NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

KanoUwa: after story Volume 1 Chapter 8

 


Penerjemah: Tensa

Proffreader: Tensa


Fenomena Pembalikan Mood


Setelah selesai mengikuti kuliah seharian, aku pulang dengan perasaan segar.

Hari ini untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku menghadiri semua kelas dari jam pertama sampai jam kelima tanpa terlambat dan mencatat dengan sempurna. Mungkin ini hal biasa, tapi bagi mahasiswa fakultas humaniora sepertiku ini cukup sulit. Wajar saja kalau aku senang.

"Senpai, hari ini kelihatan seneng banget."

Shinohara yang berjalan di sampingku berkata dengan nada seperti melihat sesuatu yang menarik.

Seperti biasa dia menarik perhatian mahasiswa lain, tapi sekarang itu tidak menggangguku.

Hari ini aku adalah mahasiswa teladan yang mengikuti semua kuliah dengan sempurna.

"Hahaha, iya kan? Hari ini aku beda."

Saat aku memperlihatkan wajah bangga, Shinohara tersenyum jahil.

"Tunggu ya, aku tebak apa yang beda."

"Boleh, coba tebak."

Saat aku menjawab begitu, Shinohara menarik nafas dalam-dalam.

"Gajian part-time!"

"Bukan."

"Alisnya lebih rapi dari biasanya?"

"Bukan."

"Aku jalan di sebelah senpai!"

"Siapa yang bakal seneng gara-gara itu!"

"Kok jahat banget sih!?"

Shinohara tersentak ke belakang, lalu berdehem.

Anting-antingnya bergoyang, berkilau.

"Nyerah deh~"

"Oh gitu. Ngomong-ngomong beda topik, anting-antingmu lucu ya."

"Eehh"

Shinohara mengerjapkan mata.

Lalu dia menatapku terlalu intens sampai hampir menabrak orang yang berjalan dari depan, jadi aku menarik tangannya.

"Buah!"

"Ugh!"

Karena terlalu kencang, Shinohara malah menabrak dadaku, dan kepalanya menghantam daguku.

Rasa sakit tumpul dan wangi yang enak menyerangku bersamaan.

"Apaan sih senpai, ti-tiba-tiba di depan umum!"

"Jangan ngomong yang bikin salah paham! Aku cuma narik kamu biar nggak nabrak orang!"

Sambil berkata begitu, aku menunjuk punggung laki-laki yang hampir bertabrakan dengan Shinohara.

Seperti akhirnya mengerti situasinya, Shinohara bergumam "Oh gitu."

"Kalau gitu, aku anggep itu alasannya ya. Bukan strategi bikin deg-degan cewek dengan pujian mendadak terus langsung nyerang."

"Bukan sama sekali."

"Bisa lebih lembut dikit nggak sih cara nolaknya!?"

Shinohara menghentak-hentakkan kaki lalu membuang muka.

"Jangan pasang wajah kayak gitu dong."

"Lah kan nggak keliatan..."

Mendengar kouhai yang menatapku sedikit kesal, aku tersenyum jahil.

"Aku kasih tau jawabannya deh."

"Nggak butuh!"

Shinohara melambai-lambaikan tangan menolak, tapi aku tetap melanjutkan.

"Jawabannya adalah: hadir di semua kelas dari jam pertama sampai jam kelima dan mencatat tanpa kehilangan satu kata pun!"

"Nggak beda jauh sama jawaban aku! Mood senpai hari ini aneh!"

Shinohara berhenti dan menghela nafas panjang.

"Kalau cuma ikut kuliah aja udah jadi aneh gini, kalau dapet nilai A semua bisa mati dong..."

"Haha, kalau itu sih mustahil buat aku."

"Kalau aku nyundul lagi, mungkin dari impactnya bisa dapet nilai A lho."

"Kalau bisa dapet nilai dari benturan, silakan sundul terus."

Setelah menjawab begitu, aku menyadari satu kemungkinan.

"...Jangan-jangan kamu sengaja nabrak?"

"Eeh. Terserah imaginasi senpai deh~"

Shinohara berkata begitu sambil mengedipkan mata.

Melihat gerakan yang tampak sangat terlatih itu, aku refleks tersenyum kecut.

Saat aku mengusap dagu, Shinohara tersenyum.

"Senpai yang lagi seneng tadi kayak anak kecil, lucu deh."

"...Meski umur nambah, mental age-ku nggak berubah sih."

"Ahaha, tapi udah balik normal lagi sekarang."

Begitulah berakhirnya fenomena pembalikan mood antara aku dan Shinohara yang sudah lama tidak terjadi.


Previous Chapter | ToCNext Chapter

0

Post a Comment



close