NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kono Koi, O Kuchi Ni Aimasu Ka? Volume 2 SS [TAMAT]

 


Bonus E-book Cerita Pendek yang Ditulis Khusus


Aku kembali bermimpi tentang Mama. Dalam mimpi itu, Mama masih hidup, dan Papa masih rutin pergi ke Maison, menjalani hari-hari biasa seperti dulu. Aku sering bermimpi seperti ini. Setelah bangun, aku merasa kesepian.


Ketika aku perlahan membuka mata, cahaya bulan menyilaukan mataku dan air mata di penglihatanku berkilau. Ketika aku melihat ke samping, dia yang tidur nyenyak menghadapku. Setelah kami saling bergaul, aku kini tidur di tempat tidur di kamarnya, mengenakan T-shirt miliknya, tertutup selimut darinya, dan tidur di sampingnya.


Hanya dengan kehadirannya di sampingku, aku merasa tidak perlu lagi memikul semuanya sendirian.


Aku ingin menatap wajahnya sedikit lebih lama. Ketika aku juga menghadap ke arahnya, dia membuka matanya sedikit, mungkin karena gerakanku.


“Maaf, apakah aku membangunkanmu?”


“…Apa kamu sedang menangis?”


“Aku baru saja bermimpi tentang Mama…”


“Begitu ya.”


Saat aku sedikit manja, dia memeluk bahuku erat.


“Apakah kamu merasa kesepian?”


“Mm…”


“…Ya, mungkin kamu akan merasa kesepian seumur hidup dan selalu merindukan Mama. Aku juga merasa kesepian dan masih merindukan orang itu. Apalagi kamu, anak kandungnya.”


“Ya…”


“Tapi, merasakan hal itu tidak apa-apa, kok. Itu perasaan yang wajar dan bukan sesuatu yang harus kamu atasi. Malah, kamu tidak boleh melupakan perasaan itu. Meskipun menyakitkan, aku pikir sah-sah saja jika kamu merasa kesepian dan merindukan orang itu seumur hidup.”


Dia terus berbicara sambil mengelus kepalaku.


Dia selalu menerima perasaanku dengan positif. Apapun perasaan yang aku miliki, dia selalu memahami dan menghadapi bersama.


“Meski aku ada di sini, aku tidak bisa menghapus rasa kesepian itu. Namun, aku pasti tidak akan membuatmu merasa kesepian di masa depan. Aku akan selalu berada di sampingmu. Jadi, kapan saja kamu butuh, jangan ragu untuk manja.”


Kata-kata hangat dan kuat darinya membuat air mataku kembali mengalir.


“Kenapa kamu begitu baik…?”


“Karena kamu telah melakukannya untukku. Aku sangat mencintaimu, Rira.”


Saat aku menempelkan wajahku di dadanya, dia memelukku erat tanpa berkata apa-apa.


Aku juga sangat mencintaimu, Toui-kun.


Previous Chapter | ToC | 

Post a Comment

Post a Comment

close