan dahi, sepertinya berbohong ada gunanya juga.

"Ke-kenapa... pasti, pasti lebih enak yang besar kan. Soalnya, kalau diremas pasti rasanya beda kan. Pasti, pasti lebih enak yang besar kan. Senpai aneh ah."

"Nanti dimarahi lho."

Yang suka ukuran kecil juga tidak sedikit. Mungkin itu dunia yang tidak diketahui Shinohara.

"Siapa yang akan marah? Di sini cuma ada aku dan senpai kan?"

Sambil berkata begitu, Shinohara langsung berdiri.

"Aku pulang dulu, mau lari!"

Melihat tindakan mendadaknya, aku memiringkan kepala.

"Katanya lemak di dada akan berkurang kalau lari sih. Kalau begitu sampai ketemu di kampus ya, senpai."

Setelah berkata begitu, Shinohara keluar dari rumah. Sepertinya dia serius.

"...Lupa bilang kalau aku bohong."

Yah, masih banyak kesempatan lain untuk mengatakannya.

Sambil berpikir begitu, aku menguap lebar dan berbaring di kasur. Di tempat Shinohara duduk tadi masih terasa sedikit kehangatan.

Pada akhirnya, aku tidak sempat menanyakan berapa cup ukuran dada Shinohara.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment



close